[go: up one dir, main page]

0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
129 tayangan3 halaman

Visi Misi Lemah Dan Strategi

Diunggah oleh

monika703
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
129 tayangan3 halaman

Visi Misi Lemah Dan Strategi

Diunggah oleh

monika703
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 3

Kelompok 3: Prinsip-prinsip kepemilikan visi, misi, dan tujuan oleh warga satuan

pendidikan
Pertanyaan:
 Pilih 2 prinsip yang paling lemah di satuan pendidikan anda, dan jelaskan
alasannya!
 Apa contoh konkret yang pernah anda lakukan di dalam mengimplementasi
prinsip pemberdayaan dan keteladanan?

1. PRINSIP YANG PALING LEMAH

Prinsip yang Paling Lemah Alasan dan Dampak


Kepemilikan Bersama Belum semua warga sekolah memiliki prinsip
kepemilikan bersama. Terlihat melalui keterlibatan,
kontribusi dan kepedulian terhadap semua hal tentang
arah dan cita-cita sekolah.
Tidak bisa semua warga sekolah aktif dalam mengikuti
menyelaraskan kebijakan-kebijakan baru.
Pemberdayaan 1. KS kadang kala belum memberikan kepercayaan dan
kesempatan bagi semua warga sekolah di SatPen
untuk berperan aktif dalam proses pengambilan
keputusan dan pelaksanaan program
2. Belum semua warga sekolah terpanggil secara sadar
untuk bisa terlibat dan berkontribusi dalam proses
pengambilan keputusan dan pelaksanaan program

Analisa Pernyataan :
Contoh Masalah dalam Penerapan Kepemilikan Bersama
 Kurangnya Keterlibatan Warga Sekolah:

Jika tidak semua warga sekolah (guru, staf, siswa, orang tua) berpartisipasi
dalam forum-forum atau kegiatan yang menentukan arah sekolah, maka
prinsip kepemilikan bersama belum sepenuhnya terwujud.
 Ketidakmampuan Menyelaraskan Kebijakan Baru:
Meskipun kebijakan baru dibuat, jika sebagian besar warga sekolah tidak
ikut aktif dalam memahami, mendukung, dan menerapkan kebijakan
tersebut, ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam kepemilikan bersama.
Implikasi Ketidakpatuhan
Ketidakpatuhan terhadap prinsip kepemilikan bersama dapat menghambat
pertumbuhan dan kemajuan sekolah, karena ide, gagasan, dan dukungan dari
semua pihak tidak terintegrasi secara optimal. Hal ini juga dapat menimbulkan rasa
kurang memiliki terhadap sekolah di kalangan warga yang tidak terlibat aktif.
Pemberdayaan Analisis Pernyataan:
 Belum semua warga sekolah memiliki prinsip kepemilikan bersama:
Ini adalah inti masalah yang diangkat. Artinya, ada sebagian warga sekolah
(guru, siswa, staf, orang tua) yang merasa tidak bertanggung jawab secara
kolektif terhadap sekolah, atau belum merasa sebagai bagian integral dari
pencapaian tujuan sekolah.
 Kurangnya keterlibatan, kontribusi, dan kepedulian terhadap arah dan
cita-cita sekolah:
Ini adalah indikator dari kurangnya kepemilikan bersama. Ketika warga
sekolah tidak terlibat aktif, tidak memberikan kontribusi nyata, dan kurang
peduli terhadap visi, misi, dan tujuan sekolah, maka prinsip tersebut belum
berjalan.
 (Visi menjadi Ruh):
Ini adalah frase kunci yang menggambarkan kondisi ideal yang ingin
dicapai. Visi sekolah yang "menjadi ruh" berarti visi tersebut hidup, terasa,
dan memengaruhi setiap aspek kegiatan sekolah serta memotivasi setiap
warga sekolah untuk bertindak sesuai dengan tujuan bersama.
Implikasi dari kondisi ini:
 Hambatan dalam mencapai tujuan sekolah:
Kurangnya rasa memiliki dapat menghambat upaya untuk mewujudkan cita-
cita dan arah sekolah.
 Perbedaan pandangan dan tujuan:
Jika tidak ada rasa kepemilikan yang kuat, maka warga sekolah mungkin
tidak memiliki pandangan yang seragam tentang pentingnya pencapaian visi
dan misi.
 Inisiatif kurang berkembang:

2. CONTOH KONKRET
Prinsip Pemberdayaan Prinsip Keteladanan
b. Memberikan ruang kepada guru dan a. KS dan guru sebagai role model
siswa untuk berinisiatif dan berinovasi menunjukkan sikap profesional,
c. Menyusun Tim Pengembangan Sekolah disiplin dan berintegrasi
d. Mendorong pelatihan dan b. Menemukan pola komunikasi terbuka
pengembangan kapasitas guru secara dan transparan
berkelanjutan c. Menginternalisasi nilai-nilai positif
e. Memberikan kewenangan pada guru dalam interaksi sehari-hari
untuk merancang program inovasi d. Hadir tepat waktu, disiplin, dan
pembelajaran sesuai VMT (misalnya konsisten sehingga guru dan siswa
proyek berbasis 8 dimensi lulusan). mencontoh.
f. Mengadakan lesson study atau peer e. Menghargai semua warga sekolah
teaching sehingga guru saling belajar (satpam, cleaning service, guru, siswa)
dan merasa memiliki peran penting. sehingga tercipta budaya saling
menghargai.
f. Terlihat langsung terlibat dalam
kegiatan sekolah, bukan hanya
memberi instruksi dari belakang meja.

Anda mungkin juga menyukai