visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan yang terimplementasi dengan baik
memerlukan dukungan dan rasa memiliki dari seluruh warga satuan pendidikan. Para
peneliti mengemukakan bahwa terdapat beberapa prinsip untuk meningkatkan rasa
kepemilikan (ownership) seluruh warga Satuan Pendidikan.
a. Prinsip Partisipasi Aktif
     Partisipasi aktif berarti keterlibatan nyata seluruh warga Satuan Pendidikan,
     yaitu guru, tenaga kependidikan, murid, Komite Sekolah/orang tua, dan
     stakeholder lainnya, dalam menjalankan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan
     Pendidikan. Mereka tidak sekadar hadir dalam undangan rapat atau acara
     lainnya, tetapi benar-benar turut andil atau berkontribusi dalam bentuk
     memberikan masukan/ ide-ide kreatif, keterlibatan dalam pengambilan
     keputusan, dan berkontribusi dalam mengevaluasi program-program Satuan
     Pendidikan.
b. Prinsip Kepemilikan Bersama
     Prinsip kepemilikan bersama menekankan bahwa Visi, Misi, dan Tujuan Satuan
     Pendidikan bukan hanya milik Kepala Satuan Pendidikan saja, melainkan milik
     bersama seluruh warga Satuan Pendidikan. Ketika guru, tenaga kependidikan,
     murid, dan Komite Sekolah/ orang tua, dan stakeholder lainnya merasa turut
     berkontribusi dalam penyusunan arah Satuan Pendidikan, mereka tidak hanya
     tahu apa Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan, tetapi juga merasa menjadi
     bagian dari perubahan.
c. Prinsip Koherensi
     Prinsip koherensi berarti memastikan bahwa Visi, Misi, dan Tujuan Satuan
     Pendidikan betul-betul terwujud dalam program dan kebijakan yang dijalankan.
     Di sinilah letak pentingnya kepemimpinan strategis, dan Kepala Satuan
     Pendidikan perlu memastikan bahwa seluruh kebijakan, program, dan kegiatan
     Satuan Pendidikan selalu merujuk pada Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
     yang telah disepakati.
d. Prinsip Kolaboratif
     Dalam implementasi Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan, kolaborasi
     memegang peran kunci untuk membangun sense of belonging atau rasa
     kepemilikan bersama. Hal ini memiliki makna bahwa semakin terbuka ruang
     kolaborasi, semakin besar peluang Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
     benar-benar didukung penuh oleh seluruh pihak.
e. Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas
     Transparansi dan akuntabilitas adalah dua prinsip penting yang dapat
     memperkuat rasa kepemilikan seluruh warga satuan pendidikan terhadap visi
     dan misi yang telah disepakati.
f. Prinsip Pemberdayaan
     Prinsip pemberdayaan memiliki makna memberi ruang dan kepercayaan kepada
     seluruh warga satuan Pendidikan untuk turut andil dan berperan aktif dalam
   pengambilan Keputusan dan pelaksanaan. Guru dan siswa dapat dilibatkan
   dalam penyusunan Visi, misi dan tujuan Pendidikan. Kepala sekolah bukan hanya
   sebagai pengambil keputusan, kepala sekolah harus mampu membangun ruang
   partisipatif, sehingga masing-masing individu merasa mampu dan bermanfaat
   dalam membangun dan mewujudkan Impian Bersama satuan Pendidikan.
   Pemberdayaan yang dilakukan secara konsisten, akan melahirkan budaya satuan
   Pendidikan yang kolaboratif, partisipatif, mandiri, dan berkelanjutan.
g. Prinsip Keteladanan
   Keteladanan Kepala Satuan Pendidikan sebagai role model adalah fondasi
   penting dalam mengimplementasikan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan..
   Penelitian Sulastri et al. (2021) menunjukkan bahwa pemimpin yang
   menunjukkan tindakan nyata sesuai Visi Satuan Pendidikan akan lebih efektif
   dalam membentuk lingkungan belajar yang kondusif. Misalnya, jika visi Satuan
   Pendidikan menekankan pada budaya belajar kolaboratif, maka Kepala Satuan
   Pendidikan perlu hadir dan terlibat dalam komunitas belajar guru, bukan hanya
   memantau dari jauh.
   Prinsip keteladanan adalah prinsip yang menekankan pentingnya menjadi
   contoh atau teladan yang baik bagi orang lain, terutama dalam konteks
   pendidikan, kepemimpinan, atau kehidupan sehari-hari.
   Ciri-Ciri Prinsip Keteladanan:
     Menjadi contoh yang baik bagi orang lain
     Menunjukkan perilaku yang positif dan konstruktif
     Memberikan inspirasi dan motivasi bagi orang lain
     Membangun kepercayaan dan kredibilitas
     Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab
   Penerapan Prinsip Keteladanan:
     Guru atau pendidik harus menjadi contoh yang baik bagi siswa
     Pemimpin harus menunjukkan perilaku yang positif dan konstruktif bagi
        bawahannya
     Orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya
     Individu harus berusaha menjadi contoh yang baik bagi masyarakat sekitar
   Manfaat Prinsip Keteladanan:
     Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab individu
     Membangun kepercayaan dan kredibilitas
     Memberikan inspirasi dan motivasi bagi orang lain
     Meningkatkan kualitas hidup dan hubungan sosial
     Menciptakan lingkungan yang positif dan konstruktif
   Dengan menerapkan prinsip keteladanan, individu dapat menjadi contoh yang
   baik bagi orang lain dan memberikan dampak positif bagi masyarakat
   sekitar.Kepala Satuan Pendidikan perlu hadir, tidak hanya secara fisik, tetapi juga
   secara emosional dan intelektual: terlibat dalam diskusi pembelajaran,
mendampingi kegiatan murid, terbuka menerima umpan balik, dan
menunjukkan komitmen terhadap tujuan bersama. Ketika Kepala Satuan
Pendidikan mampu menjadi teladan yang konsisten, warga satuan pendidikan
akan merasa bahwa arah perubahan bukan hanya dicanangkan dari atas, tapi
dijalankan bersama, dan mereka pun terdorong untuk ikut bergerak.