- 779 -
dengan kebutuhan kompetensi keahlian yang dituntut dari mitra
Dunia Kerja pada setiap satuan pendidikan.
Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran harus sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran dan tujuan yang dicapai.
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan berbagai variasi model
pembelajaran, antara lain model pembelajaran Project-based Learning,
Problem-based Learning, dan model-model pembelajaran lainnya
sesuai dengan karakteristik materi, serta metode pembelajaran yang
menyenangkan dan menumbuhkan kemandirian, seperti diskusi,
observasi, eksperimen, peragaan/demonstrasi. Penilaian meliputi
aspek pengetahuan (tes dan non tes), sikap (observasi) dan
keterampilan (proses, produk dan portofolio). Pembelajaran
Konsentrasi Keahlian Produksi dan Siaran Program Televisi
dimungkinkan untuk dapat diterapkan secara sistem blok (block
system) disesuaikan dengan karakteristik elemen yang dipelajari.
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase F, peserta didik akan mendapatkan pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan atau budaya kerja industri pada konsentrasi
keahlian Produksi dan Siaran Program Televisi sehingga mampu
menumbuhkan passion (renjana), vision (visi), imajinasi, dan
kreativitas untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas
belajarnya. Capaian Pembelajaran pada elemen-elemen Mata
Pelajaran Produksi dan Siaran Program Televisi diuraikan sebagai
berikut.
Elemen Capaian Pembelajaran
Manajemen Produksi dan Pada akhir fase F, peserta didik dapat
Siaran Program Televisi memahami prosedur kerja dalam tahapan
produksi, organisasi penyiaran televisi, dan
sumber daya produksi; merancang program
siaran yang kreatif dan menarik dengan
merancang dasar manajemen siaran audio
visual; memahami format dan pola acara
siaran; menentukan target penonton;
menerapkan desain produksi; menganalisis
rundown siaran; memahami berbagai
program audio visual dengan
mempertimbangkan tren yang berkembang,
kreatif; dan melakukan pengelolaan siaran.
Peserta didik mampu mengkomunikasikan
hasil belajarnya baik secara verbal maupun
tertulis dengan baik, sehingga siap bekerja
atau mandiri (wirausaha) dalam bidang
- 780 -
Elemen Capaian Pembelajaran
media audio visual. Peserta didik dalam
berkarya membiasakan menerapkan
Prosedur Operasional Standar (POS) dan
budaya kerja yang berlaku pada lingkungan
kerja pada industri media audio visual.
Penulisan Naskah Televisi Pada akhir fase F, peserta didik dapat
memahami prosedur dan teknis membuat
naskah siaran jurnalistik dan siaran artistik.
Siaran jurnalistik meliputi siaran berita, life
casting, podcast, dan vlog. Sedangkan siaran
artistik meliputi siaran format acara drama,
maupun format acara non drama dan VOD
(Video On Demand).
Peserta didik mampu mengkomunikasikan
hasil belajarnya baik secara verbal maupun
tertulis dengan baik, sehingga siap bekerja
atau mandiri (wirausaha) dalam bidang
media audio visual. Peserta didik dalam
berkarya membiasakan menerapkan
Prosedur Operasional Standar (POS) dan
budaya kerja yang berlaku pada lingkungan
kerja pada industri media audio visual.
Penyutradaraan Televisi Pada akhir fase F, peserta didik dapat
memahami peran, tugas, dan wewenang
seorang sutradara; memahami aspek teknis
penyutradaraan televisi; memahami
komunikasi bahasa verbal dan non verbal
penyutradaraan televisi; menganalisis
naskah operasional, memahami prosedur
tahapan produksi untuk penyutradaraan
televisi baik menggunakan single camera
system ataupun multi camera system.
Peserta didik mampu mengkomunikasikan
hasil belajarnya baik secara verbal maupun
tertulis dengan baik, sehingga siap bekerja
atau mandiri (wirausaha) dalam bidang
media audio visual. Peserta didik dalam
berkarya membiasakan menerapkan
Prosedur Operasional Standar (POS) dan
budaya kerja yang berlaku pada lingkungan
kerja pada industri media audio visual.
Tata Kamera dan Tata Pada akhir fase F, peserta didik mampu
Cahaya Televisi menganalisis dan memahami peran dan
tugas kru dalam departemen Kamera;
memahami prosedur kerja pra produksi,
produksi dan paska produksi tata kamera
dan tata cahaya; pengoperasian kamera dan
peralatan pendukung kamera (camera
support); analisis naskah; perencanaan
kebutuhan lensa dan camera support;
framing dan komposisi; camera movement;
menganalisis dan memahami prosedur
pengoperasian peralatan tata cahaya dan
kelistrikan dan teknik pencahayaan.
Peserta didik mampu mengkomunikasikan
hasil belajarnya baik secara verbal maupun
tertulis dengan baik, sehingga siap bekerja
atau mandiri (wirausaha) dalam bidang
media audio visual. Peserta didik dalam
berkarya membiasakan menerapkan
- 781 -
Elemen Capaian Pembelajaran
Prosedur Operasional Standar (POS) dan
budaya kerja yang berlaku pada lingkungan
kerja pada industri media audio visual.
Tata Suara Televisi Pada akhir fase F, peserta didik mampu
menganalisis dan memahami peran dan
tugas kru dalam departemen Tata Suara;
mampu menganalisis dan memahami
prosedur kerja pra produksi, produksi dan
paska produksi tata suara. Mampu
menganalisis naskah berkaitan dengan tata
suara, pengoperasian sound recorder dan
peralatan pendukungnya, memahami
penerapan bloking mikrofon, prosedur
pengoperasian peralatan perekaman suara,
penyusunan sound report, serta organisasi
data hasil perekaman suara.
Peserta didik mampu mengkomunikasikan
hasil belajarnya baik secara verbal maupun
tertulis dengan baik, sehingga siap bekerja
atau mandiri (wirausaha) dalam bidang
media audio visual. Peserta didik dalam
berkarya membiasakan menerapkan
Prosedur Operasional Standar (POS) dan
budaya kerja yang berlaku pada lingkungan
kerja pada industri media audio visual.
Tata Artistik Televisi Pada akhir fase F, peserta didik mampu
menganalisis dan memahami peran dan
tugas kru dalam departemen Tata Artistik;
peserta didik mampu menganalisis dan
memahami prosedur kerja pra produksi,
produksi dan paska produksi tata artistik
televisi. Memahami analisis dan breakdown
naskah, master breakdown, script
breakdown, perancangan denah, floor plan,
sketsa desain set, gambar perspektif,
menggambar set dekor, property, wardrobe
dan make up dan setting interior dan
eksterior sesuai budaya dan masa.
Peserta didik mampu mengkomunikasikan
hasil belajarnya baik secara verbal maupun
tertulis dengan baik, sehingga siap bekerja
atau mandiri (wirausaha) dalam bidang
media audio visual. Peserta didik dalam
berkarya membiasakan menerapkan
Prosedur Operasional Standar (POS) dan
budaya kerja yang berlaku pada lingkungan
kerja pada industri media audio visual.
Editing Audio dan Video Pada akhir fase F, peserta didik mampu
menganalisis dan memahami peran dan
tugas editor; mampu menganalisis dan
memahami prosedur kerja pra produksi,
produksi dan paska produksi editing video.
Memahami dan mengidentifikasi dokumen
syuting, manajemen file hasil syuting,
peralatan/teknologi editing audio visual.
Peserta didik mampu mengkomunikasikan
hasil belajarnya baik secara verbal maupun
tertulis dengan baik, sehingga siap bekerja
atau mandiri (wirausaha) dalam bidang
media audio visual. Peserta didik dalam
- 782 -
Elemen Capaian Pembelajaran
berkarya membiasakan menerapkan
Prosedur Operasional Standar (POS) dan
budaya kerja yang berlaku pada lingkungan
kerja pada industri media audio visual.
Penyiaran Online Pada akhir fase F, peserta didik dapat
melaksanakan siaran secara online
dilakukan secara mandiri maupun kelompok
(teamwork).
Peserta didik dapat memahami dan
mempraktekan konsep siaran/konten media
digital audio visual untuk televisi FTA dan
OTT; poster digital; fitur aplikasi siaran
online; mengembangkan platform materi
siaran online yang dilakukan secara mandiri
maupun secara kelompok (teamwork)
dengan kreatif; upload konten siaran;
membuat materi promosi; dan menganalisis
partisipan pada siaran online.
Peserta didik mampu mengkomunikasikan
hasil belajarnya baik secara verbal maupun
tertulis dengan baik, sehingga siap bekerja
atau mandiri (wirausaha) dalam bidang
media audio visual. Peserta didik dalam
berkarya membiasakan menerapkan
Prosedur Operasional Standar (POS) dan
budaya kerja yang berlaku pada lingkungan
kerja pada industri media audio visual.
- 783 -
179. CAPAIAN PEMBELAJARAN PRODUKSI FILM
A. Rasional
Produksi Film merupakan mata pelajaran yang berisi kumpulan
elemen kompetensi pilihan pada Kompetensi Keahlian Produksi Film,
Program Keahlian Broadcasting dan Perfilman. Mata pelajaran ini
berisi kompetensi yang mendasari penguasaan teknis pada kompetensi
pilihan pada bidang Produksi Film.
Mata pelajaran ini merupakan kumpulan elemen yang terdiri dari
materi dasar pada masing-masing divisi kerja utama dalam produksi
film. Mata pelajaran ini diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas,
mengasah kepekaan estetis dan teknis, serta sensitivitas terhadap
fenomena alam dan lingkungan kehidupan. Peserta didik mengamati
fenomena alam serta kehidupan secara objektif dan imajinatif,
melakukan eksplorasi atau eksperimen untuk mengolah media audio
visual dengan estetis, kreatif, dan imajinatif. Dengan ini, peserta didik
didorong untuk menemukan fakta-fakta, membangun konsep,
melakukan eksplorasi secara prosedural, serta membangun nilai-nilai
baru secara mandiri. Selain itu, sebagai landasan pengetahuan dan
keterampilan untuk mengembangkan kompetensi pilihan di fase F.
Kerjasama dengan dunia kerja menjadi sangat penting dalam
pengembangan kurikulum pembelajaran di fase F, dimana mata
pelajaran dibuat selaras dengan output yang diharapkan mitra dunia
kerja pada masing-masing satuan pendidikan.
Mata pelajaran Produksi Film menggunakan berbagai pendekatan,
strategi, metode serta model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik konsentrasi keahlian pilihan pada kompetensi keahlian
peserta didik. Hal ini disusun untuk menciptakan pembelajaran yang
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, serta kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, renjana, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Model-model pembelajaran yang dapat digunakan antara lain Project-
based Learning, Teaching Factory, Discovery Learning, Problem-based
Learning, Inquiry Learning, atau model lainnya serta metode yang
relevan.
- 784 -
Mata pelajaran Produksi Film berkontribusi dalam membangun
kompetensi dasar peserta didik yang bersifat hard skills dan soft skills
menguasai keahlian di bidang Produksi Film dengan memegang teguh
iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia
terhadap manusia dan alam, bernalar kritis, mandiri, kreatif,
komunikatif dan adaptif terhadap lingkungan.
B. Tujuan
Mata pelajaran Produksi Film bertujuan membekali peserta didik
dengan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan pada kompetensi
pilihan (hard skill) dan sikap (soft skill), serta perkembangan teknologi
komunikasi audio visual meliputi:
1. memahami Manajemen Produksi Film;
2. memahami Penulisan naskah dan Penyutradaraan Film;
3. memahami Tata Kamera dan Tata Cahaya Film;
4. memahami Tata Suara Film;
5. memahami Tata Artistik Film;
6. memahami Editing Audio dan Video;
7. memahami dan menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan Hidup (K3LH) dalam proses produksi; dan
8. memahami Kekayaan Intelektual (Intellectual property), profil
technopreneur, peluang usaha dan dunia kerja/profesi dalam
industri perfilman;
C. Karakteristik
Mata pelajaran ini mempunyai beberapa materi ajar yang beragam,
yang dipelajari melalui pengetahuan dan praktik, dengan porsi
dominan pada penguasaan teknis yang disesuaikan untuk peserta
didik SMK atau sesuai output yang diajukan oleh mitra dunia kerja.
Untuk menumbuhkan imajinasi dan kreativitas, kompetensi inti, dan
kompetensi pilihan dapat dikembangkan berbagai aktivitas
pembelajaran.
Elemen dan deskripsi mata pelajaran Produksi Film meliputi.
Elemen Deskripsi
Manajemen Produksi Film Lingkup pembelajaran meliputi pemahaman terhadap
prosedur kerja produserial produksi film pada tahapan
pra produksi, produksi dan paska produksi, Standard
Operational Procedures (SOP) divisi kerja, serta Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
- 785 -
Elemen Deskripsi
(SMK3), dan pengenalan -3* kerja untuk manajemen
produksi film.
Penulisan naskah dan Lingkup pembelajaran meliputi pemahaman terhadap
Penyutradaraan Film prosedur penyusunan naskah film, bentuk dan format
naskah, jenis naskah, struktur penulisan, dan
pengembangan ide penulisan naskah. Pengenalan
prosedur kerja penyutradaraan film pada tahapan pra
produksi, produksi dan paska produksi serta
pengenalan level kerja untuk penulisan naskah dan
penyutradaraan film.
Tata Kamera dan Tata Cahaya Lingkup pembelajaran tata kamera dan tata cahaya
Film meliputi pengenalan standar K3LH dalam pengelolaan
peralatan, anatomi peralatan, jenis-jenis peralatan,
Standard Operational Procedures (SOP)
pengoperasian dan perawatan peralatan, prosedur
kerja pra produksi, produksi dan paska produksi, dan
pengenalan level kerja untuk tata kamera dan tata
cahaya film.
Tata Suara Film Lingkup meliputi pengenalan standar K3LH dalam
pengelolaan peralatan, anatomi peralatan, jenis-jenis
peralatan, SOP pengoperasian dan perawatan
peralatan, prosedur kerja pra produksi, produksi dan
paska produksi, serta pengenalan level kerja untuk
tata suara film.
Tata Artistik Film Lingkup meliputi pengenalan standar prosedur kerja
pra produksi, produksi dan paska produksi tata artistik
film. Prosedur dan simulasi perancangan dokumen
tata artistik untuk denah set/lokasi, floorplan, sketsa
desain set, property, wardrobe, make up dan hair
dresser, setting interior dan eksterior sesuai budaya
dan masa, dan pengenalan level kerja untuk tata
artistik film.
Editing Audio dan Video film Lingkup pembelajaran meliputi pemahaman
komprehensif peserta didik mengenai pengenalan
standar prosedur kerja pra produksi, produksi dan
paska produksi editing audio visual, pemahaman
terhadap dokumen kerja editing dan tata suara,
pemahaman terhadap kebutuhan teknis peralatan
editing audio visual serta pengenalan level kerja untuk
editing audio dan editing film.
Keterangan:
1. Beban pembelajaran per setiap elemen dapat disesuaikan porsinya
dengan kompetensi keahlian yang dituntut dari mitra dunia kerja
pada setiap satuan pendidikan.
2. Pemilihan elemen disesuaikan dengan konsentrasi pilihan pada
kompetensi keahlian yang dituntut dari mitra dunia kerja pada
setiap satuan pendidikan.
3. Elemen dan capaian pembelajaran dapat dikembangkan sesuai
- 786 -
dengan kebutuhan kompetensi keahlian yang dituntut dari mitra
dunia kerja pada setiap satuan pendidikan.
4. Khusus pada elemen penulisan naskah dan penyutradaraan,
elemen bersifat pemahaman (pengetahuan), karena secara teknis,
level untuk penulis naskah dan sutradara film dicapai di tingkat
pembelajaran setelah SMK.
Perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran harus sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran dan tujuan yang dicapai.
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan berbagai variasi model
pembelajaran, dan penilaian meliputi aspek pengetahuan (tes dan non
tes), sikap (observasi) dan keterampilan (proses, produk dan
portofolio). Pembelajaran dimungkinkan untuk dapat diterapkan
secara sistem blok (block system) disesuaikan dengan karakteristik
elemen yang dipelajari.
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase F, siswa akan mendapatkan kesempatan untuk
melatih kompetensi pilihan sehingga mampu mengembangkan passion
dan vision melaksanakan aktivitas belajar di bidang perfilman. Peserta
didik mampu memahami manajemen produksi film, penulisan naskah
dan penyutradaraan film, tata kamera dan tata cahaya film, tata suara
film, tata artistik film dan editing audio dan video.
Peserta didik juga memahami penerapan Keselamatan, Kesehatan
Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) dalam proses produksi. Peserta
didik memahami Kekayaan Intelektual (Intellectual property), profil
technopreneur, peluang usaha dan dunia kerja/profesi dalam industri
perfilman. Capaian Pembelajaran pada elemen-elemen mata pelajaran
Produksi Film diuraikan sebagai berikut.
Elemen Capaian Pembelajaran
Manajemen Produksi Pada akhir fase F, peserta didik mampu
Film menganalisis prosedur tahapan produksi, organisasi
produksi, sumber daya produksi, ide dan kreatifitas,
analisis naskah berdasarkan bidang kerja, analisis
rancangan produksi, prosedur praproduksi, produksi
dan paska produksi, memahami dokumen
praproduksi, produksi dan pasca produksi pada
bidang kerja manajemen produksi. Peserta didik
mampu melaksanakan prosedur kesehatan,
keselamatan, dan keamanan di tempat kerja,
menerapkan etika, tata krama, dan tanggung jawab
profesi, melaksanakan tanggungjawab sebagai
asisten lokasi dan produksi (production assistant)
- 787 -
Elemen Capaian Pembelajaran
dengan mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan,
dan keamanan di tempat kerja, menerapkan etika,
tata krama, dan tanggung jawab profesi. Peserta
didik juga mampu mengoperasikan perangkat lunak
untuk manajemen produksi, dan melakukan
perizinan lokasi.
Penulisan naskah dan Pada akhir fase F, dengan menggunakan rujukan
Penyutradaraan Film naskah film yang disediakan bagi peserta didik,
peserta didik mampu menganalisis prosedur
penulisan naskah film, perumusan ide pokok,
tema/logline, basic story, sinopsis, treatment dan
skenario, bentuk dan format naskah, jenis naskah,
struktur penulisan, dan pengembangan ide
penulisan naskah. Peserta didik mampu
menerapkan analisis terhadap: naskah, breakdown
naskah untuk penyutradaraan, analisis storyboard,
perumusan photoboard dan/atau videoboard,
pemahaman look dan mood film, fungsi hunting
lokasi, perumusan atau shot list,
bloking pemain, mengarahkan reading, rehearsal,
penerapan garis imajiner, mengarahkan talent dan
kru produksi. Peserta didik dapat melaksanakan
prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan di
tempat kerja, menerapkan etika, tata krama, dan
tanggung jawab profesi, dan melaksanakan tanggung
jawab kerja. Peserta didik juga mampu
berkomunikasi secara lisan dalam bahasa Inggris,
menyusun dokumen, laporan, dan lembaran kerja,
menyusun laporan kebutuhan fasilitas seluruh aktor
atau talent selama proses produksi dan menyediakan
data aktor atau talent yang telah ditetapkan.
Tata Kamera dan Tata Pada akhir fase F, peserta didik mampu
Cahaya Film menganalisis dan memahami prosedur kerja pra
produksi, produksi dan paska produksi tata kamera
dan tata cahaya, pengoperasian kamera dan
peralatan pendukung kamera (camera support),
analisis naskah, perencanaan kebutuhan lensa dan
camera support, framing dan komposisi, camera
movement, menganalisis dan memahami prosedur
pengoperasian peralatan tata cahaya dan kelistrikan
serta teknik pencahayaan. Peserta didik mampu
melaksanakan prosedur kesehatan, keselamatan,
dan keamanan di tempat kerja, menerapkan etika,
tata krama, dan tanggung jawab profesi, dan
melaksanakan tanggung jawab kerja. Peserta didik
juga mampu menerapkan skenario, menggunakan
slate saat syuting, mendistribusikan data fail digital,
menyiapkan perangkat dan pendukung tata cahaya,
merapikan dan menyimpan perangkat tata cahaya,
mengoperasikan perangkat konstruksi (grip set),
melakukan pengemasan perangkat konstruksi (grip
set), melakukan pendataan perangkat tata cahaya,
memastikan dan memeriksa penempatan titik
cahaya, merapikan dan menyimpan peralatan tata
cahaya.
Tata Suara Film Pada akhir fase F, peserta didik mampu
menganalisis dan memahami prosedur kerja pra
produksi, produksi dan paska produksi tata suara.
Peserta didik juga mampu menganalisis naskah
berkaitan dengan tata suara, pengoperasian sound
- 788 -
Elemen Capaian Pembelajaran
recorder dan peralatan pendukungnya, memahami
penerapan bloking mikrofon, prosedur
pengoperasian peralatan perekaman suara,
penyusunan sound report, serta organisasi data hasil
perekaman suara. Peserta didik dapat melaksanakan
prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan di
tempat kerja, menerapkan etika, tata krama, dan
tanggung jawab profesi, melaksanakan
tanggungjawab kerja, melakukan setting peralatan di
lokasi syuting, melakukan rehearsal di lokasi
syuting.
Tata Artistik Film Pada akhir fase F, peserta didik mampu
menganalisis dan memahami prosedur kerja pra
produksi, produksi dan paska produksi tata artistik
film. Peserta didik memahami analisis dan
breakdown naskah, master breakdown, script
breakdown, perancangan denah, floor plan, sketsa
desain set, gambar perspektif, menggambar set
dekor, property, wardrobe dan make up dan setting
interior dan eksterior sesuai budaya dan masa.
Peserta didik juga dapat melaksanakan prosedur
kesehatan, keselamatan, dan keamanan di tempat
kerja, menerapkan etika, tata krama, dan tanggung
jawab profesi, dan melaksanakan tanggung jawab
kerja. Peserta didik mampu menerapkan desain
artistik, menjaga continuity saat syuting, menyusun
dokumen laporan dan lembaran kerja, mewujudkan
rancangan desain artistik dalam bentuk nyata,
mewujudkan rancangan desain kostum, make up,
dan desain property dalam bentuk nyata.
Editing Audio dan Pada akhir fase F, peserta didik mampu
Video menganalisis dan memahami prosedur kerja pra
produksi, produksi dan paska produksi editing film.
Peserta didik mampu memahami dan
mengidentifikasi dokumen syuting (shooting report
dan sound report), manajemen file hasil syuting, dan
peralatan/teknologi editing audio visual. Peserta
didik mampu melaksanakan prosedur kesehatan,
keselamatan, dan keamanan di tempat kerja,
menerapkan etika, tata krama, dan tanggung jawab
profesi, dan melaksanakan tanggung jawab kerja.
Peserta didik juga mampu melakukan administrasi
materi hasil syuting, memastikan kelengkapan
editing, mendokumentasikan hasil klasifikasi materi
syuting, mempersiapkan asset 2D, mengerjakan
rendering, mengerjakan clean up, pengerjaan
rotoscopic, mengerjakan composite, menyelaraskan
kamera tracking dengan rencana objek digital.
selanjutnya peserta didik juga mampu mewarnai dan
membuat tekstur pada model 3D, melakukan rigging
pada model, menggerakan objek animasi dan
kamera, mengerjakan lighting/look development,
melakukan rendering, mengerjakan composite,
melakukan set up, merekam, dan menganalisis
pekerjaan motion capture.
- 789 -
180. CAPAIAN PEMBELAJARAN ANIMASI
A. Rasional
Mata pelajaran Animasi merupakan mata pelajaran yang berisi
kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki dalam penguasaan
keahlian dalam bidang Animasi, yang berfungsi untuk menajamkan
keahlian kerja, kepekaan kualitas karya, dan penguasaan terhadap
suatu proses kerja produksi yang berorientasi terhadap kecakapan dan
kecepatan kerja yang terukur.
Peserta didik diarahkan untuk mengamati kasus per kasus dalam
setiap proyek kerja produksi, melakukan eksplorasi atau eksperimen
untuk menemukan alur kerja produksi yang lebih baik, sehingga
terbangun mentalitas kerja secara prosedural, jam kerja yang lebih
matang serta membangun nilai-nilai baru secara mandiri.
Pembelajaran dapat dilakukan menggunakan berbagai pendekatan,
strategi, metode serta model yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi yang harus dipelajari, sehingga dapat menciptakan
pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, rencana, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Model-model pembelajaran yang dapat digunakan antara lain Project-
based Learning, Teaching Factory, Discovery learning, Problem-based
Learning, Inquiry Learning, atau model lainnya serta metode yang
relevan.
Mata pelajaran Animasi berkontribusi dalam membangun kemampuan
melakukan tugas spesifik peserta didik dengan menguasai keahlian di
bidang animasi dengan memegang teguh iman dan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia terhadap manusia dan alam,
bernalar kritis, mandiri, kreatif, komunikatif, dan adaptif terhadap
lingkungan sebagai bagian dari profil pelajar Pancasila.
B. Tujuan
Rangkaian mata pelajaran Animasi bertujuan membekali peserta didik
dengan pengetahuan, keterampilan, sikap (soft skills dan hard skills)
pada kemampuan produksi animasi secara spesifik yang meliputi:
- 790 -
1. mengaplikasikan pekerjaan pada keahlian Gerak (animation);
2. mengaplikasikan pekerjaan pada keahlian Visual (asset creation);
dan
3. mengaplikasikan pekerjaan pada keahlian Editorial (visual
storytelling).
Adapun beban pembelajaran dari 3 rangkaian tersebut bisa
disesuaikan berdasarkan kebutuhan, dengan output dapat
menghasilkan portofolio karya dan mempunyai keahlian yang
diinginkan oleh mitra dunia kerja pada setiap satuan pendidikan
masing-masing.
C. Karakteristik
Mata pelajaran Animasi berfokus pada kemampuan teknis produksi
yang harus dimiliki oleh pelajar SMK terkait keahlian gerak
(animation), visual (asset creation), dan editorial (visual storytelling)
pada bidang kerja 2D (dua dimensi) maupun 3D (tiga dimensi) sesuai
output yang diinginkan oleh mitra dunia kerja.
Elemen dan deskripsi elemen pada mata pelajaran Animasi adalah
sebagai berikut.
Elemen Deskripsi
Gerak (animation) meliputi kemampuan logika dan alur kerja
suatu pergerakan, teknik menggerakan dan
estetika pergerakan, yang mencakup sekuensial
gerak karakter dan non karakter, mekanika
gerak digital, aset gerak, dan akting, yang dapat
diimplementasikan pada bidang kerja 2D atau
3D yang dipilih.
Visual (asset creation) meliputi pengoperasian tools kerja visual,
implementasi unsur artistik visual animasi yang
mencakup pembuatan aset visual dan
pembuatan artistik visual terakhir yang dapat
diimplementasikan pada bidang kerja 2D atau
3D yang dipilih.
Editorial (visual meliputi teknik bercerita secara visual, teknik
storytelling) cinematography adegan, teknik editing yang
tercakup pada seni penceritaan animasi.
Keterangan:
1. Beban pembelajaran per setiap elemen dapat disesuaikan porsinya
dengan kompetensi keahlian yang dituntut dari mitra Dunia Kerja
pada setiap satuan pendidikan.
2. Pemilihan Teknik Produksi (2D/3D) disesuaikan dengan
kompetensi keahlian yang dituntut dari mitra Dunia Kerja pada
setiap satuan pendidikan.
- 791 -
3. Elemen dan capaian pembelajaran dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan kompetensi keahlian yang dituntut dari mitra
Dunia Kerja pada setiap satuan pendidikan.
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase F, peserta didik akan mampu mengimplementasikan
teknik produksi pada elemen gerak (animation), visual (asset creation),
dan editorial (visual storytelling) berdasarkan instruksi kerja pada
bidang animasi 2 dimensi maupun 3 dimensi yang selaras dengan
kebutuhan industri. Capaian Pembelajaran pada elemen-elemen
Animasi dijabarkan sebagai berikut.
Elemen Capaian Pembelajaran
Gerak (animation) Pada akhir fase F, peserta didik mampu
menerapkan teknik serta workflow kerja dalam
pembuatan sekuensial gerak (motion) obyek digital
karakter dan non karakter, body mechanic
(interaction) karakter, gerak berulang karakter
(motion loop), akting pergerakan karakter, dan lip
sync. Peserta didik mampu membaca shot/scene/
sequences/storyboard pada bidang kerja 2 atau 3
dimensi yang dipilih sesuai dengan SOP (Standard
Operational Procedure) yang berlaku pada
lingkungan kerja industri animasi.
Visual (asset creation) Pada akhir fase F, peserta didik mampu
menerapkan teknik serta workflow kerja dalam
mengimplementasikan elemen visual baik berupa:
aset visual animasi/visual latar belakang/set
location (environment production design) sesuai
desain produksi yang disepakati dan SOP
(Standard Operational Procedure) yang berlaku
pada lingkungan kerja industri animasi 2D
maupun 3D. Peserta didik memahami teknik 2
dimensi meliputi pembuatan layout 2D, gambar
latar (background) 2D, melakukan proses
pewarnaan gambar latar (background) 2D dan
objek gambar 2D (karakter dan non karakter),
melakukan clean up gambar keypose 2D, dan
membuat aset gambar 2D puppeteer pada bidang
kerja 2 dimensi. Peserta didik memahami teknik 3
dimensi meliputi pembuatan model 3D berbasis
hard surface/organik/digital sculpting, retopology
permukaan objek 3D, membuat proyeksi UV mesh
dari objek 3D, tekstur permukaan 3D, susunan
(layout) aset pada bidang 3D, artistik
pencahayaan 3D (set lighting artist), set design 3D
(set dressing/3D set designer/look dev) dan proses
rendering.
Editorial (visual Pada akhir fase F, peserta didik mampu
storytelling) mengimplementasikan pembuatan seni
penceritaan animasi yang mencakup pembuatan
gambar penceritaan animasi (storyboard),
perencanaan rekam dialog animasi, pembuatan
animatic, dan penyuntingan gambar akhir animasi
(online editing) sesuai dengan SOP (Standard
- 792 -
Elemen Capaian Pembelajaran
Operational Procedure) yang berlaku pada
lingkungan kerja industri animasi.