[go: up one dir, main page]

0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
56 tayangan42 halaman

Perangkat Pembelajaran Fase F-Tahun 2023-2024

Dokumen ini adalah analisis capaian pembelajaran untuk program keahlian Broadcasting dan Perfilman di SMK Negeri 2 Kupang, yang mencakup berbagai aspek seperti manajemen produksi, penulisan naskah, penyutradaraan, tata kamera, tata suara, dan tata artistik. Setiap elemen pembelajaran dijelaskan dengan tujuan yang spesifik dan hasil yang diharapkan dari peserta didik setelah menyelesaikan fase pembelajaran. Peserta didik diharapkan dapat menguasai prosedur dan teknik yang diperlukan untuk bekerja secara mandiri dalam industri media audio visual.
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
56 tayangan42 halaman

Perangkat Pembelajaran Fase F-Tahun 2023-2024

Dokumen ini adalah analisis capaian pembelajaran untuk program keahlian Broadcasting dan Perfilman di SMK Negeri 2 Kupang, yang mencakup berbagai aspek seperti manajemen produksi, penulisan naskah, penyutradaraan, tata kamera, tata suara, dan tata artistik. Setiap elemen pembelajaran dijelaskan dengan tujuan yang spesifik dan hasil yang diharapkan dari peserta didik setelah menyelesaikan fase pembelajaran. Peserta didik diharapkan dapat menguasai prosedur dan teknik yang diperlukan untuk bekerja secara mandiri dalam industri media audio visual.
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 42

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 KUPANG
JalanJend. Ahmad YaniNomor 48 Kupang – Telp. (0380) 833239
E-mail :smkn2kupang@yahoo.co.id

Nama Dokumen : Analisis CP ke Tujuan Pembelajaran (TP)


Bidang Keahlian : Seni dan Ekonomi Kreatif
Program Keahlian : Broadcasting dan Perfilman
Konsentrasi Keahlian : Produksi dan Siaran Program Televisi
Mata Pelajaran : Produksi dan Siaran Program Televisi
Waktu : 648 Jam Pelajaran (18 JP)
Fase : F
Kelas : XI dan XII
Penyusun : Tim Broadcasting

KO
PROJECT RILL
DE TP PENYELARASAN
ELEMEN CAPAIAN PEMBELAJARAN TUJUAN PEMBELAJARAN KONTEN HASIL
TAP
PENYELARASAN
I
Manajemen Pada akhir fase F, peserta Peserta didik dapat: • Prosedur kerja 1. Surat
Produksi dan didik dapat memahami Tahapan perintah
Siaran prosedur kerja dalam 11.6 Memahami (Komp) Memahami prosedur kerja produksi dan operasional
Program tahapan produksi, .1.1 prosedur kerja dalam dalam tahapan produksi dan penyiaran 2. Tabel Pola
Televisi organisasi penyiaran tahapan produksi, pasca produksi, organisasi • Sumber daya Acara
televisi, dan sumber daya organisasi penyiaran penyiaran televisi, dan produksi 3. Rundown
produksi; merancang televisi, dan sumber daya sumber daya produksi • Program siaran siaran
program siaran yang kreatif produksi (Konten) secara secara cermat. • Manajemen
dan menarik dengan 11.6 cermat. (Degree) siaran audio
merancang dasar .1.2 merancang program siaran visual
manajemen siaran audio merancang program siaran yang kreatif dan inovatif • Pola acara dan
visual; memahami format 11.6 yang kreatif. target penonton
dan pola acara siaran; .1.3 merancang dasar • Desain produksi
menentukan target merancang dasar manajemen siaran audio • Rundown siaran
penonton; menerapkan manajemen siaran audio visual secara kreatif dan
desain produksi; 11.6 visual secara kreatif dan efektif.
menganalisis rundown .1.4 efektif.
siaran; memahami memahami format dan pola
berbagai program audio memahami format dan pola acara siaran serta
visual dengan 11.6 acara siaran; menentukan menentukan target penonton
mempertimbangkan tren .1.5 target penonton dengan dengan teliti.
yang berkembang, kreatif; teliti.
dan melakukan 11.6 memahami berbagai program
pengelolaan siaran. .1.6 menerapkan desain audio visual dengan
Peserta didik mampu produksi secara kreatif. mempertimbangkan tren yang
mengkomunikasikan hasil berkembang dengan kreatif.
belajarnya baik secara 11.6 menganalisis rundown
verbal maupun tertulis .1.6 siaran dengan cermat dan
dengan baik, sehingga siap efesien.
bekerja atau mandiri
(wirausaha) dalam bidang memahami berbagai
media audio visual. program audio visual
Peserta didik dalam dengan
berkarya membiasakan mempertimbangkan tren
menerapkan Prosedur yang berkembang, dengan
Operasional Standar kreatif.
(POS) dan budaya kerja
yang berlaku pada
lingkungan kerja pada
industri media audio visual.
Penulisan Pada akhir fase F, peserta Peserta didik dapat :
Naskah didik dapat memahami
Televisi. prosedur dan teknis 11.6 memahami prosedur memahami prosedur naskah • Prosedur naskah • Naskah
membuat naskah siaran .2.1 naskah berita, life casting, berita, live casting, podcast, berita, live Jurnalistik
jurnalistik dan siaran podcast, dan vlog secara dan vlog secara cermat. casting, podcast, • Naskah
artistik. Siaran jurnalistik cermat. dan vlog dokumenter
meliputi siaran berita, life 11.6 membuat naskah berita, live • Prosedur naskah
casting, podcast, dan vlog. .2.2 membuat naskah berita, life casting, podcast, dan vlog drama, non-
Sedangkan siaran artistik casting, podcast, dan vlog dengan cermat dan kreatif. drama dan VOD
meliputi siaran format dengan cermat dan kreatif.
acara drama, maupun 11.6 memahami prosedur dengan
format acara non drama .2.3 memahami prosedur format acara drama, maupun
dan VOD (Video On dengan format acara format acara non drama dan
Demand). Peserta didik drama, maupun format VOD (Video On Demand)
mampu acara non drama dan VOD secara cermat.
mengkomunikasikan hasil 11.6 (Video On Demand) secara
belajarnya baik secara .2.4 cermat. membuat naskah dengan
verbal maupun tertulis format acara drama, maupun
dengan baik, sehingga siap membuat naskah dengan format acara non drama dan
bekerja atau mandiri format acara drama, VOD (Video On Demand)
(wirausaha) dalam bidang maupun format acara non dengan cermat dan kreatif.
media audio visual. drama dan VOD (Video On
Peserta didik dalam Demand) dengan cermat
berkarya membiasakan dan kreatif.
menerapkan Prosedur
Operasional Standar
(POS) dan budaya kerja
yang berlaku pada
lingkungan kerja pada
industri media audio visual.

Penyutradaraa Pada akhir fase F, peserta Peserta Didik Dapat; Peserta Didik Dapat;
n Televisi didik dapat memahami
peran, tugas, dan 11.6 memahami peran, tugas, memahami peran, tugas, dan • Penyutradaraan • Film
wewenang seorang .3.1 dan wewenang seorang wewenang seorang Dokumenter
sutradara; memahami sutradara secara cermat; sutradara secara cermat;
aspek teknis
penyutradaraan televisi; 11.6 memahami aspek teknis memahami aspek teknis
memahami komunikasi .3.2 penyutradaraan televisi penyutradaraan televisi
bahasa verbal dan non dengan teliti; dengan teliti;
verbal penyutradaraan
televisi; menganalisis 11.6 memahami komunikasi memahami komunikasi
naskah operasional, .3.3 bahasa verbal dan non bahasa verbal dan non
memahami prosedur verbal penyutradaraan verbal penyutradaraan
tahapan produksi untuk televisi secara efektif dan televisi secara efektif dan
penyutradaraan televisi efesien; efesien;
baik menggunakan single 11.6
camera system ataupun .3.4 menganalisis naskah menganalisis naskah
multi camera system. operasional dengan teliti, operasional dengan teliti,
Peserta didik mampu
mengkomunikasikan hasil 11.6 memahami prosedur memahami prosedur
belajarnya baik secara .3.5 tahapan produksi untuk tahapan produksi untuk
verbal maupun tertulis penyutradaraan televisi penyutradaraan televisi baik
dengan baik, sehingga siap baik menggunakan single menggunakan single camera
bekerja atau mandiri camera system ataupun system ataupun multi
(wirausaha) dalam bidang multi camera system camera system secara
media audio visual. secara cermat. cermat.
Peserta didik dalam
berkarya membiasakan
menerapkan Prosedur
Operasional Standar
(POS) dan budaya kerja
yang berlaku pada
lingkungan kerja pada
industri media audio visual.
Tata Kamera Pada akhir fase F, peserta Peserta didik mampu: Peserta didik mampu:
dan Tata didik mampu menganalisis
Cahaya dan memahami peran dan Memahami peran dan Memahami peran dan tugas • Pengoperasian • Shoot list
Televisi tugas kru dalam tugas kru dalam kru dalam pengoperasian kamera • Layout tata
departemen Kamera; pengoperasian Kamera Kamera • Pengoperasian cahaya
memahami prosedur kerja
pra produksi, produksi dan Menganalisis peran dan Menganalisis peran dan tata cahaya • SOP
paska produksi tata tugas kru dalam tugas kru dalam • Pengoperasian penggunaa
kamera dan tata cahaya; pengoperasian Kamera pengoperasian Kamera mixer video n mixer
pengoperasian kamera dan • video
peralatan pendukung Memahami prosedur kerja Memahami prosedur kerja
kamera (camera support); pra produksi, produksi dan pra produksi, produksi dan
analisis naskah; paska produksi tata kamera paska produksi tata kamera
perencanaan kebutuhan dan tata cahaya dan tata cahaya
lensa dan camera support;
framing dan komposisi; Menerapkan Menerapkan pengoperasian
camera movement; pengoperasian kamera, kamera, video mixer dan
menganalisis dan video mixer dan peralatan peralatan pendukung
memahami prosedur pendukung kamera kamera (camera support)
pengoperasian peralatan (camera support)
tata cahaya dan kelistrikan Menganalisis kebutuhan
dan teknik pencahayaan. Menganalisis kebutuhan lensa dan camera support;
Peserta didik mampu lensa dan camera support; framing dan komposisi;
mengkomunikasikan hasil framing dan komposisi; camera movement
belajarnya baik secara camera movement
verbal maupun tertulis memahami prosedur
dengan baik, sehingga siap memahami prosedur pengoperasian peralatan
bekerja atau mandiri pengoperasian peralatan tata cahaya dan kelistrikan
(wirausaha) dalam bidang tata cahaya dan kelistrikan dan teknik pencahayaan
media audio visual. dan teknik pencahayaan
Peserta didik dalam menganalisis prosedur
berkarya membiasakan menganalisis prosedur pengoperasian peralatan
menerapkan Prosedur pengoperasian peralatan tata cahaya dan kelistrikan
Operasional Standar tata cahaya dan kelistrikan dan teknik pencahayaan
(POS) dan budaya kerja dan teknik pencahayaan
yang berlaku pada
lingkungan kerja pada
industri media audio visual.
Tata Suara Pada akhir fase F, peserta Peserta didik mampu: Peserta didik mampu: • Pengoperasian • SOP
Televisi didik mampu menganalisis peralatan audio pengoperas
dan memahami peran dan Memahami peran dan Memahami peran dan tugas • Naskah audio ian mixer
tugas kru dalam tugas kru dalam kru dalam pengoperasian audio
departemen Tata Suara; pengoperasian Tata Suara Tata Suara • Sound
mampu menganalisis dan report
memahami prosedur kerja Menganalisis peran dan Menganalisis peran dan
pra produksi, produksi dan tugas kru dalam tugas kru dalam
paska produksi tata suara. pengoperasian Tata Suara pengoperasian Tata Suara
Mampu menganalisis
naskah berkaitan dengan Memahami prosedur kerja Memahami prosedur kerja
tata suara, pengoperasian pra produksi, produksi dan pra produksi, produksi dan
sound recorder dan paska produksi tata suara paska produksi tata suara
peralatan pendukungnya,
memahami penerapan Menganalisis prosedur Menganalisis prosedur kerja
bloking mikrofon, prosedur kerja pra produksi, produksi pra produksi, produksi dan
pengoperasian peralatan dan paska produksi tata paska produksi tata suara
perekaman suara, suara
penyusunan sound report, Menganalisis naskah
serta organisasi data hasil Menganalisis naskah berkaitan dengan tata suara
perekaman suara. Peserta berkaitan dengan tata
didik mampu suara Menerapkan pengoperasian
mengkomunikasikan hasil sound recorder, sound
belajarnya baik secara Menerapkan mixer dan peralatan
verbal maupun tertulis pengoperasian sound pendukungnya.
dengan baik, sehingga siap recorder, sound mixer dan
bekerja atau mandiri peralatan pendukungnya. Memahami penerapan
(wirausaha) dalam bidang bloking mikrofon, prosedur
media audio visual. Memahami penerapan pengoperasian peralatan
Peserta didik dalam bloking mikrofon, prosedur perekaman suara,
berkarya membiasakan pengoperasian peralatan penyusunan sound report,
menerapkan Prosedur perekaman suara, serta organisasi data hasil
Operasional Standar penyusunan sound report, perekaman suara secara
(POS) dan budaya kerja serta organisasi data hasil beruntun
yang berlaku pada perekaman suara secara
lingkungan kerja pada beruntun
industri media audio visual.
Tata Artistik Pada akhir fase F, peserta
Televisi didik mampu menganalisis
dan memahami peran dan Memahami peran dan Memahami peran dan tugas • Dekor dan • Desain set
tugas kru dalam tugas kru dalam bidang kru dalam bidang Tata properti dekor dan
departemen Tata Artistik; Tata Artistik Artistik properti
peserta didik mampu • Script
menganalisis dan Menganalisis peran dan Menganalisis peran dan Naskah
memahami prosedur kerja tugas kru dalam bidang tugas kru dalam bidang Tata
pra produksi, produksi dan Tata Artistik Artistik
paska produksi tata artistik
televisi. Memahami analisis Memahami prosedur kerja Memahami prosedur kerja
dan breakdown naskah, pra produksi, produksi dan pra produksi, produksi dan
master breakdown, script paska produksi tata artistik paska produksi tata artistik
breakdown, perancangan televisi televisi
denah, floor plan, sketsa
desain set, gambar Menganalisis prosedur Menganalisis prosedur kerja
perspektif, menggambar kerja pra produksi, produksi pra produksi, produksi dan
set dekor, property, dan paska produksi tata paska produksi tata artistik
wardrobe dan make up dan artistik televisi televisi
setting interior dan
eksterior sesuai budaya Memahami breakdown Memahami breakdown
dan masa. Peserta didik naskah, master breakdown, naskah, master breakdown,
mampu script breakdown, script breakdown,
mengkomunikasikan hasil perancangan denah, floor perancangan denah, floor
belajarnya baik secara plan, sketsa desain set, plan, sketsa desain set,
verbal maupun tertulis gambar perspektif, gambar perspektif,
dengan baik, sehingga siap menggambar set dekor, menggambar set dekor,
bekerja atau mandiri property, setting interior property, setting interior dan
(wirausaha) dalam bidang dan eksterior sesuai eksterior sesuai budaya dan
media audio visual. budaya dan masa masa
Peserta didik dalam
berkarya membiasakan Menganalisis breakdown Menganalisis breakdown
menerapkan Prosedur naskah, master breakdown, naskah, master breakdown,
Operasional Standar script breakdown, script breakdown,
(POS) dan budaya kerja perancangan denah, floor perancangan denah, floor
yang berlaku pada plan, sketsa desain set, plan, sketsa desain set,
lingkungan kerja pada gambar perspektif, gambar perspektif,
industri media audio visual. menggambar set dekor, menggambar set dekor,
property, setting interior property, setting interior dan
dan eksterior sesuai eksterior sesuai budaya dan
budaya dan masa masa

Memahami wardrobe dan Memahami wardrobe dan


make up sesuai budaya dan make up sesuai budaya dan
masa masa

Menganalisis wardrobe dan Menganalisis wardrobe dan


make up sesuai budaya dan make up sesuai budaya dan
masa masa

Editing Audio Pada akhir fase F, peserta


dan Video didik mampu menganalisis Memahami peran dan Memahami peran dan tugas • Editing • Video hasil
dan memahami peran dan tugas editor editor • Manajemen • SOP
tugas editor; mampu recording video recording
menganalisis dan Menganalisis peran dan Menganalisis peran dan • Lower third video
memahami prosedur kerja tugas editor tugas editor (chargen) • Desain
pra produksi, produksi dan • chromakey lower third
paska produksi editing Memahami prosedur kerja Memahami prosedur kerja (chargen)
video. Memahami dan pra produksi, produksi dan pra produksi, produksi dan • Desain
mengidentifikasi dokumen paska produksi editing paska produksi editing video chromakey
syuting, manajemen file video • SOP
hasil syuting, Menganalisis prosedur kerja chargen
peralatan/teknologi editing Menganalisis prosedur pra produksi, produksi dan
audio visual. kerja pra produksi, produksi paska produksi editing video,
dan paska produksi editing recording video, lower
Peserta didik mampu video, recording video third (chargen) dan
mengkomunikasikan hasil dan lower third (chargen) chromakey
belajarnya baik secara
verbal maupun tertulis Memahami dokumen Memahami dokumen
dengan baik, sehingga siap syuting, manajemen file syuting, manajemen file hasil
bekerja atau mandiri hasil syuting, syuting, peralatan/teknologi
(wirausaha) dalam bidang peralatan/teknologi editing editing audio visual
media audio visual. audio visual
Peserta didik dalam Mengidentifikasi dokumen
berkarya membiasakan Mengidentifikasi dokumen syuting, manajemen file hasil
menerapkan Prosedur syuting, manajemen file syuting, peralatan/teknologi
Operasional Standar hasil syuting, editing audio visual
(POS) dan budaya kerja peralatan/teknologi editing
yang berlaku pada audio visual
lingkungan kerja pada
industri media audio visual.
Penyiaran Pada akhir fase F, peserta
Online didik dapat melaksanakan
siaran secara online Memahami konsep Memahami konsep • Pengoperasian • Livestreamin
dilakukan secara mandiri siaran/konten media digital siaran/konten media digital aplikasi siaran g dan upload
maupun kelompok audio visual untuk televisi audio visual untuk televisi online konten Sosial
(teamwork). teresterial, satelite, OTT, teresterial, satelite, OTT, • Media promosi Media
FTA dan Pay TV; poster FTA dan Pay TV; poster • Analisa • Desain flyer
Peserta didik dapat digital; fitur aplikasi siaran digital; fitur aplikasi siaran engagement acara
memahami dan online. online dan sosial media. • Tabel analisa
mempraktekan konsep partisipan
siaran/konten media digital Menerapkan konsep Menerapkan konsep
audio visual untuk televisi siaran/konten media digital siaran/konten media digital
FTA dan OTT; poster audio visual untuk televisi audio vis , ual
digital; fitur aplikasi siaran teresterial, satelite, OTT, untuk televisi teresterial,
online; mengembangkan FTA dan Pay TV; poster satelite, OTT, FTA dan Pay
platform materi siaran digital; fitur aplikasi siaran TV; poster digital; fitur
online yang dilakukan online dan sosial media. aplikasi siaran online dan
secara mandiri maupun sosial media.
secara kelompok Mengembangkan platform
(teamwork) dengan kreatif; siaran online dan upload Mengembangkan platform
upload konten siaran; konten siaran secara siaran online dan upload
membuat materi promosi; mandiri. konten siaran secara
dan menganalisis mandiri.
partisipan pada siaran Membuat materi promosi
online. Peserta didik konten siaran online. Membuat materi promosi
mampu konten siaran online.
mengkomunikasikan hasil menganalisis partisipan
belajarnya baik secara pada siaran online secara menganalisis partisipan
verbal maupun tertulis teliti. pada siaran online secara
dengan baik, sehingga siap teliti.
bekerja atau mandiri
(wirausaha) dalam bidang
media audio visual.
Peserta didik dalam
berkarya membiasakan
menerapkan Prosedur
Operasional Standar
(POS) dan budaya kerja
yang berlaku pada
lingkungan kerja pada
industri media audio visual.

Ketua Program Keahlian


Broadcasting dan Perfilman Guru Mata Pelajaran

Agustina Clara Sakera, ST Chriser Lukuaka, S.Pd


NIP. 197907272022212016 NIP. 198505172022211025

Mengetahui
Kepala sekolah SMKN 2 Kupang

Willem A. Kana, S.Pd., M.T.


NIP.19640821 198603 1 014
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 KUPANG
JalanJend.Ahmad YaniNomor 48 Kupang – Telp. (0380) 833239
E-mail :smkn2kupang@yahoo.co.id

Nama Dokumen : Hasil Penyelarasan CP ke ATP bersama DUDIKA TVRI


Bidang Keahlian : Seni dan Ekonomi Kreatif
Program Keahlian : Broadcasting dan Perfilman
Konsentrasi Keahlian : Produksi dan Siaran Program Televisi
Mata Pelajaran : Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman
Waktu : 432 Jam Pelajaran
Fase : E
Kelas : 10
Penyusun : Team Broadcasting dan DUDIKA

PEMBELA
CAPAIAN PEMBELAJARAN PROJECT RILL ALOKASI
ELEMEN CP HASIL PENYELARASAN TUJUAN PEMBELAJARAN JARAN
KEMENDIKBUDRISTEK HASIL PENYELARASAN HASIL GURU WAKTU
DENGAN DUDIKA TUJUAN PEMBELAJARAN PENYELARASAN TAMU
Profesi dalam Pada akhir fase E, peserta Pada akhir fase E, peserta Peserta didik dapat : Peserta didik dapat : (Makalah/Ha Tidak 12 JP x 45
industri didik dapat memahami didik dapat memahami Memahami potensi budaya serta kearifan - Memahami potensi rd Jilid) menit
broadcasting potensi budaya serta kearifan potensi ekonomi sosial dan lokal sebagai sebuah ide dalam produksi budaya serta kearifan Menyusun
dan perfilman lokal sebagai ide produksi budaya serta kearifan lokal industri radio,televisi dan perfilman. lokal sebagai sebuah ide Konsep, Ide dan
yang sedang industri radio, pertelevisian sebagai ide produksi dalam produksi industry Gagasan yang
berkembang dan perfilman, bidang dan industri broadcasting dan Memahami bidang dan level pekerjaan broadcasting dan berkaitan dengan
dan proses level pekerjaan, Standard perfilman (sesuai SOP) broadcasting dan perfilman. perfilman. kearifan lokal
bisnis dalam Operational Procedures
broadcasting (SOP) divisi kerja, dan Memahami Standar Operational - Memahami bidang profesi
dan perfilman. perawatan peralatan audio Procedures (SOP) divisi kerja dalam dalam industri
visual. produksi industri radio,televisi dan broadcasting dan
perfilman. perfilman.

- Memahami Standar
Operational Procedures
(SOP) divisi kerja dalam
produksi industri
broadcasting dan
perfilman.

Perkembanga Pada akhir fase E, peserta Pada akhir fase E, peserta Menganalisis perkembangan proses - Mendeskripsikan (LAPORAN/Har Tidak 12 JP x 45
n teknologi di didik dapat memahami didik dapat produksi industri broadcasting dan perkembangan d Jilid) menit
industri dan perkembangan proses memahami perkembangan perfilman dari media analog sampai proses produksi - Menyusun
dunia kerja produksi industri proses produksi industri dengan media digital, FTA dan industri Laporan
Perkembangan
dan isu-isu broadcasting dan perfilman broadcasting dan perfilman OTT, podcast, live streaming, live broadcasting dan
Teknologi
global terkait dari media analog sampai dari media analog sampai casting,streaming tv, web series dan perfilman dari Broadcasting
broadcasting dengan media digital, FTA dengan media digital, FTA video on demand, media analog dan Perfilman
dan dan OTT, podcast, live dan OTT, podcast, web industri 4.0, Internet of Things, sampai dengan - Identifikasi
perfilman. streaming, live casting, series dan video on media digital, FTA Perubahan
streaming tv, web series demand, industri 4.0, Menganalisis peranan dan dan OTT, podcast, Iklim Dunia
dan video on demand, Internet of Things, perkembangan kemajuan live streaming, live - Membuat
industri 4.0, Internet of teknologi digital dalam teknologi digital dalam dunia casting,streaming video efek
Things, teknologi digital dunia industri, isu industri broadcasting dan tv, web series dan pemasanan
dalam dunia industri, isu pemanasan global, perfilman. video on demand, global.
pemanasan global, perubahan iklim, aspek- industri 4.0,
perubahan iklim, aspek- aspek (singkat) Menganalisis tantangan isu Internet of Things,
aspek (singkat) ketenagakerjaan, Life Cycle pemanasan global,perubahan iklim
ketenagakerjaan, Life produk industri sampai dan aspek singkat ketenagakerjaan, - Menganalisis
Cycle produk industri dengan reuse, recycling. Life Cycle produk industri sampai peranan dan
sampai dengan reuse, dengan reuse, recycling dalam perkembangan
recycling. paradigma teknologi digital kemajuan
broadcasting dan perfilman. teknologi digital
dalam dunia
industri
broadcasting dan
perfilman.

- Menganalisis
tantangan isu
pemanasan global,
perubahan iklim
dan aspek singkat
ketenagakerjaan,
Life Cycle produk
industri sampai
dengan reuse,
recycling dalam
paradigma
teknologi digital
broadcasting dan
perfilman.

Keselamatan, Pada akhir fase E, peserta Pada akhir fase E, peserta Peserta didik dapat : Peserta didik dapat : (VIDEO Tidak 12 JP x 45
Kesehatan didik dapat memahami didik dapat memahami Memahami pengenalan standar Memahami pengenalan PENDEK) menit
Kerja dan pengenalan standar K3LH pengenalan standar K3LH K3LH dalam proses produksi standar K3LH dalam Membuat video
Lingkungan dalam proses produksi dalam proses produksi, broadcasting dan perfilman proses produksi pendek dalam
penerapan K3LH
Hidup Program Radio, Televisi, Televisi, dan Film. broadcasting dan
dalam proses
(K3LH) dan Film. Menerapkan pengenalan standar perfilman produksi
dalam proses K3LH dalam proses produksi
produksi. broadcasting dan perfilman Menerapkan pengenalan
standar K3LH dalam
proses produksi
broadcasting dan
perfilman

Profil Pada akhir fase E, peserta Pada akhir fase E, peserta Menganalisis profil technopreneur Memahami profil (LAPORAN/Hard Tidak 48 JP x 45
technopreneur, didik mampu memahami didik mampu memahami agar peserta didik mampu membaca technopreneur agar Jilid) menit
peluang usaha profil technopreneur agar profil technopreneur agar peluang pasar dan usaha dalam era peserta didik mampu - Mendeskripsik
dan dunia mampu membaca peluang mampu membaca peluang industri 4.0 dalam bidang membaca peluang pasar an peluang
pasar dan usaha, serta profesi usaha di dunia
kerja/profesi pasar dan usaha, serta broadcasting dan perfilman. dan usaha dalam era
dalam dunia industri indusri
dalam industri profesi dalam dunia industri 4.0 dalam bidang
broadcasting dan perfilman broadcasting
broadcasting industri di bidang produksi Membangun visi dan passion, Memahami profesi dalam dunia broadcasting dan dan perfilman
dan perfilman. Program Radio, Televisi, serta melakukan industri di bidangproduksi Program perfilman.
dan Film. Membangun visi pembelajaran berbasis projek Radio, Televisi, dan Film.
dan passion, serta riil sebagai simulasi projek Mendeskripsikan profesi
melakukan pembelajaran kewirausahaan. Memahami passion masing-masing dalam dunia industri di
berbasis projek riil sebagai siswa/i dalam pembentukan bidang produksi
simulasi projek karakter yang mampu bersaing broadcasting dan
kewirausahaan. diera industri 4.0 dalam bidang perfilman
broadcasting dan perfilman.
Memahami passion
Menerapkan pembelajaran masing-masing siswa/i (VIDEO)
berbasisi projek real sebagai dalam pembentukan Profil Diri,
simulasi projek kewirausahaan karakter yang mampu Program
dalam bidang broadcasting dan bersaing diera industri Keahlian dan
perfilman. 4.0 dalam bidang Sekolah
broadcasting dan
perfilman.

Menerapkan (VIDEO)
pembelajaran berbasisi Iklan Layanan
projek real sebagai Masyarakat
simulasi projek
kewirausahaan dalam
bidang broadcasting dan
perfilman.
Dasar dasar Pada akhir fase E, peserta Pada akhir fase E, peserta Peserta didik dapat : Peserta didik dapat : (LAPORAN) Tidak 24 JP x 45
Penulisan didik dapat memahami didik mampu memahami Memahami fungsi, peranan dan Memahami fungsi, - Reportase menit
Naskah tentang teknik penulisan tentang teknik penulisan prinsip serta karakteristik Skrip peranan dan prinsip serta - Jurnalistik
jurnalistik naskah jurnalistik dan fil
dan film documenter. naskah jurnalistik dan film writer. karakteristik Skrip writer. - Dokumenter
dokumenter dokumenter.
Menganalisis peranan dan prinsip Menganalisis peranan dan
serta karakteristik Skrip writer. prinsip serta karakteristik
Skrip writer.
Menerapkan penulisan naskah
jurnalistik. Menerapkan penulisan
naskah jurnalistik.
Memahami cara kerja pembawa
berita/news anchor. Memahami cara kerja
pembawa berita/news
Menerapkan gaya komunikasi news anchor.
anchor.
Menerapkan gaya
komunikasi news anchor.

Prototype Pada akhir fase E, peserta Pada akhir fase E, peserta Peserta didik dapat : Peserta didik dapat : (LAPORAN/Hard Tidak 48 JP x 45
produksi didik mampu memahami didik mampu memahami Memahami proses pembuatan Memahami proses Jilid) menit
proses produksi dan proses produksi dan program radio,televisi dan film pembuatan program Rancangan
penyiaran Program Radio, penyiaran secara kreatif secara kreatif dan inovatif broadcasting dan Konsep dan Pola
Televisi, dan Film.secara dan inovatif berdasarkan berdasarkan tren pasar masa kini perfilman secara kreatif Program
kreatif dan inovatif tren pasar masa kini dan dan akan datang. dan inovatif berdasarkan
berdasarkan tren pasar akan datang. tren pasar masa kini dan
masa kini dan akan datang. Merancang storiboard akan datang.
perancangan program acara radio
dan televisi sesuai potensi budaya Merancang storyboard
ataupun klearifan lokal. program siaran televisi (PPT)
sesuai potensi budaya Merancang Alur
Membuat prototype program ataupun kearifan lokal. Pembuatan
acara radio dan televisi sesuai Program
potensi budaya ataupun klearifan Membuat prototype
lokal. program siaran televisi (VIDEO)
sesuai potensi budaya Reportase dan
Memahami proses pembuatan ataupun kearifan lokal. Dokumenter
film.
Memahami proses
pembuatan reportase
dan film dokumenter.
Teknik dasar Pada akhir fase E, peserta Pada akhir fase E, peserta Peserta didik dapat : Peserta didik dapat : (LAPORAN) Tidak 48 JP x 45
proses didik mampu memahami didik mampu memahami Memahami prosedur kerja - Memahami Membuat Laporan menit
produksi kegiatan praktek sederhana proses produksi dan industri broadcasting dan prosedur kerja Proses Produksi
pada industri yang mewakili prosedur penyiaran yang perfilman. industri Siaran Televis)
broadcasting kerja industri dalam bentuk diimplementasikan ke broadcasting dan
dan simulatif, pengenalan dalam praktek sederhana Menganalisis Prosedur pada perfilman.
perfilman. prosedur yang meliputi dalam dunia industri tahapan pra-produksi program
seluruh proses produksi dan broadcasting dan broadcasting dan perfilman - Menganalisis
pengenalan teknologi yang perfilman. Prosedur pada
diaplikasikan dalam industri. Menganalisis Prosedur pada tahapan pra-produksi
tahapan produksi program program siaran
broadcasting dan perfilman televisi dan film.

Menganalisis Prosedur pada - Menganalisis


post-produksi program Prosedur pada
broadcasting dan perfilman tahapan produksi
program siaran
televisi dan film.

- Menganalisis
Prosedur pada post-
produksi program
siaran televisi dan
film.
Peralatan Pada akhir fase E, peserta Pada akhir fase E, peserta Peserta didik dapat : Peserta didik dapat : (VIDEO Menghadir 48 JP x 45
audio video didik mampu memahami didik mampu Memahami penggunaan peralatan TUTORIAL) kan guru menit
praktik singkat pada memahami pengoperasian teknologi audio vidio - Mengidentifikasi Pengoperasian tamu
peralatan/teknologi, peralatan audio dan video peralatan audio vidio. Peralatan Audio
(PAV), mengidentifikasi dan Video
pralatan audio dan video Mengidentifikasi peralatan
dalam praktek sederhana. berdasarkan Jenis
(PAV), identifikasi serta teknologi audio vidio. - Mengidentifikasi dan Fungsi
penerapan pengoperasian jenis dan fungsi
mikrofon dan kamera, Mengidentifikasi jenis dan fungsi peralatan audio vidio
jenis dan fungsi peralatan peralatan audio vidio (mikrofon (mikrofon dan
audio visual. dan kamera) kamera)
- Memahami
Menerapkan penggunaan penggunaan peralatan
peralatan audio vidio (mikrofon audio vidio
dan kamera)
- Menerapkan
penggunaan peralatan
audio vidio (mikrofon
dan kamera)

- Melakukan perawatan
peralatan audio video.
Media digital Pada akhir fase E, peserta Pada akhir fase E, peserta Peserta didik dapat : Peserta didik dapat : (VIDEO) Tidak 48 JP x 45
didik mampu didik mampu memahami Memahami perkembangan media - Memahami - Perkembangan menit
memahami tentang media tentang media digital dan digital di dunia. perkembangan media Media
digital, perkembangan media Komuniaksi
Menganalisis jenis media digital. digital di dunia.
digital, jenis media digital, perkembangannya, jenis Digital.
format file dan kompresi media digital, format file - Melakukan
data, serta regulasi media dan kompresi data, serta Memahami format file dan kompresi - Mengidentifikasi Live
digital (menerapkan regulasi media digital data. jenis media digital. Streaming
penyiaran sederhana dan (menerapkan penyiaran dengan
internet (medsos). sederhana dan internet Menganalisis regulasi media digital. - Memahami format menggunakan
(medsos). file dan kompresi salah satu
Menerapkan penyiaran sederhana data. platform
dan internet (medsos). media social.
- Menganalisis regulasi
media digital.

- Melakukan penyiaran
sederhana dan
internet (medsos).
Dasar-dasar Pada akhir fase E, peserta Pada akhir fase E, , peserta Peserta didik dapat : Peserta didik dapat : (LIVE Tidak 48 JP x 45
fotografi, tata didik dapat memahami didik dapat memahami Memahami dasar photografi,tata - Memahami dasar STREAMING menit
kamera, tata tentang fotografi dasar, tata tentang fotografi dasar, tata kamera,tata artistik dan tata suara. photografi, tata PENTAS SENI)
artistik, tata kamera dasar, tata artistic
suara dan dasar, dan tata suara dasar. kamera dasar, tata artistic kamera, tata artistik
dasar, dan tata suara dasar. Menerapkan Pengoperasian alat dan tata suara.
editing photografi.

Menerapkan Pengoperasian - Melakukan


Kamera studio, Pengoperasian alat
photografi.
Menerapkan Pengoperasian
tata artistik - Melakukan
Pengoperasian
Menerapkan Pengoperasian tata Kamera studio,
suara.
- Menerapkan
Pengoperasian tata
artistik

- Menerapkan
Pengoperasian tata
suara.
Editing dasar Pada akhir fase E, peserta Pada akhir fase E, peserta Peserta didik dapat : Peserta didik dapat : (COVER VIDEO Tidak 48 JP x 45
didik dapatmemahami sifat didik dapat memahami dasar Memahami sifat dan karakterisik Memahami sifat dan KLIP LAGU menit
dan karakteristik audio dan dasar editing,mixing,coloring audio dan vidio. karakterisik audio dan DAERAH/NASIO
video sebagai bahan digital dan rendering. video. NAL/KEBANGS
untuk diolah melalui Menganalisis jenis dan fungsi AAN)
software, organisasi file aplikasi (software) pengolah audio Menganalisis jenis dan
serta prosedur pengolahan vidio. fungsi aplikasi (software)
data digital dari material pengolah audio video.
audio video, dan sifat data Memahami organisasi file serta
digital dari material audio prosedur pengolaan data digital. Memahami organisasi file
video melalui simulasi. serta prosedur pengolaan
Memahami penggunaan effeck dan data digital.
transisi pada aplikasi pengolah audio
vidio. Menerapkan penggunaan
apliaksi (software)
Menerapkan penggunaan apliaksi pengolah audio video.
(software) pengolah audio vidio.
Menerapkan penggunaan
effeck dan transisi pada
aplikasi pengolah audio
vidio.
Estetika seni Pada akhir fase E, peserta Pada akhir fase E, Peserta Peserta didik dapat : Peserta didik dapat : (VIDEO Tidak 36 JP x 45
audio visual didik dapat memahami didik dapa memahami Memahami jenis seni auditory dan Memahami jenis seni REVIEW, menit
jenis seni auditory dan seni jenis,fungsi dan seni audio seni visual. audiotry dan seni video. REMAKE)
visual, jenis dan fungsi seni
audio visual, kepekaan visual
Menganalisis Jenis dan fungsi seni Menganalisis Jenis dan
terhadap estetika audio dan audio visual. fungsi seni audio video
visual, dan merespon karya
kreatif yang tidak hanya Memahami kepekaan terhadap Memahami kepekaan
merujuk pada sifat teknis estetika audio dan visual. terhadap estetika audio
dari karya. dan video
Menerapkan respon karya kreatif
yang tidak hanya merujuk pada sifat Menerapkan respon karya
teknis dari karya. kreatif yang tidak hanya
merujuk pada sifat teknis
dari karya.
-

Mengetahui Kupang, 15 Januari 2024


Kepala SMKN 2 Kupang Guru Mapelajaran

Chriser Lukuaka, S.Pd


Willem A. Kana, S.Pd., M.T. NIP. 198505172022211025
NIP. 19640821 198603 1 014
N
I
P
.
1 N
9 I
6 P
4 .
0 1
8 9
MODUL AJAR
TATA KAMERA DAN TATA CAHAYA

KONSENTRAS I KEAHLIAN : PRODUKSI DAN SIARAN PROGRAM TELEVISI


MATA PELAJARAN : PRODUKSI DAN SIARAN PROGRAM TELEVISI
FASE/KELAS : F/ XI
PENYUSUN : CHRISER LUKUAKA, S.Pd
INSTANSI : SMK NEGERI 2 KOTA KUPANG

AKSI NYATA
PLATFORM MERDEKA MENGAJAR

created by. chriser_lukuaka


A. TUJUAN PEMBELAJARAN
3. Pada akhir fase F, peserta didik mampu menganalisis dan memahami peran dan
tugas kru dalam departemen Kamera ;
3.1 memahami prosedur kerja pra produksi tata kamera dan tata cahaya
3.2 memahami prosedur kerja produksi tata kamera dan tata cahaya
3.3 memahami prosedur kerja paska produksi tata kamera dan tata cahaya;
3.4 memahami prosedur kerja pengoperasian kamera dan peralatan pendukung
kamera (camera support);
3.5 memahami prosedur kerja analis naskah;
3.6 memahami prosedur kerja perencanaan kebutuhan lensa dan camera support;
framing
3.7 memahami prosedur kerja komposisi; camera movement;
3.8 menganalisis dan memahami prosedur pengoperasian peralatan tata cahaya
dan kelistrikan dan teknik pencahayaan.

B. LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 , 2 dan 3 ( 3 x 8 jp ) = 24 jp
1. Kegiatan Pembukaan ( 10 Menit )
1.1 Peserta didik menjawab salam guru
1.2 Peserta didik berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran dengan dipimpin
salah satu peserta didik untuk memimpin doa
1.3 Peserta didik menjawab presensi guru dan kesiapan belajar
1.4 Peserta didik menyimak Capaian Pembelajaran, tujuan pembelajaran yang akan
dicapai yang disampaikan oleh guru
1.5 Peserta didik menyimak motivasi dari guru
1.6 Peserta didik menyimak dan merespon apersepsi dengan menanyangkan
Podcast dari beberapa Figur yang terkenal
1.7 Peserta didik menyimak garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan
dilakukan
1.8 Peserta didik mempersiapkan semua peralatan yang akan dipakai untuk Podcast

2. Kegiatan inti
2.1 Peserta didik menyimak pertanyaan mengenai projec podcast yang akan dibuat
2.2 Peserta didik menjawab pertanyaan guru dengan tepat dan antusias
2.3 Peserta didik menyimak presentasi pembelajaran yang berkaitan dengan
project podcast

created by. chriser_lukuaka


2.4 Peserta didik memahami prosedur kerja pra produksi tata kamera dan tata
cahaya Podcast ( LK 1 membuat shot lis tata kamera )
2.5 Peserta didik memahami prosedur kerja produksi tata kamera dan tata cahaya
Podcast
2.6 Peserta didik memahami prosedur kerja paska produksi tata kamera dan tata
cahaya Podcast;
2.7 Peserta didik memahami prosedur kerja pengoperasian kamera dan peralatan
pendukung kamera (camera support) Podcast;
2.8 Peserta didik memahami prosedur kerja analis naskah Podcast;
2.9 Peserta didik memahami prosedur kerja perencanaan kebutuhan lensa dan
camera support; framing Podcast
2.10 Peserta didik memahami prosedur kerja komposisi; camera movement Podcast;
2.11 Peserta didik menganalisis dan memahami prosedur pengoperasian peralatan
tata cahaya dan kelistrikan dan teknik pencahayaan Podcast.
2.12 Peserta didik melakukan kerja pra produksi tata kamera dan tata cahaya
Podcast
2.13 Peserta didik melakukan kerja produksi tata kamera dan tata cahaya Podcast
2.14 Peserta didik melakukan kerja paska produksi tata kamera dan tata cahaya
Podcast;
2.15 Peserta didik melakukan pengoperasian kamera dan peralatan pendukung
kamera (camera support) Podcast;
2.16 Peserta didik melakukan analisis naskah Podcast ;
2.17 Peserta didik membuat perencanaan kebutuhan lensa dan camera support,
framing Podcast
2.18 Peserta didik melakukan kerja komposisi; camera movemen Podcast;
2.19 Peserta didik melakukan pengoperasian peralatan tata cahaya dan kelistrikan
dan teknik pencahayaan Podcast.
3. Kegiatan Penutup
3.1 Refleksi
Peserta didik mendengarkan pertanyaan reflektif yang diajukan oleh guru,
antara lain.
3.1.1 Bagian mana dari materi yang telah dipelajari paling menarik
3.1.2 Bagian mana dari materi yang telah dipelajari yang belum dipahami
3.2 Menyampaikan informasi
Peserta didik merespon tugas yang diberikan oleh guru sebagai tugas tindak
lanjut untuk mempersiapkan alat dan bahan untuk memproduksi Podcast
mencari informasi tentang Pengambilan gambar yang lebih inovatif dan kreatif

created by. chriser_lukuaka


C. ASSESMEN (AWAL DAN AKHIIR PEMBELAJARAN)

1. Peserta didik membloking Posisi kamera saat podcast akan


dilangsungkan
2. Pesera Didik memasang semua perlengkapan kamera yang
akan digunakan saat podcast
Asesmen Awal
3. Peserta didik menentukan posisi kamera yang on dan of saat
podcast berlangsung
4. Peserta didik mengoperasikan kamera secara benar saat
podcast berlangsung

1. Peserta didik melakukan diskusi Tim


Asesemen Formatif
2. Peserta didik mempraktekkan Podcast

Pertemuan Kesatu:
1. Membuat Bloking Kamera sesuai sketsa yang disepakati
2. Membuat Bloking Kamera sesuai sketsa yang disepakati
3. Untuk kerja pemasangan kamera sesuai bloking kamera

Pertemuan Kedua:
Asesmen Sumatif
Mengoperasikan kamera secara benar sesuai Bloking kamera
yang sudah ditentukan

Pertemuan Ketiga:
Menganalis hasil Perekaman Berlangsung, Mereviu dan
mengidentifikasi kekurangan yang terdapat dalam hasil rekaman

D. LAMPIRAN

Bahan Bacaan Guru dan Peserta didik


A. KONSEP DASAR TYPE OF SHOT
Sekarang bayangkan kita akan mengambil gambar seseorang wanita sedang
menjahit, dan jarinya tertusuk jarum. Mari kita bayangkan versi pertama, kamera
menyorot seorang ibu seluruh badannya terlihat duduk dan menjahit, lalu tertusuk
jarum. Versi kedua, 5 detik pertama kamera mengambil gambar seluruh badan
seorang ibu sedang menjahit.

created by. chriser_lukuaka


Selanjutnya, kita ambil detail gambar jarum yang sedang menyulam sebuah baju.
Tiba-tiba jarinya tertusuk jarum. Kamera itu berubah mengarah ke wajah ibu
tersebut dan berkata “Awang”. Mana yang lebih menarik? Jika anda memilih versi
kedua, anda benar.
Kedua versi tersebut tidak ada yang salah.Namun Jika berbicara tentang gambar
yang mampu melibatkan emosional penonton, versi kedua lebih baik.
Dalam memproduksi audio visual, dikenal istilah Grammar of The Shot. Grammar of
the shot atau Bahasa gambar adalah dasar-dasar pembingkaian gambar sehingga
setiap gambar yang disajikan memiliki makna dan tujuan tertentu. Dengan
memahani bahasa gambar yang baik, anda akan mampu mengambil shot dengan
baik.
Shot merupakan hasil dari pengambilan gambar. Lalu bagaimana menghasilkan
shot yang baik dan gambar mampu ‘berbicara’ kepada penonton?
Sebagai seorang broadcaster, anda harus memahami bagaimana pengambilan
shot yang baik. Mengapa begitu penting? Karena dengan memahami shot yang
baik, sutradara dan juru gambar mampu menyajikan shot-shot yang bermakna dan
sesuai dengan kebutuhan cerita. Berbicara soal shot yang baik berarti kita
berbicara tentang elemen penunjang shot.
Salah satu elemen-penunjang shot yang akan dibahas adalah type of shot. Type of
shot merupakan ukuran-ukuran dalam pengambilan gambar sehingga memberikan
nilai variatif dan memberi kesan tertentu.

B. JENIS-JENIS TYPE OF SHOT


Untuk mengambil gambar yang baik, dibutuhkan pemahaman tentang type shot.
Type shot merupakan ukuran gambar yang diambil sesuai kebutuhan sutradara.
Tidak bisa sembarang mengambil gambar, type shot ini memiliki kaidah-kaidah
dan pakem sehingga mampu menghasilkan gambar yang sinematik dan baik.
Jenis-jenis shot untuk televisi memang sedikit ada perbedaan dengan yang lazim
digunakan di kalangan orang-orang film.

created by. chriser_lukuaka


Namun perbedaan ini bukanlah perbedaan yang prinsip, karena maksud dan size
shot yang dikehendaki tidak jauh berbeda, jenis-jenis shot untuk televisi dapat
disebut sebagai berikut:
1. Extreme Long Shot (EL)
Contoh Extreme Long Shot

Sumber: ht t ps:/ /www. bhp ho to vid eo .


co m/e xplora/video/tips-and-
solutions/filmmaking-101-camera-
shot-types

Batasan ukuran frame-nya semakin luas lagi dari LS. Jadi gambar untuk obyeknya
semakin mengecil, sehingga untuk manusia, bisa seperti sebuah bola di lapangan
pertandingan sepak bola. Type shot ELS pada umumnya digunakan untuk
menunjukkan ruang secara totalitas. Ukuran gambar Extreme Long Shot biasanya
digunakan untuk menampilkan komposisi visual yang indah dan panorama.
Dengan menggunakan ini, videografer mampu menampilkan kekuatan gambar
pada suatu peristiwa pemandangan yang berdimensi lebar.

2. Very Long Shot (LS)


Contoh Very Long Shot

Sumber: Selanjutnya, kita ambil detail gambar


jarum yang sedang menyulam sebuah
baju.camera-shot-types

Batasan anatomisnya sama dengan Full Shot, hanya pengambilan gambarnya


lebih melebar sehingga obyek yang nampak di layar semakin kecil. Penggunaan
size shot ini untuk memperlihatkan posisi atau tempat atau lokasi dimana terdapat
obyek manusia, hewan berada atau totalitas dari panorama. Long Shot
merupakan tipe gambar yang bisa digunakan videografer untuk mengantarkan
mata penonton kepada objek dan panorama sehingga penonton mampu
menikmati keluasan gambar suatu suasana. Shot ini cocok diterapkan saat ingin
menampilkan suasana tokoh sekaligus alam sekitarnya.

created by. chriser_lukuaka


3. Full Shot (FS)
Contoh full Shot

Sumber:https://www.bhphotovideo.com
/explora/video/tips-and-
solutions/filmmaking-101-
camera-shot-types

Batasan anatomisnya dari ujung rambut hingga ujung kaki Nampak secara
keseluruhan. Bisaanya pada obyek yang bergerak baik manusia maupun hewan.
Full Shot juga disebut lanscape format karena menampilkan objek utama dan
alam. Jenis shot ini cocok diterapkan saat anda ingin menampilkan keadaan
tokoh secara utuh sekaligus alam sekitarnya sebagai pendukung.
Contoh penerapan full shot ini adalah saat acara talk show yang menampilkan
host dan narasumber secara utuh. Ini menggambarkan situasi objek dan alam
sekitarnya secara bersamaan. Perlu diketahui bahwa jenis shot ini merupakan
jenis shot yang banyak digunakan dalam formatr acara televisi. Bahkan jenis shot
ini seolah menjadi salah satu shot wajib ketika memproduksi acara televisi baik
non drama. Lihat saja acara-acara di televisi, hampir dalam 1 menitnya
menampilkan full shot.

4. Knee Shot (KS)


Contoh Knee Shot

Sumber: https://www.bhphotovideo.com/
explora/video/tips-and-solutions
/filmmaking-101-camera-shot-
types

Knee Shot, atau sering disebut juga dengan Medium Long Shot, merupakan
jenis shot pengembangan dari Full Shot. Batasan anatomisnya dari ujung
rambut sampai lutut. Knee Shot juga sering disebut dengan Medium Long Shot.
KS bisaanya untuk obyek manusia yang berdiri atau duduk pada sebuah kursi
roda, dimana batasan kepala dan lutut masih terlihat. Medium Long Shot atau
Knee Shot ini digunakan untuk memperkaya keindahan gambar.

created by. chriser_lukuaka


5. Medium Shot (MS)
Contoh Medium Shot

Sumber: 3. Full Shot (FS)camera-shot-types

Batasan anatomisnya ukuran setengah badan, dari ujung rambut sampai


pinggang/perut. Ada juga yang menyebutnya Bush Shot. Kegunaannya untuk
menunjukkan ekspresi juga variasi pengambilan gambar agar tidak semua shot
dalam satu adegan atau totalitas sama size shotnya. Medium Shot ini merupakan
salah satu jenis dari triangle shot. Mengapa?
Karena Medium Shot sering dipakai dalam program acara televisi baik drama
maupun nondrama. Medium Shot ini sering digunakan karena melalui jenis shot
ini, sutradara dan juru kamera mampu menampilkan ekspresi dan emosi
narasumber atau objek yang sedang berlangsung. Ini sangat bermanfaat ketika
anda mewawancara narasumber, atau menggali informasi.

6. Medium Close Up (MCU)


Contoh Medium Close Up

Sumber: 5. Medium Shot (MS) Contoh Medium


Shot

Medium Close Up, atau sering disebut juga Middle Close Up merupakan tipe shot
yang batasnya dimulai dari dada sampai ujung kepala. Medium Close Up sering
disebut juga dengan potret setengah badan. Tipe Shot ini menggambarkan tokoh
yang dipotret separuh badan namun masih memberikan gambaran visual
background yang baik. Tipe shot ini digunakan yntuk memperdalam gambar dan
menekankan profil tokoh suatu objek. Penggunaan tipe shot ini cocok saat anda
mewawancarai tokoh untuk mendapatkan emosi tokoh lebih dalam, atau
menampilkan profil narasumber seperti saat wawancara berita, atau talkshow
dan lain sebagainya.

created by. chriser_lukuaka


7. Close Up (CU)
Contoh Close Up

Sumber: https://www.bhphotovideo.com/
explora/video/tips-and-solutions
/filmmaking-101- camera-shot
-types

Batasan anatomisnya dari ujung rambut hingga leher. Atau boleh juga anda
mengambil objek wajah ksesluruhan dalam gambar. Objek utama pada jenis tipe
shot ini adalah wajah, sedangkan background hanya terlihat sedikit dan abai.
Sedangkan penggunaannya adalah untuk menunjukkan ekspresi dari wajah
pelaku yang berada dalam layar atau berada di depan kamera. CU ini-pun selain
penggunaan dimaksud juga dibutuhkan untuk menunjukkan detil dari sebuah
benda atau obyek sehingga penonton dituntut untuk melihat benda atau obyek
yang ingin ditampilkan.
Tipe shot ini bisa digunakan baik program drama maupun nondrama yang
menampilkan emosi objek yang meliputi kemarahan, kesedihan, ketangguhan,
kekesalan, kekaguman dan sifat emosional yang lain sehingga rasa dari objek
tersebut sampai kepada penonton.

8. Big Close Up (BCU)


Contoh Big Close Up

Sumber: https://www.bhphotovideo.com/
explora/video/tips-and-solutions
/filmmaking-101- camera-shot-
types

created by. chriser_lukuaka


Batasan anatomisnya lebih lebar dan detil lagi, yaitu fokus pada bagian wajah.
Ada pula orang menggunakan istilah BCU ini untuk XCU. Namun yang menjadikan
pedoman BCU lebih condong pada komando pengambilan gambar satu anatomi
manusia atau hewan. Big Close Up merupakan tipe shot yang lebih tajam dari
Close Up. Tipe shot Big Close Up mampu mengungkapkan ketajaman pandangan
mata, kebencian, atau ekspresi lain seputar ekspresi wajah. Tanpa narasi
sekalipun, penonton mampu menginterpretasikan apa yang dirasakan tokoh lewat
tipe shot ini. Selain objek manusia dan hewan, BCU juga bisa diterapkan pada
objek berupa benda-benda mati seperti jarum, makanan, dan lain sebagainya
untuk mendapatkan detail gambar tersebut.

9. Extreme Close Up (ECU)


Contoh Extreme Close Up

Sumber: https://www.bhphotovideo.com
/explora/video/tips-and-
solutions/filmmaking-101-
camera-shot-types

Batasan anatomisnya lebih detil dan cenderung mengambil satu bagian anggota
tubuh, seperti mata, telinga, hidung, telapak tangan, dll. Kekuatan tipe shot ini
terletak pada kedekatan dan ketajaman yang hanya fokus pada detail objek,
sehingga lebih tajam dan mudah diinterpretasikan.
Tipe shot ini mampu menggambarkan emosi yang lebih hebat seperti adegan
menangis, atau tersenyum atau adegan lain yang lebih dramatis. Bayangkan
ketika anda mengambil gambar seorang penyanyi yang sedang menghayati lagu
yang ia nyanyikan. Dengan tipe shot ini, anda mampu mengambil lelehan air
matanya sehingga penonton merasakan emosional kesedihan yang ia rasakan
saat itu. Namun kelemahan Extreme Close Up ini, anda tidak bisa menampilkan
depth Of Field.

created by. chriser_lukuaka


TIPE PENGAMBILAN GAMBAR
Saat kamu memproduksi acara televisi, biasanya teknik pengambilan gambar
akan disesuaikan dengan format programmu. Hal ini mempermudah untuk
menyampaikan pesan, menghibur penonton, dan memberi kesan yang baik. Ini
bisa juga sebagai ciri khas dari suatu acara televisi. ePengambilan gambar yang
ikonik akan mampu diingat penonton, dan memberikan kesan yang afektif bagi
penonton.
Tipe pengambilan gambar yang biasa digunakan dalam berbagai program acara
televisi adalah sebagai berikut:
1. Simple Shot
Simple shot merupakan proses pengambilan gambar menggunakan teknik statis.
Teknik ini tidak menggunakan pergerakan kamera, namun lebih menggunakan
teknik cut to cut pada gambar. Teknik ini bisa anda temukan dalam acara
talkshow seperti mata najwa saat Presenter melemparkan pertanyaan, kamera
fokus pada presenter, lalu ketika narasumber menjawab, gambar berganti
kepada narasumber yang sedang berbicara. Begitu juga saat kamera berpindah
kepada presenter. Teknik ini bisa menekankan pada subjek jawaban atas
pertanyaan yang dilemparakan pewawancara. Teknik ini mampu mendramatisir
suatu kalimat.
2. Complex Shot
Complex shot merupakan proses pengambilan gambar yang bervariasi. Teknik
pengambilan gambar ini menekankan pada variasi gambar antara gambar yang
statis dengan pergerakan lensa. Dengan teknik statis dan pergerakan lensa,
maka gambar yang dihasilkan akan lebih indah dan menarik untuk ditonton.
Jenis teknik complex shot ini bisa anda temukan dalam program kuis, feature,
dokumenter dan lain sebagainya.
3. Developing Shot
Developing Shot merupakan teknik pengambilan gambar yang menggunakan
seluruh pergerakan kamera baik dari lensa maupun bodi kamera, menggunakan
berbagai angle kamera, dan komposisi kamera sehingga gambar yang
dihasilkan lebih dramatis dan enak ditonton. Teknik ini menekankan pada
dramatisasi gambar dan kebutuhan cerita. Teknik developing shot ini bisa anda
temukan dalam program reality show, olahraga, konser, drama dan lain
sebagainya. Teknik ini dirasa lebih dinamis sehingga dramatisasi gambar dan
cerita lebih didapat jika menggunakan teknik pengambilan gambar jenis ini.

created by. chriser_lukuaka


SUBJECTIVE DAN OBJECTIVE SHOT
Selain type shot dan teknik pengambilan gambar, untuk memperoleh gambar yang
menarik, anda harus paham mengenai konsep subjective dan objective shot. Apa
itu? Bukankah sama saja?
Subjective shot merupakan teknik pengambilan gambar yang secara psikologi
melibatkan penonton sebagai pelaku dalam gambar tersebut. Teknik ini bisa anda
temukan dalam drama, saat kamera menjadi mata. Bayangkan kamera itu sedang
berada di ruangan yang kumuh dengan background musik yang sunyi. Adegannya
adalah kamera menengok kanan kiri sambil mencari seseorang dalam ruangan
kumuh itu. Anda akan merasakan seolah-olah anda yang menjadi sudut kamera
tersebut.
Sedangkan Objective shot merupakan teknik pengambilan gambar yang secara
psikologi membuat penonton hanya sebagai pengamat saja. Teknik ini bisa anda
temukan secara umum di program-program acara televisi. Teknik ini digunakan
secara umum.

KESALAHAN DALAM PENERAPAN TYPE OF SHOT


Type shot merupakan salah satu elemen penting dalam pengambilan gambar.
Type shot yang baik akan mampu menampilkan tujuan-tujuan shot tersebut sesuai
dengan keinginan sutradara. Sebagai contoh, Extreme Close Up, yang mengambil
tetesan air mata tokoh, maka akan mendapatkan feel dari tokoh tersebut.
Namun tanpa penerapan type shot yang baik, gambar yang dihasilkan tidak akan
sesuai dengan visi-misi sutradara. Maka dari itu, kami tampilkan beberapa
kesalahan yang biasa terjadi dalam penerapan type of shot berikut ini:
1. Kesalahan Extreme Long Shot

Sumber: https://ridiculoustravel.wordpress.com/2015/04/02/
pemandangan-puncak-gunung-gambar-dan-cerita-sejarahnya/

created by. chriser_lukuaka


Extreme Long Shot merupakan type shot yang menampilkan visual keindahan
panorama, sedangkan objek tidak terlalu didefinisikan lebih jauh. Jika diterapkan,
type shot ini akan memberikan kesan indah dalam gambar.
Kesalahan yang terjadi adalah juru kamera jarang memikirkan komposisi gambar
yang baik sehingga keindahan visual tidak terlalu tampak. Sebagai tambahan,
ilmu fotografi harus anda kuasai dalam menerapkan type shot ini.
2. Kesalahan Full Shot

Sumber: Gambar pribadi


Full Shot merupakan jenis type shot yang menampilkan objek dari ujung kepala
sampai kaki. Type Shot ini menekankan pada objek sebagai objek utama
sekaligus menampilkan komposisi keindahan visual. Namun kesalahan yang
terjadi saat pengambilan gambar type shot ini adalah, tidak menerapkan
komposisi gambar. Beberapa kesalahan yang sering terjadi adalah, frame bagian
bawah menampilkan ujung kaki, sedangkan ujung kepala berada ditengah frame
sehingga head room lebih terlihat jauh. Biasanya alasannya karena ingin
menampilkan visual panorama.
Perlu diingat, alasan tersebut tidak bisa diterima, karena sebagus apapun
alasannya, yang paling utama adalag bagaimana objek anda terlihat lebih pas
secara komposisi dalam gambar yang anda tampilkan.
3. Kesalahan Medium Shot

Sumber: gambar pribadi

created by. chriser_lukuaka


Medium Shot adalah type shot yang menampilkan gambar objek dari ujung kepala
sampai pinggul. Type shot ini menekankan pada tokoh dan panorama sekitar.
Kesalahan yang sering terjadi adalah, nanggungnya pengambilan gambar ini.
Pada tekniknya, pengambilan gambar ini dari ujung kepala sampai pinggul.
Namun banyak yang mengambil secara nanggung, yaitu di paha. Jadi, disebut
knee shot bukan, medium shot juga tidak.
Kesalahan lain yang sering terjadi adalah mengabaikan headroom sehingga objek
lebih terlihat kurang optimal.
4. Kesalahan Medium Close Up

Sumber: Milik Pribadi


Medium close up adalah tipe shot yang sering digunakan dalam pengambilan
gambar produksi acara televisi. Medium Close Up jika diterapkan secara baik,
akan menampilkan sisi profil tokoh. Namun ada beberapa kesalahan dalam
penerapan tipe shot ini, misalnya mengabaikan headroom sehingga tujuan
medium close up tidak didapatkan secara optimal.
5. Kesalahan Close Up

Sumber: Milik Pribadi


Close Up merupakan type shot yang menampilkan ujung kepala sampai dada. Jika
penerapan type shot ini benar, maka akan mampu menampilkan sisi emosional
tokoh, ekspresi tokoh dan mendalami profil tokoh dengan sangat baik.
Namun ada beberapa kesalahan yang sering terjadi saat pengambilan gambar ini,
yaitu mengabaikan lighting, mengabaikan komposisi dan lain sebagainya
sehingga tujuan dari pengambilan gambar ini tidak optimal.

created by. chriser_lukuaka


E. TUGAS MANDIRI
1. Tugas para siswa adalah mendeskripsikan tentang konsep dasar Type of shot,
menspesifikasikan jenis-jenis type of shot, dan berikan contoh type shot yang ada di
karya orang lain dan deksripsikan mengapa mereka menerapkan type shot tersebut.
2. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang telah disepakati dengan
guru pengampu.

CAKRAWALA
Ada beberapa type of shot yang memiliki penyebutan berbeda. Knee Shot (KS) disebut
juga dengan Medium Long Shot. Big Close Up (BCU) dikenal juga dengan istilah Choker.
Dalam dunia Broadcasting, dikenal triangle shot. Istilah ini digunakan untuk shot-shot
yang sering digunakan dalam program acara baik drama maupun non drama televisi.
Tipe shot yang tergolong dalam triangle shot adalah Full Shot, medium shot, close up.
Full shot mampu memberikan gambaran objek dan lingkungan sekitar sekaligus,
sedangkan medium shot mampu menekan profil objek sambil tetap memperhatikan
lingkungan sekitar, dan close up mampu menekan ekspresi objek lebih dalam dan mulai
mengabaikan lingkungan sekitar, karena lingkungan sudah digambarkan dalam shot
sebelumnya.

JELAJAH INTERNET
Untuk meningkatkan wawasan kamu tentang ukuran pengambilan gambar/ type of shot,
kamu bisa menjelajahi dunia maya secara mandiri. Dunia internet sangat luas. Banyak
materi materi yang bisa kamu dapatkan di internet untuk menambah khanazah
pengetahuan kamu.
Melalui Internet, kamu akan mendapatkan lebih banyak wawasan tentang type of shot
dan motivasi pengambilan gambar tersebut. Salah satu website yang bisa kamu akses
adalah Ada beberapa type of shot yang memiliki penyebutan berbeda. Knee Shot (KS)
disebut juga dengan Medium Long Shot. Big Close Up (BCU) dikenal juga dengan istilah
Choker.
Dalam dunia Broadcasting, dikenal triangle shot. Istilah ini digunakan untuk shot-shot
yang sering digunakan dalam program acara baik drama maupun non drama televisi.
Tipe shot yang tergolong dalam triangle shot adalah Full Shot, medium shot, close up.
Full shot mampu memberikan gambaran objek dan lingkungan sekitar sekaligus,
sedangkan medium shot mampu menekan profil objek sambil tetap memperhatikan
lingkungan sekitar, dan close up mampu menekan ekspresi objek lebih dalam dan mulai
mengabaikan lingkungan sekitar, karena lingkungan sudah digambarkan dalam shot
sebelumnya.

created by. chriser_lukuaka


GLOSARIUM
Shot : Serangkaian hasil dari pengambilan gambar.
Talkshow : Salah satu program acara televisi yang berupa perbincangan antara host
dan narasumber. Acara ini fokus kepada konten pembicaraan.

created by. chriser_lukuaka


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan Pertama


Nama Kelompok : ____________________________________
Anggota Kelompok :
1. ______________________________
2. ______________________________
3. ______________________________
4. ______________________________

Rangkuman Hasil Diskusi

No Pertanyaan Jawaban Hasil Diskusi

1 Silahkan diskusikanTema produksi


program Podcast?

2 Gambarkan Bloking Kamera dalam


produksi program Podcast?

3 Tipe –tipe pengambilan gambar


dalam produksi program Podcast

Apa saja jenis Proterti yang


4 digunakan dalam produksi
program Podcast? Coba jelaskan

Peralatan apa saja yang


5 digunakan dalam produksi
program Podcast?

created by. chriser_lukuaka


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan Kedua


Nama Kelompok : ____________________________________
Anggota Kelompok :
1. ______________________________
2. ______________________________
3. ______________________________
4. ______________________________

Perhatikan Gambar dibawah ini, Diskusikan cara mengoperasikan alat ini


No Alat Cara Mengoperasikan

created by. chriser_lukuaka


INSTRUMEN PENILAIAN
Diskusi dan Presentasi
Instrumen Peserta didik dalam Kegiatan Diskusi
Altrnatif Jawaban
No Pertanyaan
SA A CA KA SKA

1 Peserta didik tidak terpengaruh dengan situasi diluar


kelas

2 Peserta didik berdiskusi dengan peserta didik lain


tentang materi yang disamapaikan

3 Peserta didik spontan bekerja apabila diberikan tugas

4 Peserta didik menjawab pertanyaan temnnya

5 Peserta didik membantu temannya yang mengalami


kesulitan untuk memecahkan msalah

6 Peserta didik bertanya dengan temannya terkait dengan


hal yang belum dipahami

7 Peserta didik mencoba memperbaiki kesalahan


temannya dalam memcahkan masalah

8 Peserta didik bekerja sesuai dengan hasil diskusi dengan


temannya

9 Peserta didik mengungkapkan pendapat dalam


berdiskusi

10 Peserta didik berusaha memperbaiki pendapat temannya


yang kurang tepat

11 Peserta didik mencatat hasil tugas kelompok

12 Peserta didik memecahkan masalah dalam kelompok

13 Peserta didik membuat kesimpulan dalam kelompok

14 Peserta didik mengacungkan tangan untuk memberi


tanggapan terhadap presentasi kelompok lain

15 Peserta didik memberikan tanggapan terhadap jawaban


yang diberikan oleh penyaji

Keterangan:
SA = Sangat Aktif , A= aktif, CA= Cukup Aktif , KA= Kurang Aktif , SKA= Sangat Kurang aktif

created by. chriser_lukuaka


Instrumen Sikap Selama Diskusi

No Kriteria Skor
1 Sikap Bekerjasama dalam kegiatan Diskusi Kelompok 10
Tidak sama sekali bekerjasama 1
Sedikit usaha untuk bekerjasama 2
Sudah ada usaha bekerjasama 3
Menunjukkan adanya usaha bekerjasama 4

2 Sikap Disiplin dalam kegiatan pembelajaran maupun mengumpulkan tugas 10


yang diberikan
Sama sekali tidak disiplin 1
Menunjukkan ada sedikit sikap disiplin 2
Menunjukkan sudah ada usaha untuk disiplin 3
Peserta didik menunjukkan adanya usaha untuk selalu disiplin 4
3 Sikap Jujur dalam melaksanakan tugas atau tes yang diberikan 10
Tidak pernah jujur 1
Jarang berprilaku jujur 2
Sering berprilaku jujur 3
Selalu berprilaku jujur 4

4 Sikap Kritis dalam berfikir saat mengajukan petanyaan atau memecahkan 10


masalah
Tidak menunjukkan sama sekali sikap kritis 1
Menunjukkan sikap kritis 2
Menunjukkan sudah ada sikap kritis 3
Menunjukkan usaha untuk sikap kritis 4

created by. chriser_lukuaka


Instrumen Praktek

No Komponen/Sub Komponen Penilaian


Persiapan Kerja Indikator Skor

1 a. Penggunaan Alat dan Bahan Penggunaan Alat dan Bahan sesui 91-100
prosedur
Penggunaan Alat dan Bahan kurang sesui 80-90
prosedur
Penggunaan Alat dan Bahan tidak sesui 70-79
prosedur
b. Ketersediaan Alat dan bahan Ketersediaan alat dan bahan lengkap 91-100
Ketersediaan alat dan bahan cukup 80-90
lengkap
Ketersediaan alat dan bahan kurang 70-79
lengkap
2 Proses dan Hasil Kerja
a. Kemampuan Kemampuan Tinggi 91-100
Kemampuan cukup 80-90
Kemampuan kurang 70- 9
b. Kelengkapan Lengkap 91-100
Cukup Lengkap 80-90
Kurang lengkap 70 - 79
c. Ketepatan Tepat 91-100
Cukup tepat 80-90
Kurang tepat 70 - 79
d. Hasil Pembuatan Rapi 91-100
Cukup Rapi 80-90
Kurang Rapi 70 - 79
3 Sikap Kerja
a. Keterampilan dalam bekerja Bekerja dengan terampil 91-100
Bekerja dengan cukup terampil 80-90
Bekerja dengan kurang terampil 70 - 79
b. Kedisiplinan dalam bekerja Bekerja dengan Disiplin 91-100
Bekerja dengan cukup Disiplin 80-90
Bekerja dengan kurang Disiplin 70 - 79

created by. chriser_lukuaka


Instrumen Praktek
c. Tanggung jawab dalam bekerja Bertanggung jawab 91-100
Cukup Bertanggung jawab 80-90
Kurang bertanggung jawab 70 - 79
4 Waktu
Penyelesaian Pekerjaan Selesai sebelum waktu berarhir 91-100
Selesai tepat waktu 80-90
Selesai setelah waktu berakhir 70 - 79

GLOSARIUM
Pedestal : penyangga kamera (seperti tripod) namun khusus digunakan untuk kamera studio (indoor) View
Finder : jendela kecil pada kamera untuk melihat object yang akan diambil oleh fotografer, object yang
tampak pada viewfinder sesuai dengan kenyataan dan hasil yang ada di viewfinder pula yang akan
tercetidak di film.
Video : rangkaian frame yang diputar sekaligus secara cepat
Frame : gambar-gambar tahapan dari suatu adegan/ gerakan
DSLR : kamera digital yang menggunakan sistem cermin dan penta mirror atau penta prisma untuk
meneruskan cahaya dari lensa ke jendela bidik

DAFTAR PUSTAKA
Buku Bahan Ajar tata kamera, tata cahaya, tata suara, tata artistik, Podcast . kementrian
kebudayaan riset dan tekhnologi
https://www.youtube.com/watch?v=ttaCHHPg-zg&ab_channel=ApriliaAzaA
https://id.wikipedia.org/wiki/Media_digital
https://sites.google.com/site/dewabhatara26/analisa-perbandingan-media-baru-dan-media-lama

Kupang, 1 Februari 2024


Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 2 Kupang Guru Mata Pelajaran

Willem A. Kana, S.Pd.,M.T Chriser Lukuaka, S.Pd


NIP. 196408201988031014 NIPPPK. 198505172022211025

created by. chriser_lukuaka

Anda mungkin juga menyukai