Modul Bahasa Indonesia Kelas 5
Modul Bahasa Indonesia Kelas 5
Bahasa Indonesia
Cinta Indonesia
K e l a s 5 ( F a s e C )
S D N e g e r i 1 1 L u b u k B u a y a
Penyusun :
Yuniar Tahira Laili
MODUL AJAR
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun Yuniar Tahira Laili
Instansi SD Negeri 11 Lubuk Buaya
Tahun Penyusun 2023
Jenjang Sekolah SD
Fase / Kelas C / V (Lima)
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Topik / BAB 6 Cintai Indonesia
Materi Pokok Huruf Kapital
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik telah mengenal apa itu huruf kapital
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Setalah melakukan pembelajaran diharapkan peserta didik mampu memiliki karakter pelajar
seperti:
Beriman. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
Mandiri
Bergotong royong
Bernalar kritis
D. MODEL & METODE PEMBELAJARAN
1. Model Pembelajaran:
Model pembelajaran yang digunakan adalah Cooperative Learning tipe Teams Game
Tournament (TGT) secara tatap muka. Langkah-langkah model Cooperative Learning
tipe Teams Game Tournament (TGT) adalah:
Penyajian kelas (class precentation)
Belajar dalam kelompok (Teams)
Game
Pertandingan (Tournament)
Penghargaan Kelompok (Team Recognition)
Slavin (dalam Aris, 2014)
2. Metode Pembelajaran:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan, bermain
E. TARGET PESERTA DIDIK
Peserta didik reguler / Tipikal
F. SARANA & PRASARANA
1. Ruang kelas
2. Komputer/laptop, proyektor, jaringan internet
3. Buku guru dan buku siswa Bahasa Indonesia kelas V serta sumber referensi lainnya
4. Media pembelajaran (gambar, video)
5. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
KOMPETENSI INTI
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui gambar, peserta didik dapat mengidentifikasi isi dari gambar ilustrasi sebuah
meseum dan merefleksikan dengan pengalaman mereka saat mengunjungi museum
dengan baik dan benar
2. Melalui teks bacaan, peserta didik dapat memahami isi teks “Berkunjung ke Gedung
Djoeng 45” dengan benar
3. Melalui permainan (game), peserta didik dapat menemukan dan memperbaiki kata
yang terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital dengan tepat.
C. PEMAHAMAN BERMAKNA
Dengan melakukan berbagai kegiatan pada pembelajaran ini, peserta didik mampu
merefleksikan pengalaman mereka saat mengunjungi museum, memahami isi teks,
menemukan dan memperbaiki kata yang terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital
D. PERTANYAAN PEMANTIK
1. Apa anak-anak masih ingat apa itu huruf kapital?
2. Coba sebutkan 1 contoh penulisan huruf kapital yang benar!
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan kelas
(10 menit) 2. Peserta didik membaca doa bersama sebelum
memulai pembelajaran yang dipimpin oleh
ketua kelas
3. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
4. Peserta didik menyanyikan lagu Halo Halo
Bandung dengan penuh semangat sambil
berdiri
5. Guru mengajak peserta didik untuk melakukan
ice breaking
6. Guru memberikan pertanyaan pemantik.
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
langkah pembelajaran, dan jenis penilaian
8. Guru membagikan teks bacaan kepada peserta
didik
Kegiatan Inti Fase 1 Penyajian Kelas (class prescentation)
(50 menit) 9. Guru menampilkan gambar museum, kemudian
memberikan pertanyaan kepada peserta didik
“apakah anak-anak pernah mengunjungi
museum, coba ceritakan”
10. Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk
menceritakan pengalamannya mengunjungi
museum
11. Kemudian, guru meminta peserta didik untuk
membaca teks yang telah dibagikan
12. Setelah membaca, peserta didik menjawab
beberapa pertanyaan yang telah disediakan
untuk menilai pemahaman peserta didik dalam
memahami teks bacaan
Fase 3 Game
18. Guru menyediakan LKPD untuk setiap
kelompok dengan menempalkan LKPD di
papan tulis
19. Guru mengajak peserta didik untuk melakukan
permainan dengan lomba antar kelompok
Fase 4 Tournament
20. Guru menjelaskan aturan pertandingan:
Setiap kelompok berbaris kebelakang
Setiap anggota kelompok bergantian
menjawab pertanyaan pada LKPD yang
telah disediakan
Guru memberikan waktu kepada setiap
kelompok selama 10 menit untuk
menyelesaikan tugas kelompok
Kelompok yang mendapatkan skor tertinggi
akan mendapatkan reward
21. Setelah menjelaskan aturan bermain, guru
memulai pertandingan antar kelompok
H. ASESSMEN / PENILAIAN
1. Asessmen Diagnostik.
Peserta didik diberikan dua pertanyaan tentang huruf kapital
2. Asesmen Formatif
Peserta didik menjawab soal LKPD dan soal evaluasi dari materi yang telah
disampaikan.
I. LAMPIRAN
1. Bahan Ajar
2. Media Pembelajaran.
3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
4. Evaluasi
5. Asesmen/ rubrik penilaian.
6. Pengayaan dan Remedial.
7. Glosarium.
8. Daftar Pustaka.
MUSEUM
Menurut Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2015 tentang Museum, Museum adalah
lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan
mengomunikasikannya kepada masyarakat. Definisi museum berdasarkan konferensi umum
ICOM (International Council Of Museums) yang ke-22 di Wina, Austria, pada 24 Agustus
2007 menyebutkan bahwa Museum adalah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari
keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang
mengumpulkan, merawat, meneliti, mengomunikasikan, dan memamerkan warisan budaya
dan lingkungannya yang bersifat kebendaan dan takbenda untuk tujuan pengkajian,
pendidikan, dan kesenangan.
Secara etimologis kata museum berasal dari bahasa latin yaitu "museum" ("musea"). Aslinya
dari bahasa Yunani “mouseion” yang merupakan kuil yang dipersembahkan untuk Muses (9
dewi seni dalam mitologi Yunani), dan merupakan bangunan tempat pendidikan dan
kesenian, khususnya institut untuk filosofi dan penelitian pada perpustakaan di Alexandria
yang didirikan oleh Ptolomy I Soter 280 SM.
Museum mengelola bukti material hasil budaya dan/atau material alam dan lingkungannya
yang mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,
kebudayaan, teknologi, dan/atau pariwisata untuk dikomunikasikan dan dipamerkan kepada
masyarakat umum melalui pameran permanen, temporer, dan keliling. Kebanyakan museum
menawarkan program dan kegiatan yang menjangkau seluruh pengunjung, termasuk orang
dewasa, anak-anak, seluruh keluarga, dan tingkat profesi lainnya. Program untuk umum
terdiri dari perkuliahan atau pelatihan dengan staf pengajar, orang-orang yang ahli, dengan
film, musik atau pertunjukkan tarian, dan demonstrasi dengan teknologi.
( sumber: https://museum.kemdikbud.go.id/pengertian-museum )
Berikut beberapa gambar museum yang ada di kota Padang dan Pangkalpinang:
“BERKUNJUNG KE GEDUNG DJOEANG 45”
Pada hari Sabtu yang lalu, aku sekeluarga berkunjung ke Gedung Djoeang „45. Gedung itu
ada di Jalan Mayor Sunaryo, Kedung Lumbu, Kecamatan Pasar Kliwon. Tepatnya di sebelah
timur Beteng Trade Center (BTC). Jarak rumahku ke museum sejauh 20 km. Waktu tempuh
perjalanan sekitar 45 menit dari rumah.
Gedung Djoeang „45 merupakan gedung bergaya Eropa. Catnya berwarna putih dan terlihat
megah sekali. Di halaman depan gedung yang memanjang ke samping, terdapat air mancur
dan taman rumput yang hijau. Taman tersebut dipercantik dengan tanaman hias dan gazebo
mini, yakni kursi taman yang di atasnya terdapat tanaman rambat. Di bagian kanan halaman
gedung terdapat Tugu Prasasti yang menjulang sekitar 10 meter tingginya.
Ruang pertama yang kami temui setelah pintu masuk berisi koleksi foto tempo dulu Kota
Solo (Surakarta) zaman penjajahan Belanda. Ada juga beberapa tulisan yang berisi informasi
dari Kota Solo pada saat itu. Kami sempat berbicara dengan seorang pemandu museum yang
bernama Pak Budi Pur. Beliau menuturkan bahwa Gedung Djoeang „45 mulai dibangun
tahun 1876 dan selesai tahun 1880, di zaman Belanda. Gedung ini dibangun sebagai
pelengkap dan pendukung Benteng Vastenburg yang ada di bagian utara gedung ini.
Setelah melewati ruang pertama, kami sampai di bagian tengah gedung yang berupa ruang
terbuka. Di ruang ini terdapat beberapa kursi taman serta lampu jalan bergaya Eropa dan
beberapa ornamen lainnya. Banyak pengunjung yang berlama-lama di sana. Ada yang sedang
duduk santai, berfoto, atau menjelajahi setiap sudut ruang terbuka mengamati setiap
arsitektur khas gedung.
Tidak banyak koleksi barang yang dipamerkan di Gedung Djoeang „45. Akan tetapi, suasana
masa lalu sangat terasa saat kita di sana. Sangat disarankan untuk mengunjungi Gedung
Djoeang „45 di sore hari untuk menikmati keindahan arsitektur gedung dan juga bersantai
sore di bangku taman yang tersedia di sana
HURUF KAPITAL
Apa itu huruf kapital? menurut KBBI, huruf kapital atau huruf besar adalah huruf yang
berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar daripada huruf biasa), biasanya digunakan
sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri dan
sebagainya, seperti A, B, C, D, E. Penggunaan huruf kapital harus sesuai dengan pedoman
umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Apa maksudnya?
Tolong ambilkan buku itu!
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam 1 jam.
2. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
André-Marie Ampère
James Watt
Mujair
Rudolf Diesel
Bapak Koperasi
Jenderal Kancil
3. Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
5 ampere
15 watt
ikan mujair
mesin diesel
4. Huruf kapital digunakan pada nama orang seperti pada nama teori, hukum, dan
rumus.
Misalnya:
teori Darwin
hukum Archimedes
rumus Phytagoras
5. Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata yang
bermakna 'anak dari', seperti bin, binti, boru, dan van, kecuali dituliskan sebagai
awal nama atau huruf pertama kata tugas dari.
Misalnya:
7. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam hal tertentu yang
berkaitan dengan nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata
ganti Tuhan serta singkatan nama Tuhan.
Misalnya:
Buddha
Hindu
Islam
Kristen
Konghucu
Al-Qur'an
Alkitab
Weda
Allah
Tuhan
Allah Yang Maha Kuasa akan menunjukkan jalan-Nya.
Ya, Tuhan, bimbinglah hamba ke jalan yang Engkau beri rahmat.
Tuhan YME (Yang Maha Esa)
Allah Swt. (Subhanahuwataala)
8. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
kebangsawanan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang
dan gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin
Teuku Umar
La Ode Khairudin
Kiai Haji Hasjim Asy'ari
Doktor Mohammad Hatta
Irwansyah, Magister Humaniora
9. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang
digunakan sebagai sapaan.
Misalnya:
11. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama seperti pada nama bangsa, suku,
bahasa, dan aksara.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Dani
bahasa Tolaki
aksara Kaganga
12. Huruf kapital tidak digunakan pada nama bangsa, suku, bahasa, dan aksara yang
berupa bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
13. Huruf kapital digunakan pada huruf pertama, seperti pada nama tahun, bulan,
hari, dan hari besar atau hari raya.
Misalnya:
tahun Hijriah
bulan Agustus
hari Jumat
hari Lebaran
tarikh Masehi
bulan Maulid
hari Galungan
hari Natal
14. Huruf kapital digunakan pada huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
15. Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama ditulis
dengan huruf nonkapital.
Misalnya:
Benua Afrika
Asia Tenggara
Pulau Miangas
Jazirah Arab
Dataran Tinggi Dieng
Gunung Semeru
Pegunungan Himalaya
Bukit Barisan
Danau Toba
Ngarai Sianok
Lembah Baliem
Sungai Mamberamo
Tanjung Harapan
Selat Lombok
Teluk Persia
Terusan Suez
Jawa Barat
Jakarta
Kabupaten Konawe
Kota Kupang
Kecamatan Rengasdengklok
Distrik Samofa
Desa Sentul
Kelurahan Rawamangun
Jalan Polonia
Gang Kelinci
Lantai II Gedung Tabrani
Ruang Poerwadarminta Gedung Yudistira
17. Huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti nama diri ditulis dengan huruf
nonkapital.
Misalnya:
berlayar ke teluk
mandi di sungai
menyeberangi selat
berenang di danau
18. Huruf pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai nama jenis ditulis
dengan huruf nonkapital.
Misalnya:
Catatan:
Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau
disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.
Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu,
gula aren, dan gula anggur.
Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.
19. Huruf kapital digunakan untuk nama geografi yang menyatakan asal daerah.
Misalnya:
batik Cirebon
bubur Manado
film Indonesia
kopi Gayo
satai Madura
soto Banjar
tari Bali
20. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur
bentuk ulang utuh) seperti pada nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau
dokumen, kecuali kata tugas.
Misalnya:
21. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur
bentuk ulang utuh) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah, serta
nama media massa, kecuali kata tugas yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Berita berjudul "Listrik Sahabat Petani" dimuat di paktani.com.
Ia menyajikan makalah "Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata".
22. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar dan
nama pangkat.
Misalnya:
Hj. hajah
Pdt. pendeta
Dg. daeng
Dt. datuk
Kol. kolonel
23. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, dan adik serta kata atau ungkapan lain
(termasuk unsur bentuk ulang utuh) yang digunakan sebagai sapaan.
Misalnya:
Catatan:
Misalnya:
b. Kata atau ungkapan yang digunakan dalam pengacuan ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
c. Istilah kekerabatan yang diikuti oleh kata yang menunjukkan kepemilikan ditulis dengan
huruf nonkapital.
Misalnya:
2. Gambar Museum
Lampiran 3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Pada hari Sabtu yang lalu, aku sekeluarga berkunjung ke Gedung Djoeang „45. Gedung
itu ada di Jalan Mayor Sunaryo, Kedung Lumbu, Kecamatan Pasar Kliwon. Tepatnya di
sebelah timur Beteng Trade Center (BTC). Jarak rumahku ke museum sejauh 20 km.
Waktu tempuh perjalanan sekitar 45 menit dari rumah.
Gedung Djoeang „45 merupakan gedung bergaya Eropa. Catnya berwarna putih dan
terlihat megah sekali. Di halaman depan gedung yang memanjang ke samping, terdapat
air mancur dan taman rumput yang hijau. Taman tersebut dipercantik dengan tanaman
hias dan gazebo mini, yakni kursi taman yang di atasnya terdapat tanaman rambat. Di
bagian kanan halaman gedung terdapat Tugu Prasasti yang menjulang sekitar 10 meter
tingginya.
Ruang pertama yang kami temui setelah pintu masuk berisi koleksi foto tempo dulu Kota
Solo (Surakarta) zaman penjajahan Belanda. Ada juga beberapa tulisan yang berisi
informasi dari Kota Solo pada saat itu. Kami sempat berbicara dengan seorang pemandu
museum yang bernama Pak Budi Pur. Beliau menuturkan bahwa Gedung Djoeang „45
mulai dibangun tahun 1876 dan selesai tahun 1880, di zaman Belanda. Gedung ini
dibangun sebagai pelengkap dan pendukung Benteng Vastenburg yang ada di bagian
utara gedung ini.
Setelah melewati ruang pertama, kami sampai di bagian tengah gedung yang berupa
ruang terbuka. Di ruang ini terdapat beberapa kursi taman serta lampu jalan bergaya
Eropa dan beberapa ornamen lainnya. Banyak pengunjung yang berlama-lama di sana.
Ada yang sedang duduk santai, berfoto, atau menjelajahi setiap sudut ruang terbuka
mengamati setiap arsitektur khas gedung.
Tidak banyak koleksi barang yang dipamerkan di Gedung Djoeang „45. Akan tetapi,
suasana masa lalu sangat terasa saat kita di sana. Sangat disarankan untuk mengunjungi
Gedung Djoeang „45 di sore hari untuk menikmati keindahan arsitektur gedung dan juga
bersantai sore di bangku taman yang tersedia di sana
3. Bagaimana kita mencari tahu suasana tempo dulu dalam Gedung Djoeang ‟45?
Soal Evaluasi
Nama :
Hari/Tanggal :
Petunjuk!
1. Setiap sore anak-anak bermain sepeda di Gang Merpati. Mereka bermain dengan
riang gembira. Anak-anak bersepeda mengitari Kompeks Perumahan.
3. Toni dan Aldo sedang bercakap-cakap di teras rumah. Mereka membahas tempat
wisata yang pernah dikunjungi.
Toni bertanya, “Tempat wisata mana saja yang pernah kamu kunjungi Do?”
“saya pernah ke pantai parangtritis, museum soeharto, dan jalan-jalan ke
malioboro,” jawab aldo.
Perbaikan kesalahan penggunaan huruf kapital pada kalimat bercetak miring adalah
…
A. “saya pernah ke pantai Parangtritis, museum Soeharto, dan jalan-jalan ke
Malioboro,” jawab aldo.
B. “Saya pernah ke pantai Parangtritis, Museum Soeharto, dan jalan-jalan ke
Malioboro,” jawab Aldo.
C. “Saya pernah ke Pantai Parangtritis, Museum Soeharto, dan jalan-jalan ke
Malioboro,” jawab Aldo.
D. “Saya pernah ke Pantai Parangtritis, museum Soeharto, dan jalan-jalan ke
Malioboro,” jawab aldo.
5. Libur sekolah telah tiba. Raka dan riki akan mengunjungi kebun binatang
Gembiraloka di yogyakarta. Mereka berangkat dengan menggunakan becak menuju
lokasi tersebut.
Perbaikan kesalahan penggunaan huruf kapital pada kalimat yang bercetak tebal
dalam paragraf tersebut adalah …
A. Raka dan riki akan mengunjungi kebun binatang Gembiraloka di Yogyakarta.
B. Raka dan Riki akan mengunjungi kebun Binatang Gembiraloka di Yogyakarta.
C. Raka dan Riki akan mengunjungi Kebun Binatang Gembiraloka di Yogyakarta.
D. Raka dan Riki akan mengunjungi Kebun Binatang Gembiraloka di Yogyakarta.
Kunci Jawaban
1. D
2. B
3. C
4. D
5. C
Lampiran 5. Asessmen / Penilaian
A. PENILAIAN DIAGNOSTIK
1. Diagnostik Non kognitif
Asesmen diagnostik non kognitif di awal pembelajaran dilakukan untuk
menggali hal- hal meliputi kesejahteraan psikologi peserta didik, sosial emosi,
aktivitas peserta didik selama belajar di rumah, kondisi keluarga dan pergaulan
peserta didik, gaya belajar, karakter, dan minat siswa.
Pilihan Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
1. Apa kabar hari ini anak-anak?
2. Apakah kalian dalam keadaan sehat?
3. Apakah anak-anak merasa bersemangat hari ini?
4. Apakah tadi malam sudah belajar?
2. Diagnostik Kognitif
No Pertanyaan
1. Apa yang kalian ketahui tentang huruf kapital?
2. Berilah 1 contoh kalimat dengan penggunaan huruf kapital yang tepat!
B. PENILAIAN FORMATIF
Kelas : V (Lima)
Hari, Tanggal :
Pertemuan Ke- :
Materi Pembelajaran : Penggunaan Huruf Kapital
Aspek
No Nama Peserta Didik Penilaian
Tanggun
Religius Komunikatif g Demokratis
Jawab
1.
2.
3.
4.
dst.
Berilah tanda cek list (�) pada kolom yang tersedia jika peserta
didik sudah menunjukan sikap/perilaku tersebut.
Pernyataan
Pengungkapa n Ketepatan
No Nama Peserta Kebenara n Skor
Gagasan Penggunaan
Didik Konsep
yang Orisinil Istilah
1 2 1 2 1 2
1.
2.
3.
4.
dst.
Keterangan: 1 = tidak, 2 = ya
Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus berikut
3. Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan
Aspek Penilaian
No Nama Peserta Didik Jumlah Nilai
1 2 3
1.
2.
3.
4.
dst.
Nilai akhir yang diperoleh merupakan akumulasi dari perolehan nilai untuk setiap
aspekdengan ketentuan sebagai berikut :
Jika peserta didik pada aspek pertama memperoleh nilai 20, aspek kedua 30,
aspekkeempat 40, maka total perolehan nilainya adalah 90.
Aspek Penilaian
No Nama Peserta Didik Jumlah Nilai
LKPD Evaluasi
1.
2.
3.
4.
dst.
C. PENILAIAN SUMATIF
DAFTAR PUSTAKA
https://museum.kemdikbud.go.id/pengertian-museum
https://ejaan.kemdikbud.go.id/eyd/penggunaan-huruf/huruf-kapital/