Makalah Manajemen Strategi Kelompok 1
Makalah Manajemen Strategi Kelompok 1
Makalah Manajemen Strategi Kelompok 1
MANAJEMEN STRATEGI
Nama Instruktur:
Dr. R. Iqbal Robbie, S.E., M.M.
Oleh:
Kelompok : 1 (Satu)
Anggota :
LABORATORIUM MANAJEMEN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang
diberikan, sehingga laporan akhir praktikum “Manajemen Strategi” ini dapat terselesaikan
dengan baik. Adapun laporan ini kami susun sebagai bagian dari tugas Praktikum Manajemen
Strategi.
Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras kami semata, melainkan
juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya laporan ini. Adapun pihak-pihak
tersebut antara lain:
1. Bapak Dr. R. Iqbal Robbie, S.E.,M.M selaku fasilitator kami dalam Praktikum
Manajemen Strategi
2. Para petugas ataupun Asisten Dosen di laboratorium Manajemen
3. Orang tua, kerabat, sahabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa kami sebutkan
satu persatu.
Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami
selaku tim penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar
laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Kami berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk
kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................................
Daftar Tabel................................................................................................................................
Daftar Gambar...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 : Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Eksternal Factor Evaluasi-EFE) ............
Tabel 2.4 : Matriks Profil Kompetitif (Competitive Profile Mattrix-CPM).........................
Tabel 2.5 : Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation-IFE)................
Tabel 2.6 :Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM).............................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.6 : Matriks Boston Consulting Group (Bcg)......................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat tulis menulis khususnya bolpoin maupun spidol boardmaker, telah menjadi
andalan manusia sebagai alat untuk melakukan komunikasi verbal dalam
menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan yang berkaitan dengan tulis menulis.
Berbagai jenis alat tulis tersebut telah diciptakaan, yang dari waktu ke waktu menjadi
semakin praktis, dalam bentuk maupun cara menggunakannya dan semua ini
disesuaikan dengan kebutuhan penggunaannya.
Pada tahun 1971, Liem An memutuskan untuk berbisnis alat tulis, alasan
dasarnya bahwa alat tulis adalah perangkat yang dibutuhkan semua kalangan. Pada saat
itu, liem an belum mempunyai modal untuk mendirikan pabrik, maka ia memulai
dengan melakuan import barang jadi dan pilihannya jatuh pada pilhan alat tulis merek
Ichiban dari jepang. Ia melakukan import spidol boardmarker jenis permanen, yaitu
spidol yang tintanya tidak bisa dihapus, karena untuk spidol yang tintanya bisa dihapus
belum laku dijual.
Liem an menggunakan saluran pemasaran konvensional untuk memasarkan
produk tersebut, karena tidak mempunyai tenaga penjual sendiri. Dalam penggunaan
saluran pemasaran konvensional, liem an menjual ke beberapa grosir yang khusus
memasarkan alat tulis di Jakarta dan Surabaya. Usaha ini berkembang pesat, karena
pada saat itu tidak ada saingan bagi spidol permanent boardmarker, sehingga spidol
merek ichiban adalah market leader.
Seiring berjalannya waktu dan merasa memiliki modal yang cukup, liem an
berusaha mendapatkan lisensi dari produsen asal ichiban, agar dapat memproduksi
sendiri. Pada tahun 1977 mendapat lisensi dan liem an mendirikan pabrik PT. Alat
Tulis dengan modal sendiri. Perusahaannya merupakan bisnis keluarga, maka
menggunakan system manajemen keluarga, sehingga tidaka ada prosuder baku dalam
operasional perusahaan dan semua berada dibawah kendali liem an sebagai pemimpin
tertinggi.
Di tahun 1987 liem an menyerahkan kepemimpinan pad anaknya yang bernama
liem ko, karena merasa sudah tua untuk mengurusi bisnisnya sementara kompetisi
disektor alat tulis semakin tajam. Lima tahun setelah menjadi raja dan melihat bahwa
produk spidol boardmarer dalam posisi aman sebagai market leader, liem ko berpikir
untuk memperluas pasar melalui diversifikasi produk, yaitu dengan memproduksi alat
tulis jenis bolpoin. Liem ko menggunakan modal sendiri untuk memproduksi bolpoin
dan penambahan tipe bolpoin, sehingga penamhan tipe bolpoin Ichiban berjalan lambat
disebabkan keterbatasan modal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. LEMBAR KERJA 1
TAHAP 1 : Membaca kasus berkali kali dengan cermat sampai menguasai, agar
mampu mengambil inti dari permasalahn yang harus diselesaikan
Masalah - 1
Target Naik Kelas Tidak Tercapai
(Gejala / Akibat)
PT. Alat Tulis merupakan perusahaan yang tidak memiliki struktur organisasi
Karena Kinerja Perusahaan
Karena tidak ada sistem kerja yang baku dan ukuran produktivitas kerja bagi
karyawan, akibatnya kinerja dari karyawan perusahaan tidak maksimal
Karena Channel Of Distribution
Penjualan produk melalui saluran pemasaran konvensional sehingga tidak menyebar
secara keseluruhan dan proses penjualan menjadi sulit dikontrol karena produsen,
grosir dan pengecer merupakan entitias terpisah dan independent.
Karena Pola Kerjasama
Tujuan perusahaan dan distributor menjadi berbeda karena masing masing hanya
ingin mengurangi biaya dan memaksimalkan keuntungan pribadi
Masalah - 2
Target naik kelas tidak tercapai
(Gejala / Akibat )
Pendanaan yang dilakukan perusahaan menggunakan dana dari internal perusahaan
Karena Kinerja Perusahaan
Terhambatnya pengembangan usaha karena terbatasnya alat dan hasil produksi
karena perusahaan mengandalkan kemampuan modal internal perusahaan.
Karena Program
Program Overtime dan penambahan karyawan yang dilakukan perusahaan belum
maximal dalam mendongkrak target produksi
Masalah - 3
Target produksi tidak tercapai
(Gejala / Akibat)
Tidak ada sistem kerja baku yang mengatur karyawan dalam melakukan
pekerjaannya
Karena Sumberdaya Manusia
Karyawan tidak memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk menjadi produktif
karena tidak ada target harian yang harus dicapai.
Karena Motivasi
Perusahaan terlalu fokus untuk mengejar produksi dengan menggunakan dana
internal perusahaan untuk memberikan tunjangan insentif kepada karyawan,
akibatnya target penjualan tidak tercapai secara maksimal
Karena Sistem Kerja
Pengawasan yang dilakukan oleh Sebagian keluarga yang bertugas sebagai mandor
tidak efisien dan kurang memenuhi kompetensi
B. LEMBAR KERJA 2
TAHAP -2 : MENGIDENTIFIKASI DAN MERUMUSKAN VISI DAN MISI
PERUSAHAAN KELUARGA
Mengembangkan Pernyataan Visi dan Misi Perusahaan Keluarga
Visi Perusahaan Keluarga:
Memenuhi kebutuhan pasar dan mempertahankan produk ICHIBAN sebagai market
leader dengan peningkatan kualitas serta produk.
Misi Perusahaan Keluarga:
1. Menjadikan produk selain boardmarker seperti bolpoint dengan berbagai jenis
tipe merk ICHIBAN sebagai market leader dalam produk alat tulis
2. Menyediakan produk alat tulis yang berskala Internasional dengan kualitas
produk yang baik dan harga yang bersaing.
3. Menjadi perusahaan yang terus mengembangkan sumber daya manusia yang
kompeten dengan integritas yang tinggi serta hasil produksi yang berkualitas.
Tujuan :
Mempertahankan Perusahaan ICHIBAN sebagai market leader dalam industri alat tulis
dengan kualitas yang unggul serta menjadikan brand ICHIBAN mencapai level dunia.
Sasaran :
1. Perluasan pasar ICHIBAN ke berbagai daerah
2. Peningkatan kuantitas dan kualitas pada produk ICHIBAN
3. Menjadikan pelanggan ICHIBAN loyal terhadap brand perusahaan
C. LEMBAR KERJA 3
TAHAP 3 : ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL
( TOWS)
Matriks evaluasi faktor eksternal
Nilai
Bobot Peringkat
Faktor-faktor Eksternal :Utama Tertimbang
1 2 (1*2)
Peluang
1. Menjual beberapa produk grosir di 0,14 3 0,42
Jakarta, surabaya yang mempunyai
jaringan pengecer yang tersebar di
seluruh Indonesia
2. Menggunakan aktifitas promosi BTL 0,32 4 1,28
karena dari pertimbangan harga, biaya
BTL lebih rendah daripada ATL
3. Dapat memperluas pasar melalui 0,14 3 0,42
pengembangan produk
Ancaman
1. Berbagai merek bolpoin menyebar di 0,18 1 0,18
pasar sehingga pertempuran antara
produsen bulpoint semakin kuat.
2. Semakin banyak produk import yang 0,11 1 0,11
akhirnya membuka pabrik di Indonesia
dengan maksud untuk memperluas pasar
di Indonesia.
3. Pasar alat tulis semakin ketat dan 0,11 2 0,22
kompetitif dengan masuknya produk yang
sama di Indonesia.
Total 1,00 2,63
E. LEMBAR KERJA 5
Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation-IFE)
Nilai
Bobot Peringkat
Faktor-faktor Internal Utama Tertimbang
1 2 (1*2)
Kekuatan :
1. Sebagai market leader 0,10 3 0,30
2. Brand image yang kuat 0,10 3 0,30
3. Harga bersaing yang lebih murah 0,20 4 0,8
4. Distribusi produk yang menyebar luas 0,15 4 0,6
5. Perusahaan memproduksi berbagai
0,05 3 0,15
macam variasi produk
Kelemahan :
1. Kurangnya modal 0,15 4 0,6
Keterangan :
Bobot (1) : 1,00
Peringkat (2) : 1 s/d 4
Nilai Tertimbang : (1 x 2)
F. Lembar Kerja 6
1. MATRIKS SWOT
2. Kekuatan-Kelemahan, Peluang-Tantangan (Strength-Weakness, Opportunities
Threats-SWOT)
Kekuatan Kelemahan
(Strength-S) (Weaknesses-W)
1. Sebagai market leader 1. Kurangnya modal
2. Brand image yang kuat 2. Tidak adanya sistem dan
3. Harga bersaing yang lebih murah prosedur kerja baku
4. Distribusi produk yang menyebar 3. Sebagai produk spidol pendatang
luas baru
5. Perusahaan memproduksi
berbagai macam variasi produk
pasar sehingga dengan harga dibawah standar maka harus berinovatif dalam
produsen bulpoint 2. Brand image yang baik 2. Kinerja harus ditingkatkan demi
2. Semakin banyak dengan perusahaan lain 3. Modal usaha lebih besar agar
produk import yang 3. Membuat variasi produk baru perusahaan dapat maju
dengan maksud
untuk memperluas
pasar di Indonesia.
3. Pasar alat tulis
semakin ketat dan
kompetitif dengan
masuknya produk
yang sama di
Indonesia.
Keterangan:
Jadi kesimpulan dari Matriks SWOT diatas, PT. ICHIBAN disarankan untuk memakai
strategi diferensi dengan melakukan pengembangan produk atau menciptakan produk
yang beda.
MATRIKS BOSTON CONSULTING GROUP (BCG)
Relative Market Share
Keterangan:
A-1: rata-rata penjualan 2012-2016 = 16.302
rata-rata penjualan 2017-2021= 17.615
A-2: rata-rata penjualan 2012-2016 = 13.353
rata-rata penjualan 2017-2021= 14.420
B-1: rata-rata penjualan 2012-2016 = 12.223
rata-rata penjualan 2017-2021= 13.304
B-2: rata-rata penjualan 2012-2016 = 5.765
rata-rata penjualan 2017-2021= 6.369
C-1: rata-rata penjualan 2012-2016 = 17.651
rata-rata penjualan 2017-2021= 19.098
C-2: rata-rata penjualan 2012-2016 = 5.418
rata-rata penjualan 2017-2021= 5.990
C-3: rata-rata penjualan 2012-2016 = 14.273
rata-rata penjualan 2017-2021= 15.492
D-1: rata-rata penjualan 2012-2016 = 13.628
rata-rata penjualan 2017-2021= 14.750
D-2: rata-rata penjualan 2012-2016 = 12.106
rata-rata penjualan 2017-2021= 13.167
Keterangan:
1. Stars: alasan produk masuk dalam kategori Stars adalah produk C-1, A-1, C-3, D-
1, A-2 merupakan produk yang banyak diminati
2. Question Marks: produk bolpoint ini merupakan pengembangan produk baru dari
ICHIBAN
3. cash cows: spidol boardmaker merupakan produk unggulan pada ICHIBAN dan
menjadi market leader untuk produk spidol
4. Dogs: produk bulpoint B-1, B-2, C-2, D-2 kurang diminati oleh pasar.
Jadi, kesimpulan dari Matriks BCG diatas, PT. ICHIBAN disarankan untuk memakai
strategi ekspansi dengan melakukan pemasaran produk ke berbagai kota besar agar
lebih dikenal dan diminati oleh masyarakat, dan juga menggunakan strategi
kepemimpinan biaya seperti dengan menggunakan fasilitas yang efisien dan mendorong
setiap karyawan untuk menignkatkan produktivitas dan kontribusi yang tinggi agar
tercapainya laba.
G. Lembar Kerja 7
ALTERNATIF STRATEGI
Faktor Kunci Bobot Diferensiasi ekspansi Kepemimpinan
biaya
Peringkat Nilai Peringkat Nilai Peringkat Nilai
Faktor Eksternal
kunci
*Peluang :
Menjual beberapa produk
grosir di Jakarta, surabaya
yang mempunyai 0.2 2 0,04 1 0,02 2 0,04
jaringan pengecer yang
tersebar di seluruh
Indonesia
Menggunakan aktifitas
promosi BTL karena dari
pertimbangan harga, biaya
BTL lebih rendah 0,05 3 0,15 2 0,10 1 0,05
daripada ATL
Dapat memperluas pasar
melalui pengembangan
0,03 1 0,03 3 0,09 3 0,09
produk
*Ancaman :
Berbagai merek bolpoin
menyebar di pasar
sehingga pertempuran
antara produsen bulpoint 0,03 1 0,03 3 0,09 1 0,03
semakin kuat.
Semakin banyak produk
import yang akhirnya
membuka pabrik di
Indonesia dengan maksud 0,06 2 0,12 1 0,06 2 0,12
untuk memperluas pasar
di Indonesia.
Perusahaan memproduksi
berbagai macam variasi 0,03 1 0,03 2 0,06 5 0,15
produk
*Kelemahan
Kurangnya modal
0,03 2 0,06 3 0,09 1 0,03
Keterangan:
Dari hasil tersebut nilai tertinggi adalah strategi ekspansi dimana perusahaan harus
melakukan perluasan pada promosi produk yang dimiliki oleh ICHIBAN seperti
menambah tempat promosi di kota-kota besar lain agar produk lebih dikenal dan
diminati masyarakat.
H. Lembar Kerja 8
TAHAP-5 : IMPLEMENTASI STRATEGI: ISU MANAJEMEN, PEMASARAN,
OPERASIONAL, SUMBER DAYA MANUSIA DAN KEUANGAN