Modul Inventarisasi Hutan
Modul Inventarisasi Hutan
Dalam rangka mengetahui kemampuan awal peserta didik terhadap materi pembelajaran,
berikut ini tersedia daftar pertanyaan yang harus dijawab
A. Teori Sampling
   1. Uraian Materi
a. Sensus
SMK Kehutanan                                                                          30
                                                                Modul Inventarisasi Hutan
   Rancangan atau disain inventarisasi hutan sangat menentukan ketelitian dari data dan
   informasi yang akan dikumpulkan. Apabila setiap unit dari populasi akan diamati maka
   inventarisasi ini sering disebut dengan sensus atau (complete enumeration). Sensus
   merupakan teknik pengukuran yang dilakukan secara keseluruhan atau pengukuran
   100%.
        Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan sensus, yaitu:
   1)   Pada umumnya dilakukan pada areal yang sempit.
   2)   Jika dilakukan pada areal yang luas, terlebih dahulu dilakukan pembagian menjadi
        blok-blok dengan luasan yang sama.
        Beberapa kekurangan pelaksanaan survei secara sensus, yaitu:
   1)   Sangat mahal dan memerlukan tenaga kerja yang banyak.
   2)   Untuk survei satwa, satwa tersebut harus dalam keadaan menetap, tidak
        berpindah-pindah.
   3)   Sangat memungkinkan terjadinya penghitungan ganda.
        Akan tetapi, sektor kehutanan yang pada umumnya berhadapan dengan luas
   kawasan yang sangat luas serta aksesibilitasnya yang pada umumnya rendah, maka
   inventarisasi hutan dengan cara sensus akan menjadi sangat mahal dan memerlukan
   waktu yang sangat lama. Cara sensus pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan
   khusus (misalnya untuk penyusunan rencana pemanenan yang luasannya tidak begitu
   besar). Untuk penyusunan rencana jangka menengah dan jangka panjang atau untuk
   tujuan penyusunan studi kelayakan, atau pengamatan yang dilakukan secara destruktif
   maka pengamatan umumnya dilakukan dengan cara sampling.
b. Sampling
SMK Kehutanan                                                                         31
                                                                 Modul Inventarisasi Hutan
   hal, sampling lebih baik dibandingkan dengan sensus, oleh karena pengamatan dapat
   dilakukan secara seksama dan teliti pada jumlah pengamatan yang sedikit.
        Terdapat beberapa alasan sehingga pengamatan melalui sampling dilakukan,
   antara lain sebagai berikut:
SMK Kehutanan                                                                          32
                                                                      Modul Inventarisasi Hutan
Sebelum melakukan sampling ada beberapa istilah yang perlu dipahami yaitu :
   1) Populasi
            Populasi adalah keseluruhan unit atau individu yang ada dalam ruang lingkup
      yang sedang diteliti atau dibicarakan. Populasi juga merupakan suatu himpunan unit-
      unit (elemen-elemen) dari satuan yang sama, yang batasnya harus dinyatakan
      dengan jelas.
            Dalam statistika, populasi adalah salah satu dari tiga hal yang didefinisikan
      sebagai berikut:
      a) Kumpulan individu atau unit
      b) Kumpulan nilai-nilai kuantitatif dari sifat individu
      c) Kumpulan hasil suatu percobaan yang dapat dinyatakan secara kuantitatif
SMK Kehutanan                                                                               33
                                                                  Modul Inventarisasi Hutan
SMK Kehutanan                                                                           34
                                                                  Modul Inventarisasi Hutan
   2) Contoh
            Contoh (sampel) adalah bagian populasi yang secara kebetulan terpilih untuk
      diukur atau diamati. Proses pemilihan dan penetapan contoh disebut sampling.
      Contoh adalah kumpulan unit-unit contoh (sampling units) yang diambil dari suatu
      kerangka penarikan contoh (sampling frame) dengan prosedur tertentu. Melalui
      pengukuran contoh, dapat diketahui ukuran-ukuran yang menyatakan sifat dari
      contoh. Ukuran-ukuran ini dikenal dengan nama statistik dan biasanya dinotasikan
      dengan ‘n’.
            Contoh yang diyakini mewakili populasi disebut contoh yang representatif.
      Hanya melalui pemilihan contoh yang representatif inilah dapat dijamin bahwa
      ukuran-ukuran atau nilai statistik yang diperoleh akan merupakan penduga tak bias
      bagi parameter.
            Contoh yang representatif adalah contoh yang dipilih dengan cara yang
      subyektif, yang antara lain dapat dilakukan melalui pemberian kemungkinan yang
      sama bagi setiap anggota populasi untuk terpilih sebagai contoh atau sampel.
   3) Unit Contoh
            Unit contoh adalah kumpulan elemen-elemen (objek-objek yang akan diukur)
      yang tidak saling bertampalan (non-overlapping) dari suatu populasi yang melingkupi
      seluruh populasi tersebut.
            Setelah mengetahui pengertian dari masing-masing istilah diatas, maka untuk
      lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar 1. Berikut:
SMK Kehutanan                                                                           35
                                                                    Modul Inventarisasi Hutan
      “Seorang koki yang mencicipi satu sendok sup untuk mengatakan bahwa satu panci
      sup yang dimasaknya memang lezat. Satu sendok sebagai unit contohnya
      sedangkan satu panci sup adalah unit populasinya. Kita tentunya tidak perlu
      menghabiskan satu panci sup tersebut baru mengatakan bahwa sup tersebut
      rasanya enak, bukan?”.
           Prinsip yang paling utama dalam sampling adalah keterwakilan, yaitu bahwa
      anggota-anggota populasi yang terpilih sebagai contoh harus dapat mewakili
      populasi yang menjadi obyek pengamatan. Prinsip lain yang sering diberi perhatian
      khusus dalam pelaksanaan sampling adalah kepraktisan, dimana pemilihan unit-unit
      contoh cenderung dilakukan secara subyektif, yaitu dengan mengandalkan
      pengalaman dari pelaksana.
           Berdasarkan uraian di atas maka secara ringkas dapat dikatakan bahwa
      prinsip-prinsip yang perlu diperhatiakan dalam sampling adalah :
      1) Ketewakilan (representativeness), yang artinya contoh yang dipilih harus dapat
         mewakili semua unsur atau kelompok yang ada dalam populasi secara
         proporsional
      2) Presisi (precision) adalah derajat kesesuaian (degree of agreement) dari suatu
         rangkaian pengukuran. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi
         kita dengan karakteristik populasi. Presisi diukur oleh simpangan baku (standard
         error). Makin kecil perbedaan diantara simpangan baku yang diperoleh dari
         sampel (S) dengan simpangan baku dari populasi (s), makin tinggi pula tingkat
         presisinya.
      3) Ketelitian (accuracy), artinya derajat kedekatan suatu nilai pengukuran terhadap
         nilai sebenarnya. Dalam sampling, keakuratan/ketelitian ini merupakan besarnya
         penyimpangan     nilai-nilai   dugaan   dari   contoh   terhadap   nilai   parameter
         populasinya, dimana hal tersebut akan dipengaruhi oleh tingkat keragaman
         populasi dan jumlah contoh atau intensitas sampling.
      4) Kepraktisan (efficiency), yang bermakna tentang perlunya diupayakan untuk
         memperoleh suatu tingkat ketelitian tertentu, dengan pengorbanan waktu, tenaga
         dan biaya yang minimal.
           Selain itu, dalam pengambilan sampel haruslah diusahakan agar sampel yang
      terbentuk seratus persen bebas dari sifat memihak (bias). Bias                merupakan
SMK Kehutanan                                                                              36
                                                                 Modul Inventarisasi Hutan
SMK Kehutanan                                                                          37
                                                                  Modul Inventarisasi Hutan
   2. Tes Formatif
   Petunjuk Pengerjaan
   -   Kerjakan soal ini secara mandiri
   -   Jika kesulitan dalam mengerjakan soal, pelajari kembali lembar informasi
   -   Jika masih mengalami kesulitan, konsultasikan pada guru pengampu
SMK Kehutanan                                                                            38
                                                                 Modul Inventarisasi Hutan
SMK Kehutanan                                                                          39
                                                                    Modul Inventarisasi Hutan
Setelah anda mengerjakan test di atas, cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitung jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan hasil belajar terhadap materi
kegiatan pembelajaran.
Nilai yang diperoleh peserta didik kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel status
penguasaan hasil belajar di bawah ini :
SMK Kehutanan                                                                             40
                                                                      Modul Inventarisasi Hutan
B. Metode Sampling
1. Uraian Materi
f. Intensitas sampling
            Misalnya, dari seratus batang pohon, hanya diambil 10 pohon untuk diukur
      sebagai pohon sampel (contoh). Hal ini berarti bahwa IS-nya adalah 10/100 = 0,1
      atau 10%. Selanjutnya, bila dari suatu hutan dengan luas 1000 hektar (ha) dibuat
      petak ukur sebanyak 200 buah yang tersebar merata sebagai sampelnya dimana
      luas setiap petak adalah 0,1 ha, maka IS-nya adalah:
                                    200 x 0,1
                               f              0,02atau 2%
                                     1000
SMK Kehutanan                                                                               41
                                                                    Modul Inventarisasi Hutan
            Untuk menentukan besarnya intensitas sampling ada dua macam cara, yaitu :
      1) Menghitung jumlah luas sampel yang dibutuhkan untuk memenuhi tingkat
           kecermatan yang diinginkan dan kesalahan sampling yang diperkenankan.
           Dalam cara ini titik berat terletak pada kecermatan hasil penarikan sampel,
           jumlah sampel yang akan dibuat harus mengikuti tujuan ini, demikian pula waktu
           dan biaya yang diperlukan.
      2) Cara kedua adalah dengan menetapkan besarnya intensitas sampling sebelum
           pelaksanaan pengukuran dilapangan, tanpa menghiraukan kecermatan sampling
           yang akan diperoleh. Cara ini biasanya dilakukan karena tersedianya waktu dan
           biaya yang sudah tertentu, atau karena sudah ada informasi yang cukup
           mengenai populasi yang akan diukur dari pengalaman masa lalu karena
           pengelolaan hutan sudah intensif.
            Seringkali hutan yang akan diinventarisasi belum diketahui secara pasti
      luasnya. Dalam hal demikian intensitas sampling hanya diperkirakan untuk
      memenuhi kecermatan yang diinginkan dan cara pengambilan sampel telah
      ditetapkan lebih dahulu
            Secara keseluruhan informasi yang diperlukan sebelum menentukan besarnya
      intensitas sampling adalah :
      1)   Besarnya error yang dapat diterima atau diperkenankan, misalnya 5 %. Berapa
           besarnya error yang dapat diterima ini bergantung pada tujuan inventarisasi.
      2)   Indikasi mengenai ragam populasi yang dapat diperoleh dari pengalaman masa
           lalu atau ditempat baru, yaitu inventarisasi yang pertama kali, dapat diketahui
           dari pembuatan sejumlah kecil petak ukur pendahuluan (preliminary survey).
           Ragam populasi dapat dinyatakan dalam perbandingan atau persen standar
           deviasi (s) terhadap harga rata-rata, disebut koefisien variasi (coeficient of
           variation, CV), Rumusnya adalah :      =   ̅
                                                          × 100 %
            Untuk dapat menghitung nilai kesalahan, harus ditetapkan dahulu taraf peluang
      yang diinginkan. Besar kecilnya taraf peluang itu banyak bergantung pada tujuan
      inventore. Biasanya t diambil untuk taraf peluang 95 %.
             Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah sampel yang harus diambil
      tergantung dari beberapa faktor berikut ini, yaitu:
      1) Tingkat ketelitian pendugaan yang dikehendaki
            Ditunjukkan oleh maksimum sampling error (SE) yang masih ditolelir
            Apabila SE kecil maka ukuran contoh harus lebih besar
SMK Kehutanan                                                                             42
                                                                    Modul Inventarisasi Hutan
g. Plot Sampling
SMK Kehutanan                                                                             43
                                                                    Modul Inventarisasi Hutan
SMK Kehutanan                                                                               44
                                                                     Modul Inventarisasi Hutan
SMK Kehutanan                                                                               45
                                                                  Modul Inventarisasi Hutan
         Apabila ditentukan luasan unit sampling untuk inventarisasi suatu areal adalah
         0,2 ha dan jarak tanam pada areal tersebut adalah 3 m x 3 m, maka bentuk
         petak ukur segi empatnya adalah kemungkinan-kemungkinan bentuk petak ukur
         yang mendekati 0,2 ha (2000 m2) sebagai berikut.
         a)     Langkah pertama akarkan luas plot ukur tersebut ...√2000 = 45 m
         b)     Buat sisi-sisi dari segi empat yang merupakan kelipatan dari jarak tanam
                yang luasnya tidak melebihi 2000 m2
         c)     Kemungkinan-kemungkinan tersebut adalah:
                    (15 x 3) x (15 x 3) = 2025 m2
                    (16 x 3) x (14 x 3) = 2016 m2
                    (17 x 3) x (13 x 3) = 1989 m2
                    (18 x 3) x (12 x 3) = 1944 m2
                    (20 x 3) x (11 x 3) = 1980 m2
         d)     Yang paling mendekati 2000 m2 adalah 1989 m2. Jadi ukuran plot ukur segi
                empat yang dipakai untuk menginventarisasi areal yang jarak tanamnya 3 m
                x 3 m dengan luas unit sampling 0,2 ha adalah 51 m x 39 m.
                 Plot dalam jalur (line plot) merupakan kombinasi antara Plot bujur
         sangkar (square plot) atau Plot Persegi panjang (rectangular plot) dengan jalur
         (strip plot) dimana jalur ukur tidak diamati secara keseluruhan tetapi
         didalamnya dibuat petak- petak ukur dan pohon-pohon dalam petak inilah
         yang       diukur    untuk menjadi dasar penaksiran volume tegakan secara
         keseluruhan.
SMK Kehutanan                                                                           46
                                                                    Modul Inventarisasi Hutan
SMK Kehutanan                                                                             47
                                                                   Modul Inventarisasi Hutan
           jalur) atau pohon-pohon yang terletak persis pada batas jalur yang dirintis (pada
           pembuatan jalur sistem batas jalur). Dalam inventarisasi hutan, pohon batas
           dimasukkan atau dikeluarkan dari jalur secara berselang seling.
            Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak
      atau random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak atau
SMK Kehutanan                                                                            48
                                                                 Modul Inventarisasi Hutan
                Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara
         acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama
         untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel
         bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya
         sudah direncanakan oleh pengukur atau sampling yang dilakukan berdasarkan
         pertimbangan subjektivitas dari pelaksananya. Secara statistika, tingkat
         ketelitian dari sampling pertimbangan ini sulit diukur, namun kadang-kadang
         digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya pada pengumpulan informasi
         yang bersifat umum.
SMK Kehutanan                                                                          49
                                                                  Modul Inventarisasi Hutan
   2. Tes Formatif
   Petunjuk Pengerjaan
   -   Kerjakan soal ini secara mandiri
   -   Jika kesulitan dalam mengerjakan soal, pelajari kembali lembar informasi
   -   Jika masih mengalami kesulitan, konsultasikan pada guru pengampu
SMK Kehutanan                                                                           50
                                                                  Modul Inventarisasi Hutan
      b. 3%
      c. 5 %
      d. 7 %
      e. 10 %
   3. Jumlah sampel yang harus diambil tergantung dari beberapa faktor berikut ini,
      kecuali...
      a. lokasi
      b. tingkat keragaman
      c. tenaga
      d. biaya
      e. waktu
   4. Petak ukur lingkaran biasanya digunakan untuk inventarisasi pada...
      a. Hutan alam
      b. Hutan seumur
      c. Hutan tidak seumur
      d. Hutan dataran rendah
      e. Hutan dataran tinggi
   5. Berikut ini ukuran petak ukur lingkaran yang biasa digunakan pada hutan yang
      menghasilkan kayu pertukangan adalah...
      a. 0,1 ha
      b. 0,2 ha
      c. 0,3 ha
      d. 0,4 ha
      e. 0,5 ha
   6. Petak ukur square biasanya digunakan untuk menghitung tingkat permudaan berikut
      kecuali...
      a. Semai
      b. Pancang
      c. Tiang
      d. Pohon inti
      e. Pohon siap tebang
   7. Bentuk plot yang menggabungkan antara plot jalur dengan plot persegi adalah...
      a. Strip plot
      b. Square plot
      c. Line plot
SMK Kehutanan                                                                           51
                                                                   Modul Inventarisasi Hutan
      d. Rectangular plot
      e. Circle plot
   8. Berikut ini ukuran lebar plot jalur yang biasa digunakan di lapangan adalah
      a. 10 m
      b. 20 m
      c. 30 m
      d. 40 m
      e. 50 m
   9. suatu plot contoh (sample unit) yang bukan didasarkan pada luasan petak tertentu
      melainkan didasarkan pada sejumlah pohon tertentu yang tercakup dalam plot
      contoh tersebut (n-tree sampling) adalah…
      a. Circle plot
      b. Square plot
      c. Strip plot
      d. Point sampling
      e. Tree sampling
   10. Cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap
      elemen populasi untuk dijadikan contoh adalah…
      a. Non random sampling
      b. Random sampling
      c. Quota sampling
      d. Snowball sampling
      e. Convenience sampling
Setelah anda mengerjakan test di atas, cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitung jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan hasil belajar terhadap materi
kegiatan pembelajaran.
SMK Kehutanan                                                                            52
                                                                   Modul Inventarisasi Hutan
Nilai yang diperoleh peserta didik kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel status
penguasaan hasil belajar di bawah ini :
1. Uraian Materi
            Dengan kata lain, dari 6 buah plot tersebut, dapat dibentuk 20 buah sampel
       (yang berbeda satu sama lain) yang masing-masing beranggotakan tiga buah plot
       contoh. Sampel-sampel tersebut adalah sebagai berikut.
SMK Kehutanan                                                                            53
                                                                        Modul Inventarisasi Hutan
SMK Kehutanan                                                                                 54
                                                               Modul Inventarisasi Hutan
          Merekapitulasi data hasil pengukuran tiap sampel plot yang telah diukur
            dalam tabel (datanya berupa jumlah volume pohon per plot)
          Menetukan rata-rata volume per ha berdasarkan data yang diperoleh
            dilapangan
          Menentukan nilai varians keragaman data pengukuran
          Menentukan nilai kesalahan baku
          Merumuskan taksiran volume tegakan dalam interval nilai pada selang
            kepercayaan
          Menentukan besarnya kesalahan taksiran dalam pengukuran.
         Contoh 1.
         Suatu areal yang luasnya 100 ha akan ditaksir potensi kayunya. Metode
         inventarisasi yang dipakai adalah sampling secara acak sederhana dengan unit
         contohnya berbentuk lingkaran seluas 0,1 ha. Intensitas sampling ditentukan
         sebesar 1%. Maka :
                Perhitungan :
                  No. PU        Xi              Xi2
                    1           5,1            26,01
                    2           4,8            23,04
                    3           5,0            25,00
                    4           4,2            17,64
                    5           4,1            16,81
                    6           4,7            22,09
SMK Kehutanan                                                                        55
                                                                                 Modul Inventarisasi Hutan
                      7            4,8               23,04
                      8            5,0               25,00
                      9            4,5               20,25
                      10           4,6               21,16
                                ∑Xi = 46,8       ∑Xi2 = 220,04
SMK Kehutanan                                                                                          56
                                                                      Modul Inventarisasi Hutan
          Kesalahan taksiran:
                                            t.Se             2,48
                                      T           x100%         x100%  5,29%
                                             X               46,8
            Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa besarnya kesalahan taksiran yang
            dilakukan adalah 5,29 %
                Sebelum kita mulai dengan contoh analisisi data, berikut adalah langkah-
         langkah dalam analisis data yang akan dilakukan :
          Tentukan jumlah populasi jalur yang dapat dibuat dalam wilayah yang akan
            ditaksir potensinya
          Tentukan jumlah sampel jalur yang akan diamati, biasanya nilainya
            ditentukan berdasarkan intensitas sampling yang telah ditentukan. Setelah
            mengetahui jumlah jalur yang akan diamati, maka penentuan plot yang akan
            diamati dilapangan ditentukan secara acak biasanya dilakukan dengan cara
            pengundian
          Merekapitulasi data hasil pengukuran tiap sampel jalur yang telah diukur
            dalam tabel (datanya berupa jumlah volume pohon per plot)
          Menetukan rata-rata volume per ha berdasarkan data yang diperoleh
            dilapangan
          Menentukan nilai varians keragaman data pengukuran
          Menentukan nilai standar error.
          Merumuskan taksiran volume tegakan dalam interval nilai pada selang
            kepercayaan
          Menentukan besarnya kesalahan taksiran dalam pengukuran.
SMK Kehutanan                                                                               57
                                                                            Modul Inventarisasi Hutan
         Contoh 2.
         Suatu areal yang luasnya 100 ha (1000 m x 1000 m), akan ditaksir potensi
         kayunya. Metode inventarisasi yang dipakai adalah random sampling dengan
         jalur sebagai unit samplingnya. Lebar jalur adalah 20 m dan intensitas sampling
         adalah 10%.
         Jawab :
          Populasi (N) = lebar hutan/lebar jalur = 1000 m / 20 m = 50 jalur
          Jumlah jalur yang diukur = f x N = 0,1 x 50 = 5 jalur.
          5 buah jalur sebagai unit sampling dipilih menggunakan bilangan random.
            Tiap jalur yang terpilih diukur panjang jalur dan dimensi (diameter dan tinggi)
            pohon-pohon yang ada kemudian didapatkan data volume keseluruhan
            pohon tiap jalurnya. Hasil pengukuran dalam jalur ukur yang terpilih sebagai
            sampel adalah sebagai berikut.
                         No.        Luas Jalur Ukur (ha)         Volume per Jalur Ukur (m3)
                No.
                        Jalur                Xi                             Yi
                 1        8                 2,1                            84,0
                 2       10                 2,0                            78,0
                 3       29                 1,7                            63,5
                 4       43                 1,9                            70,8
                 5       12                 1,8                            72,4
            Perhitungan :
                 No.
                            Xi          Yi            (Xi)2                 (Yi)2           XiYi
                Jalur
                  8         2,1        84,0           4,41             7056,00             176,40
                 10         2,0        78,0           4,00             6084,00             156,00
                 29         1,7        63,5           2,89             4032,25             107,95
                 43         1,9        70,8           3,61             5012,64             134,52
                 12         1,8        72,4           3,24             5241,76             130,32
                                                      2                 2
                        ∑Xi = 9,5   ∑Yi = 368,7    ∑Xi = 18,15       ∑Yi = 27426,65     ∑XiYi = 705,19
SMK Kehutanan                                                                                       58
                                                                            Modul Inventarisasi Hutan
                                                  Xi 1,9
          Variance volume per hektar (Sv2):
                                    2
                     2 (1  f )V    Xi 2   Yi 2 2 XiYi
                                                          
                  Sv            (    2
                                             2
                                                       )
                        n(n  1)   Xi      Yi     XiYi
          Dengan selang kepercayaan 95%, taksiran volume kayu per ha akan terletak
            dalam interval :
                                            V – t.Sv < V/ha < V + t.Sv
            Dimana :
            V/ha                = Taksiran volume per ha
                V – t.Sv        = Nilai minimum taksiran
                V + t.Sv        = Nilai maksimum taksiran
            Nilai t dapat dilihat pada tabel t dengan batas kepercayaan 95% (kolom 0,05)
            dan db (5 -1) = 4 (baris 4) adalah 2,776. Maka :
            Nilai minimum taksiran               = V – t.Sv
                                                 = 38,81 – (2,776 x 0,59)
                                                 = 38,81 – 1,63
                                                 = 37,18 m3/ha
            Nilai maksimum taksiran              = V + t.Sv
                                                 = 38,81 + (2,776 x 0,59)
                                                 = 38,81 + 1,63
                                                 = 40,44 m3/ha
            Sehingga, jika nilai tersebut dimasukkan dalam selang kepercayaan, maka
            pada taraf kepercayaan 95 %, taksiran volume/ha tegakan dalam areal
            tersebut adalah :
SMK Kehutanan                                                                                     59
                                                                      Modul Inventarisasi Hutan
           Kesalahan taksiran:
                                            t.Sv             1.63
                                      T           x100%          x100%  4,19%
                                             V               38,81
   2. Tes Formatif
   Petunjuk Pengerjaan
   -   Kerjakan soal ini secara mandiri
   -   Jika kesulitan dalam mengerjakan soal, pelajari kembali lembar informasi
   -   Jika masih mengalami kesulitan, konsultasikan pada guru pengampu
   1. Sampling yang unit-unit pengamatannya menyebar secara tidak teratur, baik dilihat
       dari nomor urut penetapannya, maupun unit contohnya dilapangan adalah…
       a. Systematic Sampling
       b. Simple random sampling
       c. Area Sampling
       d. Stratified Sampling
       e. Cluster Sampling
   2. Penggunaan teknik simple random sampling dapat menghasilkan penaksiran yang
       bebas dari...
       a. Akurasi
       b. Presisi
       c. Ketelitian
       d. Bias
       e. Keterwakilan
SMK Kehutanan                                                                               60
                                                                    Modul Inventarisasi Hutan
   Setelah anda mengerjakan test di atas, cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban
   yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitung jawaban Anda yang benar, kemudian
   gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan hasil belajar
   terhadap materi kegiatan pembelajaran.
   Nilai yang diperoleh peserta didik kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel status
   penguasaan hasil belajar di bawah ini :
SMK Kehutanan                                                                             61
                                                                    Modul Inventarisasi Hutan
   3. Materi Praktek
    Alat        : -   Kalkulator
                  -   Tabel angka acak
    Bahan       : -   Alat Tulis
                  -   Kertas HVS
                  -   Data volume tiap petak ukur
    Langkah kerja :
            Tentukan jumlah populasi unit contoh yang terdapat dalam wilayah yang akan
              ditaksir potensinya
            Tentukan jumlah sampel unit contoh berdasarkan intensitas sampling yang
              telah ditentukan.
            Merekapitulasi data hasil pengukuran tiap sampel plot yang telah diukur
              dalam tabel (datanya berupa jumlah volume pohon per plot)
            Menetukan rata-rata volume per ha
            Menentukan nilai varians keragaman data pengukuran
            Menentukan nilai kesalahan baku
            Merumuskan taksiran volume tegakan dalam interval nilai pada selang
              kepercayaan
            Menentukan besarnya kesalahan taksiran dalam pengukuran
Soal :
     Suatu tegakan mahoni yang luasnya 50 ha ingin ditaksir potensi kayunya. Metode
     inventarisasi yang dipakai adalah simple random sampling dengan petak ukur
     berbentuk lingkaran seluas 0,1 ha. Intensitas sampling yang digunakan adalah 2 %.
SMK Kehutanan                                                                             62
                                                                       Modul Inventarisasi Hutan
     Berdasarkan data petak ukur yang dijadikan sampel berikut, hitunglah taksiran
     potensi tegakan tersebut pada taraf kepercayaaan 95 % ? (t = 2,262)
                      Volume (m3)                            Volume (m3)
       No. PU                            No. PU
                           Xi                                     Xi
          1               10,1               6                   24,7
          2               14,8               7                   24,8
          3               25,0               8                   15,0
          4               34,2               9                   24,5
          5               24,1              10                   16,6
1. Uraian Materi
               Pada dasarnya analisis data yang dilakukan pada teknik systematic random
      sampling hampir sama dengan analisis data pada teknik simple random sampling.
      Perbedaannya hanya terletak pada penentuan sampel plot dilapangan. Pada simple
      random sampling, semua sampel plot yang diambil ditentukan secara acak, sedang
      kan pada systematic random sampling, hanya sampel plot pertama saja yang
      ditentukan secara acak dan sampel selanjutnya diambil secara sistematis
      berdasarkan jarak antar plot yang telah ditentukan. Analisis data yang digunakan pun
      berbeda untuk sample berupa plot/petak ukur dan plot/petak ukur jalur.
               Berikut akan diuraikan analisis data berdasarkan bentuk plot yang digunakan.
SMK Kehutanan                                                                              64
                                                                 Modul Inventarisasi Hutan
         Contoh 3
         Suatu areal hutan dengan luasan 40 ha dilakukan inventarisasi untuk menaksir
         massa kayu dengan intensitas sampling 2,5 %. Metode sampling yang dilakukan
         adalah sampling sitematik dengan bentuk petak ukur berupa lingkaran dengan
         luas 0,1 ha.
Jawab
SMK Kehutanan                                                                          65
                                                                                   Modul Inventarisasi Hutan
          Rata-rata = X 
                                X  61  6,1 m /0,1 ha
                                                    3
                                                                  = 61 m3/ha
                                n    10
                                                                                       612
                                            X   X 
                                                              2
                                                2
                                                                  /n           385 
          Varian Keragaman = s 2                                         =           10  1,197
                                                    n 1                          9
                                          N  n s2                     2
          Kesalahan baku = Se                          1  f  s           1  0,025  1,197    0,342
                                           N n                     n                         10
            m3/0,1 ha
          Dengan selang kepercayaan 95%, taksiran volume kayu per ha akan terletak
            dalam interval :
                                      X – t.Se < V/ha < X + t.Se
            Dimana :
            V/ha           = Taksiran volume per ha
                X – t.Se   = Nilai minimum taksiran
                X + t.Se   = Nilai maksimum taksiran
SMK Kehutanan                                                                                                  66
                                                                      Modul Inventarisasi Hutan
            Nilai t dapat dilihat pada tabel t dengan batas kepercayaan 95% (kolom 0,05)
            dan db (10 -1) = 9 (baris 9) adalah 2,262. Maka :
            Nilai ( t.Se) = 2,262 x 0,342 = 0,773 m3/0,1 ha = 7,73 m3/ha
            Nilai minimum taksiran          = X – t.Se
                                            = 61 – 7,73
                                            = 53,27 m3/ha
            Nilai maksimum taksiran         = X + t.Se
                                            = 61 + 7,73
                                            = 68,73 m3/ha
            Sehingga, jika nilai tersebut dimasukkan dalam selang kepercayaan, maka
            pada taraf kepercayaan 95 %, taksiran volume/ha tegakan dalam areal
            tersebut adalah :
                                             X – t.Se < V/ha < X + t.Se
                                       53,27 m3/ha < V/ha < 68,73 m3/ha
            Sedangkan, nilai taksiran volume tegakan untuk luas 40 ha areal tersebut
            pada taraf kepercayaan 95 %, adalah :
                                        L ( X – t.Se ) < V < L ( X + t.Se)
                                     40(53,27 m3/ha) < V < 40(68,73 m3/ha)
                                            2130,80 m3 < V < 2749,20 m3
          Kesalahan taksiran:
                                            t.Se             7,73
                                      T           x100%         x100%  12,67%
                                             X                61
            Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa besarnya kesalahan taksiran yang
            dilakukan adalah 12,67 %
SMK Kehutanan                                                                               67
                                                                     Modul Inventarisasi Hutan
            mengetahui jumlah jalur yang akan diamati, maka penentuan jalur pertama
            yang akan diamati dilapangan ditentukan secara acak, dan jalur selanjutnya
            dipilih berdasarkan jarak antar jalur
          Merekapitulasi data hasil pengukuran tiap sampel jalur yang telah diukur
            dilapangan dan disajikan dalam bentuk tabel (datanya berupa jumlah volume
            pohon per plot)
          Menetukan rata-rata volume per ha berdasarkan data yang diperoleh
            dilapangan
          Menentukan nilai varians keragaman data pengukuran
          Menentukan nilai standar error.
          Merumuskan taksiran volume tegakan dalam interval nilai pada selang
            kepercayaan
          Menentukan besarnya kesalahan taksiran dalam pengukuran.
Contoh 4.
         Misal akan dilakukan penaksiran potensi tegakan pada areal hutan seluas 40 ha
         (800 x 500 m), metode sampling yang digunakan sistematik sampling random
         sampling dengan intensitas sampling 10 %. Unit sampling bebentuk jalur dengan
         lebar jalur 20 m.
         Jawab :
SMK Kehutanan                                                                              68
                                                                        Modul Inventarisasi Hutan
 Xi 9
          Dengan selang kepercayaan 95%, taksiran volume kayu per ha akan terletak
            dalam interval :
                                        V – t.Sv < V/ha < V + t.Sv
SMK Kehutanan                                                                                 69
                                                                     Modul Inventarisasi Hutan
            Dimana :
            V/ha           = Taksiran volume per ha
                V – t.Sv   = Nilai minimum taksiran
                V + t.Sv   = Nilai maksimum taksiran
            Nilai t dapat dilihat pada tabel t dengan batas kepercayaan 95% (kolom 0,05)
            dan db (4 -1) = 3 (baris 4) adalah 3,182. Maka :
            Nilai minimum taksiran           = V – t.Sv
                                             = 139,156 – (3,182 x 27,64)
                                             = 139,156 – 87,95
                                             = 51,26 m3/ha
            Nilai maksimum taksiran          = V + t.Sv
                                             = 139,156 + (3,182 x 27,64)
                                             = 139,156 + 87,95
                                             = 227,106 m3/ha
            Sehingga, jika nilai tersebut dimasukkan dalam selang kepercayaan, maka
            pada taraf kepercayaan 95 %, taksiran volume/ha tegakan dalam areal
            tersebut adalah :
                                            V – t.Sv < V/ha < V + t.Sv
                                      51,26 m3/ha < V/ha < 227,106 m3/ha
            Sedangkan, nilai taksiran volume tegakan untuk luas 40 ha areal tersebut
            pada taraf kepercayaan 95 %, adalah :
                                        L ( X – t.Se ) < V < L ( X + t.Se)
                                  40(51,26 m3/ha) < V < 40(227,106 m3/ha)
                                             2050,4 m3 < V < 9084,24 m3
           Kesalahan taksiran:
                                            t.Sv              87,95
                                      T           x100%            x100%  63,20%
                                             V               139,156
            Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa besarnya kesalahan taksiran yang
            dilakukan adalah 63,20 %
   2. Tes Formatif
   Petunjuk Pengerjaan
SMK Kehutanan                                                                              70
                                                                        Modul Inventarisasi Hutan
1. Uraian Materi
SMK Kehutanan                                                                                 71
                                                                     Modul Inventarisasi Hutan
         a) Alokasi sama rata, yaitu dengan membagi jumlah contoh secara merata
             pada setiap stratum
         b) Alokasi proporsi, yaitu alokasi jumlah cotoh yang mempertimbangkan ukuran
             sub-populasi atau stratum. Stratum yang besar diberi alokasi contoh yang
             besar pula.
         c) Alokasi optimum, yaitu alokasi jumlah contoh pada setiap stratum
             dilakukan      dengan       mempertimbangkan        ukuran      stratum     dan
             keragaman setiap stratum. Semakin besar ukuran stratum dan semakin
             beragam stratum, maka semakin besar pula jumlah contoh yang dialokasikan
             pada stratum yang bersangkutan.
         d) Alokasi optimum untuk biaya pengambilan contoh yang bervariasi, yaitu
             alokasi jumlah contoh, yang selain mempertimbangkan ukuran           dan
             keragaman masing-masing stratum, juga memperhitungkan biaya penarikan
             contoh pada      masing-masing      stratum, dalam rangka efisiensi biaya.
             Stratum yang biaya penarikan per satuan contohnya yang lebih besar diberi
             alokasi jumlah contoh yang lebih kecil.
SMK Kehutanan                                                                              72
                                                                  Modul Inventarisasi Hutan
         Berikut ini akan diberikan contoh analisis data misalkan areal dibagi ke dalam
      dua strata, yaitu stratum I dan stratum II.
SMK Kehutanan                                                                           73
                                                                                                 Modul Inventarisasi Hutan
         Hasil perhitungan volume kayu tiap plot pada setiap stratum adalah :
                           Statum I                                  Stratum II
           No. PU        Volume            X12         No. PU       Volume       X22
                            X1                                        X2
               1            12             144             1           7         49
               2            11             121             2           6         36
               3            15             225             3           5         25
               4            12             144             4           7         49
               5            14             196             5           4         16
               6            14             196             6           7         49
               7            15             225
               8            10             100
               9            10             100
              10            12             144
                         X1 = 125     X12 = 1595                  X2 = 36  X22 = 224
          Rata-rata volume/ha dan varians tiap stratum
            Stratum I
            N1 = 25 ha/0,1 ha = 250
                X1 
                       X      1
                                    
                                           125
                                                12,5 m3/0,1 ha = 125 m3/ha
                        n                   10
                                    2                     2
            S1 =  2    X          1    (     X    1)       /n
                                                                   
                                                                       1595  (125 ) 2 / 10
                                                                                             3,61
                                           n 1                             10  1
            Stratum II
            N2 = 15 ha/0,1 ha = 150
                X2 
                       X      2
                                       
                                           36
                                               6 m3/0,1 ha = 60 m3/ha
                        n                   6
                                   2                      2
            S22   =
                       X      2        (     X    2)       /n
                                                                   
                                                                       224  (36 ) 2 / 6
                                                                                          1,6
                                           n 1                            6 1
          Rata-rata volume/ha dan varians gabungan (stratum I dan II)
            Rata-rata Gabungan
                X
                      N   h   Xh
                                           
                                               (N 1 x X 2 )  (N 2 x X 2 )
                       N tot                              N tot
SMK Kehutanan                                                                                                          74
                                                                               Modul Inventarisasi Hutan
              2              1                                s h2
             Sgab 
                           N tot
                                   2      N h (N h  n h )
                                                              nh
                   1              3,61                1,6 
                   250(250  10)
                       2
                                          150(150 - 6)    
               400                 10                  6 
                  1
                     (21660  5760)  0,1714
               160000
          Standar error volume per plot :
 Kesalahan taksiran :
II
                                                       I
SMK Kehutanan                                                                                        75
                                                                     Modul Inventarisasi Hutan
         nI = 4 ; f1 = 4/100 = 0,04
         n2 = 3 ; f2 = 3/80 =0,0375
         Misal hasil crusing di dalam jalur pada setiap stratum adalah sebagai berikut :
                               STRATUM I                             STRATUM II
             No.            Luas (ha)  Volume (m3)         No.     Luas (ha) Volume (m3)
            Jalur              X1            Y1           Jalur       X2         Y2
              1                0.3           34             1         0,3        20
              2                0,5           50             2         0,4        28
              3                0,6           51             3         0,2        10
              4                0,2           23
                             X1 = 1,6    Y1 = 158                 X2 = 0,9       Y2 = 58
                                2       2         2
                     (1  f1 )V  X 1      Y1  2 X 1Y1 )
             S12                (    2
                                            2
                      n1 (n1  1) X       Y1      X 1 Y1
                                    1
2 2
             S 22 
                       (1  f 2 )V 22
                                       (
                                          X2  
                                              
                                                 Y2
                                                     
                                                      2 X 2Y2
                                                               )
                                            2      2
                         n(n  1)        X2     Y2      X  Y
                                                          2 2
SMK Kehutanan                                                                              76
                                                                                 Modul Inventarisasi Hutan
                         L1 V 1  L 2 V 2   25 x 98,75  15 x 64,44
                  V =                     =                         = 85,88 m3/ha
                            L1  L 2                25  15
   2. Tes Formatif
   Petunjuk Pengerjaan
   -    Kerjakan soal ini secara mandiri
   -    Jika kesulitan dalam mengerjakan soal, pelajari kembali lembar informasi
   -    Jika masih mengalami kesulitan, konsultasikan pada guru pengampu
IV. RANGKUMAN
   1.    Bentuk unit contoh yang dapat digunakan dalam kegiatan inventarisasi hutan
         adalah Plot lingkaran (Circular Plot), Plot segi empat (Plot bujur sangkar (square
         plot), Plot Persegi panjang (rectangular plot) dan plot ukur dalam jalur (line plot)),
         Plot Jalur (Strip Plot). Tanpa Plot (Plotless)/Sampel Titik (point sample), Contoh
         pohon (trees sampling).
   2.    Plot ukur lingkaran sering digunakan dalam inventarisasi hutan tanaman, Berikut
         adalah ukuran plot hutan tanaman sesuai dengan jenisnya :
         1)     Hutan tanaman kayu pulp
SMK Kehutanan                                                                                          77
                                                                    Modul Inventarisasi Hutan
                Untuk tanaman berumur < 4 tahun (kelas umur I – II) digunakan plot
                 contoh berbentuk lingkaran berukuran luas 0,02 hektar (jarijari lingkaran
                 7,98 meter) atau plot contoh berbentuk 6-contoh pohon (6-tree sampling)
                Untuk tanaman berumur ≥ 4 tahun (kelas umur III – IV) digunakan plot
                 contoh berbentuk lingkaran luas 0,04 hektar (jari-jari lingkaran 11,28
                 meter) atau plot contoh berbentuk 8- contoh pohon (8-tree sampling).
        2)   Hutan tanaman kayu pertukangan
                Untuk tanaman kelas umur I – II digunakan plot contoh berbentuk lingkaran
                 luas 0,02 hektar (jari-jari lingkaran 7,98 meter) atau plot contoh berbentuk
                 6-contoh pohon (6-tree sampling),
                Untuk tanaman kelas umur III – IV digunakan plot contoh berbentuk
                 lingkaran luas 0,04 (jari-jari lingkaran 11,28 meter) atau plot contoh
                 berbentuk 8-contoh pohon (8-tree sampling)
                Untuk tanaman kelas umur ≥ V serta hutan tanaman miskin riap digunakan
                 plot contoh berbentuk lingkaran luas 0,1 hektar (jarijari lingkaran 17,8
                 meter ) atau plot contoh berbentuk 10- contoh pohon (10-tree sampling)
   3.   Plot bujur sangkar (square plot) sering digunakan untuk menaksir potensi
        permudaan pada hutan alam atau pada hutan tanaman untuk menilai keberhasilan
        tanaman
   4.   Pada umumnya ukuran plot persegi panjang (rectangular plot) adalah 20 m x 50 m
        atau 20 x 100 m. Pada hutan tanaman yang berumur lebih dari 4 tahun, penentuan
        ukuran plot ukur persegi panjang didasarkan pada jarak tanamannya
   5.   Plot dalam jalur (line plot) merupakan kombinasi antara Plot bujur sangkar (square
        plot) atau Plot Persegi panjang (rectangular plot) dengan jalur (strip plot) dimana
        jalur ukur tidak diamati secara keseluruhan tetapi didalamnya dibuat petak- petak
        ukur dan pohon-pohon dalam petak inilah yang diukur untuk menjadi dasar
        penaksiran volume tegakan secara keseluruhan
   6.   Plot jalur banyak digunakan dalam inventarisasi hutan alam karena pembuatannya
        di lapangan mudah dilakukan. Umumnya lebar jalur yang sering digunakan adalah
        20 meter. Arah jalur ukur yang dibuat di lapangan harus memperhatikan hal-hal
        sebagai berikut:
            Sedapat mungkin memotong bukit atau sungai untuk mendapatkan data
             keadaan vegetasi yang lengkap
            Jumlah dan jarak antara jalur ukur sesuai dengan yang ditetapkan.
            Jalur pertama ditetapkan secara acak
SMK Kehutanan                                                                              78
                                                                     Modul Inventarisasi Hutan
V. TUGAS
SMK Kehutanan                                                                              79
                                                                          Modul Inventarisasi Hutan
   Test ini merupakan bahan pengecekan bagi peserta didik dan guru untuk mengetahui
   sejauh mana penguasaan hasil belajar yang telah dicapai. Oleh karena itu peserta didik
   harus mengerjakan test ini dengan benar sesuai dengan kemampuan sendiri.
   2.     Teknik pengukuran yang dilakukan hanya pada sebagian elemen dari populasi
          disebut teknik…
          a.   Sensus                                          d.   Pengukuran 100 %
          b.   Sampling                                        e.   Menyeluruh
          c.   Full enumeration
   3.     Berikut ini adalah beberapa kekurangan pelaksanaan sensus, kecuali…
          a.   Sangat mahal
          b.   Memerlukan tenaga kerja yang banyak
          c.   Untuk survey satwa, satwa tersebut harus dalam keadaan menetap, tidak
               berpindah-pindah
          d.   Sangat memungkinkan terjadinya perhitungan ganda
          e.   Efesiensi waktu
   4.     Bentuk plot yang sering digunakan untuk menaksir potensi permudaan pada hutan
          alam atau pada hutan tanaman untuk menilai keberhasilan tanaman adalah...
          a. Plot bujur sangkar (square                        c. Plot jalur
               plot)                                           d. Tanpa Plot (Plotless)
          b. plot persegi panjang                              e. Tree sampling
               (rectangular plot)
SMK Kehutanan                                                                                     80
                                                                   Modul Inventarisasi Hutan
   5.   Sampel hanya berupa titik sepanjang garis yang telah ditetapkan arahnya dengan
        menggunakan kompas adalah...
        a. Plot bujur sangkar (square                    c. Plot jalur
             plot)                                       d. Tanpa Plot (Plotless)
        b. Plot persegi panjang                          e. Plot Lingkaran
             (rectangular plot)
   6.   Suatu plot contoh (sample unit) yang bukan didasarkan pada luasan petak tertentu
        melainkan didasarkan pada sejumlah pohon tertentu yang tercakup dalam plot
        contoh tersebut (n-tree sampling), misalnya 6-tree sampling, 8-tree sampling, 10-
        tree sampling, dan seterusnya adalah…
        a. Plot bujur sangkar (square                    c. Plot jalur
             plot)                                       d. Tree sampling
        b. plot persegi panjang                          e. Plot Lingkaran
             (rectangular plot)
   7.   Lebar jalur yang umum digunakan pada kegiatan inventarisasi di hutan alam
        adalah…
        a. 10 m                                          d. 40 m
        b. 20 m                                          e. 50 m
        c. 30 m
   8.   Luas Plot lingkaran yang biasa digunakan pada hutan tanaman untuk kayu
        pertukangan pada kelas umur V adalah…
        a. 0,1 ha                                        d. 0,4 ha
        b. 0,2 ha                                        e. 0,5 ha
        c. 0,3 ha
   9.   Daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel
        yang bisa berupa data tentang orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat,
        atau juga tentang benda adalah…
        a.   Random sampling                             d.   Systematic sampling
        b.   Kerangka sampling                           e.   Stratified sampling
        c.   Cluster sampling
   10. Suatu cara pengambilan contoh yang dilakukan dengan suatu pola yang bersifat
        sistematis, yang telah dilakukan terlebih dahulu adalah…
        a.   Random sampling                             c.   Cluster sampling
        b.   Purposive sampling                          d.   Systematic sampling
SMK Kehutanan                                                                            81
                                                                     Modul Inventarisasi Hutan
       e.   Stratified sampling
   11. sampling dimana elemen populasi tidak mempunyai kesempatan sama untuk bisa
       dipilih menjadi sampel adalah…
       a.   Nonrandom sampling                            d.    Systematic sampling
       b.   Random sampling                               e.    Stratified sampling
       c.   Simple random sampling
   Setelah anda mengerjakan test di atas, cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban
   yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitung jawaban Anda yang benar, kemudian
   gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan hasil belajar
   terhadap materi kegiatan pembelajaran.
   Nilai yang diperoleh peserta didik kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel status
   penguasaan hasil belajar di bawah ini :
SMK Kehutanan 82