LAPORAN PEMANENAN HASIL HUTAN
PEMBUATAN TAKIK REBAH DAN PEMBAGIAN BATANG
         Nama : Nobertus A. Amteme
           NIM   : 182381256
       PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN
            JURUSAN KEHUTANAN
    POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG
                 TAHUN 2020
                                            BAB I
                                      PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
       Pemanenan hutan merupakan kegiatan untuk mengaktualkan volume kayu potensial di
dalam hutan yang dilakukan melalui tahap-tahap penebangan, pembagian batang, penyaradan,
pengangkutan dan muat bongkar, yang semuanya berkaitan dengan efisiensi untuk memperoleh
rasio volume aktual dengan volume potensial mendekati angka satu. Berkaitan dengan besar
kecilnya jumlah kayu, menurut Lesmana (1997), dalam peningkatan efisiensi penebangan perlu
diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya indeks tebang yaitu faktor pohon, faktor
tenaga kerja dan faktor lingkungan sekitar. Demikian pula Waris (1999) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap besaran indeks tebang adalah faktor pohon
berdiri, faktor lingkungan, keterampilan operator serta manajemen perusahaan. Menurut
Simarmata dan Sastrodihardjo (1981), limbah eksploitasi terjadi 71% di petak tebang, 25% di
tempat pengumpulan dan 4% di logpond. Limbah ini disebabkan karena kesalahan dalam teknik
eksploitasi (teknik tebang, arah rebah, bucking, penyaradan) dan manajemen.
Operator penebangan mempunyai peran yang sangat penting dalam meminimalkan limbah
penebangan dan memaksimalkan volume aktual siap sarad. Operator penebangan dapat memulai
kegiatan penebangan dengan terlebih dahulu menentukan arah jatuh pohon, membuat takik
rebah, dan membuat takik balas (Conway, 1978). Menurut Wackerman (1949), tiga faktor
penilaian penebangan yang baik dan efisien adalah : (1) Tunggak dibuat serendah mungkin,
dengan takik rebah antara ¼-1/3 diameter batang, takik balas dibuat 2-3 inci di atas takik rebah
dan saat pohon jatuh tidak mengalami pecah batang; (2) Tidak mengakibatkan menurunnya
kualitas tegakan yang ditebang; dan (3) Arah rebah pohon diusahakan ke arah luar penyaradan.
Arah rebah perlu direncanakan agar kerusakan akibat penebangan dapat diminimalkan. Menurut
Conway (1982), beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan arah rebah adalah
keberadaan rintangan lain yang keras (tunggak, batu dan jurang), kondisi tegakan di sekitar
pohon yang akan ditebang, kelerengan lapangan dan kondisi pohon yang ditebang dengan
memperhatikan kecondongan dan kerusakaannya.
Pembagian batang berpotensi menghasilkan limbah berbentuk potongan pendek maupun limbah
kayu seperti limbah kayu lapuk,busuk, masyarakat memanfaatkan limbah pemanenan sebagai
komoditas perdagangan maupun sebagai bahan bakar untuk kebutuhan sendiri.
1.2 Tujuan
    Agar mahasiswa mengetahui cara pembuatan teknik rebah dan pembagian batang dalam
mengelolah hasil hutan.
                                         BAB II
                                 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian takik rebah dan pembagian batang
   a.takik rebah
       Takik rebah terdiri dari 2 bagian utama yaitu alas takik dan atap takik ,alas takikdibuat
terlebih dahulu dengan kedalaman berkisar antara 1/5-1/3 diameter pohon.setelah pembuatan
alas takik selanjutnya pembuatan atap takik dengan sudut 45 dari alas takik,hasilnya berupa
potongan yang disebut dengan mulut takik. Tinggi takik balas diperkirakan 1/10 diameter pohon
dari garis perpanjang alas takik. Takik balas dibuat dengan cara memotong pohon secara
horizontal pada ketinggian diatas sampai kayu engsel. Dalam teknik penebangan factor yang
menentukan keberhasilan penenbangan adalah pembuatan takik rebah dan takik balas.takik rebah
dan takik balas ini yang akan menentukan arah robohnya pohon.tipe-tipe takik rebah yang dapat
digunakan antara lain (1) tipe biasa merupakan takik rebah yang umum digunakan pada kegiatan
penenbangan kayu rimbah dihutan alam,(2) tipe humbolt adalah tipe takik rebah yang umum
digunakan pada kegiatan tebang habis di hutan jati.faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
menentukan arah rebah pohon antara lain topografi,angin,dan keadaan pohon itu sendiri.
       Penebangan merupakan langkah awal dari kegiatan pemanenan kayu, meliputi tindakan
yang diperlukan untuk memotong kayu dari tunggaknya secara aman dan efisien (Suparto, 1979)
fungsi takik rebah adalah sebagai berikut:
           1. Mengarahkan rebahan pohon yang ditebang
           2. Mengendalikan batang yang sedang rebah sesuai bentuk takik
           3. Penuntun terciptanya suatu engsel setelah takik balas dibuat dan menentukan
               takik reabh
           4. Mencegah terjadinya ungkitan pada tunggul
           5. Menebang pohon berbagai ukuran diameter
       b.pembagian batang
       Menurut haryanto(1995)dalam martono (2013)pembagian batang adalah pekerjaan yang
dilakukan untuk membagi batang pohon yang sudah rebah kedalam sortimen –sortimen.
Pembagian batang merupakan bagian dari kegiatan penebangan pohon.setelah pohon ditebang
dan dipindahkan ditemapat pengumpulan sementara kemudian dilakukan pembagian batang
sesuai dengan ukurannya. Dalam penelitian shitohang (2015) menyatakan bahwa kegiatan
pembagian batang merupakan bagian dari penenbangan karna alat yang digunakan dalam
kegiatan penebangan yaitu chainsaw.Dalam penelitian sukadaryati dkk (2018) pembagian batang
dilakukan oleh regu tebang setelah pohon roboh.tahapanyan adalah sebagai berikut:
           1) Melakukan penyekatan batang yaitu membuat batasan panjang batang pada
               batang kayu yang akan dibagi –bagi dengan menggunakan alat penyekala.
           2) Membagi batang kayu sesuai ukuranya denganmenggunakan alat chainsaw
           3) Mencatat       semua      kegiatan      pembagian       batang      mulai   dari
               persiapan,penyekalan,hingga membagi-bagi batang kayu
Hasil penelitian yang dilakuakan oleh sitohang (2015)dilapangan terkhsus pada tahap pembagian
batang,telah dilakuakan beberapa hal yang harus diperhatikan seperti sebagia berikut:
           1. Menggunakan stick(tongkat sebagai ukuran )dengan ukuran 250 cm,tujuanyan
               adalah tidak terjadi kesalahan pengukuranyang dapat menyebabkan perbedaan
               panjang potongan.
           2. Pohon yang sudah ditebang harus dipotong semua,tujuannya adalah agar
               memaksimalkan nilai ekonomis kayu.
           3. Pemotongan batang harus tegak lurus sumbu batang,tidak boleh miring melebihi
               10̊ terhadap sumbu vertical. Tujuanya adalah agar tidak terjadi perbedaan
               pengukuran.
           4. Pemotongan dilakukan hingga ujung pohon hingga diameter minimal 5
               cm,tujuanya agar memaksimalkan kayu produksi.
                                            BAB III
                                       METODOLOGI
3.1 Waktu dan tempat
       Praktikum dilaksanakan tepat hari kamis, tepat pukul 15:00-17:00 ,bertempat di kube
jurusan kehutanan ,politeknik pertanian negeri kupang.
3.2 Alat dan bahan
       Alat yang digunakan
              Chainsaw
              Parang
              Pita meter
               Kamera
                Bahan
               Kayu gamal
3.3 prosedur kerja
       a.takik rebah
                     1) Menentukan lokasi penelitian
                     2) Mengamati kegiatan pemanenan kayu yang selama ini dilakukan, meliputi
                        kegiatan penebangan, pembagian batang dan pengeluaran kayu.
                     3) Mencatat kondisi awal di lokasi penebangan meliputi : jumlah pohon,
                        jenis pohon, diameter dan tinggi pohon, kondisi tanah dan topografi
                        lapangan
                     4) Keadaan pohon ,posisi tumbuhnya pohon,keadaan percabangan dan
                        tajuknya.
                     5) Keamanan pekerja jangan merebahkan pohon ke tempat kerja regu lain
                        jarak tebang regu satu dengan yang lain sekurang-kurangnya dua kali
                        tinggi pohon.
                     6) Keadaan lapangan,,untuk mengurangi tekanan berat pohon waktu
                        rebah,usahkan jatuhnya pohon kea rah lereng bukit yang datar/rata.
                     7) Keselamatan kayu,batang waktu jatuh usahakan jangan sampai menimpa
                        batu,tongkak batang selokan/parit atau batang kayu yang lain.
                     8) Menyangkut pada pohon lain arah penyaradan ,usahakan arah rebah pohon
                        searah dengan jalan sarad.
b.pembagian batang
           1.   Pembagian batang dilakukan oleh regu tebang setelah pohon roboh. ·
           2.    Melakukan penyekalaan batang yaitu membuat batasan panjang batang pada
                batang kayu yang akan dibagi-bagi dengan menggunakan a l a t penyeka l a yang
                ukurannya dapat dilihat.
           3.   Membagi batang kayu sesuai ukurannya denganmenggunakanalat chainsaw
        4.   Mencatat semua kegiatan pembagian batang mulai dari persiapan, penyekalaan
             hingga membagi-bagi batang kayu.
                                       BAB IV
                             HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
   Mengisi bensin pada chainsaw                            mengisi oli chainsaw
Mengukur tinggi rebah yang siap di   memulai memotong takik rebah
Potong
Memotong dengan cara takik balas     memotng rebah di hutan tanaman
Mengukur kedalaman pohon
     Mengukur kayu untuk pembagian
     Batang
4.2 pembahasan
   a. takik rebah
        Penebangan merupakan langkah awal dari kegiatan pemanenan kayu,meliputi tindakan
yang diperlukan untuk memotong kayu dari tunggakanya secara aman dan efisien.tujuan
penenbangan adalah untuk mendapatkan bahan baku untuk keperluan industry perkayuan dalam
jumlah yang cukup dan berkualitas baik. Dalam proses penenbangan kayu, hala-hal yang siap
ditebang.karateristik pohon kayu yang siap ditebang. Pohon yang akan ditebang atau dipanen
harus memenuhi syarat usia yang cukup untuk ditebang. Dengan demikian,kualitas kayu yang
dihasilkan baik. Pada dasarnya kegiatan penebangan pohon terdiri dari 3 kegiatan yaitu:
           1. Persiapan dan pembersihan tumbuhan bawah
           2. Penentuan arah rebah
           3. Pembuatan takik rebah dan takik balas
Persiapan dan pembersihan tumbuhan bawah
   Area sekitar pohon harus nyaman dan bersih sehingga dapat menebang tanpa hambatan.arah
jatuh pohon juga jelas dan dapat diperkirakan.pohon-pohon kecil,semak berlukar dan cabang
disekitar area kerja bisa mengaburkan pandangan garis ketika melakukan perencanan dalam
menentukan arah jatuhnya pohon. Sehingga memudahkan kegiatan penebangan dan mencegah
terjadinya kecelakaan selama kegiatan penebangan.
Penentuan arah rebah
   Keberhasilan penebangan sangat ditentukan oleh arah rebah pohon. Arah rebah yang benar
akan menghasilkan kayu sesuai dengan yang diinginkan dan kecelakan kerja dapat dihindari
serta kerusakan terhadap lingkungan dapat tekan,sedangkan apabila arah rebah yang ditentukan
tidak benar,maka kayu akan rusak dan kemungkinan terjadinya kecelakan sangat besar serta
pohon yang ebah akan merusak lingkungan sekitarnya. Oleh karenanya dalam menentukan arah
rebah pohon harus berpedoman pada ketentuan yang sudah ditetapkan. Berdasarkan ketentuan
arah rebah yang benar adalah sebagai berikut:
           1. Sedapat mungkin menghindari arah rebah yang banyak dijumpai rintangan
              seperti:batu-batuan,tunggak,pohon roboh dan parit
           2. Jika pohon terletak dilereng atau tebing,maka arah rebah diarahkan kepuncak
              lereng.diusahakan menuju tempat yang tegakkan tinggalnyarelatif sedikit.
           3. Arah rebah diupayakan disesuaikan denganarah penyarah dan kayu atau kea rah
              yang memudahkan penyara dan kayu.
           4. Pada daerah yang datar,arah rebah pohon disesuaikan dengan bentuk tajuk dan
              posisi pohon.
Selain menentukan arah rebah pohon perlu juga ditentukan arah keselamatan bagi regu
penebang.apabila sebatang pohon akan ditebang luas daerah berbahya diperkirakan 2x tinggi
pohon yang bersangkutan.demi menjamin keselamatan penebang,maka daerah yang aman berada
pada sudut 45̊ dikiri dan kanan garis lurus arah rebah pohon yang ditentukan.
  b.pembagian batang
     setelah memahami teknik penebangan dan langkah selanjutnya kegiatan pemanenan hasil
hutan/kayu berupa pembagian batang.pembagian batang(bucking) adalah pemotongan batang
pohon setelah ditebang menjadi sortimen-sortimen dengan ukuran tertentu.tujuan dari pembagian
batang ( bucking) untuk mendapatkan nilai tambah ( added value) pohon kayu bulat bernilai
tinggi dan laku dipasaran dengan menerapkan manajemen batang per batang.pengukuran dan
pembagian batang harus dilakukan sebelum pemotongan batang.pemotongan batang harus tegak
lurus sumbuh batang,tidak boleh miring melebihi 10̊.
       Kelebihan dan kekurangan teknik pembagian batang
           a. Teknik dalam pembagian batangerat kaitanya dengan teknik pemanenan
               kayu,teknik pemanenan dengan memerhatikan factor-faktor penebangan pohon
               akan menghasilkan kayu yang berkualitas dan mempengaruhi efisiensi
               pemanfaatan serta pendapatan dari hasil penjualan kayubeberapa factor yang
               perlu diperhatikan dalamkegiatan penebangan pohon menurut suparto (1982)dan
               ward (2011) dalam soenamo dkk(2016) meliputi:
           b. Ukuran diameter pohon
           c. Kondisis pohon yaitu posisi pohon (normal atau miring),kesehatan pohon
               (gerowong atau terdapat cacat-cacat lain yang mempengaruhi rebahnya
               pohon),bentuk tajuk dan keberadaan banir.
           d. Pohon-pohon lain di dekat pohon yang akan ditebang
           e. Sedapat mungkin menghindari arah rebah yang banyak dijumpai rintanganseperti
               batu-batuan ,tunggak,pohon roboh,dan parit.
           f. Jika pohon terletak dilereng atau tebing maka arah rebah diarahkan ke
               puncaklereng atau sejajar kontur.
Dalam penelitian sukadaryati (2018)beberapa kelebihan teknik pemenenan kayu dan pembagian
batang dihutan antara lain:
           a. Teknik penebangan pohon dilakukan dengan persiapan yang cukup baik,yaitu
               melakukan “branching”(pemotongan dahan dan ranting) dan memasang alat bantu
               berupa tali untuk mengarahkan arah rebah kayu.
           b. Penggunaan alat semi mekanis dalam mengeluarkan kayu dari dalam hutan ketepi
               jalan yaitu sepeda motor yang dimodifikasi.
           c. Pembuatan takik rebah dan takik balas untuk pohon berdiameter cukup besar (≥20
               cm);ukuran takik rebah yang kecil (sudut <450) sehingga tidak banyak
               menimbulkan limbah batang yang tidak dimodifikasi.
          d. Efisiensi pemanfaatan kayu tinggi, karena semua bagian kayu yang ditebang
             dapat dibawa keluar petak tebang dan dimanfaatkan            baik untuk bahan
             bangunan,hingga kayu bakar.
Beberapa kekurangan teknik pemanenan kayu dalam teknik pembagian batang :
          a. Tunggak sisa tebangan masih dikategorikan tinggi berdasarkan standar
             perhutanan.
          b. Belum digunakan baji sebagai alat bantu arah rebah menggantiakntali tambang
          c. Belum menerapkan k3 untuk keselamatan kerja
          d. Pada kondisi lapangan licin dan bertopografi agak curam,pengunaan sepeda motor
             yang dimodifikasi sebagai alat untuk mengeluarkan kayu dirasa kurang praktis.
                                          BAB V
                                        PENUTUP
5.1 Kesimpulan
     Dari hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkn bahwa dari kedua teknik pemanenan
hasil hutan diatas sanagatdiperlukan dalam menilai kualiatas kayu yang baik dan mutuh guna
untuk berbagai usaha .
5.2 saran
    Dari praktek yang telah dilakukan dapat di saran bahwa dalam melakuakan praktikum harus
dengan konsentrasi dan mengikuti prosedur yang di tetapakan agar tidak terjadi kecelakan atau
kesalah dalam melakukan kedua teknik tersebut.
                           DAFTAR PUSTAKA
Suparto RS.1982.pemanenan hasil hutan .fakultas kehutanan, Bogor (ID):Institut
pertanian Bogor.
Yuniawati .2007. penggunaan jumlah chainsaw yang tepat dan efisien pada
penebangan :studi kasus dihutan dikalimantan timur.jurnalrimba Kalimantan.12(1):62-
66,juni 2007.kalimantan.
Nugroho B. 1995.perencanan pemanenan kayu.Bogor (ID): Fakultas kehutanan IPB.