EFUSI PLEURA
BATASAN
Kumpulan cairan di rongga pleura
PATOFISIOLOGI DAN ETIOLOGI
Transudat
Merupakan cairan ektraseluler dalam rongga pleura yang ditimbulkan secara pasif
Berat jenis cairan < 1,015, dengan protein < 2-3 g/dl
Terjadi sebagai akibat perubahan faktor sistemik yang mempengaruhi pergerakan
cairan pleura.
Contoh :
-
peningkatan cairan interstisial pulmonal dan peningakatan tekanan kapiler pleura
viseral pada gagal jantung kiri
penurunan tekanan onkotik
Eksudat
Terjadi akibat faktor lokal sehingga terjadi akumulasi cairan pleura.
Cairan dalam rongga pleura yang disebabkan oleh penyakit infeksi atau neoplasma.
Umumnya kadar protein > 3 g/dl, dapat berwarna kunig, purulen ataupun kemerahan,
dengan atau tanpa sel-sel atau bakteri
Secara umum dapat disebabkan oleh inflamasi, infeksi, neoplasma.
Gejala kilinis
-
sesak napas merupakan gejala utama, kadang-kadang disertai perasaan tidak enak
di dada.
Bila cairan pelura sedikit, maka tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan klinis,
tetapi dapat dideteksi dengan radiografi.
Kadang-kadang disertai nyeri pleuritik atau batuk nonproduktif, tetapi efusi pelura
lebih sering penyulit pneumoni ( efusi parapneumoni )
Pemeriksaan fisik
-
pada inspeksi : gerak napas tertinggal pada sisi efusi, sela iga nampak melebar
dan menonjol
pada perkuasi : suara ketok terdengar redup sesuai dengan luas efusi, dapat
membentuk garis ellys d amoiciere, tanda-tanda pendorongan mediastinum, sel
iga melebar
pada palpasi : fremitus raba menurun
pada auskultasi : suara napas menurun atau menghilang suara bronkial dan
egofoni sering di jumpai tepat di atas efusi.
Foto toraks
-
foto toraks PA atau AP duduk, untuk melihat permukaan cairan pleura. Cairan
cenderung menuju ke tempat rendah. Tanda awal radilogi adalah sinus
frenikokostalis tumpul
jumlah cairan pleura > 300 cc tampak pafa foto toraks
bila jumlah cairan sedikit dapat telihat pada foto toraks dalam posisi dekubitus
efusi pleura yang terlihat pada foto toraks berbentuk kantong ( pocketed /
loculated ) masih perlu dibedakan dengan gambaran penyakit lain, mungkin
diperlukan pemeriksaan penunjang lain seperti USG atau CT scan toraks
pada efusi minimal tampak sinus kostofrenikus tumpul
efusi dalam jumlah banyak menyebabkan pendorongan mediatinum / pergeseran
mediastinum ke arah yang sehat, tetapi bila tidak ada pergeseran mediastinum,
kemungkinan efusi disertai kolaps paru.
Makroskopis
-
aspirasi cairan dan biopsi pleura dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit
dan sebagai bahan biakan
kadang diperlukan pemeriksaan torakskopi untuk membantu diagnosis
makroskopis cairan efusi pleura transudat berwarna bening atau kunig, ciran
eksudat berwarna kuning jernih, purulen, kemerahan, kecoklatan. Bila warna
putih seperti susu, menunjukkan ada cairan chylous.
Mikroskopis
-
aspirasi cairan biopsi pelura dapat digunakan untuk pemeriksaan sitologi dan
hitung jenis
efusi yang banyak mengandung sel darah merah, diduga karena keganasan atau
infark paru
bila banyak mengandung sel PMN menunjukkan infeksi bakterial. Limfosit ynag
ada dalam cairan pelura tidak khas untuk tuberkulosis. Eosinofil dalam jumlah
banyak, kemungkinan ada penyakit pada jaringan ikat atau efusi pleura eosinofilik
laboratorium
-
protein > 3 g/dl : eksudat, < 3 g/dl : transudat
rasio protein efusi : serum > 0,5 : eksudat, rasio protein efusi : serum < 0,5 :
transudat
glukosa < 60 g/dl : tuberculosis, efusi pleura rheumatoid
rasio LDH efusi : serum > 0,6 : eksudat, rasio LDH efusi : serum < 0,6 ; transudat
kolesterol , trigliserida : chyclothorax
PCR ( Polimerase chain reaction ) dan ADA ( adenosine deaminase ) untuk
tuberkulosis
Kultur dan tes sensitivitas cairan pleura untuk kecurigaan infeksi bakterial
Sitologi cairan pleura untuk keganasan
Efusi pleura lainnya
Chylotorax adalah efusi pleura yang disebabkan oleh kebocoran duktus torasikus.
Kebocoran ini dapat disebabkan trauma, keganasan ( limfoma maligna ), atau
penyumbatan oleh filariasis di daerah tropik
Diagnosis
Anamnesis dijumpai keluhan sesak napas.
Pemeriksaan fisik ada gerakan asimetris sis sakit tertinggal, sela iga melebar, keredupan
sisi sakit, fremitus raba menurun pada sisi sakit , suara napas menurun pada sisi sakit.
Foto toraks tampak gambaran cairan efusi pleura. Aspirasi cairan pleura memastikan ada
efusi pleura. Bila diperlukan dapat dibantu USG toraks atau CT scan toraks
DIAGNOSIS BANDING
- konsolidasi paru karena pneumoni
- neoplasma paru dengan kolaps paru
- fibrosis pleura
PENATALAKSANAAN
- aspirasi cairan pleura untuk mengurangi ekluhan sesak napas. Dianjurkan untuk
melakukan aspirasi sedikit demi sedikit, sebanyak 500-1000 cc, untuk mencegah edema
paru akibat pengambilan cairan yang banyak dan cepat
- efusi pleura maligna yang cepat reakumulasi dianjurkan pleurodesis. Sebelum bahan
sklerosing dimasukkan ke ronnga pelura, dipasang chest tube, lalu tetracyclin HCL
dosis 20 mg/kgBB yang dilarutkan dalam 50 cc cairan fisilogi ( garam faali ).
Penderita diupayakan berubah posisi atau digoyang supaya merata, dilakukan
pengisapan dengan tekanan negatif kemudian chest tube diklem selama 24 jam.
Bahan pleurodesis yang lain seperti talk, dekstrosa 40 %, dll.
- selain itu dapat diberikan kemoterapi intrapleura pada proses keganasan seperti
bleomycin,5 flourouracil, cysplastinum.
Penyulit
Empiema
Prognosis
Prognosis tergantung penyakit dasar
Biasanya sembuh setelah doberi pengobatan adekuat terhadap penyakit dasar
DAFTAR PUSTAKA
Chestnutt MS, prendergast
TJ .2003. in : current medical diagnosis & treatment
2003.tierney LM, McPhee SJ, papadakis MA. 42. ED. New york; McGraw-Hill,216-311
Light RW.2001. clinical manifestations and useful
test in : pleural iseases.4.ED.
Philadelphia. Lippincott Williams & wilkins, 42-86
Rosenbluth DB.2002. pleural effusion: nonmalignant and malignat, in : fishhmans
manual of pulmonary disease and disorsed.3 ed.editors : fishman AP, Elias JA, fishman
JA, et al. McGraw-Hill companies,487-506