[go: up one dir, main page]

0% found this document useful (0 votes)
100 views9 pages

Jurnal HDR

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 9

Jurnal Kesehatan

Volume 12, Nomor 2, Tahun 2021


ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK

Penggunaan Flashcard Game dalam Penerapan Cognitive Behaviour Therapy


(CBT) Pada Pasien Skizofrenia dengan Masalah Harga Diri Rendah

The Use of Flashcard Games in the Application of Cognitive Behavior


Therapy (CBT) in Schizophrenic Patients with Low Self-Esteem Problems

Sri Maryatun1, Zulian Effendi2, Sayang Ajeng Mardhiyah3


1,2
Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Sriwijaya Palembang, Indonesia
3
Program Studi Ilmu Psikologi, Universitas Sriwijaya Palembang, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT/ ABSTRAK

Article history Low self-esteem is one of the negative symptoms experienced by schizophrenia patients.
A person evaluates himself as low, not good, always fails, is useless to become a burden
Received date and stressor for others in an extended period without any support or support system from
17 Feb 2021 the environment, raises the risk of suicide. This situation is a serious concern for all
parties, especially health workers to be able to provide comprehensive and effective
Revised date mental nursing care management, namely Cognitive Behaviour Therapy (CBT). This
25 Feb 2021 study was aimed to determine the effectiveness of CBT with flashcards on changes in
09 Jul 2021 signs and symptoms of low self-esteem in schizophrenic patients. Group therapy based
on Cognitive Behavior Therapy (CBT) with flashcard media is one of the development
Accepted date and innovation models of psychotherapy that has an impact on increasing self-esteem in
03 Aug 2021 schizophrenia patients because the flashcard method makes it easier for patients to find
positive thoughts in the form of communicative and interactive games so that patients
feel their self-esteem increases and can behave adaptively. The research design was used
Keywords: a quasi-experimental pre-posttest with a control group. A sample of 50 people includes
25 people in the intervention group and 25 people in the control group. The results were
Cognitive Behavior showed that the reduction in signs and symptoms of low self-esteem in schizophrenic
Therapy (CBT); patients was greater in the intervention group than in the control group (p-value≤0,05).
Flashcard; CBT therapy with flashcards was effective in reducing low self-esteem by 65,6%. CBT
Low esteem therapy. therapy with flashcards is recommended as an effective, efficient, and easy therapy for
health workers and families to increase self-esteem for clients.

Kata kunci: Harga diri rendah merupakan salah satu gejala negatif yang dialami oleh pasien
skizofrenia. Seseorang menilai dirinya rendah, tidak baik, selalu gagal, tidak berguna
Cognitive Behavior menjadi beban dan stressor bagi orang lainnya dalam jangka waktu memanjang tanpa
Therapy (CBT); adanya dukungan atau support system dari lingkungangan memunculkan resiko bunuh
Flashcard; diri. Keadaan tersebut menjadi perhatian yang serius bagi semua pihak khususnya tenaga
Harga diri rendah. kesehatan agar mampu memberikan penatalaksanaan asuhan keperawatan jiwa yang
komprehensif dan efektif yaitu dengan Cognitive Behaviour Therapy (CBT). Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas CBT dengan flashcard terhadap perubahan
tanda dan gejala harga diri rendah pada pasien schizoprenia. Terapi kelompok berbasis
Cognitive Behaviour Therapy (CBT) dengan media Flashcard merupakan salah satu
model pengembangan dan inovasi dari psikoterapi yang berdampak pada peningkatan
harga diri pasien skizofrenia dikarenakan metode Flashcard memudahkan pasien
menemukan pikiran positif dalam bentuk permainan yang komunikatif, interaktif
sehingga pasien merasa harga dirinya meningkat dan mampu berperilaku adaptif. Desain
penelitian quasi experimental pre-post-test with control group. Sampel berjumlah 50
orang meliputi 25 orang kelompok intervensi dan 25 orang kelompok kontrol. Hasil
penelitian menunjukkan penurunan tanda gejala harga diri rendah pasien skizofrenia lebih
besar pada kelompok intervensi dibandingkan kelompok kontrol (p-value≤0,05).Terapi
CBT dengan flashcard efektif menurunkan perilaku harga diri rendah 65,6%. Terapi CBT
dengan flashcard direkomendasikan sebagai terapi efektif, efisien dan mudah dilakukan
oleh tenaga kesehatan serta keluarga untuk meningkatkan harga diri klien.

Corresponding Author:

Sri Maryatun
Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Sriwijaya Palembang, Indonesia
Email: tunce79@yahoo.com

248
Maryatun, Penggunaan Flashcard Game dalam Penerapan Cognitive Behaviour Therapy (CBT) 249

PENDAHULUAN mencari pertolongan secara simultan dengan


budget pengeluaran yang tidak sedikit (Prakosa,
Prevalansi angka gangguan jiwa mengenai 2005). Pasien dengan gangguan jiwa berjumlah
lebih dari 450 juta orang setiap tahunnya. (WHO, lebih dari 80% mengalami kekambuhan dan
2011). Gangguan jiwa ditemukan disemua menunjukkan episode berulang secara
negara, terjadi pada semua tahap kehidupan, progresif pada fungsi-fungsi pasien meliputi
termasuk orang dewasa dan cenderung terjadi fungsi kognitif, sosial, pekerjaan dan
peningkatan gangguan jiwa. Berdasarkan data psikososial (Gold, et al., 2015). Prevalensi
Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi tersebut akan semakin meningkat apabila tidak
gangguan jiwa mencapai 5,6% dari jumlah dilakukan upaya pencegahan terhadap
penduduk atau 1,7 permil. Angka tersebut skizofrenia serta upaya pengobatan dan
meningkat menjadi 14,5% atau 8 permil rumah perawatan klien dengan baik dan sesuai.
tangga artinya per 1.000 rumah tangga terdapat 8 Terapi kelompok berbasis Cognitive-
rumah tangga Orang Dengan Gangguan Jiwa Behavior Therapy (CBT) menjadi sangat efektif
(ODGJ) (Syamsulhadi, 2018). Menurut data dari untuk mengatasi gangguan ekspresi marah dan
medical record di Rumah Sakit Ernaldi Bahar perilaku kekerasan karena dalam terapi ini
Provinsi Sumatera Selatan, jumlah pasien anggota kelompok mempelajari strategi dan
perilaku kekerasan pada tahun 2017 berjumlah teknik untuk membantu mengendalikan
3.200 orang, pada tahun 2018 mengalami kemarahan, mengekspresikan marah dengan cara
peningkatan berjumlah 4534 orang yang dirawat sehat, mengubah sikap permusuhan, dan
di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera mencegah perilaku agresi dan kekerasan
Selatan dengan angka kekambuhan penyakit 13% (Talakar, 2016). Penelitian yang dilakukan
(Laporan PKL, 2017) Sasmita (2007) diperoleh kemampuan kognitif
Menurut Alliance on Mental Ilness of harga diri rendah klien skizofrenia meningkat
America, gangguan jiwa merupakan kondisi secara bermakna setelah diberikan CBT sebesar
kesehatan individu yang ditandai dengan 17,14 dengan p-value≤ɑ 0,05 dibandingkan
terjadinya gangguan pada pola pikir, perasaan kelompok kontrol 7,72. Demikian pula penelitian
mood, ketidakmampuan dalam berinteraksi dan Fauziah (2009) telah membuktikan bahwa
melakukan aktifitas sehari-hari (Stolzer, 2016). Cognitive Behavior Therapy (CBT) dapat
Data statistik dari Kemenkes tahun 2018 meningkatkan kemampuan kognitif klien
menunjukkan klien gangguan jiwa berat terbesar perilaku kekerasan sebesar 7,92 dengan p-
adalah skizofrenia 70% dan klien yang dirawat di value≤ɑ 0,05 dibandingkan kelompok kontrol.
rumah sakit jiwa di seluruh Indonesia 90% Sedangkan Maryatun (2018) dalam penelitiannya
dengan skizofrenia (Kementerian Kesehatan RI, diperoleh nilai rerata dari masing-masing responden
2018). Skizofrenia dapat disebabkan karena mengalami penurunan skor harga diri rendah dari
sebelumnya klien mengalami stressor 20,22 menjadi 13,1 setelah klien diberikan
menegangkan yang mengancam ego yang sudah Cognitive Behaviour Therapy(CBT) dengan waktu
lemah, sering berpikir negatif dan ancaman pelaksanaan 5 sesi selama 2-3 minggu.
tersebut dipersepsikan mengganggu konsep diri Meskipun Cognitive Behaviour Therapy
atau integritas diri sehingga timbul harga diri (CBT) pada penelitian sebelumnya telah berhasil
rendah (Stuart & Laraia, 2012). Dalam situasi mengatasi masalah harga diri rendah pada klien
yang tertekan, seseorang dengan beban skizofrenia namun dalam pelaksanaannya, masih
psikologis yang kronis tanpa disertai dukungan ditemukan hambatan antara lain lamanya sesi
dari keluarga dan orang sekitarnya, klien pelaksanaan CBT, kebosanan pada peserta,
berusaha membebaskan beban pikiran dan prosedur CBT yang sistematis dengan
perasaannya dengan reaksi kesal, marah serta ketergantungan pada terapis serta dokumentasi
menunjukkan perilaku kekerasan tanpa kendali tugas tertulis yang harus dikerjakan peserta
(Bademli & Duman, 2014). menyebabkan klien terbebani dan cendrung
Skizofrenia erat hubungannya dengan kembali pada perilaku maladaptif seperti
kejadian bunuh diri, dan lebih dari 90% dari satu mengurung diri sendiri, lebih banyak diam,
juta kasus bunuh diri setiap tahunnya merupakan muncul masalah lanjutan seperti halusinasi, dan
gangguan jiwa (WHO, 2009). Dampak kerugian perilaku kekerasan (Hastuti, 2015). Permasalahan
lainya adalah bertambahnya beban untuk tersebut yang akhirnya dicari jalan keluarnya
menanggung biaya berobat dikarenakan klien oleh peneliti dengan penggunaan media flashcard
tidak bisa produktif lagi dalam bekerja yang kreatif, interaktif, inovatif dan sederhana
dikarenakan disabilitas gangguan jiwa. Pada dalam penerapan Cognitive Behaviour Therapy
tahap awal disabillitas mental, keluarga akan (CBT). Melalui fashcard ini, pasien dimudahkan
250 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2021, hlm 248-256

untuk tidak lama berpikir menemukan atau penelitian ini berjumlah 50 orang dengan 25
mengidentifikasi pikiran negatif yang sering orang termasuk dalam kelompok intervensi dan
terjadi pada penelitian CBT sebelumnya 25 orang termasuk dalam kelompok kontrol.
dikarenakan didalam setiap kartu flashcard sudah Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian
tertulis 1 pikiran negatif yang sering muncul ini adalah purposive sampling (Arikunto,
secara otomatis dan dikeluhkan pasien disertai 2014). Pengambilan sampel didasarkan pada
dengan gambar yang menunjukkan perasaan yang kriteria inklusi yaitu klien usia 18-55 tahun,
sesuai dengan pernyataan pikiran yang ada diagnosa medis skizofrenia, masalah
dibalik kartu. Demikian pula dengan kartu keperawatan harga diri rendah, tidak sedang
pikiran positif yang sudah ada didalamnya untuk amuk, mampu kooperatif selama mendapatkan
kemudian pasien dipilih menggantikan kartu psikofarmaka, telah dirawat di RS minimal 1
pikiran negatif dengan jumlah kartu semuanya minggu dan bersedia menjadi responden. Pada
adalah 32. Terapi CBT dengan flashcard ini bisa kelompok kontrol, pasien tidak diberikan terapi
dilakukan dengan 2-6 orang pasien dengan 5 sesi CBT. Sedangkan pada kelompok kontrol
dapat dilakukan 1-2 hari lebih singkat diberikan terapi CBT dengan flashcard.
dibandingkan penelitian CBT sebelumnya. Sebelum penelitian dilakukan pre-test pada
Penelitian ini mengadopsi metode permainan kedua kelompok dengan menggunakan
kartu remi dengan menggunakan flashcard CBT, kuesioner Rosenberg untuk harga diri rendah.
mengutamakan reinforcement (penghargaan) Setelah itu pada kelompok intervensi dibagi 5
pernyataan positif kepada setiap pasien dan kelompok kecil dengan masing kelompok
bukan berdasarkan pemenang permainan.Dengan terdiri dari 5 orang pasien dengan jadwal CBT
demikian pasien merasa senang dan nyaman, yang berbeda. Lamanya CBT diberikan 1-2
meningkat harga dirinya dan mampu mengingat jam sebanyak 5 sesi langsung yaitu pertama
pikiran positif yang baru dalam kartu flashcard mengindentikasi pikiran otomatis dengan
serta mengaplikasikan dalam bentuk perilaku mengambil kartu sebanyak 4 lembar yang
yang positif. Tujuan penelitian ini adalah pertama berisikan pikiran negatif, mengungkapkan
untuk mengetahui karateristik responden yang pikiran otomotis negatif dari kartu nya yang
ikut serta dalam pemberian Cognitive behavioral sama dengan pikiran negatif teman lainnya
Therapy (CBT), yang kedua untuk serta mendiskusikan alasan pasien mempunyai
mengidentifikasi tingkat harga diri pasien pikiran negatif sesuai yang ada di kartu, sesi 2
skizofrenia sebelum dan sesudah pada kelompok mendiskusikan perasaan pasien mempunyai
kontrol dan kelompok intervensi yang diberikan pikiran negatif dan keinginan untuk mengganti
Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dengan dengan pikiran positif, sesi 3 memilih kartu
Flashcard. Selanjutnya tujuan penelitian ketiga pikiran positif yang warna nya sesuai dengan
untuk mengetahui perbedaan (penurunan warna kartu pikiran negatif. Satu jenis kartu
prosentase) tingkat harga diri pasien skizofrenia pikiran negatif mempunyai 4 kartu pikiran
antara 2 kelompok kontrol dan intervensi yag positif. Sesi 4 mendiskusikan perilaku positif
diberikan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) yang sesuai dengan pikiran positif yang tertera
dengan Flashcard, serta yang keempat penelitian didalam kartu. Sesi 5 melatih dan
ini juga bertujuan untuk mengetahui efektifitas mempraktekkan perilaku positif yang dipilih
penggunaan Flashcard dalam penerapan sebelumnya. CBT ini dilakukan sebanyak 3
Cognitive Behaviour therapy (CBT) pada kali dalam seminggu. Setelah itu pada kedua
pasien skizofrenia dengan harga diri rendah kelompok dilakukan post-test.
Data penelitian ini dianalisis secara
univariat dan bivariat. Analisis univariat untuk
METODE menganalisis distribusi frekuensi karateristik
data numerik yaitu umur dan respon tanda
Penelitian ini menggunakan desain gejala kemampuan seperti respon kognitif,
“Quasi Experimental Pre-Post Test with afektif, perilaku, fisiologis dan sosial dengan
Control group” dengan intervensi Cognitive menggunakan sentral tendensi. Sedangkan
Behaviour Therapy (CBT) dengan media analisis data kategorik meliputi jenis kelamin,
flashcard. Penelitian dilakukan untuk pendidikan, riwayat gangguan jiwa dan
mengetahui penurunan gejala dan kemampuan pengalaman dirawat sebelumnya menggunakan
CBT pada klien dengan harga diri rendah uji Independent sampel T-test. Sedangkan uji
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan analisa bivariat untuk mengetahui perubahan
berupa pemberian terapi CBT dengan tanda gejala respon harga diri rendah meliputi
menggunakan flashcard. Sampel dalam respon kognitif, afektif, fisiologis, perilaku,
Maryatun, Penggunaan Flashcard Game dalam Penerapan Cognitive Behaviour Therapy (CBT) 251

dan sosial sebelum dan sesudah mendapatkan rendah meliputi respon kognitif, afektif,
CBT dengan flashcard pada masing-masing fisiologis, perilaku dan sosial setelah
kelompok dengan menggunakan t Dependent. pemberian CBT dengan flashcard pada kedua
Uji t Independent digunakan untuk mengalisis kelompok intervensi dan kontrol.
perubahan tanda gejala respon harga diri

HASIL

Tabel 1. Analisis Kesetaraan Usia Klien pada Kelompok Intervensi dan Kontrol
Variabel Kelompok n Mean Median SD Min-max p- value
Intervensi 25 30,43 29,0 8,137 18 - 50
Usia Kontrol 25 30,09 30,0 7,182 18 - 47
0,565
Total 50 30,26 29,5 7,659 18-50

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan rata- klien pada kelompok yang mendapatkan CBT
rata usia pada kedua kelompok homogen dengan dengan flashcard dengan kelompok yang tidak
tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata usia mendapatkan CBT dengan p-value 0,565≥ɑ 0,05.

Tabel 2. Analisis Kesetaraan Karateristik Klien pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Kelompok intervensi Kelompok kontrol Jumlah
Karateristik p-value
n % n % n %
Jenis Kelamin
Laki 16 64,0 20 80,0 36 72,0 0,487
Wanita 9 36,0 5 20,0 14 28,0
Pekerjaan
Pelajar 1 4,0 2 8,0 3 6,0 0,502
PNS 1 4,0 0 0 1 2,0
Wiraswasta 12 48,0 10 40,0 22 44,0
Tidak bekerja 11 44,0 13 52,0 24 48,0
3Status Perkawinan
Kawin 9 36,0 8 32,0 17 34,0 0,588
Cerai 5 20,0 3 12,0 8 16,0
Tidak kawin 11 44,0 14 56,0 25 50,0
Pendidik
SD 8 32,0 9 36,0 17 34,0 0,521
SMP 3 12,0 6 24,0 9 18,0
SMA 13 52,0 9 36,0 22 44,0
PT 1 4,0 1 4,0 2 4,0
Riwayat Gangguan Jiwa
Ada 9 36,0 12 48,0 21 42,0 0,277
Tidak ada 16 64,0 13 52,0 29 58,0
Frekuensi Dirawat
Pertama 9 36,0 12 48,0 21 42,0 0,401
2kali/lebih 16 64,0 13 52,0 29 58,0

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa analisis uji statistik kesetaraan karateristik
karateristik klien dalam penelitian ini lebih berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan,
banyak berjenis kelamin laki-laki 36 orang pendidikan, status pernikahan, riwayat gangguan
(72%), sebagian besar tidak bekerja 24 orang jiwa dan frekuensi dirawat. Maka diperoleh tidak
48%), status tidak menikah 25 orang (50%), adanya perbedaan yang bermakna antara
memiliki latar belakang pendidikan SMA 22 kelompok yang mendapatkan CBT dengan
orang (44%), dengan adanya riwayat gangguan flashcard dengan yang tidak mendapatkan CBT.
jiwa 21 orang (42%) dan frekuensi dirawat Hal ini berarti kedua kelompok memiliki varian
dirumah sakit 2kali/lebih 29 orang(58%). Hasil yang homogen.
252 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2021, hlm 248-256

Tabel 3. Analisis Tanda dan Gejala Harga Diri Berdasarkan tabel 3, bahwa analisis dari
Rendah pada Kelompok Intervensi tanda gejala kognitif, emosi ,perilaku, sosial dan
dan Kelompok Kontrol fisiologis yang diakumulasikan dalam komposit
Tanda tanda gejala harga diri rendah (HDR) adalah
Min-
gejala Kel n Mean SD diperoleh dalam kategori rendah 27-54, sedang
max
HDR 54,1-90, tinggi 90,1-108. Hasil analisis tanda
Intervensi 25 15,63 4,213 6-24 gejala klien pada tabel diatas memperlihatkan
Kognitif
Kontrol 25 16,50 3,166 11-24 dari jumlah total 50 klien HDR menunjukkan
Intervensi 25 13,30 3,127 7-23
Emosi rata-rata tanda gejala sebelum dilakukan CBT
Kontrol 25 13,54 3,335 6-20
dengan flashcard pada kedua kelompok adalah
Intervensi 25 17,30 4,213 10-26
Perilaku 61,79 dengan nilai minimal 37 dan nilai
Kontrol 25 18,50 3,889 10-29
Intervensi 25 13,02 3,456 10-19 maksimal 89. Dengan demikian dari tabel 3 dapat
Sosial dianalisi bahwa dari keseluruhan lima respon
Kontrol 25 13,67 4,225 11-18
Intervensi 25 6,87 1,375 5-11 HDR menunjukkan bahwa rata-rata komposit
Fisiologis tanda gejala klien HDR sebelum dilakukan terapi
Kontrol 25 7,56 1,187 5-10
Komposit Intervensi 25 60,87 11,768 37-89 CBT dengan flashcard adalah sedang.
HDR Kontrol 25 63,21 11,276 41-84

Tabel 4. Analisis Kesetaraan Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah pada Kelompok Intervensi
dan Kelompok Kontrol
Tanda gejala HDR Kelompok n Mean SD Min-max p-value
Intervensi 25 15,63 4,213 6-24 0,498
Kognitif
Kontrol 25 16,50 3,166 11-24
Intervensi 25 14,30 3,127 7-23 0,788
Emosi
Kontrol 25 14,54 3,335 6-20
Intervensi 25 17,30 4,213 10-26 0,328
Perilaku
Kontrol 25 18,50 3,889 10-29
Intervensi 25 13,02 3,456 10-19 0,496
Sosial
Kontrol 25 13,67 4,225 11-18
Intervensi 25 6,87 1,375 5-10 0,035
Fisiologis
Kontrol 25 7,56 1,187 5-10
Intervensi 25 60,87 11,768 37-89 0,395
Komposit HDR
Kontrol 25 63,21 11,276 41-84

Berdasarkan tabel 4, menunjukkan angka yang tidak jauh berbeda. Hasil uji statistik
bahwa rata-rata nilai gejala harga diri baik pada tanda dan gejala harga diri rendah pada kelompok
kelompok yang mendapatkan CBT dengan intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol
flashcard dan yang tidak mendapatkan CBT sebelum kelompok intervensi mendapatkan terapi
berada pada tingkat yang sedang. Bila nilai rata- CBT dengan flashcard secara keseluruhan tidak ada
rata tersebut dibandingkan pada kedua kelompok perbedaan yang bermakna atau kedua kelompok
yang mendapatkan CBT dengan flashcard dan dalam keadaan homogen (setara).
yang tidak mendapatkan CBT menunjukkan

Tabel 5. Analisis Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah Sebelum dan Sesudah di lakukan CBT
dengan Flashcard pada Kelompok Intervensi dan Kontrol
Mean Mean Mean SD
Tanda gejala HDR Kelompok p-value
Sebelum Sesudah Selisih Selisih
Intervensi 15,63 7,97 7,66 4,233 0,000
Kognitif
Kontrol 16,50 13,76 2,74 3,755 0,000
Intervensi 13,30 6,83 6,47 3,112 0,000
Emosi
Kontrol 13,54 11,92 1,62 3,986 0,000
Intervensi 17,30 8,96 8,34 3,245 0,000
Perilaku
Kontrol 18,50 15,76 2,74 3,155 0,000
Intervensi 13,02 7,03 5,99 3,178 0,000
Sosial
Kontrol 13,67 11,21 2,46 2,988 0,000
Intervensi 6,87 5,23 1,64 1,221 0,000
Fisiologis
Kontrol 7,56 5,98 1,58 1,377 0,000
Intervensi 60,87 29,76 28,11 11,345 0,000
Komposit HDR
Kontrol 63,21 53,55 9,66 11,230 0,000
Maryatun, Penggunaan Flashcard Game dalam Penerapan Cognitive Behaviour Therapy (CBT) 253

Berdasarkan tabel 5, hasil analisis tanda gejala harga diri rendah turun menjadi 32,76
dan gejala harga diri rendah sebelum dan setelah kategori gejala rendah atau penurunan tanda
dilakukan CBT dengan flashcard pada kelompok gejala harga diri rendah pada kelompok
intervensi dan kontrol terdapat perubahan yang intervensi lebih dari 50%. Sedangkan pada
bermakna dimana kedua kelompok sama-sama kelompok kontrol yang tidak mendapatkan
menurun,namun tingkat penurunannya yang perlakuan CBT, rata-rata tanda gejala harga diri
berbeda. Penurunan yang lebih besar didapatkan sebelum dan sesudahnya masih dalam keadaan
pada kelompok intervensi dimana sebelum kategori sedang dengan nilai harga diri
diberikan CBT kelompok intervensi memiliki sebelumnya 63,21 dan sesudahnya menurun
rata-rata tanda gejala harga diri 60,87 kategori menjadi 53,55 dan penurunan tanda gejala harga
gejala sedang, setelah intervensi rata-rata tanda diri rendah pada kelompok kontrol hanya 15%

Tabel 6. Analisis Penurunan Komposit Tanda Gejala Harga Diri Rendah Sebelum dan Sesudah
Dilakukan CBT dengan Flashcard pada Kelompok Intervensi dan Kontrol
Komposit Mean Mean Mean SD
Kelompok p-value
Tanda Gejala Sebelum Sesudah Selisih Selisih
Harga diri Intervensi 60,87 32,76 28,11 11,345 0,000
rendah Kontrol 63,21 53,55 9,66 11,230 0,000

Berdasarkan tabel 6, hasil analisis diri rendah mengalami pikiran negatif dan
komposit tanda dan gejala harga diri sebelum dan kesalahan dalam menilai dirinya sendiri secara
setelah dilakukan CBT dengan flashcard pada negatif, sehingga dengan diberikan CBT dengan
kelompok intervensi dan kontrol terdapat media flashcard maka pasien akan mengubah
perubahan yang bermakna dimana kedua pernyataan negatif dan mengubah keyakinan
kelompok sama-sama menurun, namun irrasional serta caraberpikir tidak logis dalam
penurunan yang lebih besar ditemukan pada evaluasi dirinya. Oleh karena itu strategi kognitif
kelompok intervensi. Respon komposit harga diri behavioural menjadi intervensi asuhan
rendah klien menurun secara bermakna menjadi keperawatan yang tepat untuk meningkatkan
32,76 (kategori rendah) pada kelompok intervensi harga diri (Froggatt, 2005).
dan kelompok kontrol komposit harga diri rendah
klien menurun secara bermakna menjadi 53,55 Analisis Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah
(kategori sedang) dengan p-value 0,000≤ɑ 0,05. Sebelum dan Sesudah dilakukan CBT dengan
Efektifitas terapi CBT dalam menurukan tanda Flashcard
gejala harga diri rendah adalah 67,6%.
Berdasarkan tabel 5 diperoleh bahwa
terjadi penurunan tanda gejala harga diri rendah
PEMBAHASAN yang lebih besar pada kelompok intervensi
dibandingkan kelompok kontrol dimana respon
Analisis Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah gejala harga diri rendah turun menjadi 32,76
kategori gejala rendah sedangkan pada kelompok
Berdasarkan tabel 3 dan 4, diperoleh kontrol, rata-rata tanda gejala harga diri rendah
bahwa kedua kelompok berada dalam kesetaraan sesudahnya masih dalam keadaan kategori
yang homogen dimana tanda gejala harga diri sedang, dengan penurunan hanya 15%. Penelitian
rendah berada dalam kategori sedang. Harga diri serupa dilakukan Sasmita (2007) menunjukkan
rendah adalah evaluasi diri, perasaan dan CBT berpengaruh terhadap respon kognitif dan
kemampuan diri yang negatif secara langsung perilaku klien dengan masalah harga diri rendah
dan tidak langsung diekspresikan (Stuart & sebesar 32,41%. Terapi generalis pada kelompok
Laraia, 2012). Perubahan harga diri dapat terjadi kontrol menyebabkan penurunan tanda dan gejala
ketika individu mengalami intervensi kognitif harga dri rendah sebesar 7,17. Penelitian lainya
yang disusun untuk merestrukrisasi proses yang sejalan dilakukan Hidayat ( 2011) dimana
evaluasi dirinya (Granholm, et al., 2005). Harga CBT mampu menurunkan tanda gejala harga diri
diri rendah dapat menyebabkan berbagai dampak sebesar 37,83%. Stuart (2012) menyatakan
negatif pada kondisi psikologis individu. bahwa CBT bertujuan untuk mengubah
Harga diri rendah dapat menjadi faktor keyakinan tidak rasional, kesalahan penalaran
etiologi pada gangguan mental seperti waham dan pernyataan negatif tentang keberasaan
dan perilaku kekerasan (Jumaini, et al., 2011). individu (Stuart & Laraia, 2012)
Hal tersebut menunjukkan pasien dengan harga
254 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2021, hlm 248-256

Cogntive behavior therapy (CBT) adalah tanda gejala namun secara statistik
terapi yang membantu individu merubah cara kemaknaannya masih lebih rendah, hal ini
berfikir dan perilakunya sehingga perubahan itu disebabkan pasien yang dirawat dirumah sakit
membuat individu merasa lebih baik dan terapi tetap mendapatkan dan mengikuti standar
ini berfokus pada penyelesaian masalah here and diagnose keperawatan jiwa yang menjadi dasar
now (Dopke & Batscha, 2014). Hasil penelitian untuk berperilaku dan melaksanakan fungsi sosial
ini sesuai dengan pendapat Riechet (2009) dan problem solving.
menyatakan terapi CBT secara signifikan dapat
mengurangi kemarahan, perasaan bersalah dan Analisis Perubahan Penurunan Tanda Gejala
harga diri. Banyak pasien harga diri rendah Harga Diri Rendah Setelah Dilakukan CBT
mengalami, kesulitan dalam mengidentifikasi dengan Flashcard
perasaannya, kebutuhannya dan keinginannya
untuk diungkapkan pada orang lain.Sedangkan Berdasarkan tabel 6, hasil penelitian
menurut Cristopher menyatakan bahwa ada menunjukkan adanya perubahan yang bermakna
hubungan antara pemikiran dan emosi yang pada tanda gejala harga diri rendah setelah
berperan penting dalam performance perilaku mendapatkan terapi cognitive behavior therapy
(Corrigan, 2012). (CBT)dengan flashcard dibandingkan pasien
Flashcard merupakan media interaktif yang tidak mendapatkan terapi cognitive
yang membantu pasien untuk mengidentifikasi behavior therapy dengan nilai p-value 0,000 (p-
pikiran, mengungkapkan perasaan serta menjadi value≤0,05). Hal ini disebabkan karena CBT
reinforcement dalam aplikasi perilaku yang merupakan salah satu psikoterapi yang dapat
positif. Gambar yang ada di flashcard memiliki meningkatkan kemampuan kognitif dan perilaku
keterangan, gambar dan pesan yang dapat pasien skizofrenia dengan harga diri rendah dan
mengeluarkan ide-ide munculnya pikiran positif resiko perilaku kekerasan dalam mengatasi
(Nurwidayati, 2015). Berdasarkan hasil masalahnya. Hasil penelitian juga menunjukkan
penelitian, salah satu responden Tn M mendapat rata-rata penurunan respon harga diri rendah
kartu negatif dengan isi bahwa klien jelek dimana (kogntif, emosi, perilaku, fisiologis dan sosial)
pikiran negatif tersebut juga sering muncul pada kelompok intervensi lebih besar
dipikirkan 3 responden lainnya,respon perasaan dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini
yang diungkapkan adalah sebagian merasa sedih. merupakan faktor dari adanya perlakuan terapi
Setelah diberikan terapi flashcard, responden cognitive behavior therapy (CBT) yang
mampu mengidentifikasi kartu yang berisikan tindakannya lebih kepada inti permasalahan dari
pikiran positif yaitu saya biasa-biasa saja, tapi pasien yakni keyakinannya terhadap situasi,
saya cantik dengan perilaku bersih dan rapi lingkungan, orang lain dan lingkungan yang
dengan melakukan kegiatan membersihkan diinterpretasikan secara salah melalui proses
ruangan tempat tidur dan menjaga kebersihan diri kognitif dan pada akhirnya dimanifestasikan
setiap harinya.Setelah diberikan terapi, tanda dalm bentuk perilaku (output).
gejala harga diri rendah responden berkurang Berdasarkan tabel 6 tersebut, terjadi
dibandingkan sebelum diberikan terapi dengan penurunan yang dan perubahan signifikan pada
flashcard menjadi dalam kategori rendah respon tanda gejala harga diri rendah pada
(menurun). Menurut hasil evaluasi subjektif, kelompok intervensi yaitu 57%. Hasil penelitian
responden mengatakan permainan CBT dengan ini sejalan dengan penelitian Lelono (2011)
flashcard ini sangat mudah, menarik dan mudah dimana efektifitas CBT sebesar 62,2% mampu
diingat kata-kata positifnya. Pernyataan menurunkan gejala harga diri rendah.
responden tersebut sesuai dengan pendapat Berdasarkan penelitian ini, bahwa pada pasien
Susilana dan Riyana (2009) yakni flashcard skizofrenia ternyata respon kognitif dan
mempunyai keuntungan antara lain mudah perilakunya juga dapat diubah menjadi positif
dibawa kemana-mana, praktis dalam apabila diberikan terapi cognitive behavior
penggunaannya tidak perlu memiliki keahlian therapy (CBT) walaupun dalam prosesnya, pasien
khusus sebab mudah diingat dan menyenangkan. tetap mendapatkan terapi antipsikotik, namun
Penelitian telah menunjukkan CBT efektif dalam pasien dapat berpikir secara rasional dan dapat
mengurangi gejala dan kekambuhan pasien dilatih untuk memecahkan masalah melalui
dengan atau tanpa pengobatan dalam masalah bantuan dari flashcard yang berisikan pikiran-
klinis terutama depresi, ansietas, gangguan pikiran positif. Hasil penelitian ini sejalan dengan
makan, gangguan kepribadian dan skizofrenia. penelitian Turkington dan Kingdon (2006) yang
Terapi generalis yang didapatkan kelompok menunjukkan hasil yang cukup memuaskan
kontrol juga memberikan dampak penurunan dimana tehnik yang digunakan berorientasi pada
Maryatun, Penggunaan Flashcard Game dalam Penerapan Cognitive Behaviour Therapy (CBT) 255

masalah dan tugas dalam mengubah kognitif SIMPULAN


yang salah atau bias dengan menilai situasi dan
memodifikasi perilaku baru yang adaptif. Karakteristik responden pada penelitian ini
Pada penelitian ini responden dibantu sebagian besar rata-rata responden berusia 30,46
untuk berorientasi pada flashcard awal yang tahun dengan jenis kelamin paling banyak adalah
berisikan pikiran negatif yang sering muncul dan laki-laki 70%, tidak bekerja 48%, status tidak
menggangu pikirannya, kemudian responden kawin 50%, memiliki jenjang pendidikan SMA
menceritakan pengalaman pikirannya tersebut, 44%, tidak adanya riwayat gangguan jiwa 58%
selanjutnya responden mengambil flashcard lain dan frekuensi dirawat di rumah sakit lebih dari 2
yang berisikan 4 macam pikiran positif yang kali sebanyak 58%. Tingkatan harga diri rendah
cocok dipasangkan dengan flashcard pertama. pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah
Responden yang paling banyak menemukan dan diberikan Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
memasangkan kartu-kartu tersebut dan dengan flashcard mengalami penurunan lebih
melaksanakan perilaku yang sesuai dengan dari 50% dengan kategori rendah. Sedangkan
pikiran positifnya maka mendapatkan pada kelompok kontrol terdapat penurunan
reinforcement. Terapi bermain CBT dengan sebesar 15% tanda gejala harga diri rendah
flashcard secara berkelompok yang dijadwalkan responden dengan kategori sedang.
tiga kali seminggu terbukti efektifitasnya dalam Kedua kelompok sama-sama mengalami
menurunkan respon tanda dan gejala harga diri perubahan yang bermakna dengan penurunan tanda
rendah. dan gejala harga diri rendah namun penurunan lebih
besar diperoleh pada kelompok intervensi yang
diberikan Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
dibandingkan kelompok kontrol. Adapun efektifitas
Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dengan
flashcard dalam menurunkan tanda gejala harga diri
rendah adalah sebesar 67,6%.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S. (2014). Prosedur Penelitian: Suatu Journal of Rational Emotive Behavioural


Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Therapy, 16(2): 167-176.
Bademli, K., & Duman, Z. Ç. (2014). Effects of a Granholm E, et al. (2005). Group Cognitive
family-to-family support program on the Behavioural Social Skill Training For
mental health and coping strategies of Older Outpatients with Chronic
caregivers of adults with mental illness: a Schizophrenia. Journal Of Cognitive
randomized controlled study. Archives of Psychoterapy: International Quarterily,
Psychiatric Nursing, 28(6), 392-398. 18(3):265-279.
Corrigan PW.(2012).Principles and Preactice of Gold K, Duffy M, Hackmann D. (2015).
Psychiatric Rehabilition An Empirical Community Based Cognitive Therapy in
Approach. New York: The Guildford Press. Treatment of Post-Traumatic Stress
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Riset Disorder. Journal of Behavior Research
Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Badan Therapy, 40(1): 345-357.
Penelitian Pengembangan Kesehatan. Hastuti, R. Y., Keliat, B. A., & Mustikasari, M.
Dopke, C. A., & Batscha, C. L. (2014). (2015). Efektivitas Rational Emotive
Cognitive-behavioral therapy for Behaviour Therapy Berdasarkan Profile
individuals with schizophrenia: A recovery Multimodal Therapy pada Klien
approach. American Journal of Psychiatric Skizofrenia dengan Masalah Keperawatan
Rehabilitation, 17(1), 44-71. Perilaku Kekerasan dan Halusinasi di
Fauziah, A. (2009). Pengaruh Terapi Kognitif Rumah Sakit Jiwa. Jurnal Keperawatan
Perilaku pada Klien Skizofrenia dengan Indonesia, 18(3), 143-148.
Perilaku Kekerasan di RS Marzoeki Mahdi Hidayat, A. (2011). Pengaruh Cogntive
Bogor. [Tesis]. Depok: Fakultas Ilmu Behavioural Therapy dan Rational
Keperawatan, Universitas Indonesia. Emotive Behavioral Therapy pada Perilaku
Froggatt, W. (2005). A brief Introduction to Kekerasan dan Harga Diri Rendah. [Tesis].
Rational Emotive Behaviour Therapy.
256 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2021, hlm 248-256

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan, Press, Vol. 141(1): 119-121.


Universitas Indonesia. Sasmita, H, B.A. Keliat. (2007). Efektifitas
Jumaini, Hamid AY, Wardani IY. (2011). Conitive Behaviour Therapy Pada Klien
Penerapan Terapi Kognitif Pada Klien Harga Diri Rendah di RS Marzoeki Mahdi
Harga Diri Rendah Kronis Dengan Teori Bogor. [Tesis]. Depok: Fakultas Ilmu
King. Laporan Akhir Praktek Lapangan. Keperawatan, Universitas Indonesia.
Tidak dipublikasikan. Stuart & Laraia. (2012). Mental Health Nursing.
Laporan PKL. (2017). Data Rekam Medis RS New York: The Guildford Press.
Ernaldi Bahar Sumatra Selatan Tahun Stolzer, J. (2016). The Meteoric Rise of
2017. Tidak dipublikasikan. Mental Illness in America and
Lelono, SK. (2011). Efektivitas Cognitive Implications for Other Countries. The
Behaviour Therapy dan Rational Emotive European Journal of Counseling
Behaviour Therapy Terhadap Klien Psychology, 4(2):231-246.
Perilaku kekerasan, Halusinasi dan Harga Susilana, R, Riyana C. (2009). Media
Diri Rendah. [Tesis]. Depok: Fakultas Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,
Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia. Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: CV
Maryatun, S. (2018). Pengaruh Cognitive Wacana Prima.
Behaviour Therapy terhadap Perubahan Syamsulhadi. (2018). Profil Riskesdas 2013 &
Harga Diri Pasien Perilaku Kekerasan 2018. Terapi Psikososial Pasien
dengan Aplikasi Token Economy. Skizofrenia. Bali. National Conference
Proceeding Seminar Nasional on Schizophrenia.
Keperawatan. Universitas Sriwijaya, Talakar, M, Haghayegh SA, Mirzain B. (2016).
4(1):193-198. The Effect of Cognitive Behavioural
Nurwidayati, A. (2015). Peningkatan Therapy on Anger. Iran J Psychiatriy
Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Behav Sci, 10(4): e1250.
melalui Permainan Flashcard di Pos Turkington, D., Kingdon, D., & Weiden, P. J.
PAUD. Jember. (2006). Cognitive behavior therapy for
Prakosa, P. W. (2005). Dimensi Sosial Disabilitas schizophrenia. American Journal of
Mental di Komunitas Semin, Yogyakarta. Psychiatry, 163(3), 365-373.
Sebuah Pendekatan Representasi World Health Organization. (2011). The World
Sosial. Jurnal Psikologi, 32(2), 61-73. Medicine Situation. Rational Use of
Riechet. (2009). CBT for post traumatic stress Medicine GENEVA.
disorder. The Journal of Social World Health Organization. (2009). World
Psychology. New York: The Guilford Health Statistics. Geneva.

You might also like