[go: up one dir, main page]

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

JURNAL PENELITIAN

PERAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN KONTROL SOSIAL TERHADAP


PERILAKU MENYIMPANG ANAK PEREMPUAN

(Studi Kasus Di Desa Inegena Kecamatan Bajawa Utara Kabupaten Ngada)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Pada
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

OLEH:

NAMA : ROSADELIMA NIO

NIM: 1503030017

PRODI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2021
Judul: Peran Keluarga Dalam Melakukan Kontrol Sosial Terhadap Perilaku Menyimpang
Anak Perempuan(Studi Kasus Di Desa Inegena Kecamatan Bajawa Utara Kabupaten Ngada)

Abstrak

This study entitled "The Role Of The Family In Control Social Against Deviant Behavior Of
Girls “ A Case Study In Inegena Village, North Bajawa District, Ngada Regency. Inegena
village is one of the sub-district outside the city that geograhhically it is located in one of the
education complexes, namely kindegarten elementary, junior high school, and high school
conditions the geographical location of Inegena village which is directly adjacent to the
educational environment allows a large number of social cultures to enter and affect the
environment, apart from that all there will also emerge culture. The research is the deviant
behavior of girls. This is of course caused by several factors, including environmental factors,
both the social environment and the environment in which the live and also from within the
family and within the community, namely the result of the family always letting go of their own
children at home because their parents are busy with gardening and farming so that their children
lack love. So many women in Inegena village are victims of deviant behavior such as free sex,
hanging out at night hangovers and so on. The result of this study also show that the forms of
deviant behvior of girlsthat occur in Inegena village are always reading books that blend porn,
seeing pictures of porn and waching pornography films. Meanwhile, the cause of female deviant
behavior the most dominant thing in Inegena Village is the influence of playmsters, the condition
of family harmo beneficilny and the customs that exist in the comunity.

i
ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah “Penelitian ini berjudul “Peran Keluarga Dalam
Melakukan Kontrol Sosial Terhadap Perilaku Menyimpang Anak Perempuan ” Studi
Kasus Di Desa Inegena, Kecamatan Bajawa Utara, Kabupaten Ngada.
Berdasarkan data dari hasil wawancara dengan orang tua, anak perempuan dan Kepala
Desa Inegena mengenai kenakalan remaja bahwa di Desa Inegena khususnya perempuan sudah
sebagian orang melakukan perilaku menyimpang salah satunya adalah sudah sekian anak
perempuan hamil diluar nikah disebabkan karena sering keluar malam, pulang rumah tidak tepat
waktu. Hal ini tentunya disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor lingkungan, baik
lingkungan pergaulan maupun lingkungan tempat tinggal dan juga dari dalam keluarga sendiri,
Penyebab perilaku menyimpang yang terjadi pada anak perempuan di dalam lingkungan
masyarakat yakni keluarga yang selalu melepaskan anaknya sendiri di rumah, karena sibuk
berkebun dan bertani. Maka sebagian Perempuan di Desa Inegena banyak yang menjadi korban
akibat melakukan perilaku menyimpang Seperti seks bebas, keluyuran malam, dan lain
sebagainya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif,
menggunakan observasi, wawancara mendalam, studi pustaka, dan dianalisis secara deskriptif
kualitatif. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini mengunakan teknik purposiv
sampling. Informan dalam penelitian ini berjumlah sepuluh (11) orang yang merupakan lima (5)
orang tua dari anak perempuan yang melakukan penyimpangan, lima (5) anak perempuan yang
melakukan penyimpangan serta satu (1) tokoh masyarakat. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa
bentuk-bentuk perilaku menyimpang anak perempuan yang terjadi di Desa Inegena yakni: selalu
sering membaca buku yang berbaur porno, melihat gamba-gambar porno, dan menonton film-
film porno. Dari hasil dan kesimpulan di atas maka, usul serta saran dari peneliti terhadap
masyarakat dan orang tua bahwa ada baiknya orang tua dan masyarakat setempat membuat
peraturan yang tegas terhadap anak perempuan mereka serta mengajarkan hal-hal positif dan
bermanfaat bagi anak perempuan agar membuat anak perempuan sibuk dengan kegiatan
tersebut. Hal-hal positif tersebut ialah apabila di Desa ada kegiatan sosialisasi maka kita orang
tua menyuruh anak perempuan kita untuk mengikuti kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan di
Desa, dan melakukan bakti sosial bersama masyarakat setempat.
ii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Keluarga merupakan sumber utama atau lingkungan utama yang mentransfer nilai dan
norma kepada anak agar dapat bertingkah laku sesuai dengan nilai dan norma umum yang
berlaku dalam suatu masyarakat. Oleh karena itu, keluarga harus menjadi wadah utama dalam
pembentukan kepribadian anggota keluarga terutama dari anak-anak sampai anak remaja yang
sedang mengalami pertumbuhan fisik dan psikis. Orang tua yang sebagai subjek terpenting
dalam keluarga harus dapat menjalankan peran dan fungsinya sebagai ayah dan ibu dalam
memenuhi berbagai kebutuhan bagi anak-anaknya bukan saja kebutuhan fisik seperti makan,
minum, pakaian, atau tempat tinggal tetapi juga kebutuhan psikologis seperti cinta, afeksi, dan
rasa aman.
Horton dan Hunt menyatatakan pada dasarnya ada 5 fungsi esensial dari keluarga, baik
bagi anggota-anggotanya sendiri dan bagi masyarakat yaitu fungsi yang berhubungan dengan
kehidupan seksual, afeksi, proteksi,ekonomi, dan sosialisasi. Horton dan Hunt menyatatakan
pada dasarnya ada 5 fungsi esensial dari keluarga, baik bagi anggota-anggotanya sendiri dan bagi
masyarakat yaitu fungsi yang berhubungan dengan kehidupan seksual, afeksi, proteksi,ekonomi,
dan sosialisasi.

Posisi atau status keluarga didefenisikan sebagai letak seseorang dalam suatu sistem
sosial. Menurut Friedman (2010) peran keluarga dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu: peran
formal keluarga dan peran informal keluarga. Dimana peran formal merupakan eksplisit yang
terkandung dalam struktur peran keluarga misalnya Ayah, suami dll, yang terkait dengan
masing-masing posisi keluarga lebih homogen. Sedangkan peran informal keluarga merupakan
kebutuhan emosional anggota keluarga dalam memelihara keseimbangan keluarga.
Di era globalisasi ini sering kita jumpai anak Perempuan yang berperilaku menyimpang
Khususnya di Desa Inegena, karena di Desa Inegena banyak anak gadis yang menjadi korban.
Seperti seks bebas, keluyuran malam dan lain sebagainya. Hal ini tentunya diakibatkan oleh
berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain, faktor lingkungan, baik lingkungan pergaulan
maupun lingkungan tempat tinggal dan juga dari dalam keluarga sendiri, seperti halnya kontrol
sosial atau cara mendidik anak dari orangtua yang tentunya juga berdampak pada perilaku anak
gadis dalam relasi sosial, baik di dalam keluarga maupun di dalam lingkungan masyarakat.
Desa Inegena adalah salah satu Desa yang secara administratif memiliki sensus
penduduknya yang cukup banyak dan secara geografis Desa Inegena terletak di salah satu
kompleks lembaga pendidikan yaitu TK, SD, SMP dan SMA. Beberapa kondisi tersebut sangat
menguntungkan bagi masyarakat Desa Inegena, namun akan berdampak buruk bagi masyarakat
Desa Inegena khususnya bagi kaum muda khususnya remaja putri di Desa Inegena. Karena
kondisi ini, tidak peduli budaya baik atau buruk, banyak sosial budaya akan masuk dan
mempengaruhi lingkungan. Desa Inegena masyarakatnya sangat menjunjung tinggi nilai religius
akan tetapi di desa Inegena Kecamatan Bajawa Utara,Siswa atau remaja zaman sekarang ini
sering berperilaku negatif yang sudah melanggar semua norma-norma yang berlaku di
masyarakat Akhir-akhir ini di Desa Inegena memang menjadi sorotan di kalangan masyarakat
terutama perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak perempuan atau anak remaja. Perilaku
melanggar norma atau yang lebih di kenal dengan perilaku menyimpang adalah tingkah laku
yang menyimpang dari norma-norma sosial. Sehingga berdasarkan fakta yang diperoleh dari data
yang diambil oleh peneliti di Desa Inegena bahwa sebagian besar perempuan yang ada di Desa
Inegena sudah ada sebagaian yang melanggar peraturan orang tua sehingga sebagian besar
mengalami perilaku menyimpang dan menjadi banyak korban adalah anak perempuan sehingga
terjadi hamil di luar nikah.
Perilaku pada anak perempuan yang ada di Desa Inegena tersebut semua berawal dari
keluarga serta dipengaruhi oleh kontrol sosial keluarga di dalam keluarga, keluargalah yang
berperan dalam mengontrol, membimbing, membantu dan mengarahkan anak untuk menjadi
lebih baik. Apabila tidak ada pengawasan dari keluarga maka disini ada dua penilaian dari
masyarakat dan dari keluarga anak gadis itu sendiri Ketika anak gadis tersebut sudah melakukan
hubungan sex bebas dengan orang lain dan hamil di luar nikah maka penilaian dari masyarakat
terhadap keluarga tersebuat ialah hanya ingin memperoleh harta dan keluarga sendiri akan
merasa malu dengan masyarakat sekitar lingkungan tempat tinggal.
Bardasarkan beberapa pemikiran tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul’’ Peran Keluarga Dalam Melakukan Kontrol Sosial Terhadap
Perilaku Menyimpang Anak Perempuan” (Studi Kasus Pada Masyarakat Di Desa Inegena,
Kecamatan Bajawa Utara, Kabupaten Ngada).
1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah
peran keluarga dalam melakukan kontrol sosial terhadap perilaku menyimpang anak
perempuan.
1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:


1. Ingin mengetahui dan mendeskripsikam tentang peran keluarga terhadap perilaku
menyimpang anak perempuan di Desa Inegena Kecamatan Bajawa Utara Kabupaten
Ngada.
2. Ingin mengetahui faktor-faktor perilaku menyimpang dan mendeskripsikan bentuk-
bentuk kontrol sosial keluarga terhadapa perilaku menyimpang anak perempuan di
Desa Inegena Kecamatan Bajawa Utara Kabupaten Ngada.
1.4 Manfaat Penelitian

Peneliti ini dilakukan agar masalah sosial seperti ini dapat ditemukan jawabannya dan
memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.
1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis sedikit berbeda dengan manfaat praktis, karena lebih
dikhususkan bagi para ilmuwa atau akademis, yakni:
a. Menjadi pedoman bagi kaum akademis yang tertarik untuk melakukan peelitian tentang
peran keluarga dalam melakukan kontrol sosial terhadap perilaku menyimpang anak
perempuan.
b. Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang materinya masih sama berkaitan dengan
permasalahan penelitian ini.
c. Sebagai kontribusi pemikiran bagi almamater, sekaligus sebagai syarat untuk
memperoleh gelar sarjana ilmu sosial dan ilmu politik.
2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah:
a. Sebagai informasi bagi masyarakat luas agar masyarakat dapat mengetahui gambaran
nyata tentang kontrol sosial terhadap perilaku anak perempuan di Desa Inegena,
Kecamatan Bajawa Utara, KabupatenNgada.
b. Dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak atau instansi yang terkait
dalam memberikan solusi berkaitan dengan masalah yang diteliti.

III Metode Penelitian

3.1 Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif.
Proses penelitian penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif yang diungkapkan
masyarakat dalam bentuk tertulis atau verbal, serta perilaku yang diamati. Metode kualitatif
dapat diartikan sebagai rangkaian proses dalam menangkap informasi, proses-proses tersebut
didasarkan pada kondisi normal dalam kehidupan, yaitu obyek yang menghubungkan dan
memecahkan masalah dari sudut pandang teori dan praktek. Penelitian kualitatif pertama-tama
mengumpulkan informasi dalam keadaan yang wajar, dan kemudian mengungkapkannya sebagai
generalisasi yang dapat diterima oleh akal sehat manusia. (Creswell, 2009:4).
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Inegena Kecamatan Bajawa Utara Kabupaten Ngada.
Alasan Peneliti melakukan penelitian di tempat ini adalah sebagai berikut:
a. Karena di daerah ini banyak terdapat sebagian besar orang tua yang belum terlalu ketat
melakukan kontrol sosial teradap anak perempuan.
b. Karena peneliti melihat banyak anak perempuan yang melakukan pergaulan bebas atau
perilau menyimpang yang tidak diinginkan.
3.3 Instrumen Penelitian
Subyek penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah orang tua, anak perempuan dan juga tokoh
masyarakat yang ada di Desa Inegena.
3.3.2 Informan
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik sampling purposive(sampel
bertujuan) dengan kriteria sebagai berikut:
a) Ibu dari anak perempuan yang melakukan penyimpangan dan juga anak perempuan
yang telah melakukan penyimpangan dalam bentuk pergaulan bebas yang diambil dari
11 orang informan di Desa Inegena Kecamatan Bajawa Utara Kabupaten Ngada dimana
diantaranya 5 orang tua, 5 anak perempuan dan 1 tokoh masyarakat setempat.
3.4. Teknik Penentuan Informan
Informan dalam penelitian ini diambil melalui sampling bertujuan atau purposive
sampling. Teknik sampling ini bertujuan untuk menjawab harapan dari peneliti, karena dengan
menggunakan penelitian kualitatif, peneliti mampu mencari tahu lebih dalam lagi apa yang
diketahui oleh informan, seperti yang telah peneliti lakukan selama berada di lokasi penelitian,
yaitu dengan melakukan wawancara secara mendalam dengan para informan untuk mengetahui
secara jelas informasi yang dibutuhkan.
3.5 Jenis dan Sumber Data
Lofland dan Lofland dalam Moleong(2010:157), Sumber data utama untuk penelitian
kualitatif adalah tuturan dan tingkah laku, sisanya adalah data lain seperti dokumen. Data dalam
penelitian ini diperoleh melalui berbagai metode data terdokumentasi dan lisan (misalnya
melalui wawancara). Sumber data yang diperoleh antara lain:
3.5.1 Data Primer
Data primer yaitu berupa data yang diperoleh langsung dari para informan melalui
pengamatan maupun wawancara mendalam (Creswell, 2009:266). Dalam penelitian ini peneliti
melakukan wawancara mendalam dengan 5 orang ibu dari anak perempuan yang telah
melakukan penyimpangan, 5 orang anak perempuan yang telah melakukan penyimpangan dan 1
orang tokoh masyarakat di Desa Inegena.
3.5.2 Data Sekunder.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan atau dokumen yang
berkaitan dengan penelitian dari sumber syang terkait Catatan atau dokumen diambil dari
berbagai literature, buku-buku, koran, internet (Creswell, 2009:266).
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh atau
mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Untuk memperoleh data yang sesuai
dengan permasalahan diperlukan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain:
3.6.1 Observasi
Dalam penelitian ini, peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh dan
mengumpulkan data. Proses kegiatan ini lebih ditekankan pada ketelitian dan kejelian peneliti
sendiri. Dalam observasi ini, penulis melakukan pengamatan secara langsung kehidupan sehari-
hari antara seorang ibu yang berusaha untuk melakukan suatu pengawasan dan kontrol sosial
terhadap anak perempuan mereka.
3.6.2 Wawancara Mendalam
Tahap kedua dalam mengumpulkan data yaitu melakukan wawancara langsung secara
mendalam dengan informan yang telah ditentukan sebelumnya. Wawancara dilakukan terhadap
ibu-ibu yang mempunyai anak perempuan yang sudah menjadi korban perilaku menyimpang,
dan tokoh-tokoh masyarakat yang ada setempat. Wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaandan pihak yang diwawancarai.  Wawancara diadakan dengan tujuan untuk
memperoleh data yang diperlukan, untuk mengecek kebenaran data yang diperoleh melalui
kegiatan observasi yang dilakukan pada langkah pertama. Peneliti juga menyiapkan pedoman
wawancara dalam bentuk pertanyaan umum dan ditanyakan kepada masing-masing informan.
Selanjutnya pertanyaan akan terus.
3.6.3 Studi Literatur
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan literature sebagai pendukung dan pelengkap
tulisan ini. Literature yang digunakan peneliti adalah buku-buku yang bisa membantu penulis
menganalisis dan menjelaskan kasus atau peristiwa yang ditemukan di lokasi penelitian.
3.6.4 Dokumentasi
Tahap dokumentasi dilakukan untuk dapat memperkuat data hasil dari wawancara dan
observasi, serta dokumen-dokumen yang berisi data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitin ini
peneliti telah melampirkan dokumentasi yang diperlukan, baik berupa foto dan data-data dari
desa sebagai data tambahan.
3.7 Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan agar mempunyai makna, maka diperlukan proses analisa dengan
suatu cara atau metode tertentu. Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan
ada gunanya jika tidak dianalisis. Analisa data merupakan bagian yang amat penting dalam
metode ilmiah, karena dengan analisalah data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna
dalam memecahkan masalah penelitian (Nasir, 1999).
Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara deskriptif-kualitatif yang bertujuan
untuk mendeskripsikan Peran keluarga dalam melakukan kontrol sosial terhadap perilaku anak
perempuan. Data yang telah dikumpulkan di lokasi penelitian ini kemudian diolah dan dianalisis
berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang telah dibuat, untuk kemudian bisa diambil suatu
kesimpulan yang relevan. Seluruh data kemudian dianalisis secara induktif sehingga
menghasilkan data berupa kesimpulan.

IV.HASIL
Keluarga adalah lingkungan tempat beberapa orang terhubung dan bersatu. Keluarga
didefinisikan sebagai sekelompok orang yang tinggal dalam satu rumah tetapi masih memiliki
hubungan darah, adopsi, persalinan, dll. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang
belum menikah disebut keluarga Batih. Sebagai unit sosial kecil yang hidup dalam masyarakat
(Soekanto 2004: 23). Dalam hal ini peran keluarga dalam proses pembangunan terutama dalam
moralitas remaja yang rentan terhadap pergaulan yang buruk. Mengenai masalah moral tidak
lepas dari pendidikan moral, karena pendidikan moral merupakan acuan bagi moralitas itu
sendiri. Hubungan diantara anggota keluarga yang harmonis berarti keluarga telah berfungsi
untuk memelihara keseimbangan sosial dalam masyarakat.
V. PEMBAHASAN
Keluarga merupakan lingkungan unit terkecil dalam sebuah masyarakat yang
merupakan pusat awal dari pembentukan tingkah laku seseorang. Di dalam keluarga terdapat
ayah, ibu, dan anak semua anggota keluarga memiliki peranannya masing-masing. Dan jika
salah satu anggota keluargnya tidak ada, maka fungsi keluarga tidak berjalan semestinya.
Oleh karena itu pendidikan moral sangat penting diberikan kepada anak sejak dini oleh
keluarga karena telah diketahui bahwa keluarga terutama orang tua memiliki peran utama
yang dapat memberikan pengaruh besar kepada anaknya terlebih kepada remaja perempuan.
Remaja adalah suatu masa dimana umur yang paling banyak mengalami perubahan,
sehingga bawaannya berpindah dari masa kanak-kanak menuju dewasa, di mana masa kanak-
kanak mengalami perubahan di segala bidang, kemampuan bekerjanya menurun dan sering
mengabaikan kewibawaannya. Dalam hal ini peran orang tua dalam proses perkembangan,
terlebih terhadap perkembangan moralitas remaja yang mudah terpengaruh oleh pergaulan
yang tidak baik.
Berkaitan dengan masalah moralitas tidak terlepas dari pendidikan moral, karena
pendidikan moral menjadi acuan dalam moralitas itu sendiri. Remaja yang memiliki
moralitas dan akhlak yang baik tentunya sudah mendapatkan pendidikan moralitas yang baik
pula. Sedangkan baik atau burukya moralitas remaja dapat dinilai dari perilaku keseharian
baik dalam bertutur kata maupun bertingkah laku. Karena dengan melihat secara konkrit
seseorang dapat dinilai moralitasnya.
VI.KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang peran keluarga dalam melakukan kontrol sosial
terhadap perilaku anak gadis yang ada di Desa Inegena Kecamatan Bajawa Utara Kabupaten
Ngada maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil temuan dimasyarakat bahwa yang melatarbelakangi kurangnya kontrol
sosial terhadap perilaku anak perempuan yang ada di Desa Inegena yakni kurangnya
keberfungsian orangtua sangat berpengaruh, karena kebanyakan remaja yang melakukan
perilaku menyimpang yaitu remaja yang tidak mendapat perhatian dan kasih sayang
sepenuhnya dari orangtua, karena sudah tidak menerima arahan dan nasehat lagi dari
orangtua, maka dari itu mereka mudah sekali terpengaruh oleh hal-hal negative yang ada
disekitar mereka.
2. Bentuk-bentuk perilaku menyimpang di kalangan remaja yang ada di Desa Inegena seperti
yang tertulis dalam konsep teori yaitu terdapat dua bentuk perilaku menyimpang yaitu:
 Tindakan nonconform : Seperti keluar malam tanpa pamit, hingga pulang rumah
sudah sampai larut-larut malam, dll;
 Tindakan-tindakan kriminal seperti membaca dan menonton video porno, hubungan
sex diluar nikah, narkotika/menghirup lem ehabond.
3.Faktor berkemabangnya Teknologi dan Informasi juga berpengaruh karena dulunya mereka
belum mengenal Internet, dan HP, dll. Tapi sekarag rata-rata anak remaja sudah memiliki dan
mengetahui hal tersebut.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan dalam penelitian ini maka dalam kesempatan ini penulis
dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Untuk Orang Tua
a. Hendaknya orang tua harus benar-benar memperhatikan tingkah laku anak-anaknya
dalam kegiatan sehari-hari agar tidak terjerumus ke dalam hal yang tidak benar.
b. Orang tua harus mengajarkan atau menanamkan nilai-nilai moral yang baik sejak anak
usia dini.
2. Untuk Remaja
a. Hendaknya remaja harus berhati-hati dalam bertingkah laku dalam kehidupan sehari-
hari agar tidak terjerumus ke hal yang tidak benar
b. Dalam pergaulan sehari-hari remaja harus pintar dalam memilih teman bermain juga
karena teman bermain juga akan mempengaruhi terhadap baik buruknya moral seorang
remaja itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Abdulsyani. 1987. Sosiologi Kriminalitas. Bandung: CV. Remaja Karya.
Ahmadi, Abu. (1997). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Aminudin Ram. (1996) Keluarga Adalah Kelompok Primer. Jakarta: Gramedia
Atmasasmita. (1992). Kenakalan Anak Dan Upaya Penanggulangan. Fakultas
Hukum Universitas Airlangga Surabaya.
Burhan Bungin,(2001).Metodologi Penelitian SosialSurabaya: Airlangga University Press.
Chalid Narbuka, Abu Ahmad. (2003). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Horton, Dalam Tanof.(2012;20-21).Sosiologi Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.
Elly M Setiadi, Usman Kolip.(2011).Pengantar Sosiologi. Jakarta: Prenadamedia,.
Frank E. Hagan, (2013). Pengantar Kriminologi: Teori, Metode, dan Perilaku KriminalJakarta:
Kencana.
Shochib, M. (2003). Pola Asuh Orang Tua II. Jakarta: RinnekaCipta.
Sujanti. (1982), Psikoanalisi: Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama.
John W. Creswell, (2009). Research design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Edisi Ketiga.
Jusuf Soewadji, (2012). Pengantar Metodologi PenelitianJakarta: Mitra Wacana Media.
Koentjaraningrat, (2002). Pengantar Antropologi 11, Jakarta: Rineka Cipta.
Miftah Thoha. 2005. Perilaku Organisasi Konsep Dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Grafindo.
Nasir, Muhammad. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Remajadakarya.
Narwoko. J. Dwi, Bagong Suyanto. 2004:326, Sosiologi Teks pengantar dan terapan, Jakarta:
Kencana Pranada Media Group.
Nurhyati. (2007). Pentingnya Pendidikan Seks Bagi Keluarga, Remaja Dan Anak.Jakarta:
Rineka Cipta.
Peck, C Jane. 1991. Wanita Dan Keluarga. Jakarta: Kanisius Indonesia.
Prodjodikoro, Dalam Soekanto. (2014). Lembaga Penegak Hukum. Bakti, Bandung: PT Aditya.
Putro,KhamimZarkasyi, 2005. Orangtua Sahabat Anak danRemaja.Yogyakarta:CerdasPustaka
Satori Djam’an. Komariah Aan. 2009. Metotdologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta
Shochib, M. (2003). Pola Asuh Orang Tua II. Jakarta: Rinneka Cipta.
Soerjono,s. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Sudarsono, Kenakalan Remaja, Jakarta: Renaka Cipta, 1990.
Sugiono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Soerjono, Soekanto. (1981).Pengantar Penelitian Hukum.Jakarta: Universitas Indonesia
Soerjono, Soekanto. (1982), Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali
Soerjono, Soekanto. (1987). Sosiologi Hukum Dalam Masyarakat. Jakarta: Rajawali
Soerjono, Soekanto. (2002), Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: Raja Persada.
Soerjono, Soekanto. (2004), Sosiologi Keluarga, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto,(2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan PraktekJakarta: Rhineka
Cipta.
Suhartono, Irwan,(1996). Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Roesdakarya.
Tanof, Soraya Balkis, 2012, Sosiologi Dalam Keberagaman.
Travis Hirschi, (1969) Teori Kontrol Sosial. Jakarta: Prenada Media.
Topo Santoso, Eva Achjani Zulfa. (2013). Kriminologi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Karya Ilmiah
Dewi Kurniati, 2011. (Skripsi)Pola Asuh Orang Tua dalam Pengendalian Alkoholisme di
Kalangan Remaja pada Masyarakat Penyadap Karet di Desa Karya Jaya, Kecamatan
Sinar Peninjauan, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Skripsi S1:
Program Studi Pendidikan Sosiologi FIS UNY.
Tanof, Soraya Balkis. (2006). Psikologi Sosial (Bahan Ajar). Fisip Undana Kupang
Skripsi karya Irauwati dari Jurusan Kependidikan Islām lulus tahun 2005 dengan judul“Peranan
Keluarga dalam Pengembangan Sikap Sosial pada Awal Masa Kanak-kanak (Perspektif
Pendidikan Islām).
Media Online
BPS NTT. https://ntt.bps.go.id/.Diakses 20 September 2019.
Puput Prima Ardhana.2016(skripsi) Peran agen sosialisasi sebagai kontrol terhadap perilaku
menyimpang pada anak remaja(Studi di Desa Oempu Kecamatan Tongkuno Kabupaten
Muna) Diakses dari http://sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi. Diakses pada tanggal 24
September 2019.
C1B112087_sitedi_SKRIPSI%20PDF.pdf . Di akses pada 28 januari 2018.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pola. Diakses di https://kbbi.web.id/pola. Diakses pada tanggal
24 September 2019.
Tarmuji, Tarsis. (2001). Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Agresifitas remaja. Diakases
dari http://www.pdk.go.id/jurnal/hub.pola asuh orang tua. pada tanggal 26 September
2019.

You might also like