[go: up one dir, main page]

0% found this document useful (0 votes)
274 views8 pages

Interaksi Obat Obat Maag

This document summarizes a study analyzing potential drug interactions in gastritis drug prescriptions at a hospital in Tangerang City, Indonesia. The study aimed to analyze potential interactions between anti-gastritis drugs, determine the effects, and quantify interaction rates. Medical records of 134 inpatients were reviewed. The results showed the most common pharmacokinetic interaction in absorption was between Ranitidine and Sucralfate. The most common pharmacodynamic interaction was between Omeprazole and Sucralfate. Most interactions had minor severity, like between Omeprazole and Ranitidine, while Omeprazole-Sucralfate interactions had moderate severity.

Uploaded by

Siti Nurohmahh
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
274 views8 pages

Interaksi Obat Obat Maag

This document summarizes a study analyzing potential drug interactions in gastritis drug prescriptions at a hospital in Tangerang City, Indonesia. The study aimed to analyze potential interactions between anti-gastritis drugs, determine the effects, and quantify interaction rates. Medical records of 134 inpatients were reviewed. The results showed the most common pharmacokinetic interaction in absorption was between Ranitidine and Sucralfate. The most common pharmacodynamic interaction was between Omeprazole and Sucralfate. Most interactions had minor severity, like between Omeprazole and Ranitidine, while Omeprazole-Sucralfate interactions had moderate severity.

Uploaded by

Siti Nurohmahh
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 8

Prosiding Farmasi ISSN: 2460-6472

Analisis Potensi Interaksi Obat pada Resep Antigastritis di Salah Satu


Rumah Sakit di Kota Tangerang
Analysis of Drug Interactions Potential in Gastritis Drug Prescription in a Hospital in
Tangerang City
1
Arinda Ramadhana, 2Ratu Choesrina, 3Umi Yuniarni
1,2,3
Prodi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung, Jl.
Tamansari No.1 Bandung 40116
email: 1arinda,ramadhana@ymail.com 2choesrina1@gmail.com, 3uyuniarni@gmail.com

Abstract. Gastritis is an inflammation of the gastric mucosa. Gastritis should be treated appropriately to
prevent complications to the other body parts. Two or more medications administered at the same time can
cause pharmacological effect changes that are additive, synergistic, and antagonistic. This research aims to
analyze the interactions potential of prescribed anti-gastritis drugs, determine the effects that will be inflicted,
and determine their potential figures toward inpatient treated in one of the hospitals in Tangerang city. The
research was non-experimental with descriptive methods and purposive sampling data retrieval techniques.
Data taken was in the form of secondary data from the medical record of respondents. 134 data samples were
retrieved. The results showed that the most pharmacokinetic drug interactions in the absorption phase are
Ranitidine-Sucralfate with 9 results (4.21%), in the metabolic phase are Omeprazole-Simvastatin and
Omeprazole-Atorvastatin each with 2 results (0.93%). And the most pharmacodynamics of drug interactions
are Omeprazole-Sucralfate with 71 results (33.18%). Drug interactions based on the most minor severity are
the Omeprazole-Ranitidine with 10 results (4.83%), and the most moderate severity are Omeprazole-
Sucralfate with 71 results (34.30%).
Keywords: Gastritis, antigastritis drugs, gastritis drug interactions

Abstrak.Gastritis merupakan peradangan mukosa lambung. Pengobatan gastritis harus dilakukan secara
tepat agar tidak menyebabkan komplikasi terhadap bagian tubuh lainnya. Dua atau lebih obat yang diberikan
pada waktu bersamaan dapat menyebabkan perubahan farmakologis yang bersifat aditif, sinergis, dan
antagonis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya potensi interaksi obat anti-gastritis pada
peresepan, menentukan efek yang akan ditimbulkan, serta menentukan angka potensinya pada pasien
Instalasi Rawat Inap di Salah Satu Rumah Sakit di Kota Tangerang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
non-eksperimental dengan metode deskriptif dan teknik pengambilan data secara purposive sampling. Data
yang diambil berupa data sekunder berbentuk data rekam medis responden. Sampel yang digunakan
berjumlah 134. Hasil penelitian interaksi obat farmakokinetik yang terbanyak pada fase absorbsi adalah
Ranitidin-Sukralfat sebanyak 9 (4.21%),dan pada fase metabolisme adalah Omeprazole-Simvastatin,
Omeprazole-Atorvastatin masing-masing sebanyak 2 (0.93%). Interaksi obat farmakodinamik terbanyak
yaitu Omeprazole-Sukralfat sebanyak 71 (33.18%). Interaksi obat berdasarkan tingkat keparahan minor
terbanyak adalah Omeprazole-Ranitidin sebanyak 10 (4.83%), dan tingkat keparahan moderate terbanyak
adalah Omeprazole-Sukralfat sebanyak 71 (34.30%).
Kata Kunci : Gastritis, obat antigastritis, interaksi obat gastritis

A. Pendahuluan perubahan atau interaksi yang bersifat


aditif, sinergis, dan antagonis. Efek
Gastritis merupakan peradangan
yang tidak dikehendaki dari interaksi
dari mukosa lambung yang disebabkan
obat dapat diminimalisir dengan cara
iritasi dan infeksi pada lambung, sel-sel
melakukan Pemantauan Terapi Obat
yang meradang menyebabkan mukosa
(PTO) yang bertujuan untuk
lambung menipis. Pengobatan pada
meningkatkan efektivitas terapi dan
gastritis harus dilakukan secara tepat
meminimalkan resiko Reaksi Obat yang
agar tidak menyebabkan komplikasi
tidak dikehendaki (ROTD).
terhadap bagian tubuh lainnya. Dua
Berdasarkan uraian latar
atau lebih obat yang diberikan pada
belakang diatas didapatkan rumusan
waktu bersamaan dapat menyebabkan
masalah yaitu : Apakah terdapat potensi
481
482 | Arinda Ramadhan, et al.

interaksi obat pada peresepan, serta yaitu menetralisir asam lambung.


efek apa yang ditimbulkannya, dan Golongan antagonis reseptor histamin
bagaimana gambaran angka potensi H2 terdiri atas simetidin, ranitidine,
interaksi obat anti-gastritis yang terjadi famotidin, nisatidin. Mekanisme
pada peresepan pasien Instalasi Rawat kerjanya adalah menghambat sekresi
Inap di Salah Satu Rumah Sakit di Kota asam lambung dengan melakukan
Tangerang? inhibisi kompetitif terhadap reseptor
Penelitian ini dilakukan dengan histamin H2 yang terdapat pada sel
tujuan untuk menganalisis adanya parietal dan menghambat sekresi asam
potensi interaksi obat anti-gastritis pada lambung. Golongan penghambat pompa
peresepan, menentukan efek apa yang proton terdiri atas omeprazol,
ditimbulkannya, serta menentukan lansoprazol, dsb. Obat ini bekerja
gambaran angka potensi interaksi obat menghambat produksi asam lambung
anti-gastritis pada pasien Instalasi melalui penghambatan terhadap elektron
Rawat Inap di Salah Satu Rumah Sakit yang menimbulkan potensial aksi pada
di Kota Tangerang. saraf otonom vagus. PPI diyakini lebih
efektif menurunkan produksi asam
B. Landasan Teori
lambung. PPI (Proton Pump Inhibitor)
Gastritis merupakan proses memiliki waktu durasi efek yang lebih
inflamasi pada mukosa dan submukosa lama , dikarenakan inaktivasi secara
lambung atau gangguan kesehatan yang irreversible oleh modifikasi kovalen,
disebabkan oleh faktor iritasi dan dari sel parietal H+, K+, -ATPase. Dosis
infeksi. Secara histopatologi, dapat yang digunakannya secara efektif dapat
dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel menghambat 95% sekresi asam
yang meradang pada daerah tersebut. lambung. Golongan pelindung mukosa
Sehingga menyebabkan dinding terdiri atas sukralfat. Mekanisme kerja
lambung menipis, sehingga dapat terjadi sukralfat adalah membentuk kompleks
gangguan fungsi instrinsik lambung dan ulser adheren dengan eksudat protein
atrhopi kelenjar epitel, keadaan ini seperti albumin dan fibrinogen pada sisi
berlanjut dengan terjadinya perdarahan. ulser dan melindunginya dari serangan
Kejadian gastritis ditandai berupa rasa asam, serta menghambat aktivitas pepsin
tidak nyaman pada ulu hati, perut terasa dan membentuk ikatan garam dengan
kembung, rasa mual dan muntah (Julia, empedu. Golongan analog prostaglandin
2014). E1 terdiri atas misoprostol. Mekanisme
Penyebab gastritis diantaranya kerja misoprostol adalah meningkatkan
yaitu dimana mengonsumsi alkohol produksi mukus lambung dan sekresi
secara berlebihan sehingga merusak mukosa, menghambat sekresi asam
sawar pada mukosa lambung, kebiasaan lambung dengan kerja langsung ke sel
merokok asam nikotinat pada rokok, parietal (Katzung, 2009:1068).
faktor stress, dan juga bisa disebabkan Informasi mengenai risiko efek
karena adanya bakteri Helicobacter samping dari interaksi obat, dapat
Pylori (Sudoyo, 2006). dikurangi dengan mengetahui
Obat antigastritis dapat bagaimana mekanisme interaksi antar
digolongkan menjadi antasida, antagonis obat, sehingga dapat dilakukan
histamin H2, penghambat pompa proton, antisipasi. Interaksi bisa bersifat aditif,
pelindung mukosa, dan analog synergis, dan antagonis (BNF 58, 2009).
prostaglandin E1.Golongan antasida Mekanisme interaksi obat dapat
terdiri atas aluminium, magnesium, melalui beberapa cara, yakni interaksi
kalsium karbonat, dan natrium secara farmasetik (inkompatibilitas);
bikarbonat. Mekanisme kerja antasida
Volume 5, No. 2, Tahun 2019
Analisis Potensi Interaksi Obat pada Resep Antigastritis di... | 483

interaksi secara farmakokinetik dan satu Rumah Sakit di Kota Tangerang


interaksi secara farmakodinamik. sebanyak 202 pasien, dan minimal
Interaksi farmasetik bersifat langsung sampel yang dapat diambil berdasarkan
dan dapat secara fisika atau kimia, rumus Slovin sebanyak 134 pasien
misalnya terjadinya presipitasi, dengan % kesalahan sebesar 5% dan
perubahan warna, tidak terdeteksi pasien tersebut memenuhi kriteria
(invisible), yang selanjutnya inklusi.
menyebabkan obat menjadi tidak aktif.
Interaksi dalam proses farmakokinetik, Identitas Pasien
yaitu absorpsi, distribusi, metabolisme Tabel V.1 Identitas Jenis
dan ekskresi (ADME) dapat Kelamin Pasien
meningkatkan ataupun menurunkan Persentase
No. Jenis Kelamin Jumlah
kadar plasma obat. Interaksi obat secara (%)
farmakokinetik yang terjadi pada suatu
1 Laki-Laki 71 53.00%
obat tidak dapat diekstrapolasikan (tidak 2 Perempuan 63 47.00%
berlaku) untuk obat lainnya meskipun TOTAL 134 100.00%
masih dalam satu kelas terapi,
disebabkan karena adanya perbedaan Berdasarkan Tabel V.1 pada
sifat fisikokimia, yang menghasilkan periode tahun 2017 hingga tahun 2018
sifat farmakokinetik yang berbeda. pasien dengan potensi interaksi obat
Interaksi farmakodinamik adalah anti-gastritis oral pada peresepan adalah
interaksi antara obat yang bekerja pada pasien laki-laki sebanyak 71 pasien
sistem reseptor, tempat kerja atau sistem (53,0%) sedangkan pasien perempuan
fisiologik yang sama sehingga terjadi sebanyak 63 pasien (47,0%).
efek yang aditif, sinergistik, atau
antagonistik, tanpa ada perubahan kadar
Tabel V.2 Identitas Usia Pasien
plasma ataupun profil farmakokinetik
lainnya. Interaksi farmakodinamik
umumnya dapat diekstrapolasi-kan ke
obat lain yang segolongan dengan obat
yang berinteraksi, karena klasifikasi obat
adalah berdasarkan efek
farmakodinamiknya. Selain itu,
umumnya kejadian interaksi
farmakodinamik dapat diramalkan
sehingga dapat dihindari sebelumnya Berdasarkan Tabel V.2 pasien
jika diketahui mekanisme kerja obat yang paling banyak mengalami potensi
(Gitawati, 2008). interaksi obat anti-gastritis oral pada
peresepan dengan rentang usia antara 46
C. Hasil Penelitian dan sampai 55 tahun sebanyak 37 pasien
Pembahasan (27,6%). Pada usia tua lebih berisiko
menderita gastritis, karena seiring
Penelusuran Data bertambahnya usia mukosa lambung
Data penelitian diambil dari Sub cenderung menjadi tipis sehingga lebih
Bagian Rekam Medis pada salah satu mudah terinfeksi (Lombeng, 2013).
Rumah Sakit di Kota Tangerang yang
tercatat pada periode tahun 2017-2018. Golongan Obat Antigastritis yang
Populasi yang digunakan pasien rawat Digunakan
inap yang menderita gastritis pada salah

Farmasi
484 | Arinda Ramadhan, et al.

Tabel V.3 Golongan Obat Antigastritis No. Golongan Penyakit Nama Penyakit Jumlah
Persentase

yang digunakan (%)

1. Penyakit Gizi Gizi Buruk 1 0.32%


2 Penyakit Jantung Infark Miokard 1 0.32%
3 Penyakit Kulit Alergi 1 0.32%
4 Penyakit Tropis Demam 1 0.32%
5 Penyakit Virus Pencegahan Virus Influenza 1 0.32%
Tumor Intra Abdomen 1 0.32%
6 Penyakit Ganas
Tumor Medula Spinalis 1 0.32%
7 Kehamilan Hamil 4 1.29%
8 Penyakit Hati Peningkatan Enzim Transaminase 1 0.32%
Sirosis Hepatitis 2 0.64%
Abses Hepar 1 0.32%
Penyakit Muskuloskeletal
9 Nyeri Badan 3 0.96%
Paraperese 1 0.32%
Azetomia Pre-Renal 1 0.32%
Gagal Ginjal 4 1.29%
10 Penyakit Ginjal&Sal. Kemih Simple Bowel Obstain 1 0.32%
Infeksi Sal. Kemih 1 0.32%
Uremia 1 0.32%

Berdasarkan Tabel V.3 golongan 11 Penyakit Endokrin


Diabetes Ketosis
Diabetes Mellitus I
1
2
0.32%
0.64%

obat antigastritis yang digunakan pada Diabetes Mellitus II


Hipokalemia
6
7
1.93%
2.25%

pasien gastritis dengan peresepan paling 12 Ketidakseimbangan Elektrolit


Hipokalsemia
Hiperkalemia
1
1
0.32%
0.32%

banyak menggunakan Omeprazol Hiponatremia


Electrolite Inbalance
3
2
0.96%
0.64%

sebanyak 112 pasien (44,3%). Hal 13 Asma


Bronkitis
1
1
0.32%
0.32%

tersebut sesuai dengan penelitian yang Penyakit Sal. Pernafasan


Bronkopneumonia
ISPA
2
2
0.64%
0.64%

dilakukan oleh (John Horn, 2000), Pneumonia


Tuberkulosis
4
4
1.29%
1.29%

dimana pada penelitiannya menyatakan Asites


Colitis
1
1
0.32%
0.32%

bahwa golongan Proton Pump Inhibitor Diare


Esofagisitis
2
3
0.64%
0.96%

(PPI) lebih efektif daripada golongan 14 Penyakit Sal. Cerna


Hematemesis
Melena
33
73
10.61%
23.47%

antihistamin-2, dan sukralfat dalam Megacolon


Polip Usus
1
1
0.32%
0.32%

mengobati gastritis. Dalam studi Stomatitis


Varises Fundus
2
3
0.64%
0.96%

perbandingan pada pasien gastritis, Anemia


Hipertensi
79
24
25.40%
7.72%

individu yang menggunakan terapi Hiperlipidemia


Hipoalbumin
1
3
0.32%
0.96%

Proton Pump Inhibitor (PPI) 15 Penyakit Pembuluh Darah


Iskemia
Leukemia 11
1 0.32%
3.54%

menunjukkan tingkat penyembuhan Leukopenia


Leukositosis
1
2
0.32%
0.64%

yang tinggi. Stroke


Trombositosis
1
1
0.32%
0.32%
Trombositopenia 3 0.96%
TOTAL 311 100.00%

Penyakit Penyerta yang di Derita


Oleh Pasien Gastritis Berdasarkan Tabel V.4 penyakit
penyerta yang di derita oleh pasien
gastritis paling banyak, yaitu pada
penyakit golongan pembuluh darah
dengan jenis penyakitnya yaitu, anemia
sebanyak 79 pasien (25,2%).
Berdasarkan penelitian (Eisner F, 2017)
komplikasi tersering pada kasus ulkus
peptikum atau gangguan gastrointestinal
yang tercatat selama periode
pengamatan adalah pendarahan ulkus
(rata-rata 42 ± 16% per tahun).
Pendarahan pada ulkus tersebut
menyebabkan pasien akan mengalami
hematemesis dan melena. Hematemesis
Tabel V.4 Penyakit Penyerta yang di atau muntah darah dan melena atau
Derita Oleh Pasien Gastritis buang air besar darah merupakan
keadaan yang diakibatkan oleh
Volume 5, No. 2, Tahun 2019
Analisis Potensi Interaksi Obat pada Resep Antigastritis di... | 485

perdarahan saluran cerna bagian atas sebanyak 79 (17,9%), kemudian diikuti


(SCBA) (Adam, 2008). Komplikasi dengan penggunaan obat agen
kedua penyakit tersebut akan berakibat Antifibrinolitik sebanyak 77 (17,5%).
pada kejadian anemia, yang dimana pada Hasil tersebut relevan dengan penyakit
penderita anemia, pasien mengalami penyerta yang banyak terlibat yaitu
kehilangan atau kekurangan darah. Anemia. Oleh karena itu, terapi lain yang
Pasien juga akan mengalami sering diberikan pada pasien gastritis
malabsorpsi vitamin B12, yang adalah dengan pemberian suplemen
disebabkan karena kurangnya faktor yang diantaranya yaitu pemberian
intrinsik lambung, akibat dari gastritis vitamin K, vitamin B complex. vitamin
tersebut (Chandrasoma, 2005:522). K diperlukan sebagai produksi faktor
pembekuan darah sekaligus produksi
Obat Lain yang Digunakan Selain protein yang dibutuhkan tulang (BNF,
Antigastritis 2009). Antifibrinolitik yang digunakan
pada pasien gastritis berupa Asam
Tabel V.4 Obat Lain yang Traneksamat. Asam traneksamat
Digunakan Selain Antigastritis berperan sebagai koagulan atau
No. Golongan Obat Nama Obat Jumlah
Persentase
penggumpalan darah, sebagai
(%)
No.
1
Golongan Obat
Antineoplastik
Nama Obat
Vincristine
Jumlah
1
Persentase

(%)
0.22%
penanganan terhadap kejadian
2
1
Antikonvulsan
Antineoplastik
Gabapentin
Vincristine
1
1
0.22%
0.22%
hematemesis melena (IAI, 2015).
3 Antivirus Acyclovir 1 0.22%
2 Antikonvulsan Gabapentin 1 0.22%
4 Antihistamin Cetirizine 2 0.45%
3 Antivirus Acyclovir 1 0.22%
2 0.45%
54 Antihistamin
Antihiperlipidemia
Simvastatin
Cetirizine
Atorvastatin
Simvastatin
2
22
0.45%
0.45%
0.45%
Interaksi Obat Antigastritis
5 Antihiperlipidemia
Etambutol
Atorvastatin
Isoniazid
12
11
0.22%
0.45%
0.22%
Tabel V.5 Interaksi Obat
6 Antituberkulosis Etambutol 0.22%

6 Antituberkulosis
Pirazinamid
Isoniazid 11 0.22%
0.22% Berdasarkan Level
Rifampisin
Pirazinamid 11 0.22%
0.22%
Aminofilin
Rifampisin 21 0.45%
0.22% Persentase
7 Antiasma No. LEVEL Obat Gastritis Obat Kedua Jumlah
Salbutamol
Aminofilin 32 0.67%
0.45%
7 Antiasma (%)
Insulin
Salbutamol 3 0.67%
8 Antidiabetes
Insulin
Metformin 23 0.67%
0.45% Omeprazole 10 4.81%
8 Antidiabetes Ranitidin
Metformin
Ferriprox 2 0.45%
9 Antidot Dexamethasone 5 2.40%
Ferriprox
Kalitake 32 0.45%
0.67%
9 Antidot Ketorolac 1 0.48%
Kalitake
Fluxostat 13 0.67%
0.22% 1. Minor Sukralfat
10 Antifungi Bisoprolol 3 1.44%
10 Antifungi
Fluxostat
Nystatin 51 0.22%
1.12%
Ranitidin 10 4.81%
11 Antidiare Nystatin
Diatab 75 1.12%
1.57% Omeprazole
11 Antidiare Nifedipine 1 0.48%
Diatab
Codein 37 1.57%
0.67%
12 Analgesik Opioid Codein 3 0.67% Antasida Ranitidin 1
Tramadol 6 1.35% 0.48%
12 Analgesik Opioid
Tramadol 6 1.35% Bismuth Amlodipin 1 0.48%
13 Antigoutharthritis Allopurinol 9 2.02%
13 Antigoutharthritis Allopurinol 9 2.02%
14 Antimukolitik Ambroxol 9 2.02% Allopurinol 3 1.44%
14 Antimukolitik Ambroxol 9 2.02%
15 Antidepresan Amitripilin 17 3.82% Lansoprazole 5 2.40%
15 Antidepresan Amitripilin 17 3.82%
16 Laksatif Laxadine 21 4.72% Furosemide 1 0.48%
16 Laksatif Laxadine 21 4.72%
Bisoprolol 7 1.57% Sukralfat Lasix 4 1.92%
Bisoprolol 7 1.57%
Micardis 1 0.22% Insulin 1 0.48%
Micardis 1 0.22%
Ramipril 5 1.12%
Ramipril 5 1.12% Metformin 2 0.96%
Valsartan 1 0.22%
17 Antihipertensi Valsartan 1 0.22% Omeprazole 71 34.13%
17 Antihipertensi Furosemide 22 0.45%
Furosemide 0.45% Simvastatin 2 0.96%
Lasix
Lasix 66 1.35%
1.35% 2. Moderate
Atorvastatin 2 0.96%
Nifedipine
Nifedipine 44 0.90%
0.90%
Captopril 66 1.35% Furosemide 1 0.48%
Captopril 1.35%
77 1.57% Omeprazole Lasix 5 2.40%
Asam
Asam Mefenamat
Mefenamat 1.57%
Ketorolac 3 0.67% Isoniazid 1 0.48%
Meloxicam 4 0.90% Rifampisin 1 0.48%
18 Analgesik Non-Opioid
Metil Prednisolon 1 0.22% Sukralfat 71 34.13%
Prednison 1 0.22% Ranitidin Antasida 1 0.48%
Dexamethason 25 5.62%
Lansoprazole Sukralfat 5 2.40%
Domperidon 13 2.92%
19
19 Antiemetik
Antiemetik TOTAL 208 100.00%
Ondansetron
Ondansetron 31
31 6.97%
6.97%
Amoxicillin
Amoxicillin 66 1.35%
1.35%
Cefixime 13 2.92%
20
20 Antibiotik
Antibiotik
Cefixime
Cefotaxime
Cefotaxime
13
42
42
2.92%
9.44%
9.44%
Berdasarkan Tabel V.5
55 1.12%

21 Antifibrinolitik
Levofloxacin
Levofloxacin
Kalnex
Kalnex 9
9
1.12%
2.02%
2.02%
dijelaskan Interaksi Obat berdasarkan
21 Antifibrinolitik Transamin
Transamin
Vitamin B
Vitamin B
68
68
29
29
15.28%
15.28%
6.52%
6.52%
tingkat keparahannya. Tingkat
22 Suplemen
22 Suplemen
TOTAL
Vitamin K
Vitamin K
50
50
445
11.24%
11.24%
100.00%
keparahan interaksi diklasifikasikan
TOTAL 445 100.00%

Berdasarkan Tabel V.4 obat lain menjadi tiga yaitu tingkat keparahan
yang digunakan selain antigastritis minor yaitu memiliki arti yang minimal
terbanyak menggunakan obat Suplemen secara klinis. Dianjurkan untuk

Farmasi
486 | Arinda Ramadhan, et al.

mempertimbangkan obat alternatif untuk Farmakodinamika


menghindari risiko interaksi. Kedua ada No. FARMAKOKINETIKA Obat Pertama Obat Kedua Jumlah Persentase
(%)
Keterangan Solusi

moderate keparahan yang akan Antasida Ranitidin 1 0.47%


Antasida menurunkan
absorbsi Ranitidin
Pemberian ranitidin 1 atau 2
jam sebelum Antasida

berbahaya pada pasien jika terjadi Bismuth Omeprazole

Allopurinol
2

3
0.93%

1.40%
Omeprazole meningkatkan
absorbsi Bismuth
Sukralfat menurunkan
Pemberian Omeprazole 1 atau 2
jam sebelum Bismuth
Pemberian Allopurinol 1 atau

kelalaian. Disarankan untuk Bisoprolol 3 1.40%


absorbsi Allopurinol
Sukralfat menurunkan
absorbsi Bisoprolol
2 jam sebelum Sukralfat
Pemberian Bisoprolol 1 atau
2 jam sebelum Sukralfat

penggunaannya hanya dalam keadaan Sukralfat


Furosemide 1 0.47%
Sukralfat menurunkan absorbsi
dan efek terapi Furosemide
Sukralfat menurunkan absorbsi
Pemberian Furosemide
diselang waktu 2 jam
Pemberian Furosemide
Lasix 4 1.87%

khusus. Ketiga, tingkat keparahan mayor Lansoprazole 5 2.34%


dan efek terapi Furosemide
Sukralfat menghambat absorbsi
Lansoprazol
diselang waktu 2 jam
Pemberian Lansoprazole 1
jam sebelum Sukralfat

yaitu memiliki arti yang sangat Ranitidin 9 4.21%


Sukralfat menurunkan absorbsi
Ranitidin hingga 29%
Antasida menurunkan
Pemberian Sukralfat
1 jam sebelum/sesudahnya
Pemberian Ranitidin 1 atau 2
Antasida 1 0.47%

signifikan secara klinis, tingkat 1 Absorbsi Dexamethasone 5 2.34%


absorbsi Ranitidin
Ranitidin menurunkan
absorbsi Dexamethasone
jam sebelum Antasida

Tidak diketahui

kejadiannya dapat membahayakan Ranitidin Ketorolac 1 0.47%


Ranitidin menurunkan
absorbsi Ketorolac
Omeprazole menurunkan
Tidak diketahui

Pemberian Ranitidin 1 atau 2


Omeprazole 1 0.47%

kondisi pasien. Dianjurkan untuk Sukralfat 9 4.21%


absorbsi Ranitidin
Sukralfat menurunkan absorbsi
absorbsi Ranitidin
jam sebelum Omeprazole
Pemberian Sukralfat
1 jam sebelum/sesudahnya

menghindari penggunaannya secara Bismuth 2 0.82%


Omeprazole meningkatkan
absorbsi Bismuth
Omz mengubah absorbsi Furosemid
Pemberian Omeprazole 1 atau 2
jam sebelum Bismuth
Pemantauan kadar Magnesium
Furosemide 1 0.47%

bersamaan; risiko bahayanya melebihi Lasix 5 2.34%


& penumpukan Mg dlm usus
Omz mengubah absorbsi Furosemid
& penumpukan Mg dlm usus
selama masa terapi
Pemantauan kadar Magnesium
selama masa terapi
Omeprazole

manfaatnya (drugs.com, 2019). Nifedipine 1 0.47%


Omeprazole meningkatkan absorbsi
Nifedipine
Omeprazole menurunkan
Dilakukan pemberian dengan
selang waktu
Pemberian Ranitidin 1 atau 2
Ranitidin 1 0.47%

Pada Tabel V.5 hasil interaksi Lansoprazole Sukralfat 5 2.34%


absorbsi Ranitidin
Sukralfat menghambat absorbsi
Lansoprazol
jam sebelum Omeprazole
Pemberian Lansoprazole 1 jam
sebelum atau seetelah Sukralfat

yang didapatkan dari tingkat keparahan Bismuth


Amlodipine
1 0.47%
Bismuth dapat menyebabkan
perubahan irama pembuluh darah
Dianjurkan selalu mengontrol
tekanan darah
Omz meningkatkan laju metabolisme Dianjurkan dgn pemantauan

yang paling sering adalah tingkat 2 Metabolisme


Atorvastatin

Isoniazid
2

1
0.93%

0.47%
Simvastatin dlm darah
Menghambat metabolisme enzim
dokter
Menghindari penggunaan scr

keparahan moderate sebanyak 177 kasus Omeprazole


Rifampisin 1 0.47%
CYP450
Menghambat metabolisme enzim
CYP450
bersama dgn agen TBC
Menghindari penggunaan scr
bersama dgn agen TBC

(85.99%), tingkat keparahan minor Simvastatin 2 0.93%


Omz meningkatkan laju metabolisme
Simvastatin dlm darah
Sukralfat mengganggu ef. Terapi Ins
Dianjurkan dgn pemantauan
dokter
Dilakukan pemantauan klinis
Insulin 1 0.47%

sebanyak 30 kasus (14.01%). Tingkat Metformin 2 0.93%


menyebabkan hiperglikema
Sukralfat mengganggu ef.Terapi Met-
thd kontrol glikemik
Dilakukan pemantauan klinis
formin, menyebabkan hiperglikema thd kontrol glikemik

keparahan interaksi minor yang paling 3 FARMAKODINAMIK


Sukralfat
Antasida 1 0.47%
Suk. mengurangi pengikatan Antsda
dan mengurangi efek terapi Antsda
Pemberian Sukralfat 1 atau 2
jam sebelum Omeprazole
Omz mengurangi pengikatan Suk Pemberian Sukralfat 1 atau 2

banyak adalah Ranitidin dan Antasida


Omeprazole

Sukralfat
71

1
33.18%

0.47%
dan mengurangi efek terapi Sukr
Suk. mengurangi pengikatan
Suk.
Antsda
jam sebelum Omeprazole
mengurangi pengikatan
Pemberian
Antsda
Sukralfat 1 atau 2

Omeprazole. Mekanisme terjadinya Omeprazole Sukralfat 71 33.18%


dan mengurangi efek terapidan
Antsda
Omz mengurangi pengikatan Suk
mengurangi efek terapi

dan mengurangi efek terapi Sukr


jamAntsda
sebelum Omeprazole
Pemberian Sukralfat 1 atau 2
jam sebelum Omeprazole

Omeprazole dapat menurunkan proses TOTAL 214 100.00%

absrobsi dan ketersediaan hayati


Ranitidin, karena terjadinya efek Pada Tabel V.6 dijelaskan
penetralan pH asam. Disarankan agar Interaksi Obat berdasarkan mekanisme
Ranitidin diberikan satu atau dua jam Farmakokinetik dan Farmakidinamik.
sebelum meminum obat Omeprazole Pada mekanisme farmakokinetik, yang
(Drugs.com, 2019). paling banyak mengalami interaksi pada
Tingkat keparahan interaksi fase absorbsi adalah ranitidine dan
moderate yang paling banyak adalah sukralfat. Sukralfat dapat menurunkan
Omeprazole dan Sukralfat. Perubahan bioavaibilitas ranitidine 2% hingga 29%,
pH lambung yang diinduksi oleh jika digunakan secara bersamaan.
Omeprazole dapat mengurangi Dianjurkan untuk memberikan selang
pengikatan Sukralfat dengan mukosa waktu dalam pemberiannya, setidaknya
gastrointestinal, sehingga dapat 1 jam sebelum atau sesudahnya
mengurangi efek terapi. Dianjurkan (Stockley, 2008).
untuk memberikan Sukralfat dan Interaksi farmakokinetik pada
Omeprazole dalam waktu setidaknya fase metabolisme paling banyak terjadi
satu jam (Drugs.com, 2019). pada obat Omeprazole dan Simvastatin;
dan Omeprazole dan Atorvastatin.
Simvastatin dan Atorvastatin keduanya
merupakan obat agen
Antihiperlipidemia golongan Statin.
Tabel V.6 Interaksi Obat Pemberian secara bersamaan dengan
Berdasarkan Farmakokinetika dan Omeprazole dapat meningkatkan
konsentrasi plasma dan efek
Atorvastatin dan Simvastatin dalam
darah. Mekanisme yang terjadi yaitu
Volume 5, No. 2, Tahun 2019
Analisis Potensi Interaksi Obat pada Resep Antigastritis di... | 487

penghambatan kompetitif metabolisme adalah Ranitidin dan Sukralfat sebanyak 9


CYP450-3A4. Hal ini dapat (4.21%) dengan efek Sukralfat
meningkatkan risiko efek samping menurunkan absorbsi Ranitidin, dan pada
seperti kerusakan hati dan kondisi fase metabolisme adalah Omeprazole dan
rhabdomyolysis yang melibatkan Simvastatin, Omeprazole dan
kerusakan jaringan otot rangka. Dalam Atorvastatin masing-masing sebanyak 2
beberapa kasus, rhabdomyolysis dapat (0.93%) dengan efek Omeprazole
menyebabkan kerusakan ginjal dan meningkatkan laju metabolism
bahkan kematian. Diperlukan Simvastatin dan Atorvastatin dalam
penyesuaian dosis atau pemantauan oleh darah. Interaksi obat farmakodinamik
dokter dalam menggunakan kedua obat yang paling banyak yaitu Omeprazole dan
tersebut dengan aman, atau dapat Sukralfat sebanyak 71 (33.18%) dengan
menggunakan obat alternatif lain yang efek Sukralfat megurangi pengikatan
tidak akan berinteraksi (Drugs.com, Omeprazole dalam darah dan mengurangi
2019). efek terapinya.
Pada interaksi farmakodinamik Interaksi obat berdasarkan tingkat
yang paling banyak terjadi interaksi keparahan minor terbanyak adalah
yaitu obat Sukralfat dan Omeprazole. Sukralfat-Omeprazole dan Omeprazole-
Perubahan pH lambung yang diinduksi Ranitidin sebanyak 10 (4.83%), dan
oleh Omeprazole dapat mengurangi tingkat keparahan moderate terbanyak
pengikatan Sukralfat dengan mukosa adalah Omeprazole dan Sukralfat
gastrointestinal, sehingga dapat sebanyak 71 (34.30%).
mengurangi efek terapi. Selain itu, dapat
terjadi penumpukan logam aluminium Saran
pada pasien dengan kondisi gagal ginjal, Adapun saran untuk penelitian
yang secara bersamaan mengonsumsi selanjutnya, dapat dilakukan penelitian
sukralfat dengan antasida yang lebih lanjut dengan mengecek angka
mengandung aluminium. Dianjurkan kejadian dari potensi interaksi obat
untuk memberikan Sukralfat dan antigastritis tersebut, dan sebagai saran
Omeprazole dalam waktu setidaknya kepada instalasi farmasi di Rumah Sakit
satu jam (Drugs.com, 2019). untuk memberikan aturan pakai obat
D. Kesimpulan dan Saran sedetail mungkin untuk untuk
meminimalisir kemungkinan adanya
Kesimpulan interaksi potensi obat anti-gastritis yang
Analisis potensi interaksi obat dapat menimbulkan kerugian bagi pasien.
anti-gastritis pada peresepan di salah satu
Daftar Pustaka
Rumah Sakit di Kota Tangerang, dari
sampel sebanyak 134 pasein ditemukan Adam, V. (2008). Estimates of Costs of
potensi interaksi obat farmakokinetik Hospital Stay for Varical and
pada fase absorbsi sebanyak 57 (27.96%), Non Varical Upper
dan fase metabolisme sebanyak 7 Gastrointestinal Bleeding. Value
(3.27%), dan interaksi obat Health
farmakodinamik sebanyak 147 (68.7%). Angkow, Julia, Fredna Robot, Franly
Dan potensi interaksi berdasarkan tingkat Onibala. (2014). FAKTOR-
keparahannya sebanyak 30 kasus FAKTOR YANG
(14.49%) minor, sebanyak 175 (85.51%) BERHUBUNGAN DENGAN
moderate. KEJADIAN GASTRITIS DI
Interaksi obat farmakokinetik WILAYAH KERJA
yang paling banyak pada fase absorbsi PUSKESMAS BAHU KOTA

Farmasi
488 | Arinda Ramadhan, et al.

MANADO. Program Studi Ilmu Gastritis di Wilayah Kerja


Keperawatan, Fakultas Puskesmas Wawonasa.
Kedokteran Universitas Sam Universitas Pembangunan
Ratulangi, Manado Indonesia, Manado
Aru W.Sudoyo, B. S. (2006). Buku Ajar Retno Gitawati. (2008). INTERAKSI
Ilmu Penyakit Dalam (2 ed., Vol. OBAT DAN BEBERAPA
III). Jakarta: Departemen Ilmu IMPLIKASINYA. Media
Penyakit Dalam Litbang Kesehatan Volume
British National Formulary. (2009). XVIII No.4
British National Formulary, Edisi
57, British Medical Association
Royal Pharmacetical of Great
Britain, England
Chandrasoma, Parakrama. (2005).
Ringkasan Patologi Anatomi
Edisi 2. Jakarta: EGC
Eisner, F., dkk. (2017). Gastric Ulcer
Complications after the
Introduction of Proton Pump
Inhibitors into Clinical Routine:
20-Year Experience: Visceral
Medicine. (33:221–226)
Foxes, Carmin. (2019). Drugs.com
Know more. Be sure.
https://www.drugs.com/
Gitawati R. (2008). Interaksi Obat dan
Beberapa Implikasinya. Media
Litbang Kesehatan, XVIII
Ikatan Apoteker Indonesia. (2015). ISO
Informasi Spesialite Obat
Indonesia, VolumE 492015 s/d
2016. Jakarta: PT ISFI Penerbitan
John Horn, PharmD. (2000). The Proton-
Pump Inhibitors: Similarities and
Differences. CLINICAL
THERAPEUTICS VOL. 22, NO.
3. University of Washington
School of Pharmacy, Seattle,
Washington
Katzung, B.G., Masters, S.B., dan
Trevor, A.J. ( 2014).
Farmakologi Dasar &Klinik,
Vol.2, Edisi 12, Editor Bahasa
Indonesia Ricky Soeharsono et
al. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta
Lombeng, F. (2013). Hubungan Pola
Makan Pasie Dengan Kejadian

Volume 5, No. 2, Tahun 2019

You might also like