Zootec Vol. 40 No. 1: 299 - 307 (Januari 2020) pISSN 0852 - 2626 eISSN 2615 - 8698
Zootec Vol. 40 No. 1: 299 - 307 (Januari 2020) pISSN 0852 - 2626 eISSN 2615 - 8698
Zootec Vol. 40 No. 1: 299 - 307 (Januari 2020) pISSN 0852 - 2626 eISSN 2615 - 8698
1 : 299 – 307 (Januari 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
ABSTRAK ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk THE EFFECT OF
mengetahui pengaruh penggunaan molases REPLACEMENT OF CORN IN
terhadap performa ternak kelinci. RATION WITH MOLASSES ON
Penelitian menggunakan 25 ekor kelinci RABBIT PERFORMANCE. This study
lepas sapih berumur 6 minggu dan conducted to determine effect of molasses
menggunakan kandang individu. Setiap use replacing corn in ration on the
unit kandang ditempati 1 ekor kelinci. performance of rabbits. The study used 25
Rancangan yang digunakan adalah weaned rabbits at age of 6 weeks old under
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang individual cages. Each cage unit was
terdiri dari 5 perlakuan dan 5 ulangan occupied by 1 rabbit. The design used was
dengan tingkat pemberian molases dalam a Completely Randomized Design (CRD)
pakan yaitu R0: 0%, R1: 25%, R2: 50%, consisting of 5 treatments and 5 replications
R3: 75% dan R4: 100%. Variabel yang was applied in this study. Rates of giving
diukur yaitu, konsumsi pakan, pertambahan molasses in feed were as follows: Ration
berat badan, konversi pakan dan konsumsi containing corn without molasses (R0),
energi. Hasil penelitian menunjukkan Ration replacing corn of 25% with
rataan konsumsi pakan yaitu 78,07 – 95,20 molasses (R1), Ration replacing corn of
g.ekor-1.hari-1, pertambahan berat badan 9,7 50% with molasses (R2), Ration replacing
– 12,02 g.ekor-1.hari-1, konversi pakan 7,90 corn of 75% with molasses (R3), and
– 8,71 g.ekor-1.hari-1 dan konsumsi energi Ration replacing corn of 100% with
2732,54 – 3076,10 Kkal/Kg. Berdasarkan molasses (R4). The measured variables
hasil analisis keragaman, penggunaan were including feed consumption, weight
molases sebagai pengganti jagung gain, feed conversion and energy
memberikan pengaruh yang berbeda sangat consumption. The results showed that the
nyata (P<0,01) terhadap konsumsi pakan, averages of feed consumption were 78.07
pertambahan berat badan dan konsumsi to 95.20 g/head/day, weight gain were 9.7
energi. Berdasarkan penelitian ini dapat to 12.02 g/head/day, feed conversion were
disimpulkan bahwa molases dapat 7.90 to 8.71 g/head/day and energy
menggantikan jagung sampai dengan level consumption were 2732.54 to 3076.10
75% atau 35.25% dalam bahan pakan Kcal/Kg. Based on the results analysis, the
ternak kelinci. use of molasses substituting corn had a
significantly different effect (P <0.01) on
Kata kunci: Molases, jagung, kelinci,
feed consumption, weight gain and energy
konsumsi pakan, pertambahan berat badan,
consumption. Based on this research it can
be concluded that molasses can replace
*Korepondensi(corresponding author) corn up to the level of 75% or 35.25% in
Email: tulungyohannnis@gmail.com rabbit animal feed ingredients.
299
Zootec Vol. 40 No. 1 : 299 – 307 (Januari 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
300
Zootec Vol. 40 No. 1 : 299 – 307 (Januari 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
kelapa, tepung kedele, tepung ikan, dan berikut: R0= Jagung 100%, R1 = Jagung
molases. Pakan yang diberikan berbentuk 75% + 25% molases, R2 = Jagung 50% +
pelet. Proses pembuatan pelet diawali 50% molases, R3 = Jagung 25% + 75%
dengan mencampur semua bahan pakan molasses dan R4 = Molases 100%.
perlakuan sesuai dengan komposisi yang Penelitian ini menggunakan
sudah dihitung, kemudian tambahkan Rancangan Acak Lengkap menurut Steel
molases sesuai dengan komposisi ransum and Torrie (1995), dengan model matematis
selama penelitian, dicampur sampai merata, sebagai berikut :
selanjutnya masukkan ke dalam mesin
Yij = µ + τi + Σij
pembuat pelet. Pelet yang keluar diangin-
anginkan terlebih dahulu sebelum disimpan Υij : Variabel yang akan dianalisis
di dalam karung. Komposisi kandungan zat pada ulangan ke-i ulangan ke-j
makanan bahan pakan disajikan pada Tabel µ : Nilai tengah (rata-rata)
1 dan susunan bahan pakan penyusun τi : Pengaruh perlakuan ke-i
ransum dan komposisi nutrien disajikan Σij : Galat percobaan pada perlakuan
pada Tabel 2. Susunan pakan sebagai ke-i ulangan ke-j
301
Zootec Vol. 40 No. 1 : 299 – 307 (Januari 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
302
Zootec Vol. 40 No. 1 : 299 – 307 (Januari 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
level substitusi jagung dengan molases sehingga ternak kelinci merasa lebih cepat
dalam pakan. Pakan yang diberikan dalam kenyang dibanding dengan pakan
penelitian ini berbentuk pelet sehingga perlakuan lainnya. Qisthon (2012)
tingginya konsumsi pakan dalam penelitian menambahkan bahwa kelinci akan berhenti
ini juga diduga karena pemberian pakan makan apabila energi yang dikonsumsi
dalam bentuk pelet yang memiliki tekstur, telah cukup untuk kebutuhan metabolisme.
bau, rasa yang wangi dan bentuk pelet yang Suhu kandang dan suhu lingkungan juga
utuh dan kuat sehingga lebih banyak pakan diduga sebagai faktor lain yang
yang dikonsumsi ternak kelinci. Nugroho et menyebabkan konsumsi pakan dalam
al. (2012) menyatakan bahwa pakan yang dikonsumsi telah cukup untuk kebutuhan
diberikan dalam bentuk pelet metabolisme. Suhu kandang dan suhu
mempengaruhi konsumsi pakan, dimana lingkungan juga diduga sebagai faktor lain
pakan dalam bentuk pelet lebih disukai yang menyebabkan konsumsi pakan dalam
dibanding dengan pakan dalam bentuk lingkungan juga diduga sebagai faktor lain
mash. Namun ternyata peningkatan yang menyebabkan konsumsi pakan dalam
konsumsi hanya sampai pada perlakuan R3 penelitian ini lebih tinggi. Rataan suhu
(konsentrat 25% + molasses 75%). kandang yang ideal bagi ternak kelinci
Perlakuan R3 nyata lebih tinggi dibanding yaitu berkisar antara pagi 23oC, siang 28oC
perlakuan R0, R1, R2 dan R4. Konsumsi dan malam 26oC. Selama penelitian ini
pakan pada perlakuan R4 (konsentrat 0% + dilaksanakan tercatat bahwa suhu kandang
molasses 100%) menunjukkan konsumsi berkisar antara 21oC pagi, 33oC siang dan
pakan yang menurun secara nyata. 25oC pada malam hari. Muhidin (2015)
Menurunnya konsumsi pakan pada menjelaskan bahwa tinggi rendahnya
perlakuan R4 dalam penelitian ini diduga konsumsi pakan disebakan oleh suhu
karena kandungan energi sudah tercukupi kendang dan suhu lingkungan
Tabel 3. Rataan Konsumsi Pakan, PBB, Konversi Pakan dan Konsumsi Energi
Variabel R0 R1 R2 R3 R4
a b c c
Konsumsi 78,07 88,51 93,25 95,20 94,94c
PBB 9,7a 10,22a 11,9b 12,02c 11,56c
Konversi 8,07 8,71 7,93 7,90 8,23
Konsumsi energi 2732,54a 3016,77b 3069,03b 3076,10b 2980,08b
Keterangan : Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata
(P< 0.01)
303
Zootec Vol. 40 No. 1 : 299 – 307 (Januari 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
304
Zootec Vol. 40 No. 1 : 299 – 307 (Januari 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
Pengaruh Perlakuan Terhadap Konversi energi pada kelinci untuk pertumbuhan dan
Pakan
hidup pokok adalah 2500 – 2900 Kkal/Kg.
Nilai rataan konversi pakan dalam Hasil analisis keragaman
penelitian ini berkisar antara 7,90 – 8,71 menunjukkan konsumsi energi
(g.ekor-1.hari-1). Wuysang et al. (2015) memberikan pengaruh yang berbeda sangat
melaporkan hasil penelitiannya yang nyata (P < 0.01). Uji lanjut BNJ
menyatakan bahwa rataan konversi pakan menunjukkan terdapat perbedaan yang
ternak kelinci umur 2 – 3 bulan berkisar nyata (P<0.05) antara perlakuan R0 dengan
4,93 – 6,60 (g.ekor-1.hari-1). R1, R2, R3 dan R4. Adapun perbedaan
Hasil analisis menunjukkan bahwa yang tidak berbeda nyata (P > 0.05) antara
perlakuan memberikan pengaruh yang perlakuan R1 dengan R2 dan R3, perlakuan
tidak berbeda nyata (P>0.05). Hasil R2 dengan R3 dan perlakuan R4 dengan
konversi pakan ini diduga karena pakan R1, R2 dan R3.
yang diberikan sudah sesuai untuk Nilai konsumsi energi dalam
kebutuhan produksi ternak. Cheeke (1999) penelitian ini sejalan dengan nilai konsumsi
menyatakan bahwa konversi pakan pakan. Menurut Aritonang et al. (2017)
dipengaruhi oleh kemampuan ternak dalam dalam Agustin et al. (2017) bahwa
mencerna bahan pakan, kecukupan zat konsumsi energi meningkat seiring
pakan untuk kebutuhan hidup pokok, bertambahnya konsumsi pakan. Tingkat
pertumbuhan dan fungsi tubuh lain serta energy dalam pakan merupakan faktor yang
jenis pakan yang dikonsumsi. Menurut menentukan banyaknya pakan yang
Anggorodi (1979) faktor lain yang dikonsumsi oleh ternak, karena kelinci
mempengaruhi tinggi rendahnya konversi mengkonsumsi makanan untuk memenuhi
pakan yaitu kualitas pakan, galur atau kebutuhan energinya. Nuriyasa et al.
keturunan dan manajemen pemberian (2013) menambahkan bahwa ternak kelinci
pakan. mengkonsumsi energi untuk pertumbuhan
jaringan tubuh, kebutuhan hidup pokok dan
Pengaruh Perlakuan Terhadap produksi. Kebutuhan energi sangat
Konsumsi Energi
bervariasi tergantung dari beberapa faktor
Nilai rataan konsumsi energi seperti umur, ukuran tubuh, status
masing-masing perlakuan dalam penelitian fisiologis, temperatur lingkungan dan
ini berkisar antara 2732,54 – 3976,10 kandungan serat dalam pakan (NRC, 1977).
Kkal/Kg. Menurut NRC (1977) kebutuhan Mas’ud et al. (2015) menyatakan, tidak
semua energi yang terkandung dalam pakan
305
Zootec Vol. 40 No. 1 : 299 – 307 (Januari 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
307