[go: up one dir, main page]

0% found this document useful (0 votes)
44 views10 pages

Perbandingan Efektivitas Antara Nebulisasi Lidokain Dan Tindakan Bronkoskopi Dengan General Anestesi

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 10

Jurnal Anestesiologi Indonesia

PENELITIAN

Perbandingan Efektivitas Antara Nebulisasi Lidokain dan


Spray Lidokain untuk Mencegah Refleks Batuk pada
Tindakan Bronkoskopi dengan General Anestesi

Comparation of Effectiveness Between Lidocaine Nebulisation and


Lidocaine to Prevent Reflexes of Cough in Bronchoscopy Under General
Anesthesia

Anna Erliana Oetarman, Edward Kusuma, Maulydia, Arie Utariani 

Departemen Anestesi dan Terapi Intensif , Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga/RSUD


Dr.Soetomo Surabaya, Indonesia

Korespondensi: arieutariani@fk.unair.ac.id

ABSTRACT
Background: Cough often occur during bronchoscopy. Cough make patient’s discomfort
and bringing difficulties for bronchoscopy that triggers a higher complication risk for
examples intrabronchial bleeding, bronchospasm and pneumothorax. Local anesthesia
lidocaine can be used to prevent cough in bronchoscopy.
Objective: To compare the effects between lidocaine nebulization 2% and lidocaine spray
10% to preventing the occurrence of cough in bronchoscopy under general anesthesia.
Methods: The study was conducted on 20 patients aged between 18-65 years old with the
physical status of the American Society of Anesthesiologist (ASA) I and II, who underwent
bronchoscopy under general anesthesia using oral intubation. Patients were divided into
2 groups: group lidocaine spray 10% and group lidocaine nebulization 2% with same
dose 2 mg/kg. Vital signs (blood pressure, heart rate, oxygen saturation and breath
frequency) and the depth of anesthesia with bispectral index (BIS) are measured during
bronchoscopy. Both lidocaine spray and lidocaine nebulization are given before
anesthesia. Then, the cough incidence and cough degree are monitorized during and after
bronchoscopy. Analysis of the results used two methods, Mann Whitney and Wilcoxon
test. Mann Whitney test with significance degree p<0,05 are used to compare the cough
incidence in both groups during and two hours after bronchoscopy, while Wilcoxon test
with significance degree p<0,05 are used to compare the cough degree before and during
bronchoscopy in each group.
Results: There was significant difference in cough degree between before and after the
administration of lidocaine spray nor lidocaine nebulization (p<0,05). There was
significant difference in cough degree between lidocaine spray and lidocaine nebulization
(p<0,05), where lidocaine nebulization caused lower cough degree than the lidocaine
spray. No side effects were reported in this study.

Volume 12, Nomor 2, Tahun 2020 1


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Conclusion: Administration of lidocaine nebulisation 2% more efective supresses cough


than lidocaine spray 10% in bronchoscopy under general anesthesia.

Keywords: anesthesia; bronchoscope; cough; lidocaine; nebulisation

ABSTRAK
Latar belakang: Batuk sering terjadi pada tindakan bronkoskopi. Batuk menyebabkan
ketidaknyamanan pasien dan menimbulkan kesulitan pada pelaksanaan tindakan
bronkoskopi sehingga dapat meningkatkan risiko komplikasi akibat bronkoskopi seperti
perdarahan intrabronkial, bronchospasme, dan pneumothorax. Batuk pada tindakan
bronkoskopi dapat dicegah dengan pemberian anestesi lokal lidokain.
Tujuan: Membandingkan efek nebulisasi lidokain 2 % dibandingkan spray lidokain 10%
dalam mencegah kejadian batuk pada tindakan bronkoskopi dengan anestesi umum.
Metode: Penelitian dilakukan pada 20 pasien usia 18-65 tahun dengan status fisik
American Society of Anesthesiologist (ASA) I dan II yang menjalani tindakan bronkoskopi
dengan anestesi umum menggunakan intubasi oral. Pasien dibagi 2 kelompok: kelompok
spray lidokain 10% dan kelompok nebulisasi lidokain 2% dengan dosis lidokain yang
sama yaitu 2 mg/kgbb. Tanda vital (tekanan darah, laju jantung, saturasi oksigen serta
frekuensi napas) dan kedalaman anestesi dengan bispectral index (BIS) diukur selama
bronkoskopi. Spray lidokain dan nebulisasi lidokain diberikan sebelum pembiusan
dilakukan. Kemudian dievaluasi kejadian batuk dan derajat batuk selama dan setelah
tindakan bronkoskopi. Analisis hasil penelitian menggunakan dua metode yaitu uji Mann
Whitney dan uji Wilcoxon. Uji Mann Whitney dengan derajat kemaknaan p<0,05 untuk
membandingkan kejadian batuk pada kedua kelompok selama dan dua jam setelah
bronkoskopi, sedangkan uji Wilcoxon dengan derajat kemaknaan p<0,05 untuk
membandingkan derajat batuk sebelum bronkoskopi dan selama bronkoskopi pada
masing kelompok.
Hasil: Terdapat perbedaan bermakna derajat batuk antara sebelum dan sesudah
pemberian spray lidokain maupun nebulisasi lidokain (p<0,05). Ada perbedaan bermakna
derajat batuk antara kelompok spray lidokain dibandingkan nebulisasi lidokain (p<0,05),
dimana nebulisasi lidokain menimbulkan derajat batuk lebih rendah dibandingkan spray
lidokain. Tidak ada efek samping pada penelitian ini.
Kesimpulan: Pemberian nebulisasi lidokain 2% lebih efektif menekan refleks batuk
dibandingkan spray lidokain 10% pada tindakan bronkoskopi dengan general anestesi.

Kata Kunci: anestesi; batuk; bronkoskopi; lidokain; nebulisasi

Volume 12, Nomor 2, Tahun 2020 2


Jurnal Anestesiologi Indonesia

PENDAHULUAN (BIS) dan derajat batuk. Derajat batuk


Bronkoskopi adalah tindakan medis mengunakan kriteria Minogue dibagi
untuk melakukan pemeriksaan secara menjadi skala 0 (tidak batuk), skala 1
visual terhadap saluran pernapasan atas (batuk ringan / batuk satu kali), skala 2
dan bawah dengan tujuan penegakan (batuk sedang / batuk terus menerus < 5
diagnosis maupun terapetik.1,2 Keluhan detik), skala 3 (batuk berat / batuk terus
yang sering dialami pasien yang menerus > 5 detik).6 Analisis statistik
menjalani bronkoskopi adalah batuk. dilakukan dengan uji Mann Whitney dan
Batuk akibat bronkoskopi muncul akibat Friedman dengan nilai signifikan p
adanya trauma mekanik yang disebabkan <0.05.
bronchoscopee pada dinding saluran
napas dan reaksi inflamasi di saluran HASIL
pernapasan. Batuk dapat berlangsung Pada penelitian ini didapatkan
selama hingga beberapa jam setelah karakteristik umum pasien pada
bronkoskopi.3 Lidokain memiliki kelompok spray lidokain dan nebulisasi
kemampuan untuk mencegah batuk. lidokain tidak memiliki perbedaan yang
Pemberiannya secara topikal pada jalan bermakna secara statistik beredasarkan
napas dapat dengan cara gel, semprot dan umur, body mass index (BMI), jenis
nebulisasi. Metode yang umumnya kelamin, diagnosis, patient statue of
digunakan pada bronkoskopi adalah american of anesthesiology (PS ASA)
dengan pemberian lidokain dengan cara dan durasi bronkoskopi seperti yang
disemprotkan / spray lidokain.4 tercantum pada Tabel 1.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Emmanuel Udezue menunjukkan Selain itu juga dilakukan perbandingan
nebulisasi lidokain didapatkan inhalasi derajat batuk pre bronkoskopi antara
lidokain menekan refleks batuk, dan kelompok spray lidokain dan nebulisasi
penggunaannya aman untuk dilakukan lidokain yang dapat dilihat pada Tabel 2.
pada bronkoskopi.5 Derajat batuk pre bronkoskopi pada
kedua kelompok spray lidokain dan
METODE nebulisasi lidokain tidak menunjukkan
Jenis penelitian merupakan analitik adanya perbedaan yang bermakna derajat
eksperimental dengan rancangan pre- batuk antara kedua kelompok (p>0.05).
post test design. Sebanyak 20 pasien
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Perbandingan derajat batuk pada durante
kelompok spray lidokain dan nebulisasi bronkoskopi pada menit ke-0, menit ke-
lidokain. Kelompok spray lidokain 15 dan menit ke-30 pada pasien yang
mendapatkan lidokain 10% 2 mg/kgbb mendapatkan spray lidokain dengan
dan kelompok nebulisasi mendapatkan nebulisasi lidokain dapat dilihat pada
lidokain 2% 2 mg/kgbb, keduanya tabel dibawah ini Tabel 3.
diberikan sebelum tindakan anestesi.
Kedua kelompok mendapatkan general Pada durante bronkoskopi didapatkan
anestesi dengan teknik intubasi oral derajat batuk yang lebih rendah pada
dengan agen induksi fentanyl 1,5-2 menit ke-0, menit ke-15 dan menit ke-30
mcg/kgBB iv dan propofol 2-4 mg/kgBB pada kelompok nebulisasi lidokain
iv dengan agen rumatan anestesi dibandingkan kelompok spray lidokain
propofol 100-200 mcg/kgBB/menit iv (p<0.05).
dan O2 100%. Selama tindakan dilakukan
monitoring tanda vital, bispectral index

Volume 12, Nomor 2, Tahun 2020 3


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Perbandingan derajat batuk antara pre, spray lidokain (p<0.05). Pada


durante dan post bronkoskopi pada perbandingan derajat batuk berdasarkan
masing-masing kelompok dilihat pada waktu pengamatan pre, durante dan post
Tabel 4. pada kelompok spray lidokain ataupun
nebulisasi lidokain sama-sama
Pada perbandingan derajat batuk post menujukkan penurunan derajat batuk
tindakan bronkoskopi menujukkan pada durante dan post bronkoskopi
nebulisasi lidokain tidak menunjukkan dibandingkan pre bronkoskopi dengan
perbedaan derajat batuk dibandingkan nilai p <0.001 (p<0.05).

Tabel 1. Karaktersitik umum subjek penelitian


Jenis obat
Spray
Nebulisasi lidokain Nilai p
lidokain
(n = 10)
(n = 10)
Umur (tahun)
Rerata  Simp. Baku 53,40  10,035 43,80  11,448 0,062 a
BMI
Rerata  Simp. Baku 19,66  2,267 20,16  2,320 0,632 a
Jenis Kelamin
Laki-laki 8 (80%) 7 (70%)
1,000 b
Perempuan 2 (20%) 3 (30%)
Diagnosis
Atelektasis 1 (10%) 0 (0%)
Efusi pleura 0 (0%) 1 (10%)
1,000 b
Hemoptoe 0 (0%) 1 (10%)
Massa paru 9 (90%) 8 (80%)
PS ASA
2 10 (100%) 10 (100%) -
Durasi Bronkoskopi (menit)
Rerata  Simp. Baku 40,00  11,785 34,00  11,005 0,255 a
Keterangan: a = uji t 2 sampel bebas; b = uji Fisher’s exact

Tabel 2. Derajat batuk pre bronkoskopi


Derajat batuk pre Jenis obat
Total Nilai p
bronkoskopi Spray Lidokain Nebulisasi Lidokain
Skala 0 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
Skala 1 1 (10%) 2 (20%) 3 (15%)
1,000
Skala 2 8 (80%) 6 (60%) 14 (70%)
Skala 3 1 (10%) 2 (20%) 3 (15%)
Total 10 (100%) 10 (100%) 20 (100%)

Volume 12, Nomor 2, Tahun 2020 4


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Tabel 3. Derajat batuk durante bronkoskopi menit ke-0, 15 dan 30


Jenis obat
Derajat Spray Nebulisasi
Durante op Total Nilai p
batuk lidokain lidokain

Menit ke-0 Skala 0 2 (20%) 9 (90%) 11 (55%)


Skala 1 2 (20%) 1 (10%) 3 (15%)
0,001
Skala 2 5 (50%) 0 (0%) 5 (25%)
Skala 3 1 (10%) 0 (0%) 1 (5%)
Menit ke-15 Skala 0 0 (0%) 5 (50%) 5 (25%)
Skala 1 1 (10%) 5 (50%) 6 (30%)
<0,001
Skala 2 3 (30%) 0 (0%) 3 (15%)
Skala 3 6 (60%) 0 (0%) 6 (30%)
Menit ke-30 Skala 0 0 (0%) 6 (60%) 6 (30%)
Skala 1 0 (0%) 4 (40%) 4 (20%)
<0,001
Skala 2 6 (60%) 0 (0%) 6 (30%)
Skala 3 4 (40%) 0 (0%) 4 (20%)

Tabel 4. Derajat batuk berdasarkan waktu pengamatan pre, durante dan post
bronkoskopi
Jenis Derajat Waktu Pengamatan Nilai p
Obat batuk Pre Durante Post Uji Freidman
Skala 0 0 (0%) 0 (0%) 2 (20%)
Skala 1 1 (10%) 0 (0%) 7 (70%)
Spray lidokain < 0,001
Skala 2 8 (80%) 8 (80%) 1 (10%)
Skala 3 1 (10%) 2 (20%) 0 (0%)
Skala 0 0 (0%) 9 (90%) 9 (90%)
Nebulisasi Skala 1 2 (20%) 1 (10%) 1 (10%)
< 0,001
lidokain Skala 2 6 (60%) 0 (0%) 0 (0%)
Skala 3 2 (20%) 0 (0%) 0 (0%)
Nilai p 1,000 < 0,001 0,002
uji Mann Whitney

PEMBAHASAN dilakukan serta operator yang


Bronkoskopi bertujuan untuk mengerjakan. General anestesi dengan
menegakkan diagnosis sehingga dapat teknik intubasi menjadi pilihan yang
dilakukan terapi yang tepat pada pasien.7 digunakan pada prosedur bronkoskopi
Bronkoskopi terdiri dari rigid pada penelitian ini. Kombinasi dengan
bronkoskopi dan flexible bronkoskopi. anestesi lokal sering digunakan untuk
Pada penelitian ini menggunakan flexible meminimalkan risiko komplikasi dan
bronkoskopi atau fiber-optik rasa tidak nyaman selama maupun
bronkoskopi. Flexible bronkoskopi dapat sesudah tindakan bronkoskopi.8
dilakukan dengan lokal anestesi, sedasi Pasien yang menjalani bronkoskopi
dan general anestesi. Teknik yang sering mengeluhkan rasa tidak nyaman
digunakan tergantung pada kondisi seperti batuk. Pada penelitian yang
pasien, prosedur bronkoskopi yang dilakukan oleh Takashi Hirose et al,

Volume 12, Nomor 2, Tahun 2020 5


Jurnal Anestesiologi Indonesia

sebanyak 86% pasien mengeluhkan lidokain yaitu 43,80  11,448 lebih muda
terjadinya batuk pada tindakan dibandingkan kelompok spray lidokain
bronkoskopi.9 Batuk tidak hanya yaitu 53,40  10,035. Pada orang tua
menyebabkan ketidaknyamanan pasien lebih banyak terjadi batuk yang
yang signifikan, tetapi juga dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti
menyebabkan ketindaknyamanan penyakit parenkim paru-paru, GERD,
operator untuk melakukan tindakan yang obat ACEi dan komorbid lainnya.
dapat meningkatkan risiko komplikasi Meskipun jarang namun penyakit
seperti perdarahan intrabronkial, jantung seperti gagal jantung,
bronchospasme dan pneumothorax.3 endokarditis dan aritmia jantung dapat
Ruptur bronkial dapat terjadi akibat menyebabkan batuk kronis.15 Sehingga
batuk yang keras dan tidak berhenti pada kelompok spray lidokain secara
selama manipulasi tindakan pada saat klinis memiliki kecenderungan untuk
bronkoskopi.10 terjadinya derajat batuk lebih tinggi
dibandingkan kelompok nebulisasi
Batuk merupakan suatu refleks terhadap lidokain.
iritasi mekanis, kimia, atau inflamasi
pada saluran pernapasan yang dimediasi Derajat batuk pre bronkoskopi antara
oleh neuron sensorik dan diteruskan ke kelompok yang mendapatkan spray
pusat batuk di batang otak. Batuk lidokain dengan nebulisasi lidokain
merupakan fungsi fisiologis untuk secara statistik tidak memiliki perbedaan
membersihkan saluran pernapasan dari bermakna. Pada kelompok spray
bahan obstruktif atau iritasi dan lidokain didapatkan durasi bronkoskopi
melindungi saluran pernapasan dari zat yang lebih lama yaitu 40,00  11,785
berbahaya, namun pada kondisi tertentu dibandingkan kelompok nebulisasi
batuk dapat menyebabkan gangguan bagi lidokain yaitu 34,00  11,005. Lamanya
pasien saat beraktivitas maupun saat manipulasi jalan napas selama tindakan
beristirahat.11-13 bronkoskopi akan meningkatkan
komplikasi dari bronkoskopi yang
Batuk pada bronkoskopi dikaitkan berkisar antara <0,1% hingga 11%.16
dengan adanya trauma mekanik pada Semua pasien mengeluhkan adanya
saluran napas serta adanya reaksi keluhan batuk yang didasari kelainan
inflamasi yang berat dan peningkatan patologi paru sebelumnya, sebanyak 80-
produksi sekret pada saluran napas 90% pasien pada penelitian ini di
akibat bronkoskopi. Sejumlah besar diagnosis dengan massa paru.
pasien yang menjalani bronkoskopi
menganggap bahwa batuk merupakan Salah satu cara mencegah atau menekan
efek samping yang paling tidak refleks batuk dapat dilakukan dengan
diinginkan, batuk juga merupakan salah pemberian obat anestetik lokal
satu penyebab pasien tidak mau kembali (lidokain). Lidokain merupakan obat
untuk melakukan tindakan bronkoskopi anestesi lokal golongan amida. Lidokain
berikutnya yang telah dijadwalkan. 14 mudah diserap dari tempat suntikan, dan
Pada penelitian ini karakteristik umum dapat melewati sawar darah otak. Sekitar
pasien pada kelompok spray lidokain 70% (55-95%) lidokain dalam plasma
dan nebulisasi lidokain tidak didapatkan terikat protein. Metabolisme utama
perbedaan yang bermakna secara lidokain yaitu di retikulum endoplasma
statistik. Walaupun berdasarkan oleh enzim P450.17
nominal umur kelompok nebulisasi

Volume 12, Nomor 2, Tahun 2020 6


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Lidokain merupakan anestesi lokal yang digunakan masker nebuliser penggunaan


paling sering digunakan untuk anestesi tunggal untuk menjaga keamanan pasien
topical pada jalan napas. Lidokain yang dari bahaya penularan infeksi. Pada
diaplikasikan ke membran mukosa akan kedua kelompok juga dilakukan general
menghasilkan anestesi superfisial dalam anestesi dengan intubasi oral dengan
waktu singkat. Onset terjadi dalam waktu induksi menggunakan obat fentanyl dan
2-5 menit dengan lama kerja berkisar 30- propofol yang memiliki efek anestesi
45 menit. Dosis aman maksimum 3-4 yang juga memiliki peran untuk
mg/kg, beberapa ahli merekomendasi mensupresi batuk, selama tindakan untuk
hingga 6 mg/kg.18,19 mencegah pasien underanesthesia maka
dilakukan monitoring kedalaman
Lidokain secara reversibel memblokir anestesi dengan BIS dan monitoring
gerbang saluran natrium pada akson tanda vital.
saraf tepi sehingga menghambat
terjadinya aksi potensial, sehingga Pada penilaian batuk durante
menghambat konduksi saraf aferen dan bronkoskopi pada menit ke-0, menit ke-
eferen dari serabut saraf otonom seperti 15 dan menit ke-30 antara kelompok
refleks batuk dengan memblokade spray lidokain dan nebulisasi lidokain
refleks neurogenik di paru-paru dan menunjukkan hasil terdapat perbedaan
blokade saraf jalur refleks vagal. yang bermakna antar kedua kelompok.
Lidokain sebagai anti inflamasi dan Pada kelompok nebulisasi lidokain
spasmolitik sehingga sering digunakan didapatkan derajat batuk yang lebih
sebagai terapi pada pasien asma. rendah dibandingkan kelompok spray
Lidokain menghambat fungsi sel-sel lidokain. Hal ini dapat dimungkinkan
inflamasi seperti sel mast, sel Th2, oleh karena pada kelompok nebulisasi
makrofag, neutrofil, dan eosinofil. lidokain, nebulisasi diberikan selama 15
Penurunan refleks batuk juga disebabkan menit dan setelahnya langsung dilakukan
relaksasi pada otot polos dan efek tindakan anestesi dengan fentanyl dan
spasmolitik lidokain dengan propofol yang dilanjutkan dengan
memblokade saluran kalsium yang tindakan bronkoskopi. Sedangkan pada
mengakibatkan penurunan kalsium.5,9 kelompok spray lidokain, tindakan
anestesi dilakukan 15 menit setelah
Lidokain dapat diberikan dengan cara tindakan spray lidokain diberikan
standar yaitu dengan spray atau dengan sehingga dimungkinkan penurunan
nebulisasi. Nebulisasi lidokain derajat batuk yang signifikan pada
memfasilitasi distribusi anestesi lokal kelompok nebulisasi lidokain
dari faring hingga ke saluran napas diakibatkan juga oleh onset dan masa
bawah, dan sering digunakan pada kerja dari fentanyl dan propofol.
intubasi sadar / awake intubation.20 Pada Propofol memiliki onset dan durasi aksi
penelitian ini pemberian spray lidokain yang cepat dengan efek sedasi, propofol
diberikan dengan teknik menggunakan dengan dosis tinggi menyebabkan
aplikator yang tersedia pada sediaan depresi napas dan kehilangan tonus jalan
lidokain spray 10% dengan dosis 2 napas. Fentanyl merupakan obat
mg/kgbb secara langsung melalui oral ke golongan opiod yang sangat membantu
rongga orofaring. Pada nebulisasi untuk melemahkan respons
lidokain menggunakan masker nebulizer hemodinamik dan ketidaknyamanan
yang diberikan lidokain 2% 2 mg/kgbb selama prosedur bronkoskopi.
selama 15 menit. Pada penelitian ini Kombinasi propofol dan fentanyl dapat

Volume 12, Nomor 2, Tahun 2020 7


Jurnal Anestesiologi Indonesia

menghambat reflek jalan napas seperti dilakukan oleh D Keane dan W.


batuk.21 Faktor lain yang mempengaruhi McNicholas membandingkan nebulisasi
penyerapan mukosa dari saluran bronkial lidokain 4% dan spray lidokain 10%
yaitu produksi dahak, aliran udara didapatkan hasil nebulisasi lidokain
obstruksi, dan riwayat merokok.22 memiliki tingkat kenyaman yang lebih
tinggi dan memiliki kemampuan yang
Pada perbandingan derajat batuk pre, sama untuk mensupresi batuk.24 Pada
durante dan post bronkoskopi pada penelitian Tim Peipho et al didapatkan
pasien yang mendapatkan spray lidokain bahwa pemberian lidokain 2% yang
didapatkan perbedaan yang bermakna nebulisasi menunjukkan hasil yang lebih
dengan pengujian pada tiga waktu baik dibandingkan pemberian lidokain
pengamatan dengan menggunakan uji 2% standar dengan spray melalui
Friedman. Pemberian spray lidokain bronchoscope.25 Pemberian lidokain
menunjukkan adanya perubahan derajat melalui nebulisasi akan menyebabkan
batuk yang lebih rendah pada post penyebaran lidokain secara luas dalam
bronkoskopi yang dibandingkan dengan bentuk aerosol di atas permukaan
pre dan durante bronkoskopi. Hal ini mukosa seluruh saluran pernapasan
dimungkinkan karena teknik pemberian (hidung, mulut, faring, pita suara, trakea,
spray lidokain melalui orofaring dan bronkus). Namun seperti aerosol
memberikan anestesi yang terbatas pada lainnya, proporsi obat lidokain yang
rongga oral hingga uvula yang mencapai tempat tujuan lebih kecil dan
diakibatkan penggunaan aplikator spray juga bervariabel. Nebulisasi lidokain
lidokain yang berbeda dibandingkan merupakan prosedur yang aman, tidak
pada literatur sebelumnya yang mempengaruhi tanda vital, dan tidak
menunjukkan pemberian spray lidokain menimbulkan komplikasi. Lidokain akan
memberikan derajat batuk yang lebih mencapai mukosa napas dan diabsorsi
rendah dibandingkan pemberian dari permukaan mukosa menyebabkan
nebulisasi lidokain. Pada penelitian yang penurunan hipereaktif pada jalan napas
dilakukan Emmanuel Udezue didapatkan dengan memblok saluran natrium pada
nebulisasi lidokain efektif untuk mukosa sehingga tidak terjadi penjalaran
menekan batuk dengan konsentrasi impuls untuk diteruskan ke nervus vagus
lidokain yang bervariasi 1% hingga 4%.5 hingga ke pusat batuk, selain itu juga
menurunkan pelepasan dari mediator
Pada perbandingan derajat batuk pre, inflamasi.22
durante dan post bronkoskopi pada
pasien yang mendapatkan nebulisasi KESIMPULAN
lidokain menunjukkan terdapat Berdasarkan penelitian yang kami
perbedaan yang bermakna dimana lakukan dapat disimpulkan bahwa
nebulisasi lidokain menekan derajat pemberian nebulisasi lidokain pada
batuk lebih rendah dibandingkan penelitian ini menunjukkan derajat batuk
pemberian spray lidokain. Berbeda yang lebih rendah dibandingkan
dengan penelitian Sahajal Dhooria et al pemberian spray lidokain pada tindakan
yang membandingkan nebulisasi bronkoskopi dengan general anestesi.
lidokain dan spray lidokain, kelompok Pemberian anestesi lokal baik spray
spray lidokain didapatkan lebih baik lidokain maupun nebulisasi lidokain
dalam menekan batuk dibandingkan dapat menekan derajat batuk pada
nebulisasi lidokain maupun kombinasi tindakan bronkoskopi.
keduanya.23 Sedangkan penelitian yang

Volume 12, Nomor 2, Tahun 2020 8


Jurnal Anestesiologi Indonesia

DAFTAR PUSTAKA bronchoscopy. Respirology. 2008;


1. Manthous C, Tobin MJ. Flexible 13(5):722–7
bronchoscopy (Airway Endoscopy). 10. Benedict, E. B. Rupture of the
Am J Respir Crit Care Med. Bronchus from Bronchoscopy
2015;191(9):P7 During a Paroxysm of Coughing.
2. Du Rand IA, Barber P V., Goldring JAMA: The Journal of the American
J, Lewis RA, Mandal S, Munavvar Medical Association. 1961;
M, et al. Summary of the British 178(5):509–10
Thoracic Society Guidelines for 11. Jung, S. Y., Park, H. Bin and Kim, J.
advanced diagnostic and therapeutic D. The effect of a subhypnotic dose
flexible bronchoscopy in adults. of propofol for the prevention of
Thorax. 2011;66(11):1014–5 coughing in adults during
3. Leiten EO, Martinsen EMH, Bakke emergence from anesthesia with
PS, Eagan TML, Grønseth R. sevoflurane and remifentanil’,
Complications and discomfort of Korean Journal of Anesthesiology.
bronchoscopy: a systematic review. 2014; 66(2):120–6
Eur Clin Respir J. 2016;3(1):33324 12. Shelly C. AARC Clinical practice
4. Michael J. Morris, Herbert P. Kwon guideline. Bronchoscopy assisting
and Thomas B. Zanders. revision & update. Respiratory
Monitoring, Sedation, and Care. 2007; 52(1):72–80
Anesthesia for Flexible Fiberoptic 13. Padma L. Current drugs for the
Bronchoscopy. Global Perspectives treatment of dry cough. Assoc
on Bronchoscopy. IntechOpen. Physicians India. 2013; 61:9–13
2012; 2: 35-47 14. Ling, I. T. et al. Posture influences
5. Udezue E. Lidocaine inhalation for patient cough rate, sedative
cough suppression. Am J Emerg requirement and comfort during
Med. 2001;19(3):206–7 bronchoscopy: An observational
6. Minogue SC, Ralph J, Lampa MJ. cohort study. Cough. 2011; 7(1):9.
Laryngotracheal topicalization with 15. Song, W. J. et al. Chronic cough in
lidocaine before intubation the elderly. Pulmonary
decreases the incidence of coughing Pharmacology and Therapeutics.
on emergence from general 2019; 56(3):63–8
anesthesia. Anesth Analg. 2004; 16. Asaad A, Clum S, Rumbak M.
99:1253–7 Fiberoptic Bronchoscopy
7. José, R. J., Shaefi, S. and Navani, N. Complications. J Respir Med Lung
Sedation for flexible bronchoscopy: Dis. 2017; 2(4):1025
Current and emerging evidence. 17. Stoelting, K & Hiller, C.
European Respiratory Review. Pharmacology & Physiology in
2013; 22(128):106–16. Anesthetic Practice. Lippincott
8. Abdelmalak BB, Gildea TR, Doyle Williams & Wilkins, Philadelphia,
DJ. Anesthesia for Bronchoscopy. 2006
Current Pharmaceutical Design. 18. Pani N, Kumar Rath S. Regional &
2012; 18:6314-24 topical anaesthesia of upper
9. Hirose, T. et al. Patient satisfaction airways. Indian journal of
with sedation for flexible anaesthesia. 2009; 53(6):641–8

Volume 12, Nomor 2, Tahun 2020 9


Jurnal Anestesiologi Indonesia

19. Kirkpatrick, M. B. Lidocaine topical Bronchoscopy: Case Report and


anesthesia for flexible Review of the Use of Lidocaine in
bronchoscopy. Chest. 1989; Airway Anesthesia.
96(5):965–7 Pharmacotherapy: The Journal of
20. Manish Khandelwal, Varun Kumar Human Pharmacology and Drug
Saini, Sandeep Kothari, Gaurav Therapy. 1993; 13(1):72–78
Sharma. Role of Lignocaine 23. Dhooria, S. et al. A Randomized
Nebulization as an Adjunct to Trial of Nebulized Lignocaine,
Airway Blocks for Awake Lignocaine Spray, or Their
Fiber‑Optic Intubation: A Combination for Topical Anesthesia
Comparative Study. Anesth Essays During Diagnostic Flexible
Res. 2018; 12:735-41 Bronchoscopy. Chest. 2020;
21. Mondal S, Ghosh S, Bhattacharya S, 157(1):198–204
Choudhury B, Mallick S, Prasad A. 24. Keane, D. and McNicholas, W. T.
Comparison between Comparison of nebulized and
dexmedetomidine and fentanyl on sprayed topical anaesthesia for
intubation conditions during awake fibreoptic bronchoscopy. European
fiberoptic bronchoscopy: A Respiratory Journal. 1992;
randomized double-blind 5(9):1123-5
prospective study. Journal of 25. Piepho, T. et al. Comparison of two
Anaesthesiology Clinical different techniques of fibreoptic
Pharmacology. 2015; 31(2):212–6 intubation’, European Journal of
Anaesthesiology. 2009; 26(4): 328–
22. Wu, F.L, Razzaghi, A. and Souney,
32
P. F. Seizure After Lidocaine for

Volume 12, Nomor 2, Tahun 2020 10

You might also like