[go: up one dir, main page]

0% found this document useful (0 votes)
49 views14 pages

Gambaran Karakteristik Wanita Usia Subur (Wus) Yang Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (Iva) Di Puskesmas Karanganyar

This document summarizes a study on the characteristics of fertile age women who underwent visual inspection with acetic acid (IVA) screening for cervical cancer at the Karanganyar Community Health Center in 2010. The study used a descriptive observational design with 76 respondents selected through stratified random sampling. Most respondents were aged 30-40 years old, had a primary/secondary education, an adequate level of knowledge, were married once, had two children, and used injectable contraception. Most respondents (92.1%) tested negative on the IVA screening. The document provides background information on cervical cancer and the use of IVA screening as an alternative to pap smear testing in developing countries.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
49 views14 pages

Gambaran Karakteristik Wanita Usia Subur (Wus) Yang Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (Iva) Di Puskesmas Karanganyar

This document summarizes a study on the characteristics of fertile age women who underwent visual inspection with acetic acid (IVA) screening for cervical cancer at the Karanganyar Community Health Center in 2010. The study used a descriptive observational design with 76 respondents selected through stratified random sampling. Most respondents were aged 30-40 years old, had a primary/secondary education, an adequate level of knowledge, were married once, had two children, and used injectable contraception. Most respondents (92.1%) tested negative on the IVA screening. The document provides background information on cervical cancer and the use of IVA screening as an alternative to pap smear testing in developing countries.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 14

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No.

2 Juni 2012

GAMBARAN KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR (WUS) YANG


MELAKUKAN PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT
(IVA) DI PUSKESMAS KARANGANYAR

Nova Ari Pangesti 1, Cokroaminoto2, Nurlaila3


1, 2, 3 Jurusan Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong

ABSTRACT
Cervical cancer is a malignant tumor that attacks the cervix caused
by HPV (Human Papilloma Virus). Health Profile in 2010 states that the
percentage of cervical cancer is 19.70% per 10,000 populations. For
early detection of cervical cancer is through examination of IVA or in
Indonesian means Visual Inspection with Acetic Acid. IVA is a new
method of early detection of cervical cancer by applying acetic acid
(vinegar) into the cervix which is relatively cheap and effective. Data in
the Community Health Center of Karanganyar until 2010 obtained the
number of 137 patients were positive with IVA. The number of patients
who have already done colposcopy were 32 patients, kreoterapy were 137
patients and biopsy were 4 patients.
This study was to determine the characteristics of fertile age
women who had done (IVA) in Community Health Centre of
Karanganyar.
This research was conducted using descriptive type of observational
research. The total sample were 76 respondents that taken by using
stratified random sampling technique for fertile age women who had
done IVA in the Community Health Center of Karanganyar in 2010.
The data were collected by using questionnaires. Data analysis was
performed using SPPS (Statistical Package for Social Science) version
16.0.
The results of 76 respondents showed that most respondents
were in the range of 30-40 years old (52.6%). The highest
percentage for the educational background were for primary
/secondary education or the equal schools were 76.3%. The highest
level of knowledge was in the enough category (40.8%). In marital status
category, the highest percentage was in one time married (88.2%),
the highest percentage parity was responden that have two children,
based on the use of contraceptive usage, the highest percentage used
injective contraception (26.3%). Mostly the respondents indicated
negative with IVA (92.1 %).

Keywords: Cervical Cancer, IVA, Characteristics of Fertile Age Women

PENDAHULUAN atau kanker leher rahim adalah


Kanker merupakan tumor ganas yang menyerang
penyebab kematian kedua di leher rahim yang disebabkan
dunia (WHO, 2005) & di virus HPV (Human Papilloma
Indonesia kanker merupakan Virus). Menurut data dari Laila
penyebab kematian kelima kanker yang terbanyak dialami
(SKRT, 2001). Kanker serviks wanita Indonesia adalah kanker
81
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012

serviks (36 % dari semua yang meni ngkatkan kanker servi


kanker pada wanita), dan 70% ks (Dal i martha, 2004).
ditemukan dalam tahap lanjut Masalah lain yang terkait
(Pelita, 2010). kanker servi ks adal ah hampi r
Di Indonesia, setiap satu 70% kasus datang ke rumah
jam terdapat satu wanita yang sakit sudah dal am keadaaan
meninggal karena kanker stadium l anj ut sehi ngga
serviks. Profil kesehatan 2010 efektivitas pengobatan yang
menyebutkan bahwa prosentase lengkap sekalipun masih belum
penyakit kanker leher rahim memuaskan dan mortal itas yang
adalah 19,70% per 10.000 di aki batkannya ti nggi . Dal am
penduduk. Berdasarkan usaha menyel amatkan wanita
laporan program yang berasal agar tidak menj adi korban
dari Rumah Sakit dan kanker servi ks, usaha
Puskesmas di Kota Semarang pencegahan diagnosa di ni perl u
pada tahun 2005, kasus di l akukan karena penanggul
penyakit kanker yang angan pada kasus yang sudah i
ditemukan sebanyak 2.020 nvasif ti dak memuaskan.
kasus, 55% di antaranya adalah Pencegahan terhadap kanker
kanker leher rahim dan 45% servi ks dapat di l akukan dengan
diantaranya bukan kanker program skri ni ng dan pemberi an
leher rahim (Dinkes, 2005). Di vaksi nasi .
Kabupaten Kebumen sendiri, Di beberapa negara maj u,
menurut Kepala Bidang skri ni ng kanker servi ks dengan
Pemberantasan Penyakit dan test pap smear secara l uas
Penyehatan Lingkungan Dinas terbukti mampu menurunkan
Kesehatan Kabupaten Kebumen, angka kej adi an kanker servi ks i
Kusbiyantoro dalam kurun waktu nvasif hi ngga 90% dan
1 tahun, kasus kanker leher menurunkan mortal itas hi
rahim diderita oleh sekitar 400 ngga 70 - 80%. Keberhasi l an i
perempuan (BKKBN, 2007). ni di rai h berkat kemampuan
Beberapa faktor yang diduga pemeri ksaan skri ni ng test pap
meni ngkatkan kej adi an kanker smear yang dapat mengenali
leher rahi m yaitu faktor adanya lesi prakanker serviks.
sosiodemografis yang mel i puti Namun, metode skri ni ng test
usi a dan status sosi al ekonomi . pap smear sukar diterapkan
Faktor lai nnya adal ah faktor dan di l aksanakan di wi l ayah
aktivitas seksual yang mel i puti usi wi layah lain di Indonesia
a pertama kal i melakukan karena terkendala oleh faktor
hubungan seks, pasangan seks bel um tersedi anya
yang berganti-ganti, paritas, sumber daya spesialis
kurang menjaga kebersihan patologik anatomik yang
genital. Disamping itu, memadai dan skriner sitologi
merokok, riwayat penyakit sebagai pemeriksa sitologi.
kelamin, trauma kronis pada Wright, Jr, TC. Dkk
servi ks, serta penggunaan (2003) menjelaskan di
kontrasepsi oral dal am j angka beberapa negara
lama yang l ebi h dari 3 berkembang skrining
tahun j uga merupakan faktor pencegahan kanker serviks
82
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012

masih dilakukan secara Kebumen. Hal ini


sporadis, tahun 1986, WHO dikarenakan respon yang
memperkirakan 40% - 50% baik dari Dinas
wanita di negara maju Kesehatan dan pemerintah
pernah melaksanakan kabupaten Kebumen terhadap
skrining sekitar 5 tahun lalu. pembaharuan dalam bidang
Namun ada fakta yang kesehatan (BKKBN, 2007).
sangat kontras yaitu hanya Menurut Laila, cakupan
5% wanita di negara deteksi dini di Indonesia
berkembang yang menjalani kurang dari lima persen
pemeriksaan, dan kebanyakan sehingga banyak kasus
wanita yang menjalani kanker serviks ditemukan
pemeriksaan berusia dibawah pada stadium lanjut yang
35 tahun. Kebanyakan seringkali menyebabkan
aktivitas pemeriksaan pada kematian (Pelita, 2010). Hal
wanita di negara berkembang ini disebabkan karena tingkat
hanya terbatas pada wanita kesadaran perempuan
yang memiliki fasilitas Indonesia akan bahaya
kesehatan yang baik, kanker leher rahim dan
sebelum melahirkan dan untuk melakukan deteksi dini
pada Puskesmas di daerah kanker serviks secara teratur
perkotaan, dan tidak ada masih rendah, rendahnya
dorongan yang secara tingkat pengetahuan tentang
terorganisir untuk wanita yang manfaat pemeriksaan IVA,
berisiko tinggi (Gynecology dan wanita merasa malu
and Obstetrics, 2003). serta takut akan hasil
Untuk pemecahan pemeriksaan IVA. Pasien
masalah tersebut di atas, sering merasa takut dan
diperlukan metode skrining kehilangan semangat hidup
alternatif yang mampu ketika mengetahui dirinya
mengenali lesi prakanker menderita penyakit kanker
serviks berdaya laksana karena pendapat umum
diterapkan di Indonesia. bahwa kanker tidak bisa
Metode alternatif skrining diobati dan selalu
kanker serviks tersebut dihubungkan dengan
adalah inspeksi visual dengan kematian (Evennet, 2004)
pulasan asam asetat (IVA). IVA Menurut hasil
adalah metode baru deteksi penelitian Riesa (2009) di
dini kanker leher rahim Puskesmas Alun-Alun
dengan mengoleskan asam Kabupaten Gresik
asetat (cuka) ke dalam leher menunjukkan bahwa sikap
rahim. Bila terdapat lesi wanita mengenai kanker
kanker, maka akan terjadi serviks dan IVA serta adanya
perubahan warna menjadi penyuluhan IVA merupakan
agak keputihan pada leher faktor yang berpengaruh
rahim yang diperiksa terhadap keikutsertaan
Di Indonesia, IVA baru wanita dalam pemeriksaan
dikenalkan di 6 kabupaten, IVA. Sedangkan tingkat
dan salah satunya Kabupaten pengetahuan, usia, faktor
83
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012

resiko kanker tidak


berpengaruh signifikan METODE PENELITIAN
terhadap keikutsertaan wanita Penelitian yang dilakukan
dalam pemeriksaan IVA. merupakan jenis penelitian
Studi pendahuluan deskriptif dengan menggunakan
dilakukan di Puskesmas pendekatan observasional.
Karanganyar pada tanggal 24 Penelitian observasional adalah
Agustus 2010. Dari hasil peneliti hanya melakukan
studi pendahuluan diperoleh observasi, tanpa memberikan
data jumlah kunjungan intervensi pada variabel yang
WUS yang melakukan akan diteliti. Penelitian ini
pemeriksaan IVA di biasanya didasarkan pada
Puskesmas Karanganyar kejadian / peristiwa yang terjadi
pada bulan Juli tahun 2007 secara alami tanpa suatu
sampai dengan Agustus tahun perlakuan khusus terhadap
2010. Dari data yang kelompok yang diteliti, dapat
diperoleh menunjukkan dilakukan secara deskriptif
angka penurunan jumlah dan analitik. Penelitian ini
kunjungan42 menekankan pada satu
WUS yang melakukan IVA yang variabel (Arikunto, 2006).
tercatat pada tahun 2007 sebanyak Dalam penelitian ini peneliti
533 orang, tahun 2008 sebanyak ingin mengetahui karakteristik
1023 orang, tahun 2009 sebanyak wanita usia subur (WUS) yang
942 orang, tahun 2010 sebanyak 759 melakukan pemeriksaan IVA di
orang yang melakukan pemeriksaan Puskesmas Karanganyar pada
IVA sehi ngga didapatkan hasil tahun 2010 berdasarkan
adanya penurunan di tahun 2010. kelompok umur, tingkat
Dari laporan Puskesmas pendidikan, tingkat
Karanganyar sampai tahun 2010 pengetahuan, paritas, alat
didapatkan data jumlah pasien kontrasepsi yang digunakan
positif IVA sebanyak 137 orang, pada saat melakukan
jumlah pasien yang sudah di l pemeriksaan IVA dan hasil
akukan kolposkopi 32 orang, j uml pemeriksaan IVA. Variabel
ah pasien yang sudah di kreoterapy tersebut diamati sekaligus pada
sebanyak 137 orang dan yang saat yang sama. Data yang
pernah dilakukan biopsi sebanyak diambil adalah data pimer
4 orang. Berdasarkan fenomena untuk mendapatkan informasi
tersebut, penul is tertari k untuk mel langsung dari reponden
akukan penel iti an tentang melalui kuesioner yang
gambaran karakteristik wanita usia dibagikan dan dari data
subur (WUS) yang melakukan sekunder yaitu catatan dan
metode deteksi dini IVA pelaporan yang ada di
berdasarkan kelompok umur, Puskesmas Karanganyar.
tingkat pendidikan, ti ngkat Populasi merupakan kesel
pengetahuan, status perkawi nan, uruhan subyek penel iti an (A ri
paritas, dan al at kontrasepsi yang kunto, 2006). Populasi dal am
digunakan pada waktu mel akukan penel iti an i ni adal ah WU S yang
pemeri ksaan IVA dan hasi l pemeri mel akukan pemeri ksaan IVA di
ksaan IVA. Puskesmas Karanganyar tahun
84
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012

2010 sej uml ah 759 orang. yang memenuhi kriteria i nkl usi
Sampel adalah sebagi an atau dan ekskl usi . Kriteri a i nkl usi
waki l popul asi yang ditel iti (A ri merupakan batasan ci ri / karakter
kunto, 2006). Pengambi l an umum pada subyek penel iti an,
sampel menggunakan tehni k di kurangi karakter yang masuk
stratified random sampling yaitu dal am kriteri a ekskl usi (Saryono,
cara mengambil subjek didasarkan 2008) . Kriteri a i nkl usi dal am
strata. Teknik stratified random penel iti an i ni , yaitu:
sampling digunakan apabila a) WUS yang mel akukan pemeri
populasi bersifat heterogen (Saryono, ksaan IVA (I nspeksi Visual A
2008). Tehnik stratified random sam Asetat) di Puskesmas
sampling diambil karena Karanganyar
parameter dari penel iti an i ni b) WUS yang berumur 30 50
beragam atau bervari asi yang terdi tahun
ri dari kelompok umur, ti ngkat
c) Bersedia menjadi
pengetahuan, ti ngkat pendidi kan,
responden.
status perni kahan, paritas, al at
kontrasepsi , dan hasi l pemeri d) Bisa baca dan tulis
ksaan IVA . Stratifi kasi sampel di Kriteri a ekskl usi adal ah
ambi l berdasarkan parameter sebagi an subyek yang memenuhi
paritas yaitu j uml ah anak yang tel kriteri a i nkl usi , yang harus di kel
ah di l ahi rkan WUS bai k hidup uarkan dari penel iti an karena
berbagai sebab yang dapat
atau mati dengan ti ngkatan 0 3
dan > 3. mempengaruhi hasi l penel iti an
Besar sampel dal am penel iti sehi ngga terj adi bias (Saryono,
an i ni di ambi l tergantung dari 2008). Kriteri a ekskl usi dal am
besar populasi misal nya penel iti an i ni adal ah :
mengambi l 5%, 10%, atau 20% a) Tidak berada di lokasi saat
atas perti mbangan biaya. Menurut penelitian.
A ri kunto (2006) apabi l a l ebi h dari b) WUS yang bertempat ti nggal di
100 orang sebai knya diambi l l uar wi l ayah Kecamatan
antara 10 15 % dari populasi Karanganyar
dan apabi l a populasi kurang dari
100 maka di ambi l semua sebagai Menurut Saryono (2008),
sample. Sampel dal am penel iti an i instrumen penelitian adalah alat
ni adalah 10 % dari besar atau fasilitas yang digunakan
populasi. Besar populasi wanita oleh peneliti dalam
usia subur yang mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan
melakukan pemeriksaan IVA di hasilnya lebih baik (cermat,
Puskesmas Karanganyar tahun lengkap dan sistematis) sehingga
2010 adalah adalah 759 orang, lebih mudah diolah. Instrumen
sehi ngga sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
adalah: kuesioner yang terdiri dari 21
buah pertanyaan. Kuesioner
Jadi , besar sampel yang adalah sejumlah pertanyaan
digunakan dal am peneliti an i ni tertulis yang digunakan untuk
adalah 76 orang. Untuk itu memperoleh informasi dari
peneliti menggunakan sampel responden dalam arti laporan
85
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012

tentang pribadinya, atau hal-hal pertanyaan yang tel ah di uj


yang diketahui (Arikunto,2006). icobakan, yang valid adal ah 20 soal
Penulis membagi kuesioner dengan kisaran korelasi 0,000
menjadi 2 bagian pertanyaan, 0,031 dan p < 0,05. Instrumen
yaitu: Pertanyaan A berisi dikatakan reliabel jika memiliki
tentang identitas pasien dan nilai alpha minimal 0,7.
karakteristik wanita usia Berdasarkan hasil uji
subur, Pertanyaan B berisi reliabilitas, didapatkan nilai
tentang pertanyaan yang mengarah alpha cronbach 0,921 yang
kepada kanker serviks dan IVA. berarti sangat reliabel.
Jenis kuesioner yang digunakan Pada penelitian ini
dalam pengumpulan data adalah analisis yang digunakan
kuesioner terbuka, yaitu responden ti adalah analisis univariat yaitu
nggal memi l i h jawaban yang disedi data yang diperoleh dari hasil
akan oleh peneliti dengan tiga pengumpulan dapat disajikan
alternatif jawaban. Responden dalam bentuk tabel distribusi
memilih jawaban dengan memberi frekuensi, ukuran tendensi
kan tanda si l ang pada alternatif sentral atau grafik (Saryono,
jawaban yang tel ah disediakan 2008). Analisa univariat
dan yang menurut responden (deskriptif) digunakan untuk
benar. menjelaskan atau
Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan karakteristik
menguji kuesioner kepada 20 masing-masing variabel yang
wanita usi a subur (WU S) yang tel ah diteliti, khususnya berupa
mel akukan pemeri ksaan IVA di distribusi frekuensi dan
Puskesmas Adi mulyo. Pengambi l an presentase dari variabel untuk
data di l akukan sel ama 5 hari dengan mengetahui gambaran
cara door to door. H asi l uji coba karakteriktik wanita usia subur
kuesioner di anal isi s menggunakan yang melakukan pemeriksaan
korelasi product moment dengan si IVA di Puskesmas Karanganyar.
gnifi kasi 5% atau p < 0,05. Dari 21
disebabkan karena tingkat
kesadaran WUS tentang kanker
HASIL DAN BAHASAN servi ks pada saat ini semaki n
Umur meni ngkat. Pada i bu yang berusi
Distribusi frekuensi a sekitar 30 40 tahun memi l i ki
responden berdasarkan umur ti ngkat kewaspadaan yang lebi h ti
WUS yang melakukan nggi untuk mencegah terj adi nya
pemeriksaan IVA di Puskesmas kanker servi ks. Semaki n di ni WUS
Karanganyar didapatkan hasi l memeri ksakan di ri maka secara di
bahwa responden berusi a 30 - 40 ni akan di ketahui adanya kanker
tahun sej uml ah 40 orang serviks (Prawihardjo, 2005)
(52.6%), dan usi a 41 50 tahun Menurut Verralls (2003) umur
sej uml ah 36 orang (47,4%). Dari wanita 35-55 tahun mempunyai resi
data di atas dapat disimpulkan ko ti nggi untuk ti mbul nya kanker
bahwa umur WUS yang mel servi ks, tetapi sekarang telah terjadi
akukan pemeri ksaan IVA sebagi peningkatan jumlah wanita muda
an besar adal ah WUS yang yang sel-selnya abnormal, bahkan
berumur 30 40 tahun. Hal ini
86
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012

dapat didiagnosis pada sitologis Motivasi adalah kemauan


serviks. atau keinginan didalam diri
Hasil penelitian ini didukung seseorang yang
oleh penelitian yang dilakukan oleh mendorongnya untuk
Rini, Lestari. M (2009) yang bertindak. Motivasi
menyebutkan jumlah responden merupakan hasil interaksi
terbanyak yang datang mel akukan antara individu dan
pemeri ksaan IVA terdapat pada situasinya, sehingga setiap
kelompok usia 35 39 tahun manusia mempunyai motivasi
sebanyak 127 orang (20,8%). Dan yang berbeda antara yang satu
juga diperkuat oleh penelitian dengan yang lain
yang di l akukan Rohani (2009) Pendidikan memiliki
yang menyebutkan responden peran mengembangkan
sampel umur yang mel akukan kompetensi yang lebih tinggi
pemeri ksaan IVA jumlah terbesar akan meningkatkan
adal ah rentang usi a 31 40 tahun produktivitas. Pendidikan
yaitu sej uml ah 31 orang. formal berhasil
Pendidikan meningkatkan pengetahuan
Distri busi frekuensi responden dan kemampuan individu
berdasarkan pendidi kan WU S yang (semakin lama waktu
mel akukan pemeri ksaan IVA dengan bersekolah semakin tinggi
persentase terti nggi adal ah tamat pengetahuan dan
SD/SLTP/ sederaj at sej uml ah 58 kemampuan yang dimiliki) (
orang (76.3%) dan persentase Zamroni, 2005).
terendah adalah responden dengan Tingkat pendidikan
pendidikan Diploma III sebanyak 1 sangat berpengaruh terhadap
orang (1.3%). Hal ini disebabkan pengetahuan ibu dalam
masyarakat desa dahulu pembentuk perilaku
beranggapan bahwa anak perempuan seseorang. Semakin tinggi
tidak perl u sekolah ti nggi karena tingkat pendidikan seseorang
nanti nya pasti akan bekerj a di maka akan semakin tinggi
dapur dan mengurus anak. Sebab tingkat kesadaran orang
lain juga dikarenakan oleh faktor tersebut akan suatu hal dan
ekonomi dimana orang tuanya semakin matangnya
hanya seorang petani yang penghasi l pertimbangan seseorang
annya keci l sehi ngga setel ah lulus dalam mengambil keputusan
SD, sebagi an besar bekerj a atau (Notoatmojo, 2003).
meni kah. Wal aupun mayoritas Hasil penelitian ini
dari sejalan dengan penelitian
responden memiliki yang dilakukan oleh
pendidikan SD tetapi mereka Suprijono (2008) yang
sudah sadar dan mau menyebutkan tingkat
melakukan pemeriksaan IVA. pendidikan tertinggi pada
Hal tersebut disebabkan respondenya adalah
karena motivasi yang kuat pendidikan SD dan SMP yaitu
dari diri mereka untuk 36 (30%) dan 34 (28.3%) serta
mengantisipasi terjadinya prosentase terkecil adalah yang
penyakit yang mematikan berpendidikan tinggi
yaitu kanker serviks. (perguruan tinggi) sejumlah 15
87
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012

(2.5%). tertentu, pengi nderaan terj adi


mel al ui panca i ndera yakni i
ndra penci uman, i ndera peraba, i
Tingkat Pengetahuan ndera pendengaran, i ndera pengl i
D istribusi frekuensi responden hatan dan indera perasa.
berdasarkan ti ngkat pengetahuan Notoatmodjo (2003) juga
WU S yang tel ah mel akukan menyebutkan pengetahuan atau
pemeri ksaan IVA di Puskesmas kognitif merupakan domain
Karanganyar dengan prosentase yang sangat penting untuk
terti nggi adal ah responden yang terbentuknya tindakan
berpengetahuan cukup sebesar seseorang (overt behaviour).
43,4% dan prosentase terendah adal Karena dari pengalaman dan
ah WUS yang memi l i ki penelitian ternyata perilaku
pengetahuan bai k sej uml ah 21 yang didasari oleh pengetahuan
orang (27.6%), Hal ini mungkin akan lebi h l anggeng dari pada
disebabkan oleh arus informasi peri l aku yang tidak didasari oleh
yang diterima masyarakat pengetahuan.
setempat. Masyarakat di Wilayah Berdasarkan hasi l penel iti
Kecamatan Karanganyar tel ah an dengan menggunakan
meneri ma informasi dan penyul kuesioner didapatkan hasi l
uhan dari kader dan bidan. Penyul bahwa responden paling banyak
uhan akan mempengaruhi peneri sal ah pada item pertanyaan no 13
maan i nformasi tentang kanker servi yaitu tentang syarat pemeriksaan
ks dan penti ngnya IVA kepada WUS. IVA yang berarti bahwa responden
Semaki n banyak informasi mengal ami kegagal an pada ti
yang masuk semaki n banyak pul a ngkatan pengetahuan yang kel i
pengetahuan yang didapat tentang ma yaitu tahap si ntesis di mana
kesehatan. Hal ini sejalan dengan responden gagal untuk
pernyataan Notoatmodjo (2003) yang menyusun formulasi baru dari
menyatakan bahwa pengetahuan formulasi yang ada. Responden
dapat di peroleh dari pengal aman mencapai tingkat pengetahuan 1
yang berasal dari berbagai sumber i 4 yaitu dari tahu, memahami,
nformasi sehi ngga dapat membentuk dan apl i kasi . Menurut
suatu keyaki nan bagi seseorang. Notoatmoj o (2003) bahwa si
Salah satu faktor yang ntesis menunj uk kepada suatu
mempengaruhi pengetahuan kemampuan untuk meletakkan
seseorang adalah informasi atau atau menghubungkan bagi an-
penyuluhan dari orang orang bagi an di dal am suatu bentuk
yang berkompeten seperti bidan, kesel uruhan yang baru. Dengan
kader dan tenaga kesehatan l ai nya. kata lain sintesis adalah suatu
Menurut Notoatmojo (2003) kemampuan untuk menyusun
sumber informasi yang diterima formulasi baru dari formulasi-
oleh panca indera untuk kemudian formulasi yang ada. Misalnya,
diterima oleh otak dan disusun dapat menyusun, dapat
secara sistematis karena merencanakan, dapat meri
pengetahuan merupakan hasil ngkas, dapat menyesuai kan, dan
tahu dan ini terj adi setel ah orang sebagainya terhadap suatu teori
mel akukan pengi nderaan terhadap atau rumusan-rumusan yang
suatu obj ek telah ada.
88
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012

menikah dengan frekuensi 2x yaitu


sejumlah 2 orang (1,7%). Status
perkawinan seorang wanita
Status Pernikahan mempunyai hubungan erat
Distribusi frekuensi dengan sejumlah faktor ekstrinsik,
responden berdasarkan responden karena kanker serviks jarang
status perkawi nan dengan ditemukan pada wanita yang masi h
persentase terbesar adal ah meni perawan, i nsi den lebi h ti nggi pada
kah 1x sej umlah 67 orang (88.2%) mereka yang kawin dari pada tidak
dan persentase responden terkeci l kawin (Sarwono, 2007).
adal ah meni kah 2x sejumlah 9 Paritas
orang (11.8 %). Dari data di atas Distribusi frekuensi responden
dapat disimpulkan bahwa semua berdasarkan berdasarkan paritas ,
responden tel ah meni kah dan yang prosentase terti nggi adal ah
meni kah hanya satu kal i proporsi responden yang memi l i ki anak 2
nya lebi h besar dari pada yang meni yaitu 20 orang (26.3%) dan
kah 2x. Hal tersebut disebabkan presentase terendah adalah
karena sal ah satu syarat dari WU S responden berparitas 0, dan 9 yaitu
yang wajib mel akukan pemeri ksaan masi ng masi ng sej uml ah 2
IVA adal ah sudah pernah mel orang (2.6%). Hal i ni disebabkan
akukan hubungan seksual ataupun karena i bu tel ah menerapkan
meni kah. program KB dengan bai k yaitu 2
H i mapid (2008) berpendapat anak cukup. Ibu j uga i kut
bahwa lebih jauh meni ngkatnya mensukseskan program pemeri ntah
kejadian tumor pada wanita untuk menekan laj u pertumbuhan
monogami yang suaminya sering penduduk.
berhubungan seksual dengan banyak Semaki n seri ng wanita mel ahi
wanita lain meni mbul kan konsep rkan semaki n ti nggi resi ko untuk
Pria Beresiko Tinggi terkena kanker servi ks apal agi bi l a j
sebagai vektor dari agen arak kehami l an yang terl al u dekat
yang dapat meni mbul kan i hal i ni berkaitan dengan proses
nfeksi . Banyak penyebab yang persal i nan dan perubahan
dapat dapat meni mbul kan hormonal. A pabi l a seseorang
kanker servi ks, tetapi penyakit i banyak mengalami persal i nan
ni sebai knya digolongkan ke maka dapat menyebabkan j al an l
dalam penyakit akibat hubungan ahi r menj adi longgar. Selai n itu
seksual (PHS). Sedangkan menurut robekan sel aput di servi ks
Abukalya (2010), resiko terkena menyebabkan terbukanya j ari ngan,
kanker serviks menj adi 10 kal i l i sehi ngga mempunyai kesempatan
pat pada wanita yang mempunyai untuk terkontami nasi oleh virus
partner seksual 6 orang atau lebi h yang menyebabkan i nfeksi .
H asi l penel i ti an i ni didukung Bakteri tersebut ada karena kondisi hi
ol eh penel iti an Suprij ono (2008) giene vagina yang tidak terawat.
yang menyebutkan bahwa Hasil ini diperkuat oleh
presentase perni kahan yang penelitian yang dilakukan
terbanyak adalah menikah dengan oleh Suprijono (2008)
frekuensi 1x yaitu 118 orang menyebutkan bahwa rerata
(98.3%) dan paritas dalam penelitiannya
adalah 2.9 dan 31,7% memiliki
89
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012

paritas lebih dari 3. Penelitian servi ks. Hal tersebut terj adi karena
lain juga menyatakan paritas penggunaan al at kontrasepsi
lebih dari 3 mengakibatkan hormonal yang lama dapat
naiknya frekuensi kanker, mengacaukan kesei mbangan
multiparitas juga erat hormon estrogen dal am tubuh sehi
hubunganya dengan usia ngga mengaki batkan terj adi
menikah yang pada umumnya perubahan sel yang normal menj adi
ditemukan pada pernikahan ti dak normal. Disampi ng itu
muda. estrogen juga kemungkinan
Kontrasepsi menjadi salah satu kofaktor yang
Distribusi frekuensi membuat repl i kasi DNA H PV .
responden berdasarkan alat H asi l Penel iti an i ni didukung
kontrasepsi yang digunakan oleh penel iti an yang di l akukan oleh
WUS yang melakukan Suprijono (2008) yang menyebutkan
pemeriksaan IVA di penggunaan alat kontrasepsi pada
Puskesmas Karanganyar respondennya yang terbanyak
persentase responden yang menggunakan KB sunti k yaitu sej
terbanyak adalah WUS yang uml ah 34 orang (28,3%). Suprij ono
menggunakan alat kontrasepsi (2008) j uga menyebutkan dalam
suntik yaitu sejumlah 20 orang penellitianya penggunaan
(26.3%), dan yang terkecil adalah metode kontrasepsi hormonal sej
WUS yang menggunakan alat uml ah 58 (48,3%) lebi h banyak
kontrasepsi MOW sejumlah 4 dari pada penggunaan metode
orang (5.3%). Berdasarkan data kontrasepsi non hormonal yang
di atas dapat diambil sejumlah 27 (22,5%).
kesimpulan untuk penggunaan Hasil Pemeriksaan IVA
KB hormonal adalah proporsi Distribusi frekuensi
terbesar dan yang terendah responden berdasarkan paritas
yaitu penggunaan KB non WUS yang tel ah mel akukan pemeri
hormonal. ksaan IVA di Puskesmas Karanganyar
Kontrasepsi adalah upaya yang terbanyak adal ah WUS
untuk mencegah kehamilan, dengan hasi l pemeri ksaan IVA
upaya itu bersifat sementara, negatif sej uml ah 70 orang (92.1%),
dapat pula bersifat permanen. dan yang terkeci l adal ah WUS
Penggunaan kontrasepsi dengan hasi l pemeri ksaan IVA
merupakan salah satu radang sej uml ah 2 orang (2.6%) .
variabel yang mempengaruhi Hal i ni dikarenakan masyarakat
fertilitas. (Prawiroharjo, 2005). desa memiliki gaya hidup yang sehat
Sedangkan kontrasepsi dengan hampi r seti ap hari hanya
suntikan adalah mengkonsumsi sayur sayuran.
medroksiprogesteron (sejenis Mereka
progestin) yang disuntikkan 1 jarang makan daging, lemak,
kali/3 bulan ke dalam otot jeroan, makanan kaleng,
bokong atau lengan atas. yang dapat memicu timbulnya
Menurut M uchl is dkk (2005) zat karsionegenik.
al at kontrasepsi hormonal yang Menurut Laila (2008)
digunakan dalam waktu yang lama banyak sayur dan buah
dapat membantu faktor faktor mengandung bahan-bahan
yang memicu terj adi nya kanker anti-oksidan dan berkhasiat
90
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012

mencegah kanker misalnya neoplasia (CIN). Perkembangan


advokat, brokoli, kol, wortel, kanker servik meliputi
jeruk, anggur, bawang, displasia ringan (5 tahun),
bayam, tomat. Dari beberapa displasia sedang (3 tahun),
penelitian ternyata defisiensi displasia berat (1 tahun)
asam folat (folic acid), vitamin sampai menjadi kanker
C, vitamin E, beta stadium 0. Tahap pra kanker
karoten/retinol ini sering tidak menimbulkan
dihubungkan dengan gejala (92%), selanjutnya
peningkatan risiko kanker masuk tahap kanker invasif
serviks. Vitamin E, vitamin C berupa kanker stadium I
dan beta karoten mempunyai sampai stadium IV (Anonim,
khasiat antioksidan yang kuat. 2003). Maka dari itu upaya
Antioksidan dapat melindungi pencegahan sedini mungkin
DNA/RNA terhadap pengaruh kanker serviks sangatlah
buruk radikal bebas yang penting.
terbentuk akibat oksidasi
karsinogen bahan kimia. SIMPULAN
Vitamin E banyak terdapat 1. Karakteristi k WU S yang mel
dalam minyak nabati (kedelai, akukan pemeri ksaan IVA di
jagung, biji-bijian dan kacang- Puskesmas Karanganyar
kacangan). Vitamin C banyak berdasarkan usia terbanyak
terdapat dalam sayur-sayuran adalah (52.6%) umur 30 40
dan buahbuahan. tahun.
Syifanoe (2009) 2. Karakteristi k W U S yang mel
menjelaskan bahwa akukan Pemeri ksaan I VA
timbulnya kanker pun berdasarkan ti ngkat pendidi kan
berkaitan erat dengan pola persentase terti nggi adal ah
makan seseorang. Wanita (76.3%) tamat SD/SLTP/
yang banyak mengkonsumsi sederaj at.
lemak akan lebih jauh lebih
3. Karakteristi k WU S yang mel
beresiko terkena kanker
akukan pemeri ksaan IVA di
endometrium (badan rahim),
Puskesmas Karanganyar
sebab lemak memproduksi
berdasarkan ti ngkat
hormon estrogen mudah
pengetahuan terbanyak adalah
berubaha sifat menjadi
(40.8%) kategori cukup.
kanker.
Sebenarnya untuk 4. Karakteristi k WU S yang mel
tumbuh menjadi kanker akukan pemeri ksaan IVA di
leher rahim dibutuhkan Puskesmas Karanganyar
waktu beberapa tahun sejak berdasarkan status perkawi
sel-sel leher rahim mengalami nan yang terbanyak adalah
perubahan. Sel-sel leher rahim (88.2%) meni kah 1x.
abnormal yang bukan 5. Karakteristi k WU S yang mel
merupakan sel kanker akukan pemeri ksaan IVA di
namun dapat berkembang Puskesmas Karanganyar
menjadi kanker disebut berdasarkan paritas / j uml ah
dengan anak yang di l ahi rkan
cervical intra-epithelial prosentase terti nggi adal ah
91
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012

responden yang memi l i ki 2000, Cervical Cancer,


anak 2 yaitu 20 orang (26.3%) http://www.aafp.org,
6. Karakteristi k WU S yang mel [Accessed 20 September
akukan pemeri ksaan IVA di 2010)
Puskesmas Karanganyar Cherath, L. & A l ic, M., 2006.
berdasarkan al at kontrasepsi Cervical Cancer .:
yang terbanyak adalah (26.3%) http://www.medical-
WUS yang menggunakan al at encyclopedia-cid-
kontrasepsi sunti k. 2901203.html [Accessed 3
7. Karakteristik WUS yang Agustus 2010]
melakukan pemeriksaan IVA Dal i martha, S., 2004. Kanker
di Puskesmas Karanganyar Servi ks. In: Deteksi Dini Kanker
berdasarkan hasil & Simplisia
pemeriksaan yang terbanyak Antikanker. Jakarta :
adalah (92.1 %) WUS dengan Penebar Swadaya, 14 18
hasil pemeriksaan IVA negatif. Daryanto., 1997. Kamus Besar
DAFTAR PUSTAKA Bahasa Indonesia. Surabaya :
Abukalya., 2010. IVA Test Apolo
:Skrining Ca Cerviks. Gusti a, I rna., 2008. Penderita
Avaible from: Kanker Payudara Menurun,
http://kumpulan.info/seha Kanker Leher Rahim
t/artikel-kesehatan/48- Melonjak. Avaible from:
artikel-kesehatan/237-iva- www.health.detik.com
test-skrining-ca- cerviks.html [Accessed 30 Agustus 2010]
[Accessed 26 Agustus 2010] H asibuan, M., 2005. Manajemen
A noni m., 2010. IVA Intip Sumber Daya
Vagina Anda. Manusia,
Avaibleedisi from:
revisi
http://majalahkesehatan.co , Jakarta
m/iva-intip-vagina-anda/ Hillegas, KB., 2005. Gangguan
[Accessed 28 Agustus 2010] Sistem Reproduksi
A ri kunto., Suharsi mi . 2006. Perempuan. In : Hartanto, H.,
Prosedur Penelitian Suatu et al, eds. Patofisiologi :
Pendekatan Praktek. Konsep Klinis Proses -
Jakarta: Ri neka Ci pta. Proses Penyakit. Edisi 6.
Budiarto, E., 2001. Biostatistika Jakarta : EGC, 1295 1297
Untuk Kedokteran pada Sistem H i mapid., 2008.
Reproduksi. Jakarta Kanker
BKKBN., 2007. Selama Setahun serviks. Avai
Di Kebumen Tercatat 400 ble from:
Penderita Kanker http://himapid.blo
L e h e r gspot.com/2008/1
R a h i m 0.kanker-leher-
A v a i b l e rahim-kanker-
f r o m : serviks.html.
http://www.bkkbn.go.id/We [Accessed 15 Mei
bs/DetailRubrik.php?MyID=4 2011 pukul 16.00)
32. [Accessed 30 Agustus Mamahit, Endang R. Sedyaningsih,
2010] & Wahdini Anitya., 2009.
Canavan, T. P. dan Doshi, N. R., Mencegah Kanker Serviks
dengan Vaksinasi. Jakarta :
92
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012

Majalah Perkawinan Tahun 2008 . Tesis


Mei Li a Dwi Rohmawati ., 2010. Universitas Sumatra Utara.
Gambaran Tingkat Medan
Pengetahuan Wanita Usia Nuryastuti, Titiek., 2007. Deteksi
Subur Tentang Deteksi Dini Dini Infeksi Human papi loma
Kanker Serviks Dengan virus (H PV) tipe 16 dan 18
Metode IVA Di Poliklinik pada Penderita Kanker Leher
Kebidanan RSUD Rahim (KLR) dari beberapa
Temanggung. UN IMUS. Rumah Sakit di Yogyakarta.
Semarang Jurnal Kedokteran YARSI, (2)
Meliono, I., 2007. Pengetahuan, : 102 110
In : MPKT Modul 1. Jakarta Pel ita., 2010. Cegah Kanker Serviks
: Lembaga Penerbitan FKU I, dengan Pemeri ksaan IVA. Avai
33 35 ble from:
Mills, K., 2002. Molecular http://batavise.co.id/node/99
Analysis of Cancer. In: 536 [Accessed 10 September
Boultwood, J. & Fidler, C., 2010]
eds. Methods in Molecular Pusdiknakes., 1992. Asuhan
Medicine, vol 68. Totowa : Kebidanan pada Sistem
Human Press, 1-4 Reproduksi. Jakarta : Depkes RI
Mukhlis, Ramli, dkk. 2005. Prawi hardj o,S., 2005. Ilmu
Deteksi Dini Kanker. Jakarta Kandungan (Edisi 2). Jakarta : Y B P
: Fakultas Kedokteran U -- SP
niversitas Indonesia. Price, L, dkk., 2006. Patofisiologi,
Notoatmodjo, S., 2003. Konsep Kinis Proses Proses
Pendidikan dan Perilaku Penyakit, edisi 6. Jakarta
Kesehatan. Jakarta : Rini, Lestari M. 2009. Analisis
Rineka Ci pta Faktor Faktor yang
Notoatmodj o.S.,2005. Metodologi Mempengaruhi Temuan IVA
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Ri Positif di Puskesmas
neka Cipta Jatinegara. Skripsi FKU I .
N uranna, L., 2001. Skri ni ng Jakarta
Kanker Serviks dengan Metode Rohani, Fitri., 2009. Faktor
Skri ni ng A lternatif: IVA , fFaktor yang mempengaruhi
Journal Obstetri & Kejadian Kanker Serviks di
Ginecology, Cermin Dunia Puskesmas Karanganyar .
Kedokteran. Jakarta : L Skripsi Stikes
embaga Penerbitan FKUI . No. Muhammadiyah Gombong.
133 Gombong
Nuranna, L., 2008. Kanker Serviks Sarwono, S., 2007. Sosiologi
Penyebab Kematian Nomor 1 Kesehatan. Yogyakarta : UGM
Di Indonesia. Jakarta : Press.
Kompas Saryono., 2008. Metodologi
Nurhasanah, Cut., 2008. Penelitian Kesehatan. Jogjakarta:
Pengaruh Karakteristik dan Mitra Cendeki a.
Pengaruh Perilaku http://puskesmaspetanah
Pasangan Usia Subur an.blogspot.com/2009/11
Terhadap Pemeriksaan Pap /deteksi-dini-kanker-
Smear di RSUZA Banda Aceh
93
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012

leherrahi m-dengan.html Kanker Serviks Di Puskesmas


[Accessed 30 Agustus 2010] Alun-Alun Kabupaten Gresik.
Sukardja, I.D.G., 2000. Prevalensi Tesis UNA I R.
Kanker. In : Tutiek, K., ed. Surabaya
OnkologiKlinik. Verralls, S., 2003. Anatomi dan
Surabaya : Airlangga Fisiologi Terapan dalam
University Press, 171 174 Kebidanan, edisis 3.
Suprij ono., 2008. Inspeksi Jakarta.
Visual Asam Asetat (IVA) WHO, 2005., Cervical Cancer,
untuk Deteksi Dini Lesi Human Papiloma Virus
Prakanker Serviks. Skripsi (HPV) & HPV Vaccines.
Fakultas Kedokteran Avaible:http://www.who.i
Universitas Dipnegoro. nt/healthi
Semarang nfo/statistics/bodproj
Syifanoe,. 2009. ection2030/en/i ndex.html
Ensiklopedia Kanker . Serviks.
[Accessed Avaible
3 September
from:
http://ccrcfarmasiugm.wo 2010)
rdpress.com/ensiklopedia Wright, Jr, TC, Denny Lynette,
/ensiklopediakanker/kan Pollack Amy., 2003. Strategies for
ker-servi ks/. [Accessed 20 Overcoming the
Mei 2011 pukul 11.00) Yakamoto., 2009. Deteksi
Tambunan, G., 1991. Sepuluh Dini Kanker Leher Rahim
Jenis Kanker Terbanyak di dengan Metode IVA
Indonesia. Jakarta : ECG (inspeksi Visual dengan
Trijaya., 2010. Akurat Aplikasi Asam Asetat)
Deteksi Kanker Avaible from:
Serviks . Avaible from: http://puskesmaspetanah
http://radiotrijaya.co.id/pa an.blogspot.com/2009/11/
ges/posts/akurat-deteksi- deteksi-dini-kanker-leher-
kanker-serviks1337.php\ rahim-dengan.html
[Accessed 22 September [Accessed 30 Agustus
2010] 2010]
Trisi l ia, Riesa., 2009. Analisis Yatim, 2005. Ilmu Penyakit
Keikutsertaan Wanita Dalam Kandungan. Jakarta
Pemeriksaan Inspeksi Zamroni., 2005. Paradigma
Visual Dengan Asam Asetat Pendidikan Masa
(Iva) Sebagai Metode Skrining Depan, Avaible from:
Alternatif http//www.geocities.com
[Accessed 20 April 2011
pukul 10.00)

94

You might also like