Strategi Komunikasi

Bergesernya peran stakeholder dari waktu ke waktu menuntut perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Perusahaan tidak akan mampu bertahan jika tidak mendapatkan dukungan dari publik dimana organisasi memiliki hubungan saling bergantung satu sama lain. Stakeholder yang merupakan kompetitor murni dalam waktu singkat dapat bergeser peranannya menjadi stakeholder kunci dalam lingkup hubungan organisasi. Dampak dari regulasi dan kebijakan, legitimasi publik atas organisasi, secara komersial maupun sosial, harus diantisipasi dan disesuaikan oleh organisasi. Perubahan lingkungan menjadikan PT. Garam sebagai BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang beroperasi di sektor perdagangan dan produksi garam yang awalnya berorientasi pada profit, secara absah bergeser lebih berorientasi kepada sosial. Demikian, menjadikan sesuatu yang jarang terjadi pada konteks BUMN di Indonesia. Penyesuaian terhadap lingkungannya, menuntut PT. Garam untuk mengembangkan strategi komunikasi korporat untuk bertahan sebagai sebuah organisasi.

Komunikasi dapat diartikan sebagai proses pertukaran informasi. Namun, meskipun komunikasi dianggap sebagai proses penyampaian informasi antara penerima dan penyampai pesan, ternyata masih terdapat kesenjangan informasi yang menyebabkan ketidaksamaan pengertian terhadap informasi yang disampaikan oleh kedua pihak yang berbeda. Hal ini dapat menyebabkan missunderstanding antara pelaku komunikasi yang akan berakibat pada kesalahpahaman. Oleh sebab itu, komunikasi konvergensi tidak hanya sekedar duduk bersama dan melakukan dialog, namun lebih bertujuan untuk bagaimana mencapai kesepahaman bersama terhadap informasi atau isu yang disampaikan dalam menunjang keberhasilan pembangunan khususnya pembangunan pertanian di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan menggambarkan dan mendiskripsikan tentang
penggunaan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh PT Holdak
AnugerahCitarasa yang merupakan restoran cepat saji dengan hidangan makanan
khas Korea.
Peneliti memilih Restoran Holdak, karena peneliti tertarik dengan aktivitas
komunikasi pemasaran yang dilakukannya dalam memasarkan restorannya.
Holdak tidak hanya melakukan interaksi dengan pelanggan di gerainya saja tetapi
Holdak juga turut melakukan interaksi langsung melalui bazaar-bazaar, media
sosial, promosi-promosi penjualan hingga diliput oleh beberapa food blogger dan
KISS Indosiar. Perkembangan Holdak di Indonesiajuga cukup pesat yakni dalam
jangka waktu 2 tahun Holdak mampu membuka sebanyak 7 gerai di kota Jakarta,
Bekasi dan Tangerang.
Penelitian ini menggunakan studi deskriptif kualitatif yang berfokus pada
deskripsi strategi komunikasi pemasaran dengan data dikumpulkan melalui
observasi dan wawancara mendalam dengan Renddy sebagai Co-Founder dan
Nanang Suratman sebagai Store Manager dari PT Holdak Anugerah Citarasa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari penggunaan strategi komunikasi
pemasaran yang dilakukan oleh PT Holdak Anugerah Citarasa bertujuan untuk
memperkenalkan makanan Korea di Indonesia dengan menyesuaikan taste lidah
orang Indonesia dan target sasarannya adalah anak muda dari umur 15 hingga 35
tahun. Holdak menggunakan desain yang menarik namun tetap informatif dalam
menyampaikan pesan baik di media sosial maupun media cetak. Holdak juga turut
melakukan pengembangan promotional mix berupa pemasangan iklan, promosipromosi
penjualan, internet marketing di media sosial, menjalin kerjasama dengan
berbagai organisasi seperti GO-JEK (Humas) hingga personal selling. Metode
keseimbangan kompetitif pilihan dalam menetapkan biaya anggaran promosi agar
mendapat cost yang minim dengan hasil yang maksimal. Evaluasi melalui SWOT,
rapat dan briefing harian merupakan hal yang penting untuk terus
mempertahankan strategi komunikasi pemasaran yang telah dilakukan Holdak
secara baik.

Kata Kunci: Strategi Komunikasi Pemasaran, Bauran Pemasaran, Komunikasi
Pemasaran, Restoran Holdak.

Expert Tenurial dan Agraria merupakan salah satu bagian kerja yang berada dibawah naungan Perum Perhutani Divisi Regional. Tugas dan fungsi Expert Tenurial dan Agraria, yaitu melakukan penyelesaian masalah tenurial, melakukan inventarisasi, identifikasi, serta monitoring, melaksanakan supervisi, melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam penyelesaian masalah tenurial, melaksanakan pelaporan, dan melakukan perintah insidentil. Penyelesaian masalah tenurial yang dilakukan oleh Expert Tenurial dan Agragia menggunakan dua cara, yakni pendekatan hukum dan proses masyarakat. Penyelesaian dengan proses masyarakat yang dilakukan oleh Expert Tenurial dan
Agraria dalam menangani masalah tenurial, menggunakan beberapa strategi komunikasi yang mendukung. Strategi komunikasi tersebut, yakni identifikasi masyarakat, pendekatan masyarakat, komunikasi antarpribadi, komunikasi transaksional, memotivasi masyarakat, mempersuasi masyarakat, dan membangun kesepahaman dengan masyarakat penggarap atau yang mengklaim lahan di kawasan hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani. Jika cara proses masyarakat tidak membuahkan hasil kerja sama antara kedua belak pihak, maka akan diberlakukan penyelesaian dengan pendekatan hukum. Terdapat hambatan yang mempengaruhi strategi komunikasi yang digunakan dalam penyelesaian masalah tersebut. Hambatan yang dialami merupakan hambatan teknis dan hambatan non teknis. Penulisan Laporan Tugas Akhir ini dibuat berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan di Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, yang berlokasi di Jalan Genteng Kali No. 49, Genteng, Kota Surabaya. Pengumpulan data dilakukan sejak tanggal 9 Juli 2018 sampai dengan 31 Agustus 2018. Jenis data yang
dikumpulkan, yakni data primer dan sekunder, dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi langsung, wawancara, partisipasi aktif, dan pencarian studi pustaka.

Strategi komunikasi adalah perencanaan dan pengaturan yang disusun agar komunikasi berjalan efektif sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan umum dari komunikasi biasanya adalah membuat komunikan memiliki makna yang sama terhadap pesan yang disampaikan atau membuat komunikan memiliki pemikiran atau sikap seperti yang diinginkan oleh komunikator. Dengan kata lain, tujuan komunikasi biasanya untuk memengaruhi orang lain.

SOSTAC merupakan singkatan dari situation, objective, strategy, tactics, action, dan control. SOSTAC adalah pendekatan sederhana untuk membangun sebuah perencanaan dengan baik yang diiringi oleh pemahaman situasi, tujuan, strategi, taktik dan monitoring. Sederhananya SOSTAC adalah sebuah trobosan perencanaan yang dapat diaplikasikan untuk perencanaan apapun. Perencanaan di perusahaan, pemasaran atau bisnis dan bahkan bisa diaplikasikan pada rencanca pribadi kita untuk masa depan, misalnya. Sebut saja ini tips and trick dalam membuat rencana dengan baik.

What you say is just important as how you say it" begitu ungkapan yang dikatakan Keisha Brewer seorang strategic communication professional dalam perbincangannya di program Tedx Talks 2020 lampau. Kalimat tersebut mengartikan apa yang kita katakan sama pentingnya dengan bagaimana kita mengatakannya. How we say it? Banyak cara untuk dapat menyampaikan apa yang ingin kita ungkapkan, tapi tidak semua cara berhasil memberikan pemahaman kepada orang lain mengenai apa yang ingin kita ungkapkan. Alhasil, tujuanpun tidak tercapai. Pada ranah ini, mari kita meminta bantuan kepada strategi komunikasi, sebagai seni dalam memanfaatkan segala sumber daya komunikasi yang kita miliki untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal. Pokok utama dari artikel ini mengkonseptualisasikan strategi komunikasi pada program pemberdayaan masyarakat dengan merinci dua hal. Pertama, merefleksikan dan mendeskripsikan strategi komunikasi dan keterikatannya dengan aspek-aspek lain yang mendukung. Kedua, bagaimana pengaplikasian strategi komunikasi pada program pemberdayaan masyarakat secara konseptual. Artikel ini didasarkan pada data sekunder berupa buku, jurnal, penelitian terdahulu yang berhubungan dengan perencanaan dan strategi komunikasi, komunikasi pemberdayaan, dan program pemberdayaan masyarakat.

Proses pertumbuhan dan perkembangan anak kadangkala mengalami gangguan, salah satunya adalah autis. Anak Autis memerlukan bimbingan khusus dalam berinteraksi dan berkomunikasi, misalnya melalui terapi yang secara khusus menangani anak autis. Ketertarikan peneliti dalam bidang ini didasari oleh anak autis yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi layaknya orang normal, sehingga dibutuhkan strategi khusus dalam menanganinya terutama pada pendidik yang harus bisa menangani masalah tersebut yang ada di Pusat Layanan Autis  Kota Malang.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis strategi komunikasi pendidik dalam menghadapi anak autis di Pusat Layanan Autis (PLA) Kota Malang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan tipe analisis deskriptif dengan teknik pengumpulan data waawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik pemilihan informan menggunakan sampling purposif. Teknik analisis data yaitu menggunakan model interaktif. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan pendidik menggunakan beberapa metode dari strategi komunikasi diantaranya mencangkup pengenalan khalayak, pengemasan pesan, strategi penyampaian pesan pada strategi pemilihan media komunikasi.

PENDAHULUAN Sebagaimana kita ketahui bahwa generasi muda adalah investasi besar bagi penerus generasi selanjutnya untuk perubahan kepada kehidupan yang lebih baik. Dalam hal ini masyarakat sekitar terutama lingkungan terdekat berupaya untuk membangun pola pikir generasi muda yang bernilai positif untuk generasi selanjutnya. Perlikau negatif pemuda saat ini sangat rentan terhadap perilaku – perilaku negative yang tak jarang merusak dan merugikan orang lain. Hal tersebut dapat di lihat dengan kasat mata ketika banyaknya pemuda yang setiap malam minggu berbondong – bondong untuk berfoya – foya seperti mengadakan acara minum – minuman keras, balap motor, bahkan pesta narkoba dan sex bebas. Perilaku pemuda  cenderung mempunyai nilai yang negative di masyarakat sekitar. Hal ini bisa di lihat dari beberapa pemuda sering berbuat onar dan mengganggu kenyamanan masyarakat terutama pada malam hari. Kenakalan pemuda ini bermacam – macam, mulai dari minum – minuman keras, tawuran, balap motor dll. Tentunya hal ini sangat meresahkan warga sekitar, peran orang tua dalam menghadapi hal tersebut sangat kurang dalam mengontrol anak – anak mereka untuk menghindari hal tersebut. Dalam artikel ini akan membahas strategi yang akan di terapkan untuk menangani beberapa kenakalan pemuda di desa kalisampurno untuk meningkatkan nilai keislaman.

Purpose-Tulisan ini mengarahkan pembaca untuk menelaah praktik komunikasi krisis pemerintah dalam penanganan COVID-19. Bahwa sebenarnya pemerintah Indonesia telah mentapkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan-RB) Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Komunikasi Krisis di Lingkungan Instansi Pemerintah. Mengetahui apakah pedoman komunikasi krisis Permenpan-RB Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2011 diaktualisasikan oleh pemerintah dengan baik dalam menangani krisis COVID-19 di Indonesia. Design/methodology/approach-Desain konseptual pada tulisan ini mengarah kepada bagaimana komunikasi pemerintah dalam memberikan informasi dan mengarahkan publik untuk menghadapi situasi pandemic COVID-19 merujuk pada Permenpan-RB Nomor 29 tahun 2011 mengenai strategi komunikasi krisis yang dilakukan pemerintah. Tulisan ini memanfaatkan literature review pada jurnal ilmiah, artikel popular, pemberitaan oleh media, maupun riset studi hingga data di lapangan sebagai bahan dasar dalam menyusun paper. Findings-Bahwa strategi komunikasi krisis pemerintah dalam sektor publik sudah tersusun berdasarkan strukturasi dan langkah-langkah yang ada, hanya pengaktualisasian pemerintah dalam menyampaikan informasi kepada publik cenderung tidak satu suara dan justru mengakibatkan rendahnya kredibilitas pemerintah dalam menangani kasus pandemic COVID-19. Pada langkah deteksi dan identifikasi sebenarnya langkah ini bisa dilakukan dengan lebih cepat dari yang sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

This study aims to measure and identify correlations intimate touch with marital satisfaction in five years of early marriage. The study hypothesis states that there is a positive and significant correlation between marital satisfaction with intimate touch of husband and wife in five years of early marriage. The research methodology is quantitative with survey method manually. The research instrument was a questionnaire enclosed to each husband and wife. Through multistage cluster sampling techniques, researchers get 102 couples aged marriage on the Tamanan and Mojoroto as representative samples. The sample size was based on the formula Slovin with the 90 percent level of confidence, Data continuum (interval) obtained from the research process intervalisation of ordinal data and measurement Likert scale of four levels. The results showed acceptance of the research hypothesis, namely intimate touch with marital satisfaction correlated positively and significantly to the husband and wife five years of early marriage. Husband shows the correlation coefficient intimate touch with marital satisfaction (Г = 0.658) higher than wives (Г = 0.415). This means that the husband showed a positive correlation to be 'strong' and significant, while the wife to show a positive correlation 'moderate' and significant. Thus, there is a possibility of direct links between intimate touch with marital satisfaction in husband and wife. The results shown by this study turned out to be in line with a number of previous studies in the local context to the West as exposed in the discussion of the results.