Nilai Moralisme

Nilai moral merujuk kepada nilai-nilai sosial yang yang mengatur secara keseluruhan tentang kebiasaan dari anggota suatu komunitas tertentu yang berdasarkan agama, adat-istiadat ataupun akulturasi dari beberapa budaya. Di Indonesia sendiri seiring dengan majunya teknologi nilai moral yang ada mulai terakulturasi dengan budaya asing dan salah satu hasil dari akulturasi tersebut adalah prank atau gurauan, olok-olok yang bertujuan untuk menghibur. Hal ini juga didorong oleh adanya konten prank yang viral atau tersebar dengan cepat dan luas kepada komunitas. Walaupun sejatinya prank bersifat untuk menghibur, tetapi apabila pihak yang terlibat tidak setuju dengan perlakuan tersebut aksi tersebut bisa berdampak negatif bagi pelaku, orang yang dituju serta pengguna internet lainnya.

Anak usia dini merupakan masa golden age, dimana otak akan menyerap
pengetahuan dan keahlian dengan cepat. Pada masa tersebut merupakan waktu
yang tepat untuk menanamkan nilai moral kejujuran, agar mempunyai bekal untuk
bersosialisasi dan menyesuaikan etika yang ada di lingkungannya. Setelah melihat
masalah nilai kejujuran pada anak bernama Nadia yang tertulis pada halaman 1,
hal tersebut melatarbelakangi penciptaan skenario Niswara tentang cara
menanamkan nilai moral kejujuran pada anak usia dini. Metode yang dilakukan
yaitu observasi tokoh, observasi lokasi, riset nilai kejujuran pada anak usia dini
dan riset segmentasi. Skenario Niswara bercerita tentang menanamkan nilai moral
kepada anak usia dini dengan cara membiasakan setiap hari untuk berbicara jujur
dan disisi lain dengan cara konsep white lie, yakni konsep “tidak berbohong tetapi
tidak mengatakan semuanya”. Skenario drama televisi ini dikemas dalam bentuk
cerita lepas berdurasi 90 menit termasuk commercial break, dengan jenis cerita
drama televisi keluarga dan segmentasi untuk orang tua muda. Skenario Niswara

tentang menanamkan nilai moral kejujuran ini cukup berhasil, dilihat dari adegan-
adegan yang dihadirkan cukup efektif dalam menanamkan nilai moral kejujuran

pada anak usia dini.

Karya terjemahan Gamal Komandoko ini menyebutkan bahwa buku Kalillah Wa Dimnah di dalamnya terdapat cerita hewan-hewan bukan sekedar cerita biasa. Secara cerdik dan jeli, Bedapa sang filsuf itu menggambarkan sifat dan perangai manusia dalam sifat dan perangai hewan-hewan. Kejahatan seorang manusia yang akan mencelakai orang lain yang telah berbuat baik kepadanya. Bedapa tidak hanya mengungkap masalah siasat, baik maupun buruk, melainkan menggambarkan buah yang bisa dipetik dari perbuatan sebelumnya. Maka, untuk itu secara terperinci akan saya analisis nilai kehidupan yang terkandung dalam cerita Kera dan Kura-Kura dalam buku Kalillah Wa Dimnah khususnya pada nilai moral.