[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

Materi Akidah

0, 2022

Modul Kuliah Pendidikan Agama Islam

Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung MODUL 1 AKIDAH ISLAM TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui kegiatan pembelajaran, Tanya-jawab, dan diskusi. Mahasiswa dapat:  Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian akidah Islam;  Mahasiswa dapat menjelaskan sumber dan fungsi Akidah;  Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik akidah Islam;  Mahasiswa dapat menjelaskan ruang lingkup akidah Islam;  Mahasiswa dapat menjelaskan hal-hal yang bisa merusak akidah;  Mahasiswa dapat menjelaskan rukun iman;  Mahasiswa dapat mengidentifikasi tanda-tanda orang yang beriman;  Mahasiswa dapat menjelaskan korelasi iman dan takwa. MATERI PEMBELAJARAN A. Definisi Akidah Islam 1. Definisi Etimologi Kata akidah Islam terdiri dari dua kata, yaitu akidah dan Islam. Keduanya memiliki makna tersendiri. Kata akidah berasalah dari bahasa Arab, derivasi ‘aqoda-ya’qiduaqidatan’ yang berarti ikatan. Karenanya, akidah sering dikonotasikan sebagai ikatan yang memperkuat hati dan keyakinan seseorang, atau ikatan yang menghubungkan antara manusia dengan Tuhannya. Kata Islam berasal dari kata derivasi ‘aslama-yuslimu-islaman’ yang berarti penyerahan diri. Karenanya, Islam merupakan penyerahan diri secara totalitas seorang hamba kepada Tuhannya. 2. Definisi Terminologi Secara istilah akidah berarti hal-hal yang wajib diketahui dan diyakini oleh hati (pikiran dan hati). Akidah juga didefinisikan sebagai iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. Sedangkan Islam secara istilah adalah agama yang ajarannya dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa akidah Islam adalah hal-hal tentang keimanan yang wajib diketahui dan diyakini dalam hati secara teguh dan pasti serta tanpa keraguan yang bersumber dari ajaran agama yang dibawa dan disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. 3. Definisi Para Ahli a. Hasan Al-Bana Aqaid (bentuk jamak dari kata aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya dalam hati, mendatangkan ketentraman jiwa, sehingga menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. 1 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung b. Abu Bakar Jabir al-Jazairy Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipraktikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dna keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu. c. Muhammad Saltut Akidah adalah sisi teori yang wajid diimani terlebihd dahulu dari segala sesuatu dengan keimanan yang tidak dicampuri dengan keragu-raguan atau terpengaruh oleh kesangsian. d. Sayyid Sabiq Akidah adalah membenarkan sesuatu dan menetapkannya tanpa ragu-ragu atau bimbang. e. Sulaiman Asqar Akidah adalah sesuatu yang diimani oleh seseorang dan ia memandangnya dengan kepuasan hati yang kuat. Atas dasar inilah ia mengimani dan memegangnya dalam hidup. B. Istilah-Istilah Selain menyebutkan akidah, para ulama juga memberikan istilah-istilah lain tentang akidah, sebagai berikut: 1. Tauhid (Mengesakan Allah) Sebagian ulama menamakan kaidah dengan istilah tauhid. Hal tersebut, karena ajaran pokok dalam akidah adalah tentang keesaan Allah atau tauhid. 2. Ushuluddin (Pokok-pokok Agama) Istilah akidah kadang disebut dengan menggunakan istilah ushuluddin dengan alasan bahwa karena akidah merupakan ajaran yang paling mendasar dalam menjalankan dan menegakkan agama. 3. Al-Fiqh al-Akbar (Pemahaman Yang Agung) Istilah ini dikemukakan oleh Abu Hanifah. Penamaan ini didasarkan kepada pemahaman beliau tehadap perintah tafaqquh fid din (memperdalam ilmu agama). Fiqh akbar merupakan istilah yang membedakan akidah sebagai ajaran pokok yang fundamental yang yang sangat agung, dengan ajaran-ajaran agama praktis yang kemudian disebut fiqh. 4. Iman (Kepercayaan) Sebagian ulama menyamakan istilah akidah dengan iman, karena akidah merupakan kepercayaan yang terikat di dalam hati. Hal-hal yang berkaitan dengan keimanan ini kemudian terkumpul dalam rukun iman, sehingga pembahasan akidah identik dengan pembahasan rukun iman. C. Sumber-Sumber Akidah Islam 1. Sumber Pasti (Qath’i) Tidak ada satu pun pembuktian yang dapat dibenarkan dan diakui terkait dengan kebenaran yang dapat diakui tentang ajaran akidah Islam kecuali pembuktian yang berasal dari Allah dan Rasulnya. Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang mengetahui tentang Allah melainkan Allah itu sendiri dan Rasul-Nya. Karenanya, sumber akidah yang diakui dalam Islam adalah: 2 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung a. Firman Allah (Al-Quran) Al-Quran adalah kitab suci yang wajib diyakini kebenaran isinya dan petunjuknya wajib untuk dilaksanakan. Al-Quran memberikan ajaran-ajaran yang harus dipegang teguh oleh umat Islam, karena hanya petunjuk al-Quran lah yang akan menyematkan manusia dari kesesatan dan kecelakaan. Kebenaran Al-Quran sebagai sumber ajaran akidah tidak dapat ditawar-tawar lagi, karenanya kebenaran ajaran akidah dari al-Quran bersifat mutlak (qath’i) ُ ََ َ ً َ ٰ َ ْ َ ْ ‫اّلل ج ِم ْيعا َّولا تفَّرق ْوا‬ ِ ‫َواعت ِص ُموا ِبح ْب ِل‬ “Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai” (Q.S. Ali Imran: 103) َ َ َ َ ُ َ َ َّ َ َ ٰ َْ َ ً ُ ِّ ُ ََّ ْ ‫اي فلا َي ِضل َولا يشقى‬ ‫ ف ِاَّما َيأ ِتينك ْم ِِّم ِن ْي هدى ە ف َم ِن اتبع هد‬... “…. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka (ketahuilah) barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (Q.S. Thaha: 123) b. Sabda Rasulullah (Al-Hadis) Jika kebenaran ajaran akidah dari al-Quran bersifat mutlak (qath’i), maka kebenaran ajaran akidah yang bersumber dari sabda Rasulullah SAW (al-Hadis) hanya hadis mutawatir-lah yang dapat dikonfirmasi sebagai kebenaran yang dapat diakui. Sedangkan hadis-hadis ahad meskipun memiliki kualitas shahih tidak dapat dijadikan sandaran dalam dalam akidah Islam. Mahmud Saltut menyatakan bahwa hadis (sunnah) ahad hanya menimbulkan persangkaan. Allah membolehkan mempergunakan persangkaan di dalam masalah amal, cabang dan bukan pada hal-hal yang bersifat ilmiah dasar-dasar akidah dalam agama. 2. Sumber Nisbi (Dzanni) Meskipun Al-Quran dan al-Hadis Mutawatir dipastikan sebagai sumber yang pasti terkait dengan ajaran akidah dalam Islam, namun beberapa aspek ajaran dalam akidah dapat diketahui dan dipahami oleh sumber-sumber lain tetapi bersifat terbatas. Sumbersumber itu adalah: a. Akal Sehat Akal sehat manusia dapat mengenali beberapa aspek akidah yang benar. Bahkan AlQuran sendiri menyatakan beberapa petunjuk yang mendeskripsikan kemampuan akal manusia dalam menetapkan aqidah yang benar. Sebagai contoh, bagaimana Allah SWT. meyakinkan manusia akan penciptaannya dengan dalil akal yang tidak mungkin terbantahkan: َ َ َ ُ ْٰ ُ ُ َ ُ َ ‫ا ْم خ ِلق ْوا ِم ْن غ ْي ِر ش ْيء ا ْم ه ُم الخ ِلق ْون‬ “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?” (Q.S. At-Thur: 35) Ibnu Abbas menafsirkan ayat tersebut sebagai berikut: “maksudnya, apakah manusia itu ada, diciptakan tanpa ada yang menciptakan?” tentu saja tidak mungkin. Ataukah mereka menciptakan diri mereka sendiri? Hal ini lebih tidak mungkin. Sehingga tidak ada pilihan lain kecuali adanya Dzat yang menciptakan diri mereka, yaitu Allah SWT. Namun kemampuan akal sehat dalam memahami perkara akidah hanya terbatas pada hal hal yang bersifat global (mujmal). Adapun rincian ilmu akidah (tafshil) hanya dapat diketahui melalui nash wahyu ilahi. Sebagai contoh keagungan Allah dapat diketahui 3 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung secara akal dengan melihat keagungan ciptaan-Nya. Akan tetapi rincian nama dan sifatsifat Allah ta’ala hanya diketahui melalui wahyu. Begitu juga dengan keberadaan hari kiamat. Akal sehat mengetahui akan adanya hari kiamat, tapi rincian kejadian di hari kiamat hanya diketahui melalui wahyu, dan seterusnya. Karena akal manusia tidak sampai untuk mencapai hakikat hal-hal gaib (yuhaarul uquul). Tapi bukan berarti juga hal-hal gaib yang disebutkan mustahil secara akal (yuhaalul uquul). Ketika nash dari Al Qur’an maupun Sunnah yang sohih terlihat bertentangan dengan akal maka akal harus tunduk kepada Al Qur’an dan Sunnah. karena Al Qur’an dan Sunnah bersifat qath’i (pasti) tidak ada ihtimaal (kemungkinan) salah, sementara akal manusia sangat mungkin untuk salah. b. Fitrah Manusia Manusia diciptakan dalam keadaan fitrah. Dengan fitrah manusia mengetahui adanya Allah sebagai Dzat yang menciptakan. Dengan fitrah juga manusia mengetahui bahwa dirinya adalah makhluk lemah yang butuh kepada Allah. Bahkan dengan fitrahnya manusia membutuhkan peribadahan, karena memang manusia diciptakan sebagai hamba. Dan menjadi sunnatullah barang siapa yang tidak menghambakan dirinya kepada Allah, dia akan menjadi hamba selain Allah. Dan begitu juga dengan fitrah tumbuh dalam jiwa seseorang dorongan untuk berbuat kebaikan. Oleh karena itulah fitrah menjadi salah satu hujjah (argumen) ahlussunnah untuk menetapkan akidah. Tentunya fitrah yang masih bersih dan belum terkontaminasi oleh fitnah syubhat maupun syahwat. Namun sebagaimana akal, fitrah manusiapun tidak cukup untuk bisa mengenal rincian akidah ahlussunnah wal jama’ah. Sahingga karenanya perlu untuk diutusnya para Rasul dengan wahyu berupa Al-Qur’an maupun As-Sunnah untuk menegaskan akidah yang ditetapkan oleh fitrah manusia, dan memperinci akidah akidah yang ada. Seperti akidah Ahlu Sunnah bahwa Allah beristiwa di atas Arsy. Fitrah maupun akal manusia menyatakan bahwa Allah SWT berada di atas, namun keberadaan Allah beristiwa di atas Arsy hanya diketahui melalui wahyu dari Allah SWT. D. Fungsi Akidah Islam menempatkan akidah dalam posisi yang sangat fundamental. Karenanya sebagian besar ajaran-ajaran dalam al-Quran maupun Sunnah Nabi berbicara tentang akidah dan keyakinan. Secara fungsional, akidah dalam Islam memiliki setidaknya 3 fungsi dasar, yaitu sebagai berikut: 1. Akidah menuntun dan mengembangkan dasar ketuhanan yang dimiliki sejak lahir Akidah merupakan fitrah manusia sejak manusia di lahirkan. Bahkan sejak manusia berada di alam barzah sudah mengangkat kesaksian tentang pengakuan Tuhan terhadap Allah. ُ َ ُ َ ََ ْ ُ ْ َ ٰٓ َ ُ َ ْ َ َٰ َ ُ ََ َْ َ ٰ ُ َ ُ ‫ن َب ِن ْي اد َم ِم ْن ظ ُه ْو ِر ِه ْم ذ ِِّرَّيت ُه ْم َواش َهده ْم على انف ِس ِه ْم ال ْست ِب َر ِ ِّبك ْم قال ْوا َبلى ش ِهدنا‬ ْۢ ْ ‫َواِ ذ اخذ َربك ِم‬ “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Q.S. Al-A’raf: 172) ٰ َْ َْ َْ َ َ ََْ َ ْ َ َ ْ ُ ْ ِّ َ ٰ ٰ َّ َ َ َ ْ َّ ٰ َ َ ْ ً ْ َ ْ ِّ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫خ‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ي‬ ‫د‬ ‫ب‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫اس‬ ‫الن‬ ‫اّلل ال ِتي فطر‬ ‫الدين الق ِِّي ُم َول ِكَّن اكث َر‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫ذ‬ ‫اّلل‬ ِ ‫لدي ِن ح ِنيفا ِفطرت‬ ِ ِ ِ ‫فا ِقم وجهك ِل‬ ِ ِ ِ ِ َ َ ْ َ َّ ‫اس لا َيعل ُم ْون‬ ِ ‫الن‬ 4 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Q.S. Ar-Rum: 30) 2. Akidah merupakan fondasi setiap amal Akidah merupakan fondasi yang mendasari setiap perbuatan dan amal manusia. Jika akidahnya tidak ada atau salah, maka segala amalnya akan sia-sia, sehingga manusia akan merugi. Dalam al-Quran banyak ayat-ayat yang menyebutkan keimanan (akidah) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari amal shalih, dan menyatakan bahwa keimanan (akidah) adalah dasar utama kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. َ َ ْ ْ َّ ُ َ َ ْ ُ َ ٰ َ ْ َّ َّ ْ ُ ْ َْ ْ َّ ْ َ َ َ َ ِّ َ ْ ٰ ٰ َ َََ ْ ࣖ ‫ ِالا ال ِذين امنوا وع ِملوا الص ِلح ِت وتواصوا ِبالح ِق ە وتواصوا ِبالصب ِر‬- ‫ ِان ال ِان َسان ل ِف ْي خسر‬- ‫َوالعص ِر‬ “Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (Q.S. Al-‘Ashr: 1-3) َ ُ ْ ُ َ ٰ ُْ َ َ َ ً َ َ َ ْ َ ُ ْ َ َّ ْ َ َ ً ِّ َ ً َ َّ ْ ُ َ َ ْ ُ ‫َم ْن ع ِمل ص ِالحا ِِّم ْن ذكر ا ْو انثى َوه َو ُمؤ ِمن فلنح ِي َينه ح ٰيوة ط ِي َبة َولنج ِز َين ُه ْم اج َره ْم ِباح َس ِن َما كان ْوا َيع َمل ْون‬ “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. Al-Nahl: 97) 3. Akidah mewujudkan keikhlasan dalam beribadah kepada Tuhan Akidah yang yang bisa mendatangkan keikhlasan adalah akidah yang terbebas dari segala bentuk noda dan nista, yaitu syirik (meduakan Allah SWT). Keikhlasan adalah modal dasar diterimanya amal ibadah seorang hamba kepada Sang Pencipta. Sebaliknya kemusyrikan adalah penyebab dihancurkannya semua pahala amal dan kebaikan. َ ْ ُ ٰ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ ِّ ُ َ َ ْ ْ ُ َ ٰ ُ ْ َ ‫الدين ولو ك ِره الك ِفرون‬ ِ ‫فادعوا اّلل مخ ِل ِصين له‬ “Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).” (Q.S. Ghafir: 14) ُ ْ ََ ْٰ َ ُ ََ َ ُ َ َ ْ َ َ ْ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ َّ َ َ َ ‫َولقد ا ْو ِح َي ِال ْيك َواِ لى ال ِذين ِم ْن ق ْب ِلك لىِٕن اش َركت ل َيح َبطَّن ع َملك َولتك ْونَّن ِم َن الخ ِس ِر ْي َن‬ “Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, “Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi.” (Q.S. Az-Zumar: 65) 4. Akidah merupakan misi dakwah para rasul Akidah merupakan ajaran fundamental yang dibawa dan disyiarkan oleh para Rasul dari Nabi Pertama Adam A.S. sampai Nabi terakhir Muhammad SAW. Akidah merupakan ajaran pertama yang disampaikan kepada ummat, sebelum disampaikan ajaran lainnya. ُ ِّ ُ َ َ ْ َّ َ َ ْ َٰ َْ َ ْ ََ ُ ْ َ ً َ َ ْ َ َ ُ َّ ْ ُٰ ‫َولقد َبعثنا ِف ْي ك ِل اَّمةَّر ُس ْولا ا ِن اع ُبدوا‬ ‫اّلل َواجت ِن ُبوا الطاغ ْوت ف ِمن ُه ْمَّم ْن هدى‬ ‫اّلل َو ِمن ُه ْمَّم ْن حقت عل ْي ِه‬ َْ َ ُ َ ٰ َّ ُْ َ َ ِّ َ ْ ُ َ َ َ َ َ ‫الضللة ف ِس ْي ُر ْوا ِفى الا ْر ِض فانظ ُر ْوا ك ْيف كان ع ِاق َبة ال ُمك ِذ ِب ْين‬ “Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di 5 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung 5. 6. 7. 8. bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (Q.S. Al-Nahl: 36) Akidah membawa keselamatan dan kebahagiaan manusia dunia-akhirat Akidah adalah dasar-dasar agama yang merupakan kunci mencapai keselamatan dan kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat kelak. Karenanya, orang yang tidak perpegang pada tali akidah (agama Islam), semua alamnya tidak akan diterima dan di akhirat termasuk orang-orang yang merugi: َ ْ َ َْ ْٰ ْٰ ُ ُ ْ َ ْ ََ ً ْ ‫َو َم ْنَّيبت ِغ غ ْي َر ال ِا ْسل ِام ِدينا فل ْن يق َبل ِمنه َوه َو ِفى الا ِخ َر ِة ِم َن الخ ِس ِر ْي َن‬ “Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.” (Q.S. Ali Imran: 85) Akidah memperkuat keimanan dan ketakwaan Akidah yang benar akan memberikan dampak meningkat dan menguatnya keimanan dan ketakwaan hamba kepada Allah SWT. Dan karenanya, hamba tersebut akan senantiasa berada dalam bimbingan dan petunjuk Allah SWT. َ ٰ ْ َ ٰ َ ُ ْ ٰ ْ َ َّ َ ٰ َّ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َّ َ َّ ْ ِّ ً ُ - ‫ ال ِذين ُيؤ ِمن ْون ِبالغي ِب َو ُي ِق ْي ُم ْون الصلوة َو ِِما َرزقن ُه ْم ُين ِفق ْون‬- ‫ذ ِلك ال ِكت ُب لا َر ْي َب ِف ْي ِه هدى ِلل ُمت ِق ْين‬ َ ٰۤ ُ َ ْ ِّ َّ ْ ِّ ً ُ ٰ َ َ ٰۤ ُ َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ َ ٰ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ َّ َ ‫ اول ِٕىك على هدى ِمن ر ِب ِهم واول ِٕىك‬- ‫وال ِذين يؤ ِمنون ِبما ان ِزل ِاليك وما ان ِزل ِمن قب ِلك و ِبالا ِخر ِة هم يو ِقنون‬ َ ُ ْ ْ ُ ‫ه ُم ال ُمف ِلح ْون‬ “Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada (AlQur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. AlBaqarah: 1-6) Akidah merupakan fundamen dari persaudaraan Akidah merupakan tali yang mengikat ukhuwah dan persaudaraan. Persaudaraan yang didasarkan karena Allah SWT, bukan karena materi atau kepentingan. Ukhuwah seakidah adalah ukhuwah yang akan mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah SWT. ُ َّ ُ َ َ ُ ُ َّ َ َ َ ٰ َ َ َ ْ َ ُ ْ ْ َ َّ ُ ْ ََ ‫ِانما ال ُمؤ ِمن ْون ِاخ َوة فاص ِلح ْوا َب ْين اخ َو ْيك ْم َواتقوا‬ ࣖ ‫اّلل لعلك ْم ت ْرح ُم ْون‬ “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-Hujurat: 10). Akidah mememberikan motivasi dan harapan hidup tinggi Akidah yang benar adalah akidah yang membebaskan manusia dari ketergantungan kepada selain Allah SWT., hanya Allahlah tempat tumpuan dan harapan hidup di dunia dan di akhirat. Orang yang kuat memegang akidah hidupnya akan bebas dan tidak tergantung kepada apapun selain Allah SWT, akan bersyukur jika mendapatkan nikmat dan tidak akan berputus asa ketika mendapatkan kesusahan dan kesulitan. َ۟ َ ۟ َ َّ ٰ ٰ ْ َ َ ْ َّ ٰ ْ ْ ْ ‫اّلل ِالا الق ْو ُم الك ِف ُر ْون‬ ِ ‫ َولا تا ْي َٔـ ُسوا ِمن َّر ْو ِح‬... ِ ‫اّلل ِانه لا َيا ْي َٔـ ُس ِمن َّر ْو ِح‬ “… dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.” (Q.S. Yusuf: 87). 6 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung 9. Akidah memberikan ketenangan hati Orang yang berpegang teguh kepada akidah tidak akan merasakan hati yang was-was, ragu, maupun gundah. Hati mereka akan tenang dan tentram, karena senantiasa berada di bawah keyakinan yang benar terhadap Allah SWT. ََ ٰ ْ ْ ُُْ ْ َ ْ ُ َ ٰ َ ْ َّ َْ ٰ ُ ُُُْ ‫اّلل تط َمىِٕن القل ْو ُب‬ ِ ‫ال ِذين امنوا َوتط َمىِٕن قلوبه ْم ِب ِذك ِر‬ ِ ‫اّلل الا ِب ِذك ِر‬ “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (Q.S. Ar-Ra’du: 28) E. Karakteristik Akidah Islam Akidah merupakah pilar agama dan pondasi dalam mengamalkan ajaran agama. Akidah Islam merupakan ajaran penutup dan penyempurna atas akidah-akidah agama samawi sebelumnya. Karenanya, akidah Islam memiliki karakteristik yang istimewa sebagai berikut: 1. Ketauhidan yang Jelas dan Sederhana Akidah Islam merupakan ajaran yang jelas dan sederhana. Tidak ada dogma dan doktrin akidah yang samar-samar dan tersembunyi di dalamnya. Dengan kata lain, ketauhidan dalam Islam adalah mempersembahkan semua ibadah hanya kepada Allah dan mengikuti (ittiba’) kepada Nabi Muhammad SAW. ُ َّ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ْ َ ُ َ َّ ُ ٰ َ ََ ُٰ َ ُ ْ ُ ََ ً ُ ْ َ ْ َ ‫قل هو‬ ࣖ ‫ ولم يكن له كفوا احد‬- ‫ لم ي ِلد ولم يولد‬- ‫ اّلل الصمد‬- ‫اّلل احد‬ “Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (Q.S. Al-Ikhlas: 1-4) ٰ َ ٰ َ َ َ َ َ ُ ٰ َّ َ ٰ َ ْ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ َْ ‫لو كان ِفي ِهما ا ِلهة ِالا‬ ‫اّلل َر ِ ِّب الع ْر ِش عما َي ِصف ْون‬ ِ ‫اّلل لف َسدتا ف ُس ْبحن‬ “Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki ‘Arsy, dari apa yang mereka sifatkan.” (Q.S. Al-Anbiya: 22) 2. Sesuai Fitrah Akidah Islam memperhatikan dan mempertimbangkan fitrah manusia, sehingga tidak ada satupun ajaran tentang akidah yang ditetapkan dalam Islam bertentangan dengan fitrah penciptaan manusia. ٰ ْ َ َْ َْ َْ َ َ ََْ ِّ َ ٰ ٰ َّ َ َ َ ْ َّ ٰ َ َ ْ ً ْ َ ْ ِّ َ َ ْ َ ْ َ َ َ‫الديْ ُن ْال َق ِّي ُم َولكَّن اك َثر‬ َ ‫الن‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫خ‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ي‬ ‫د‬ ‫ب‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫اس‬ ‫اّلل ال ِتي فطر‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫ذ‬ ‫اّلل‬ ِ ‫لدي ِن ح ِنيفا ِفطرت‬ ِ ِ ِ ِ ‫فا ِقم وجهك ِل‬ ِ ِ ِ ِ ِ َ َ ْ َ َّ ‫اس لا َيعل ُم ْون‬ ِ ‫الن‬ “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,” (Q.S. Al-Rum: 30) 3. Selaras dengan Akal Sehat Dogma dan aturan dalam akidah Islam akan selalu dapat dipahami dan selaras dengan nalar dan akal sehat manusia, sehingga mampu menyelematkan mereka dari berbagai subhat dan keinginan syahwat. 7 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung 4. Bersumber dari Wahyu (al-Tauqif) Akidah Islam bersumber dari Allah dan tidak melampaui apa yang terdapat di dalam alQuran dan al-Hadis. Akidah Islam tidak diambil dari konklusi nalar dari pandangan dan persepsi manusia ataupun silogisme (qiyas). 5. Lestari dan Konstan Akidah Islam adalah akidah yang lestari serta konstan yang tidak menerima penambahan dan pengurangan ataupun pembelotan (tahrif) dan penggantian (tabdil). Al-Quran dan AlHadis adalah sumber sumber murni dalam ajaran akidah, sehingga selain dari keduanya yang berupa cerita-cerita bohong dan khurafat ditolak dalam akidah Islam. 6. Komprehensif Ajaran akidah mencakup semua aspek ajaran-ajaran dan doktrin-doktrin yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam beragama dan beribadah. 7. Saling Melengkapi (takamul) Ajaran-ajaran dan doktrin akidah dalam Islam bersifat saling melengkapi sebagian yang satu dengan debagian yang lainnya, sehingga tidak ditemukan adanya kontradiksi dan berlawanan dalam semua aspek ajarannya. 8. Berdasar kepada Dalil dan Hujjah Akidah Islam adalah akidah yang disertai hujjah, dalil dan bukti (burhan) dalam menetapkan keputusan-keputusannya, bukan berdasarkan pada keharusan dan pembebabanan (taklif) yang membabi buta. Bahkan keimanan yang hanya ikut-ikutan (taklid) itu tidak diterima dalam Islam. Oleh karenanya, adalah penting bagi umat Islam untuk memperdalam dan memperluas wawasan keislamannya, agar tidak terjebak kepada ikut-ikutan dan taklid yang membabi buta (take for granted) dalam mengamalkan setiap keyakinan akidah. 9. Moderat Akidah Islam adalah akidah yang tengah-tengah dan moderat (tawasut) yang didalamnya tidak ditemukan ekstrimisme. Prinsip akidah Islam berada di tengah-tengah atau merupakan pusat diantara dua kutub yang bertentangan dan berlawanan. َّ َ ْ َ ْ ْ َ َ َ ْ ْ ُ َ َْ ْ َ ْ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ ْ ‫ َالا َت ْط َغ‬- ‫ان‬ ‫ َوا ِق ْي ُموا ال َوزن ِبال ِق ْس ِط َولا تخ ِس ُروا ال ِم ْيزان‬- ‫ان‬ ‫ز‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ى‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ز‬ ‫والسماۤء رفعها ووضع ال ِمي‬ ِ ِ ِ “Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan, agar kamu jangan merusak keseimbangan itu, dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu.” (Q.S. Al-Rahman: 7-9) F. Ruang Lingkup Akidah Islam Akidah Islam memiliki ruang lingkup yang mencakup pembahasan tentang hal-hal sebagai sebagai berikut: 1. Ilahiyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ‘keilahiyahan’ Tuhan atau Allah SWT., seperti wujud Allah, nama-nama Allah, sifat-sifat Allah, perbuatan af’al Allah dan sebagaianya. 2. Nubuwat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kenabian dan kerasulan, termasuk di dalamnya pembahasan tenga kitab-kitab suci dan suhuf-suhuf yang diberikan kepada mereka, kemukjizatan, karamah dan sebagainya. 3. Ruhaniyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam-alam ruhani (metafisik) seperti malaikat, jin, iblis, syaitan, roh dan lain-lain. 8 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung 4. Sam’iyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan segala sesuatu yang informasinya hanya didapat dari khabar sama’i, yaitu dalil-dalil naqli, baik dari kitab suci maupun sabda para Nabi. Misalnya tentang alam akhirat, alam kubur, tanda-tanda kiamat, syurga, neraka, dan segala hal yang berkaitan dengan alam akhirat. G. Tingkatan Akidah Islam Kekuatan akidah seseorang berbeda-beda, dipengaruhi oleh kemampuan dalam memahami dalil-dalil, pemahaman, penghayatan dan aktualisasinya dalam kehidupan terhadap persoalan-persoalan keimanan. Kekuatan akidah tersebut dapat dibagi ke dalam empat tingkatan: 1. Tingkatan Taklid Taklid diartikan menerima suatu keyakinan dan kepercayaan dari orang lain tanpa mengetahui alasan dan dalil-dalilnya. Sikap taklid ini biasa dipegang oleh masyarakat awam. Meski demikian, taklid dalam keyakinan merupakan hal yang dilarang oleh Allah, sebagaimana difirmankan dalam al-Quran Surat Al-Isra ayat 36: ً َ َ َ َْ َ ُ َْ ََ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ ٰۤ ُ ُ َ َ ُ ْ َّ ‫ك ب ٖه ع ْلم اَّن‬ ‫الس ْم َع َوال َبص َر َوالفؤاد كل اول ِٕىك كان عنه َم ْس ُٔـ ْولا‬ ِ ِ ِ ‫ولا تقف ما ليس ل‬ “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (QS Al-Isra: 36). Adapun orang yang mengikuti pendapat orang lain, akan tetapi mereka memahami alasan dan dalil-dalilnya, tidak termasuk ke dalam kategori taklid, melainkan masuk ke dalam kategori ‘ittiba’. Misalnya dalam Al-Quran Allah berfirman: ُ َ َّ َ ُ َ ُ ْ َ ُ ُ َّ ‫ات ِبع ْوا َم ْن لا ي ْس َٔـلك ْم اج ًرا َّوه ْم م ْهتد ْون۔‬ “Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. Yasin: 21). ُ َ َّ ْ ُ ْ َّ ُ ْ َ َ َ ْ َّ َ ٰۤ ُ َ ْ ُ ٰ َ ُٰ ْ َ ََ ُ َ َ ْٰ ࣖ ‫اّلل ف ِب ُهدىه ُم اقت ِد ْه قل لا ا ْس َٔـلك ْم عل ْي ِه اج ًرا ِان ه َو ِالا ِذك ٰرى ِللعل ِم ْين‬ ‫اول ِٕىك ال ِذين هدى‬ “Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (AlQuran)". Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat” (QS AlAn’am: 90) 2. Tingkatan Ilmu Yaqin Ilmul yaqin adalah keyakinan yang diperoleh seseorang berupa pengetahuan dan dalildalil yang bersifat teoretis. Pengertian lain ilmul yaqin adalah mempercayai dengan sempurna tanpa terkena syubhat (kesamaran) ataupun syak (keraguan). Misalnya pengetahuan seorang mukmin tentang syurga. ْ ْ َ َ ْ َ َ ََّ َ َ ْ َ َ ََّ ُ َ َ ْ َ َ ََّ َ ْ ُ ُ ٰ َ ُ َ َّ ُ ْ َ ‫ كلا ل ْو تعل ُم ْون ِعل َم ال َي ِق ْي ِن‬- ‫ ثَّم كلا َس ْوف تعل ُم ْون‬- ‫ كلا َس ْوف تعل ُم ْون‬- ‫ حتى ز ْرت ُم ال َمق ِاب َر‬- ‫ال ٰهىك ُم التكاث ُر‬ Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Sekalikali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), Kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui. Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti,” (Q.S. At-Takatsur: 1-5) 3. Tingkatan Ainul Yaqin Ainul yaqin adalah keyakinan seseorang yang diperoleh berdasarkan pengamatan dan observasi melalui penglihatan dan kesaksian. Misalnya ketika Allah SWT menunjukkan 9 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung bagaimana menghidupkan yang mati atas permohonan Nabi Ibrahim. Tujuannya adalah untuk mendapatkan ‘ainul yaqin disamping ilmul yaqin, karena dengan melihat langsung hati Nabi Ibrahim akan merasakan ketenangan dan ketentraman. ْ َ ْ َ َ َّ َ َ َ ُ َ ْ َّ ُ َ َ َ ْ َ ُ َّ َ ْ ‫ ثم لترونها عين الي ِقي ِن‬- ‫لترون الج ِحيم‬ “niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim, kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri,” (Q.S. At-Takatsur: 6-7) 4. Tingkatan Haqqul Yaqin Haqqul yaqin adalah keyakinan seseornag yang diperolehnya berdasarkan pengalaman dan penghayatan (empiris) atau merasakan secara langsung. Misalnya, ketika orang-orang masuk syurga maka ia merasakan haqqul yaqin, sebelumnya ketika diperlihatkan syurga dan neraka kepada mereka itu masuk kategori ‘ainul yaqin. ْ َ ََ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َّ ٰ َ َ ُ َّ َ َْ ٰ ْ َ ‫ ف َسلم لك ِم ْن‬- ‫ َواَّما ِان كان ِم ْن اصح ِب ال َي ِم ْي ِن‬- ‫ ف َر ْوح َّو َريحان ە َّوجنت ن ِع ْيم‬- ‫فاَّما ِان كان ِم َن ال ُمقَّر ِب ْين‬ َ ْ َ َ ٰ َّ َ َ ْ َ ٰ ْ َ َ َ ُ ْ َ َ ِّ َ ْ ُ ُ َ َ ِّ َِّ ‫ ِان هذا ل ُه َو حق‬- ‫ َّوتص ِل َية ج ِح ْيم‬- ‫ فنزل ِِّم ْن ح ِم ْيم‬- ‫ َواَّما ِان كان ِم َن ال ُمك ِذ ِب ْين الضاۤ ِل ْين‬- ‫اصح ِب ال َي ِم ْي ِن‬ ْ َْ َ ْ ‫ َف َس ِّب ْح ب‬- ‫ال َيق ْين‬ ࣖ ‫اس ِم َر ِ ِّبك الع ِظ ْي ِم‬ ِ ِ ِ ِ “Jika dia (orang yang mati) itu termasuk yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga (yang penuh) kenikmatan. Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan, maka, “Salam bagimu (wahai) dari golongan kanan!” (sambut malaikat). Dan adapun jika dia termasuk golongan orang yang mendustakan dan sesat, maka dia disambut siraman air yang mendidih, dan dibakar di dalam neraka. Sungguh, inilah keyakinan yang benar. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Mahabesar.” (Q‫ز‬S. Al-Waqi’ah: 88-96(. H. Hal-Hal Yang Bisa Merusak Akidah 1. Kufur atau Kafir Kufur berasalah dari bahasa Arab kufr, yang berarti menutupi sesuatu, atau menyembunyikan sesuatu kebaikan yang telah diterima, dana tau tidak berterimakasih atas kebaikan yang diterima. Kafir adalah sebutan bagi orang yang kufur, bentuk jamaknya kafirun atau kuffar. Istilah kafir lebih sering digunakan dalam percakapan daripada kufur, walaupun kadang untuk menunjukkan makna kufur. Secara istilah kufur diartikan sebagai sikap dan atau perbuatan yang menolak, menentang, mendustakan dan mengingkari kebenaran dari Allah SWT yang telah disampaikan oleh Rasul-Nya. Beberapa perbuatan yang dapat diidentifikasi sebagai perbuatan kufur antara lain: a. Mengingkari nikmat dan karunia Allah dan tidak berterimakasih kepada-Nya. Ciri ini ditegaskan dalam Al-Quran, diantaranya dalam QS Al-Nahl: 55 dan Ar-Rum: 34. َ ُ َّ َ َ ٰ ْ َ ٰ َ َ َ َْ َ ُْ ‫ِل َيكف ُر ْوا ِبما اتين ُه ْم فت َمتع ْوا ف َس ْوف تعل ُم ْون‬ “Biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka; bersenang-senanglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya).” (Q.S. Al-Nahl: 55/Ar-Rum: 34) b. Lari dari tanggungjawab atau berlepas diri dari suatu perbuatan. Karakter ini ditemukan dalam QS. Ibarahim: 22: 10 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung ُ َ َ ُ ََ ُ ُ َْ ََْ ُ ْ َ َ َ َ َّ َ َ َ ِّ َ ْ َ ْ َ ٰ ‫الش ْي ٰط ُن لَّما ُقض َي ْال َا ْم ُر اَّن‬ ‫اّلل َوعدك ْم َوعد الح ِق َو َوعدتك ْم فاخلفتك ْم َو َما كان ِل َي عل ْيك ْم ِِّم ْن‬ ‫وقال‬ ِ ِ ُ ُ َُْ ُ َُ َ َ ِّ ََ ْ ُ َْ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ َ َّ ٰ ْ ُ ‫استجبت ْم ِل ْي فلا تل ْو ُم ْ ِون ْي َول ْو ُم ْوا انف َسك ْم َما انا ِب ُمص ِر ِخك ْم َو َما انت ْم ِب ُمص ِر ِخَّي ِاِن ْي‬ ‫سلطن ِالا ان دعوتكم ف‬ َ َ َ َ َ ٰ َّ ُ َ ُ ْ ْ َ َ ُ ََ ‫كف ْرت ِبما اش َركت ُم ْو ِن ِم ْن ق ْبل ِان الظ ِل ِم ْين ل ُه ْم عذاب ا ِل ْيم‬ “Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.” Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih.” (Q.S. Ibrahim: 22) c. Pembangkang atau menolak hukum-hukum Allah SWT. Karakter ini ditemukan dalam QS. Al-Maidah: 44: َّ َّ َ َ َّ َ ُ ُ ْ َ ْ ُ َّ ً ُ َ ْ َ ٰ ْ َّ َ ْ َ ْ َ َّ ْ َْ َ َ َّ ‫النبي ْو َن ال ِذيْ َن ا ْسل ُم ْوا ِلل ِذيْ َن َه ُاد ْوا َو‬ ‫الر ٰب ِني ْون َوالاح َب ُار ِبما‬ ِ ‫نا انزلنا التورىة ِفيها هدى ونور يحكم ِبها‬ ٰ ٰ ْ ً َ َ ْ َّ ُ َ ْ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ ْ ُ َ َ ٰ َُ َْ َ ْ ُ ْ ُ َ ‫الن‬ ‫اس َواخش ْو ِن َولا تشتر ْوا ِبا ٰي ِت ْي ث َمنا‬ ‫اّلل وكانوا علي ِه شهداۤء فلا تخشوا‬ ِ ‫ْاستح ِفظوا ِمن ِكت ِب‬ َ ْ ُ ٰ ْ ُ ُ َ ٰۤ ُ َ ُ ٰ َ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َّ ْ َ َ ً ْ َ ‫ق ِليلا ومن لم يحكم ِبما انزل اّلل فاول ِٕىك هم الك ِفرون‬ “Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat; di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah. Barangsiapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir.” (Q.S. Al-Maidah: 44) d. Meninggalkan amal shalih yang diperintahkan Allah SWT. Karakter ini ditemukan dalam QS. Ar-Rum: 44-45: َ َ َ ََ ُ َ َ ُ ُ َْ َ ً َ َ َ ُْ ُ ٰ َ ْ َّ ْ ٰ ٰ ‫ ِل َيج ِز َي ال ِذين ا َمن ْوا َوع ِملوا الص ِلح ِت ِم ْن‬- ‫َم ْن كف َر فعل ْي ِه كف ُره َو َم ْن ع ِمل ص ِالحا ف ِلانف ِس ِه ْم َي ْم َهد ْون‬ ٰ ْ ُ َ َّ ْ َ ‫يحب الك ِف ِر ْي َن‬ ِ ‫فض ِل ٖه ِانه لا‬ Barangsiapa kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barangsiapa mengerjakan kebajikan maka mereka menyiapkan untuk diri mereka sendiri (tempat yang menyenangkan), agar Allah memberi balasan (pahala) kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dari karunia-Nya. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang ingkar (kafir). (Q.S. Ar-Rum: 44-45) Kufur diklasifikasikan dalam beberapa kategori berdasarkan maknanya secara tektual ataupun kontekstual ke dalam beberapa sebutan: a. Kafir Harbiy Kafir hardbiy adalah orang-orang kafir yang benar-benar membenci dan terus memusuhi Islam dan umatnya. Mereka berusaha keras untuk memecah belah umat Islam dari dalam. Mereka juga berusaha untuk memerangi Islam dari luar dengan 11 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung bekerjasama dan mendukung orang-orang yang membenci dan memusuhi Islam. Allah menggambarkan perilaku mereka dalam firman-Nya: َ ُ ِّ ْ َ َّ َ ْ َّ َ َ ٰ ‫اتخ ُذ ْوا َم ْسج ًدا ض َر ًارا َّوك ْف ًرا َّو َت ْفر ْي ًقاْۢ َب ْي َن ال ُم ْؤمن ْي َن َواِ ْر َص ًادا ل َم ْن َح َار َب‬ ‫وال ِذين‬ ‫اّلل َو َر ُس ْوله ِم ْن‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ْ َ ٰ َ ُ َّ ُ ْ َ ٰ َ ُ ‫َق ْب ُل َو َل َي ْحل ُفَّن ا ْن ا َر ْد َنا اَّلا ال ُح ْس ٰنى َو‬ ‫اّلل يش َهد ِانه ْم لك ِذ ُب ْون‬ ِ ِ ِ “Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada yang mendirikan masjid untuk menimbulkan bencana (pada orang-orang yang beriman), untuk kekafiran dan untuk memecah belah di antara orang-orang yang beriman serta menunggu kedatangan orangorang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka dengan pasti bersumpah, “Kami hanya menghendaki kebaikan.” Dan Allah menjadi saksi bahwa mereka itu pendusta (dalam sumpahnya).” (Q.S. At-Taubat: 107). b. Kafir ‘Inadi Kafir ‘inadi adalah orang kafir yang mengenal dan mengakui ajaran-ajaran Islam secara lisan, akan tetapi hatinya tidak mau mengakui karena adanya kedengkian, dendam, permusuhan terhadap Islam. Allah mengancam kafir inadi dengan neraka Jahanam, sebagaiman difirmankan: َْ َ ََّ َُّ َّ َ ‫ال ِق َيا ِف ْي ج َهن َم كل كفار ع ِن ْيد‬ “(Allah berfirman), “Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka Jahanam semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala” (Q.S. Qaf: 24) c. Kafir Inkari Kafir inkari adalah orang kafir yang secara lahir maupun batin menolak untuk mengakui keberadaan Tuhan, juga mengingkari adanya para Rasul dan ajaran-ajaran yang dibawanya. Golongan ini sering disebut ‘ateisme’. Kelompok ini digambarkan sebagai kelompok yang hanya percaya pada hal-hal yang bersifat material. Allah berfirman: َْ ْ ٰ َ ُ ٰ ُ َّ َ َ َ ُ ٰ َ َ ٰ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ٰ َ َ َ َ ٰ َ َ َ َ ً ٰ َ ‫اف َر َءيت م ِن اتخذ ِالهه هوىه واضله‬ ‫اّلل على ِعلم َّوخت َم على َس ْم ِع ٖه َوقل ِب ٖه َوجعل على َبص ِر ٖه ِغش َوة ف َم ْن‬ ُ َ َ َّ َ َ َ َ َ ٰ ْ َّ َّ َ ُ َْ ُ َ َْ َ ُ َ َّ ْ َ ْ ْ ْ َّ ‫ َوقال ْوا َما ِه َي ِالا ح َياتنا الدنيا ن ُم ْوت َونح َيا َو َما ُي ْه ِلكنا ِالا الده ُر َو َما‬- ‫اّلل افلا تذك ُر ْون‬ ْۢ ‫يه ِدي ِه ِم‬ ِ ‫ن بع ِد‬ َ َ َ ٰ ُ َّ ُ ْ ْ ‫ل ُه ْم ِبذ ِلك ِم ْن ِعلم ِان ه ْم ِالا َيظن ْون‬ “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapa yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat?) Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? Dan mereka berkata, “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.” Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyalah menduga-duga saja.” (Q.S. Al-Jatsiyah: 23-24) d. Kafir Juhdi Kafir juhdi adalah karakteristik orang kafir yang membenarkan dalam hatinya atas adanya Allah SWT dan Rasul-Rasul-Nya, serta ajaran-ajaran yang dibawahnya. Tetapi, mereka tidak mau atau menolak mengikrarkan untuk mengakui kebenaran itu secara lahir karena merasa sombong, angkuh, dan merasa superioritas. Karakter kafir juhdi dijelaskan diantaranya dalam firman-Nya: 12 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung ٰ َ ٰ ُ َ ً َُْ ْ َ َ َ ُ َ َ ُْ َ ُُ ً ْ ُ ْ ْ ‫َف َلَّما َجا َۤء ْت ُه ْم ا ٰي ُت َنا ُم‬ ‫ َوجحد ْوا ِب َها َو ْاست ْيقنت َها انف ُس ُه ْم ظلما َّوعل ًّوا فانظ ْر‬- ‫ص َرة قال ْوا هذا ِسحر م ِب ْين‬ ‫ب‬ ِ ْ ْ ُ َ َ َ َ َ ࣖ ‫ك ْيف كان ع ِاق َبة ال ُمف ِس ِد ْي َن‬ “Maka ketika mukjizat-mukjizat Kami yang terang itu sampai kepada mereka, mereka berkata, “Ini sihir yang nyata. Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongannya, padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. An-Naml: 13-14) e. Kafir Kitabi Kafir kitabi adalah golongan ahli kitab dari golongan Yahudi dan Nashrani, dimana mereka beriman kepada kitab-kitab dan ajaran yang dibawakan oleh nabi-nabi mereka, dan menolak mengakui dan mengimani ajaran-ajaran yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam al-Quran. Mereka dikategorikan kafir, karena mereka menolak beriman kepada Nabi Muhammad SAW, mengimani sebagian dan kufur atas sebagain ajaran Islam. Al-Quran menggambar kafir kitabi diantaranya: ٰ َ ُ ْ َ ْ َّ َّ ٰ ََْ ْ ُ َ ْ َ َ ُ ُْ َ ُْ َ ُ ُ ْ ْ ‫اّلل َو ُر ُس ِل ٖه َو َيق ْول ْون نؤ ِم ُن ِب َبعض َّونكف ُر ِب َبعض‬ ِ ‫ِان ال ِذين َيكف ُر ْون ِب‬ ِ ‫اّلل َو ُر ُس ِل ٖه َو ُي ِر ْيد ْون ان يف ِِّرقوا بين‬ َ َ َ ْ ٰ ْ َ ْ َ ْ َ َ ًّ َ َ ْ ُ ٰ ْ ُ ُ َ ٰۤ ُ ً ْ َ َ ٰ َ ْ َ ْ ُ ََّّ ْ َ َ ْ ُ ْ ُ َّ ًْ ً ‫ اول ِٕىك هم الك ِفرون حقا واعتدنا ِللك ِف ِرين عذابا م ِهينا‬- ‫وي ِريدون ان يت ِخذوا بين ذ ِلك س ِبيلا‬ “Sesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud membeda-bedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan, “Kami beriman kepada sebagian dan kami mengingkari sebagian (yang lain),” serta bermaksud mengambil jalan tengah (iman atau kafir), merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya. Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang menghinakan”. (Q.S. An-Nisa: 150-151) ٰ ْ َْ َ َ َ ْ َّ َّ ْ ْ َ ْ ٰ َّ َ َ َ ‫ِان ال ِذين كف ُر ْوا ِم ْن اه ِل ال ِكت ِب َوال ُمش ِر ِك ْين ِف ْي ن ِار ج َهن َم خ ِل ِدين ِف ْي َها‬ “Sesungguhnya orang-orang yang kafir, yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya”. (Q.S. Al-Bayyinah: 6). f. Kafir Nifaqi Kafir nifaqi adalah karakteristik orang kafir yang menunjukkan sikap lahir yang berbeda dengan perilaku dan sikap di hatinya. Dia menunjukkan keimanan kepada Allah SWT secara lahir, padahal hatinya mengingkari-Nya. Orang-orang ini memiliki watak dasar khianat, inkar janji, dusta, egois dan riya. Ancaman terhadap perilaku ini diantaranya dijelaskan dalam firman-Nya: ْ َّ َّ َ ْ ْ َ َ ُ َ ُْ َ ُ ُ ُُ ُ ‫الر ُس ْول لا يح‬ َ ‫ك الذيْ َن يُ َسار ُع ْو َن فى ال ُك ْفر م َن الذيْ َن َق ُال ْوا ٰا َمَّنا ب َا ْف‬ َّ ‫يٰٓاي َها‬ ‫ن‬ ‫ز‬ ‫اه ِه ْم َول ْم تؤ ِم ْن قل ْوبه ْم َو ِم َن‬ ‫و‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ْ ْ َ ُ َ ُ َ ُْ َ َّ ٰ َ َ ُْْ َُ َ َ َ َ ‫ن َب ْعد َم‬ ْ ‫الذيْ َن َه ُاد ْوا َس ٰم ُع ْو َن لل َكذب َس ٰم ُع ْون لق ْوم اخر ْي َن ل ْم َيأت ْوك يح ِّرف ْون الكل َم م‬ ‫اض ِع ٖه يقولون‬ ‫و‬ ْۢ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ َّ َّ ُ ُ َ َ ْ َ َ ُْ ُ ُ َ َ ٰ ُْ ْ ْ َ َ ْ َ َ َْ ُٰ َ ٰۤ َ ٰ َ َْ ‫ِان ا ْوتِيت ْم هذا فخذ ْو ُه َواِ ن ل ْم تؤت ْو ُه فاحذ ُر ْوا َو َم ْن ي ِر ِد‬ ‫اّلل ش ْي ًٔـا اول ِٕىك ال ِذين‬ ِ ‫اّلل ِفتنته فلن ت ْم ِلك له ِمن‬ َ َ َ ُ َ ُُ ْٰ َ َ َ َْ َ ْ َ ُٰ ‫ل ْم ُي ِر ِد‬ ‫اّلل ان يط ِ ِّه َر قل ْوبه ْم ل ُه ْم ِفى الدنيا ِخ ْزي َّول ُه ْم ِفى الا ِخ َر ِة عذاب ع ِظ ْيم‬ “Wahai Rasul (Muhammad)! Janganlah engkau disedihkan karena mereka berlombalomba dalam kekafirannya. Yaitu orang-orang (munafik) yang mengatakan dengan mulut mereka, “Kami telah beriman,” padahal hati mereka belum beriman; dan juga orang-orang Yahudi yang sangat suka mendengar (berita-berita) bohong dan sangat 13 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung suka mendengar (perkataan-perkataan) orang lain yang belum pernah datang kepadamu. Mereka mengubah kata-kata (Taurat) dari makna yang sebenarnya. Mereka mengatakan, “Jika ini yang diberikan kepadamu (yang sudah diubah) terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah.” Barangsiapa dikehendaki Allah untuk dibiarkan sesat, sedikit pun engkau tidak akan mampu menolak sesuatu pun dari Allah (untuk menolongnya). Mereka itu adalah orang-orang yang sudah tidak dikehendaki Allah untuk menyucikan hati mereka. Di dunia mereka mendapat kehinaan dan di akhirat akan mendapat azab yang besar”. (QS. Al-Maidah: 41) g. Kafir Ni’mat Yaitu kafir akibat perilaku dan sikap menyalahgunakan nikmat-nikmat Allah SWT kepada hal-hal yang dikehendaki-Nya, dan tidak berterimakasih/bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT dalam hidup. Allah memberikan ancaman bagi orangorang ini dengan siksa pedih, dalam firman-Nya: َ َ َ َ َّ ُ َ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ ُ َ َ ْ َ ُ ُْ َ ْ َ ََّ َ ْ َ َ ُ َْ ٰ ‫ َوقال ُم ْوسى ِان تكف ُر ْوا انت ْم َو َم ْن ِفى‬- ‫َواِ ذ تاذن َربك ْم لىِٕن شك ْرت ْم لا ِز ْيدنك ْم َولىِٕن كف ْرت ْم ِان عذ ِاب ْي لش ِد ْيد‬ َْ َ َ َ َ ٰ َّ َ ً ْ َ ‫الا ْر ِض ج ِميعا ف ِان‬ ‫اّلل لغ ِني ح ِم ْيد‬ “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat. Dan Musa berkata, “Jika kamu dan orang yang ada di bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji”. (QS. Ibrahim: 7-8) h. Kafir Syirk Kafir syirk adalah jenis kafir yang berkaitan dengan keyakinan dan perbuatan menodai ajaran akidah Islam esensial, yakni keesaan Allah SWT. Kufur syirk merupakan keyakinan dan sikap serta perbuatan mengakui adanya kekuatan selain Allah SWT dalam menggantungkan hidupnya. Dosa kafir syirk adalah dosa besar yang tidak dapat diampuni. Allah berfirman: َ ْ ْ َ َ ً ْ ْ َ َ ٰ َّ ً ٰٓ َ ْ َ َ ٰ ْ ْ ْ َ َ ُ َ َّ ْ َ َ ٰ َ ْ ُ َ ُ ْ َ َ ‫ِان‬ ‫اّلل فق ِد افترى ِاثما ع ِظ ْيما‬ ِ ‫اّلل لا َيغ ِف ُر ان يش َرك ِب ٖه ويغ ِفر ما دون ذ ِلك ِلمن يشاۤء ومن يش ِرك ِب‬ “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa besar”. (Q.S. an-Nisa: 48) i. Kafir Riddah Yaitu kekafiran yang disebabkan seseorang keluar dari Islam, atau murtad. Murtad adalah seseorang secara hati, pernyataan ataupun perbuatan mengakui bahwa dia keluar dari agama Islam dan memeluk agama atau keyakinan yang bertentangan dengan ajaran akidah dan syariat Islam. Konsekuensi bagai seseorang yang murtad dari agama Islam, diantaranya dijelaskan dalam firman-Nya: ُ َ ُ ْ َ َ ُ ْ ْ َ ُ ََ َ ُ ٰ َ ُ َ ُ َ َ ُ ‫ َولا َي َزال ْون ُيق ِاتل ْونك ْم حتى َي ُرد ْوك ْم ع ْن ِد ْي ِنك ْم ِا ِن ْاستطاع ْوا َو َم ْن َّي ْرت ِدد ِمنك ْم ع ْن ِد ْي ِن ٖه ف َي ُمت َوه َو‬... ُ َ ْ َ ْ َ َ َ ٰۤ ُ َ ْٰ َْ َ َ ُ ٰ ُ َّ ٰ ْ َ َ ٰۤ ُ ‫ك ِافر فاول ِٕىك ح ِبطت اعمال ُه ْم ِفى الدنيا َوالا ِخ َر ِة َواول ِٕىك اصح ُب الن ِار ه ْم ِف ْي َها خ ِلد ْون‬ “ … Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup. Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, 14 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Q.S. Al-Baqarah: 217) 2. Syirik Syirik berasal dari bahasa Arab yaitu syirk yang berarti sekutu atau persekutuan. Dalam perspektif ilmu tauhid, syirik berarti mempersekutukan Tuhan dengan Allah dengan yang lain, baik dalam dzat-Nya, sifat-Nya, atau af’al-Nya, maupun dalam ketaatan yang seharusnya ditujukan hanya kepada-Nya. Orang yang menyekutukan Tuhan disebut musyrik, jamaknya musyrikun. Setidaknya ada empat ciri yang menjelaskan karakter orang-orang musyrik, yaitu: a. Menyembah kepada selain Allah SWT dari makhluk-Nya, misalnya batu, patung, pohon, bintang, kuburan, benda-benda langit, kekuatan alam, manusia yang dianggap setengah dewa dan penjelmaah Tuhan. Karakter mereka digambarkan dalam Al-Quran sebagai berikut: ُ ْ َ ٰ َّ ٰ ْ ُ ٰ َ َ ْ ُ َ َّ ُ ُ ْ َ َ َ َ ُ َ َّ َ ْ َّ ُ َ ْ ُ ْ ِّ ٰ ََ ُ ْ َ ‫اّلل زلفى ان‬ ‫اّلل يحك ُم‬ ِ ِ ‫ال ا‬ ِ ‫الدين الخا ِلص َوال ِذين اتخذ ْوا ِمن د ْو ِن ٖه ا ْوِليا َۤء ما نع ُبده ْم ِالا ِل ُيق ِِّربونا ِالى‬ ِ ‫ّلل‬ ِ ٰ ُ َ َ ٰ َّ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ْ ُ َ ْ ُ َ ْ َ ََّ ‫بينهم ِف ْي ما هم ِفي ِه يخت ِلفون ە ِان‬ ‫اّلل لا َي ْه ِد ْي َم ْن ه َو ك ِذب كفار‬ “Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” Sungguh, Allah akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta dan orang yang sangat ingkar.” (Q.S. Az-Zumar: 3). b. Menyekutukan sesuatu dengan Allah, dalam arti bahwa sesuatu itu memiliki kemapuan, sikap, kekuatan, dan keagungan yang sama dengan sifat-sifat Allah. Misalnya, menganggap bahwa suatu benda mampu memberikan kekuatan, keberkahan atau keberuntungan bagi pemiliknya. c. Menuhankan sesuatu selain Allah, dengan menganggap bahwa sesuatu itu adalah Tuhan yang mengatur hidup mereka. d. Menyembah Allah dengan melalui perantaan benda-benda atau makhluknya. Misalnya berdo’a kepada Allah melalui kuburan-kuburan. e. Menyembah Allah dengan aktivitas yang tidak ditujukan untuk Allah. Misalnya bernazar bukan karena Allah. f. Orang yang mengikuti hawa nafsunya secara membabi buta. Perbuatan ini disebut syirik karena mereka lebih mengikuti hawa nafsunya daripada menaati perintah Allah SWT. Yusuf al-Qaradhawi membagi membedakan syirik ke dalam dua jenis, yaitu syirik akbar (syirik besar) dan syirik ashgar (syirik kecil). a. Syirik Akbar (Syirik Besar) adalah syirik akbar adalah keyakinan dan perbuatan syirik yang tidak akan diampuni Allah SWT, dan pelakunya akan masuk neraka. Syirik akbar ada dua macam: 1) Zhahirun jaliyun yaitu syirik akbar yang jelas dan terang. Contohnya menyembah Tuhan selain Allah. Mereka yang menyembah satu atau beberapa Tuhan disamping menyembah Allah, baik yang berupa benda-benda angkasa (matahari, bulan dan lain-lain), benda mati (patung, batu dan lain-lain), binatang (sapi, anak sapi, dan lain-lain), manusia (Budha, Nabi Isa, dan lain-lain), atau makhluk ghaib (jin, syetan, malaikat, dan lain-lain). 15 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung 2) Bathinun khafiyun, yaitu syirik akbar yang tersembunyi dan samar. Contohnya, berdo’a dan memohon kepada orang mati (Q.S. Az-Zumar: 3, Q.S. Yunus: 18), menjadikan selain Allah sebagai pembuat syari’at (Q.S. at-Taubat: 31, Q.S. AsySyura: 21). b. Syirik Asghar (Syirik Kecil), yaitu syirik kecil yang termasuk kategori dosa besar. Jika pelakunya terus meyakini dan melakukan perbuatan syirik ini, dikhawatirkan mati dalam kondisi kafir. Contoh syrik kecil antara lain: bersumpah dengan selain Allah, memakai gelang dan benang penangkal, memakai jimat, mantera atau jampi/ruqyah yang tidak ada syariatnya, sihir, tanjum (ramalan bintang), tiwalah (pellet), perdukunan dan ramalan, bernazar untuk kepada selain Allah, thiyarah (merasa sial), menyembelih hewan persembahan kepada selain Allah. 3. Nifaq Kata nifaq berasal dari kata nafaqa, yunafiqu, nifaqan wa munafaqatan yang diambil dari kata dasar al-nafiqa’ yang berarti salah satu lubang tempat keluarnya yarbu’ (hewan sejenis tikus) dari sarangnya, dimana jika ia dicari dari lobang yang satu, ia akan keluar dari lobang yang satunya lagi. Nifat menurut terminologi adalah menampakkan keislaman dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Dinamakan demikian, karena ia masuk ke dalam Islam dari satu pintu dan keluar dari Islam dari pintu lainnya. Orang yang memiliki karakteristik nifaq disebut dengan munafiq. Orang-orang munafiq disebut sebagai orangorang fasiq. Allah memberikan ancaman yang berat bagi seorang munafiq, dalam firmanNya: َ َ َ ُٰ ُ ُ َ َََ ْ ُ ُ ْ َ ٰ ٰ ْ َ ٰ ْ ُٰ َ َ َ َ ْ ٰ َّ َ َ َُّ ْ ‫وعد‬ ‫اّلل ال ُمن ِف ِق ْين َوال ُمن ِفق ِت َوالكف َار ن َار ج َهن َم خ ِل ِدين ِف ْي َها ِه َي حسبهم ولعنهم‬ ‫اّلل َول ُه ْم عذاب م ِق ْيم‬ “Allah menjanjikan (mengancam) orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah (neraka) itu bagi mereka. Allah melaknat mereka; dan mereka mendapat azab yang kekal” (Q.S. AtTaubat: 68). Nifaq terbagi kepada dua macam: a. Nifaq I’tiqadi (Nifaq Keyakinan) Nifak i'tiqadi disebut juga nifaq akbar, yaitu perbuatan menampakkan keislaman dan menyembunyikan kekafiran. Ciri-ciri orang munafiq jenis ini antara lain: 1) Menampakkan keimanan di depan orang-orang mukmin, tetapi juga menampakkan kekafiran di depan orang-orang kafir َ َ َ َ ْ َ َ َّ ُ َ َّ ُ َ َ ٰ َّ ٰ ُ َ ُ ٰ َ ْ َّ ُ َ َ َ ْ ‫َواِ ذا لقوا ال ِذين ا َمن ْوا قال ْوا ا َمنا َواِ ذا خل ْوا ِالى ش ٰي ِطي ِن ِه ْم قال ْوا ِانا َمعك ْم ِانما نح ُن ُم ْست ْه ِز ُء ْون‬ “Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, “Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok.” (Q.S. Al-Baqarah: 14) 2) Melakukan kerusakan di muka bumi, dengan alasan untuk kebaikan َّ ٰ َ ُ ْ ْ ُ ُ َّ َ َ َ ُ ْ َْ َ ْ َ َ َّ ُ َ ُ ُْ َ َ َ ‫ الا ِانه ْم ه ُم ال ُمف ِسد ْون َول ِك ْن لا‬- ‫َواِ ذا ِق ْيل ل ُه ْم لا تف ِسد ْوا ِفى الا ْر ِض قال ْوا ِانما نح ُن ُمص ِلح ْون‬ َ ُ َْ ‫يشع ُر ْون‬ 16 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung “ Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.” Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.” (Q.S. Al-Baqarah: 21) 3) Menyeru dan mendukung perbuatan munkar, dan menghalangi berbuat kebaikan ْ َ ْ ْ َ َ َ ْ ْ ْ ِّ ْ ُ ُ ْ َ ُ ٰ ٰ ُ ْ َ َ ْ ُ ٰ ُ ْ َ ْ ْ َُ َ َ ُ ْ ‫ن َبعض َيأ ُم ُر ْون ِبال ُمنك ِر َو َين َه ْون ع ِن ال َمع ُر ْو ِف َو َيق ِبض ْون ا ْي ِديه ْم‬ ْۢ ‫المن ِفقون والمن ِفقت بعضهم ِم‬ َ َ ُ ْٰ ُ َ َ َ َٰ ٰ ْ َّ ‫ن ُسوا‬ ‫اّلل فن ِس َي ُه ْم ِان ال ُمن ِف ِق ْين ه ُم الف ِسق ْون‬ “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan kepada Allah, maka Allah melupakan mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.” (Q.S. At-Taubat: 67) 4) Memperolok-olok Allah, ayat-ayat Allah dan Rasulnya ٰ ٰ َ ْ ُ َ َ َ ُْ ُ َ ْ َ ُ ْ ُ َ َُّ َ َّ َُّ ْ ُ َ ُ َ ْ َ ْ َ ‫اّلل َوا ٰي ِت ٖه َو َر ُس ْولِ ٖه كنت ْم ت ْست ْه ِز ُء ْون‬ ِ ‫َولىِٕن َسالته ْم ل َيقولن ِانما كنا نخوض َونلع ُب قل ا ِب‬ “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah, “Mengapa kepada Allah, dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu selalu berolokolok?” (Q.S. At-Taubat: 65) 5) Memperolok-olok keyakinan kaum mukmin dan keyakinannya ٰ َ َ َّ ٰ َ َ ُ ُ َّ َ َ ْ ُ َ ُ َ ُ َّ َ َ ٰ َ َ ْ ُ ٰ ْ ُ َ َ ْ َ َ ‫اس قال ْوا انؤ ِم ُن كما ا َم َن السف َها ُۤء الا ِانه ْم ه ُم السف َها ُۤء َول ِك ْن لا‬ ‫واِ ذا ِقيل لهم ا ِمنوا كما امن الن‬ َ َ ْ ‫َيعل ُم ْون‬ “Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman!” Mereka menjawab, “Apakah kami akan beriman seperti orangorang yang kurang akal itu beriman?” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orangorang yang kurang akal, tetapi mereka tidak tahu.” (Q.S. Al-Baqarah: 13) 6) Memilih para pemimpin dari kalangan orang-orang kafir َ ْ ُ َ ْ ََ َ ْ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ ْ َ َ ْ ٰ ْ َ ْ ُ ََّ َ ْ َّ ً ْ َ ً َ َ ْ ُ َ ََّ َ ْ ٰ ُ ْ ِّ َ ْ ‫ ال ِذين يت ِخذون الك ِف ِرين اوِلياۤء ِمن دو ِن المؤ ِم ِنين ايبتغون‬- ‫ب ِش ِر المن ِف ِقين ِبان لهم عذابا ا ِليما‬ ً َ ٰ َ َّ ْ َّ َ َ َّ ْ ُ ُ َ ْ ‫ّلل ج ِم ْيعا‬ ِ ِ ‫ِعندهم ال ِعزة ف ِان ال ِعزة‬ “Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Ketahuilah bahwa semua kekuatan itu milik Allah.” (Q.S. An-Nisa; 138-139) 7) Mempermainkan keimanan dengan keluar masuk Islam ُ َّ ْ ُ َ َ َ َ ُ ُ ٰ َ ْ َّ َّ ََ ُ ُ ٰ ُ ُ َ ْ ُ ْ ُٰ َُ ‫ِان ال ِذين ا َمن ْوا ثَّم كف ُر ْوا ثَّم ا َمن ْوا ثَّم كف ُر ْوا ثَّم ازداد ْوا كف ًرا ل ْم َيك ِن‬ ‫اّلل ِل َيغ ِف َر ل ُه ْم َولا ِل َي ْه ِديه ْم‬ ً ‫َس ِب ْيلا‬ “Sesungguhnya orang-orang yang beriman lalu kafir, kemudian beriman (lagi), kemudian kafir lagi, lalu bertambah kekafirannya, maka Allah tidak akan 17 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung mengampuni mereka, dan tidak (pula) menunjukkan kepada mereka jalan (yang lurus).” (Q.S. An-Nisa: 137) b. Nifaq Amali Nifaq amali adalah melakukan amal perbuatan orang-orang munafiq dengan masih menyisakan iman di dalam hati. Nifaq jenis ini tidak sampai menyebabkan pelakunya menjadi keluar dari Islam. Hanya saja jika amalan itu menjadi terbiasa, maka ia dapat menghantarkan kepada status munafiq tulen. Ciri-ciri munafiq jenis ini ada 3, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah: َ َ َ َ َ ُْ َ َ ََ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َ ‫ ِإذا حدث كذب و ِإذا وعد أخلف و ِإذا اؤت ِمن خان‬:‫ا َية ا ُلمن ِاف ِق ثلاث‬ “Tanda-tanda munafiq ada 3 (tiga): jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari dan jika diberi amanat berkhianat” (HR. Bukhari dan Muslim) 4. Riddah Kata riddah atau irtidad memiliki makna “berpindah”. Dalam kajian hukum Islam, istilah riddah digunakan untuk menunjukkan perbuatan keluar dari agama Islam menuju ke kondisi kekafiran, baik dengan niat, ucapan maupun tindakan, apakah itu sekedar senda gurau atau menunjukkan permusuhan ataupun karena suatu keyakinan tertentu. Orang yang keluar dari agama Islam, disebut murtad. Murtad dalam al-Quran merupakan perbuatan yang mengakibatkan hancurnya amal-amal kebaikan dan menyebabkan masuk neraka. ُ َ ْ َ ْ َ َ َ ٰۤ ُ َ ْٰ َْ َ ُ ْ َ َ ُ ْ ْ َ ٰ ْ َ َ ٰۤ ُ ‫ َو َم ْن َّي ْرت ِدد ِمنك ْم ع ْن ِد ْي ِن ٖه ف َي ُمت َوه َو ك ِافر فاول ِٕىك ح ِبطت اعمال ُه ْم ِفى الدنيا َوالا ِخ َر ِة َواول ِٕىك اصح ُب‬... َ ُ ٰ ُ َّ ‫الن ِار ه ْم ِف ْي َها خ ِلد ْون‬ “Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al-Baqarah: 217). Riddah berdasarkan pandangan para ulama terbagi kepada tiga jenis riddah, sebagai berikut: a. Riddah karena perbuatan, seperti sujud kepada berhala, menginjak-injak mushaf, melakukan prkatek sihir, mempelajari sihir atau mengajarkannya, memutuskan hukum dengan bukan hukum Allah dan meyakini kebolehannya. b. Riddah karena ucapan, seperti mencaci maki Allah dan Rasul-Nya, atau mengolokolok ajaran Islam, menjelek-jelekkan malaikat, mengaku mengetahui ilmu gaib, mengaku sebagai Nabi, membenarkan orang yang mengaku Nabi, berdoa kepada selain Allah, beristighotsah kepada selain Allah dalam urusan yang hanya dikuasai Allah atau meminta perlindungan kepada selain Allah dalam urusan semacam itu. c. Riddah karena keyakinan Ridah karena keyakinan dapat berbentuk: 1) Riddah dengan perkataan hati, seperti mendustakan firman-firman Allah, atau meyakini bahwa ada pencipta selain Allah SWT. 2) Riddah dengan perbuatan hati, seperti membenci Allah dan Rasulnya, atau sombong terhadap perintah Allah dengan tidak mau melaksanakannya. Seseorang muslim menjadi murtad, jika melakukan ketiga hal tersebut, ataupun hanya melakukan alah satunya. Sama halnya jika itu terjadi dari orang yang tidak mengetahui hukumnya, orang dalam keadaan bercanda, atau orang dalam keadaan marah. Wahbah Zuhaili menggambarkan beberapa contoh bentuk-bentuk murtad, diantaranya adalah mengingkari adanya Sang Pencipta, menafikan dana tau mendustakan 18 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung para Rasul, menghalalkan perkara haram, misalnya menghalalkan Zina, liwat, minuman keras, dan kezaliman, atau mengharamkan perkara halal, seperti mengharamkan jual beli dan nikah, atau menafikan kewajiban yang sudah disepakati secara ijma’ seperti menafikan jumlah rakaat dalam shalat fardhu, atau puasa pada bulan Syawal, bercita-cita untuk menjadi kafir, atau senantiasa mengulangi menjadi kafir. Termasuk dalam kategori murtad adalah perbuatan kufur, seperti menyimpan al-Quran dan kitab Hadis Nabi di tempat najis, dan sujud menyembah berhala dan matahari. Selain itu ada juga ucapan dan keyakinan yang menyebabkan seseorang menjadi kufur, yaitu sebagai berikut: a. mencaci Allah dan Rasul dari para Rasul-Nya, atau satu malaikat dari malaikat-Nya. b. mengingkari kerububiyahan Allah (hanya Allah yang menciptakan dan memelihara alam ini), atau uluhiyah-Nya (hanya Dzat Allah yang berhak disembah), atau kerisalahan seorang Rasul dari Rasul-Rasul-Nya, memiliki keyakinan bahwa aka nada Nabi setelah Nabi akhir zaman, Muhammad SAW. c. mengingkari salah satu hal yang difardhukan dari kewajiban-kewajiban agama yang telah disepakati (ijma’) seperti shalat, zakat, puasa, ibadah haji, berbuat baik kepada orang tua, atau jihad. d. mengingkari satu surat, satu ayat atau satu huruf dalam al-Quran. e. mengingkari satu sifat dan atau sifat-sifat Allah, seperti sifat Maha Hidup, Maha Mengetahui, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Penyayang, dan sifat-sifat lainnya. f. secara jelas meremehkan agama, meremehkan apa yang diwajibkan atau disunnahkan, mempermain dan atau menghina agama dan kewajibannya, melempari al-Quran dengan kotoran, menginjak dengan kakinya, karena untuk menghinakan atau merendahkan. g. memiliki keyakinan akan tidak adanya bi’tsah, tidak ada siksa, tidak ada nikmat pada hari kiamat, atau memiliki keyakinan bahwa siksa dan nikmat di hari kiamat nanti itu hanya bersifat maknawi. h. berpandangan bahwa para wali lebih utama daripada para Nabi, atau suatu ibadah dapat gugur dari seseorang wali. I. Rukun Iman Secara etimologi, iman dimaknai dengan percaya atau membenarkan sesuatu dengan hati. Secara terminology syariat, iman adalah suatu keyakinan yang mantap di dalam hati dan dibuktikannya dengan amal perbuatan, bukan sebagai angan-angan. Al-Juwaini, mendefinisikan iman dalam dua kategori: pertama, iman adalah sesuatu yang diucapkan secara lisan, dibenarkan dalam hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Kedua, iman adalah amal shalih. Karenanya, seseorang dikatakan betambah imannya apabila amal shalilnya bertambah, dan dikatakan imannya berkurang, ketika amal shalihnya berkurang. Hal-hal yang harus diimani dalam agama Islam didasarkan kepada hadis Nabi, yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab: َ َ َ ُ ُ ِّ َ ُ َ ُ ُ َ َ ُ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ُُ َ َ َ ََ َ ْ ْ ََ ُْ ْ َ َ َ ْ َ ُ ُ َ ْ ‫ صدقت فعجبنا له ي‬: ‫ال‬ ‫ان قال أن تؤ ِمن ِباّللِ وملا ِئك ِت ِه وكت ِب ِه ورس ِل ِه‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫الإ‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫خ‬ ‫أ‬ ‫ف‬ : ‫ال‬ ‫ق‬ ‫ه‬ ‫ق‬ ‫د‬ ‫ص‬ ‫ي‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫أ‬ ‫س‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ َ َ َ ُْ ْ َ َ ‫الآخ ِر َوتؤ ِم َن ِبالقد ِر خ ْي ِر ِه َوش ِِّر ِه‬ ِ ‫واليو ِم‬ 19 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung “Orang itu berkata lagi, “Beritahukan kepadaku tentang Iman.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitabNya, kepada para rasul-Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” Orang tadi berkata, “Engkau benar.” (HR. Muslim) Berdasarkan hadis tersebut di atas, maka rukun Iman terdiri dari 6 rukun, yaitu: a. Beriman Kepada Allah Iman kepada Allah, mengakui bahwa Allah SWT ada (wujud) dan mempunyai sifatsifat agung serta sempurna, juga bersih dari sifat-sifat kekurangan. Allah SWT bersifat esa, benar, dan memenuhi semua kebutuhan makhluk-Nya, tidak ada yang setara dengan-Nya, pencipta segala makhluk, dan melakukan segala kekuasannya sesuai dengan kehendakNya. Taisiri at-Tamimi menyatakan bahwa beriman kepada Allah bermakna pembenaran yang sempurna dan keyakinan pasti yang kokoh yang tidak tercampur dengan keraguan sedikitpun kepada adanya Allah dan rububiyah-Nya, uluhiyah-Nya, nama-nama dan sifatsifat-Nya, dan kepada keesaan Allah, yaitu Allah lah satu-satunya tempat bergantung, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah-Nya, atau dalam uluhiyah-Nya atau dalam hal namanama dan sifat-sifat-Nya. Berdasarkan pendapat ini, maka lingkup beriman kepada Allah mencakup tiga aspek keyakinan, yaitu: 1) Meyakini rubibiyah Allah, yang berarti bahwa Allah adalah rabb (Sang Pencipta) segala sesuatu apapun, raja segala sesuatu, pengurus segala sesuatu, seperti rizki, kehidupan, kematian dan lain-lainnya. َْ ُ َ ََ َ َ ْٰ ُ ٰ ‫الخ ْل ُق َو ْال َا ْم ُر َت ٰب َر َك‬ ‫ال ا ل ه‬ ‫اّلل َرب العل ِم ْين‬ “Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam.” (Q.S. al-A’raf: 54) 2) Meyakini uluhiyah Allah, yang berarti bahwa Allah adalah ilah (Tuhan yang wajib disembah) oleh segala sesuatu, dan tidak ada ilah selain Allah. Dengan kata lain, beribadah hanya diarahkan hanya untuk Allah dan tidak boleh diarahkan kepada selainNya. Meyakini uluhiyah Allah berarti metauhidkan Allah dalam beribadah, seperti shalat, berdo’a, menyembelih kurban, bernazar, bersumpah dan aktivitas lainnya. ٰ ُ ٰ َّ ٰ َ َّ ‫َواِ ل ُهك ْم اله‬ َّ ‫الر ْح ٰم ُن‬ َّ ‫احد لا ِال َه ِالا ُه َو‬ ࣖ ‫الر ِح ْي ُم‬ ‫و‬ ِ ِ “Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.” (Q.S. al-Baqarah: 167) ْ ُ ْ َ َ َ َّ َ ٰ َ ُ ٰ َ َ ْ َّ ‫دن ْي‬ ِ ‫ِان ِني انا اّلل لا ِاله ِالا انا فاعب‬ “Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku.” (Q.S. Thaha: 14) َ َ ُ ْ َ َ َ َّ َ ٰ َ ََّ َ ُ َّ َْ َ ‫َو َما ا ْر َسلنا ِم ْن ق ْب ِلك ِم ْن َّر ُس ْول ِالا ن ْو ِح ْي ِال ْي ِه انه لا ِاله ِالا انا فاع ُبد ْو ِن‬ “Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku.” (Q.S. al-Anbiya: 25) 3) Meyakini kesempurnaan dari nama-nama dan sifat-sifat Allah, yang tidak ada kesempurnaan nama dan sifat selain kesempurnaan Allah yang sudah ditetapkan oleh Nabi untuk-Nya, tanpa melakukan tahrif, ta’thil, takyif dan tamtsil. 20 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung Tahrif memalingkan lafazh dari makna yang ditunjukkan oleh lafazh tersebut tanpa alasan dalil yang mendasarinya. Ta’thil adalah menghilangkan atau meniadakan sifat atau nama Allah. Takyif adalah keyakinan bahwa sifat-sifat Allah itu berada pada suatu kondisi tertentu seperti yang dibayangkan oleh akal manusia. Sedangkan tamtsil adalah keyakinan akan adanya keserupaan sesuatu sifat-sifat Allah dengan sifat-sifat makhluk. َ ْ َ َّ ‫ل ْي َس كم ْثله َش ْيء َو ُه َو‬ ‫الس ِم ْي ُع ال َب ِص ْي ُر‬ ِٖ ِ “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat.” (Q.S. asy-Syura: 11) b. Beriman Kepada Malaikat Allah Iman kepada malaikat, maksudnya, mengakui bahwa para malaikat adalah hamba Allah SWT, yang mulia, selalu menaati perintahnya, tidak maksiat kepada-Nya, tidak mendahului sesuatu sebelum ada perintah-Nya, dan selalu melaksanakan segala perintahNya. Ibnu Katsir menegaskan beberapa ciri malaikat Allah yang didasarkan kepada alQuran antara lain: 1) Tidak Menyombongkan Diri ْ َ َ َ ُ ُ َ ٰۤ ْ َْ ٰ َ َ َ َّ ‫ّلل يَ ْس ُج ُد َما فى‬ ‫الس ٰم ٰو ِت َو َما ِفى الا ْر ِض ِم ْن داَّۤبة َّوال َملىِٕكة َوه ْم لا ي ْستك ِب ُر ْون‬ ‫ِو‬ ِ ِ “Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.” (Q.S. Surat An-Nahl: 49). 2) Selalu Takut dan Mematuhi Perintah Allah َ َ َ ُ َ ْ ْ ُ َّ َ ُ َ َ ‫يخاف ْون َربه ْم ِِّم ْن ف ْو ِق ِه ْم َو َيفعل ْون َما ُيؤ َم ُر ْون‬ “Mereka takut kepada Rabb mereka yang berkuasa atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (Q.S. An-Nahl: 50). 3) Hamba Allah yang Dimuliakan ْ ْ َ ٰ َ ْ َّ َ َ َّ ُ َ َ ًَ ‫الرح ٰم ُن َولدا ُس ْبحنه َبل ِع َباد مك َر ُم ْون‬ ‫وقالوا اتخذ‬ “Dan mereka berkata: “Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak,” Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimulyakan. (Q.S. Al-Anbiya: 26). 4) Tidak Pernah Membantah َ ُ َ ُ ْ َْ َ ُ َ َ ‫لا ي ْس ِبق ْونه ِبالق ْو ِل َوه ْم ِبا ْم ِر ٖه َيع َمل ْون‬ “Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkatan dan mereka mengerjakan perintahperintah-Nya.” (QS. Al Anbiya: 27). 5) Tidak Pernah Durhaka َ َ َ ُ َ ْ ُ َ ْ َ ٰ ‫َع َل ْي َها َملٰۤىِٕكة غ َلاظ ش َدادَّلا َي ْع ُص ْو َن‬ ‫اّلل َما ا َم َره ْم َو َيفعل ْون َما ُيؤ َم ُر ْون‬ ِ ِ “penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S. At-Tahrim: 6). 6) Selalu Bertasbih ْ َ ُ ْ َ َ َّ ‫َواِ نا لنح ُن ال ُم َس ِّ ِبح ْون‬ 21 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung “Dan sungguh, kami benar-benar terus bertasbih (kepada Allah).” (Q.S. As-Safat: 166) َ ْ َ ِّ َ َ َ َ َ ِّ َ ُ َ َ ُ ُ َْ ِّ ُ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ ْ ُ َ ‫الد َما َۤء َونح ُن ن َس ِّ ِبح ِبح ْم ِدك َونق ِد ُس لك قال ِاِن ْي اعل ُم َما لا‬ ِ ‫قالوا اتجعل ِفيها من يف ِسد ِفيها ويس ِفك‬ َ َ َْ ‫تعل ُم ْون‬ “Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 30) 7) Tidak Suka Bau Anjing dan Patung-Patung ْ ُ ُ ْ َ َ َّ َْ َ َ ُ َّ َ َّ َ َ َ َ ُ ْ َ ُ َّ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ًْ ُ َ َ َّ ‫النبي َص‬ ‫ لاتذخل ا َلملا ِئكة َبيتا ِف ْي ِه كلب َولا‬:‫اّلل عل ْي ِه َو َسل َم‬ ‫لى‬ ‫ قال‬:‫عن ا ِبى طلحة ر ِضي اّلل عنه قال‬ ِ َ َ ‫او ْي ُر‬ ِ ‫تص‬ “Dari Abu Thalhah radliallahu anhum dia berkata; Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Malaikat tidak akan masuk ke rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan patung” (H.R. Bukhari) 8) Tidak Makan dan Minum ُ َ ٰ َ ْ ُ َّ ْ َ َ َ ُ َ ً َ ُ َ َ ُ َ َ ُ َ َ ٰٓ َّ َ َ َُ ْ َ َ ‫ َو ْام َراته‬- ‫فلما َرا ا ْي ِديه ْم لا ت ِصل ِال ْي ِه ن ِك َره ْم َوا ْوج َس ِمن ُه ْم ِخ ْيفة قال ْوا لا تخف ِانا ا ْر ِسلنا ِالى ق ْو ِم ل ْوط‬ ُ ْ َ ٰ َ ٰ ََّ َ ْ َ َ َ َ ٰ ‫قاۤىِٕ َمة فض ِحكت فبش ْرن َها ِب ِا ْسحق َو ِم ْن َّو َرا ِۤء ِا ْسحق َيعق ْو َب‬ “Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut terhadap mereka. Malaikat itu berkata, "Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Lut.” Dan istrinya berdiri (di balik tirai), lalu dia tersenyum.” (Q.S. Hud: 70-71). 9) Mampu Berubah Wujud َ َْ ََ ُ َ َ َ َ َّ َ َ َ َ َ ْ َ َ َّ َ ‫فاتخذت ِم ْن د ْو ِن ِه ْم ِحج ًابا فا ْر َسلنا ِال ْي َها ُر ْوحنا فت َمثل ل َها بش ًرا َس ِو ًّيا‬ “lalu dia memasang tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami (Jibril) kepadanya, maka dia menampakkan diri di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna.” (Q.S. Maryam: 17) َٰ ُ ُْ ُ ْ َ ٰۤ ْ َ ٰ َ ُ ََّ َ ُ ْ َ ْ ٰٓ َ ‫َبلى ِان تص ِب ُر ْوا َوتتق ْوا َو َيأت ْوك ْم ِِّم ْن ف ْو ِر ِه ْم هذا ُي ْم ِددك ْم َربك ْم ِبخ ْم َس ِة الاف ِِّم َن ال َملىِٕك ِة ُم َس ِ ِّو ِم ْين‬ ““Ya” (cukup). Jika kamu bersabar dan bertakwa ketika mereka datang menyerang kamu dengan tiba-tiba, niscaya Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.” (Q.S. Ali Imran: 125) 10) Mengajak Kebaikan dan Melarang Berbuat Maksiat ْ َ ٰ ‫َف‬ ‫الز ِج ٰر ِت زج ًرا‬ “demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh” (Q.S. As-Safat: 2) Ar-Rabi ibnu Anas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya dalam AshShaffat: 2, adalah hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. 11) Memberikan Peringatan ْ ٰ ْ ْ َ ‫فال ُمل ِقي ِت ِذك ًرا‬ “dan (malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu,” (Q.S. Al-Mursalat: 5) 22 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung َ َّ ْ َ َ َّ ‫َّواِ نا لنح ُن الصۤاف ْون‬ 12) Selalu Merapatkan Barisan “dan sesungguhnya kami selalu teratur dalam barisan (dalam melaksanakan perintah Allah).” (Q.S. Ash-Shafat: 165) 13) Tidak Berjenis Kelamin ْ َ َ َ َ َ َ ً ُ ُ ٰ ْ َ َّ ً َ ُ ٰ ْ َ َ َ َ ‫َول ْو جعلنه َملكا لج َعلنه َرجلا َّوللب ْسنا عل ْي ِه ْم َّما َيل ِب ُس ْون‬ “Dan sekiranya rasul itu Kami jadikan (dari) malaikat, pastilah Kami jadikan dia (berwujud) laki-laki, dan (dengan demikian) pasti Kami akan menjadikan mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka ragu.” (Q.S. Al-‘Anam: 9). Sayid Sabiq, membagi tugas malaikat kepada dua kelompok, tugas yang terkait dengan alam rohani dan yang terkait dengan alam dunia. Tugas malaikat yang terkait dengan alam rohani, tugas-tugas tersebut adalah antara lain: 1) Bertasbih dan taat kepada Allah ْ َ َ َ َ َ ُ ُ َ َ َ ُ ُ َ َ َ َ ْ َ ْ َّ َّ ‫ِان ال ِذين ِعند َر ِ ِّبك لا ي ْستك ِب ُر ْون ع ْن ِع َباد ِت ٖه َوي َس ِّ ِبح ْونه َوله ي ْسجد ْون‬ “Sesungguhnya orang-orang yang ada di sisi Tuhanmu tidak merasa enggan untuk menyembah Allah dan mereka menyucikan-Nya dan hanya kepada-Nya mereka bersujud.” (Q.S. Al-‘Araf: 206). 2) Penyangga Arsy َ َ َ َ َ َ ُ َْ َ َ ٰٓ َ ُ َ ْ ‫َّوال َملك على ا ْرجاۤى َِٕها َويح ِمل ع ْرش َر ِ ِّبك ف ْوق ُه ْم َي ْو َمىِٕذ ث ٰم ِن َية‬ “Dan para malaikat berada di berbagai penjuru langit. Pada hari itu delapan malaikat menjunjung ‘Arsy (singgasana) Tuhanmu di atas (kepala) mereka.” (Q.S. al-Haqqah: 17) 3) Penyampai salam untuk ahli surge َ ٰ َ َ َ ُ ُ ْ ُ َ ٰۤ ْ ِّ ُ ُ َ ‫َج ٰن ُت َع ْدن َّي ْد ُخ ُل ْو َن َها َو َم ْن َص َل َح م ْن ا َباۤىِٕه ْم َوا ْز‬ ‫و‬ - ‫اج ِه ْم َوذ ِِّر ٰي ِت ِه ْم َوال َملىِٕكة َيدخل ْون عل ْي ِه ْم ِِّم ْن ك ِل َباب‬ ِ ِ ِ ْ ُ ْ َ ُ َ َ َ ُ ََ ٰ َّ ‫َسلم عل ْيك ْم ِبما صب ْرت ْم ف ِنع َم عق َبى الد ِار‬ “(yaitu) surga-surga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya, dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan), “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.” Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.” (Q.S. ar-Ra’ad: 23-24) 4) Penyiksa penghuni neraka َ َ ٰۤ َ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َ َّ َ َّ َ ُ ْ ُ َّ ً َ ْ ُ ْ ْ َ َ ْ ُ َ ُ ْ َ ْ ُ ْ ُ َ ٰ َ ْ َّ َ َ ٰٓ ُ ‫الحجارة عليها ملىِٕكة ِغلاظ ِشداد لا يعصون‬ ِ ‫يايها ال ِذين امنوا قوا انفسكم واه ِليكم نارا وقودها الناس و‬ َ َ ُ َ ْ ُ َ ْ َٰ ‫اّلل َما ا َم َره ْم َو َيفعل ْون َما ُيؤ َم ُر ْون‬ “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S. at-Tahrim: 6) 23 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung Malaikat yang bertugas menyiksa dan memaksa orang-orang di neraka dalam ajaran agama Islam digambarkan dengan sosok yang sangat garang menyeramkan dan sadis, tidak mengenal ampun terhadap orang yang telah masuk ke dalam api neraka, malaikat ini dikenal dengan nama malaikat Zabaniyah. Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan bahwa menurut Muqatil, Zabaniyah adalah nama malaikat penjaga neraka Jahanam, sedangkan menurut Atha' malaikat Zabaniyah adalah malaikat yang kasar dan keras. Abdullah bin Abu al-Hudzail mengatakan bahwa Zabaniyah merupakan pemimpin malaikat yang kepalanya ada di langit dan kakinya ada di bumi. Dafiq Rohman mengatakan bahwa Zabaniyah adalah nama malaikatmalaikat yang bertugas menyiksa penghuni neraka. Ia tidak mengenal ampun terhadap orang yang telah masuk ke perut neraka. Sebagian ulama mengatakan, kata Zabaniyah berasal dari kata Zaban yang artinya mendorong atau menolak. Zabaniyah berjumlah 19 malaikat. Ia dipimpin oleh malaikat Malik. 5) Penyampai wahyu َ َ َ ُ َ َ َْ ٰ َ ْ ْ ُ َْ ُ ‫ على قل ِبك ِلتك ْون ِم َن ال ُمن ِذ ِر ْي َن‬- ‫ن َزل ِب ِه الر ْوح الا ِم ْين‬ “Yang dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan,” (Q.S. asy-Syu’ara: 193-194) َ َ ْ ُ ْ ُ ُْ ُ ُْ ً ُ ُ ٰ َ ْ َّ َ َ ُ ِّ َ ْ َ َ ‫قل نَّزله ُر ْوح القد ِس ِم ْن َّر ِ ِّبك ِبالح ِق ِليث ِّ ِبت ال ِذين ا َمن ْوا َوهدى َّوبش ٰرى ِلل ُم ْس ِل ِم ْين‬ “Katakanlah, “Rohulkudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan kebenaran, untuk meneguhkan (hati) orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang yang berserah diri (kepada Allah).” (Q.S. an-Nahl: 102) Sedangkan tugas malaikat yang berhubungan dengan alam dunia, diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Mengatur alam semesta َ َ َ َ َ َ َ َُ َّ ُ َ َْ َْ َ َ ْ ُْ َ ََ ْ َ ْ ِّ ْ َ ُ ْ َ ْ ْ َ ُ ‫ يد ِبر أمر الدنيا‬: ‫ قال‬، ‫أخرج ابن أ ِبي ح ِاتم وأبو الشيخ ِ ِفى العظم ِة والبيه ِقي ِفى الشع ِب ع ِن اب ِن س ِابط‬ َ َ َ ُ َ ََ ُ ُُْ ُ َ َ ُ َ ْ َ َّ َ ْ َ ُ َ َ ُ َْ َ ََْ ْ ‫ك ْال َم‬ ِّ ‫ود َو‬ َ ‫ َوأَّما‬، ‫الر ِيح‬ ‫ن‬ ‫ج‬ ‫ال‬ ‫ب‬ ‫اح‬ ‫ص‬ ‫ف‬ ‫يل‬ ‫ائ‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫ج‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫أ‬ ‫ف‬ ، ‫ت‬ ‫و‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫يل‬ ‫اف‬ ‫ر‬ ‫س‬ ‫إ‬ ‫و‬ ‫يل‬ ‫ائ‬ ‫يك‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫يل‬ ‫ائ‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫ج‬ : ‫ة‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫أ‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ َ ْ َ ْ ُ َْ َ ُ َ ُ َّ َ ُْ َ َّ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ ُ َ َ ‫الن‬ ‫ َو ِإَّما إس َر ِافيل فهو ين ِزل‬، ‫ َوأَّما َملك ال َم ْو ِت ف ُم َوكل ِبق ْب ِض الأنف ِس‬، ‫ات‬ ‫ب‬ ‫و‬ ‫ر‬ ‫ط‬ ‫ق‬ ‫ال‬ ‫ب‬ ‫اح‬ ‫ص‬ ِ ِ ‫ِميك ِائيل ف‬ ِ ََ َ ْ ‫ِبالأ ْم ِر عل ْي ِه ْم‬ “Ibnu Abi Hatim dan Abus Syekh telah meriwayatkan dalam kitab Al-‘Uzhmah dan Al-Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman dari Ibnu Sabith. Ia berkata, ada empat malaikat yang bertugas mengatur urusan dunia; Jibril, Mikail, Israfil dan Malaikat Maut. Jibril adalah pemilik tentara dan angin. Mikail adalah pemilik hujan dan tumbuhan. Malaikat Maut ditugasi untuk mencabut nyawa. Sedangkan Israfil adalah komunikator di antara mereka” (Jalaluddin As-Suyuthi, al-Haba`ik fi akhbaril mala`ik) 2) Mengatur pertumbuhan janin Jika seorang hamba telah sempurna empat bulan di dalam perut ibunya, maka Allah akan mengutus malaikat kepadanya dan memerintahkannya untuk melaksanakan kesemua ketetapan yang telah ditulis oleh Allah di Lauh Mahfuzh. 24 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung َ ً ْ ُ َ ُ ْ َ ُ َّ ََ َ َ َ ِّ ْ ‫ أ‬،‫رب ُن ْط َفة‬ ْ :‫ َف َي ُق ْو ُل‬،‫بالرحم َم َل ًكا‬ ُ َّ ‫ َو َِّك َل‬:‫عا‬ ِّ ‫أي‬ ْ ‫َع ْن أن ِس ْبن َما ِلك َر ِض َي اّلل عنه م‬ َّ ‫اّلل‬ ‫و‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ،‫رب علقة‬ ‫ي‬ ِ ِ ِ ِ َ َ َ ُ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ َ َ ْ ْ َ َ َ َ َ َ ْ ْ َ َ ْ ْ :‫ قال‬،‫اّلل أن َيقض َي خلق َها‬ ُ ‫ فإذا أ َراد‬،‫رب ُمضغة‬ ِّ ‫أي‬ ‫ فما‬،‫ أش ِقي أ ْم َس ِع ْيد‬،‫ أذكر أ ْم أنثى‬،‫أي َر ِ ِّب‬ ِ ِ ِ ُ َ ْ َ ُ َ َ َ َ ُ ْ ِّ َ َ َ ْ ِّ ‫الرزق؟ فما الأجل؟ ف ُيكت ُب كذ ِلك ِف ْي َبط ِن أ ِم ِه‬ ِ Dalam hadits Muhammad bersabda: “Allah mengutuskan Malaikat ke dalam rahim. Malaikat berkata: 'Wahai Tuhan!, ia masih berupa air mani'. Setelah beberapa ketika Malaikat berkata lagi: 'Wahai Tuhan!, ia sudah berupa darah beku'. Begitu juga setelah berlalu empat puluh hari Malaikat berkata lagi: 'Wahai Tuhan!, ia sudah berupa segumpal daging'. Apabila Allah membuat keputusan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka Malaikat berkata: 'Wahai Tuhan!, orang ini akan diciptakan laki-laki atau perempuan? celaka atau bahagia? bagaimana rezekinya? serta bagaimana pula ajalnya?. Segala-galanya dicatat sewaktu dalam perut ibunya." (H.R. Mutaffaq Alaih) 3) Mengawasi dan mencatat setiap amal manusia Malaikat pencatat amal baik dan buruk bernama malaikat Raqib dan malaikat Atid. Malaikat Raqib ialah malaikat pencatat amal baik yang berada di pundak kanan kita, sedangkan malaikat Atid ialah malaikat pencatat amal buruk yang berada di pundak kiri kita. Allah menerangkan bahwa tugas yang dibebankan kepada kedua malaikat ini ialah bahwa tidak ada satu ucapanpun yang diucapkan seseorang tanpa ada disampingnya seorang malaikat (Raqib dan Atid), yang mengawasi dan selalu hadir untuk mencatat amal-amalnya yang berpahala dan amal-amalnya yang menyebabkan dosa. Meskipun Allah mengetahui setiap perbuatan seseorang dan lebih dekat dari pada nadi seseorang tetapi Allah juga mengutus dua malaikat untuk mencatat segala ucapan dan perbuatan hamba-hambanya. َ َ ِّ َ َ َ ْ َ ْ َ ٰ ِّ َ َ ُ ْ ََّ َ َ ْ َ َ َّ َ ُ ْ ْ ‫ َما َيل ِفظ ِم ْن ق ْول ِالا لد ْي ِه َر ِقيب ع ِت ْيد‬- ‫ال ق ِع ْيد‬ ‫م‬ ‫الش‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ِ ِ ِ ‫ِاذ يتلقى المتل ِقي ِن ع ِن الي ِمي ِن و‬ “(Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (Q.S. Qaaf: 17-18) Adanya pencatatan ini juga ditegaskan dalam Alquran dalam Surat Al Infithar ayat 1012, yang artinya sebagai berikut: َ ُ َ َْ َ َ ْ ٰ َ ُ َ َ َّ َ ٰ َ ‫ َيعل ُم ْون َما تفعل ْون‬- ‫ ِك َر ًاما ك ِت ِب ْين‬- ‫َواِ ن عل ْيك ْم لح ِف ِظ ْين‬ “Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (amal perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Infithar: 10-12) 4) Menjaga manusia Malaikat penjaga disebut juga al-mu’aqqibat. Bertugas menjaga manusia di saat siang dan malam, di saat manusia diam dan bergerak, dan di segala kondisi manusia. Mereka menjaga manusia dari depan maupun belakang, dari binatang buas serta dari gangguan jin dan setan. Allah mengutus para malaikat penjaga kepada manusia sebagai bentuk sifat rahman Allah kepada manusia. Sifat rahman tersebut merupakan sifat yang diberikan kepada setiap manusia tanpa membedakan muslim atau tidak. Tidak ada 25 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung seorangpun yang dapat menjaga manusia setiap saat, baik di waktu malam maupun siang dalam kondisi apapun, kecuali hanya Allah SWT. َّ ُ ْ َ َْ َ َ ْ َ ُ َّ َ ٰ ِّ َ َ َ ‫ن َب ْي ِن َيد ْي ِه‬ ْۢ ْ ‫ له ُمع ِقبت ِِّم‬- ‫َس َواۤء ِِّمنك ْمَّم ْن اسَّر الق ْول َو َم ْن ج َه َر ِب ٖه َو َم ْن ه َو ُم ْستخفْۢ ِبال ْي ِل َو َس ِاربْۢ ِبالن َه ِار‬ ٰ َْ ْ َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ْ ‫اّلل‬ ِ ‫َو ِمن خل ِف ٖه يحفظونه ِمن ام ِر‬ “Sama saja (bagi Allah), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya dan siapa yang berterus terang dengannya; dan siapa yang bersembunyi pada malam hari dan yang berjalan pada siang hari. Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah.” (Q.S. ar-Ra’ad: 10-11) َ ُ َ َ ُ َُ َْ َ ُ َ َ َ ُ ْ َّ َ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ ِّٰٓ َ ً َ َ َ ُ َ َ ُ ‫اه ُر ف ْوق ِع َب ِاد ٖه َو ُي ْر ِسل عل ْيك ْم حفظة حتى ِاذا جا َۤء احدك ُم ال َم ْوت ت َوفته ُر ُسلنا َوه ْم لا ُيف ِِّرط ْون‬ ‫ق‬ ِ ‫وهو ال‬ “Dan Dialah Penguasa mutlak atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, malaikat-malaikat Kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya.” (Q.S. al-An’am: 61) 5) Mencabut nyawa Keterangan tentang jumlah malaikat pencabut nyawa juga disebutkan bahwa malaikat pencabut nyawa tidak hanya satu, tapi banyak. َّ ْ ُ َ ُ ٰ َ ْ ُ ٰ ُ ُ َ ِّ َ ُ َ ُ ُ ‫قل َيت َوفىك ْم َّملك ال َم ْو ِت ال ِذ ْي ُو ِكل ِبك ْم ثَّم ِالى َر ِ ِّبك ْم ت ْرجع ْون‬ “Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi tanggung jawab untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (Q.S. as-Sajadah: 11) َ ُ َ َ ُ َُ ُ ْ َّ َ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ ِّٰٓ َ ‫حتى ِاذا جا َۤء احدك ُم ال َم ْوت ت َوفته ُر ُسلنا َوه ْم لا ُيف ِِّرط ْون‬ “sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, malaikatmalaikat Kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya.” (Q.S. alAn’am: 61) 6) Bertanya di alam kubur Setelah manusia dicabut nyawanya, maka ia akan memasuki alam barzakh atau alam kubur. Ketika berada di alam kubur, setiap manusia akan diberikan pertanyaan oleh malaikat yang ditugaskan untuknya, yang kemudian dikenal dengan malaikat Munar dan malaikat Nakir. َ ُ ُ َ َ َ َ ُ ِّ ْ ُ ُ َّ َ َ ُ َّ َّ َ ُ َّ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ ُ ْ َ ُ َّ َ َ ُ َ ‫ ِإذا ق ِب َر ا َلم ِيت أ ْو قال أحدك ْم‬:‫اّلل عل ْي ِه َو َسل َم‬ ‫ قال رسول اّلل صلى‬:‫ع ْن أ ِب ْى ه َريْ َرة َر ِض َي اّلل عنه قال‬ َ َ َْ َ َ َ ُ ََ َّ َ َ ْ َ ْ ْ َ ََ ُ َ ‫ان ُيقال ِلأح ِد ِهما ا ُلمنك ُر َوالأخ ُر الن ِك ْي ُر‬ ‫ق‬ ِ ‫ان ارز‬ ِ ‫أتاه ملك‬ “Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Apabila mayit telah dikubur atau jika salah seorang kalian dikubur maka ada dua malaikat yang mendatanginya yang keduanya hitam kebiru-biruan, diberi nama Munkar dan yang lainnya bernama Nakir” (H.R. at-Tirmidzi) 7) Menunggu pintu surga Dalam Islam malaikat penjaga pintu surga adalah malaikat Ridwan, walaupun tidak ada keterangan di dalam Al Qur'an dan hadits shahih yang menerangkan secara jelas namanya. Terkadang namanya diucapkan sebagai "Rizvan" oleh orang Persia, Urdu, 26 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung Pashto, Tajik, Punjabi, Kashmir dan bahasa lainnya yang terpengaruh oleh bahasa Persia. Sementara di Perancis disebut sebagai "Redouane". Ibnu Utsaimin menyatakan bahwa Ridwan adalah malaikat yang ditugaskan untuk menjaga surga. Nama ini tidak tidak ditetapkan secara jelas seperti halnya Malik (penjaga neraka), akan tetapi nama Ridwan sebagai malaikat penjaga surga populer di kalangan para cendikia/ulama. 8) Menunggu pintu neraka Malaikat Malik adalah nama malaikat yang ditugaskan Allah untuk menjaga pintu neraka. َ ُ َّ ْ ُ َّ َ َ َ َ َ ْ َ َ َْ ُ ٰ ْ َ ََ ‫اكث ْون‬ ِ ‫ونادوا ي ٰم ِلك ِليق ِض علينا ربك قال ِانكم م‬ “Dan mereka berseru, “Wahai (Malaikat) Malik! Biarlah Tuhanmu mematikan kami saja.” Dia menjawab, “Sungguh, kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).” (Q.S. azZukhruf: 77) Selain menjadi dasar bahwa tugas malaikat Malik adalah penjaga neraka, ayat tersebut juga menerangkan bahwa orang-orang di neraka menyeru kepada malaikat Malik agar diberikan syafaat dan diringankan siksaannya. Mereka benar-benar mendapat siksaan yang pedih, hingga memohon kepada Allah melalui malaikat Malik. Malaikat Malik adalah pemimpin para malaikat penjaga neraka. Dia menjalankan tugasnya menjaga neraka bersama malaikat-malaikat lain. Seperti neraka Jahannam atau Saqar yang dijaga oleh 19 malaikat penjaga. Sesuai dengan firman Allah yang berbunyi: ََ َّ َّ ََ َ َ َ َْ ُ َ َ َ َ َ َ َ ْ ِّ َ َ ٰ ْ َ َْ َ َ ‫ َو َما جعلنا اصح َب الن ِار ِالا‬- ‫ عل ْي َها ِت ْسعة عش َر‬- ‫ لَّواحة ِللبش ِر‬- ‫ لا ت ْب ِق ْي َولا تذ ُر‬- ‫َو َما اد ٰرىك َما َسق ُر‬ ً َ ٰۤ ‫َملىِٕكة‬ “Ia (Saqar itu) tidak meninggalkan dan tidak membiarkan, yang menghanguskan kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). Dan yang Kami jadikan penjaga neraka itu hanya dari malaikat” (Q.S. al-Mudatsir: 27-31) c. Beriman Kepada Kitab Allah Iman kepada kitab-kitab Allah SWT maksudnya membenarkan kitab-kitab Allah SWT –seperti kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud, kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa, dan kitab AlQuran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW—benar-benar berasal dari Allah SWT., berisi firman-firman-Nya, tidak tercampur dengan perkataan manusia, serta seluruh petunjuk dan informasi di dalamnya merupakan kebenaran yang mutlak. Kitab Taurat diberikan kepada Nabi Musa berisi hukum-hukum syariat dan kepercayaan yang benar, sebagaimana firman Allah SWT: َّ َّ َ َ َّ َ ُ ُ ْ َ ْ ُ َّ ً ُ َ ْ َ ٰ ْ َّ َ ْ َ ْ َ َّ ْ َْ َ َ َّ ‫النبي ْو َن ال ِذيْ َن ا ْسل ُم ْوا ِلل ِذيْ َن َه ُاد ْوا َو‬ ‫الر ٰب ِني ْون َوالاح َب ُار ِبما‬ ِ ‫ِانا انزلنا التورىة ِفيها هدى ونور يحكم ِبها‬ ً َ ً َ ٰ ٰ ْ ْ ُ ْ ُ َ ْ َّ ُ َ ْ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ ْ ُ َ َ ٰ َُ َْ َ َ ‫الن‬ ‫اس َواخش ْو ِن َولا تشتر ْوا ِبا ٰي ِت ْي ث َمنا ق ِل ْيلا َو َم ْن‬ ‫اّلل وكانوا علي ِه شهداۤء فلا تخشوا‬ ِ ‫ْاستح ِفظوا ِمن ِكت ِب‬ َ ْ ُ ٰ ْ ُ ُ َ ٰۤ ُ َ ُ ٰ َ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َّ ‫لم يحكم ِبما انزل اّلل فاول ِٕىك هم الك ِفرون‬ “Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat; di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab 27 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepadaKu. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah. Barangsiapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir.” (Q.S. al-Maidah: 44) Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Dawud berisi doa-doa, dzikir, nasihat, dan hikmah. Dalam bidang syari’at Nabi Dawud diperintahkan untuk mengikuti syariat Nabi Musa. َ َ َْ َ َ َ َ ْ َٰ ْ ٰ َ َ َّ َ ْ َ ْ َّ َ ْ َ َ َّ ‫ك ا ْع َل ُم ب َم ْن فى‬ ‫َو َرب‬ ‫الس ٰم ٰو ِت َوالا ْر ِض َولقد فضلنا َبعض الن ِب ٖ ِّين على َبعض َّواتينا داود ز ُب ْو ًرا‬ ِ ِ “Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang di langit dan di bumi. Dan sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian nabi-nabi atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud.” (Q.S. al-Isra: 55) Kitab Injil diberikan kepada Nabi Isa berupa seruan kepada manusia agar bertauhid kepada Allah, penghapusan sebagian dari hukum-hukum yang terdaftar dalam kitab Taurat yang tidak sesuai dengan zamannya. َ ْ ْ ُ ٰ ْ َٰ َ ٰ ٰٓ َ َ ْ ََّ ً ِّ َ َ َ َ ِّ ً ِّ َ ُ ً ُ َّ ‫َوقفينا على اث ِار ِه ْم ِب ِع ْي َسى ْاب ِن َم ْر َي َم ُمص ِدقا ِلما َب ْين َيد ْي ِه ِم َن الت ْو ٰر ِىة َواتينه ال ِا ِنج ْيل ِف ْي ِه هدى َّون ْور َّو ُمص ِدقا‬ ً ُ َ َ َ ِّ َّ َ َّ ْ ِّ ً َ ‫ِلما َب ْين َيد ْي ِه ِم َن الت ْو ٰر ِىة َوهدى َّو َم ْو ِعظة ِلل ُمت ِق ْين‬ “Dan Kami teruskan jejak mereka dengan mengutus Isa putra Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami menurunkan Injil kepadanya, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, dan membenarkan Kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, dan sebagai petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. al-Maidah: 46) Kitab al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW berisi syari’at-syari’at yang menghapus sebagian isi kitab-kitab terdahulu yang sudah tidak relevan lagi dengan zamannya dan melengkapi segala sesuatu yang sesuai dengan zamannya. Oleh sebab itu, al-Quran merupakan kitab yang menyempurnakan ajaran-ajaran syariat sebelumnya. ََّ َ ُ ٰ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ ً ْ َ ُ َ ٰ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ِّ ً ِّ َ ُ ِّ َ ْ َ ٰ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ ‫وانزلنا ِاليك ال ِكتب ِبالح ِق مص ِدقا ِلما بين يدي ِه ِمن ال ِكت ِب ومهي ِمنا علي ِه فاحكم بينهم ِبما انزل‬ ‫اّلل َولا تت ِب ْع‬ ٰ ُ َ ً َ ْ ً َ ُ ْ َ ْ َ َ ِّ ُ ِّ َ ْ ِّ ُ ُ َ َ ٰ َ َ َّ َ ُ َْ ُ ‫اجا َول ْو َشا َۤء‬ ْ‫اّلل ل َج َعلك ْم اَّم ًة َّواح َد ًةَّولك ْن ل َي ْب ُل َوكم‬ ‫اه َوا َۤءه ْم عما جا َۤءك ِم َن الح ِق ِلكل جعلنا ِمنك ْم ِش ْرعة َّو ِمنه‬ ِ ِ ِ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ْ ُ ْ ُ َ ْ ُ ُ ِّ َ ُ َ ً ْ َ ْ ُ ُ ْ َ ٰ َ ُ َ ْ َ ْ ُ ٰٰ َ َْ ٰ ْ ‫ف‬ ‫اّلل مر ِجعكم ج ِميعا فين ِبئكم ِبما كنتم ِ ي ِه تخت ِلفون‬ ‫ِف ْي ما اتىكم ف‬ ِ ‫است ِبقوا الخير ِت ِالى‬ “Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan,” (Q.S. alMaidah: 48) Selain kitab suci yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul, ada juga wahyu yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul dalam bentuk lembaran-lembaran (suhuf), yaitu 28 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung shahifah yang duturunkan kepada Nabi Adam A.S. (10 suhuf), Nabi Sit A.S. (50 suhuf), Nabi Idris A.S. (30 suhuf), Nabi Ibrahim A.S. (10 suhuf), dan Nabi Musa A.S (10 suhuf). Semua isi sahifah yang berupa ajaran dan masih relevan, juga tercantum dalam al-Quran. d. Beriman kepada Nabi dan Rasul Allah Iman kepada Nabi dan Rasul Allah berarti mengakui bahwa mereka adalah manusiamanusia pilihan yang diangkat dan ditugaskan oleh Allah untuk menyampaikan risalahNya. Mereka adalah orang-orang yang jujur dalam menyampaikan semua keterangan yang diterima dari Allah. Mereka diberikan mukjizat untuk memperkuat dan membuktikan kebenaran risalah yang disampaikannya. ُ ِّ ُ َ َ ْ َّ َ َ ْ َٰ َْ َ ْ ََ ُ ْ َ ً َ َ ْ َ َ ُ َّ ْ ُٰ ‫َولقد َبعثنا ِف ْي ك ِل اَّمةَّر ُس ْولا ا ِن اع ُبدوا‬ ‫اّلل َواجت ِن ُبوا الطاغ ْوت ف ِمن ُه ْمَّم ْن هدى‬ ‫اّلل َو ِمن ُه ْمَّم ْن حقت عل ْي ِه‬ َْ َ ُ َ ٰ َّ ُْ َ َ ِّ َ ْ ُ َ َ َ َ َ ‫الضللة ف ِس ْي ُر ْوا ِفى الا ْر ِض فانظ ُر ْوا ك ْيف كان ع ِاق َبة ال ُمك ِذ ِب ْين‬ “Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (Q.S. an-Nahl: 36) Beriman kepada Nabi dan Rasul dibagi ke dalam dua tuntutan, yaitu keimanan detail dan keimanan global. 1) Keimanan detail, bermakna mengimani semua nabi dan rasul yang disebutkan namanamanya di dalam al-Quran, juga disebutkan oleh Nabi SAW dalam hadisnya. Menolak kenabian salah seorang dari mereka, sama dengan menolak kenabian dan kenabian seluruhnya. Maka rukun iman kepada Nabi dan Rasul tidak terpenuhi. 2) Keimanan global, yaitu mengimani kepada nama-nama nabi yang tidak disebutkan dalam al-Quran maupun hadis Nabi. Kita hanya diwajibkan percaya kepada jumlahnya yang sangat banyak, akan tetapi siapa saja dari mereka itu kita tidak diwajibkan untuk mengetahui dan mengimaninya seorang demi seorang. Sebab itu, jika kita menemukan pandangan seseorang tokoh yang mengajarkan tauhid yang menyerupai para Nabi dan Rasul, tidak bisa dipastikan dan diimani sebagai nabi. Pandangan dan praduga mereka tidak dapat memenuhi prasyarat sebagai bukti keimanan kepada Nabi dan Rasul, sebagaimana difirmankan Allah: َ َ ِّ َ ْ ْ َ َّ َّ َّ َّ َ ُ َّ ْ ْ ‫َو َما ل ُه ْم ِب ٖه ِم ْن ِعلم ِانَّيت ِبع ْون ِالا الظَّن َواِ ن الظَّن لا ُيغ ِن ْي ِم َن الح ِق ش ْي ًٔـا‬ “Dan mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti dugaan, dan sesungguhnya dugaan itu tidak berfaedah sedikit pun terhadap kebenaran.” (Q.S. an-Najm: 28) Keimanan terhadap nabi dan rasul juga mendorong agar seseorang meyakini sifatsifat dan karakteristik yang dimiliki oleh para nabi dan rasul yang wajib, mustahil maupun mubah. 1) Sifat yang wajib dan mustahil a) Setiap nabi dan rasul memiliki sifat shidiq yang berarti jujur dalam arti benar dalam setiap ucapan dan perbuatannya, dan mustahil bagi para nabi dan rasul berbuat dusta (kidzib). b) Setiap nabi dan rasul memiliki sifat amanah yang berarti dapat dipercaya dalam menyampaikan ajaran atau kebenaran yang dibawanya, dan mustahil bagi para nabi dan rasul memiliki sifat khiyanat. 29 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung c) Setiap nabi dan rasul memiliki sifat tabligh yang berarti menyampaikan perintah Allah kepada umatnya bagaimanapun keadaan dan rintangannya, tidak ditambah ataupun dikurangi. Mustahil bagi para rasul memiliki sifat kitman, yaitu menyembunyikan ajaran atau perintah yang diberikan. d) Setiap nabi dan rasul memiliki sifat fathanah yang berarti pintar/pandai, cerdas dan bijaksana dalam menghadapi umatnya atau dalam mengambil keputusan. Mustahil bagi para nabi dan rasul memiliki sifat jahil yang berarti bodoh dan terbelakang. 2) Sifat yang mubah Sifat yang mubah bagi setiap nabi dan rasul adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh setiap manusia pada umumnya, seperti makan, minum, menikah yang tidak menimbulkan cacat atas keterjagaan dan wibawa kenabian dan kerasulannya. Beriman kepada nabi dan Rasul juga adalah dengan menaati segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya yang mereka sampaikan berdasarkan bimbingan wahyu. ُ ٰ ُ ُ َ ُ َْ َ ُ ْ َ ُ َ َّ ‫َو َما ا ٰتىك ُم‬ ‫الر ُس ْول فخذ ْو ُه َو َما ن ٰهىك ْم عنه فانت ُه ْوا‬ “Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (Q.S. al-Hasyr: 7) Dalam Islam, kita juga wajib meyakini bahwa apa yang disampaikan oleh nabi Muhammad SAW, yaitu al-Quran adalah merupakan kebenaran yang disampaikan kepada kita melalui bimbingan wahyu. ْ َ ُ ْ َّ ُ ْ ٰ ْ ‫ ِان ه َو ِالا َوحي ي ْوحى‬- ‫َو َما َين ِطق ع ِن ال َه ٰوى‬ “dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya. Tidak lain (AlQur'an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)” (Q.S. an-Najm: 3-4) e. Beriman Kepada Hari Akhir Beriman kepada hari akhir berarti meyakini tanpa keraguan akan datangnya masa kehancuran makhluk dan alam ini yang disebut hari qiyamat (sa’at). Hari akhir ditandai dengan ditiupnya terompet Malaikat Israfil. ُْ ُ َ َ ٰ ََّ َ َ ْ َ ْ َ َّ َ ٰ َ َ َّ ََّ َّ ‫وان الساعة ا ِتية لا ريب ِفيها وان‬ ‫اّلل َي ْبعث َم ْن ِفى الق ُب ْو ِر‬ “Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubu” (Q.S. al-Hajj: 7) Kiamat dalam terbagi kepada dua macam: 1) Kiamat sugra, Yaitu terjadinya kematian yang menimpa sebagian umat manusia. Misalnya: matinya seseorang karena sakit, kecelakaan, musibah tsunami, banjir, tanah longsor, dan sebagainya. 2) Kiamat kubra, Yaitu terjadinya kematian dan kehancuran yang menimpa seluruh alam semesta. Dunia porak-poranda, rusak, dan hancur. Kehidupan manusia akan berganti dengan alam yang baru yakni alam akhirat. Menjelang kehancuran besar (kiamat kubra), ditandai dengan rentetan peristiwaperistiwa sebagai berikut: 1) Bumi Gelap Gulita Selama 40 Hari 40 Malam, yang dalam al-Quran disebut dukhan; 2) Munculnya Dajjal. Setelah bumi kembali terang kurang lebih selama 2 tahun, muncullah tanda berikutnya yaitu kemunculan Dajjal. Sekitar dua pertiga manusia di dunia akan menjadi pengikut Dajjal. 3) Turunnya Nabi Isa 4) Munculnya Ya’juz dan Makjuz 30 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung 5) Matahari terbit dari arah barat, hanya terjadi sekali. 6) Keluar Binatang dari perut bumi yang dapat berbicara dengan bahasa manusia. 7) Bertiup angin yang lembut, sejuk, berbau kasturi. Semua umat yang beriman akan wafat saat menghirup angin tersebut, sehingga Hari Kiamat besar tidak akan disaksikan oleh umat Muslim. 8) Terjadi 3 Kali Gempa Bumi Besar. Gempa pertama terjadi di bagian Timur, kemudian di Barat, dan satu lagi di semenanjung Arab. 9) Kaluarnya api. Berdasarkan hadits riwayat Muslim, kemunculan api menjadi tanda tanda kiamat. Bahkan, api tersebut membawa manusia menuju tempat berkumpul. 10) Kehancuran Ka’bah. Beriman kepada hari akhir juga, mengimani akan adanya alam akhirat dan segala peristiwa dan tempat di dalamnya yang akan dialami oleh manusia, yaitu: 1) Peniupan 2 kali sangkakala oleh Malaikat Israfil. Tiupan pertama, semua makhluk dimatikan oleh Allah Ta'ala. Yang kedua dihidupkan kembali oleh Allah. 2) Yaumul Ba'as Merupakan hari dibangkitkannya seluruh umat manusia didunia ini dari alam kubur. 3) Yaumul Mahsyar Merupakan hari dimana dikumpulkannya seluruh umat manusia yang dibangkitkan dari alam kubur, kemudian semua manusia tersebut menunggu pengadilan dari Allah SWT. 4) Yaumul Hisab Merupakan hari dilakukannya perhitungan amal perbuatan manusia selama mereka didup di dunia. 5) Yaumul Mizan Merupakan hari penimbangan amal perbuatan manusia. 6) Sirat Diamana setiap manusia ditentukan akan dimasukkan ke neraka atau dimasukkan ke dalam surga, semuanya tergantung dari amal baik dan amal buruk yang dilakukan selama di dunia. 7) Syafaat Merupakan sebuah pertolongan bagi manusia yang beriman, pertolongan tersebut berasal dari perbuatan yang baik saat didunia. Syafaat tersebut berupa kemudahan dan keringanan dari berbagai kesulitan yang dihadapi. 8) Surga dan Neraka Merupakan tempat terakhir bagi umat manusia. Surga diperuntukkan bagi manusia yang beramal baik sedangkan neraka diperuntukkan bagi manusia yang beramal buruk. f. Beriman Kepada Qadha dan Qadar Allah Iman kepada kepada qadha dan qadar Allah bermakna meyakini dengan sepenuh hati tanpa keraguan bahwa Allah telah menetapkan kepastian dan ukuran untuk setiap makhluknya. Ketetapan Allah yang tercatat di Lauh al-Mahfuz sejak zaman azali. Ketetapan ini sesuai dengan kehendak-Nya dan berlaku untuk seluruh makhluk atau alam semesta. Qadar atau qadar secara istilah adalah ketetapan atau keputusan Allah yang memiliki sifat Maha Kuasa (al-Qadir) atas segala ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik maupun takdir yang buruk. Ciptaan Allah adakalanya terwujud setelah melalui proses alam atau 31 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung mengikuti hukum sebab-akibat, yakni disebut al-Khalqu, seperti wujudnya anak karena adanya orang tua dan wujudnya harta benda karena hasil usaha manusia. Adakalanya ciptaan Allah terwujud seketika tanpa proses, yakni disebut al-amru (kun fa yakun/jadilah, maka jadi), seperti wujudnya Nabi Isa tanpa ada bapaknya. Wujud mukjizat Nabi Isa menghidupkan orang yang telah meninggal dunia karena sudah menjadi perintah Allah SWT. َْ ُ َ ََ َ َ ْٰ ُ ٰ ‫الخ ْل ُق َو ْال َا ْم ُر َت ٰب َر َك‬ ‫ال ا ل ه‬ ‫اّلل َرب العل ِم ْين‬ “… Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam” (Q.S. Al-A’raf: 57) Para ulama membedakan karakteristik qadha dengan qadar, dimana qadar dan takdir dipandang sebagai perwujudan atau realisasi dari qadha. Hubungan antara qadha dan qadar sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Qadha merupakan ketetapan yang masih bersifat rencana dan ketika rencana itu sudah menjadi kenyataan, maka kejadian nyata itu bernama qadar atau takdir. Dalam kehidupan sehari-hari, kita terbiasa menggunakan kata-kata takdir, padahal yang dimaksud adalah qadha dan qadar. Para ulama membagi takdir (qadar) kepada dua jenis, yaitu: 1. Takdir Mubram Takdir mubram ialah takdir atau ketetapan Allah yang tidak dapat dirobah atau tidak dapat dirobah oleh siapa pun. Contoh-contoh takdir mubram, antara lain, digambar dalam firman Allah SWT berikut: a. Setiap makhluk pasti akan mengalami mati atau seseorang pasti hanya punya satu ibu kandung. Firman Allah SWT: ُ ُ ُ َ َّ ُ َ َّ ْ ْ ُ َ َ َْ ُ ‫كل نفس ذاۤىِٕقة ال َم ْو ِت َواِ نما ت َوف ْون اج ْو َرك ْم َي ْو َم ال ِق ٰي َم ِة‬ “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu.” (Q.S. Ali Imran: 185) b. Manusia pasti mempunyai akal, pikiran, dan perasaan. c. Di alam semesta ini setiap benda bergerak menurut sunatullah. Artinya, segala sesuatu berjalan menurut hukum kekuatan, ukuran, sebab, dan akibat yang telah digariskan oleh Allah. Kayu mempunyai kemampuan berbeda dengan besi. Kekuatan tenaga manusia berbeda dibandingkan dengan gajah, matahari, bulan, bintang, dan planet-planet hingga benda-benda yang terkecil bergerak sesuai dengan garisnya, dan waktu tak pernah berhenti. 2. Takdir Mua’allaq Takdir muallaq ialah takdir yang masih dapat diubah melalui usaha manusia. Setiap hamba diberi peluang atau kesempatan oleh Allah untuk berusaha mengubah keadaan dirinya menjadi lebih baik. Firman Allah SWT: َُْ َ َ ٰ َ َ َ َ ٰ َّ ‫ِان‬ ‫اّلل لا ُيغ ِ ِّي ُر َما ِبق ْوم حتى ُيغ ِ ِّي ُر ْوا َما ِبانف ِس ِه ْم‬ “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (Q.S. Ar-Ra’d: 11) Contoh takdir mua’allaq adalah seseorang anak yang terlahir dari golongan miskin, tetapi memiliki cita-cita untuk bisa hidup layak di masa depan. Si anak sejak kecil sudah belajar dengan giat dan terus mempertahankan prestasinya hingga lulus perguruan tinggi. Setelah itu, dengan kepandaiannya, ia mampu menjadi orang yang beprestasi dalam kerjanya, 32 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung sehingga akhirnya ia mendapatkan dirinya lebih mampu/layak secara duniawi dibandingkan orangtuanya dulu. J. Tanda-Tanda Orang Yang Beriman Jika dikumpulkan ciri-ciri dan tanda khusus orang-orang yang beriman (mukmin) yang terdapat dalam al-Quran, dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Ciri-ciri yang berkaitan dengan akidah Beriman kepada Allah, Rasul, Kitab-kitab, malaikat, hari akhir, kebangkitan, perhitungan, surga-neraka, alam ghaib, dan takdir Allah. 2. Ciri-ciri yang berkaitan dengan ibadah Beribadah kepada Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan puasa, berhaji, berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya, selalu berzikir, beristighfar, bertawakkal kepada Allah, dan selalu terbiasa membaca/menderas al-Quran. 3. Ciri-ciri yang terkait dengan hubungan sosial Berhubungan dengan sesama manusia secara baik, dermawan, kooperatif, bersatu, amar makruf nahyi ‘anil munkar, memaafkan, mendahulukan kepentingan pihak lain, menjauhi hal-hal yang tidak berguna, cinta kebaikan dan lain-lain. 4. Ciri-ciri yang berkaitan dengan hubungan keluarga Menaati dan berbuat baik terhadap kedua orangtua dan sanak kerabat, mempergauli istri dengan baik, menolong keluarga dan bersedekah, dan mendidik anak dengan benar. 5. Ciri-ciri Moralitas Sabar, lapang dada, jujur, adil, amanah, menepati janji, berilmu luas, tawadhu’, berpegang teguh pada kebenaran, berjiwa kokoh, berkemauan keras, dan mengendalikan diri. 6. Ciri-ciri emosi dan perangai Mencintai Allah, takut terhadap siksa Allah, mengharapkan rahmat-Nya, mencintai sesama manusia, menahan amarah, tidak konfrontatif terhadap pihak lain, tidak dengki, berkasih sayang, dan selalu menyesali dosa. 7. Ciri-ciri intelektual dan keilmuan Berfikir tentang alam semesta dan ciptaan Allah, mencari ilmu, tidak bersikap apriori, bebas berpikir, dan berkeyakinan. 8. Ciri-ciri yang terkait dengan kehidupan praktis Ikhlas bekerja sebaik mungkin dan berusaha keras dalam mencari rizki. 9. Ciri-ciri fisik Kuat, sehat, menjaga kebersihan, dan suci. K. Korelasi Iman Dan Takwa Iman dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dalam perspektif teologis, iman terlebih dahulu datang dalam diri seseorang. Iman yang kuat dan berkualitas tinggi akan melahirkan dorongan untuk memperbanyak amal kebajikan dan ketakwaan. Sementara itu takwa merupakan puncak kesadaran tertinggi dalam diri orang beriman atas adanya Allah SWT dan kesadaran yang intens dalam pengamalan ajaran-ajaran-Nya. Iman adalah unsur dasar yang dibutuhkan oleh manusia untuk dapat meraih derajat takwa. Karena setiap perbuatan atau amalan yang baik tidak akan diterima oleh Allah tanpa didasari oleh iman. Semua bentuk ketakwaan seperti shalat, zakat, puasa, dan haji merupakan bagian dari kesempurnaan iman. 33 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung Keterkaitan antara iman dan takwa ini juga disampaikan oleh Wahab bin Munabbih yang mengatakan: ْ َ َ ْ َّ ُ ُ َ َ ُ َ ْ ُ ُ َ ْ ُ َّ ْ ُ ُ ُ ‫ين ُت ُه ال َح َي‬ ‫ َو َماله ال ِعفة‬، ‫اء‬ ‫ و ِز‬، ‫اسه التق َوى‬ ‫ ولِ ب‬، ‫ال ِإيمان عريان‬ “Iman itu telanjang, dan pakaian iman itu adalah takwa, perhiasannya adalah rasa malu dan hartanya adalah iffah” (Ibnu Abi Dunya dalam kitab makarim al-akhlaq). Abdul al-Aziz al-Dairayni menganalogikan iman dan takwa, bagaikan pohon kurma yang pangkal batangnya tertanam dengan kuat dalam tanah dan daun-daunnya menjulang tinggi ke langit. Sama halnya dengan iman yang tertanam dengan kuat dalam hati, sedangkan cabangnya terlihat dalam perilaku manusia yang bersifat amal shaleh yang tidak pernah terhitung banyaknya. 34 Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam Universitas Al-Ghifari Bandung DAFTAR RUJUKAN Abas Mansur Tamam (2017), Islamic World View: Paradigma Intelektual Muslim. Jakarta: Spirit Media Press. Abdul Hamid Musri, (1997) SDM yang Produktif: Pendekatan al-Quran dan Sains. Jakarta: Gema Insani Press. Abu Aunillah al-Baijury, (2015) Buku Pintar Agama Islam. Yogyakarta: DIVA Press Enzus Tinianus, Zahratul Idami, Ilham Maulana, Fathurahmi, Roly Triwahyudi, dan Rahmad Fadil (2021) Pendidikan Agama Islam Berbasis General Education. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press. Faisal Ismail, (2020) Islam yang Produktif: Titik Temu Visi, Keutamaan dan Kebangsaan. Yogyakarta: IRCiSoD. Hamdan Rasyid dan Saeful Hadi El-Shuta (2016), Panduan Muslim Sehari-hari. Jakarta: WahyuQolbu. Hamzah Hasan dan Tim Darul Ilmi, (2010) Buku Panduan Lengkap Agama Islam. Jakarta: QultumMedia. Ipnu R. Noegroho, (2019) Dasar-dasar memahami Iman, Islam, dan Ihsan. Yogyakarta: Mueeza. Jamaludin, (2020) Membangun Karakter Bangsa dalam Pandangan Islam. Depok: PT Rajagrafindo Persada. Rachmat Marado Sugiarto, (2015) Model Pembelajaran Sains Melalui Ayat-ayat Penciptaan Manusia dalam Perspektif Syeikh Nawawi Banten. Yogyakarta: Maghza Book. Syafrida dan Dewi Andayani, (2017) Aqidah dan Etika dalam Biologi. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press. Zahri, (2019) Pokok-Pokok Akidah yang Benar. Yogyakarta: Penerbit Deepublish. 35