[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
LEADERSHIP Robbins (1996, 39) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan. Siagian (2002, 66) mengemukakan bahwa “peranan pemimpin atau kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan ada tiga bentuk yaitu peranan yang bersifat interpersonal, peranan yang bersifat informasional, dan peran pengambilan keputusan.” Dimaksud dengan peranan yang bersifat interpersonal dalam organisasi adalah bahwa seorang pemimpin dalam perusahaan atau organisasi merupakan simbol akan keberadaan organisasi, seorang pemimpin bertanggung jawab untuk memotivasi dan memberikan arahan kepada bawahan, dan seorang pemimpin mempunyai peran sebagai penghubung. Peranan yang bersifat informasional mengandung arti bahwa seorang pemimpin dalam organisasi mempunyai peran sebagai pemberi, penerima dan penganalisa informasi. Sedangkan peran pemimpin dalam pengambilan keputusan mempunyai arti bahwa pemimpin mempunyai peran sebagai penentu kebijakan yang akan diambil berupa strategi-strategi bisnis yang mampu untuk mengembangkan inovasi, mengambil peluang atau kesempatan dan bernegosiasi dan menjalankan usaha dengan konsisten. Gaya Kepemimpinan 1. Gaya keepemimpinan kharismatik Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik atau yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku – perilaku tertentu pemimpin mereka. Terdapat lima karakteristik pokok pemimpin kharismatik: a. Visi dan artikulasi. Dia memiliki visi ditujukan dengan sasaran ideal yang berharap masa depan lebih baik daripada status quo, dan mampu mengklarifikasi pentingnya visi yang dapat dipahami orang lain. b. Rasio personal. Pemimpin kharismatik bersedia menempuh risiko personal tinggi, menanggung biaya besar, dan terlibat ke dalam pengorbanan diri untuk meraih visi. c. Peka terhadap lingkungan. Mereka mampu menilai secara realistis kendala lingkungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat perubahan. d. Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut. Pemimpin kharismatik perseptif (sangat pengertian) terhadap kemampuan orang lain dan responsif terhadap kebutuhan dan perasaan mereka. e. Perilaku tidak konvensional. Pemimpin kharismatik terlibat dalam perilaku yang dianggap baru dan berlawanan dengan norma. 2. Gaya kepemimpinan transaksional Pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang memandu atau memotivasi para pengikut mereka menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas. Gaya kepemimpinan transaksional lebih berfokus pada hubungan pemimpinbawahan tanpa adanya usaha untuk menciptakan perubahan bagi bawahannya. Terdapat empat karakteristik pemimpin transaksional: a. Imbalan kontingen: kontrak pertukaran imbalan atas upaya yang dilakukan, menjanjikan imbalan atas kinerja baik, mengakui pencapaian. b. Manajemen berdasar pengecualian (aktif): melihat dean mencari penyimpangan dari aturan dan standar, menempuh tindakan perbaikan. c. Manajemen berdasar pengecualian (pasif): mengintervensi hanya jika standar tidak dipenuhi. d. Laissez-Faire: melepas tanggung jawab, menghindari pembuatan keputusan. 3. Gaya kepemimpinan transformasional Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal dan kebutuhan pengembangan dari masing-masing pengikut, Pemimpin transformasional mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu mereka memandang masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka mampu menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra demi mencapai sasaran kelompok. Terdapat empat karakteristik pemimpin transformasional: a. Kharisma: memberikan visi dan rasa atas misi, menanamkan kebanggaan, meraih penghormatan dan kepercayaan. b. Inspirasi: mengkomunikasikan harapan tinggi, menggunakan symbol untuk memfokuskan pada usaha, menggambarkan maksud penting secara sederhana. c. Stimulasi intelektual: mendorong intelegensia, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara hati-hati. d. Pertimbangan individual: memberikan perhatian pribadi, melayani karyawan secara pribadi, melatih dan menasehati. 4. Gaya kepemimpinan visioner Kemamuan menciptakan dan mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel, dan menarik mengenai masa depan organisasi atau unit organisasi yang tengah tumbuh dan membaik dibanding saat ini. Visi ini jika diseleksi dan diimplementasikan secara tepat, mempunyai kekuatan besar sehingga bisa mengakibatkan terjadinya lompatan awal ke masa depan dengan membangkitkan keterampilan, bakat, dan sumber daya untuk mewujudkannya How to become a leader       Use initiative to act on opportunities. Become a leader before other people view you as one. Healthy organisations reward those who take the lead, not just those with formal management roles. Take responsibility for own objectives: set priorities. Display a "can do" attitude even in demanding situations.. Try to solve problems, rather than to pass them on to other people. First answer is „yes, I‟ll make it happen‟ . "Go the extra mile" when asked to do tasks. Go beyond your job description. Do work that gets you noticed. Show enthusiasm: this will be noticed and you will eventually be rewarded. Take ownership of problems: anticipate potential problems, take pre-emptive action and act quickly to resolve problems.  Introduce improvements to the way things are done.  Develop innovative practices. Value innovative thinking.  Learn new skills that will enhance capability.  Common sense is not common! Leadership involves  Being able to motivate & direct others  Taking responsibility for the direction & actions of a team  Setting objectives.  Organising & motivating others.  Taking the initiative  Persevering (gigih) when things are not working out.  Taking a positive attitude to frustration/failure.  Accepting responsibility for mistakes/wrong decisions.  Being flexible: prepared to adapt goals in the light of changing situations. Good managers are key motivators who can make a real difference to their teams. The „five fundamentals‟ of good management: coaching, giving feedback, listening, rewarding and recognising success and performance management. Something as simple as hearing „you've done a really good job on ....‟ can strongly boost to an employee‟s confidence, deliver a sense of pride and satisfaction and encourage them to put more into their work. 5 Value Seorang Leader dari Handry Satriago (CEO General Electric (GE) Indonesia) 1. External Focus Seorang pemimpin harus memiliki pemikiran yang terbuka (open minded) terhadap berbagai macam informasi. Seorang pemimpin juga harus berpengetahuan, harus banyak membaca buku untuk memperluas wawasan. Berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan informasi ini, pemimpin yang cerdas harus bisa menghubungkan (asociating) dengan pengalaman yang dimilikinya. Pengetahuan jika dikorelasikan atau dikaitkan dengan pengalaman akan menumbuhkan sebuah inovasi yang kreatif. 2. Inclusiveness Inklusif berarti mau berbaur dengan orang lain. Ketika bekerja dalam tim, seorang leader harus bisa mendengarkan pendapat orang lain, siapapun itu. Kadang, seseorang meremehkan orang lain karena orang tersebut tidak berpengalaman atau pencapaiannya kurang. Seorang pemimpin tidak bisa melakukan itu. Great leader is he/she who can learn from anyone. 3. Clear Thinking Clear thinking berarti ia mengerti apa yang sedang ia kerjakan dan tahu bagaimana menyampaikannya kepada pihak lain. Talent Indonesia, secara kompetensi bisa dikatakan unggul, mereka mampu menciptakan inovasi atau mendesain strategi tertentu. Masalahnya, kebanyakan dari mereka kesulitan menyampaikan ide tersebut, merasa gagap ketika harus memaparkannya. Leader, penting untuk bisa berpikir jernih. 4. Expertise Ada yang mengatakan bahwa multitalent adalah sebuah kelebihan. Namun, jika kita memiliki banyak keahlian dan tidak ada satupun yang menonjol, justru itu yang harus diwaspadai. Akan lebih baik apabila kita memiliki skill yang membuat kita ahli di sebuah bidang. Sehingga ketika masalah datang, kita bisa mengatakan, “sayalah orang yang bisa menyelesaikan masalah itu dengan baik.” Ada sebuah keterampilan yang minimal kita sudah melakukan hal itu minimal empat tahun, tentunya dengan adanya continuous learning sepanjang jalan. 5. Imagination and Courage Imajinasi adalah akar dari inovasi. Inovasi memang harus selalu ada dalam helaan nafas semua leader. Selain imajinasi, sangat pening bagi seorang pemimpin untuk menjadi kritis, tahu bagaimana caranya bertanya dan memang di kepalanya muncul pertanyaan-pertanyaan untuk membuat sebuah improvement. MANAJER Menurut Robert Tanembaum, Manajer adalah seseorang yang mengarahkan orang lain dan bertanggung jawab atas pekerjaan tersebut. Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenag formal untuk mengorganisasi, mengarahkan dan mengontrol para bawahan yang bertanggungjawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan. FUNGSI, TUGAS DAN PERAN MANAJER 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Fungsi dari seorang manajer adalah: Memahami visi dan misi perusahaan. Harus menjabarkan visi dan misi tersebut kepada tujuan.  Tujuan dirumuskan dengan dua dasar : a) Visi dan Misi b) Antisipasi (memperkirakan) tentang masa depan  Tujuan harus memenuhi empat syarat : a) Measurable (dapat diukur), ada data-data dan angka-angka b) Chalenging (menantang), tidak boleh mudah dicapai sehingga motivasi kerja akan dapat dibangkitkan c) Realistic (dapat diwujudkan) : Sesuai dengan kemampuan d) Time Frame (jangka waktu). Merumuskan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan (membuat plan atau rencana) Melakukan usaha untuk menyediakan resources dalam melaksanakan plan yang telah dibuat. Memimpin pelaksanaan rencana agar para pegawai depat bekerja dengan motivasi yang tinggi. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan serta penggunaan resources agar rencana yang dibuat dapat berjalan sebagaimana mestinya Bersiap untuk menghadapi kontingensi (bersiap untuk menghadapi hal-hal yang di luar perkiraan). Menurut Sugiyanto Wiryoputrao dalam buku "Dasar-dasar Manajemen", yang menjadi tugas atau pekerjaan dari manajer itu adalah sebagai berikut : 1. Kepala dalam organisasi. 2. Pemimpin dalam organisasi. 3. Wakil organisasi dalam bertindak keluar. 4. Penerima informasi. 5. Penerjemah informasi untuk disampaikan kepada bawahan. 6. Juru bicara atau humas organisasi. 7. Wirausaha. 8. Penangkal gangguan organisasi. 9. Pembagi sumber daya dalam organisasi. 10. Negosiator bagi organisasi. Peran dari seorang manajer (Management Role) antara lain adalah sebagai berikut: 1. Interpersonal Role Manajer harus bisa mempunyai peran berhubungan dengan pihak-pihak lain.  Figur Head : manajer harus bisa mewakili unit yang dipimpinya.  Leader: manajer harus bisa memimpin bawahanya secara efektif.  Liaison: manajer bisa menjadi penghubung dengan unit/organisasi yang lain. 2. Informational Role (peran informasi)  Monitoring: manajer harus bisa berperan memonitor kegiatan-kegiatan unit yang dipimpinya dalam rangka aktivitas produksi dan pengumpulan data.  Disseminator: manajer harus berperan menyampaikan informasi yang dikumpulkanya kepada pihak yang membutuhkannya.  Spoke person : manajer harus berperan menyampaikan kebijakan/keputusan pimpinanya yang lebih tinggi kepada bawahan yang dipimpinnya dengan cara yang mudah dimengerti (bisa menyampaikan keinginan, aspirasi, dan usul kepada pimpinan). 3. Decision Making Manajer harus berperan mengambil keputusan dari persoalan-persoalan yang muncul di unit organisasi yang dipimpinya. Setiap keputusan mengandung resiko yang harus diperhitungkan. Tetapi, seorang manajer tidak boleh mundur untuk mengambil keputusan.  Enterperneur (pengusaha) : manajer harus berperan melihat peluang-peluang yang muncul, mengambil keputusan untuk memanfaatkan peluang-peluang tersebut bagi organisasi/unit yang dipimpinya.  Disturbance Handler : manajer harus berperan mengambil keputusan untuk mengatasi gangguan-gangguan.  Resource Allocator : manajer harus berperan mengambil keputusan alokasi sumber daya.  Negotiator : manajer harus berperan mengambil keputusan dalam berunding dengan unit-unit yang lain. Menurut Sugiyanto Wiryoputro peran dari manajer, yang disadurnya dari Ranupandojo, yaitu sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Sebagai produser. Sebagai administrator. Sebagai entrepreneur. Sebagai integrator. Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok. 1. Peran antar pribadi, yaitu melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. 2. Peran informasional, meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. 3. Peran pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding. Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain. A. MASALAH (PROBLEM) MANAJER Masalah dari seorang manajer adalah: 1. Para manajer selalu menghadapi ketidakpastian tentang masa depan 2. Selalu menghadapi masalah keterbatasan sumber daya. Untuk menghadapi problem tersebut, kita bisa menggunakan satu dari tiga pendekatan berikut :  Enterpreneur Approach (pendekatan kewirausahaan) Ciri : intuitif dan agresif Hasilnya sangat tergantung pada ketepatan filingnya (resikonya lebih tinggi)  Adaptif Approach (pendekatan penyesuaian) Ciri : konservatif dan menunggu situasi berkembang Hasil dari pendekatan ini adalah tanpa pola dan perusahaan selalu menjadi follower.  Planning Approach (pendekatan perencanaan) Ciri : menggunakan pendekatan yang struktur dan sistematis Hasil dari pendekatan ini adalah pertumbuhan yang terencana. B. KEAHLIAN (SKILL) MANAJER Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah: 1. Keterampilan konseptual (conceptional skill) Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja. 2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill) Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah. 3. Keterampilan teknis (technical skill) Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain. Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu: 1. Keterampilan manajemen waktu Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Waktu yang dimiliki merupakan aset berharga, dan menyia-nyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan. 2. Keterampilan membuat keputusan Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.