[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
PENDEKATAN, METODE, DAN JENIS TES MENYIMAK, BERBICARA, MEMBACA, DAN MENULIS Dalam proses pembelajaran kita pasti didekatkan dengan kata pendekatan dan metode. Iya bukan? Akan tetapi sering kali sebagian dari kita memmbolak-balikkan pengertian dari kedua kata ini, terkadang kita memakai kata pendekatan dengan pengertian metode dan sebaliknya. Ramelan (1982) mengutip pendapat Anthony yang mengatakan bahwa pendekatan ini mengacu pada seperangkat asumsi yang saling berkaitan, dan berhubungan dengan sifat bahasa, serta pengajaran bahasa. Metode dalam pembelajaran bahasa ialah rencana pembelajaran bahasa, yang mencakup pemilihan, penentuan, dan penyusunan dengan cara sistematis bahan yang akan diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remedi dan bagaimana pengembangannya. Untuk itu mari kita lihat apa saja pendekatan, metode, dan jenis tes menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. MENYIMAK Menyimak merupakan salah satu keterampilan dari empat keterampilan dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Rivers (1978:62) kebanyakan orang dewasa menggunakan 45% waktunya untuk menyimak, 30% untuk berbicara, 16% untuk membaca, dan 9% untuk menulis, dari pernyataan ini perlu kita sadari akan sangat pentingnya kita mempunyai keterampilan menyimak ini. Dalam aspek menyimak ini unsur kesengajaannya sangat besar, sehingga menyimak dapt diartikan sebagai memperhatikan dan mendengarkan orang lain secara seksama. Menurut Tarigan (1993:19), menyimak merupakan suatu proses mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, serta interprestasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi dan memahami makna komunikasi yang disampaikan pembicara. Pendekatan dalam pengajaran keterampilan menyimak Pendekatan komunikatif Pendekatan komunikatif mengarahkan pengajaran bahasa pada tujuan pengajaran yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi (Syafi’ie, 1993: 17, Hymes dalam Brumfit, 1987: 2, dan Djiwandono, 1996: 13). Pendekatan komunikatif memfokuskan pada keterampilan siswa mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk berkomunikasi) dalam pembelajaran. Pendekatan Integratif Pembelajaran bahasa harus dilakukan secara utuh. Para siswa dituntut untuk terampil berbahasa, yaitu terampil menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut harus dilakukan secara terpadu dalam satu proses pembelajaran dengan fokus satu keterampilan. Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif Pendekatan cara belajar siswa aktif diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa. Artinya, siswa secara aktif terlibat dalam proses pengajaran. Pendekatan Belajar Kooperatif Belajar kooperatif merupakan suatu metode yang mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil.  Siswa bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas. Pendekatan Tujuan Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam setiap kegiatan belajar mengajar, yang harus dipikirkan dan ditetapkan terlebih dahulu ialah tujuan yang hendak dicapai. Dengan memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan itu dapat ditentukan metode mana yang akan digunakan dan teknik pengajaran yang bagaimana yang diterapkan agar tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai. Pendekatan Struktural Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa, yang dilandasi oleh asumsi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah. Atas dasar anggapan tersebut timbul pemikiran bahwa pembelajaran bahasa harus diutamakan penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa. Dalam hal ini pengetahuan tentang pola-pola kalimat, pola kata, dan suku kata menjadi sangat penting, jelas, bahwa aspek kognitif bahasa diutamakan. Dengan pendekatan struktural siswa akan menjadi cermat dalam menyusun kalimat, karena mereka memahami kaidah-kaidahnya. Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini mempunyai konsep, guru menggunakan objek di sekitar siswa sebagai media pembelajaran di kelas. Metode dalam pengajaran keterampilan menyimak Adapun metode-metode pembelajaran menyimak antara lain: a. Simak tulis Dalam teknik ini, guru membacakan atau memperdengarkan sebuah wacana singkat (diperdengarkan cukup satu kali). Siswa mendengarkan dengan baik. b. Simak terka Guru mempersiapkan deskripsi tentang suatu benda tanpa menyebutkan nama benda tersebut. Deskripsi itu dibacakan guru, siswa mendengarkan dengan baik kemudian siswa diminta menerka benda tersebut. c. Simak cerita Guru mempersiapkan sebuah cerita yang menarik, kemudian membacakan cerita tersebut. Siswa mendengarkan dengan baik cerita yang dibacakan guru, kemudian siswa diminta menceritakan kembali cerita tersebut dengan katakatanya sendiri. d. Bisik berantai Bisik berantai ini dapat digunakan untuk menguji kemampuan daya simak siswa dan kemampuan untuk menyimpan dan menyampaikan pesan kepada orang lain. Bisik berantai ini dapat dilakukan secara berkelompok. Pertamatama guru membisikkan suatu pesan kepada seorang siswa. Siswa yang bersangkutan diminta untuk membisikkan kepada siswa yang kedua dans seterusnya, siswa terakhir yang menerima pesan menuliskan pesan yang diterima di papan tulis atau mengucapkan pesan tadi dengan nyaring di hadapan teman sekelas. e. Identifikasi kata kunci Dalam menyimak suatu kalimat, paragraph atau wacana yang panjang, kita tidak perlu menangkap semua kata-kata tetapi cukup diingat kata-kata kuncinya saja. Kata kunci merupakan inti dari suatu kalimat, paragraf atau wacana yang panjang. f. Identifikasi kalimat topik Setiap paragraf dalam wacana minimal mengandung dua unsur yaitu kalimat topik dan kalimat pengembang. Kalimat topik bisa terdapat di awal, tengah dan akhir paragraf. Setelah selesai menyimak siswa disuruh mencari kalimat topiknya. g. Merangkum Mendengarkan bahan simakan yang agak panjang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah melalui merangkum. Merangkum berarti merangkum bahan yang panjang menjadi sesedikit mungkin. Namun, kalimat yang singkat tersebut dapat mewakili kalimat yang panjang. h. Parafrase Suatu cara yang digunakan orang dalam memahami isi puisi yaitu dengan cara mengartikan isi puisi dengan kata-kata sendiri dalam bentuk prosa. Siswa mendengarkan puisi yang dibacakan oleh guru. Setelah selesai, siswa mengartikan kembali isi puisi dalam bentuk prosa. i. Menjawab pertanyaan Cara lain untuk mengajarkan menyimak yang efektif ialah dengan menjawab pertanyaan apa, siapa, mengapa, di mana, dan bagaimana yang diajukan sesuai dengan bahan simakan. Tes menyimak Tes kemampuan menyimak adalah kemampuan perserta tes untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan secara lisan langsung oleh pembicara, atau sekedar rekaman audio atau video. Pemahaman itu dapat mengacu kepada pemahaman secara umum seperti topik yang dibahas atau garis besar secara isinya atau bagian-bagian yag lebih terinci termasuk pelaku, lokasi, waktu, dan beberapa aspek yang menonjol. Menurut Djiwandono (2008:114) penetapan jenis sasaran kemampuan yang dijadikan fokus tes disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta tes. Untuk tingkat pemula, dapat digunakan butir-butir tes yang jawabannya memerlukan sekedar pemahaman tentang hal-hal yang secara langsung, kongkrit dan harfiah yang termuat dalam wacana. Pertanyaan-pertanyaan yang kurang langsung sifatnya, termasuk kaitan antara berbagai bagian wacana, menemukan implikasi dan menarik eksimpulan, sampai dengan menentukan sikap dan melakukan evaluasi terhadap isi wacana, lebih sesuai bagi peserta tes yang tingkat kemampuan bahasanya lebih tinggi seperti yang dibahasa secara lebih lengkap pada pembahasan tes memahami bacaan dibagian dua di bawah. Adapun tesnya sebagai berikut: Mengidentifikasi kalimat topic Menjawab pertanyaan tes bacaan Pengetahuan kosa kata Menyelesaikan cerita Merangkum BERBICARA Keterampilan berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan  kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa memiliki keterkaitan erat dengan aspek keterampilan berbahasa lainnya, yaitu antara berbicara dengan menyimak, berbicara dengan menulis, dan berbicara dengan membaca. Pendekatan dalam pengajaran keterampilan berbicara Pendekatan komunikatif Pendekatan komunikatif mengarahkan pengajaran bahasa pada tujuan pengajaran yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi (Syafi’ie, 1993: 17, Hymes dalam Brumfit, 1987: 2, dan Djiwandono, 1996: 13). Pendekatan komunikatif memfokuskan pada keterampilan siswa mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk berkomunikasi) dalam pembelajaran. Pendekatan Integratif Pembelajaran bahasa harus dilakukan secara utuh. Para siswa dituntut untuk terampil berbahasa, yaitu terampil menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut harus dilakukan secara terpadu dalam satu proses pembelajaran dengan fokus satu keterampilan. Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif Pendekatan cara belajar siswa aktif diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa. Artinya, siswa secara aktif terlibat dalam proses pengajaran. Pendekatan Belajar Kooperatif Belajar kooperatif merupakan suatu metode yang mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil.  Siswa bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas. Pendekatan Tujuan Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam setiap kegiatan belajar mengajar, yang harus dipikirkan dan ditetapkan terlebih dahulu ialah tujuan yang hendak dicapai. Dengan memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan itu dapat ditentukan metode mana yang akan digunakan dan teknik pengajaran yang bagaimana yang diterapkan agar tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai. Pendekatan Struktural Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa, yang dilandasi oleh asumsi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah. Atas dasar anggapan tersebut timbul pemikiran bahwa pembelajaran bahasa harus diutamakan penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa. Dalam hal ini pengetahuan tentang pola-pola kalimat, pola kata, dan suku kata menjadi sangat penting, jelas, bahwa aspek kognitif bahasa diutamakan. Dengan pendekatan struktural siswa akan menjadi cermat dalam menyusun kalimat, karena mereka memahami kaidah-kaidahnya. Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini mempunyai konsep, guru menggunakan objek di sekitar siswa sebagai media pembelajaran di kelas. Metode dalam pengajaran keterampilan berbicara Menurut Tarigan (2008: 106) ada 4 metode pengajaran berbicara antara lain: 1. Percakapan Percakapan adalah pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu topik tertentu antara dua atau lebih pembaca. Greene dan Petty dalam Tarigan (2008: 106). Percakapan selalu terjadi dua proses yakni proses menyimak dan berbicara secara simultan. Percakapan biasanya dalam suasana akrab dan peserta merasa dekat satu sama lain dan spontanlitas. Percakapan merupakan dasar keterampilan berbicara baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. 2. Bertelepon Menurut Tarigan (2008: 124) telepon sebagai alat komunikasi yang sudah meluas sekali pemakaianya. Keterampilan menggunakan telepon bisnis, menyampaikan berita atau pesan. Penggunaan telepon menuntut syarat-syarat tertentu antara lain: berbicara dengan bahasa yang jelas, singkat dan lugas. Metode bertelepon dapat digunakan sebagai metode pengajaran berbicara. Melalui metode bertelepon diharapkan siswa didik berbicara jelas, singkat dan lugas. Siswa harus dapat menggunakan waktu seefisien mungkin. 3. Wawancara Menurut Tarigan (2008: 126) wawancara atau interview sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya wartawan mewawancarai para menteri, pejabat atau tokoh-tokoh masyarakat mengenai isyu penting. Wawancara dapat digunakan sebagai metode pengajaran berbicara, pada hakekatnya wawancara adalah bentuk kelanjutan dari percakapan atau Tanya jawab. Percakapan dan tanya jawab sudah biasa digunakan sebagai metode pengajaran berbicara. 4. Diskusi Diskusi sering digunakan sebagai kegiatan dalam kelas. Metode diskusi sangat berguna bagi siswa dalam melatih dan mengembangkan keterampilan berbicara dan siswa juga turut memikirkan masalah yang didiskusikan. Menurut Kim Hoa Nio dalam Tarigan (2008: 128) diskusi ialah proses pelibatan dua atau lebih individu yang berintraksi secara verbal dan tatap muka, mengenai tujuan yang sudah tentu melalui cara tukar menukar informasi untuk memecahkan masalah. Tes berbicara Untuk menilai kompetensi berbicara peserta didik, kita dapat membuat dan menggunakan rubrik yang sengaja disiapkan untuk maksud itu. Komponen penilaian harus melibatkan unsur bahasa dan kandungan makna. Namun demikian, karena tugas yang demikian lebih tepat dilakukan dalam tes proses yang sekaligus menjadi bagian dari strategi pembelajaran, guru jga perlu mencatat kesalahan-kesalahan kebahasaan yang dilakukan peserta didik untuk dibetulkan kemudian. Ingat, kita sebaiknya tidak memotong pembicaraan peserta didik agar mereka tidak terganggu dan justru mematikan keberanian. Rubrik penilaan yang dimaksudkan dicontohkan sebagai berikut. Tabel: Contoh Rubrik Penilaian Berbicara No. Aspek yang Dinilai Tingkat  Capaian Kinerja 1 2 3 4 5 1 Kesesuaian dengan gambar 2 Ketepatan logika urutan cerita 3 Ketepatan makna keseluruhan cerita 4 Ketepatan kata 5 Ketepatan kalimat 6 Kelancaran Jumlah skor MEMBACA Pendekatan Pendekatan komunikatif Pendekatan komunikatif mengarahkan pengajaran bahasa pada tujuan pengajaran yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi (Syafi’ie, 1993: 17, Hymes dalam Brumfit, 1987: 2, dan Djiwandono, 1996: 13). Pendekatan komunikatif memfokuskan pada keterampilan siswa mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk berkomunikasi) dalam pembelajaran. Pendekatan Integratif Pembelajaran bahasa harus dilakukan secara utuh. Para siswa dituntut untuk terampil berbahasa, yaitu terampil menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut harus dilakukan secara terpadu dalam satu proses pembelajaran dengan fokus satu keterampilan. Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif Pendekatan cara belajar siswa aktif diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa. Artinya, siswa secara aktif terlibat dalam proses pengajaran. Pendekatan Belajar Kooperatif Belajar kooperatif merupakan suatu metode yang mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil.  Siswa bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas. Pendekatan Tujuan Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam setiap kegiatan belajar mengajar, yang harus dipikirkan dan ditetapkan terlebih dahulu ialah tujuan yang hendak dicapai. Dengan memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan itu dapat ditentukan metode mana yang akan digunakan dan teknik pengajaran yang bagaimana yang diterapkan agar tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai. Pendekatan Struktural Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa, yang dilandasi oleh asumsi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah. Atas dasar anggapan tersebut timbul pemikiran bahwa pembelajaran bahasa harus diutamakan penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa. Dalam hal ini pengetahuan tentang pola-pola kalimat, pola kata, dan suku kata menjadi sangat penting, jelas, bahwa aspek kognitif bahasa diutamakan. Dengan pendekatan struktural siswa akan menjadi cermat dalam menyusun kalimat, karena mereka memahami kaidah-kaidahnya. Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini mempunyai konsep, guru menggunakan objek di sekitar siswa sebagai media pembelajaran di kelas. Metode dalam pengajaran keterampilan membaca Metode Abjad (Alphabet) Pembelajaran membaca permulaan dengan metode abjad dimulai dengan mengenalkan huruf-huruf secara alphabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Metode Eja (Spelling Method) Metode Eja adalah belajar membaca yang dimulai dari mengeja huruf demi huruf. Pendekatan yang dipaki dalam Metode Eja adalah pendekatan harfian. Siswa mulai diperkenalkan dengan lambang-lambag huruf. Pembelajaran Metode Eja terdiri dari pengenalan huruf A sampai dengan Z dan pengenalan bunyi huruf atau fonem. Metode Suku Kata (Syllabic Method) Metode ini diawali dengan pengenalan suku kata seperti ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co, da, di, du, de, do, dan seterusnya. Kemudia suku-suku kata tersebut dirangkaikan menjadi kata-kata yang bermakna. Metode Kata (Whole Word Method) Metode ini diawali dengan pengenenalan kata yang bermakna, fungsional, dan kontekstual. Sebaiknya dikenalkan dengan kata yang terdiri dari dua suku kata terlebih dahulu. Metode Kalimat/ Global (Syntaxis Method) Metode Global adalah cara belajar membaca kelimat secara utuh. Metode Global ini didasarkan pada pendekatan kalimat. Caranya ialah guru mengajarkan membaca dan menulis dengan menampilkan kalimat di bawah gambar. Metode Global dapat juga diterapkan degan kalimat, tanpa bantuan gambar. Metode SAS (Structural, Analytic, Syntatic) Metode SAS merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan untuk proses pembelajaran menulis membaca permulaan bagi siswa pemula. Metode 4 Tahap Steinberg (Four Steps Steinberg Method) Empat langkah dalam pembelajaran membaca permulaan menurut Steinberg yaitu: a. Mengenal kata dan maknanya (membaca kata tanpa gambar) b. Memahami kata yang dibacanya (membaca kata tanpa gambar) c. Membaca frase atau kalimat d. Membaca teks atau wacana c. Tes eterampilan membaca Pelaksanaan penilaian kemampuan membaca yang berkaitan dengan ranah kognitif bisa dilakukan melalui tes. Tes macam apakah yang disarankan Bloom untuk menguji kemampuan membaca seseorang, akan diuraikan kemudian secara tersendiri.Untuk sekedar tambahan informasi bagi anda, ada baiknya jika kita bicarakan selintas mengenai kedua ranah yang lain dari Taksonomi Bloom, yakni ranah afektif dan ranah psikomotor dalam kaitannya dengan pengajaran membaca. Berbeda dengan ranah kognitif , penilaian untuk kedua aspek yang terakhir ini tidak mempergunakan teknis tes, melainkan teknis nontes. Teknis nontes tersebut dapat berupa wawancara, angket, observasi, pertanyaan dan pernyataan dengan skala bertingkat dan lain-lain. Oleh karena tidak menggunakan teknis tes, penilaian dengan menggunakan teknis nontes sebaiknya dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung secara berkesinambungan. Teknis nontes merupakan suatu alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan testi (Inggris: testee) dengan tidak menggunakan alat tes. Penilaian yang dilakukan dengan teknis nontes terutama bertujuan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan tingkah laku apektif dan psikomotor. Meskipun bentuk-bentuk teknis nontes ini banyak macamnya, namun dalam bab ini hanya akan dikupas beberapa buah saja yang dianggap cocok untuk mengukur tingkah laku afektif dan psikomotor aktivitas membaca siswa. D.MENULIS Menulis adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan megkomunikasikan makna dalam tataran ganda bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda konvesional yang dapat dilihat/dibaca (Tatkala, 1982). a. Pendekatan Pendekatan pembelajaran menulis yang sering dijumpai di SD adalah sebagai berikut: Pendekatan Komunikatif Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang memfokuskan pada keterampilan peserta didik yang mengimplementasikan fungsi bahasa untuk berkomunikasi dalam pembelajaran. Pendekatan Integratif Pendekatan yang menekankan pada keterpaduan empat aspek keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis) dalam pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses Pendekatan ini memfokuskan keterampilan peserta didik dalam mengamati, mengkalsifikasi, menginterpretasi dan mengkomunikasikan. Pendekatan Tematis Pendekatan yang menekankan pada tema pembelajaran sebagai payung/pemandu dalam pembelajaran. b. Metode Dalam pembelajaran menulis, dipergunakan beberapa metode, yaitu: Metode langsung Metode pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Dalam metode langsung, terdapat lima fase yang penting: fase persiapan dan motivasi, fase demonstrasi, fase pembimbingan, fase pengecekan, dan fase pelatihan lanjutan.  Sebagai contoh: guru menunjukkan gambar banjir yang melanda suatu sebuah desa atau melihat langsung peristiwa banjir di sebuah desa.  Dari gambar tersebut, siswa dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan gambar. Metode Komunikatif Desain yang bermuatan metode komunkatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa.  Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikasikan ke dalam tujuan kongkret yang merupakan produk akhir.  Sebagai contoh: metode komunikatif dapat dilakukan dengan teknik menulis dialog.  Siswa menulis dialog tentang yang mereka lakukan dalam sebuah aktivitas.  Kegiatan ini dapat dilaksanakan perseorangan ataupun kelompok. Metode Integratif Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses.  Integrtif terbagi menjadi dua bagian: interbidang studi dan antarbidang studi.  Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan.  Sebagai contoh: menulis diintegrasikan  dengan berbicara dan membaca.  Adapun antarbidang studi artinya pengintegrasian bahan dari beberapa bidang studi.  Sebagai contoh: antara bahasa Indonesia  dengan matematika atau dengan bidang studi lain.  Metode Tematik Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan.  Tema yang telah ditentukan harus diolah sesuai dengan perkembangan dan lingkungan siswa.   Siswa berangkat dari konsep ke analisis atau dari analisis ke konsep kebahasaan, penggunaan, dan pemahaman. Metode Konstruktivistis Asumsi sentral metode konstruktivistik adalah belajar itu menemukan.  Artinya, meskipun guru menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka melakukan proses mental atau kerja otak atas informasi itu agar informasi tersebut masuk ke dalam pemahaman mereka.  Konstruktivistik dimulai dari masalah yang sering muncul dari siswa sendiri dan selanjutnya membantu siswa menyelesaikan dan menemukan langkah-langkah pemecahan masalah tersebut. Metode Kontekstual Pembelajaran dengan menggunakan metode ini akan mempermudah dalam pembelajaran menulis, yakni konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dengan kehidupan pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan penerapannya dengan kehidupan sehari-hari.  Metode ini dapat diterapkan dalam salah satu pembelajaran menulis deskripsi.  Siswa dapat belajar dalam situasi dunia  nyata, tidak dalam dunia awang-awang. Tes keterampilan menulis Tes yang dapat digunakan untuk mengukur keterampilan menulis dilihat dari isi, pendekatan, dan bentuk dapat berupa: a) tes diskrit, integratif, dan komunikatif, b) tes performansi langsung dan taklangsung, c) tes objektif, subjektif, dan cloze (Depdiknas 2002). SOAL: Menyimak Arifin tinggal di kota bandar lampung yang mayoritas penduduknya padat dan banyak polusi yang ditimbulkan. Sebab terlalu padat penduduknya, akibatnya Arifin terkena penyakit batuk pilek. Sebuah pernyataan yang yang tepat untuk menanggapi sebuah peristiwa di atas adalah … a. Udara di kota terlalu panas b. Udara di kota lebih kotor daripada di desa c. Udara di kota sangat kotor karena asap pabrik dan kendaraan d. Udara di kota bercampur dengan debu Kakak Rafi bekerja sebagai reporter televisi disalah satu stasiun swasta yang terkenal. Makna kata reporter yaitu … a. orang yang memberikan informasi b. orang yang menjual berita c. orang yang menyusun berita d. orang yang menjadi berita Aku merasa sangat …. karena teman-temanku mau pergi untuk melanjutkan studi di luar negeri. Kata yang tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah …. a. Gelisah b. Sedih c. Prihatin d. Bahagia Ido sangat suka membaca buku Ido adalah anak yang termasuk berpengetahuan luas Penggabungan dua kalimat diatas yang tepat yaitu …. a. Ido suka membaca buku meskipun ia menjadi tidak berpengetahuan luas. b. Ido suka membaca buku sehingga dia menjadi berpengetahuan luas. c. Ido menjadi berpengetahuan luas sehingga ia suka membaca buku. d. Ido suka menbaca buku dan ia suka berpengetahuan luas. Usaha mebel adalah salah satu usaha yang banyak ditekuni oleh masyarakat yang tinggal di daerah penghasil rotan. Beberapa jenis produk berbahan rotan digunakan sebagai perabot rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, dan rak piring. Produk tersebut juga banyak diminati wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Bahkan, beberapa produk berbahan dasar rotan sudah diekspor ke berbagai mancanegara. Teks di atas termasuk …. a. teks berita b. cerita rakyat c. cerita pengalaman d. teks narasi Berbicara Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intonasi, menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata, merupakan salah satu keterampilan mikro yang harus dikuasai dalam kegiatan … A.  Menulis B.  Membaca C.  Mendengarkan D.  Berbicara Dalam membaca, seseorang menggunakan keterampilan mikro antara lain harus … A.  Membedakan dan memahami arti kata-kata B.  Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat C.  Menentukan kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan gagasan utama D.  Memilih kata yang tepat Membaca cepat untuk mencari ide-ide utama, disebut … A.  Reseptif B.  Decoding C.  Encoding D.  Skimming Hal-hal berikut ini perlu diperhatikan ketika berdialog, kecuali … A.  Bagaimana menarik perhatian B.  Mencatat ide pokok C.  Bagaimana cara mulai dan memprakasai suatu percakapan D.  Bagaimana mengoreksi dan mencari kejelasan Cara yang baik dalam menyampaikan sanggahan ketika berdiskusi adalah .. Secara santun dan tidak berbelit-belit Dengan suara keras dan tegas Disertai kata pembuka dan penutup Mengemukakan berbagai argument yang dapat mematahkan argument pembicara Membaca Seekor katak melihat kerbau. Katak iri kerbau. Katak mencoba mengembangkan tubuh mereka menjadi tubuh kerbau, tetapi upaya katak itu sia-sia karena mereka tidak dapat bersaing dengan tubuh kerbau. Cerita di atas menunjukkan katak yang memiliki sifat. Menipu Buruk Jahat sombong Saat istirahat, Dina selalu membaca buku di perpustakaan. Dia tidak membuang waktu untuk hal-hal yang tidak berguna. Dia menggunakan setiap kesempatan yang harus dia baca. Dina sangat kecanduan membaca. Setiap buku dibaca. Kesimpulan paragraf adalah. a. Dina sedang membaca di perpustakaan b. Dina selalu membekukan waktunya untuk membaca c. Dina suka membaca buku d. Dina memiliki hobi membaca Orang miskin sangat senang. Dia terus menarik jaring yang diisi keping emas. “Aku akan kaya, aku kaya,” serunya, tertawa bahagia. Dia juga menaruh emas di kapalnya. Lagi-lagi dia melemparkan jala ke sungai dan mengambil sepotong emas. Dia mengulanginya beberapa kali sampai emas akhirnya menumpuk dan lelaki malang dan perahunya tenggelam. Ringkasan yang benar untuk cerita di atas adalah… Lelaki malang itu menaruh emasnya di atas kapal Orang miskin sangat beruntung karena mendapat banyak emas Orang miskin sangat senang karena mereka memiliki banyak emas Lengan serakah ditenggelamkan dengan emas dan kapal Reni gemar makan mi ayam dan minuman dingin. Kadang-kadang ia menambahkan sambal agar mi terasa sedikit pedas. Di rumah, ia juga sering menghabiskan es batangan buatan ibu. Rasa manisnya membuat ia tidak mau berhenti meski es tersebut masih beku. Sehabis makan ia rajin menggosok gigi, begitu juga sebelum tidur malam dengan sikat gigi yang lembut. Akan tetapi, beberapa hari ini ia merasa lidahnya perih sehingga ia tidak bisa menikmati masakan ibu. Berdasarkan kutipan tersebut, apa yang menyebabkan kesehatan lidah Reni tidak terpelihara? A. Lidah Reni terluka akibat sambal pada mi ayam yang terlalu pedas. B. Reni kurang mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya vitamin C. C. Sikat yang digunakan Reni terlalu lembut sehingga kotoran tidak terlepas. D. Reni terlalu sering mengonsumsi minuman dingin atau beku. Teks 1 Kemarin Agus bersepeda santai keliling kampung Ulusari. Sepintas kampung tersebut tampak asri. Ternyata penduduk desa itu sangat menderita. Di daerah itu ada pertambangan batubara liar. Limbahnya mencemari sungai yang mengalir di desa itu. Padahal sungai sangat berguna bagi penduduk kampung Ulusari untuk kehidupan sehari-hari. Akibatnya, banyak penduduk sakit perut dan gatal-gatal. Teks 2 Taufik berhasil memelihara itik. Semula mempunyai dua ekor itik betina dan satu ekor itik jantan. Sekarang sudah menjadi empat puluh ekor. Sayangnya, itik-itik tersebut tidak punya kandang khusus. Para tetangga merasa terganggu. Itik-itik itu berkeliaran di halaman dan sawah mereka dan merusak tanaman padi. Selain itu, bau tak sedap pun tersebar ke mana-mana. Persamaan isi kedua teks bacaan tersebut adalah …. A. keberhasilan penduduk dalam menjaga lingkungan B. ketidakpedulian terhadap kebersihan lingkungan C. pencemaran lingkungan oleh penambangan liar D. pencemaran lingkungan oleh ulah peternak MENULIS Manakah kalimat yang menggunakan ejaan secara benar? Pada Hari Minggu aku ikut ayah ke kota. Pada hari Minggu aku ikut Ayah ke kota. Pada hari minggu aku ikut Ayah ke kota. Pada hari minggu aku ikut ayah ke kota. Manakah kalimat yang menggunakan ejaan secara benar? Orang suku Jawa itu pandai bahasa Sunda. Orang Suku Jawa itu pandai Bahasa Sunda. Orang suku jawa itu pandai bahasa sunda. Orang suku Jawa itu pandai Bahasa Sunda. Manakah kalimat yang menggunakan ejaan huruf kapital secara benar? Peringatan hari Kartini dilakukan pada 21 April. Peringatan Hari Kartini dilakukan pada 21 april. Peringatan Hari Kartini dilakukan pada 21 April. Peringatan hari kartini dilakukan pada 21 april. Kalimat yang menggunakan huruf kapital secara tepat adalah ... Acara itu dikunjungi gubernur Jawa Tengah. Acara itu dikunjungi gubernur jawa Tengah. Acara itu dikunjungi Gubernur Jawa Tengah. Acara itu dikunjungi gubernur jawa tengah. Kalimat yang menggunakan huruf kapital secara tepat adalah ... . Ana berkata, “aku berasal dari Kota Solo.” Ana berkata, “Aku berasal dari Kota Solo.” Ana berkata, “Aku berasal dari kota Solo.” Ana berkata, “Aku berasal dari kota solo.” CARA PENYEKORAN: Tes ini merupakan penilaian kognitif. Cara penilaiannya yaitu: Jumlah keseluruhan soal x 5 = 100 Atau setiap soal benar dikalikan 4 point Atau x100%=100 DAFTAR PUSTAKA Kuntarto, E., (2017). Buku Pembelajaran Calistung. Repository Unja, with the URL https://repository.unja.ac.id/634/ Bakri, Umar. 2009.Keterampilan Berbahasa. http://guru umarbakri.blogspot.com diakses pada kamis, 29 maret 2020 Tarigan, H.G. 1987. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Tarigan, H. G. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keerampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Ariani,F. 2004. Keterampilan Menyimak. Jakarta: Ditjen Dikdasmen https://aguswuryanto.wordpress.com/2010/07/20/prinsip-pendekatan-metode-teknik-strategi-dan-model-pembelajaran/ http://repository.unib.ac.id/11137/1/30-Ida%20Suryani%20M.pdf https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/01/11/pembelajaran-keterampilan-menyimak/ http://citraindonesiaku.blogspot.com/2012/02/pendekatan-metode-strategi-model-dan.html http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/196606291991031-DENNY_ISKANDAR/MATERI_PENMETTEK_SMP.pdf NAMA : DONALISA NIM : A1D118080 RUANG/SEMESTER : R003/4 29