[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

Modul Praktikum Perbanyakan Tanaman (Generatif & Vegetatif)

Sebuah buku panduan pelaksanaan praktikum mata kuliah Perbanyakan Tanaman. Terdapat penjelasan mengenai perbanyakan tanaman secara generatif dan macam perbanyakan tanaman secara vegetatif

Modul Praktikum NAMA :...................................... NIM/KELAS :.............................. ASISTEN :................................... PERBANYAKAN TANAMAN Generatif & Vegetatif Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2017 KATA PENGANTAR Alhamdulillah... Modul ini dimaksudkan sebagai pegangan pelaksanaan praktikum mata kuliah Perbanyakan Tanaman pada Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Modul praktikum ini berisi petunjuk pelaksanaan perbanyakan secara generatif melalui biji dan perbanyakan secara vegetatif melalui stek, penyambungan, dan okulasi. Sebagai tambahan, penuntun ini juga berisi petunjuk tugas praktikum untuk individu. Diharapkan dengan adanya modul ini, selain sebagai petunjuk pelaksanaan juga dapat menjadi sumber literatur terutama bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Perbanyakan Tanaman ini. Semarang, Februari 2017 Tim Asisten DAFTAR ISI Kata Pengantar ......................................................................... i Daftar Isi ................................................................................... ii Tata Tertib Praktikum ............................................................... iii Modul 1 Perbanyakan Secara Generatif .................................. 6 Modul 2 Perbanyakan Secara Vegetatif ................................... 13 1. 2. 3. 4. Stek ................................................................................ 14 Penyambungan (Grafting) ............................................. 20 Okulasi (Budding) .......................................................... 23 Cangkok (Air layering) ................................................... 28 Daftar Pustaka .......................................................................... 42 Contoh Laporan Akhir .............................................................. 43 TATA TERTIB PRAKTIKUM PERBANYAKAN TANAMAN A. Ketentuan Sebelum Praktikum - - Praktikan datang tepat waktu, bagi yang terlambat lebih dari 15 menit tidak diperkenankan mengikuti praktikum pada hari itu. Setiap kali praktikum, praktikan membawa jas lab dan petunjuk praktikum. Sebelum masuk ruang praktikum, praktikan menyerahkan laporan praktikum sementara. B. Ketentuan Selama Dan Sesudah Praktikum - - - Setelah praktikum, setiap kelompok membereskan semua alat yang dipakai dan mengembalikannya pada laboran sesuai dengan jumlahnya. Setiap praktikan atau kelompok mengganti alat yang rusak atau hilang selama dipakai atau dipinjam sebelum ujian akhir praktikum (UAP). Pre test/post test diadakan sebelum atau sesudah praktikum Hasil pengamatan selama praktikum dilaporkan segera setelah praktikum selesai hari itu sebagai laporan sementara. C. Laporan Praktikum dan Tugas - Laporan praktikum dikerjakan di rumah dan dikumpulkan 1 (satu) minggu setelah pengamatan terakhir dilakukan, Dikumpulkan secara kolektif menurut asisten yang membimbing pada saat praktikum - - Laporan sementara praktikum boleh ditulis tangan atau diketik. Apabila tulis tangan tulisan harus rapi, dan asisten berhak mengembalikan laporan tsb jika laporan dianggap tidak layak untuk dikumpulkan dan dikoreksi. Laporan dan tugas yang diberikan dikumpulkan tepat waktu, keterlambatan dalam mengumpulkan akan dikenai sanksi pengurangan nilai. D. Tidak Dapat Mengikuti Praktikum - - Praktikan yang dengan terpaksa tidak dapat mengikuti praktikum yang sudah dijadwalkan pada kelompoknya, harus melapor ke koordinator asisten untuk mendapatkan ijin mengikuti praktikum pada kelompok lain. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum sampai 2 (dua) kali tanpa keterangan dianggap mengundurkan diri dan praktikumnya dianggap gugur. E. Mengikuti Praktikum pada Kelompok Lain - - Mahasiswa yang mengikuti praktikum pada kelompok lain harus sudah seijin asisten kelompok yang diikuti, setelah sebelumnya sudah melapor ke asisten kelompok asal, dan telah mengkonfirmasi pada koordinator asisten. Praktikan yang sudah selesai mengikuti praktikum pada kelompok lain, melapor kembali pada asisten kelompok asal dan menyerahkan laporan pada asisten kelompok asal. F. Mahasiswa Dilarang - Membawa buku laporan praktikum mahasiswa angkatan sebelumnya kedalam ruang praktikum. Makan, minum dan merokok selama kegiatan praktikum berlangsung. G. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam tata tertib ini diatur kemudian MODUL 1 PERBANYAKAN SECARA GENERATIF Pendahuluan Tanaman berkembangbiak secara seksual atau generatif dan aseksual atau vegetatif. Perbanyakan secara generatif melibatkan organ tanaman berupa biji. Biji merupakan bagian tanaman yang terbentuk setelah terjadinya proses fertilisasi, suatu proses peleburan gamet jantan dan betina. Peranan biji menjadi penting dalam perbanyakan karena adanya embrio. Perbanyakan melalui biji memberikan beberapa keuntungan, diantaranya adalah 1) sistem perakaran yang kuat, 2) masa produktif lebih lama, 3) lebih mudah diperbanyak, 4) lebih tahan terhadap penyakit yang berasal dari tanah, 5) memiliki keragaman genetik yang lebih tinggi. Kekurangan dari perbanyakan ini adalah 1) waktu berbunga lebih lama, 2) anakan berbeda dengan induknya. Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk: 1. Mempelajari teknik perbanyakan secara generatif melalui biji. 2. Mengetahui keuntungan dan kerugian perbnayakan secara vegetatif melalui biji. Bahan dan Alat: - Biji tanaman jambu biji (Psidium guajava) - Polybag Tanah Pasir atau sekam Kompos/ pupuk kandang Pelaksanaan: 1. Persiapan bahan tanaman - Biji dikeluarkan dari buah, kemudian dibersihkan dari sisa daging agar tidak tumbuh jamur dan dicuci. Seleksi biji berdasarkan penampilan fisiknya (keseragaman bentuk, kepadatan biji, tidak cacat). - Biji-biji direndam, pilih biji yang tenggelam untuk diperbanyak. - Kemudian rendam biji dalam larutan fungisida Dithane dengan dosis 2-3 g/l atau berdasarkan petunjuk label. 2. Persiapan media tanam - Buat bedengan persemaian dengan ukuran lebar 1 m x 2 m dengan arah membujur utara-selatan. - Tanah dicangkul sedalam 30 cm untuk kemudian digemburkan, dihaluskan, dan diratakan. - Campurkan tanah dengan pasir/sekam dan pupuk kandang/kompos (1:1:1). - Buat naungan dengan menggunakan sungkup plastik untuk menjaga kelembapan. 3. Penanaman - Biji ditanam dalam bedengan yang telah disiapkan. - Biji dibenamkan dan ditutup dengan media tanam. 4. Pemeliharaan - Media disiram sampai kapasitas lapang. Penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari. - Biji akan tumbuh sekitar 20-30 hari setalah penyemaian - Apabila semaian telah mencapai tinggi sekitar 510 cm (2-4 bulan), maka semaian tersebut harus segara dipindahkan ke dalam polibag. 5. Naungan - Media yang telah ditanami diletakkan dalam naungan atau tempat yang terlindung dari hujan dan matahari langsung. 6. Pengamatan Pengamatan dilakukan pada 1 minggu setelah tanam (mst) dan dilanjutkan dengan interval satu minggu sekali, meliputi: - Waktu berkecambah - Waktu keluarnya daun sejati - Jumlah daun - Tinggi tanaman - Diameter batang MODUL 2 PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF Perbanyakan tanaman merupakan serangkaian kegiatan yang diperlukan untuk menyediakan materi tanaman baik untuk kegiatan penelitian maupun program penanaman secara luas. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara vegetatif. Prinsip perbanyakan vegetatif adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus. Modul 2 ini merupakan lanjutan dari modul 1 memberikan penjelasan dan petunjuk tentang teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif melalui teknik penyambungan (mengenten), merunduk (layering), penempelan mata tunas (okulasi), dan pencangkokan (air layering). Praktikum ini bertujuan untuk: 1. Mempelajari teknik perbanyakan yang menggunakan organ/bahagian vegetatif suatu tanaman. 2. Mengetahui keuntungan dan kerugian perbanyakan secara vegetatif. Keuntungan Teknik Pembiakan Vegetatif - Memanfaatkan potensi variasi secara genetik total untuk meningkatkan produksi, yakni dengan penerapan teknik pembiakan vegetatif kinerja genotif yang baik dari induknya akan dapat diulangi secara konsisten pada keturunannya. - Sifat tanaman baru akan sama persis dengan induknya Lebih cepat berproduksi Kerugian Teknik Pembiakan Vegetatif - - Tanaman yang berasal dari stek ataupun mencangkok umumnya mempunyai sistem perakaran yang kurang kuat Perkembangbiakan secara vegetatif dapat menghasilkan sedikit keturunan. Bila tanaman hasil reproduksi vegetatif dipotong ranting-rantingnya maka dapat menyebabkan menurun pertumbuhannya. Beberapa metode dalam perkembangan vegetatif, yaitu: 1. STEK Pendahuluan Perbanyakan melalui stek dapat menggunakan sebagian batang, akar atau daun untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Metode perbanyakan buatan ini memberikan beberapa keuntungan, yaitu lebih ekonomis, mudah dalam pelaksanaan dan tidak memerlukan keterampilan khusus. Keberhasilan stek dipengaruhi salah satunya oleh jenis tanaman. Tanaman yang mudah berakar keberhasilan akan lebih besar dibandingkan dengan tanaman yang sulit berakar. Keberhasilan dapat ditandai dengan adanya regenerasi akan dan pucuk pada bahan stek. Tujuan Praktikum ini bertujuan: 1. Mempelajari teknik perbanyakan secara melalui batang, daun, akar dan umbi. stek 2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan perbanyakan secara stek. Stek Batang Bahan dan alat: - - Bagian batang tanaman jambu biji varietas kristalin (Psidium guajava Var. Kristalin) dan mimba (Azadirachta indica). Pisau atau gunting stek Polybag Tanah Pasir Pupuk kandang atau sekam Hormon tumbuh Pelaksanaan: 1. Persiapan bahan tanaman - Pilih tanaman induk yang sudah cukup tua dan sehat. Kemudian potong bagian tanaman yang akan distek menggunakan pisau tajam. Bagian stek harus memiliki 3-4 mata tunas bagi tanaman bertunas atau 15-20 cm. - Potong miring bagian bawah stek untuk memperluas daerah perakaran. 2. Persiapan media - Tanah dicangkul dan diremahkan. Kemudian dicampur dengan pasir dan pupuk kandan/kompos/sekam (1:1:1). Media yang telah tercampur dimasukkan ke dalam polybag yang telah disediakan. 3. Penanaman - Sebelum penanaman, bahan stek direndam dalam hormon perangsang pertumbuhan akar sesuai dosis anjuran (10 kontrol, 10 perlakuan auksin). - Bahan stek ditanam dengan arah mata ke atas, agak miring dan kedalaman sekitar 8-12 cm. 4. Pemeliharaan - Media disiram sampai kapasitas lapang. Penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari. 5. Naungan - Media yang telah ditanami diletakkan dalam naungan yang telah disediakan. - Naungan dapat dibuka saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam dengan cara melubangi plastik naungan sedikit demi sedikit terlebih dahulu sebelum akhirnya naungan dibuka secara keseluruhan. 6. Pengamatan Pengamatan dilakukan pada 1 minggu setelah tanam (mst) dan dilanjutkan dengan interval satu minggu sekali, meliputi: - Persentase stek hidup - Waktu tumbuh tunas baru - Jumlah tunas baru - Panjang tunas baru Stek Daun Bahan dan alat: - Daun tanaman Lidah Mertua (Sanseviera) dan cocor bebek (Bryophyllum pinnatum) Pisau Polybag Tanah Pasir Pupuk kandang atau sekam atau kompos Hormon tumbuh Pelaksanaan: 1. Persiapan bibit - Bahan tanam dipotong 10 – 15 cm, pada bagian bawah dipotong miring 450. 2. Persiapan media - Siapkan media dengan campuran tanah, pasir dan kompos (2:1:1) dan masukkan dalam polibag . 3. Penanaman - Stek ditancapkan ke media sedalam 3 – 5 cm kemudian diletakkan di bawah naungan atau ditutup dengan kantung plastik untuk menjaga kelembaban. 4. Pemeliharaan - Stek yang sudah ditanam harus dijaga kelembaban dengan cara penyiraman setiap dua kali sehari. 5. Pengamatan Pengamatan dilakukan pada 1 minggu setelah tanam (mst) dan dilanjutkan dengan interval waktu satu minggu sekali, meliputi: - Persentase stek hidup - Waktu tumbuh tunas baru - Jumlah tunas baru - Panjang tunas baru 2. PENYAMBUNGAN (GRAFTING) - Grafting adalah penyambungan 2 jaringan tanaman hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai satu tanaman gabungan. - Perbanyakan secara grafting biasanya dipilih dengan pertimbangan untuk memperbanyak tanaman yang tidak bisa atau sukar diperbanyak dengan cara vegetativ lainnya. Tetapi mudah dilakukan denga penyambungan. Misalnya pada belimbing, mangga, manggis jeruk dan durian. - Kemiringan potongan kurang lebih 45°. Diameter batang atas harus sesuai dengan diameter batang bawah. Kedua sambungan itu diikat dengan kuat. Diusahakan agar tidak terjadi infeksi. Buah yang dihasilkannya akan sama dengan buah yang dihasilkan pohon asalnya. Bahan dan alat: - - Batang bawah tanaman jambu biji (Psidium guajava) dan entres jambu biji varietas kristalin (Psidium guajava Var. Kristalin) Pisau Polybag - Tanah Pasir Pupuk kandang atau sekam atau kompos Teknik Pelaksanaan : - - - - Cari tumbuhan subur. Batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang atas Carilah tumbuhan kedua yang siap diambil tunasnya Gunakan pisau steril dan tajam untuk menyayat batang bawah tanaman hingga bagian berkayu dan potong entres dengan panjang ± 5cm. Ikat tempelan dengan tali plastik secara seksama. Bungkuslah sambungan tadi dengan plastik transparan untuk menghindari sinar matahari langsung, usahakan sambungan jangan terkena air dan bagian tengahnya longgar agar tunas tidak terganggu. Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas, sisakan 2-4 helai daun pada batas atas; dan potong daun tersebut menjadi setengahnya atau pangkas semua daun. Setelah kira-kira dua minggu kemudian periksalah. Apabila daun tampak segar berarti penyambungan berhasil. Perhatikan gambar 1: Batang bawah dipotong setinggi 20-25 cm di atas permukaan tanah. Batang bawah disayat membujur sedalam 2-2,5 cm Potongan entres Cara penyambungan side grafting Batang atas dimasukkan ke dalam sayatan batang bawah. Perhatikan agar kambium entres bisa bersentuhan dengan kambium batang bawah. Ikat dengan para-filem atau tali rafia. Setelah sambungan berumur 3-4 minggu, sambungan telah bertunas dan ikatan plastik boleh dibuka. 3. OKULASI (BUDDING) Okulasi (menempel, budding) adalah salah satu teknik perbaikan kualitas tanaman secara vegetatif buatan yang dilakukan dengan menempelkan mata tunas dari tanaman yang unggul ke batang tanaman lainnya. Okulasi bertujuan menggabungkan 2 sifat unggul dari masing-masing bagian tanaman yang diokulasikan yakni sifat unggul batang bawah (contohnya perakaran yang kuat) dan sifat unggul dari tanaman entres (buah yang lebat). Tujuan : 1. Mempelajari teknik perbanyakan secara okulasi yaitu menggabungkan dua sifat tanaman yang memiliki ciriciri (karakteristik) melalui penyisipan mata tunas tanaman yang memiliki sifat yang diinginkan. 2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan perbanyakan secara okulasi. Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu : a. Tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh daun baru) b. Antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama. c. Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus. d. Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh, e. Batang atas atau entres tanaman harus memiliki kualitas seperti hasil tinggi pertumbuhan yang cepat, dan tahan terhadap penyakit. Hal-hal yang perlu diketahui pada saat melakukan Okulasi 1. Memilih mata Mata tunas yang dipilih harus yang berpotensi tumbuh. Pada tanaman jambu dan mangga, pilih mata tunas yang sudah keluar tunas kecil. Tak boleh ada kayu yang tertinggal di kulit mata tempel. Supaya mudah dalam membuat sayatan, potong cabang yang akan diambil mata tempelnya. Siapkan dulu mata tempel dari cabang atas. Baru kemudian sayat pohon induk. Tujuannya agar kambium tidak kering. Pakailah pisau yang tajam dan steril supaya hasil sayatannya rapi dan higienis 2. Cara menyayat Perhatikan juga cara membuat sayatan batang induk dan batang atas. Kayu dari pohon induk tak boleh tersayat. Usahakan kambium kayu induk tidak hilang. Kambium berfungsi untuk lalu-lintas makanan dari daun ke tubuh tanaman. Kalau kambium hilang suplai makanan ke mata tempel tidak ada. 3. Cara mengikat Mengikat mata tempel harus rapat sampai angin tak bisa masuk ke tempelan. Mata tunas boleh ikut ditutup, boleh juga tidak ditutup. Mata tunas yang ditutup punya kelebihan. Gangguan dari luar, terutama air tidak bisa masuk. Tapi ikatan pada mata tunas tak boleh kencang. Supaya tunas bisa tumbuh. Kalau mata tunas tidak ditutup harus dipastikan air tidak menyentuh tempelan. Entres bisa busuk kalau kena air. 4. Kecepatan kerja Teknik yang perlu diketahui pada saat melakukan okulasi, kerja harus cepat. Sayatan pada pohon induk tidak boleh terlalu lama di udara terbuka, karena kambium pada kayu bisa kering. Begitu juga dengan sayatan mata tempel. Sebaiknya okulasi dilakukan pada pagi atau sore hari. Hasil okulasi di tempat teduh. Selain menghindari terik matahari, juga agar tak ada air yang masuk ke sambungan. Bahan dan Alat a. Bahan - Batang bawah umur 2,5-3 bulan (Gambar 3) - Entris - Tali plastik - Alkohol 70% Gambar 3 . Batang bawah okulasi b. Alat - Gunting pangkas - Pisau okulasi 5. Pelaksanaan: Cara kerja - Menyiapkan tali plastik dengan cara memotong-motong plastik dengan ukuran ± 1 x 5 cm Menyiapkan ranting mata temple (entris) yang memiliki mata aktif Memangkas duri dan daun semai batang bawah pada ketinggian ± 25 cm Okulasi dengan metode irisan kulit berkayu (chip budding Mengoles pisau dengan kapas yg telah dicelup dalam alkohol 70 % Mengikat dengan tali plastik yang telah disediakan dari bawah ke atas Gambar 4. Tahapan Okulasi 6. Pemeliharaan - Menjaga tanaman yang telah diokulasi agar tidak kekeringan Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida terpilih setiap 2 minggu Membuka tali okulasi pada hari ke 21 Memangkas batang 1 cm diatas bidang okulasi Membuang setiap tunas liar yang tumbuh pada batang bawah dan hanya disisakan tuns okulasi saja Pemupukan batang semai dengan menggunakan pupuk organik setiap 2 minggu sekali 7. Benih siap salur 1. Benih jeruk siap salur kriteria sebagai berikut: 2. Umur 4 – 5 bulan sejak okulasi 3. Sudah memiliki dua tahap pertunasan 4. Tinggi tanaman minimal 60 cm dari okulasi 5. Labelling (tanggal okulasi, keterangan batang bawah dan entries) Gambar 5. Benih Berlebel Siap Salur 4. CANGKOK (AIR LAYERING) Mencangkok merupakan teknik yang dlakukan untuk mendapatkan anakan sebagai bahan tanaman dalam pembangunan bank klon, kebun benih klon, kebun persilangan karena dengan teknik ini bersifat dewasa sehingga lebih cepat berbunga dan berbuah. Dengan cara ini kualitas tanaman seperti buahnya akan terjaga sama seperti induknya. Tanaman hasil cangkok akan tumbuh tidak terlalu tinggi dan tidak akan mempunyai akar tunggang. Tanaman yg dapat dicangkok adalah tanaman buah berkayu keras atau berkambium. Contoh : Mangga, jambu, jambu air, jeruk, dll. Alat-alat yg diperlukan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pisau yg kuat dan tajam. Serabut kelapa atau plastik kresek. Tali atau karet ban dalam bekas. paku panjang 10 cm. Ember atau apa saja media lain utk menampung air. kursi/tangga/stegger, jika cabang terlalu tinggi Campuran tanah subur : Pupuk kandang : serabuk gergaji perbandingan 1 per 1 Langkah-langkah mencangkok : 1. Pertama, pastikan bahwa induk semang tanaman adalah dari varietas unggul, agar hasilnya nanti adalah bibit unggul juga. 2. Tentukan cabang yg lurus dan cukup besar agar nanti pohon cukup kuat utk mandiri. Kira-kira sebesar pergelangan tangan anak atau berdiameter 3 cm. Cara mencangkok yang benar dilakukan sebagai berikut : - - - Pilih cabang yang sehat dan lebih baik yang tumbuh vertikal. Cabang dikuliti kulitnya melingkari batang dengan jarak 5-10 cm. Bersihkan lapisan kambium yang menempel pada kayu. Apabila memakai plastik, plastik tersebut harus diberi beberapa lubang kecil sebagai jalan masuknya air terlebih dahulu. Setelah lapisan kambium bersih, lapisi bagian tersebut dengan tanah gembur dan balut bagian yang telah terlapisi tanah dengan plastik atau sabut kelapa. Ikat balutan tersebut dengan menggunakan tali plastik dibagian ujung atas dan bawah. Sirami bagian yang telah dicangkok secara teratur. Setelah kurang lebih satu bulan, akar mulai tumbuh. Jika pertumbuhan akar sudah cukup baik, balutan plastik atau sabut dilepas dan cangkokan siap ditanam di wadah baru. Gambar 6 Cara Mencangkok Tanaman DAFTAR PUSTAKA Elvira, S. D. 2005. Budidaya Tanaman Pangan. Diktat Kuliah. Program Studi Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Malikussaleh. ______. 2014. Modul Perbanyakan Tanaman. Program Studi Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian.Universitas Malikussaleh. Handayani, S. 2015. Penuntun Praktikum Bioteknologi Tanaman. Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh. Toogood, Alan. 1999. Plant Propagation. American Horticultural Society. DK Publishing, Inc. Widiarsih, S., Minarsih., Dzurrahman., B. Wirawan dan W.B. Suwarno. 2008. Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Buatan. [versi elektronik]. Diakses tanggal 6 Maret 2013. http://willy.situshijau.co.id CONTOH LAPORAN AKHIR Cover Judul Kelompok:…….. 1. …… 2. …… 3. …… dst Asisten:………… Logo Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro 2017 Daftar Isi Daftar isi Daftar Tabel Daftar Lampiran Bab I. Pendahuluan 1. Latar Belakang 2. Tujuan dan Manfaat Bab II. Tinjauan Pustaka Bab III. Materi dan Metode 1. Materi 2. Metode Bab IV. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil 2. Pembahasan Bab V. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan 2. Saran Daftar Pustaka