Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Mohd Shukri Hanapi (2016). “Antara Bantuan Kemanusiaan dan Tret Personaliti”, Dakwah, Issue 32, Mac-April, Kuala Lumpur: Yayasan Dakwah Islamiah Malaysia, 16-20.
Jurnal Filsafat dan Teologi Katolik
Self-interest starts at the early life of human beings. Along with his body self-interests also grows in the biological growth of a child. Mankind tends to do everything for his own interest, such as to fulfill his needs. Meanwhile, there is another terminology that close to self-interest, i.e. selfishness. Regardless we have to determine the meaning of both terminologies. Self-interest depends on condition, while selfishness focus on ones own interest. Selfishness has no value per se, and it is different with self-interest. In social relationship, self-interest is not without problem. In this paper, we try to describe several conditions of such relationship by using the theory of George Simmel. Is there any condition to bring the self-interest for a good relationship? Therefore, the purpose of this paper is to achieve the knowledge and an encouragement for the highest social virtue in relationship.
Unsur-unsur hakikat manusia terrdiri dari hal-hal berikut. 1. Susunan kodrat terdiri atas raga dan jiwa. 2. Sifat kodrat terdiri atas makhluk individu dan social 3. Kedudukan kodrat terdiri atas makhluk berdiri sendiri dan makhluk tuhan. Berdasarkan pembedaan demikian maka manusia sebagai makhluk individu dan makhhakikat mahkluk social adalah hakikat manusia berdasar sifat-sifat kodrat yang melekat pada dirinya. Berdasarkan unsur hakikat manusia di atas, notonagoro(1975) mengatakan bahwa sebagai makhluk individu dan makhluk social merupakan sifat kodrat dari manusia. Frans magnis suseno (2001) menyatakan bahwa manusia adalah individu yang secara hakiki bersifat social. 1. Manusia sebagai makhluk individu Individu berasal dari bahasa latin individuum yang artinya tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang di pakai untuk menyatakan satuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia secara keseluruhan yang tak dapat di bagi, melainkan sebagai kesatuan terbatas, yaitu perseorangan manusia, demikian pendapat Dr. A.Lysen. Manusia lahir sebagai makhluk individual yang bermakna tidak terbagi atau tidak terpisahkan antara jiwa dan raga. Secara biologis, manusia lahir dengan kelengkapan fisik, tidak berbeda dengan makhluk hewani. Namun, secara rohani ia sangat berbeda dengan makhluk hewani apapun. Jiwa manusia merupakan satu kesatuan dengan raganya untuk selanjutnya melakukan aktivitas atau kegiatan. Kegiatan manusia tidak semata-mata di gerakkan oleh jasmaninya, tetapi juga aspek rohaninya. Manusia mengerahkan seluruh jiwa raganya untuk berkegiatan dalam hidupnya.
2018
Nama : Inanda Caesar Laksono (1807010130) Setiap mahluk di dunia merupakan individualitas tersendiri.Syarat sebagai individu ialah bahwa ia memiliki identitas diri yang tidak terbagi sehingga ia bisa dibedakan dari individu yang lain(PFUP, ROT, CS). Manusia pada hakekatnya memiliki kebebasan atas dirinya sendiri yang memiliki makna umum bahwa manusia atau individu bebas menentukan jalan hidupnya, sudut pandang, maupun pola pikirnya terhadap realitas. Namun demikian, manusia sendiri kenyataannya tidak hidup sendiri dan bahkan saling mempengaruhi antar manusia yang lain. Disamping terikat dengan sesama manusia, seorang individu ternyata juga terikat dengan sebab-akibat yang yang merupakan akibat dari aksi duniawi manusia. Maka dari itu, kapankah manusia dapat mengenali kekhasan diri dari individu lain dan menemukan kebebasan yang sejati? Dapatkah ditelusur dari tahap perkembangan manusia?Demi menjawab pertanyaan ini, perlu dikaji ulang tahap perkembangan manusia itu sendiri. Masa pubertas seseorang disebut sebut sebagai masa seorang individu mencari jati diri maupun masa peralihan menjadi individu yang dewasa.Gagasan ini memang telah terpatri pada ingatan pengetahuan kita, hal ini tidak lepas karena gagasan tersebut adalah ilmu umum yang kita dapatkan dalam sekolah dan pendidikan pada umumnya.Namun demikian, apakah ketika masa pubertas berakhir kita telah mengenal dan memahami diri kita sendiri? Apakah kita telah bebas dari keterasingan dari diri sendiri?Hal ini kaitannya dengan mengenal diri sebagai tanda kedewasaan dan eksistensinya sebagai manusia memang dianggap masih rancu.Lalu bagaimana manusia mencapai hakekatnya sebagai manusai utuh? Sebelum kita melangkah ke definisi Hakekat Manusia, dapat kita lihat fase-fase pekembangan manusia menurut beberapa ahli psikologi : a. Aristoteles 1. 0,0-7,0 : masa anak kecil 2. 7,0-14,0 : masa anak 3. 14,0-21,0 : masa remaja b. Mantessori 1. 0,0-7,0 : periode penemuan dan pengaturan dunia luar. 2. 7,0-12,0 : periode rencana abstrak 3. 12,0-18,0 : periode penemuan diri dan kepekaan social 4. 18,0-: periode pendidikan tinggi
FOCUS
Saat ini, manusia semakin dibombardir oleh informasi, baik yang valid maupun tidak valid. Banjir informasi telah membuat manusia menjadi latah mengejar apa yang ia inginkan, salah satunya adalah kesejahteraan tanpa batas. Kondisi tersebut ternyata memiliki efek domino, yakni tercerabutnya refleksi kritis akan martabat manusia. Implikasinya, manusia memiliki kecenderungan untuk memandang rendah sesamanya. Dengan kata lain, hidup dipandang hanya sebatas arena pertarungan yang saling mengeksploitasi satu dengan lainnya. Kondisi ini tentu harus segera diatasi. Caranya adalah dengan merenungkan makna kepentingan diri dan martabat manusia yang sejalan dengan ajaran Gereja Katolik. Setidaknya ada dua dokumen yang berkaitan dengan masalah ini, yakni Ajaran Sosial gereja dan Katekismus Gereja Katolik. Kedua dokumen itu, pada prinsipnya dapat mendamaikan manusia dengan hasratnya yang selalu ingin menguasai. Semua itu tak lain agar tercipta kondisi keseimbangan layaknya prinsip ceteris paribus.
Abstrak Kajian ini dijalankan untuk meneliti keselarasan personaliti pelajar dengan persekitaran pengajian berasaskan Teori Keselarasan Personaliti-Pendidikan Holland. Kajian perbandingan ini dibuat di kalangan pelajar jurusan Pengurusan dua buah IPTA di Malaysia. Subjek kajian adalah 138 orang pelajar jurusan pengurusan yang mengambil subjek keusahawanan sebagai subjek elektif dipilih melalui kaedah rawak berlapis. Alat kajian yang digunakan adalah Self-Directed Search (SDS) yang dibangunkan oleh Holland. Data yang diperolehi telah dianalisis secara deskriptif dan secara statistik inferensi iaitu min, Kendall's Coefficient of Concordance (W) dan ujian-t pada aras signifikan 0.5. Dapatan kajian menunjukkan terdapat perbezaan yang signifikan personaliti di kalangan lelaki dengan wanita bagi salah sebuah IPTA, manakala tidak terdapat perbezaan signifikan bagi sebuah IPTA yang lain. Umumnya dapatan kajian menunjukkan bahawa pelajar jurusan pengurusan telah memilih bidang persekitaran pengajian yang tidak selaras dengan personaliti mereka. Impilikasi dan cadangan pendekatan bimbingan penyesuaiaan kendiri dalam persekitaran pengajian dibincangkan.
Banjarmasin Post, 2017
Pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak gelombang kedua 2017 usai dilaksanakan. Ada 101 wilayah yang melaksanakan pilkada. Tujuh pilkada di tingkat provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Pada pelaksanaan pilkada serentak gelombang kedua ini, praktik politik uang (money politic) tetap muncul. Padahal, beragam upaya sudah dilakukan penyelenggara agar praktik ini tidak muncul.
Apostolos: Journal of Theology and Christian Education
The protracted conflict between Israel and Palestine until now, heated up again after the incident at the Al Aqsa Mosque, made many sympathetic people to raise aid funds, using the momentum in this incident. Misuse of aid funds in the name of Palestine is likely to occur, with the phenomenological method of seeking information on various social media with events that occur in the community, so that the misuse of aid funds in the name of Palestine is reduced and can be distributed properly. regents, can make fundraising activities right on target and carried out with clear reports to the community in their management.
Bryn Mawr Classical Review, 2024
A motivação fático-probatória da sentença penal: uma proposta racionalista, 2024
Nómadas, 2019
Znanie. Ponimanie. Umenie, 2016
Journal of Ethnic and Migration Studies, 2017
IP Journal of Diagnostic Pathology and Oncology, 2022
The Pan African medical journal, 2016
arXiv (Cornell University), 1998