[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

OLIEL

MORFOLOGI HAMA GEJALA DAN PENGENDALIAN OLEH: NAMA : IQBAL NIM : 1201010035 PRODI : AGROTEKNOLOGI SEMESTER : LIMA MT KULIAH :HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN DOSEN : MARLINA SP MP FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALMUSLIM BIREUEN – ACEH 2014 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Morfologi merupakan ilmu tentang bentuk yang pada organisme tertentu merupakan ciri khas yang membedakan dengan organisme yang lain. Dalam rangka peningkatan produktivitas tanaman salah satu faktor penghambatnya adanya organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang menyerang tanaman yaitu hama. Hama tentu saja dapat merusak tanaman secara langsung (direct) maupun tidak langsung (indirect). Hama merusak secara langsung dengan cara menginfeksi tanaman inang dan akhirnya tanaman tersebut akan mati, sedangkan secara tidak langsung hama dapat  merusak tanaman secara kontinue yaitu melalui tahap demi tahap dan akhirnya tanaman tersebut mengalami kerusakan. Serangan hama dapat terjadi ketika masih berbentuk benih, lalu pembibitan sampai pemanenan hingga Oleh karena itu hama dapat didefinisikan sebagai hewan yang mengganggu atau merusak tanaman sehingga pertumbuhan dan perkembangannya terganggu. Pertumbuhan tanaman dapat berupa kualitatif sedangkan perkembangannya berupa kuantitatif. Dan untuk mengetahui sedikitnya organisme yang merupakan hama tanaman, maka perlu dilakukan identifikasi berdasarkan ciri morfologi organisme tersebut dan atau berdasarkan gejala serangannya di tanaman. Jika organisme penyebab timbulnya kerusakan pada tanaman sudah diketahui, maka dengan mudah dapat ditentukan cara pengendalian yang tepat untuk hama tersebut. bentuk morfologi hama dilakukan dengan memperhatikan metamorfosis, ukuran/struktur/venasi sayap, antena (bentuk, jumlah ruas), tipe caput, sklerit toraks, tungkai (bentuk, letak koksa, rumus tarsi), ruas abdomen, dll. Filum hama dapat berupa pada Filum Chordata yaitu pada kelas Aves dan Mamalia, Filum Mollusca yaitu pada kelas Gastropoda, Filum Nemathelminthes yaitu pada kelas Nematoda dan pada Filum Arthropoda yaitu pada kelas Insecta dan Arachnida. Pada Spesies tikus yang paling dikenal adalah tikus sawah, tikus pohon serta tikus got yang dapat ditemukan hampir di semua Negara. Pada bekicot dan keong mas merupakan kelas Moluska yang memiliki filum terbesar kedua dalam kerajaan binatang yang memiliki tubuh tidak bersegmen dan tubuh simetris bilateral. Dan pada Nematoda memiliki tubuh yang berbentuk seperti benang. Hama apabila tidak ditangani secara benar maka akan menimbulkan kerusakan dan penurunan terhadap produksi serta produktivitas tanaman. MACAM-MACAM MORFOLOGI HAMA 1.Tikus sawah (Rattus argentiventer) a.ciri-ciri Morfologi Tikus  termasuk kedalam kelas Mamalia dan merupakan bagian dari Filum Chordata dari Famili Muridae dan Ordo Rodentia yang bagian tubuhnya terdiri dari kepala, badan dan kaki. Tikus merupakan hewan yang Mamae yang berarti memiliki kelenjar susu. Pada tikus sawah memiliki bagian ekor yang lebih panjang dari bagian kepala. Tikus sawah mirip dengan tikus rumah, tetapi telinga dan ekornya lebih pendek. Ekor biasanya lebih pendek daripada panjang kepala-badan, dengan 1,3%, telinga lebih pendek daripada telinga tikus rumah. ±rasio 96,4 Panjang kepala-badan 170-208 mm dan tungkai belakang 34-43 mm. Tubuh bagian atas berwarna coklat kekuningan dengan bercak hitam pada rambut, sehingga berkesan berwarna abu-abu. Daerah tenggorokan, perut berwarna putih dan sisanya putih kelabu. Tikus betina mempunyai 12 puting susu. Tikus sawah banyak dijumpai merusak tanaman pangan khususnya padi sawah. Tubuh bagian atas (punggung) berwama coklat kekuningan dengan bercak hitam di rambut- rambutnya, sehingga memberi kesan seperti berwama abu-abu, dada berwama putih. Panjang badan tikus sawah dewasa dari hidung sampai ujung ekor berkisar antara 270- 70 mm, dengan berat sekitar 130 g. Panjang ekor biasanya sama atau lebih pendek dari pada badan dari ujung hidung sampai pangkal ekor. Panjang telapak kaki belakang dari tumit sampai ujung kuku jari terpanjang adalah 32-36 mm. Sedangkan panjang telinga 18-21 mm. Tikus sawah mempunyai enam pasang puting susu yang terletak di kiri dan kanan pada bagian perut memanjang sepanjang badan. Tikus sawah dapat berkembang biak mulai umur 1,5-5 bulan. Setelah kawin, masa bunting memerlukan waktu 21 hari. Seekor tikus betina melahirkan rata-rata 8 ekor anak setiap kali melahirkan, dan mampu kawin lagi dalam tempo 48 jam setelah melahirkan serta mampu hamil sambil menyusui dalam waktu yang bersamaan. Selama satu tahun seekor betina dapat melahirkan 4 kali, sehingga dalam satu tahun dapat dilahirkan 32 ekor anak, dan populasi dari satu pasang tikus tersebut dapat mencapai + 1200 ekor turunan. Anak yang baru lahir beratnya sekitar 2-4 g, berwama merah daging dan tidak berbulu. Setelah umur 4 hari wamanya berubah menjadi biru kelabu dan pada umur 7- 10 hari tumbuh bulu berwama kelabu dan coklat, saat ini mata masih tertutup. Mata anak tikus terbuka setelah umur 12-14 hari dan masa menyusui berlangsung sampai umur 18-24 hari. Pada umur 28 hari anak tikus telah dapat berjalan dengan cepat. 2. Hama Thrips a.ciri-ciri Morfologi Ukuran Trips dewasa berukuran + 1 mm,  berwarna kuning pucat, coklat atau hitam.  Biasanya thrips lebih gelap warnanya apabila kondisi lingkungan rendah , dan Semakin rendah suhu suatu lingkungan warna trips biasanya lebih gelap Trips jantan tidak bersayap, sedangkan yang betina mempunyai dua pasang sayap yang halus dan berumbai.   Berkembang biak secara partenogenesis atau dapat menghasilkan telur tanpa melalui kawin terlebih dahulu Telur yang dihasilkan dapat mencapai 80 – 120 butir.  Imago dapat hidup sampai 20 hari. Siklus hidup hama trips sekitar 3 minggu.  Di daerah tropis siklus hidup tersebut bisa lebih pendek (7 - 12 hari), sehingga dalam satu tahun dapat mencapai 5 – 10 generasi.  Trips dewasa dapat hidup sampai 20 hari. Telur trips berbentuk oval.  Telur diletakkan secara terpisah-pisah di permukaan bagian tanaman atau ditusukkan ke dalam jaringantanaman oleh alat peletak telur. Nimfa berwarna keputih-putihan atau kekuning-kuningan, tidak bisa terbang tetapi hanya meloncat-loncat saja.  Penyebaran dari satu tanaman ke tanaman lain berlangsung sangat cepat dengan bantuan angin. b.Klasifikasi Hama thrips ama umum : Thrips tabaci Lindeman, 1889 Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Thysanoptera Famili : Thripidae 3.Keong Mas (Pomacea canaliculata) a. ciri-ciri Morfologi keong mas termasuk kedalam Filum molusca yang merupkan kelas Gastropoda serta Famili Achatinadae dengan Ordo  Pulmonata. Pada bekicot dan keong mas memiliki bagian tubuh yang lunak dan kaki simetris bilateral serta bagian perut yang berbentuk spiral dan terbungkus oleh cangkang. Pada ujung tentakel terdapat mata. Alat mulutnya berupa gigi parut yang digunakan untuk mengunyah makanan. Selain itu, pada bagian tubuhnya memiliki cangkang yang terdiri dari zat kitin. Akibat kerusakan yang ditimbulkan dari jenis hama ini dapat menginfeksi tanaman yang diserangnya. 4.Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) a. ciri-ciri Morfologi Morfologi hama kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis), tampak terlihat caput, antenna, toraks, tungkai depan, tungkai tengah dantungkai tungkai belakang. Caput kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis) tampak bulat seperti caput semut hitam.Ukuran tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) memiliki ukuran tubuh yang relative kecil dibandingkan dengan hama lainnya. Warna tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) berwarna coklat kehitam-hitaman, sayapnya berwarna kekuning-kuningan. Imago dari hama ini berbentuk bulat telur. Bagian kepala (Caput) agak meruncing, pada elytra terdapat gambaran agak gelap. Pronotum halus, elytra berwarna cokelat agak kekuningan. Ukuran tubuh sekitar 5-6 mm. Imago betina dapat bertelur hingga 150 butir, telur diletakkan pada permukaan produk kekacangan dalam simpanan dan akan menetas setelah 3-5 hari. Larva biasanya tidak keluar dari telur, tetapi hanya merobek bagian kulit telur yang melekat pada material. Larva akan menggerek di sekitar tempat telur diletakkan. Lama stadia larva adalah 4-6 hari. Produk yang diserang akan tampak berlubang. b.Klasifikasi Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) Klasifikasi Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) yaitu KingdomAnimalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Coleoptera, Famili Bruchidae, Genus Callosobruchus, Spesies (Callosobruchus chinensis). c.Gejala serangan Gejala serangan Kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis) tampak lubang pada biji-biji kacang hijau yang mengakibatkan lama-kelaman biji tersebut menjadi retak. Intensitas serangan akibat hama dalam produk simpanan termasuk dalam kategori sedang, walaupun beberapa hama dapat menyebabkan kerugian yang nyata secara ekonomi. Intensitas serangan pada komoditas kopi, kacang hijau, kacang tanah, kacang tolo, dan beras adalah 0,3 %, 0,13 %, 0,19 %, 0,29 %, dan 0,34 %. Intensitas serangan paling kecil terdapat pada komoditas kacang hijau dan intensitas tertinggi ada pada komoditas beras. d.Pengendalian Pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan fumigasi dan menggunakan musuh alami hama ini (Anisopteromalus calandrae dan semut hitam). 5.Kumbang Kopra (Necrobia rufipes) a.ciri-ciri Morfologi Morfologi kumbang kopra (Necrobia rufipes) terlihat bahwa kumbang kopra (Necrobia rufipes) terdiri atas caput, antena, alat mulut, toraks dan abdomen. Pada torak terdapat tiga pasang tungkai, yaitu tungkai depan, tungkai tengah dan tungkai belakang. Ukuran tubuh kumbang kopra (Necrobia rufipes) lebih besar dari ukuran tubuh hama gudang lainnya. Kumbang kopra (Necrobia rufipes) memilki ciri morfologi terdiri dari antena, caput, mata majemuk, abdomen, thoraks, tungkai depan, tungkai belakang dan sepasang sayap. Ukuran tubuh dewasa yaitu sekitar 4-5 mm. Permukaan atas tubuh berwarna hijau kebiru-biruan metalik dan mengkilap. Bagian permukaan bawah perut berwarna biru gelap. Kaki mereka coklat kemerah-merahan terang atau oranye. Antena berwarna coklat kemerah-merahan dengan ujung berwarna coklat tua atau hitam. b.Klasifikasi Kumbang Kopra (Necrobia rufipes) Klasifikasi Kumbang Kopra (Necrobia rufipes) yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Coleoptera, Famili Claridae, Genus Necrobia, Spesies (Necrobia rufipes). c.Gejala serangan Gejala serangan Kumbang Kopra (Necrobia rufipes) yaitu melubangi biji-biji kopra dan membuat kopra menjadi busuk dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. d.Pengendalian Pengendalian Kumbang Kopra (Necrobia rufipes) untuk penyimpanan dapat dilakukan dengan pengasapan (fumigasi), atau dengan membersihkan (sanitasi) pada gudang tempat penyimpanan, sedangkan cara pengendalian untuk tanaman yang sedang dalam proses pertumbuhan biasanya dilakukan dengan menggunakan predator, prasit, pathogen sebagai musuh alami.Ada pula yang menggunakan cara mekanis dengan mematikan menggunakan tangan atau alat, menghalau dengan tirai (menggunakan tanaman sebagai tirai atau menggunakan plastik). 6.Kumbang Beras (Sitophilus oryzae) a. ciri-ciri Morfologi Kumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua warnanya berubah menjadi hitam. Terdapat 4 bercak berwarna kuningagak kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. Apabila kumbang hidup pada jagung, ukuran rata-rata ± 4,5 mm, sedang pada beras hanya ± 3,5 mm. larva kumbang tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk dirinya dalam keadaan agak membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti kumbang dewasa. Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan dapat menghasilkan telur sampai 300-400 butir. Telur diletakkan pada tiap butir beras yang telah dilubangi terlebih dahulu. Lubang gerekan biasanya dibut sedalam 1 mm dan telur yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan bantuan moncongnya adalah telur yang berbentuk lonjong. Stadia telur berlangsung selama ± 7 hari. Larva yng telah menetas akan langsung menggerek butiran beras yang menjadi tempat hidupnya. Selama beberap waktu, larva akan tetap berada di lubang gerekan, demikian pula imagonya juga akan berada di dalam lubang selama ± 5 hari. Siklus hidup hama ini sekitar 28-90 hari, tetapi umumnya selama ± 31 hari. Panjang pendeknya siklus hidup ham ini tergantung pada temperatur ruang simpan, kelembapan diruang simpan, dan jenis produk yang diserang. Sitophilus oryzae hidup di tumpukan bahan pangan, seperti beras, jagung dan gandum. Kutu ini berkembang biak sangat cepat. Bedasarkan penelitian, kutu betina dapat bertelur 2 - 6 butir setiap harinya. Untuk menyimpan telurnya, kutu betina melubangi bulir beras dengan rahangnya.satu lubang hanya untuk satu butir telur. Kutu beras dapat hidup selama beberapa bulan. Selama hidup, kutu betina mampu menghasilkan sekitar 400 butir telur. Telur akan menetas menjadi larva setelah 3 hari. Larva akan hidup pada lubang beras selama 18 hari. Setelah itu akan menjadi pupa selama 5 hari, lalu bermetamorfosis menjadi kutu. Kutu beras merupakan hama perusak bahan pangan. kutu ini tidak hanya menyerang beras, jagung dan gandum, tetapi juga merusak bahan pangan lainnya seperti sorgum, ketela, kedelai, kacang hijau, biji semangka, hingga biji bunga matahari. b.Klasifikasi Kumbang Beras (Sitophilus oryzae) Klasifikasi Kumbang Beras (Sitophilus oryzae) yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Coleoptera, Famili Curculionidae, Genus Sitophilus, Spesies (Sitophilus oryzae). c.Gejala serangan Sitophilus oryzae dikenal sebagai bubuk beras (rice weevil). Hama ini bersifat kosmopolit atau tersebar luas di berbagai tempat di dunia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini termasuk berat, bahkan sering dianggap sebagai hama paling merugikan produk pepadian. Hama (Sitophilus oryzae) bersifat polifag, selain merusak butiranberas, juga merusak simpanan jagung, padi, kacang tanah, gaplek, kopra, dan butiran lainnya. Akibat dari serangan hama ini, butir beras menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa lubang pada satu butir, akan menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan air liur hama. d.Pengendalian Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus calandrae (parasit larva), semut merah dan semut hitam yang produk simpanan pada terik matahari, diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan fumigasi terhadap berperan sebagai predator dari larva dan telur hama. Penagendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk yang disimpan. 7.Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) a. ciri-ciri Morfologi Morfologi Kumbang Jagung (Sitophilus zeamayz) hampir sama dengan morfologi hama gudang lainnya. Alat mulut Kumbang Jagung (Sitophilus zeamayz) lebih panjang dari alat mulut hama lainnya. Bagian morfologi yang tampak secara umum adalah caput, toraks, dan abdomen. Kumbang Jagung (Sitophilus zeamayz) berwarna coklat kehitam-hitaman. Morfologi Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) memiliki panjang 2,5-4,5 mm, berwarna coklat, moncong sempit dan panjang, mempunyai antena, larvanya putih dan gemuk dan tidak berkaki. Kadang larvanya berkembang dalam satu butir jagung. Kumbang muda berwarna coklat agak kemerahan, yang tua berwarna hitam. Terdapat bercak kuning agak kemerah-merahan pada sayap bagian depan. Pada sayap kiri dan kanan terdapat dua bercak. Panjang tubuh kumbang dewasa sekitar 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. b.Klasifikasi Kumbang Jagung (Sitophilus oryzae) Kumbang Jagung (Sitophilus oryzae) yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Coleoptera, Famili Curculionidae, Genus Sitophilus, Spesies (Sitophilus zeamays).   c.Gejala serangan Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) menyerang pada tanaman jagung yang mengakibatkan butir-butir jagung menjadi lubang. Ukuran lubang yang diakibatkan lebih besar dari pada gejala serangan pada beras, jagung yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk, sehingga kualitas jagung menurun karena bercampur dengan air liur hama. d.Pengendalian Cara pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara pengeringan bahan yang sempurnah, melakukan pengamasan yang baik, pemberian tablet khusus misalnya phastoksin. Kemudian melakukan fumigasi yang tentunya akan menimbulkan resiko yang sangat besar.   8.Kumbang Tepung (Tribolium sp) a. ciri-ciri Morfologi Kumbang dewasa berbentuk pipih, berwarna cokelat kemerahan, panjang tubuhnya ± 4 mm. Telur berwarna putih agak merah dengan panjang ± 1,5 mm. larva berwarna cokelat muda dengan panjang ± 5-6 mm. Pupa berwarna putih kekuningan dengan panjang ± 3,5 mm. Kumbang betina mampu bertelur hingga 450 butir sepanjang siklus hidupnya. Telur diletakkan dalam tepung atau pada bahan lain yang sejenis yang merupakan pecahan kecil (remah). Larva bergerak aktif karena memiliki 3 pasang kaki thorixal. Larva akan mengalami pergantian kulit sebanyak 6-11 kali, tidak jarang pula pergantian kulit ini hanya terjadi sebanyak 6-7 kali, ukuran larva dewasa dapat mencapai 8-11 mm. Menjelang terbentuknya pupa, larva kumbang akan muncul di permukaan material, tetapi setelah menjadi imago akan kembali masuk ke dalam material. Seklus hidup dari kumbang ± 35-42 hari. b.Klasifikasi Kumbang Tepung (Tribolium sp) Klasifikasi Kumbang Jagung (Sitophilus oryzae) yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Coleoptera, Famili Curculionidae, Genus Sitophilus, Spesies (Sitophilus zeamays) c. Gejala serangan Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) menyerang pada tanaman jagung yang mengakibatkan butir-butir jagung menjadi lubang. Ukuran lubang yang diakibatkan lebih besar dari pada gejala serangan pada beras, jagung yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk, sehingga kualitas jagung menurun karena bercampur dengan air liur hama. d.Pengendalian Pengendalian yang dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan oleh hama ini dapat dilakukan dengan melakukan penjemuran terhadap komoditas simpanan pada waktu tertentu dengan pengeringan yang sempurna. Selain itu juga dapat dilakukan fumigasi terhadap produk pasca penen dengan menggunakan fumigan yang tidak berbahaya bagi kesehatan manusia Kesimpulan Untuk mengetahui organisme yang merupakan hama tanaman, maka perlu dilakukan identifikasi berdasarkan ciri morfologi organisme tersebut dan atau berdasarkan gejala serangannya di tanaman. Jika organisme penyebab timbulnya kerusakan pada tanaman sudah diketahui, maka dengan mudah dapat ditentukan cara pengendalian yang tepat untuk hama tersebut. bentuk morfologi hama dilakukan dengan memperhatikan metamorfosis, ukuran/struktur/venasi sayap, antena (bentuk, jumlah ruas), tipe caput, sklerit toraks, tungkai (bentuk, letak koksa, rumus tarsi), ruas abdomen, dll. Tikus termasuk kedalam filum Chordata dengan kelas Mamalian yang berarti memiliki kelenjar susu. Pada tikus sawah memiliki bagian ekor yang lebih panjang dari bagian kepala. Tikus sawah mirip dengan tikus rumah, tetapi telinga dan ekornya lebih pendek. Thrips adalah hama yang ukup berbahaya bagi tanaman , hama ini bsa menjadi perantara (vector) yang baik berbagai penyakit virus. Ambang batas untuk mengendalikan wabah thrips adalah 1 thrips dalam 10 bunga, yaitu jika dari 10 bunga ditemukan 1 thrips maka perlu adanya penyemprotan insektisida karena perkembangan thrips sangat cepat kuran Trips dewasa berukuran + 1 mm,  -berwarna kuning pucat, coklat atau hitam.  Biasanya thrips lebih gelap warnanya apabila kondisi lingkungan rendah , dan Semakin rendah suhu suatu lingkungan warna trips biasanya lebih gelap - Trips jantan tidak bersayap, sedangkan yang betina mempunyai dua pasang sayap yang halus dan berumbai.   - Berkembang biak secara partenogenesis atau dapat menghasilkan telur tanpa melalui kawin terlebih dahulu Morfologi hama kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis), tampak terlihat caput, antenna, toraks, tungkai depan, tungkai tengah dantungkai tungkai belakang. Caput kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis) tampak bulat seperti caput semut hitam.Ukuran tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) memiliki ukuran tubuh yang relative kecil dibandingkan dengan hama lainnya. Morfologi hama kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis), tampak terlihat caput, antenna, toraks, tungkai depan, tungkai tengah dantungkai tungkai belakang. Caput kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis) tampak bulat seperti caput semut hitam.Ukuran tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) memiliki ukuran tubuh yang relative kecil dibandingkan dengan hama lainnya Kumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua warnanya berubah menjadi hitam. Terdapat 4 bercak berwarna kuningagak kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. DAFTAR PUSTAKA Boeb. 2009. Serangga. http://boebalq.multiply.com/journal/item/2/SERANGGA Hidayat. 2009. Anatomi luar dan morfologi. http://web.ipb.ac.id/~phidayat/entomologi/bab-02%20ANATOMI%20LUAR%20DAN%20MORFOLOGI%20edited%20fin.htm. Karsapoetra, A.G. 1990. Pengendalian Hama Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara, Yogyakarta. Sudarmo, subiyakto. 1995. Pengendalian Hama dan Gulma Pada Tanaman Perkebunan. Kanius.Yogyakarta. Triharso. 1996. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. http://usupress.usu.ac.id/files/Serangga%20Berguna%20Pertanian_Final_Normal_bab%201.pdf.