[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
Vol 6 No 2 (2024) P ISSN 2615-160X || E ISSN 2987-5501 10.30587/jieec.v%vi%i.7992 Pemberian Reward dan Kelekatan Anak dengan Ibu terhadap Tingkat Kemandirian Anak Usia 5-6 Tahun Di Sekolah RA Ukhuwah Al-Ikhlash Kureksari Adelia Miranti Sidiq1, Nur Sifaur Rohmai2 adeliamirantis@stai-ypbwi.ac.id, nursifaur@gmail.com STAI YPBWI, Surabaya Abstrak Kemandirian merupakan kemampuan seseorang yang terbentuk dari pengalaman-pengalaman yang melalui proses belajar untuk tidak bergantung pada orang lain, mempunyai rasa percaya diri mampu mengambil keputusan dan bertangung jawab atas segala sesuatu yang telah dilakukan. Sebagai salah satu tugas perekmbangan pada anak usia dini, kemandirian perlu diperhatikan dan ditanamkan sejak dini. Maka permasalahan yang penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah: 1) bagaimana pemberian reward ibu terhadap anak usia 5-6 tahun 2) bagaimana kelekatan dengan ibu pada anak usia 5-6 tahun. 3) apakah pemberian reward dan kelekatan dengan ibu terhadap kemandirian anak usia 5-6 tahun. Hasil dari penelitian ini menujukan ada hubungan antara pemberian reward dan kelekatan dengan ibu terhadap kemandirian anak di sekolah. Menunjukan hasil positif sangat baik sesuai dengan nilai yang didominasi BSH( Berkembanag Sesuai Harapan) dan BSB ( Berkembang Sangat Baik). Dapat disimpulkan bahwa pemberian reward dan kelekatan dengan ibu terhadap kemandirian sangat signifikan.Hal ini menunjukan bahwa semakin positif pemberian reward dan kelelkatan anak dengan ibu, maka semakin tinggi tingkat pencapian kemandirian nya. Kata Kunci: Pemberian Reward, Kelekatan Anak, Kemandirian, dan Anak Usia Dini Abstract Independence is a person's ability that is formed from experiences through a learning process not to depend on other people, to have self-confidence to be able to make decisions and be responsible for everything that is done. As one of the development tasks in early childhood, independence needs to be considered and instilled from an early age. So the problems that the author formulated in this research are: 1) how do mothers give rewards to children aged 5-6 years 2) how is the attachment to mothers for children aged 5-6 years. 3) Does giving rewards and attachment to the mother affect the independence of children aged 5-6 years. The results of this research show that there is a relationship between giving rewards and attachment to the mother on children's independence at school. Shows very good positive results in accordance with the values dominated by BSH (Developing According to Expectations) and BSB (Developing Very Well). It can be concluded that giving rewards and attachment to the mother on independence is very significant. This shows that the more positive the reward and attachment the child is to the mother, the higher the level of achievement of independence. Keywords: Giving Rewards, Child Attachment, Independence, and Early Childhood 1 – JIEEC UMG PENDAHULUAN Kehidupan pada masa anak dengan berbagai pengaruh adalah masa kehidupan yang sangat penting khususnya berkaitan dengan diterimanya rangsangan ( stimulus) dan perlakuan dari lingkungan hidupnya. Kehidupan pada masa ank yang merupakan suatu periode yang disebut sebagai periode kritis ataupun sensitif dimana kualitas peran ransangan harus diatur sebaik-baiknya, tentunya memerlukan interven yang baik dari orang tua maupun guru. Masa anak-anak ini memiliki beberapa tugas perkembangan untuk dapat melanjutkan tahapan perkembangan selajutnya yaitu masa remaja. Salah satu tugas perkembang anak untk mencapai tahapan tersebut adalah menumbuhkan kemandirian. Mandiri atau sering juga disebut berdiri di atas kaki sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk tidak tergantung pada orang lain serta bertangung jawab atas apa yang dilakukannya. hal ini diperkuat oleh Kartono kemandirian adalah kemampuan berdiri sendiri di atas kaki sendiri dengan kebenaran dan tanggung jawab sendiri. Dalam proses tumbuh kembang anak, orang tua khususnya ibu berkewajiban dalam mengasuh, membimbing, dan mendidik yang tidak lepas dari berbagai halangan. Begitu banyak usaha yang dilakukan ibu untuk membekali diri dengan pengetahuan yang berkaitan dengan proses perkembangan anak. Bimbingan kepada anak untuk menjadi manusia yang mandiri dimulai dari lingkungan keluraga, yang berupa peberian kesempatan untuk menyelesaikan tugas sederhana tanpa bantuan, kebebasan dalam mengambil keputusan dan mengembangkan diri sesuai diri sesuai dengan bakat, minat dan kebutuhan. Menyadari akan pentingnya kehidupan pada masa awal anak dengan berbagai pengaruh yang berkaitan dengan diterimanya rangsangan (stimulus) dan perlakuan yang diberikan kepada anak. Lingkungan yang memberikan dukungan positif akan menghasilkan anak-anak yang berkualitas unggul di masa mendatang. Anak usia dini sangat senang apabila mendapatkan kata pujian ataupun reward atas apa yang sudah anak lakukan dirumah dan disekolah. Walaupun terkadang dalam melakukan kegiatan anak belum berhasil, orang tua atau guru tetap harus mendorong semangat anak dengan memberikan reward atau pujian dengan kasih dan sayang. Reward atau pujian yang diberikan dengan tepat mempunyai peran penting bagi anak. Dengan menggunakan banyak kata pujian dan penghargaan yang mendorong semangat anak, maka orang tua dan guru akan melihat perkembangan mengembirakan dalam kehidupan anak, dan anak akan selalu berada dalam kehidupan yang menyenangkan. Peran orang tua khususnya ibu, sangat besar dalam proses pembentukan kemandirian. Ibu, merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi seorang anak, sosok yang mempunyai keterlibatan langsung dalam perawatan, perkembangan anak dan pemberian nurisi. Profesi sebagai ibu rumah tangga merupakan paling mulia. Namun di jaman modern seperti sekarang ini, seorang ibu tidak hanya dituntut mengasuh anak dirumah, akan tetapi juga dituntut untuk ikut aktif mengembangkan karir esuai den minat dan latar belakang pendidikan selain sebagai ibu rumah tangga. Rutinitas kedua orang tua khususnya ibu yang padat menyita seluruh waktu dan tenaga untuk kegiatan tersebut sehingga mengakibatkan pengasuhan anak digantikan oleh pengasuh atau baby sitter, neneknya, saudara dekat dan bahkan anak dititipkan di yayasan penitipan anak. Kesibukan ini 2 – JIEEC UMG mengakibatkan hubungan yang tidak harmonis antara ibu dan anak. Sehingga kebutuhan hidupnya kurang tercukupi seperti kebutuhan kasih sayang, keamanan, perhatian dan kurang pengawasan. Anak merasa tidak diperhatikan dan dianggap seperti anak mencari obyek lekat selain orang tuanya atau mencari kegiatan lain. Kelekatan anak pada ibu dapat menimbulkan berbagai macam perilakuperilaku tertentu. Anak akan merasa tidak nyaman dan takut ketika ditinggal oleh ibunya, ia membutuhkan sosok yang mampu melindungi dan membuat aman. Anak merasa nyaman ketika mendengan suara figure lekat (ibu), rabaan dan keberadaan sang ibu. Sementara itu Hurlock berpendapat bahwa anak lebih tergantung pada orang tua dalam hal perasaan aman dan kebahagiaan, maka hubungan yang buruk dengan orang tua akan berakibat sangat buruk. Apalagi kalau hubungan dengan ibu yang lebih buruk karena kepada ibulah sebagai besar sangat tergantung. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut: 1). Bagimana pemberian reward ibu terhadap anak pada KB-RA Ukhuwah Al-Ikhlash Kureksari. 2). Bagaimana kelekatan anak dengan ibu di sekolah pada KB-RA Ukhuwah Al-Ikhlash Kureksari?. 3). Apakah pemberian reward dan kelekatan dengan ibu terhadap kemandirian anak disekolah pada KB-RA Ukhuwah Al-Ikhlash Kurekasari. Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan tercapai yang berkaiatan dengan pemberian reward dan kelekatan anak dengan ibu terhadap kemandirian anak saat disekolah pada KBRA Ukhuwah Al-Ikhlash Kureksari. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yang menganalisa data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Penelitian ini data-datanya berupa kata-kata (bukan angka-angka berasal dari wawancara, catatan laporan, dokumen dll) atau penelitian yang di dalamnya mengutamakan untuk pendeskripsian secara analisis tentang suatu peristiwa atau proses sebagaimana adanya dalam lingkungan yang alami untuk memperoleh makna yang mendalam dari hakekat proses tersebut. Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa hal itu merupkan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang. Berdasarkan kriteria yang disarankan, maka subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah sebagai manager sekolah dan penanggung jawab proses belaja rmengajar dan keseluruhan pelaksanaan administrasi. Guru sebagai tenaga pendidik sekaligus pelaksana proses belajar mengajar, guru sebagai moderator dan fasilitator proses pembelajaran siswa dalam mencapai prestasi belajarnya, dan masyarakat/komite sekolah sebagai stake holder dari hasil pendidikan di sekolah KBRA Ukhuwah Al-Ikhlash Kurekasari. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam hal ini, penulis menyajikan sebuah data beserta analisisnya sebagai hasil penelitian yang peneliti lakukan di KB-RA Ukhuwah Al-Ikhlash Kureksari Waru Sidoarjo. Data ini merupakan hasil penelitian berdasarkan observasi, dokumentasi, dan wawancara kepada kepala 3 – JIEEC UMG sekolah, guru kelas kelompok B1 dan guru kelas kelompok B2. Kemudian datayang telah dikumpulkan tersebut dianalisis agarmendapat gambaran yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian dalam penulisan skripsi. Adapun data yang disajikan penulis terlebih dahulu adalah data yang bersifat kualitatif dekriptif, dimana data tersebut merupakan hasil pengamatan di KB-RA Ukhuwah Al-Ikhlash Kureksari Waru Sidoarjo. Sebelum beranjak pulang saya bertemu dengan Ustadzah Hj. Hamidah selaku Kepala Sekolah izin untuk mewawancara walimurid kelompok B1 dan kelompok B2 sesuai dengan judul skripi saya pemberian reward dan kelekatan anak dengan ibu terhadap kemandirian anak di sekolah. Pemberian Reward Ibu terhadap Anak Berdasarkan dari observasi dan wawancara yang dilakukan penelitian bahwa wali murid KB-RA Ukhuwah Al-Ilkhlash pemberian reward untuk ananda mempunyai ciri khas tertentu, anak diberikan reward saat dia melakukan sesuai dengan aturan. Pemberian reward Verbal ( pujian ) dan Non Verbal ( hadiah ) memberikan teladan yang positif dan memberikan motivasi serta kelekatan anak dengan ibu. Hal ini dipaparkan oleh wali murid KB-RA Ukhuwah Al-Ikhlash berikut hasil wawancara dengan Ibu Indri puji selaku wali murid kelompok B1 menyatakan bahwa: “Pemberian reward sering dilakukan baik verbal maupun non verbal, bentuk pemberian reward verbal “kamu hari ini hebat nak tingkatkan lebih baik yaaa” dan bentuk reward non verbal sebuah pelukan hangat dari ibu dan memberikan manian edukasi yang membantu anak mempermudah ilmu baru seperti : buku cerita, puzzle, bentuk huruf hijaiyah dan lain-lain. Tidak perlu mahal yang peting ada manfaat bagi anak dan sesuai dengan kondisi orang tua. Reward dengan kelekatan anak dengan ibu sangat berpengaruh anak merasa dekat dan nyaman sehingga anak di sekolah menjadi anak mandiri dan selalu di motivasi dari rumah agar anak mandiri saat disekolah.” Ibu Surya Niengsi selaku wali murid kelompok B2 menyatakan bahwa: “Pemberian reward selalu dilakukan saat dirumah menerepkan verbal dan non verbal, bentuk reward verbal “ kamu hebat terimakasih yaa harus ditingkatkan lagi yaa sayang” bentuk reward non verbal ciuman dari ibu,, membelikan makanan kesukaan dan membelikan barang yang sesuai dengan kebutuhan buat sekolah contonya: tas, sepatu, buku, kotak pensil dan lain-lain. Reward dan kelekatan anak dengan ibu sangat berhubungan terhadap perkembangan kemandirian anak disekolah.” Setiap orang tua pasti mengininkan anak-anaknya nanti tumbuh sebagai sosok pribadi yang menyenangkan, mandiri, dewasa dan memiliki akhlak yang baik. Dengan seorang figure harus memberikan contoh yang baik sehingga anak menerima dengan baik. Tujuan orang tua untuk memberikan reward bukan berarti memanjakan anak tetapi membuat anak semangat dalam melakukan kebakan buat dirinya sendiri Ibu peran utama saat membimbing anak agar dia kelak akan hidup mandiri dan kelekatan anak dan ibu membuat anak percaya diri disekolah maupun dilingkungan. Disekolah juga dilakukan pemberian reward buat anak yang bisa menjawab pertanyaan dari guru dan di akhir semester ada reward buat anak yang aktif didalam kelas. Kelekatan Anak dengan Ibu 4 – JIEEC UMG Aspek kelekatan aman (Secure Attachment) menerangkan tentang anak merasa percaya terhadap ibu sebagai figur yang selalu siap mendampingi, sensitif dan responsif, penuh cinta dan kasih sayang ketika anak mencari perlindungan dan atau kenyamanan, anak lebih menghargai ibunya, dan selalu menolong atau membantunya dalam menghadapi situasi yang mengancam dan menakutkan. Pola Kelekatan Aman (Secure Attachment) anak pada ibu ditunjukkan dengan anak senang ketika bertemu dengan ibu, anak tidak merengek saat ibu sibuk beraktivitas, anak merespon pelukan ibu dengan senang dan erat, anak menuruti nasehat ibu walaupun tidak sependapat, anak menunjukkan ekspresi senang dan bahagia saat diajak bercanda dengan ibu, pada saat belajar anak didampingi oleh ibu dan mendapatkan fasilitas yang cukup dan ketika anak sedang takut ibu segera datang untuk melindunginya.Hal ini dipaparkan oleh wali murid KB-RA Ukhuwah Al-Ikhlash berikut hasil wawancara : Ibu Surya Niengsi selaku wali murid B2 menyatakan bahwa: “ Kelekatan anak dengan ibu sangat dekat, anak banyak melakukan kegiatan dengan ibu, seperti saya dan reynad hingga melakukan pekerjaan bersama anak. Kadang reynad itu bilang “ Maa capek yaa kerja maafin reynad yaa maa” sambil berpelukan secara tidak langsung anak itu dekat dan merasakan.” Hal ini dapat dipahami karena ibu lebih banyak berinteraksi dengan dan bertugas memenuhi kebutuhannya serta memberikan rasa aman dan nyaman. Oleh karena itu, sebagai figure di harpkan memberikan rasa aman dan memahami anaknya agar dapat menciptakan hubungan yang baik, kerena ibu memegang peran penting dalam proses perkembangan seorang anak. Kemandirian Anak Di Sekolah KB-RA Ukhuwan Al-Ikhlash KB-RA Ukhuwah Al-Ikhlash sangat menjunjung tinggi keberhasilan pembelajaran baik Akademik maupun Non. Akademik sehingga menghasilkan siswasiswi berpretasi maka dari itu untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa membutuhkan banyak dukungan berbagai pihak diantaranya orang tua dan guru. Sebagai orang tua selalu memberikan motivasi dan dukungan belajar sehingga anak semangat mencari ilmu di sekolah. Pada aspek kemandirian ini akan menerangkan tentang kemampuan mengontrol emosi dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi dari orang tua, kemampuan mengatur ekonomi dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua, kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi, dan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain. Berdasakan hasil Observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti pada wali murid dan wali kelas B KB-RA Ukhuwah Al-Ikhlash, tentang kemandirian anak disekolah. Ketika anak berani mengemukakan keinginanya, anak bisa mengambil keputusan dan bertangung jawab dengan pilihannya, mengikuti aturan yang ditetapkan dikelas dan sekolah, menyesuikan dengan situasi saat bermain dengan teman. Ustadzah Mega selaku wali kelas B2 menyatakan bahwa: “Anak bisa mengambil keputusan dan bertangung jawab dengan pilihannya contoh : Ananda Reynad suka memilih kegiatan yang dia suka tetapi terkadang dia bingung dengan keputusannya ustadzah Mega 5 – JIEEC UMG mengarahkan “kamu harus tangung jawab dengan pilihan perta yaa mas reynad kamu past bisa”, dengan senang hati dan rasa percaya diri reynad “siap ustadzah mega.” Uraian dari hasil wawancara guru kelas terdapat hasil yang sama antara ustdzah mega dengan ustadzah suci yaitu selalu terus mengingtkan kepada murid agar selalu menerapkan kemandirian, selain itu setiap di akhir semester dari pihak sekolah ada reward bagi anak yang mandiri itu yang membuat anak-anak berlomba-lomba. Tabel. 1. Penilaian Kemandirian Anak Di KB Ukhuwah Al-Ikhlash Kureksari No Nama 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11. 12. 13. 14. 15. 16. Afifa Ardi Bulan Bhima Dzaky Isyna Khairu Khaleed Keisha Nadya Naufal Naisila Raihan Rama Salwa Syaffa Berani Mengambil keputusan BSB MB BSB BSB MB BSH BSB BSB BSB BSB BSH BSH BSB BSH BSB BSB Menyesuaikan diri dengan lingkungan BSB BSH BSB BSB BSH BSH BSB BSB BSB BSB BSH BSB BSB BSH BSB BSB Percaya diri BSB BSB BSB BSB BSH BSH BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB Berdasarkan hasil Tabel diatas Penilaian Berani Mengambil keputusan,MB= 2 Anak, BSH= 4 Anak ,BSB= 10 Anak. Penilaian Menyesuaikan diri dengan lingkungan, BSH= 6 Anak, BSB= 8 Anak. Penilaian Percaya diri,BSH= 2 Anak, BSB= 14 Anak. Dilihat dari hasil penelitian diatas terlihat nilai anak-anak meningkat, artinya pemberian reward dan kelekatan anak dengan ibu terhadap kemandirian anak ini dibuktikan dengan nilai yang didominasi BSH ( Berkembang Sesuai Harapan ) dan BSB ( Berkembang Sangat Baik). PENUTUP Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, hasil penelitian tentang Pemberian Reward dan kelekatan anak dengan ibu terhadap kemandirian anak di sekolah KB-RA Ukhuwah Al-Ikhlash telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1). Saat observasi ketika anak diberikan reward sebagai penghargaan dan motivasi maka anak melakukan perilaku secara mandiri. 2). Dari hasil penelitian Kelekatan anak kelompok B1 dan B2 terhadap ibu di KB-RA Ukhuwah Al-Ikhlash Kureksari Waru Sidoarjo adalah sebagai kelekatan dapat terjadi figure lekat dalam relasinya dengan anak menujukan sensifitas, sikap positif dan support. 3). Dari hasil penelitian Pemberian reward dan kelekatan anak kelompok B1 dan B2 dengan ibu terhadap kemandirian di KB-RA Ukhuwah Al-Ikhlash Kureksari Waru Sidoarjo adalah terbukti dengan nilai yang didominasi BSH ( Berkembang Sesuai Harapan ) dan BSB ( Berkembang Sangat Baik) dengan penilaian kemandirian anak di sekolah yaitu: berani mengambil keputusan, menyesuaikan diri dengan lingkungan dan percaya diri. DAFTAR PUSTAKA Ade Nurcahya, H. S. H. (2020). Pemberian penguatan (reinforcement)dan kreatifitas mengajar guru sebagai determinanmotivasi belajar siswa. JPMANPER : JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN, 5(1), 83–96. https://doi.org/https://doi.org/10.17509 /jpm.v5i1.25855 Al Umairi, M. (2023a). Development of Social Interaction and Behavior for Early Childhood Education in the Era Society (5.0). JOYCED : Journal of Early Childhood Education, 3(2), 167– 176. https://doi.org/https://doi.org/10.14421 /joyced.2023.32-08 Al Umairi, M. (2023b). Pengembangan Interaksi dan Perilaku Sosial Terhadap 6 – JIEEC UMG Pendidikan Anak Usia Dini di Abad 21. Kiddo : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini , 4(2), 1–12. https://doi.org/10.19105/kiddo.v4i2.97 05 Al Umairi, M. (2024). Reinforcement of Social Emotional Early Childhood in the Era of Society 5.0. Al Hikmah: Indonesian Journal of Early Childhood Islamic Education (IJECIE), 8(1), 5162. Annisa Eli Yana. (2023). HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI. Jurnal Kajian Anak (J-Sanak), 4(2), 3. https://doi.org/https://doi.org/10.24127 /j-sanak.v4i02.3783 Daniel Solomon. (2016). Importance of Self Awareness in Adolescence – A Thematic Research Paper. IOSR Journal Of Humanities And Social Science, 21(1), 20. https://www.iosrjournals.org/iosrjhss/papers/Vol. 21 Issue1/Version2/D021121922.pdf Diena Ardini. (2017). Hubungan Manajemen Diri Dan Orientasi Masa Depan Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Aktif Kuliah Dan Organisasi. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(4). https://doi.org/http://dx.doi.org/10.308 72/psikoborneo.v5i4.4469 Emma Rohima. (2017). Upaya 1Meningkatkan Kepekaan Sosial Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi Di Man Pematang Bandar [UIN Sumatera Utara]. http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/3 957 Jessica Souza. (2023). Apa Itu Pembelajaran Sosial dan Emosional? Child Mind Institute. https://childmind.org/article/what-issocial-and-emotional-learning/ Magnus Osahon Igbinovia. (2016). Emotional Self Awareness and Information Literacy Competence as Correlates of Task Performance of Academic Library Personnel. Library Philosophy and Practice (e-Journal), 1370. https://digitalcommons.unl.edu/cgi/vie wcontent.cgi?article=3764&context=li bphilprac McGovern, G., Pinetta, B. J., Montoro, J. M., Channey, J., Rosario-Ramos, E., & Rivas-Drake, D. (2023). Stretching towards social justice: A case study of transformative social and emotional learning (SEL). Social and Emotional Learning: Research, Practice, and Policy, 2(November), 100018. https://doi.org/10.1016/j.sel.2023.1000 18 Mulyana, D. (2013). Metodologi penelitian kualitatif : Paradigma baru ilmu komunikasi dan ilmu sosial lainnya (VIII). Remaja Rosdakarya. Mushab Al Umairi. (2023). PENGEMBANGAN INTERAKSI SOSIAL TERHADAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF ISLAM DI ABAD 21. ADAM : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 274. https://doi.org/https://doi.org/10.37081 /adam.v2i2.1534 Nazia Nuril Fuadia. (2022). PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI ANAK USIA DINI. WAWASAN: Balai Diklat Keagamaan Jakarta, 3(1), 31–47. https://doi.org/https://doi.org/10.53800 /wawasan.v3i1.131 Nurhayati, D. (2023). Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini (Bila Nurfadillah (ed.); 1st ed.). Widina Bhakti Persada Bandung. 7 – JIEEC UMG https://repository.penerbitwidina.com/ media/publications/559576perkembangan-sosial-emosional-anakusia-ce5883f0.pdf Nurjannah. (2017). Mengembangkan Kecerdasan Sosial Emosional Anak Usia Dini Melalui Keteladanan. HISBAH: Jurnal Bimbingan Konseling Dan Dakwah Islam, 14(1), 50–61. https://ejournal.uinsuka.ac.id/dakwah/hisbah/article/view File/141-05/990 Prima Yoga Setyawan. (2023). Mengenal Pembelajaran Sosial Emosional Berbasis Mindfulness. PRIMARY, 2(1), 51–59. https://primary.ump.ac.id/index.php/pr imary/article/download/48/54 Puspasari, C., Masriadi, M., & Yani, R. (2020). Representasi Budaya Dalam Film Salawaku. Jurnal Jurnalisme, 9(1), 18. https://doi.org/10.29103/jj.v9i1.3097 Reza Nur Azizah. (2022). PENINGKATAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK USIA DINI. Jurnal Lentera Anak, 3(1), 53– 61. https://ejournal.unisnu.ac.id/jla/article/ view/2954 Scaffidi Abbate, C., Boca, S., & Gendolla, G. H. E. (2016). Self-awareness, perspective-taking, and egocentrism. Self and Identity, 15(4), 371–380. https://doi.org/10.1080/15298868.201 5.1134638 Sidiq, A. M. M. A. U. (2022). Social Development of Early Children in Online Learning in the Time of the Covid-19 Pandemic. IJECES: Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies, 11(2). https://doi.org/https://doi.org/10.15294 /ijeces.v11i2.57676 Syahreni Yenti. (2021). Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini (AUD) : Studi Literatur. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), 9814– 9819. https://jptam.org/index.php/jptam/artic le/download/2238/2227/5023 8 – JIEEC UMG