ASBABUN NUZUL SEBAGAI CABANG ULUMUL QUR’AN
Ani Marlia, Erin Safitri, Ranti Riani Nur Iffah, Nazwa Salsabila, Dwi Oktariani, M. Fadhly
A, M. Naufal, Winda Aulia
Universitas Islam Negeri Raden fatah Palembang Indonesia
Email: animarlia_uin@radenfatah.ac.id,
erinsyafitri123@gmail.com,rianiranti05@gmail.com,naswasalsabillah02@gmail.com,oktaria
nidwik281005@gmail.com,mfadhlya4@gmail.com,Nflredbox111@gmail.com,Windaaulia@
gmail.com
Abstrak:
Alquran adalah kitab yang diturunkan secara berangsur angsur melalui malaikat jibril kepada
Nabi Muhammad Saw sebagai wahyu dalam mendakwahkan islam .Alquran turun untuk
menghadapi masalah yang ada maka dari itu setiap ayat yang turun harus kita pahami
sebagaimana konteks yang sedang dihadapinya, dalam Ulumul Quran hal ini disebut dengan
Asbabun Nuzul. Oleh karena itu kita tidak bisa memahami suatu ayat dalam Al-Qur’an tanpa
memahami Riwayat asbab an-nuzul ayat tersebut. Sehingga pemahaman tentang Asbabun
Nuzul ini sangat penting untuk memahami dan menafsirkan al-qur’an sehingga tidak
menyebabkan kekeliruan.
Kata kunci: Pengertian, macam-macam, contoh, Asbabun Nuzul.
Abstrack:
The Qur'an is a book that was revealed gradually through the angel Gabriel to the Prophet
Muhammad as a revelation in preaching Islam. The Qur'an came down to face the problems
that exist, therefore every verse that comes down we must understand as the context it is facing,
in the Ulumul Quran this is called Asbabun Nuzul. Therefore we cannot understand a verse in
the Qur'an without understanding the narration of asbab an-nuzul verse. So that understanding
of Asbabun Nuzul is very important to understand and interpret the Qur'an so as not to cause
confucions.
Keywords: Definition, miscellaoneous, example, Asbabun Nuzul.
A. Pendahuluan
Alquran diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad untuk memberi petunjuk
kepada manusia ke arah yang terang dan jalan yang lurus dengan asas kehidupan yang
didasarkan kepada keimanan kepada Allah dan rasulnya. Alquran diturunkan untuk
memberikan pengajaran tentang kejadian-kejadian yang telah lalu, kejadian-kejadian yang
sekarang dan berita-berita yang akan datang.
Mengenai asbabun Nuzul mempunyai peran penting dalam cabang ulumul Quran,
karena asbabun nuzul ini adalah kunci pokok dari landasan keimanan terhadap pembuktian
tentang Al-qur’an itu benar turunnya dari Allah Swt. Pembahasan asbabun Nuzul ini juga
merupakan pembahasan tentang awal Alquran sebelum melangkah kepada pembahasanpembahasan selanjutnya.
Pembahasan tentang asbabun nuzul ini diawali dengan pengertian asbabun nuzul ,
kemudian definisi asbabun nuzul menurut beberapa ulama, cara-cara mengetahui asbabun
nuzul, macam-macam asbabun nuzul, dan manfaat mempelajari asbabun Nuzul, dan ditutup
dengan kesimpulan.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini berdasarkan pendekatan kualitatif
dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa pencatatan dan pembacaan. Pada tahap
ini, peneliti melakukan apa yang disebut pencarian literatur.Artinya meneliti referensi dan hasil
penelitian serupa yang dilakukan orang lain di masa lalu.
Tujuannya untuk memperoleh landasan teori atas permasalahan yang diteliti dan
mendukung analisis tentang asbabun nuzul baik pengertiannya, macam-macam, contoh, serta
hikmah mempelajarinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
C. Pembahasan
Pengertian Asbabun Nuzul
Asbabun nuzul adalah 2 kata yang terdiri dari dua kata yaitu asbab dan nuzul.
Asbab berarti sebab, atau karena, atau lantaran. Sedangkan nuzul berarti turun. Jadi
asbabun nuzul adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya atau terjadinya
sesuatu. Asbabun nuzul adalah istilah yang dipakai untuk yang berkaitan dengan sebabsebab turunnya ayat Alquran.
Adapun menurut istilah syariat, asbabun nuzul adalah sebab-sebab yang mengiringi
diturunkannya ayat-ayat Alquran kepada Rasulullah melalui perantara malaikat Jibril,
turunnya ayat dikarenakan adanya suatu peristiwa yang membutuhkan penjelasan dan
membutuhkan jawaban. Jadi dengan asbabun Nuzul terbentuklah suatu hukum yang
menerangkan atau menjawab suatu peristiwa ataupun pertanyaan mengenai peristiwa
tersebut.1
Adapun pendapat-pendapat para ulama dalam mendefinisikan asbabun nuzul yaitu
sebagai berikut:
a) M. Hasbi as-shiddiqi mendefinisikan asbabun nuzul sebagai kejadian yang diturunkan
untuk suatu ayat Al-qur’an dalam menerangkan hukum pada saat kejadian-kejadian
tersebut timbul dan suasana yang ada di dalam Alquran yang diturunkan dan
membicarakan sebab musabab baik yang diturunkan secara langsung, sesudah, sebabsebab terjadi maupun kemudian lantaran sesuatu hikmah.
b) Nurcholis Madjid mendefinisikan asbabun nuzul sebagai konsep, teori, atau berita,
tentang adanya sebab-sebab turunnya wahyu tertentu dari Alquran kepada Nabi
Muhammad baik berupa satu ayat satu rangkaian ayat maupun satu surat.
c) Subhi Sholih mendefinisikan asbabun nuzul berkaitan erat dengan sesuatu yang
menjadi sebab turunnya suatu ayat atau beberapa ayat atau pertanyaan yang menjadi
sebab turunnya ayat sebagai jawaban atau sebagai penjelasan yang diturunkan pada
waktu terjadinya sebuah peristiwa.
d) Azrqani mendefinisikan asbabun nuzul sebagai keterangan tentang suatu ayat atau
rangkaian ayat yang berisi tentang sebab-sebab turunnya atau menjelaskan hukum suatu
kasus pada waktu kejadiannya.2
Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ulama di atas dapat disimpulkan penyebab
turunnya sebuah ayat yaitu:
a) Pertama, turunnya sebuah ayat ketika terjadi sebuah peristiwa sebagaimana yang
diriwayatkan Ibnu Abbas tentang perintah Allah kepada Nabi untuk memperingatkan
kerabat dekatnya, lalu Nabi naik ke bukit Shafa dan memperingatkan kaum kerabatnya
akan azab yang pedih. Ketika itu Abdul Lahab berkata, “celakalah engkau apakah
engkau mengumpulkan kami hanya untuk urusan ini?” lalu ia berdiri dan turunlah
surah Al-Lahab.
b) Kedua, turunnya sebuah ayat ketika Rasul ditanya tentang sesuatu hal untuk menjawab
pertanyaan tersebut turunlah ayat Alquran yang menerangi hukumnya contohnya
1
2
Achmad Fawaid, Asbabun Nuzul, ed. Hayyan King (Yogyakarta: Noktah, 2020), hlm 9.
Ahmad Izzan, Ulumul Qur’an (Bandung: Humaniora, 2011), hlm 181.
pengaduan Haula binti Tsa’labat kepada Nabi tentang zihar yang dijatuhkan suaminya
Aus bin Samit.3
Macam- Macam Asbabun Nuzul
Dari segi jumlah sebab dan ayat yang turun asbabun nuzul dibagi kepada sebagai berikut:
a) Ta'addud Al asbab wa al nazil Wahid
Berapa sebab ada yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat atau wahyu.
Terkadang Wahyu turun untuk menanggapi beberapa peristiwa atau sebab contohnya
turunnya Q.S Al-ikhlas di mana ayat ini turun untuk sebagai tanggapan terhadap orangorang musyrik Mekah sebelum Nabi hijrah dan terhadap kaum ahli kitab yang ditemui
di Madinah setelah hijrah.
b) Ta'addud annazil wa al asbab Wahid
Satu sebab yang melatarbelakangi turunnya beberapa ayat seperti Q.S Ad-Dukhan ayat
10,15 dan 16. Asbabun nuzul dari ayat-ayat ini yaitu dalam satu riwayat dikemukakan
ketika kaum Quraisy durhaka kepada Nabi, beliau berdoa supaya mereka mendapatkan
kelaparan umum seperti kelaparan yang pernah terjadi pada zaman nabi Yusuf.4
Dari segi bentuknya, asbabun nuzul dibagi menjadi dua, yaitu berbentuk peristiwa dan
pertanyaan. Asbabun nuzul, dalam bentuk peristiwa, dibagi menjadi tiga yaitu:
a) Pertama, peristiwa berupa pertengkaran.
b) Kedua, peristiwa berupa kesalahan yang serius. Contoh kasusnya ialah sahabat yang
tengah mengimami shalat dalam keadaan mabuk sehingga keliru membaca ayat suci al
Qur'an (surat al-Kaafiruun).
c) Ketiga, peristiwa berupa hasrat, seperti kesesuaian hasrat Umar bin Khathab Ra. dengan
ketentuan-ketentuan ayat al-Qur'an yang diturunkan Allah Swt. Menurut sahabat Anas
Ra., beberapa harapan Umar bin Khathab Ra. disampaikan kepada Rasulullah Saw.,
kemudian turunlah ayat- ayat yang mengandung harapan-harapan Umar bin Khathab
Ra.5
Adapun dilihat dari sudut pandang maka dapat dibagi menjadi dua yaitu:
Ibid,hlm 182.
Kuswoyo, Pengantar Ilmu-Ilmu Studi Al-Qur’an (Wonogiri: Nem, 2021), hlm 41.
5
Latifatul Umamah, Misteri DiBalik Penamaan Ayat-Ayat Dan Surat Dalam Al-Qur’an (Yogyakarta:
DIVA PRESS, 2017), hlm 122.
3
4
a) Shari artinya riwayat yang sudah jelas menunjukkan asbabun nuzul dan tidak mungkin
menunjukkan yang lainnya.
c) Ketidakpastian mengenai sumber yang dijelaskan dalam sebab nuzul ayat oleh para
perawi atau dalam riwayat.6
Cara Mengetahui Asbabun Nuzul
Adapun cara untuk mengetahui turunnya ayat-ayat Alquran yaitu dengan mencari
informasi yang diriwayatkan oleh para sahabat yang hidup sezaman dengan nabi. Para sahabat
adalah orang-orang yang mengetahui hal ihwal dan latar belakang yang mendasari turunnya
ayat-ayat Alquran serta mendengar secara langsung dari Rasul tentang segala sesuatu yang
tidak didengar orang lain yang berhubungan dengan asbabun nuzul. Dan di antara para sahabat
ada yang menceritakan kisah sahabat yang telah masuk Islam namun kembali melakukan
kesalahan atau berbuat dosa berupa meminum khamar kemudian mereka bertanya kepada rasul
tentang hukum meminum khamar lalu Rasul bersabda, “ya Allah jelaskanlah kepada kami
hukum meminum khamar secara jelas dan gamblang” maka turunlah firman Allah subhanahu
wa ta'ala terhadap Q.S al-baqarah ayat 219.7
Salah satu jalan mengetahui asbabun nuzul yaitu dengan periwayatan yang diterima dari
ulama salaf sumber riwayat ini adalah para sahabat yang memiliki semangat tinggi dalam
mengikuti perjalanan turunnya wahyu intensitas keimanan yang tinggi serta kecintaan mereka
kepada nabi. Hal ini yang mendorong mereka untuk memberikan perhatian maksimal kepada
apa yang dibawa Nabi.8
Contoh Asbabun Nuzul
Salah satu contoh dari asbabun nuzul yaitu surah an-nur ayat 3, “pezina laki-laki tidak boleh
menikah kecuali dengan pezina perempuan” ayat tersebut turun sebagai pembelaan langsung
dari Allah kepada fitnah yang meruah terhadap Aisyah r.a.9
Lalu contoh yang kedua terdapat dalam Q.S Annur ayat 6-7.
Muhammad Sauqi, Ulumul Qur’an (Banyumas: CV. Pena Persada, 2022), hlm 2.
Muhammad Sayyid Thanthawi, Ulumul Qur’an Teori Dan Metodologi, 2003, hlm 89.
8
Muhammaad Zainudin, Metode Memahami Al-Qur’an (Bandung: Khazanah Intelektual, 2005), hlm
6
7
56.
9
Edi Iyubenu, Sampai Unta Bisa Masuk Ke Lubang Jarum, ed. Rusdianto (Yogyakarta: DIVA PRESS,
2018), hlm 134.
{ )6( َاَّلل ِإ هنهُ لَمِ نَ الصها ِد ِقين
ٍ شهَادَا
َ شهَا َدةُ أَ َح ِد ِه ْم أَ ْربَ ُع
َ س ُه ْم َف
ُ َواله ِذينَ يَ ْر ُمونَ أ َ ْز َوا َج ُه ْم َولَ ْم يَك ُْن لَ ُه ْم
ِ ت ِب ه
ُ ُش َهدَا ُء ِإال أَ ْنف
َعلَ ْي ِه ِإ ْن كَانَ مِ نَ ا ْلكَا ِذ ِبين
َ َّللا
ِ سةُ أَنه لَ ْعنَةَ ه
َ ِ( َوا ْل َخام7)
“Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mereka tidak mempunyai saksisaksi selain diri mereka sendiri, maka kesaksian masing-masing orang itu ialah empat kali
bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa sesungguhnya dia termasuk orang yang berkata
benar. Dan (sumpah) yang kelima bahwa laknat Allah akan menimpanya, jika dia termasuk
orang yang berdusta.” (QS. An-Nur: 6-7)
Asbabun nuzul ayat ini ada dua yaitu
1. Pertanyaan asim dan Umair kepada Rasul sehubungan dengan mereka menemukan istrinya
masing-masing melakukan perzinaan
2. Tuduhan Hilal bin Umayyah terhadap istrinya yang dituduh berzina dengan Syarif bin
Sahna’. Tuduhan tersebut terjadi di hadapan Nabi.10
Kaidah- kaidah Asbabun Nuzul
Pengetahuan tentang aqidah dalam asbabun nuzul memiliki peran penting dalam memahami
makna Alquran hal tersebut menimbulkan perbedaan di kalangan ulama dan memahami kaidah
asbabun nuzul antara lain:
a) As- Suyuthi berpendapat bahwa yang harus menjadi pertimbangan adalah keumuman lafaz
dan bukan pada kekhususan sebab.
b) Zamakhsyari berpendapat bahwa Surah al-humazah diturunkan karena sebab yang khusus,
tetapi ancaman hukum yang termaktub di dalamnya diberlakukan secara umum meliputi
semua orang yang berbuat jahat sebagaimana yang disebutkan.
c) Ibnu tamimiyah mengungkapkan bahwa banyak ayat yang diturunkan hanya dalam
keadaan tertentu ditunjukkan untuk umum tetapi berlaku umum. misalnya Surah al-maidah
ayat 49 yang memerintahkan Nabi untuk berlaku adil ternyata diturunkan kepada Bani
Quraizhah dan Bani Nadhir dan Ibnu Tamiya membantah bahwa ayat ini tidak hanya
ditujukan kepada suku tersebut.
10
Muhammad Nasrudin, Ulumul Qur’an (Pekalongan: Penerbit NEM, 2023), hlm 80.
d) Ada ulama lain yang berpendapat bahwa bentuk-bentuk ungkapan lafal harus dilihat dari
segi kekhususan lafalnya daripada ke universalan lafalnya sehingga ayat ini berlaku untuk
menuju suatu kasus penurunan Alquran.11
Faedah Mempelajari Asbabun Nuzul
Ada beberapa faedah mempelajari asbabun nuzul menurut Muhammad Abdul Adin Al Zarqany
dalam manhil Al Irfan fi'ulul qur’an yaitu:
a) Dapat mengetahui ilmu atau hikmah Allah dengan yakin mengenai hal-hal yang
dicariatkannya melalui ayat-ayat yang bersangkutan. Pengetahuan tentang asbabun
nuzul membawa kita kepada pengetahuan tentang rahasia dan tujuan Allah secara
khusus mencari artikan agamanya melalui Alquran. Pengetahuan ini akan memberi
manfaat bagi orang mukmin maupun non mukmin. Orang-orang mukmin akan
bertambah imannya dan mempunyai keinginan yang kuat untuk menetapkan hukum
Allah dan mengamalkan kitabnya.
b) Mengetahui asbabun nuzul membantu dalam memahami kandungan ayat sekaligus
menghilangkan kemusyrikan yang mungkin terdapat dalam ayat itu. Misalnya urwah
bin Ibnu Al Zubair mengalami kesulitan memahami hukum faradhu sa'i antara Safa dan
Marwah dari Quran surah al-baqarah 158. Kesulitannya timbul dari keadaan ayat
tersebut yang hanya meniadakan dosa sedangkan peniadaan dosa tidak menunjukkan
fardhunya menurut pandangannya. kerua Ibnu Al Zubair tetap mengalami kesulitan
sehingga ia menanyakannya kepada Aisyah ra Aisyah menjelaskan bahwa peniadaan
dosa di sini bukan peniadaan hukum fardhunya. Peniadaan di sini dimaksudkan
penolakan terhadap keyakinan yang telah mengakar di hati kaum muslimin pada waktu
itu bahwa sa'i antara Shafa dan Marwah termasuk perbuatan jahiliyah. Keyakinan ini
didasarkan atas pandangan bahwa di bukit Shafa terdapat sebuah patung yang disebut
Isaf dan di buku Marwah sebuah patung yang disebut Naila.
c) Dapat menghindarkan kekaburan dan ketidakjelasan yang ditimbulkan
d) Dapat memahami bahwa hukum yang dibawa oleh ayat-ayat turun itu adalah khusus
untuk memberi penyelesaian terhadap peristiwa atau kejadian yang menjadi sebab
turunnya ayat itu atau dengan kata lain pengetahuan tentang sebab nuzul dapat
11
Mahfud Arif dkk, Nisfu Kurniyatillah, “Eksistensi Asbabun Nuzul Dan Tafsir Ilmi Dalam AlQur’an,” An-Nur: Jurnal Studi Islam 15 (2023): hlm 107, https://jurnalannur.ac.id/index.php/An-Nur.
mengkhususkan hukum pada sebab menurut ulama yang memandang bahwa mesti
diperhatikan adalah kekhususan sebab dan bukan keumuman lafal
e) Dapat diketahui bahwa apa yang menjadi sebab turunnya ayat pasti tidak lepas atau
keluar dari jangkauan sasaran hukum yang ada dalam ayat bersangkutan sehingga
secara langsung dapat dilihat hukum apa yang diberikan Allah terhadap suatu peristiwa
yang melatarbelakangi turunnya ayat tersebut.
f) Dapat diketahui secara tepat apa dan siapa sesungguhnya yang menjadi sasaran hukum
yang terdapat dalam suatu ayat yang turun sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam
menetapkan objek hukum.
g) Pengetahuan asbabun nuzul membantu mempermudah penghafalan dan pemahaman.
Adapun sumber lain yang menjelaskan secara rinci manfaat asbabun nuzul yaitu:
a) Agar mengetahui tafsir ayat
b) Agar memiliki penolong dalam memahami ayat Alquran
c) Agar terhindar dari kesalahpahaman
d) Agar mengetahui hikmah yang mendorong penetapan hukum
e) Agar dapat menghilangkan kemusikan maksud ayat12
Kesimpulan:
Asbab al-Nuzul, atau sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al-Qur'an, merupakan bagian
penting dalam studi tafsir Al-Qur'an. Pengetahuan tentang asbab al-Nuzul membantu dalam
memahami konteks historis di mana ayat-ayat Al-Qur'an diturunkan. Hal ini memungkinkan
pembaca Al-Qur'an untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang pesan-pesan
yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut.
Dengan mengetahui asbab al-Nuzul, pembaca Al-Qur'an dapat melihat hubungan antara
ayat- ayat Al-Qur'an dengan situasi konkret yang dihadapi oleh Rasulullah SAW dan umat
Islam pada masa itu. Ini memungkinkan pembaca untuk mengaitkan ayat-ayat dengan peristiwa
sejarah atau konteks sosial tertentu yang mempengaruhi turunnya ayat-ayat tersebut. Selain itu,
pengetahuan tentang asbab al-Nuzul juga membantu dalam menghindari kesalahpahaman atau
penafsiran yang keliru terhadap ayat-ayat Al-Qur'an. Dengan memahami latar belakang
turunnya ayat-ayat, pembaca dapat menempatkan ayat-ayat tersebut dalam konteks yang tepat
dan menghindari penafsiran yang tidak sesuai dengan maksud sebenarnya.
12
Ali As Sahbuny, Kamus Al-Qur’an (Jakarta: Shahih, 2016), hlm 78-79.
Asbab al-Nuzul adalah istilah dalam studi tafsir Al-Qur'an yang merujuk pada sebab-sebab
turunnya ayat-ayat Al-Qur'an. Pengetahuan tentang asbab al-Nuzul membantu dalam
memahami konteks historis di balik ayat-ayat Al-Qur'an, serta memperkaya pemahaman
terhadap pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Dengan mengetahui asbab al-Nuzul,
pembaca Al-Qur'an dapat lebih mendalam memahami latar belakang dan situasi spesifik di
mana ayat-ayat tersebut diturunkan, sehingga memperkaya makna dan aplikasi ayat-ayat
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, studi tentang asbab al-Nuzul
merupakan salah satu cara untuk mendekati Al-Qur'an dengan pemahaman yang lebih
mendalam dan menyeluruh, serta mengaplikasikan ajaran-ajaran Al-Qur'an dengan lebih
bijaksana dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
As Sahbuny, Ali. Kamus Al-Qur’an. Jakarta: Shahih, 2016.
dkk, Nisfu Kurniyatillah, Mahfud Arif. “Eksistensi Asbabun Nuzul Dan Tafsir Ilmi Dalam
Al-Qur’an.” An-Nur: Jurnal Studi Islam 15 (2023).
https://jurnalannur.ac.id/index.php/An-Nur.
Fawaid, Achmad. Asbabun Nuzul. Edited by Hayyan King. Yogyakarta: Noktah, 2020.
Iyubenu, Edi. Sampai Unta Bisa Masuk Ke Lubang Jarum. Edited by Rusdianto. Yogyakarta:
DIVA PRESS, 2018.
Izzan, Ahmad. Ulumul Qur’an. Bandung: Humaniora, 2011.
Kuswoyo. Pengantar Ilmu-Ilmu Studi Al-Qur’an. Wonogiri: Nem, 2021.
Nasrudin, Muhammad. Ulumul Qur’an. Pekalongan: Penerbit NEM, 2023.
Sauqi, Muhammad. Ulumul Qur’an. Banyumas: CV. Pena Persada, 2022.
Sayyid Thanthawi, Muhammad. Ulumul Qur’an Teori Dan Metodologi, 2003.
Umamah, Latifatul. Misteri DiBalik Penamaan Ayat-Ayat Dan Surat Dalam Al-Qur’an.
Yogyakarta: DIVA PRESS, 2017.
Zainudin, Muhammaad. Metode Memahami Al-Qur’an. Bandung: Khazanah Intelektual,
2005.