Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2019
The purpose of education Buddhism is a fundamental issue of human life. Enterprisesrealize the goal of Buddhist education in schools one of which is through the developmentof strategies that focus on the creativity of students through direct practice of the materialthat has been studied. By learning Buddhist education which prioritizes direct practice,students can direct the construction of knowledge of Buddhism in the context of the life ofthe world real life. Here we describe the contextual learning, and learningimplementation of contextual in Buddhism education. The method used in this paper is aqualitative research method, especially library research. For teachers to be able toimplement contextual learning in Buddhism education. For students through theimplementation of contextual learning in Buddhist education is expected to have acontextual knowledge of Buddhism.
Due to the queries of whether the implementation of contextual teaching strategy in teaching Islamic education is in line with Al-Quran and Hadits or not, the research tries to search for the historical facts, and the relevant verses in Al-Quran and Hadits. This was a qualitative research describing whether the contextual teaching consisting of seven components have relevance and strong base in islamic tradition. The result shows the contextual teaching principles such as, constructivism, questioning, inquiry, learning community, modelling, reflection, and authentic assessment have strong relation and foundation in Al-Quran, Hadits, and Islamic history. It can be concluded that contextual teaching is applicable in teaching Islamic education.
2020 •
: The purpose of this study was to determine the concept of a contextual approach and the application of a contextual approach to the learning process of the Islamic Education Group in Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Boyolali. This research is a field research (Field Research), namely research conducted directly with the object of research and carried out data collection in the field. This type of research is a descriptive qualitative study conducted at MTs Negeri 4 Boyolali in August-November 2019, data collected through observation, documentation, and interview methods. The analysis was carried out using interactive analysis with three components namely data reduction, data display and conclusion drawing. The results of this study are contextual approaches are learning concepts that help teachers link material taught with real-world situations and encourage students to connect the knowledge they have with their application in their lives as family and community members. While the app...
TARBAWY : Indonesian Journal of Islamic Education
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Dalam Pendidikan Agama Islam DI Universitas Pendidikan Indonesia2016 •
Judul : Contextual Teaching and Learning Penulis : Elane B. Johnson, Ph.D Penerbit : Mizan Learning Centre (MLC) Cetakan : Kedua, Januari 2007 Tebal : 349 Halaman
Refleksi Edukatika
Literasi Informasi Guru Pendidikan Agama Buddha Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran2019 •
2019 •
Pendidikan Agama Kristen merupakan proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan Alkitab, berpusat pada Kristus, yang bergantung pada kuasa Roh Kudus. Pembelajaran disini mempunyai arti pembangunan pribadi menuju kedewasaan, sedangkan pengajaran mempunyai arti sebagai penyediaan dan dorongan bagi pembelajaran yang efektif.
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah sebuah konsep belajar mengajar dimana seorang guru menghadirkan situasi yang nyata di dalam kelas serta melibatkan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang akan dipelajari. Konsep ini bertujuan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sebagai bekal untuk memecahkan dalam kehidupan siswa sebagai anggota masyarakat. Pada dasarnya konsep pembelajaran kontekstual guru berusaha memberikan sesuatu yang bukan abstrak melainkan sesuatu yang nyata sesuai dengan lingkungan sekitar anak, sehingga pengetahuan yang diperoleh anak dengan proses belajar mengajar di kelas merupakan pengetahuan yang dibangun dan dimiliki sendiri. Konsep ini menciptakan ada keterkaitan dengan penerapan kehidupan sehari-hari yang bisa dijadikan dasar untuk memecahkan masalah kehidupan. Komponen Pembelajaran Kontekstual Komponen utama pembelajaran kontekstual di kelas antara lain: 1. Kontruktivisme (Constructivism) Suatu kegiatan siswa membangun sedikit demi sedikit pengetahuan yang dimiliki siswa, Kegiatan ini bertujuan siswa belajar bukan hanya menghafal melainkan melalui pengalaman sehingga akan lebih bermakna. Kontruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. 2. Bertanya (Questioning) Kegiatan bertanya dalam proses pembelajaran, pengajuan pertanyaan dapat dilakukan guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa bahkan siswa dengan orang lain (nara sumber) sebagai upaya guru dalam membimbing siswa, menggali informasi dan menilai sejauh mana kemampuan yang telah diperoleh siswa. 3. Menemukan (Inquiry) Suatu kegiatan siswa untuk berusaha menemukan sendiri pengetahuan bukan merupakan hasil mengingat fakta-fakta. 4. Masyarakat Belajar (Learning Community) Suatu kegiatan siswa memperoleh hasil belajar dari bekerja sama atau bertukar pendapat dengan orang lain. 5. Pemodelan (Modeling) Pemodelan dapat diartikan memberi suatu contoh nyata yang ditunjukkan guru atau orang lain bisa asli atau tiruan dan bisa berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep-konsep. 6. Refleksi (Reflection) Refleksi yaitu berpikir kembali apa yang telah dilakukan dan apa yang akan diperoleh siswa dalam proses kegiatan pembelajaran. 7. Penilaian Otentik (Authentic Assement) Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan siswa melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
I KETUT SUDARSANA iketutsudarsana@ihdn.ac.id Secara etimologi agama berasal dari bahasa sanskerta, yaitu dari kata " a " dan " gam ". " a " berarti tidak dan " gam " berarti pergi atau bergerak. Kata agama berarti sesuatu yang tidak pergi atau bergerak dan bersifat langgeng. Jadi agama adalah dharma dan kebenaran abadi yang mencakup seluruh jalan kehidupan manusia yang bersumber dari wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang kemudian menjadi pedoman hidup khususnya bagi umat Hindu di dalam berpikir, berkata, dan berprilaku yang didalamnya memuat nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Hindu dalam mengatur dan mengendalikan prilaku manusia dalam pergaulan hidup sehari-hari (Oka Netra, 1995 : 8). Kata Hindu berasal dari bahasa Yunani, Hydros atau Hidos dan bagaimana untuk menyebutkan kebudayaan atau agama yang berkembang di lembah sungai Sindhu (Pudja, 1985 : 16). Kata Sindhu artinya air, dimana dalam Weda air disebut Tirtha, sehingga di Bali istilahnya menjadi agama Tirtha untuk mengganti kata Hindu. Agama Hindu adalah ajaran yang bersumber dari kitab suci Weda yang mengajarkan kepada pemeluknya dan seluruh umat manusia menghargai dan menghormati semua manusia yang mengakui adanya kebesaran Tuhan, Sukardika (2004 : 30-34). Pengertian Hindu menurut Parisadha Hindu Dharma (1979: 12) dalam buku Upadeca, dinyatakan bahwa " Hindu adalah agama yang pertama kalinya berkembang di sekitar sungai suci Sindhu ". Wijaya (1982: 4), menyebutkan agama Hindu adalah " Kepercayaan kepada Tuhan serta segala sesuatu yang bersangkut paut dengan itu ". Sedangkan menurut parisadha Hindu Dharma (1979: 13), menyebutkan bahwa istilah Sansekerta: agama berasal dari a yang artinya tidak dan gam artinya pergi. Jadi, kata agama berarti tidak pergi, tetap di tempat, langgeng diwariskan secara turun-temurun ". Tetapi dalam ilmu kerohanian, ditegaskan oleh Parisada Hindu Dharma (1979: 14-15) bahwa agama adalah " dharma " dan kebenaran abadi yang mencakup seluruh kehidupan. Perkembangan agama Hindu sejak jaman dahulu, yakni pada jaman Upanisad. Pada jaman ini, pembelajaran benar-benar telah dipraktekan dalam kehidupan masyarakat dengan membentuk sakha-sakha sebagai wadah perkumpulan spiritual dengan guru spiritualnya yang dipakai pedoman dalam berpijak. Hal ini tergambar pada arti Upanisad itu sendiri yakni " Upa artinya dekat, Ni artinya dibawah dan Sad artinya duduk dibawah dan didekatnya Acharya " (Titib, 1994: 7).
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN
Analisis Pembelajaran Daring pada Sekolah Minggu Buddha di Tangerang2020 •
Ayran Civilization in the Context of Eurasian Cultures
The Ahuric Order and the Platonic “Form”2006 •
in : F. Neveux et B. Bodinier (dir.), Les Normands et la science, Fédération des sociétés historiques et archéologiques de Normandie, Louviers, 2023, p. 27-40.
Une science normande a-t-elle existé ?2021 •
Precambrian Research
Chemostratigraphy of the Tamengo Formation (Corumbá Group, Brazil): A contribution to the calibration of the Ediacaran carbon-isotope curve2010 •
Seminario Internacional de Investigación en Urbanismo
AGRUPAMENTOS DE EMPREENDIMENTOS DE HABITAÇÃO SOCIAL: evidências obtidas por análise de localização da produção habitacional do MCMV2024 •
MVP Journal of Medical Sciences
Functional Outcome of Arthroscopic Reconstruction of Anterior Cruciate Ligament using Quadrupled Semitendinosis Autograft2016 •
2020 •
Research Square (Research Square)
Cross-kingdom RNAi adds a new layer of communication to the arbuscular mycorrhizal symbiosis2023 •
Acta Physica Polonica A
Distribution of Heavy Metals in the Bottom Sediments of the Arabian Gulf, United Arab Emirates2015 •
International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity
Scale-up of the Physical Activity 4 Everyone (PA4E1) intervention in secondary schools: 12-month implementation outcomes from a cluster randomized controlled trial2020 •