BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1
Sejarah Perusahaan
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam industri pulp and kertas di Indonesia. Pendirian PT. Pindo Deli Pulp and
Paper Mills ini diprakarsai oleh Rudi Wiranata, Supardi Gozali, Hendrik Wibawa dan
Sanusi.
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki lokasi di dua tempat, yakni:
1. Di Jalan Prof. Dr. Ir. Soetami No. 88 Kelurahan Adiarsa, Kecamatan Teluk Jambe,
Kabupaten Karawang 41313, Jawa Barat-Indonesia, dengan luas ± 45 ha, yang
disebut dengan PT Pindo Deli 1 atau Mill 1. Mill 1 ini didirikan pada tahun 1976.
2. Di Desa Kuta Mekar BTB 6-9, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang 41361, Jawa
Barat-Indonesia, dengan luas ± 450 ha, yang disebut dengan PT Pindo Deli 2 atau
Mill 2.
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills mengolah bahan baku yaitu pulp menjadi
beberapa macam jenis kertas, meliputi kertas printing dan kertas non printing, yang
didistribusikan di Indonesia bahkan sampai ke luar negeri. Jenis kertas bervariasi mulai
dari art Paper, art board, cast coated paper, dan cast coated board. PT. Pindo Deli Pulp
and Paper Mills terkenal dengan produk andalannya yaitu “Top Quality Paper” dengan
merk dagang “Bola Dunia”. Sampai saat ini, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
merupakan salah satu pabrik penghasil kertas terbaik di Indonesia. Seiring dengan
kemajuan dan perkembangan teknologi, kini PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
101
bergabung dengan Grup Sinar Mas di bawah payung APP (Asia Pulp and Paper). Kini
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills tidak hanya memproduksi kertas saja tetapi juga
memproduksi tissue (Passeo tissue).
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills ini mulai berproduksi pada tahun 1977
dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri, pada tahun 1994 berubah status menjadi
Penanaman Modal Asing. Tidak hanya tenaga kerja domestik yang dipekerjakan, PT.
Pindo Deli Pulp and Paper Mills juga mempekerjakan tenaga kerja asing yang berasal
dari Amerika, Taiwan, Jepang, India, dan Australia.
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills telah mendapatkan pengakuan dunia
internasional dengan meraih sertifikat ISO 9002 yang diperoleh pada tanggal 12 Juli
1996. ISO 9002 ini diberikan kepada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills karena telah
memenuhi Quality Management Systems yang bertaraf internasional. Selain itu, ISO
14001 juga diperoleh atas komitmennya terhadap lingkungan pada tanggal 14 Oktober
2000. Kedua sertifikat ISO ini diberikan oleh SGS-ICS, UK. Dan saat ini PT. Pindo Deli
Pulp and Paper Mills sedang berusaha meraih sertifikat ISO 14002.
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dipimpin oleh seorang Vice President
Director (Mill Head) yang dibantu oleh beberapa kepala divisi. Masing-masing
departemen akan dibagi menjadi beberapa bagian dan unit yang masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Departemen dan seorang Kepala Unit. Gambar 4.1 berikut
menggambarkan struktur organisasi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills.
102
Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
Gambar 4.1 Struktur Organisasi pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
103
4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan
Visi dan misi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills adalah sebagai berikut:
Visi:
“Menjadi pabrik pulp and paper nomor satu yang berstandar internasional di
abad 21, guna menciptakan nilai yang lebih besar bagi pelanggan, pemegang saham,
karyawan dan masyarakat.”
Misi:
1. Meningkatkan pangsa pasar secara global.
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan.
4.1.4 Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab dalam Perusahaan
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai tugas dari kepala masing-masing
divisi pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills.
1. Mill Head (Vice President Director)
Tugas:
1) Bertanggung jawab kepada presiden direktur terhadap semua aktivitas
yang berlangsung di perusahaan.
2) Memimpin dan mengendalikan aktivitas perusahaan.
3) Berkoordinasi dengan semua kepala divisi untuk menentukan target
produksi.
4) Bertanggung jawab terhadap kemajuan sumber daya manusia yang ada di
perusahaan.
104
5) Berkoordinasi dengan bagian finance dan accounting untuk membuat
anggaran tahunan.
2. President Office Head
Tugas:
1) Bertanggung jawab kepada Mill Head dalam hal penanganan Sistem
Manajemen Mutu serta Manajemen Lingkungan.
2) Menerapkan Management by Olympic System di perusahaan.
3) Menentukan dan menetapkan efisiensi perusahaan.
President Office Head memiliki departemen-departemen, yaitu:
a) MBOS (Management by Olympic System)
Tugas:
a. Mendukung target yang ditentukan oleh President Office bagi manajemen
perusahaan.
b. Bertanggung jawab dalam merencanakan target-target manajemen dan
divisi.
b) QMS (Quality Management System)
Tugas:
a. Melakukan pengawasan terhadap spesifikasi mutu sebagai penerimaan
produk oleh pelanggan.
b. Bertanggung jawab kepada President Office mengenai penanganan sistem
manajemen mutu dalam perusahaan.
c) EMS (Environmental Management System)
a. Bertugas mengolah produk sampingan (limbah) semaksimal mungkin
supaya ramah lingkungan dan tidak membahayakan masyarakat.
105
b. Bertanggung jawab kepada President Office dalam hal penanganan
manajemen lingkungan perusahaan.
d) BCEU (Business Capability and Enhancement Unit)
a. Bertanggung jawab dalam melakukan penomoran produk yang akan
dipasarkan.
b. Bertanggung jawab kepada President Office dalam hal pelaksanaan
penomoran produk.
e) Efficiency and Incentive
a. Bertugas mengamati dan menghitung tingkat produktivitas dari tiap-tiap
divisi.
b. Menentukan penghargaan dan sanksi dari hasil penilaian yang dilakukan
pada setiap divisi.
c. Bertanggung jawab kepada President Office dalam hal pelaksanaan
efisiensi perusahaan.
3. Job Training
Tugas:
1) Bertanggung jawab kepada Mill Head dalam hal kelancaran pelaksanaan
pelatihan karyawan.
2) Bertanggung jawab dalam perencanaan serta pelaksanaan seluruh
kegiatan pelatihan sumber daya manusia.
4. Tender Management
Tugas :
1) Bertangung jawab kepada Mill Head mengenai proyek atau tender
perusahaan.
106
2) Bertanggung jawab dalam menentukan proyek atau tender perusahaan
menyangkut barang-barang atau kebutuhan produksi dan operasional
maupun mesin.
5. Purchasing
Tugas:
1) Bertanggung jawab kepada Mill Head terhadap aktivitas pembelian
kebutuhan perusahaan.
2) Bertanggung jawab dalam menentukan dan membeli berbagai macam
barang yang dibutuhkan untuk kelangsungan kegiatan perusahaan.
3) Bertanggung jawab dalam memperhatikan dan menyesuaikan rencana
anggaran belanja perusahaan.
6. IT Departement
IT Departement bertanggung jawab kepada Mill Head PT. Pindo Deli Pulp and
Paper Mills dan juga kepada Corporate IT yang berada di PT. Indah Kiat
Serpong.
Tugas:
1) Bertanggung jawab penuh dalam merancang, memasang, dan memelihara
software, hardware, dan jaringan yang digunakan agar berfungsi sesuai
dengan kebutuhan user.
2) Bertanggung jawab kepada corporate IT mengenai pengelolaan sistem
perusahaan.
3) Berkoordinasi dengan Mill Head dan divisi mengenai kebutuhan akan
sistem perusahaan.
107
7. Sales & Marketing Head
Tugas:
1) Bertanggung jawab kepada Mill Head terhadap target pemasaran produk.
2) Mengusulkan kepada Mill Head dalam hal strategi pemasaran.
3) Bertanggung jawab untuk memperoleh pelanggan baru.
8. Engineering Head
Tugas:
1) Bertanggung jawab kepada Mill Head dalam hal kelancaran mesin-mesin
produksi.
2) Bertanggung jawab dalam hal pemakaian spare part.
3) Berkoordinasi dengan bagian produksi untuk menentukan jadwal waktu
shutdown.
4) Bertanggung jawab terhadap fasilitas-fasilitas pendukung produksi
seperti pemakaian air bersih dan pemakaian listrik.
9. Production Head
Tugas:
1) Bertanggung jawab terhadap target hasil produksi serta kualitas produk
yang dihasilkan.
2) Berkoordinasi dengan bagian marketing dalam hal penentuan jenis
produkasi.
3) Bertanggung jawab terhadap pemakaian-pemakaian bahan kimia serta
efisiensi pada bagian produksi.
108
10. Tissue Division
Tugas:
1) Bertanggung jawab kepada Mill Head dalam pencapaian target produksi
serta kualitas target yang dihasilkan.
2) Berkoordinasi dengan bagian Marketing dalam penentuan jenis produksi.
3) Bertanggung jawab terhadap pemakaian bahan-bahan kimia yang
digunakan oleh bagian produksi.
11. Technical Division
Tugas :
1) Bertanggung jawab kepada Mill Head mengenai kelancaran mesin-mesin
produksi.
2) Bertanggung jawab dalam perancangan mekanisme dan spare parts
mesin produksi.
3) Berkoordinasi dengan divisi produksi untuk merancang mekanisme
mesin-mesin produksi yang dibutuhkan.
4) Berkoordinasi dengan divisi engineering dalam penggunaan dan
perawatan spare parts mesin produksi.
12. Administration Head
Tugas:
1) Bertanggung jawab dalam hal penanganan sumber daya manusia.
2) Berkoordinasi dengan semua divisi “produksi” dalam hal pemakaian
bahan baku.
3) Bertanggung jawab terhadap pengiriman hasil produksi serta terhadap
sarana dan prasarana yang ada di perusahaan.
109
4) Bertanggung jawab dalam hal perijinan baik untuk akte perusahaan, pajak
perusahaan serta perijinan bagi tenaga kerja asing.
Administration Head ini membawahi dua unit khusus, yaitu:
b. Administration A
Bagian ini bertugas dalam merekrut karyawan baru, memberikan
pelatihan bagi karyawan baru, membuat perencanaan karyawan,
mengurus
perijinan,
memeriksakan
menentukan
kegiatan
operasional
sanksi
yang
karyawan,
menyangkut
dan
juga
masalah
keamanan.
c. Administration B
Bagian ini bertugas dalam kegiatan penggudangan dimana barang-barang
disimpan dalam tempat yang aman, serta mengatur kegiatan mengenai
transportasi.
13. Finance & Accounting Head
Finance & Accounting Department bertanggung jawab kepada Mill Head PT.
Pindo Deli Pulp and Paper Mills dan juga kepada Corporate Finance &
Accounting yang berada di PT. Indah Kiat Serpong.
Tugas:
1) Bertanggung jawab kepada presiden direktur terhadap penanganan
keuangan perusahaan.
2) Berkoordinasi dengan semua pimpinan divisi termasuk Mill Head untuk
menentukan budget tahunan.
3) Bertanggung jawab kepada corporate Finance and Accounting mengenai
pengelolaan keuangan perusahaan.
110
4) Memeriksa dan mengawasi laporan keuangan perusahaan.
4.1.5
Produk yang Dihasilkan
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills terkenal dengan produknya yang “Top
Quality Paper”. Produk yang dihasilkan bermacam-macam jenis kertas. Kertas yang
dihasilkan berupa kertas printing maupun non printing. Merk kertas yang terkenal yakni
dengan merk Bola Dunia. Merk Bola Dunia sudah meraih penghargaan Superbrands
Award Indonesia 2005/2006. Untuk merk lainnya yakni Golden Coin, Golden Star,
Golden Art, Evergreen.
Selain kertas, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills juga memproduksi tissue,
dengan merk yang dikenal dengan nama tissue Passeo. Untuk tissue, PT. Pindo Deli
Pulp and Paper Mills memiliki satu departemen sendiri yang khusus menangani produk
tissue dari proses produksi sampai dengan proses penjualan.
Berikut ini perincian produk-produk yang diproduksi oleh PT. Pindo Deli Pulp
and Paper Mills dengan berbagai macam jenis, ukuran dan banyaknya:
Special Paper
Embossed linen 90 – 230 gsm
Fancy buffalo 90 – 230 gsm
Embossed eggshell 90 – 230 gsm
Wer strength coated paper
Tissue Paper
Napkin 17-19.5 gsm
M.G. Poster 18 gsm
M.G. Napkin 18 gsm
111
Kitchen Towel 47 gsm
Facial 13.5 gsm
Toilet 18 gsm
Gloss and Matt Coated Paper
One Side Coated 80 – 150 gsm
Two Side Coated 80 – 400 gsm
Two Side Matt Coated 80 – 150 gsm
Embossed Coated 90 gsm
Woodfree Printing and Writing
Woodfree 55-60 gsm
Fotocopy 70-80 gsm
Tinted Bond 70 – 80 gsm
Water Mark Paper 90 gsm
Carbonless Paper
Coated Black 55, 80 gsm
Coated front & back 50 gsm
Coated Front 55, 80, 125 gsm
4.1.6
Proses Bisnis PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
Secara garis besar, proses bisnis PT. Pindo deli Pulp and paper Mills dapat dibagi
menjadi 2 proses, yakni:
a. Proses pemesanan barang
Pelanggan akan melakukan pemesanan barang melalui sales dan kemudian sales
akan mendata barang-barang yang dipesan sesuai dengan jenis, merk, ukuran, dan
112
banyaknya. Apabila jumlah pesanan dalam jumlah besar, bagian PPIC untuk
dilakukan perencanaan produksi. Sesuai dengan perencanaan produksi, bagian
produksi akan melakukan proses produksi. Hasil produksi dapat berupa roll, large
sheet, photocopy paper, dan lain-lain. Kemudian bagian finishing akan mengubah
barang setengah jadi menjadi barang jadi, misalnya saja dari bentuk roll manjadi
kertas dalam bentuk lembaran. Bagain finished good akan melakukan proses
penyimpanan barang di gudang dan bertanggung jawab atas keluar masuknya
barang. Dari sini akan dilakukan proses pengiriman pesanan kepada pelanggan.
Proses pemesanan barang pada PT. Pindo deli Pulp and paper Mills dapat dilihat
pada gambar 4.2.
Dalam proses pembayaran, pelanggan dapat melakukan dengan berbagai cara,
diantaranya:
a. Untuk pembeli lokal biasanya melakukan pembayaran secara cash before
delivery, dimana pembeli melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum
mendapatkan barang yang dipesan.
b. Untuk ekspor, proses pembayaran dapat dilakukan dengan L/C, telegrafic
transfer, Bill of Lading, dsb.
113
Sales order
Sales order
Sales
Pelanggan
PPIC
Barang jadi
Barang
Barang setengah jadi
MICROSOFT CORPORATION
$
Pembayaran
Production planning
Finishing
Finished good
Production
Accounting
Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
Gambar 4.2 Proses Bisnis Pemesanan Barang PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
b. Proses pembelian bahan baku dan sparepart
Gambar 4.3 menggambarkan proses bisnis PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
dalam pembelian bahan baku dan sparepart. Proses pembelian bahan baku dan
sparepart dilakukan apabila bagian produksi kehabisan bahan baku atau sparepart.
Jika bagian produksi kehabisan bahan baku dan sparepart maka bagian produksi
akan mengajukan permintaan bahan baku atau sparepart kepada bagian raw material
dan sparepart. Apabila dibutuhkan pembelian bahan baku atau sparepart maka
bagian raw material dan sparepart akan membuat form permintaan barang habis
kepada bagian purchasing. Kemudian bagian purchasing akan memesan bahan baku
yang habis kepada supplier-supplier yang terpilih untuk memasok barangnya pada
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills.
114
Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
Gambar 4.3 Proses Bisnis Pembelian Bahan Baku dan Sparepart
4.1.7 Pemasaran
4.1.7.1 Sasaran Pemasaran
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills merupakan salah satu grup Sinar Mas
Pulp, Paper, and Stationary dimana Sinar Mas tersebut dibawah naungan APP (Asia
Pulp and Paper). APP memiliki beberapa perusahaan sejenis yang saling
bekerjasama diantaranya PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills, PT. Indah Kiat
Serpong, PT. Indah Kiat Serpong, PT. Indah Kiat Serang, PT. Tjiwi Kimia, PT.
Lontar Papyrus, APP Perawang (Pekanbaru). Selain itu, APP juga memiliki beberapa
perusahaan di luar negeri seperti di Cina, Kanada, Singapura dan Malaysia. Di
Singapura dan Malaysia hanya berupa kantor cabang saja. Untuk produknya sendiri
masih di ekspor dari Indonesia. Untuk setiap perusahaan APP memiliki merk produk
115
yang berbeda-beda walaupun produknya sejenis, akan tetapi pasar mereka tetap sama
dan antar perusahaan saling bekerjasama untuk dapat menguasai pasar.
Produk yang dihasilkan PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dipasarkan ke
dalam negeri maupun ke luar negeri. Sekitar 80% produknya dihasilkan untuk
ekspor. Pemasaran produk dilakukan ke beberapa negara seperti ke Timur Tengah,
Eropa, India, Asia Tenggara, Jepang, Cina, Afrika, Kanada, Amerika, Singapura, dan
Malaysia.
4.1.7.2 Sistem Pemasaran
Pemasaran produk PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dilakukan melalui
distributor utama. PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki distributor utama
yang mendistribusikan produk perusahaan, yakni Cakrawala Mega Indah (CMI).
CMI ini merupakan perusahaan yang tergabung dalam APP sehingga CMI bertugas
memasarkan produk-produk APP di dalam negeri. CMI akan mendistribusikan
produk perusahaan secara langsung kepada distributor-distributor dan Paper
shop/modern market (seperti Carrefour, Hero). Sedangkan di luar negeri, PT. Pindo
Deli Pulp and Paper Mills memiliki beberapa perwakilan kantor cabang yang masih
merupakan perwakilan APP. Kantor cabang tersebut akan membantu untuk
mendistribusikan produk perusahaan di luar negeri. Kantor cabang dibagi
berdasarkan negara atau wilayah tertentu yang tersebar di seluruh dunia.
4.1.7.3 Persaingan
Persaingan dalam industri kertas terbilang sangat kompetitif. Dari dalam
negeri terdapat beberapa perusahaan kertas yang termasuk sebagai pesaing utama,
116
diantaranya adalah PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dan juga Leces. Untuk
produk tissue, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills bersaing dengan PT. Kimberly
Clark dan PT. Graha Kerindo. Sedangkan pesaing PT. Pindo Deli Pulp and Paper
Mills di luar negeri tidak berpengaruh besar terhadap perusahaan. Hal ini
dikarenakan perusahaan APP yang tersebar luas banyak negara. Contohnya saja di
Cina dengan produk yang paling terkenal yakni Golden East.
4.2 Profil Departemen TI
4.2.1 Latar Belakang Departemen TI
Pada tahun 1996 PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills mengimplementasikan IFS
(Industrial Finance System) yakni sistem yang mendukung Plant Maintenance,
Purchaning, dan Spare Part. Hal ini yang melatarbelakangi terbentuknya unit ADM
Maintenance yang menangani infrastruktur jaringan dan aplikasi pendukung untuk
mendukung PC base dan aplikasi-aplikasi di luar IFS yang ditangani oleh unit EDP.
Seiring dengan kebijaksanaan dari manajemen APP (Asia Pulp and Paper) untuk
menstandarisasikan sistem disegala lini yang berlaku bagi semua Mill yang berada
dibawah Grup APP untuk mengimplementasikan sistem SAP, maka unit ADM
Maintenance dan EDP dilebur menjadi suatu departemen TI yang membawahi 3 bagian,
yaitu: Hardware, Software, dan Telecommunication.
4.2.2 Visi dan Misi Departemen TI
Departemen TI dapat membantu secara proaktif dalam mewujudkan visi dan misi
perusahaan. Oleh karena itu, departemen TI juga memiliki visi dan misi sebagai berikut:
117
1. Membuat dan mengembangkan aplikasi bisnis.
2. Membuat strandarisasi dan mengintegrasikan proses bisnis.
3. Membangun organisasi TI dan infrastruktur-nya untuk membantu perubahan
dan perbaikan yang terjadi di lingkungan perusahaan.
4.2.3 Struktur Organisasi Departemen TI
Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
Gambar 4.4 Struktur Organisasi Departemen TI
4.2.4 Tugas dan Wewenang Departemen TI
1. Departemen TI
Departemen TI dikepalai oleh seorang Manajer TI yang bertugas untuk:
1) Mengkoordinasikan seleruh aktivitas departemen TI.
2) Memastikan tingkat pelayanan yang telah disetujui untuk diantarkan (KPI5).
3) Pemeliharaan organisasi dan sumber daya manusia.
4) Pemeliharaan biaya yang menyediakan proyek dan layanan TI.
118
2. Administrasi dan V-Team
Tugas dan wewenang dari unit ini adalah:
1) Mengelola catatan kantor, korespondensi, dan dokumentasi.
2) Membina relasi dan hubungan baik.
3) Memudahkan pertemuan antar separtemen dan aktivitas lainnya.
4) Membantu menyiapkan laporan departemen,
5) Memelihara aset inventaris departemen, dokumentasi dan persediaan kantor.
6) Membantu dalam persiapan penilaian dan laporan KPI.
3. USC (User Call Center)
Tugas dan wewenang USC adalah:
1) Menyediakan permohonan pengantaran TI; pemeliharaan Hotline helpdesk
(telepon dan/atau e-mail); menerima dan mencatatnya.
2) Manjaga proses permintaan.
3) Meyediakan dukungan level pertama dari pengidentifikasian masalah user
dan dukungan.
4) Melayani permintaan user.
5) Membuat dan menganalisa laporan.
6) Melestarikan pengetahuan berbasis TI.
7) Menjaga kinerja kelompok pendukung.
8) Memonitor KPI.
9) Menjaga keutuhan proses permintaan yang belum terselesaikan.
10) Menyimpan profil user.
11) Melakukan pelatihan User Focus Group.
119
4. Business Application Support
Business Application Support terdiri dari 2 unit khusus, yakni:
a.
Application and Development Programme
Tugas dari unit ini adalah:
1)
Menganalisis alternatif-alternatif solusi untuk aplikasi bisnis.
2)
Menyediakan arsitektur rancangan aplikasi dan perencanaan yang
terintegrasi.
3)
Membuat, memelihara, dan memonitor database.
4)
Menyediakan aplikasi pengembangan/pemrograman, memodifikasi dan
melakukan pemeliharaan.
5)
Inventaris dan katalog source code, scripting / penyimpanan dan
struktur database.
b.
Project and Approval Support
Tugas dari unit ini adalah:
1)
Mengidentifikasi dan mengkoleksi user atau permintaan bisnis –
analisis bisnis.
2)
Melakukan koordinasi dengan System Analyst dan programmer untuk
mencari solusi bisnis.
3)
Menyediakan penjelasan proyek, proposal, perkiraan biaya, dan
permintaan.
4)
Melakukan koordinasi atas aktivitas pengujian.
5)
Melakukan pelatihan dalam pelaksanaan program.
6)
Mengimplementasikan
perubahan.
manajemen
pendukung
dan
manajemen
120
7)
Melakukan pembahasan proyek dan mengontrol dokumentasi.
5. IT Operation Support
Bagian ini terdiri dari 2 unit khusus, yakni:
a. Hardware Operation Support
Bagian ini memiliki 3 unit khusus, yakni:
a) Technical Field Service (PC dan perangkat, O/S, aplikasi kantor)
Tugas dari unit ini adalah:
1) Melakukan instalasi.
2) Perbaikan/workshop.
3) Melakukan pemeliharaan secara teratur.
b) Network Data Communication
Tugas dari unit ini adalah:
1) Instalasi dan konfigurasi / setup.
2) Perbaikan dan dukungan terhadap masalah.
3) Pemeliharaan infrastruktur.
4) Memonitor jaringan dan mengontrol keamanan.
5) Bekerjasama dengan perusahaan TI dan atau penyedia untuk
pendefinisian masalah dan proses pencarian solusi.
c) System Administration dan Data Center
1) Pemasangan sistem / setup.
2) Pemeliharaan sistem dan server.
3) Memasang dan memelihara profil dan authorisasi / keamanan
pengaksesan.
4) Menjadwalkan backup dan pengarsipan data.
121
5) Mengkoordinasikan perencanaan sistem penemu data bila terjadi
kerusakan.
6) Pemeliharaan gudang spare-part.
7) Penjagaan stok.
8) Memroses pemesanan dokumen stok.
9) Melakukan pelatihan dan pemeliharaan fasilitas.
10) Mengidentifikasi dan mengevaluasi permintaan kebutuhan user
untuk peralatan komputer.
b. Voice Telecommunication
Tugas dan wewenang unit ini adalah:
1) Melakukan instalasi dan setup.
2) Melakukan layanan perbaikan / workshop.
3) Melakukan pemeliharaan infrastruktur.
4) Pemasangan sistem PABX / pengaturan.
5) Bertindak sebagai penghubung ke penyedia jasa layanan telekomunikasi.
6) Memelihara profil user dan mengatur akses keamanan.
7) Membuat laporan biaya.
8) Menyediakan operator 24 jam / melayani koresponden USC.
4.2.5 Proses Bisnis Departemen TI
1. Proses Penanganan Masalah
Berikut ini penjelasan dari gambar 4.5 mengenai proses bisnis Departemen TI
dalam penanganan masalah.
122
1
2
Mengajukan
permohonan
Meneruskan
permohonan
User
USC
4
Meneruskan jawaban
Departemen TI
3
Setuju / tidak
Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
Gambar 4.5 Proses Bisnis Departemen TI dalam Penanganan Masalah
1. User mengajukan komplain melalui USC, kemudian USC akan menentukan
masalah tersebut termasuk dalam kategori hardware, software, atau
telekomunikasi.
2. Apabila masalah yang dihadapi oleh user hanya masalah level 1 dan USC
memiliki waktu luang maka USC sendiri yang akan menangani permasalahan
user yang bersangkutan.
3. Apabila permasalahan yang dihadapi cukup berat maka USC akan
mengkonfirmasikan masalah tersebut kepada Departemen TI.
4. Departemen TI akan memberikan tanggapan terhadap permintaan penanganan
masalah user tersebut (tergantung dengan kategori masalah yang dihadapi oleh
user). Hal ini dikarenakan jumlah user yang menggunakan sistem tidak
sedikit, yakni mencapai 1000 user dan jumlah staf TI yang berjumlah 50
orang. Oleh karena itu, departemen TI mengelompokkan kategori masalah dan
waktu penanganan masalah yang dihadapi user kedalam 3 kelompok, yakni:
Emergency (1 jam), Urgent (4 jam), dan Normal (1 hari).
5. USC akan mengkonfirmasikan kembali kepada user mengenai jadwal
penanganan masalah yang sedang dihadapi oleh user.
123
2. Proses Permintaan Penggantian dan Pemesanan Hardware
Berikut ini penjelasan dari gambar 4.6 mengenai proses bisnis Departemen TI
dalam permintaan dan penggantian hardware.
Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
Gambar 4.6 Proses Bisnis Departemen TI dalam Permintaan dan Penggantian Hardware
Keterangan :
1. User mengajukan permohonan melalui USC.
2. USC akan mengajukan permohonan tersebut kepada bagian TI yang terkait,
kemudian U SC akan memberikan persetujuan kepada user.
3. Apabila departemen TI menyetujui maka akan diadakan studi kelayakan
(apakah user tersebut memang pantas untuk mengganti software atau
hardware-nya)
4. Jika penggantian hardware user tersebut ternyata diperlukan, maka U SC akan
meneruskan jawaban dari departemen TI dan kemudian akan membuat jadwal.
124
5. Setelah studi kelayakan selesai dilakukan dan departemen TI memutuskan
bahwa user tersebut pantas mengganti hardware, maka USC akan meminta
persetujuan ke bagian purchasing dan accounting.
6. Bagian accounting dan purchasing akan memberikan jawaban.
7. Kemudian USC akan memesan spesifikasi hardware sesuai dengan kebutuhan
user tersebut kepada hardware vendor, yaitu DEL atau HP. Pembayaran
dilakukan sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak, yakni perusahaan
dengan hardware vendor tersebut.
3. Proses Konsultasi dan Pemberian Solusi terhadap Aplikasi Bisnis
Berikut ini penjelasan dari gambar 4.7 mengenai proses bisnis Departemen TI
$
$
dalam masalah konsultasi dan pemberian solusi terhadap aplikasi bisnis.
8
$
Setuju/tidak
2 Mengajukan permohonan
1
Purchasing Mill Head
3
Mengajukan
permohonan
User
Accounting
Meneruskan
permohonan
7
USC
5
4
Meneruskan jawaban.
Bila Dept. TI setuju,
maka akan diatur jadwal
Memberi jawaban
Setuju/tidak
BAS
Bila konsultasi dan
solusi berhubungan
dengan investasi
6
BAS mengadakan pertemuan dengan user untuk memberikan
konsultasi dan solusi mengenai masalah yang dihadapi
Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
Gambar 4.7 Proses Bisnis Departemen TI dalam Masalah Konsultasi dan Pemberian
Solusi terhadap Aplikasi Bisnis
125
Keterangan:
1. User mengajukan permohonan melalui USC.
2. User juga dapat mengajukan permohonan langsung kepada BAS (Business
Application Support), yaitu unit khusus yang akan memberikan konsultasi dan
solusi mengenai aplikasi bisnis yang dibutuhkan oleh user.
3. Permohonan yang diajukan melalui USC akan diteruskan kepada BAS.
4. BAS akan memberikan tanggapan atas permohonan user tersebut.
5. Apabila permintaan konsultasi disetujui oleh BAS, maka USC akan
meneruskan jawaban kepada user dan mengatur jadwal pertemuan user
dengan unit BAS.
6. BAS akan mengadakan pertemuan dengan user yang bersangkutan guna
menganalisa masalah yang dihadapi oleh user. Kemudian unit BAS akan
memberikan konsultasi sekaligus solusi-solusi terhadap masalah yang dihadapi
oleh user tersebut. Proses pemberian solusi juga mempertimbangkan
pengaruhnya terhadap investasi atau tidak.
7. Apabila solusi tersebut berhubungan dengan investasi, maka departemen TI
membutuhkan keputusan dari pihak manajemen, yakni bagian Purchasing,
Accounting dan Mill Head.
8. Setelah mendapatkan persetujuan dari ketiga pihak yang terkait, maka proses
pengembangan proyek akan dimulai.
4. Proses Pengembangan Proyek
Pengembangan terhadap software dilakukan secara terus menerus untuk dapat
mencari solusi terhadap permasalahan bisnis perusahaan dan untuk memenuhi
126
kebutuhan user yang ada. Pengembangan atas proyek yang dilakukan memerlukan
biaya yang cukup besar sehingga untuk perencanaannya perlu dilakukan dengan
baik. Berikut ini proses pengembangan proyek yang dilakukan.
USER REQUEST
TESTING IN
PRODUCTION
SERVER
USER
AUTHENTIFICATIO
N
COLLECT
REQUIREMENT
TRANSFER TO
PRODUCTION
SERVER
GO LIFE
USER
REQUIREMENT
ANALYSIS
SOSIALIZATION
WITH TRAINING
USER
SUPPORTING
SYSTEM DESIGN
(OOAD/
STRUCTURED)
TESTING IN
TRAINING SERVER
CLOSING &
EVALUATION
DATABASE DESIGN
TRANSFER TO
TRAINING SERVER
DEVELOPMENT
TESTING
Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
Gambar 4.8 Proses Bisnis Departemen TI untuk Pengembangan Proyek
Keterangan :
1. User Request, setiap karyawan yang menggunakan aplikasi dapat meminta
pengajuan terhadap sistem baru yang sesuai dengan kebutuhan user kepada
Departemen TI.
2. Collect Requirement, Departemen TI mengumpulkan data dan kebutuhan dari
semua user terhadap pembuatan sistem baru.
127
3. User Requirement Analysis
Setelah semua kebutuhan user dikumpulkan, maka Departemen TI akan
menganalisis lebih lanjut. Setelah itu, Departemen TI akan menentukan proyek
apa yang akan dikembangkan sehingga sistem yang akan dibuat akan dapat
berguna untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
4. System Design (OOAD/Structured)
Sistem yang akan dibangun akan didesain terlebih dahulu baik secara OOAD
(Object Oriented Analysis and Design) maupun secara terstruktur untuk
memudahkan pembuatan sistem.
5. Database Design
Database perlu dirancang dengan baik karena database memiliki peranan
penting di dalam suatu sistem perusahaan. Database merupakan sekumpulan
data yang saling berhubungan dan dirancang untuk menghasilkan informasi
yang diperlukan dalam suatu organisasi.
6. Development
Pengembangan proyek dilakukan berdasarkan dari hasil analisis mengenai
kebutuhan-kebutuhan user yang telah didesain. Pada tahap pengembangan ini,
programmer akan membuat program dalam bentuk coding beserta dengan
tampilan yang sesuai dengan yang diinginkan user.
7. Testing
Pada tahap ini dilakukan pengajuan terhadap proyek yang telah dikembangkan
oleh programmer testing.
128
8. Transfer to Training Server
Setelah proyek diuji, kemudian proyek tersebut akan dikirim ke training
server untuk disinkronisasi supaya proyek yang dijalankan sesuai dengan
konsep awal perencanaan.
9. Testing in Training Server
Pengujian proyek dilakukan di training server.
10. Sosialization with Training User
Sebelum proyek sistem baru ini diimplementasikan, perlu dilakukan sosialisasi
terhadap sistem baru terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan supaya user dapat
beradaptasi dengan sistem yang baru.
11. Transfer to Production Server
Pada tahap ini dilakukan konversi data dan migrasi dari sistem lama ke sistem
yang baru.
12. Testing in Production Server
Sebelum proyek dijalankan, perlu dilakukan tes terlebih dahulu untuk
mengetahui apakah produk yang telah dihasilkan telah sesuai dengan
kebutuhan user atau belum.
13. User Authentification
Keamanan terhadap sistem sangat penting untuk dijaga. User hanya dapat
menggunakan sistem yang sesuai dengan kepentingannya saja. Data-data yang
bersifat confidential tidak dapat dilihat oleh user yang tidak berkepentingan.
Untuk itu, autentifikasi terhadap sistem perlu dilakukan.
129
14. Go-Life
Apabila proyek tersebut telah memenuhi kebutuhan user, maka proyek
tersebut akan diluncurkan untuk dipergunakan dalam menunjang proses bisnis
perusahaan.
15. Supporting
Setelah proyek diluncurkan maka akan dilakukan pengawasan terhadap kinerja
proyek selama kurang lebih 1-2 bulan oleh departemen TI yang berfungsi
sebagai supporting unit terhadap user.
16. Closing & Evaluation
Setelah dimonitor selama 1-2 bulan, kemudian proyek akan dinilai apakah
proyek tersebut telah berhasil (layak dipergunakan) atau tidak. Kemudian
evaluasi dilakukan secara berkelanjutan dalam jangka panjang. Kemudian juga
akan dipikirkan lebih lanjut menganai perkembangannya dan bagaimana
software tersebut akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
5. Proses Maintenance
Proses maintenance terhadap sistem sangat diperlukan untuk memaksimalkan
kinerja dari sistem yang ada. Berikut ini merupakan beberapa maintenance yang
dilakukan oleh departemen TI, yaitu:
a. Untuk software dilakukan maintenance yang berupa up-date anti virus
secara otomatis.
b. Untuk aplikasi pada perusahaan, departemen TI menggunakan application
launcher secara otomatis supaya standarisasi tetap terjaga.
130
Application launcher adalah suatu aplikasi yang diletakkan pada setiap PC
user dan aplikasi ini akan selalu meng-update PC user secara otomatis
setiap kali application launcher menemukan aplikasi baru di server utama.
Dengan adanya application launcher ini, departemen TI tidak perlu
mendatangi PC user satu per satu untuk melakukan up-date.
c. Untuk jaringan, departemen melakukan maintenance 2 kali dalam
seminggu.
d. Untuk server, departemen TI memiliki contingency plan:
i. Planned Shutdown
Departemen TI harus memberikan konfirmasi terlebih dahulu kepada
perusahaan, yakni ketetapannya minimal 2 hari sebelum pelaksanaan
shutdown.
ii. Unplanned Shutdown
Departemen TI harus dapat menangani masalah maksimal 2 jam.
Untuk menjaga arus listrik digunakan UPS yang dapat menyimpan tenaga
listrik maksimal 2 jam apabila listrik padam.
Maintenance terhadap sistem dilakukan secara reguler, yaitu:
1) daily, meliputi check job, performance
2) weekly, meliputi back-up, performance, file space
3) monthly, meliputi back-up, file space, performance check.
131
4.2.6 Aplikasi-Aplikasi pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
1. SAP (System Application Product in Data Processing)
SAP merupakan aplikasi utama yang digunakan oleh PT. Pindo Deli Pulp and
Paper Mills untuk mendukung proses bisnis perusahaan. SAP ini diintegrasikan
di semua perusahaan APP. Berikut ini adalah modul-modul SAP yang
diimplementasikan pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills:
a. Finance and Costing
Modul ini digunakan pada bagian Finance yang terdiri dari:
a) Invoice
Fungsi : mengelola tagihan keuangan.
b) Finance
Fungsi : mengelola arus keuangan perusahaan.
c) Costing
Fungsi : membuat jurnal, neraca, balance sheet dan penghitungan
gaji.
b. Material Management
Modul ini digunakan pada bagian Administration B dan Sales & Marketing.
Modul ini terdiri dari:
a) Procurement
Fungsi : mengatur pembelian bahan baku, spareparts, dan barang jadi.
b) Inventory Management (bahan baku, spare parts, barang jadi)
Fungsi : mengatur persediaan bahan baku, spare parts, dan barang jadi.
132
c) Warehouse Management
Fungsi : mengatur letak dan pengkodean dari masing-masing produk
yang dihasilkan.
d) Business Intelligent Warehouse
Fungsi : mengatur proses pelaporan produksi.
c. Quality Management
Modul ini digunakan pada bagian Technical Division, berfungsi sebagai
sistem yang dapat melakukan pengecekan terhadap kualitas bahan baku dan
sparepart.
d. Human Resource Management
Modul ini digunakan oleh semua karyawan. Modul ini terdiri dari:
a) Electronic Data Management
Fungsi : mengatur penyimpanan data-data perusahaan.
b) Time Event Management
Fungsi : mengatur keluar masuknya karyawan kedalam perusahaan.
c) Organization Management
Fungsi : mengatur struktur organisasi, sistem manajemen, dan letak tiaptiap unit yang ada di perusahaan.
d) Recruitment
Fungsi : mengatur perekrutan dan pelatihan karyawan
e. Sales and Distribution
Modul ini digunakan pada bagian Sales & Marketing dan Administration B.
Modul ini terdiri dari:
133
a) Billing
Fungsi : untuk pembuatan nota-nota pembayaran, pembelian, tagihantagihan, dan lainnya.
b) Shipment
Fungsi : mengatur pengiriman produk.
c) Sales and order
Fungsi : mengatur penjualan dan permintaan terhadap produk.
f. Plant Maintenance
Modul ini digunakan pada bagian Production. Modul ini terdiri dari:
a) Corrective Management
Fungsi : menentukan jadwal shutdown.
b) Plant Management
Fungsi : mengatur mesin-mesin yang ada di pabrik.
g. Supplier Relationship Management (SRM)
Modul ini digunakan untuk mengatur hubungan antara perusahaan dengan
supplier-supplier perusahaan. SRM digunakan oleh bagian Purchasing dan
Administration B.
h. Project Management
Modul ini digunakan pada bagian Civil, yang digunakan untuk mengelola
budgeting dan perencanaan proyek-proyek perusahaan yang akan dibuat
misalnya untuk pembangunan pabrik baru.
2. MMpro, aplikasi ini digunakan sebagai pendukung untuk Me-record data yang
lebih detail karena setiap barang memiliki panjang roll, nomor dan berat yang
134
berbeda.. MMpro digunakan oleh bagian Sales & Marketing, Production, dan
Administration B.
3. SOT (System Online Timbangan), aplikasi ini digunakan untuk mengatur keluar
masuknya kendaraan. Aplikasi ini juga berfungsi sebagai alat pengecekan
kontainer atas pengiriman barang keluar dan masuk sehingga dapat diketahui
mana saja kontainer yang sudah diisi. SOT digunakan pada bagian
Administration B.
4. QC Online, aplikasi ini digunakan untuk melakukan perhitungan atas hasil
pengetesan barang hasil produksi. QC Online digunakan oleh bagian Technical
Division.
5. Human Resource Management System (HR Pro), digunakan untuk kegiatan yang
berhubungan dengan absensi, cuti, lembur pegawai. Aplikasi ini digunakan oleh
Administrasi A untuk pegawai borongan dan harian PT. Pindo Deli Pulp and
Paper Mills. Untuk proses payroll semua karyawan masih dilakukan dengan
menggunakan aplikasi HR Pro karena masih banyak kendala dalam
pengimplementasian SAP Human Resources.
4.2.7 Jaringan Informasi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
Untuk memudahkan arus informasi antar karyawan Pindo Deli 1, Pindo Deli 2, dan
juga kantor pusat yang berada di PT. Indah Kiat Serpong maka Pindo Deli membuat
jaringan yang membantu memperlancar arus informasi.
Berikut keterangan jaringan informasi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dari
gambar 4.9:
135
a. Antara Pindo 1 dan Pindo 2 yang jaraknya berdekatan (± 7 km) maka digunakan
gelombang radio E1 128k. Hal ini dikarenakan radio E1 lebih efisien dan hemat
biaya.
b. Akan tetapi, radio E1 tidak dapat mendukung komunikasi yang jauh jaraknya
(Karawang-Serpong) antara Pindo Deli dengan kantor pusat yakni PT Indah Kiat.
Maka dari itu Pindo Deli menyewa (leasing jaraingan) untuk dapat lebih
mempermudah hubungan komunikasi.
c. Antara Pindo 1, Pindo 2 dan PT Indah Kiat dapat terhubung secara langsung.
d. PABX digunakan untuk membantu router memperbanyak penyimpanan nomornomor extention, maksudnya adalah dari satu nomor telepon terdapat beberapa
nomor-nomor extention yang akan dihubungkan ke semua staf perusahaan.
e. Router adalah sebuah device yang berfungsi untuk meneruskan paket-paket dari
sebuah network ke network lainnya (LAN LAN/LAN WAN) sehingga host-host
yang ada pada sebuah network bisa berkomunikasi dengan host yang ada pada
network yang lain. Router akan menghubungkan main switch dengan radio device
yakni melalui microwave.
f. Masing-masing PC akan terhubung dengan masing-masing switchnya dan setiap
switch akan terhubung dengan main switch.
g. Pindo 2 menggunakan CISCO sebagai server networking.
136
Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
Gambar 4.9 Jaringan Informasi PT. Pindo Deli Pulp and Paper M ills
137
4.2 Analisis Lingkungan Industri
Analisis lingkungan industri pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dilakukan
dengan menggunakan lima kekuatan Porter (Five Forces Porter). Gambar 4.10
menunjukkan lima kekuatan Porter pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills:
Ancaman Pendatang Baru
PT. Esa Kertas
Cina dan Brazil
Kekuatan Tawar-Menawar
Pemasok
Supplier dalam dan luar negeri
(bahan baku kimia dan pulp)
Persaingan antar Perusahaan
Sejenis
PT. Riau Andalan Pulp and Paper,
Leces, Pesaing asing
Kekuatan Tawar-Menawar
Konsumen
Cakrawala Mega Indah (CMI)
dan pelanggan luar negeri
Ancaman Produk Substitusi
komputer, handphone, PDA
Gambar 4.10 Lima Kekuatan Persaingan Porter
Berikut ini penjelasan lima kekuatan Porter pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills:
1. Ancaman pendatang baru (Threat Entry of New Comers)
Bagi pendatang baru, potensi untuk memasuki industri pulp dan kertas ini
cukup sulit. Hal ini terlihat dengan adanya perusahaan-perusahaan besar yang sudah
memiliki produk yang berkualitas dan brand image yang dikenal di kalangan
masyarakat. Perusahaan yang ada juga memiliki pangsa pasar yang besar dan untuk
dapat memasuki bisnis pulp dan kertas ini, diperlukan modal yang cukup besar,
138
penggunaan teknologi yang memadai, sumber daya manusia yang berkualitas, dan
juga dibutuhkan pengalaman yang matang untuk menggeluti bisnis kertas ini. Untuk
wilayah dalam negeri, pendatang baru dalam industri kertas bukan merupakan suatu
perusahaan yang baru, melainkan produk sejenis yang dihasilkan dari perusahaan
yang sudah ada. Sedangkan diluar negeri, persaingan antar perusahaan semakin
kompetitif. Apalagi dengan hadirnya pemain baru yang berasal dari Cina dan Brazil.
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki kekuatan dalam
mempertahankan posisinya dari ancaman pendatang baru. Hal ini dikarenakan
beberapa faktor dibawah ini:
a. Skala ekonomi
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills telah mencapai skala ekonomi, dimana
ketika jumlah produk yang diproduksi meningkat, maka biaya per unitnya
akan menurun. Oleh sebab itu PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills bisa
mempertahankan biaya yang rendah untuk produknya. Bagi perusahaan baru
masuk industri ini, akan sangat sulit untuk mencapai skala ekonomi karena
masih berfokus pada biaya pemasaran produk.
b. Kebutuhan Modal
Industri pulp dan kertas merupakan industri yang besar sehingga untuk dapat
memasuki industri ini dibutuhkan modal yang besar. Hal ini memberikan
peluang yang kecil untuk menciptakan perusahaan baru.
c. Akses ke jaringan distribusi
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills telah memiliki jaringan distribusi yang
luas baik di dalam maupun di luar negeri. Hal ini akan menjadi hambatan
bagi perusahaan pendatang baru untuk masuk.
139
d. Skala independen ketidakunggulan biaya
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki skala independen yang
menghambat masuknya pendatang baru seperti:
a) PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills telah menerapkan teknologi IT yang
modern untuk mendukung proses bisnisnya, seperti penerapan SAP yang
mengintegrasikan semua proses bisnis perusahaan.
b) PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki hutan pulp dan kayu yang
menjadi bahan baku utama perusahaan, yang berlokasi di Perawang. Hal
ini membuat akses perusahaan ke bahan baku menjadi mudah (tidak ada
ketergantungan supplier bahan baku utama).
Hal-hal seperti ini akan menjadikan pendatang baru untuk menemukan cara
untuk bersaing dengan PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills.
e. Kebijakan pemerintah
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang tergabung dalam APP telah
memiliki hutan sendiri untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pulp dan
paper perusahaan. Pemerintah dalam negeri memiliki kebijakan untuk
membatasi perusahaan-perusahaan yang masuk dalam industri pulp dan
paper ini. Hal ini untuk mencegah terjadinya penebangan ilegal hutan di
Indonesia dan menjaga kelestarian alam. Oleh sebab itu, perusahaan kertas
dalam negeri harus memiliki hutan tanaman industri (HTI) dan melarang
pemakaian hutan alam untuk bahan baku industri.
140
Walaupun sulit untuk memasuki industri pulp dan kertas bagi pendatang baru,
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills sekarang ini memiliki pesaing baru lokal untuk
produk kertas yakni PT. Esa Kertas yang berlokasi di Karawang. PT. Esa Kertas ini
merupakan perusahaan milik Sampoerna yang sekarang telah diakuisisi oleh Philip
Mourish. Sebelum didirikannya Esa kertas, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
memberikan supply kertas untuk bungkus rokok kepada Sampoerna. Akan tetapi
sekarang ini pasar PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills menjadi berkurang karena
Philip Mourish mendirikan pabrik kertas rokok sendiri yakni PT. Esa Kertas.
Sekarang ini Esa Kertas masih berfokus pada produksi untuk bungkus rokok sendiri
saja sehingga PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills masih memiliki posisi yang kuat
dalam industri pulp dan kertas.
2. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok (The Bargaining Power of Supplier)
APP memiliki banyak perusahaan yang bergerak dalam industri pulp dan
kertas. Untuk itu, APP memiliki hutan tanaman industri yang dikelola untuk
memenuhi kebutuhan bahan baku kertas dan pulp perusahaan-perusahaan APP. PT.
Pindo Deli Pulp and Paper Mills memperoleh bahan baku yang berupa NBKP dari
PT. Arara Abadi (Indah Kiat) dan Lontar Papyrus. Untuk bahan baku yang berupa
LBKP, perusahaan melakukan pemesanan dari negara lain (bahan baku impor). PT.
Pindo Deli Pulp and Paper Mills juga memiliki beberapa pemasok bahan baku kimia
dari dalam dan luar negeri (Amerika Serikat, Kanada dan Finlandia). PT. Pindo Deli
Pulp and Paper Mills dapat bebas memilih pemasok bahan baku yang dapat
memberikan harga lebih murah dengan kualitas yang baik. Untuk itu, PT. Pindo Deli
Pulp and Paper Mills hanya memilih pemasok yang terbaik sehingga pemasok
141
bergantung pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Maka itu, dapat disimpulkan
bahwa kekuatan tawar-menawar pemasok untuk bahan baku kimia tidak memiliki
pengaruh yang kuat terhadap perusahaan.
3. Kekuatan Tawar-Menawar Konsumen (The Bargaining Power of Customers)
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki distributor utama yang
mendistribusikan produk perusahaan untuk wilayah lokal, yakni Cakrawala Mega
Indah (CMI). CMI ini merupakan perusahaan yang tergabung dalam APP sehingga
CMI bertugas memasarkan produk-produk APP di dalam negeri. CMI yang berpusat
di Jakarta (Thamrin) memiliki banyak kantor cabang di beberapa daerah di
Indonesia. CMI akan mendistribusikan produk perusahaan secara langsung kepada
distributor-distributor lainnya atau Paper shop/modern market (seperti Carrefour,
Hero). Sedangkan di luar negeri, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki
beberapa perwakilan kantor cabang yang masih merupakan perwakilan APP. Kantor
cabang tersebut akan membantu pendistribusian produk di luar negeri. Kantor
cabang dibagi berdasarkan negara atau wilayah tertentu yang tersebar di seluruh
dunia.
4. Ancaman Produk Substitusi (Threat of Substitution Product)
Semakin berkembangnya jaman dengan bermunculan teknologi-teknologi
baru, maka untuk industri kertas akan menghadapi persaingan dengan produk
pengganti yang lebih modern, misalnya saja komputer, PDA, handphone. Biaya
perpindahan dari kertas menjadi peralatan modern seperti komputer dan handphone
memiliki biaya perpindahan yang tinggi bagi pelanggan. Walaupun barang
142
elektronik telah menjadi hal yang umum di masyarakat, akan tetapi pelanggan
membutuhkan biaya yang tidak murah untuk beralih dari kertas menjadi alat-alat
elektronik yang mampu mengurangi pemakaian atau bahkan menggantikan kertas.
Sekarang ini keberadaan kertas masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia.
Pengaruh produk substitusi tidak berpengaruh besar bagi industri kertas. Hal ini
dapat dilihat dengan bertambahnya permintaan terhadap konsumsi kertas yang setiap
tahunnya bertambah.
Sumber : www.wartaekonomi.com
Gambar 4.11 Perkembangan Konsumsi Kertas Indonesia
Contohnya saja di Indonesia, berdasarkan data yang diperoleh pada gambar
4.11, konsumsi kertas tahun 2003 sebanyak 5,31 juta ton, sedangkan tahun 2004,
konsumsi kertas mencapai 5,40 juta ton. Pada tahun 2005, konsumsi kertas
meningkat menjadi 5,61 juta ton. Tahun 2009, konsumsi kertas diprediksi bisa
mencapai 6,45 juta ton.
143
5. Persaingan antar Perusahaan Sejenis (The Jockeying Among Current Rivalry)
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki banyak pesaing karena
penjualan produknya untuk memenuhi permintaan dalam negeri dan luar negeri.
Oleh karena itu terdapat beberapa pesaing utama PT. Pindo Deli Pulp and Paper
Mills dari dalam maupun luar negeri. Di dalam negeri, produk photocopy paper PT.
Pindo Deli Pulp and Paper Mills bersaing dengan PT. Riau Andalan Pulp and Paper
(RAPP) dan juga Leces. Produk PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills ada yang
diekspor ke beberapa negara seperti Timur Tengah, Eropa, India, Asia Tenggara,
Jepang, Amerika, Cina, dll. Produk yang diekspor tersebut bersaing dengan beberapa
pesaing yang ada di masing-masing wilayah. Misalnya saja produk PT. Pindo Deli
Pulp and Paper Mills yang berada di Cina bersaing dengan perusahaan sejenis yang
ada di Cina.
Untuk pasar dalam negeri, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki
kekuatan yang cukup besar karena PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills merupakan
salah satu industri kertas yang berada di bawah naungan Asia Pulp and Paper (APP)
didalam Grup Sinar Mas. Selain PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills ada beberapa
perusahaan APP lainnya seperti PT. Indah Kiat Serpong, PT. Tjiwi Kimia, PT.
Lontar Papyrus, APP Perawang, dimana perusahaan-perusahaan ini memiliki
kerjasama yang kuat dalam menguasai pasar Indonesia. Selain itu, untuk dapat
bertahan dalam lingkungan persaingan perusahaan tetap mempertahankan produk
yang berkualitas tinggi dan harga yang relatif murah. Untuk wilayah Indonesia dan
Malaysia, perusahaan memiliki posisi sebagai Price Leader dimana harga dan
kualitas lebih unggul dibandingkan pesaingnya. Berdasarkan keterangan diatas,
144
maka dapat disimpulkan bahwa PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki posisi
persaingan yang kuat.
4.3 Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation / IFE)
Evaluasi faktor internal dianalisis dari SWOT perusahaan yang berfokus pada
kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Berikut ini kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki oleh PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills.
Tabel 4.1 Analisis Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan)
Kekuatan (Strength)
S1
S2
S3
S4
S5
Kekuatan (Strength)
Memiliki tim manajemen yang berkualitas
Memiliki produk yang bermutu tinggi
Penerapan teknologi tingkat tinggi
Memiliki jaringan pemasaran yang luas
Kerjasama dengan perusahaan Sinar Mas dan APP dalam perdagangan
Kelemahan (Weakness)
W1
W2
W3
W4
W5
4.3.1
Kelemahan (Weakness)
Jumlah ‘trim loss paper’ yang masih tinggi
Identifikasi material terlalu spesifik karena perusahaan memproduksi berbagai spesifikasi
Biaya pemeliharaan bahan baku dan produk masih tinggi
Proses tracking terhadap pelanggan yang kurang optimal.
Pengaturan untuk penempatan dan pengontrolan barang yang kurang optimal.
Kekuatan (Strength)
Berikut ini penjelasan dari kekuatan yang dimiliki oleh PT. Pindo Deli Pulp and
Paper Mills:
1. Memiliki tim manajemen yang berkualitas
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills tidak hanya mempekerjakan tenaga kerja
lokal saja, akan tetapi beberapa tenaga kerja bahkan manajemen tingkat
145
tingginya (top management) merupakan tenaga kerja asing yang berasal dari
beberapa negara seperti Amerika, Taiwan, Jepang, India, dan Australia. Selain
itu, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki tim MBOS (Management By
Olympic Systems) dimana tim ini yang akan memberikan penilaian terhadap
evaluasi kerja semua divisi/departemen yang ada si perusahaan. Pada tanggal 12
Juli 1996, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memperoleh ISO 9002 karena
telah memenuhi Quality Management Systems yang bertaraf internasional. Setiap
tahunnya tim MBOS mengadakan MBOS Annual Competition dimana semua
divisi/departemen akan melakukan kompetisi terhadp kinerjanya. Tim yang
memenangkannya akan melakukan kompetisi dengan semua perusahaan APP di
Indonesia, yang kemudian akan dikompetisikan lagi dengan grup APP di China.
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills telah memenangkan tiga kali berturut-turut
MBOS Annual Competition dari tahun 2005 – 2007. Menurut Kepala
Departemen Marketing, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills merupakan
peringkat kedua terbaik se-APP di Indonesia. Untuk APP sendiri memperoleh
peringkat ke-10 di seluruh dunia.
2. Memiliki produk yang bermutu tinggi
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills terkenal dengan produknya yang memiliki
“Top Quality Paper”. Hal ini terbukti dengan diberikannya Super Brands Award
Indonesia 2005/2006 untuk produk kertas dengan merek Bola Dunia. Oleh
karena itu, perusahaan tetap menjaga mutu produk dengan memilih bahan baku
yang berkualitas dan proses produksi yang baik untuk dapat menjaga kesetiaan
pelanggan dalam memakai produk-produk PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills.
146
Untuk wilayah Indonesia dan Malaysia, produk PT. Pindo Deli Pulp and Paper
Mills memiliki keunggulan dalam hal kualitas dan harga sehingga perusahaan
tetap dapat mempertahankan posisinya.
3. Penerapan teknologi tingkat tinggi yang mengarah pada efisiensi
Saat ini PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills menerapkan teknologi ERP
(Enterprise Resource Planning) dimana software yang digunakan yakni SAP
ECC 6.0. PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills berusaha untuk dapat mengikuti
perubahan bisnis yang terjadi sehingga perubahan terhadap teknologi pun sering
dilakukan. Misalnya saja SAP sudah di-upgrade sebanyak lima kali yakni dari
versi 3F, 4.0, 4.0B, 4.0C, 4.0D dan yang terakhir ECC 6.0 pada tahun 2007.
Tidak hanya dalam teknologi informasi, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
juga menggunakan mesin-mesin yang canggih dalam proses produksinya dimana
mesin-mesin tersebut mampu mengasilkan produk yang lebih baik dibandingkan
dengan menggunakan mesin-mesin tradisional sehingga proses produksi yang
dilakukan mampu menciptakan proses yang lebih efektif dan efisien baik dalam
hal waktu maupun biaya.
4. Memiliki jaringan pemasaran yang luas
Pemasaran produk dilakukan di wilayah Indonesia bahkan sampai ke beberapa
negara melalui branch office APP yang berada di beberapa negara di Asia,
Afrika, Timur Tengah, Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Latin. PT. Pindo
Deli Pulp and Paper Mills memiliki jalur distribusi yang baik melalui para
distributor yang berada di dalam maupun di luar negeri.
147
5. Kerjasama dengan perusahaan Sinar Mas dan APP dalam perdagangan
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills bekerjasama dengan beberapa perusahaan
besar yang tergabung dalam grup Sinar Mas dibawah naungan APP (Asia Pulp
and Paper). APP meruapakan perusahaan kedua terbesar penghasil kertas di Asia
setelah Asia Pasific Resources International Ltd (APRIL). Akan tetapi dengan
adanya kerjasama perusahaan dalam grup Sinar Mas (PT. Tjiwi Kimia, PT. Indah
Kiat, PT. Lontar Papyrus), maka hal ini dapat menjadikan posisi perusahaan
lebih kuat dalam menghalangi pesaingnya. Tidak hanya bekerjasama dalam
menguasai pasar, perusahaan APP juga saling bekerja sama dalam pemenuhan
bahan baku, pemasaran produk, maupun hal lainnya. Seperti halnya saja PT.
Pindo Deli Pulp and Paper Mills bekerjasama dengan PT Cakrawala Mega Indah
dalam pemasaran produk. Selain itu, pemenuhan atas bahan baku perusahaan
APP dapat diperoleh dari PT Arara Abadi dan PT Wirakarya Sakti. Perusahaanperusahaan tersebut merupakan perusahaan yang mengelola hutan untuk
pemenuhan bahan baku APP. Diperkirakan luas lahan yang dimiliki sebesar
1.137.020,36 hektar untuk APP. Dibandingkan pesaingnya APRIL hanya
memiliki
luas
hutan
seluas
681.778,14
hektar.
(http://www.chaidir.com/?m=fr&t=2&id=44)
4.3.2
Kelemahan (Weakness)
Berikut ini penjelasan mengenai kelemahan yang dimiliki oleh PT. Pindo Deli
Pulp and Paper Mills:
148
1. Jumlah ‘trim loss paper’ yang masih tinggi
Proses produksi yang dilakukan saat ini tidak didasarkan pada pemesanan
pelanggan atas produk kertas (customer oriented). Dari pemrosesan bahan baku,
kertas dapat dibuat dalam ukuran jumbo ataupun roll. Dari ukuran ini, kertas
dapat dibagi lagi menjadi ukuran yang lebih kecil (proses cutting) sesuai dengan
pemesanan pelanggan (misalnya ukuran A4, kuarto, dll). Dalam proses
pemotongan ini, masih banyak terjadi sisa kertas karena perusahaan belum dapat
mengkombinasikan pemesanan yang paling optimal.
2. Terlalu fokus pada material oriented
Kertas merupakan produk yang memiliki berbagai macam spesifikasi, dari segi
ukuran, jenis, berat, warna, kualitas, jumlah per sheet, dan hal lainnya. PT. Pindo
Deli Pulp and Paper Mills selalu mencoba untuk menerima setiap pemesanan
dengan spesifikasi apapun. Setiap
muncul spek berbeda, perusahaan harus
membuat satu nomor material baru. Hal ini menjadikan produk memiliki range
yang sangat besar. Ini juga akan berdampak pada peningkatan biaya operasional
karena semakin bervariasi hasil produksi maka perusahaan semakin sulit untuk
menekan biaya. Apabila hasil produksi semakin standar dan banyak maka
perusahaan dapat menekan biaya operasional sehingga profit yang didapatkan
akan semakin besar.
3. Biaya pemeliharaan bahan baku dan produk masih tinggi
Sistem stok terhadap bahan baku belum dilakukan secara real time antara
perusahaan dengan pemasok bahan baku. Tekadang masih terdapat penumpukan
149
bahan baku karena perusahaan memesan bahan baku tidak berdasarkan jumlah
produksinya sehingga stok bahan baku menjadi banyak. Hal ini menjadikan
biaya inventory menjadi mahal sehingga dapat menambah biaya operasional.
4. Proses tracking terhadap pelanggan yang kurang optimal.
Untuk wilayah lokal, PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills hanya memiliki satu
distributor utama (Cakrawala Mega Indah / CMI) yang akan memasarkan
produknya
ke
seluruh
distributor-distributor
lainnya.
Untuk
saat
ini,
pengontrolan pemesanan barang hanya dilakukan berdasarkan permintaan CMI.
PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills tidak dapat mengetahui siapa saja
pelanggannya dan produk apa saja yang paling sering dibeli oleh satu pelanggan
(distributor, agen, atau end user). Perusahaan seharusnya dapat mengetahui halhal seperti itu, disamping akan mempengaruhi pemesanan, perusahaan juga dapat
membantu distributor dalam memprediksi jumlah permintaan.
5. Pengaturan untuk penempatan dan pengontrolan barang yang kurang
optimal.
Pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills, penempatan produk di gudang, masih
dilakukan dengan sembarangan. Setiap produk dapat ditempatkan dimana saja.
Hal ini akan mempersulit pencarian produk yang mau dikeluarkan untuk
memenuhi pesanan. Tentu saja hal tersebut dapat menambah waktu pencarian
sehingga proses yang dilakukan tidak efisien. Terkadang juga beberapa
pemesanan memiliki spesifikasi yang sama. Pada prosesnya sekarang ini, setiap
kali barang yang selesai diproduksi dapat dikeluarkan untuk pemesanan yang
150
mana saja (tidak ada pemfokusan). Hal ini dapat saja menjadikan pemesanan
untuk waktu yang lebih lama dapat dipenuhi lebih cepat daripada pemesanan
untuk waktu yang lebih cepat. Hal ini dapat menjadi suatu keganjalan dan
kekurangan dalam pemenuhan proses pemesanan.
4.3.3
Hasil Evaluasi Faktor Internal
Berikut ini merupakan hasil evaluasi faktor internal yang diperoleh dari
melakukan pembobotan SWOT dengan menggunakan metode analisis berpasangan
(Pairwise Method).
Tabel 4.2 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE Matrix)
BOBOT
PERINGKAT
RATA-RATA
TERTIMBAN
G
0.100
0.102
0.099
0.073
4
4
4
3
0.400
0.408
0.396
0.219
0.056
3
0.168
1.591
0.168
0.119
1
1
0.168
0.119
0.119
1
0.119
0.082
2
0.164
0.082
1
2
0.164
0.734
2.325
Kekuatan (Strength)
S1
S2
S3
S4
S5
Memiliki tim manajemen yang berkualitas
Memiliki produk yang bermutu tinggi
Penerapan teknologi tingkat tinggi
Memiliki jaringan pemasaran yang luas
Kerjasama dengan perusahaan Sinar Mas dan APP
dalam perdagangan
Total Kekuatan
Kelemahan (Weakness)
W1
W2
W3
W4
W5
Jumlah ‘trim loss paper’ yang masih tinggi
Terlalu fokus pada material oriented
Biaya pemeliharaan bahan baku dan produk masih
tinggi
Proses tracking terhadap pelanggan yang kurang
optimal.
Pengaturan untuk penempatan dan pengontrolan
barang yang kurang optimal.
Total Kelemahan
Total Internal Factor Evaluation (IFE)
Dari tabel 4.2, dapat dilihat bahwa total nilai dari evaluasi faktor internal yang
dilakukan sebesar 2,325. Total rata-rata tertimbang dibawah 2,5 menggambarkan PT
151
Pindo Deli Pulp and Paper Mills lemah secara internal. Hal ini mengindikasikan bahwa
kekuatan yang ada belum dapat mengatasi kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.
Kelemahan perusahaan saat ini terletak pada jumlah ‘trim loss paper’ yang masih tinggi
dengan total skor sebesar 0,168. Tidak hanya itu, fokusnya perusahaan pada material
oriented dan juga biaya inventory yang masih tinggi menjadikan kelemahan juga bagi
perusahaan. Akan tetapi kekuatan yang dimiliki perusahaan juga memiliki dampak yang
sangat besar dan berpengaruh sehingga PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills masih dapat
meningkatkan posisi internal perusahaan.
4.4 Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor Evaluation / EFE)
Evaluasi faktor eksternal dianalisis dari SWOT perusahaan yang berfokus pada
peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat). Berikut ini peluang dan ancaman yang
dimiliki oleh PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills.
Tabel 4.3 Analisis Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman)
Peluang (Opportunity)
O1
O2
O3
O4
O5
Peluang (Opportunity)
Perkembangan teknologi baru
Permintaan kertas dunia yang meningkat
Efisiensi proses produksi
Tingkat pertumbuhan industri percetakan
Kondisi alam Indonesia yang subur dan kaya akan hutan
Ancaman (Threats)
T1
T2
T3
T4
T5
Ancaman (Threat)
Pesaing dari dalam dan luar negeri
Isu illegal logging
Kurs yang tidak stabil
Munculnya produk substitusi lebih modern
Desakan untuk tidak memperluas hutan sebagai lahan industri
152
4.4.1
Peluang (Opportunity)
Berikut ini penjelasan mengenai peluang yang dimiliki oleh PT. Pindo Deli Pulp
and Paper Mills:
1. Perkembangan teknologi baru
Perkembangan terhadap teknologi baru dapat memberikan peluang bagi PT.
Pindo Deli Pulp and Paper Mills untuk dapat meningkatkan kinerja bisnis
perusahaan. Misalnya saja PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dapat
menggunakan peralatan mesin dengan teknologi baru untuk dapat menghasilkan
produk yang lebih baik dalam waktu yang lebih capat. Selain itu, teknologi baru
juga memungkinkan PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills menerapkan sistemsistem yang dapat mendukung proses bisnis perusahaan yang lebih baik.
2. Permintaan kertas dunia yang meningkat
Setiap tahunnya permintaan konsumsi kertas cenderung meningkat. Hal ini dapat
dilihat pada perkembangan konsumsi kertas di Indonesia yang meningkat terus
setiap tahunnya, dari 3,9 juta ton (1998) sampai 5,6 juta ton (2005). Selain
peningkatan di dalam negeri, konsumsi kertas di dunia juga sangat besar. Hal ini
dapat dilihat di beberapa negara di ASEAN yang menunjukkan bahwa
Singapura, Malaysia, dan Thailand memiliki jumlah konsumsi kertas perkapita
yang lebih besar dari Indosesia. Ini menunjukkan peluang yang baik bagi PT.
Pindo Deli Pulp and Paper Mills karena 80% hasil produksinya untuk kegiatan
ekspor.
153
Gambar 4.12 Konsumsi Kertas Perkapita di Beberapa Negara ASEAN
(Sumber : www.wartaekonomi.com)
3. Efisiensi proses produksi
Efisiensi terhadap proses produksi merupakan hal yang penting dalam industri
kertas karena dengan efisiensi perusahaan dapat mengurangi biaya operasional.
Misalnya saja dengan menggunakan mesin-mesin baru, perusahaan dapat lebih
banyak memproduksi produk dengan waktu yang cepat. Selain itu juga,
perusahaan dapat mencapai skala ekonomi.
4. Tingkat pertumbuhan industri percetakan
Semakin berkembangnya terknologi percetakan seperti penggunaan komputer
yang memudahkan proses percetakan, maka semakin berkembang pula industri
pecetakan. Komputer membuat beragam hal dalam proses penerbitan menjadi
lebih mudah. Hal ini karena ia mendigital-kan proses penerbitan. Dengan
komputer membuat layout menjadi lebih mudah. Banyak hal seperti men set,
154
meletakan text, memberi foto, dan meng-crop foto menjadi lebih cepat.
Penggunaan komputer ini terus berlanjut hingga sekarang. Dengan teknologi
komputer industri percetakan menjadi sangat terbantu. Apabila industri
pecetakan berkembang, maka akan menjadikan peluang bagi industri kertas
untuk memasok produknya kepada perusahaan-perusahaan percetakan atau
distributor percetakan yang ada.
5. Kondisi alam Indonesia yang subur dan kaya akan hutan
Alam Indonesia yang sangat subur memberikan keunggulan tersendiri bagi
produsen kertas Indonesia. Indonesia memiliki area hutan yang besar
kapasitasnya menurut ukuran dunia. Di Indonesia terdapat lahan hutan seluas 141
juta hektar (1.410.000 km persegi). Dari jumlah ini sekitar 95 juta hektar telah
disediakan
untuk
produktivitas
dan
(http://www.sinarharapan.co.id/feature/ritel/2003/0304/rit01.html).
konversi
Selain
itu
dengan tanah yang subur memungkinkan penanaman pohon akasia magnisium
(bahan baku kertas) yang lebih cepat dibandingkan di negara-negara lainnya. Di
Indonesia penanaman pohon akasia dapat dilakukan hanya 5-7 tahun. Sedangkan
di beberapa negara seperti Amerika dan Eropa, penanaman pohon akasia ini
dapat mencapai 20 tahun. Hal ini memungkinkan PT. Pindo Deli Pulp and Paper
Mills dapat dengan mudah memperoleh bahan baku.
155
4.4.2
Ancaman (Threat)
Berikut ini penjelasan mengenai ancaman yang dimiliki oleh PT. Pindo Deli Pulp
and Paper Mills:
1. Pesaing besar dari dalam dan negeri
Pesaing dari dalam negeri seperti PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP_
merupakan pesaing utama PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Menurut Kepala
Divisi marketing PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills, pangsa pasar grup APP
dalam pasar lokal sebesar 50%. Untuk pasar luar negeri, PT. Pindo Deli Pulp and
Paper Mills bersaing dengan produsen kertas dari maing-masing negara.
Misalnya saja di Cina terdapat beberapa produsen kertas dimana mereka dapat
memproduksi dalam jumlah yang besar dan biaya yang murah.
2. Isu Illegal Logging
Sekarang ini sedang terjadi kehebohan dalam yang menjadi sorotan industri
kertas,
yakni
isu
illegal
logging.
Dalam
http://walhi.or.id/kampanye/hutan/konversi/040914_ikppilegal_sp/
artikel
diisukan
bahwa PT. Indah Kiat Perawang (pemasok bahan baku PT Pindo Deli Pulp and
Paper Mills) melakukan illegal logging dimana kayu yang dihasilkan berasal dari
hutan alam. Dan sekarang ini PT Pindo Deli berusaha mengatasi masalah
tersebut dengan melakukan sertifikasi terhadap bahan baku kertas yang
digunakan.
156
3. Kurs yang tidak stabil
Nilai tukar mata uang asing sangat berpengaruh bagi PT. Pindo Deli Pulp and
Paper Mills karena sebesar 80% dari hasil produksinya untuk diekspor.
Pembayaran bahan baku dan biaya ekspor dilakukan dengan menggunakan mata
uang asing (US $). Oleh karena itu, kondisi kurs yang tidak stabil dapat
berpengaruh besar bagi perusahaan karena biaya yang dikeluarkan akan
disesuaikan dengan kurs yang berlaku pada saat itu.
4. Munculnya produk substitusi yang lebih modern
Munculnya teknologi modern sebagai produk pengganti kertas seperti PDA,
komputer, handphone dapat memberikan ancaman bagi PT. Pindo Deli Pulp and
Paper Mills. Akan tetapi ancaman tersebut tidak terlalu berpengaruh besar
selama permintaan terhadap kertas masih terus meningkat.
5. Desakan untuk tidak memperluas hutan sebagai lahan industri
Karena semakin banyaknya produsen pulp dan kertas yang memanfaatkan hutan
untuk dijadikan lahan industri maka semakin lama hutan Indonesia semakin
berkurang. Hal ini membawa dampak pada sebagian masyarakat (khususnya
masyarakat daerah) untuk melarang perluasan lahan industri dari hutan. Dalam
artikel
http://walhi.or.id/kampanye/hutan/konversi/040914_ikppilegal_sp/,
dikatakan bahwa keberadaan industri pulp dan kertas di Indonesia menimbulkan
dampak buruk terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi masyarakat sekitar
secara khusus dan wilayah lainnya secara umum. Perubahan bentang alam skala
luas untuk pembangunan pabrik, pemukiman karyawan dan HTI sehingga
157
merusak ekosistem setempat dan berdampak bagi ketersediaan air, hilangnya
keanekaragaman hayati, hilangnya akses masyarakat lokal terhadap hutan
sebagai tempat hidup dan mata pencaharian. Kemudian limbah pabrik yang dapat
mencemari air, tanah, dan udara dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada
manusia dan makhluk hidup lainnya.
4.4.3
Hasil Evaluasi Faktor Eksternal
Tabel 4.4 merupakan hasil evaluasi faktor eksternal yang diperoleh dengan
melakukan pembobotan SWOT dengan menggunakan metode analisis berpasangan
(Pairwise Method).
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa total dari evaluasi faktor eksternal berjumlah
2,729. Total nilai tertimbang diatas 2,5 mengindikasikan bahwa PT Pindo Deli Pulp
and Paper Mills mampu merespon dengan baik terhadap peluang dan ancaman yang
ada dalam industrinya. Peluang yang dimiliki perusahaan dalam industri sangat
besar. Disamping teknologi yang dapat mempercepat proses kerja yang akan
mengarah pada efisiensi, permintaan akan kertas dunia yang meningkat menjadi
salah satu pemicu kelancaran PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Hal ini mengingat
PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills merupakan salah satu perusahaan APP yang
memiliki banyak cabang di luar negeri sehingga memungkinkan bagi PT Pindo Deli
Pulp and Paper Mills untuk memperluas pasar dan memperoleh pasar baru dalam
jaringan pemasarannya. Akan tetapi perusahaan harus tetap waspada dengan
ancaman yang ada. Misalnya saja dengan persaingan yang cukup kompetitif antara
PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills dengan perusahaan-perusahaan pulp dan kertas
baik didalam maupun yang di luar negeri. Misalnya saja Riau Andalan Pulp and
158
Paper yang memiliki pasar yang cukup besar. Untuk itu, PT Pindo Deli Pulp and
Paper Mills harus meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan dengan
memanfaatkan peluang yang dimiliki untuk dapat mengatasi ancaman yang ada.
Tabel 4.4 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE Matrix)
Peluang (Opportunity)
O1
O2
O3
O4
O5
Perkembangan teknologi baru
Permintaan kertas dunia yang meningkat
Efisiensi proses produksi
Tingkat pertumbuhan industri percetakan
Kondisi alam Indonesia yang subur dan kaya akan
hutan
Total Peluang
BOBOT
PERINGKAT
RATA-RATA
TERTIMBANG
0.143
0.137
0.131
0.083
4
4
4
3
0.572
0.548
0.524
0.249
0.058
3
0.174
2.067
0.117
0.117
0.089
0.073
1
1
2
2
0.117
0.117
0.178
0.146
0.052
1
2
0.100
0.662
2.729
Ancaman (Threat)
T1
T2
T3
T4
T5
Pesaing dari dalam dan luar negeri
Isu illegal logging
Kurs yang tidak stabil
Munculnya produk substitusi lebih modern
Desakan untuk tidak memperluas hutan sebagai
lahan industri
Total Ancaman
Total External Factor Evaluation (EFE)
4.5 Analisis SWOT
Dari pengolahan faktor internal (IFE) dan eksternal (EFE), maka didapatkan
kesimpulan bahwa PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki total kelemahan yang
lebih besar daripada kekuatannya dengan total IFE sebesar 2,325. Hal ini maksudnya
adalah kelemahan yang dimiliki oleh PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills belum dapat
diatasi dengan kekuatan yang dimiliki. Perusahaan masih memiliki kendala pada internal
perusahaan. Akan tetapi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki respon terhadap
peluang dan ancaman yang baik, dimana total EFE sebesar 2,729 mengindikasikan
159
bahwa perusahaan secara efektif mengambil keuntungan dari peluang yang ada saat ini
dan meminimalkan efek yang timbul dari ancaman eketernal.
4.6 Matriks SWOT
Tabel 4.5 Matriks SWOT
IFE
Weakness:
1. Jumlah ‘dusting paper’ yang
masih tinggi
2. Terlalu fokus pada material
oriented
3. Biaya pemeliharaan bahan
baku dan produk masih tinggi
4. Proses tracking terhadap
pelanggan yang kurang
optimal.
5. Pengaturan untuk penempatan
dan pengontrolan barang yang
kurang optimal.
Strength:
1. Memiliki tim manajemen
yang berkualitas
2. Memiliki produk yang
bermutu tinggi
3. Penerapan teknologi tingkat
tinggi
4. Memiliki jaringan pemasaran
yang luas
5. Kerjasama dengan perusahaan
Sinar Mas dan APP dalam
perdagangan
Opportunity:
1. Perkembangan teknologi
baru
2. Permintaan kertas dunia
yang meningkat
3. Efisiensi proses produksi
4. Tingkat pertumbuhan
industri percetakan
5. Kondisi alam Indonesia
yang subur dan kaya
akan hutan
Strategi SO
Fokus pada penguasaan pasar
lokal dan luar negeri (S1, S2,
S3, S4, S5, O1, O2, O3)
Fokus pada pengontrolan
kualitas (S2, S3, O1, O3)
Cost Leadership (S1, S2, S3,
O1, O2, O3, O5)
Bekerja sama dengan para
pemain bisnis percetakan atau
distributor percetakan (S1,S2,
S4, O1, O4)
Memperluas hutan tanaman
industri (S5, O5)
Strategi WO
Efisiensi jumlah trim loss
paper (W1, O1, O3)
Penciptaan high value product
(W2, O2, O3)
Pengefisiensian proses
penyimpanan bahan baku dan
produk (W3, O3)
Fokus pada potensi pelanggan
(W4, O1, O2, O3, O4)
Optimalisasi pengaturan
barang (W5, O1, O3)
Threat:
1. Pesaing dari dalam dan
luar negeri
2. Isu illegal logging
3. Kurs yang tidak stabil
4. Munculnya produk
substitusi lebih modern
5. Desakan untuk tidak
memperluas hutan
sebagai lahan industri
Strategi ST
Fokus pada penguasaan pasar
lokal dan luar negeri (S1, S2,
S3, S4, S5, T1, T4)
Differensiasi produk (S2, T1,
T4)
Fokus pada pengontrolan
kualitas (S1, S2, T1, T4)
Penciptaan produk yang
ramah lingkungan (S1, T3,
T5)
Mempertahankan ISO 9001 /
Management quality (S3, T1,
T3, T5)
Strategi WT
Proses produksi yang lebih
efisien (W1, W2, W3, W5, T1,
T3)
Pemanfaatan bahan baku yang
lebih efisien (W1, T2, T5)
Fokus pada potensi pelanggan
(W4, T1)
Penerapan teknologi untuk
dapat menambah keunggulan
kompetitif (W1, W2, W3, W4,
W5, T1, T4)
EFE
160
4.7 Matriks Internal Eksternal (IE)
Total Nilai Tertimbang IFE
KUAT
3,0 hingga 4,0
4
Total Nilai Tertimbang EFE
TINGGI
3,0 hingga 4,0
4
I
RATA - RATA
2,0 hingga 2,99
3
2
II
TUMBUH &
KEMBANGKAN
3
RATA - RATA
2,0 hingga 2,99
IV
TUMBUH &
KEMBANGKAN
2
RENDAH
1,0 hingga 1,99
1
LEMAH
1,0 hingga 1,99
VII
JAGA &
PERTAHANKAN
1
III
TUMBUH &
KEMBANGKAN
V
JAGA &
PERTAHANKAN
VI
JAGA &
PERTAHANKAN
VIII
TUAI ATAU
DIVESTASI
IX
TUAI ATAU
DIVESTASI
TUAI ATAU
DIVESTASI
Gambar 4.13 Matriks Internal Eksternal (IE Matrix)
Berdasarkan penelitian, arahan strategi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills
yakni:
1. Efisiensi jumlah ‘trim loss paper’
Efisiensi terhadap hasil produksi yang dihasilkan oleh PT Pindo Deli Pulp and Paper
Mills sangat penting dilakukan. Untuk itu, perusahaan mulai memikirkan bagaimana
caranya untuk dapat membuat proses produksi lebih efisien. Hal ini dimulai dari
pengurangan jumlah sisa kertas dari hasil proses pemotongan yang disesuaikan
dengan kombinasi pemesanan yang optimal.
2. Penciptaan high value product
Kertas merupakan produk yang sangat sensitif dan memiliki banyak spesifikasi
pelanggan dapat memesan kertas dengan berbagai spesifikasi. Hal ini menjadikan
penomoran terhadap produk yang semakin banyak. Untuk itu, perusahaan ingin
menstandarisasikan penomoran produknya untuk memudahkan proses pemesanan
161
pelanggan oleh bagian sales & marketing. Perusahaan juga mulai berfokus pada
produk yang bernilai tinggi dari segi kualitas, pasar, dan profit. Maksudnya adalah
perusahaan mulai berfokus pada produk yang memiliki pasar yang besar dan
memiliki profit yang besar pula.
3. Pengefisiensian proses penyimpanan bahan baku
Bahan baku kertas merupakan hal yang rentan sekali terhadap kerusakan. Semakin
lama waktu penyimpanan bahan baku, maka perusahaan akan mengeluarkan biaya
yang berlebih terhadap biaya pemeliharaannya/ inventory. Untuk itu, proses
penyimpanan barang perlu dikontrol dengan baik.
4. Fokus pada potensi pelanggan
Selain kepuasan pelanggan yang perlu dijaga, perusahaan juga perlu mengetahui
potensi pembelian dari para pelanggannya. Hal ini bertujuan supaya perusahaan
dapat mengantisipsi lonjakan atau penurunan pemesanan yang dilakukan. Hal ini
dapat memudahkan perusahaan dalam memproduksi hasilnya sehingga tidak terjadi
penumpukan barang jadi yang terlalu banyak yang dapat menambah biaya inventory.
5. Optimalisasi pengaturan barang
Barang jadi hasil produksi semestinya harus dijaga dan dikontrol dengan baik. Hal
ini bertujuan supaya pemesanan pelanggan dapat terpenuhi sesuai pada waktunya.
Dengan pengaturan barang juga dapat mengoptimalisasi pengeluaran terhadap
barang sehingga meminimalisir pemenuhan pesanan untuk pelanggan yang lainnya.
162
4.8
Arahan Strategis
PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki arahan strategi, dimana arahan
strategi ini dapat dijadikan sebagai kerangka kerja untuk mendefinisikan tujuan dan
sasaran perusahaan. Berikut arahan strategi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills.
Tabel 4.6 Arahan Strategi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills
Arahan Strategi
Efisiensi jumlah ‘trim
paper loss’
Penciptaan high value
product
Pengefisiensian proses
penyimpanan bahan
baku
Fokus pada potensi
pelanggan
Optimalisasi
pengaturan barang
(auto arrangement)
Tujuan
• Mengurangi jumlah ‘trim loss
paper’ agar produksi lebih
optimal
• Peningkatan efisiensi hasil
produksi
• Mengotomatisasi proses
operasional produksi
• Mempercepat penjualan
• Mengurangi banyaknya nomor
material dan menghindari
duplikasi material
• Mengurangi biaya operasional
Metric
• Pengurangan jumlah
sisa kertas yang
terbuang
• Biaya per unit
• Jumlah hasil produksi
• Profit
• Standarisasi
konfigurasi produk
• Biaya operasional
• Mengurangi biaya inventory
terhadap bahan baku
• Pengurangan biaya
inventory
• Mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan
• Memprediksi permintaan
produk
• Pemenuhan pesanan yang tepat
waktu
• Mempermudah dan
mempercepat proses terhadap
kontrol keluar barang
• Pencocokan unit id pada sistem
dan gudang
• Spesifikasi kebutuhan
pelanggan
• Jumlah pemesanan
produk
• Waktu pengiriman
• Pengurangan waktu
pencarian barang
• Unit id
Bobot
(%)
10
10
25
5
10
5
25
10
20
20
8
15
7
5
5
15
5
Rencana bisnis yang dimiliki PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yakni:
1. Efisiensi jumlah ‘trim loss paper’ 25%
Jumlah dari sisa pemotongan kertas atau ‘trim loss paper’ yang besar dapat
merugikan perusahaan. Oleh karena itu diperlukan efisiensi proses produksi terhadap
proses ‘cutting’ yang dilakukan karena efisiensi jumlah ‘trim loss paper’ dapat
163
bertujuan untuk mengurangi jumlah ‘trim loss paper’ agar produksi lebih optimal,
peningkatan efisiensi hasil produksi dan juga dapat mengotomatisasi proses
operasional produksi
2. Penciptaan high value product 25%
PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills mulai memikirkan pesanan yang mana saja yang
menghasilkan keuntungan yang besar bagi perusahaan. Tidak ada gunanya jika
perusahaan memproduksi produk yang sebenarnya tidak menghasilkan keuntungan.
Penciptaan high value product’ memiliki tujuan antara lain dapat mempercepat
penjualan, mengurangi banyaknya nomor material dan menghindari duplikasi
material, dan mengurangi biaya operasional
3. Pengefisiensian proses penyimpanan bahan baku 20%
Semakin perusahaan dapat melakukan pemesanan bahan baku secara real time maka
semakin kecil pula biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pemeliharaan atsa
bahan baku tersebut karena semakin banyak dan lamanya waktu untuk penyimpanan
maka semakin besar pula resiko atas kerusakan terhadap bahan baku.
4. Fokus pada potensi pelanggan 15%
Pelanggan merupakan faktor penting dalam kelancaran perusahaan baik dalam hal
pemenuhan pesanan sampai pada proses kelancaran pembayaran. Perusahaan harus
dapat memprediksi permintaan pelanggan, apakah akan mengalami lonjakan atau
penurunan. Selain itu, status pembayaran pelanggan pun harus diperhatikan karena
perusahaan perlu tahu mana saja pelanggan yang qualified dana mana pelanggan
yang non qualified. Hal ini perlu diantisipasi lebih baik.
164
5. Optimalisasi pengaturan barang 15%
Pengaturan barang di gudang perlu menjadi perhatian untuk mengantisipasi
terjadinya keterlambatan dalam pengiriman. Setiap hasil produksi yang telah
dihasilkan merupakan pemesanan dari pelanggan tertentu. Karyawan bagian gudang
harus memikirkan hal tersebut sehingga tidak terjadi pengambilan barang yang tidak
seharusnya untuk pemesanan lain dengan spesifikasi yang sama.
4.9 Demand/Supply Planning
Untuk menghubungkan rencana bisnis dengan rencana TI maka harus melakukan
Strategic Demand / Supply Planning dan Innovation Planning. Dimana Strategic
Demand / Supply Planning dan Innovation Planning terkait dengan arahan strategis
bisnis, agenda strategi TI dan kebutuhan strategi TI. Ada 2 perencanaan yang dilakukan
untuk mengaitkan arahan strategi bisnis dengan perencanaan TI yaitu :
•
Demand menyatakan apa yang bisnis perlukan dari TI . Demand berarti
dibutuhkan dalam IT Plan dan tindakan untuk melaksanakan arahan strategi
bisnis, untuk memberi kemampuan dan perubahan bisnis untuk mencapai hasil
yang dibutuhkan.
•
Supply menjelaskan bagaimana TI dapat memenuhi kebutuhan demand. Supply
berarti TI dapat berinovasi dan berkontribusi pada arahan strategi bisnis yang
baru.
Rencana Strategic Demand / Supply Planning menjamin bahwa pasokan / Supply
konsisten dengan kebutuhan / Demand. Berikut adalah Demand/Supply planning pada
PT.Pindo Deli Pulp and Paper Mills :
165
Tabel 4.7 Demand / Supply Planning Efisiensi jumlah ‘trim loss paper’
Demand / Supply Planning Efisiensi jumlah ‘trim loss paper’
Demand
Konteks strategi bisnis
Perencanaan strategi TI
Supply
Perencanaan strategi
untuk pemasok TI
Mengembangkan
sistem yang dapat
mengurangi sisa kertas
yang tidak digunakan
Arahan Strategi
Efisiensi jumlah ‘trim
loss paper’
Mengetahui lebar mesin
dengan jumlah pesanan
pelanggan berdasarkan
spesifikasi pelanggan
Tujuan Strategi
Mengurangi jumlah ‘trim
loss paper’ agar produksi
lebih optimal
Peningkatan efisiensi
hasil produksi
Mengumpulkan data
mengenai semua
jumlah pemesanan
pelanggan dan
mengelompokkan
pesanan
Sistem dapat
memberikan
perhitungan dengan
menggunakan model
pemikiran tertentu.
Penyesuaian proses
pemotongan kertas
dengan kombinasi yang
optimal
Pengotomatisasian
proses ‘tracking’
terhadap pemesanan
pelanggan
Membangun aplikasi
APP MES
(Manufacturing
Execution Systems)
agar terciptanya
kombinasi optimal
untuk proses
pemotongan kertas
Inisiatif Strategi
Tabel 4.8 Demand / Supply Planning Penciptaan high value product
Demand / Supply Planning Penciptaan high value product
Demand
Konteks strategi bisnis
Perencanaan strategi TI
Arahan Strategi
Penciptaan high value
product dari segi profit,
kualitas dan market
Tujuan Strategi
Mempercepat penjualan
Mengurangi banyaknya
nomor material dan
menghindari duplikasi
material
Mengurangi biaya
operasional
Menstandarisasi
konfigurasi produk
Inisiatif Strategi
Mengetahui produk
yang paling
menguntungkan dan
market-nya besar
Memperoleh informasi
mengenai semua data
material/produk yang
ada
Konfigurasi spesifik
material berdasarkan
‘order entry’
Supply
Perencanaan strategi
untuk pemasok TI
Membangun sistem
yang dapat mengukur
intensitas penjualan
Membuat sistem yang
dapat menggunakan unit
produk id pada setiap
produk berbeda
Membangun sistem
Material Variant
Configuration untuk
dapat menstandarisasi
produk yang
beranekaragam
166
Tabel 4.9 Demand / Supply Planning Pengefisiensian proses penyimpanan bahan baku
Demand / Supply Planning Pengefisiensian proses penyimpanan bahan baku
Demand
Konteks strategi bisnis
Perencanaan strategi TI
Supply
Perencanaan strategi
untuk pemasok TI
Menyediakan
infrastruktur IT yang
mendukung proses yang
lebih efektif
Arahan Strategi
Pengefisiensian proses
penyimpanan bahan
baku
Mengetahui informasi
mengenai jumlah
pemesanan dan
produksi
Tujuan Strategi
Mengurangi biaya
inventory terhadap
bahan baku
Mengetahui waktu ROP
(Reorder point)
Mengetahui kapasitas
produksi
Membangun sistem
yang mampu
mendukung
penghematan biaya
inventory di gudang
Inisiatif Strategi
Pemesanan bahan baku
secara real time
Membangun
sistematisasi hubungan
dengan supplier dalam
pemesanan bahan baku
Penerapan sistem JIT
(Just In Time) untuk
mengurangi biaya
inventory di gudang
Tabel 4.10 Demand / Supply Planning Fokus pada potensi pelanggan
Demand / Supply Planning Fokus pada potensi pelanggan
Demand
Konteks strategi bisnis
Perencanaan strategi TI
Arahan Strategi
Fokus pada potensi
pelanggan
Setiap orang marketing
dan sales memiliki
informasi lengkap
mengenai pelanggan
Tujuan Strategi
Mengidentifikasi
kebutuhan pelanggan
Mengumpulkan dan
menganalisis data dan
informasi lengkap
pembelian pelanggan
Memprediksi jumlah
permintaan produk
Inisiatif Strategi
Mengembangkan
layanan yang mampu
mengetahui spesifikasi
kebutuhan pelanggan
Membangun sistem yang
dapat men-tracking
pelanggan sampai pada
level detil
Supply
Perencanaan strategi
untuk pemasok TI
membangun sarana TI
yang mampu
menunjang data
warehouse yang efektif,
efisien dan lengkap
Membuat sistem yang
mampu
mengindikasikan
permintaan produk dan
spesifikasi produk dari
pelanggan di masa
mendatang
Mengintegrasikan
sistem perusahaan
dengan distributor
utama mengenai
informasi pelanggan
Membangun aplikasi
expert systems
167
Tabel 4.11 Demand / Supply Planning Optimalisasi pengaturan barang
Demand / Supply Planning Optimalisasi pengaturan barang (auto arrangement)
Demand
Konteks strategi bisnis
Perencanaan strategi TI
Supply
Perencanaan strategi
untuk pemasok TI
Menyediakan sarana
dan prasarana yang
dibutuhkan dalam
pengaturan material
Arahan Strategi
Optimalisasi pengaturan
barang (auto
arrangement)
Setiap orang
mengelompokkan
material sesuai pada
jenisnya
Tujuan Strategi
Pemenuhan pesanan
yang tepat waktu
Mempermudah dan
mempercepat proses
terhadap kontrol keluar
barang
Pencocokan unit id pada
sistem dan gudang
Otomatisasi terhadap
kontrol keluar barang
Mengetahui waktu
pengiriman barang ke
pelanggan
Mengetahui kecocokan
id produk
Membangun sistem
yang mendukung
pengaturan material
Mengumpulkan data
yang diperlukan oleh
departemen TI untuk
mengotomatisasi
pengaturan barang
Membangun aplikasi
APP MES dan Scanner
Wireless bagian dari
MVC
Inisiatif Strategi
4.9.1 Agenda Strategi TI (Strategic Agenda for IT)
Agenda strategi TI merupakan hasil dari demand/supply planning yang
tergolong dalam strategi bisnis dalam penggunaan TI (perencanaan strategi TI), baik itu
dari arahan strategi, tujuannya maupun inisiatif strateginya.Berikut agenda strategi TI
berdasarkan arahan strategi masing-masing:
1. Agenda strategi untuk efisiensi jumlah ‘trim loss paper’:
a. Mengetahui lebar mesin dengan jumlah pesanan pelanggan berdasarkan
spesifikasi pelanggan.
b. Mengumpulkan data mengenai semua jumlah pemesanan pelanggan dan
mengelompokkan pesanan yang masuk dengan spesifikasi yang serupa.
c. Pengotomatisasian proses ‘tracking’ terhadap pemesanan pelanggan.
2. Agenda strategi TI untuk menciptakan ‘high value product’:
168
a. Mengetahui produk yang paling menguntungkan dan market-nya besar.
b. Memperoleh informasi mengenai semua data material/produk yang ada.
c. Konfigurasi spesifik material berdasarkan ‘order entry’.
3. Agenda strategi TI untuk efisiensi proses penyimpanan bahan baku:
a. Mengetahui informasi mengenai jumlah pemesanan dan produksi.
b. Mengetahui waktu ROP (Reorder point).
c. Mengetahui kapasitas produksi.
d. Membangun sistematisasi hubungan dengan supplier dalam pemesanan bahan
baku.
4. Fokus pada potensi pelanggan:
a. Setiap orang marketing dan sales memiliki informasi lengkap mengenai
pelanggan.
b. Mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi lengkap pembelian
pelanggan.
c. Membangun sistem yang dapat men-tracking pelanggan sampai pada level detil.
Dalam hal ini tidak hanya distributor utama yang mengetahui siapa saja
konsumen kertas dan berapa banyak kebutuhan kertasnya, tetapi perusahaan
perlu juga mengetahui hal tersebut.
5. Optimalisasi pengaturan barang:
a. Setiap orang mengelompokkan material sesuai pada jenisnya supaya barang yang
keluar tidak selalu merupakan barang yang baru diproduksi (first in first out).
b. Mengetahui waktu pengiriman barang ke pelanggan sehingga mencegah
terjadinya keterlambatan pengiriman.
169
c. Mengetahui kecocokan id produk pada sistem dengan yang ada di gudang secara
fisik.
d. Mengumpulkan data dari bagian yang terhubung seperti Sales& Marketing dan
Administration B yang diperlukan oleh departemen TI untuk mengotomatisasi
pengaturan barang.
4.9.2 Rencana Strategi TI
Hasil Demand/Supply Planning yang ada merupakan hasil dari
pembahasan rencana strategi TI dalam pembahasan diatas.
1. Rencana strategi TI pada Efisiensi jumlah ‘trim loss paper’
PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills berusaha untuk mengurangi jumlah ‘trim
loss paper’ dengan menyesuaikan proses pemotongan kertas dengan pesanan
pelanggan dengan kombinasi yang paling optimal. Untuk itu, perusahaan
akan membangun sistem APP MES (Manufacturing Execution Systems)
untuk mengurangi sisa kertas yang tidak dapat digunakan lagi.
2. Rencana strategi TI pada Penciptaan high value product
PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills mencoba untuk mengurangi penomoran
produk yang terlalu banyak (simplify product) dan menganalisa pesanan
produk yang memiliki keuntungan yang besar sehingga dapat mempercepat
penjualan dan memastikan pemesanan barang yang sudah terpenuhi. Untuk
itu perlu dibuat sistem Material Variant Configuration (MVC).
3. Rencana strategi TI pada Efisiensi proses penyimpanan bahan baku
Biaya inventory akan ditekan sekecil-kecilnya dengan pemesanan bahan baku
secara real time dengan penerapan sistem JIT (Just In Time) dimana sistem
170
antara perusahaan dan supplier tidak hanya sebatas pemesanan tetapi juga
adanya informasi yang real time, kapan supplier akan mengirimkan barang
ketika bahan baku habis sesuai dengan waktunya. Hal ini untuk menghindari
terjadinya penumpukan bahan baku.
4. Rencana strategi TI pada Fokus pada potensi pelanggan
Estimasi terhadap jumlah permintaan pelanggan perlu dilakukan. Oleh karena
itu perlu dibuatkan sistem yang dapat memprediksi pelanggan smpai pada
level detil sehingga perlu dibuat sistem yang terhubung dengan distributor
utama dimana perusahaan dapat mengetahui pelanggan potensialnya. Expert
System di dalam CRM (Customer Relationship Management) dapat
membantu perusahaan dalam mengatasi hal ini.
5. Rencana strategi TI pada Optimalisasi pengaturan barang
Otomatisasi sistem pada gudang pelu dilakukan untuk. Selain dapat
mengontrol barang keluar, pemenuhan atas pemesanan juga dapat dilakukan
tepat pada waktunya. Untuk itu, perlu dibuat sistem APP MES dan juga
Scanner
Wireless
yang
merupakan
bagian
dari
Material
Variant
Configuration (MVC)
4.10 Innovation
Proses inovasi dapat menggerakkan manajemen bisnis untuk membuka
kesempatan bisnis yang dimungkinkan oleh TI sehingga menghasilkan peluang
bisnis yang lebih kompetitif dan kuat.
Proses inovasi terdiri dari 4 komponen, yakni:
171
a. Monitoring bisnis dan teknologi, apa saja perubahan yang mempengaruhi
perusahaan?
1. Penggunaan sistem terkomputerisasi mampu menghasilkan proses yang
lebih efisien karena mampu mempercepat proses dan menghemat biaya
operasional perusahaan.
2. Perubahan proses manual menjadi terkomputerisasi memungkinkan
peningkatan kinerja SDM karena proses kerja lebih cepat.
3. Data dan proses yang saling terintegrasi dari setiap divisi dapat
memudahkan pengambilan data dan informasi yang dibutuhkan.
4. Penggunaan teknologi informasi dapat menghasilkan informasi yang akurat
dan real time.
5. Proses yang cepat dan sistematis dapat mencegah keterlambatan
pengiriman kepada pelanggan sehingga kepuasan pelanggan tetap terjaga.
6. Dengan teknologi informasi, perusahaan mampu memantau kualitas produk
sehingga dapat mempertahankan keunggulan kompetitif yang dimiliki.
b. Visioning, Apa yang dapat dilakukan?
1. Merancang aplikasi yang mampu mensistematisasi proses manufacturing
sehingga proses bisnis yang berjalan terus dapat dipantau secara real time.
2. Mengintegrasikan sistem perusahaan dan supplier untuk dapat menekan
biaya inventory.
3. Pengotomatisasian pengaturan barang di gudang
4. Integrasi data antara bagian pemesanan dengan gudang sehingga barang
yang dikirimkan sesuai dengan pesanan pelanggan.
172
5. Merancang sistem yang mampu mengidentifikasi kebutuhan dan permintaan
produk sampai pada level end user.
6. Mebangun sistem yang mampu menstandarisasi konfigurasi produk dengan
lebih menyederhanakan penomoran produk yang beraneka ragam.
c. Konteks Bisnis dan pilihan, apa yang seharusnya kita lakukan?
1. Merancang aplikasi yang memberikan informasi akurat, cepat dan real time.
2. Merancang sistem yang sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing
departemen yang mampu mempercepat proses bisnis.
d. Inovasi yang dapat ditindaklanjuti apa yang akan kita lakukan?
1. Membuat sistem APP MES (Manufacturing Execution Systems) dimana
semua bisnis proses yang terjadi dalam proses manufacturing dapat
terpantau secara real time.
2. Merancang
sistem
Material
Variant
Configuration
yang
dapat
mengkonfigurasikan penamaan material yang praktis sehingga dapat
menghindari duplikasi material dan mengurangi stok bebas yang ada di
gudang.
173
4.11 Portfolio Lights-On
Portfolio lights-on terdiri dari 4 bagian, yakni:
4.11.1 Portfolio Aplikasi
Pada PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills terdapat beberapa aplikasi yang
membantu perusahaan untuk memudahkan proses bisnis yang dijalankan. Untuk aplikasi
utama yang digunakan adalah SAP yang terdiri dari 8 modul dan juga aplikasi lainnya
yang dikembangkan sendiri oleh Departemen TI perusahaan.
Tingkat Layanan
Kualitas
Ketergantungan
Pengguna
MMPro
Unit Kerja
Sales &
Marketing,
Production,
Administration B
Nilai Penyelarasan
Aplikasi
Biaya (dalam $)
Tabel 4.12 Portfolio Aplikasi
18759.65
4.07
3.43
3.49
4.08
5.00
Intensitas
Penggunaan
SOT
Administration B
9488.41
3.90
4.37
4.24
4.32
3.00
QC Online
Technical Div.
6983.63
3.60
3.77
3.67
3.55
4.00
HRPro
Administration A
8353.48
3.05
4.59
4.46
4.50
2.00
SAP Modul
Sales &
Distribution
SAP Modul
Material
Management
SAP Modul
Plant
Maintenance
SAP Modul
Finance &
Controlling
SAP Modul
Management
Quality
Sales &
Marketing,
Administration B
Sales &
Marketing,
Administration B
542617.20
4.10
4.03
4.04
4.55
4.00
656499.62
4.08
3.93
3.81
4.20
3.50
Production
361756.15
3.60
4.13
4.04
4.32
4.00
Finance
661875.62
4.35
4.35
4.27
4.54
5.00
Technical Div
300371.57
3.25
3.28
3.15
3.20
4.00
174
SAP Modul
Human Resource
SAP Modul
Supplier
Relationship
Management
SAP Modul
Project
Management
Administration A
269766.15
3.20
3.18
3.58
4.21
5.00
Purchasing,
Administration B
271110.15
3.68
3.66
3.60
3.85
3.50
Engineering
226335.00
3.40
3.80
3.98
4.10
3.00
a) MMPro
Skor Portfolio Aplikasi MMPro
o Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((2*16)+(3*53)+(4*47)+(5*8)) / 124 = 3.38
Kecepatan merespon = ((2*8)+(3*55)+(4*54)+(5*7)) / 124 =3.48
Skor layanan adalah 4.39 + 4.34 dibagi 2 sama dengan 3.43
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((2*10)+(3*47)+(4*54)+(5*13)) / 124 = 3.56
Keakuratan = ((2*10)+(3*61)+(4*44)+(5*9)) / 124 = 3.42
Skor kualitas adalah 3.56 + 3.42 dibagi 2 sama dengan 3.49
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((3*12)+(4*33)+(5*17)) / 62 = 4.08
Penggunaan aplikasi = (5*3) / 3 = 5
Skor intensitas penggunaan adalah 4.08 + 5.00 dibagi 2 sama dengan 4.54
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3.67*0.25 = 0.92
Penciptaan high value product = 4.67*0.25 = 1.17
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 3.67*0.2 = 0.73
Fokus pada potensi pelanggan = 3.67*0.15 = 0.55
175
Optimalisasi pengaturan barang = 4.67*0.15 = 0.70
Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.92+1.17+0.73+0.55+0.7 ) = 4.07
Keterangan
Berikut keterangan mengenai aplikasi MMPro:
-
Tahun investasi : 1998
-
Fungsi : Me-record data yang lebih detail karena setiap barang
memiliki panjang roll, nomor dan berat yang berbeda.
-
Tujuan : Meng-handle barang-barang non standar.
-
Status : Live.
-
Bagian yang terkait : Sales & Marketing,Production, AdministrationB
-
Jumlah pengguna : 65 orang.
Rincian biaya
Tabel 4.13 Rincian Biaya MMPro
MMPro
dalam US $
Biaya tahunan
Biaya pembelian awal
Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%)
Biaya gaji karyawan development
Biaya tahun 2007
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
8064
Total Biaya
4536
10695.65
8064
18759.65
b) Sistem Online Timbangan (SOT)
Skor Portfolio Aplikasi Sistem Online Timbangan (SOT)
o Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((2*2)+(3*2)+(4*13)+(5*21)) / 38 = 4.39
Kecepatan merespon = ((2*1)+(3*5)+(4*12)+(5*20)) / 38 = 4.34
Skor layanan adalah 4.39 + 4.34 dibagi 2 sama dengan 4.37
176
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((3*10)+(4*13)+(5*15)) / 38 = 4.13
Keakuratan = ((3*4)+(4*17)+(5*17)) / 38 = 4.34
Skor kualitas adalah 4.13 + 4.34 dibagi 2 sama dengan 4.24
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((3*3)+(4*7)+(5*9)) / 38 = 4.32
Penggunaan aplikasi = (3*1) / 1 = 3
Skor intensitas penggunaan adalah 4.32 + 3.00 dibagi 2 sama dengan 3.66
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75
Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4*0.2 = 0.8
Fokus pada potensi pelanggan = 4*0.15 = 0.6
Optimalisasi pengaturan barang = 5*0.15 = 0.75
Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1+0.8+0.6+0.75 ) = 3.9
Keterangan
Berikut keterangan mengenai aplikasi Sistem Online Timbangan (SOT):
-
Tahun investasi : 2000
-
Fungsi :
Sebagai pengecekan kontainer atas pengiriman barang
keluar dan masuk sehingga dapat diketahui mana saja kontainer yang
sudah diisi.
-
Tujuan : Mengendalikan proses pengiriman barang.
-
Status : Live.
-
Bagian yang terkait : Administration B.
177
-
Jumlah pengguna : 20 orang.
Rincian biaya
Tabel 4.14 Rincian Biaya SOT
SOT
Biaya pembelian awal
Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%)
Biaya gaji karyawan development
Biaya tahun 2007
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
dalam US $
Biaya tahunan
4032
Total Biaya
2800
5456.41
4032
9488.41
c) QC Online
Skor Portfolio Aplikasi QC Online
o Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((2*1)+(3*21)+(4*41)+(5*25)) / 88 = 4.02
Kecepatan merespon = ((1*1)+(2*1)+(3*39)+(4*45)+(5*2))/88 =
3.52
Skor layanan adalah 4.02 + 3.52 dibagi 2 sama dengan 3.77
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((2*3)+(3*40)+(4*36)+(5*9)) / 88 = 3.58
Keakuratan = ((2*4)+(3*30)+(4*37)+(5*17)) / 88 = 3.76
Skor kualitas adalah 3.58 + 3.76 dibagi 2 sama dengan 3.67
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((2*1)+(3*20)+(4*21)+(5*2)) / 44 =
3.55
Penggunaan aplikasi = (4*1) / 1 = 4
Skor intensitas penggunaan adalah 3.55 + 4 dibagi 2 sama dengan 3.77
178
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75
Penciptaan high value product = 5*0.25 = 1.25
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 2*0.2 = 0.4
Fokus pada potensi pelanggan = 5*0.15 = 0.75
Optimalisasi pengaturan barang = 3*0.15 = 0.45
Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1.25+0.4+0.75+0.45 ) = 3.6
Keterangan
Berikut keterangan mengenai aplikasi QC Online:
-
Tahun investasi : 2003.
-
Fungsi : Pengetesan terhadap kualitas atas hasil produksi.
-
Tujuan : Menjaga kualitas barang hasil produksi.
-
Status : Live.
-
Bagian yang terkait : Technical Division.
-
Jumlah pengguna : 50 orang.
Rincian biaya
Tabel 4.15 Rincian Biaya QC Online
QC Online
Biaya pembelian awal
Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%)
Biaya gaji karyawan development
Biaya tahun 2007
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
dalam US $
Biaya tahunan
Total Biaya
2016
2951.63
4032
4032
6983.63
179
d) Human Resource Management Systems (HRMS / HRPro)
Skor Portfolio Aplikasi HR Pro
o Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((4*17)+(5*39)) / 56 = 4.7
Kecepatan merespon = ((3*6)+(4*17)+(5*33)) / 56 = 4.48
Skor layanan adalah 4.7 + 4.48 dibagi 2 sama dengan 4.59
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((3*3)+(4*19)+(5*34)) / 56 = 4.55
Keakuratan = ((3*6)+(4*23)+(5*27)) / 56 = 4.38
Skor kualitas adalah 4.55 + 4.38 dibagi 2 sama dengan 4.46
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((3*1)+(4*12)+(5*15)) / 28 = 4.5
Penggunaan aplikasi = (2*1) / 1 = 2
Skor intensitas penggunaan adalah 4.5 + 2 dibagi 2 sama dengan 3.25
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75
Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 2*0.2 = 0.4
Fokus pada potensi pelanggan = 2*0.15 = 0.3
Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6
Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1+0.4+0.3+0.6 ) = 3.05
Keterangan
Berikut keterangan mengenai aplikasi HRPro:
-
Tahun investasi : 1999.
180
-
Fungsi : Menangani informasi mengenai karyawan harian dan borongan.
-
Tujuan : Mengumpulkan informasi dan menangani masalah karyawan.
-
Status : Live.
-
Bagian yang terkait : Administration A.
-
Jumlah pengguna : 30 orang.
Rincian biaya
Tabel 4.16 Rincian Biaya HRPro
HR Pro
Biaya pembelian awal
Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%)
Biaya gaji karyawan development
Biaya tahun 2007
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
dalam US $
Biaya tahunan
Total Biaya
2016
4321.48
4032
4032
8353.48
e) SAP Modul Sales and Distribution
Skor Portfolio Aplikasi SAP Modul Sales & Distribution
o Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((3*15)+(4*38)+(5*23)) / 76 = 4.11
Kecepatan merespon = ((3*19)+(4*41)+(5*16)) / 76 = 3.96
Skor layanan adalah 4.11 + 3.96 dibagi 2 sama dengan 4.03
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((3*17)+(4*50)+(5*9)) / 76 = 3.89
Keakuratan = ((3*9)+(4*44)+(5*23)) / 76 = 4.18
Skor kualitas adalah 3.89 + 4.18 dibagi 2 sama dengan 4.04
181
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((3*1)+(4*15)+(5*22)) / 38 = 4.55
Penggunaan aplikasi = ((3*1)+ (5*1)) /2 = 4
Skor intensitas penggunaan adalah 4.55 + 4 dibagi 2 sama dengan 4.28
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3.5*0.25 = 0.88
Penciptaan high value product = 5*0.25 = 1.25
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 3.5*0.2 = 0.7
Fokus pada potensi pelanggan = 4.5*0.15 = 0.68
Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6
Skor penyelarasan strategi adalah (0.88+1.25+0.7+0.68+0.6 ) = 4.10
Keterangan
Berikut keterangan mengenai aplikasi SAP Modul Sales & Distribution:
-
Tahun investasi : 1999.
-
Fungsi : Menangani informasi penjualan, permintaan produk,
pengiriman dan juga tagihan pembayaran.
-
Tujuan : Mengumpulkan dan menangani informasi mengenai proses
penjualan produk
-
Status : Live.
-
Bagian yang terkait : Sales & Marketing dan Administration B.
-
Jumlah pengguna : 40 orang.
182
Rincian biaya
Tabel 4.17 Rincian Biaya SAP Modul Sales & Distribution
SAP Modul Sales and Distribution
Biaya pembelian awal
Biaya konsultan SAP
Total pembelian tahun 1999
Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%)
Biaya gaji karyawan development
Biaya tahun 2007
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
dalam US $
Biaya tahunan
Total Biaya
150000
100000
250000
535897.2
6720
6720
542617.20
f) SAP Modul Material Management
Skor Portfolio Aplikasi SAP Modul Material Management
o Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((2*2)+(3*4)+(4*26)+(5*8)) / 40 = 4
Kecepatan merespon = ((3*12)+(4*22)+(5*6)) / 40 = 3.85
Skor layanan adalah 4 + 3.85 dibagi 2 sama dengan 3.93
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((3*8)+(4*28)+(5*4)) / 40 = 3.9
Keakuratan = ((3*14)+(4*23)+(5*3)) / 40 = 3.73
Skor kualitas adalah 3.9 + 3.73 dibagi 2 sama dengan 3.81
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((3*4)+(4*8)+(5*8)) / 20 = 4.2
Penggunaan aplikasi = ((3*1)+(4*1)) / 2 = 3.5
Skor intensitas penggunaan adalah 4.2 + 3.5 dibagi 2 sama dengan 3.85
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 4.5*0.25 = 1.13
183
Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4.5*0.2 = 0.9
Fokus pada potensi pelanggan = 2.5*0.15 = 0.38
Optimalisasi pengaturan barang = 4.5*0.15 = 0.68
Skor penyelarasan strategi adalah ( 1.13+1+0.9+0.38+0.68 ) = 4.08
Keterangan
Berikut keterangan mengenai aplikasi SAP Modul Material Management:
-
Tahun investasi : 1997.
-
Fungsi : Menangani informasi mengenai bahan baku dan material
yang dibutuhkan, dan juga mengatur persediaan gudang.
-
Tujuan : Menangani material yang ada di gudang dari material workin-progress sampai dengan finished good inventory.
-
Status : Live.
-
Bagian yang terkait : Sales & Marketing dan Administration B.
-
Jumlah pengguna : 20 orang.
Rincian biaya
Tabel 4.18 Rincian Biaya SAP Modul Material Management
SAP Modul Material Management
Biaya pembelian awal
Biaya konsultan SAP
Total pembelian tahun 1997
Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%)
Biaya gaji karyawan development
Biaya tahun 2007
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
dalam US $
Biaya tahunan
Total Biaya
150000
100000
250000
648435.62
8064
8064
656499.62
184
g) SAP Modul Plant Maintenance
Skor Portfolio Aplikasi SAP Modul Plant Maintenance
o Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((3*8)+(4*24)+(5*24)) / 56 = 4.29
Kecepatan merespon = ((3*15)+(4*27)+(5*14)) / 56 = 3.98
Skor layanan adalah 4.29 + 3.98 dibagi 2 sama dengan 4.13
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((3*8)+(4*18)+(5*30)) / 56 = 4.39
Keakuratan = ((3*23)+(4*27)+(5*6)) / 56 = 3.7
Skor kualitas adalah 4.39 + 3.7 dibagi 2 sama dengan 4.04
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((3*3)+(4*13)+(5*12)) / 28 = 4.32
Penggunaan aplikasi = (4*1) / 1 = 4
Skor intensitas penggunaan adalah 4.32 + 4 dibagi 2 sama dengan 4.16
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75
Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4*0.2 = 0.8
Fokus pada potensi pelanggan = 3*0.15 = 0.45
Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6
Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1+0.8+0.45+0.6 ) =3.6
Keterangan
Berikut keterangan mengenai aplikasi SAP Modul Plant Maintenance:
-
Tahun investasi : 1997.
185
-
Fungsi : Menangani mesin-mesin pabrik dan peralatan pabrik,
mengatur optimalisasi penggunaan sumber daya.
-
Tujuan : Mengefisiensikan penggunaan sumber daya.
-
Status : Live.
-
Bagian yang terkait : Production.
-
Jumlah pengguna : 30 orang.
Rincian biaya
Tabel 4.19 Rincian Biaya SAP Modul Plant Maintenance
SAP Modul Plant Maintenance
Biaya pembelian awal
Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%)
Biaya gaji karyawan development
Biaya tahun 2007
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
dalam US $
Biaya tahunan
Total Biaya
150000
353692.15
8064
8064
361756.15
h) SAP Modul Finance & Controlling
Skor Portfolio Aplikasi SAP Modul Finance & Controlling
o Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((3*2)+(4*26)+(5*28)) / 56 = 4.46
Kecepatan merespon = ((3*6)+(4*31)+(5*19)) / 56 = 4.23
Skor layanan adalah 4.46 + 4.23 dibagi 2 sama dengan 4.35
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((3*1)+(4*35)+(5*20)) / 56 = 4.34
Keakuratan = ((3*6)+(4*33)+(5*17)) / 56 = 4.2
Skor kualitas adalah 4.34 + 4.2 dibagi 2 sama dengan 4.27
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
186
Ketergantungan pada aplikasi = ((4*13)+(5*15)) / 28 = 4.54
Penggunaan aplikasi = (5*1) / 1 = 5
Skor intensitas penggunaan adalah 4.54 + 5 dibagi 2 sama dengan 4.77
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 5*0.25 = 1.25
Penciptaan high value product = 5*0.25 = 1.25
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4*0.2 = 0.8
Fokus pada potensi pelanggan = 5*0.15 = 0.75
Optimalisasi pengaturan barang = 2*0.15 = 0.3
Skor penyelarasan strategi adalah ( 1.25+1.25+0.8+0.75+0.3 ) = 4.35
Rincian biaya
Tabel 4.20 Rincian Biaya SAP Modul Finance & Controlling
SAP Modul Finance and Controllling
Biaya pembelian awal
Biaya konsultan SAP
Total pembelian tahun 1997
Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%)
Biaya gaji karyawan development
Biaya tahun 2007
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
dalam US $
Biaya tahunan
Total Biaya
150000
100000
250000
648435.62
13440
13440
661875.62
Keterangan
Berikut keterangan mengenai aplikasi SAP Modul Finance & Controlling:
-
Tahun investasi : 1997.
-
Fungsi : Me-record semua transaksi untuk dibuat laporan keuangan.
-
Tujuan : Meng-handle arus kas perusahaan.
-
Status : Live.
-
Bagian yang terkait : Finance
187
-
Jumlah pengguna : 30 orang.
i) SAP Modul Quality Management
Skor Portfolio Aplikasi SAP Modul Quality Management
o Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((2*1)+(3*8)+(4*10)+(5*1)) / 20 = 3.55
Kecepatan merespon = ((2*5)+(3*11)+(4*3)+(5*1)) / 20 = 3
Skor layanan adalah 3.55 + 3 dibagi 2 sama dengan 3.28
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((2*3)+(3*10)+(4*7)) / 20 = 3.2
Keakuratan = ((2*5)+(3*9)+(4*5)+(5*1)) / 20 = 3.1
Skor kualitas adalah 3.2 + 3.1 dibagi 2 sama dengan 3.15
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((2*1)+(3*6)+(4*3)) / 10 = 3.2
Penggunaan aplikasi = (4*1) / 1 = 4
Skor intensitas penggunaan adalah 3.2 + 4 dibagi 2 sama dengan 3.6
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75
Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 3*0.2 = 0.6
Fokus pada potensi pelanggan = 3*0.15 = 0.45
Optimalisasi pengaturan barang = 3*0.15 = 0.45
Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1+0.6+0.45+0.45 ) = 3.25
188
Keterangan
Berikut keterangan mengenai aplikasi SAP Modul Quality Management:
-
Tahun investasi : 2000.
-
Fungsi : Mengecek kualitas bahan baku dari supplier.
-
Tujuan : Menjaga kualitas bahan baku untuk menghasilkan hasil
produksi yang baik.
-
Status : Live.
-
Bagian yang terkait : Technical Division.
-
Jumlah pengguna : 10 orang.
Rincian biaya
Tabel 4.21 Rincian Biaya SAP Modul Quality Management
SAP Modul Quality Management
Biaya pembelian awal
Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%)
Biaya gaji karyawan development
Biaya tahun 2007
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
dalam US $
Biaya tahunan
Total Biaya
150000
292307.57
8064
8064
300371.57
j) SAP Modul Human Resource
Skor Portfolio Aplikasi SAP Modul Human Resource
o Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((2*10)+(3*23)+(4*22)+(5*1)) / 56 = 3.25
Kecepatan merespon = ((2*13)+(3*28)+(4*11)+(5*4)) / 56 = 3.11
Skor layanan adalah 3.25 + 3.11 dibagi 2 sama dengan 3.18
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((2*6)+(3*23)+(4*19)+(5*8)) / 56 = 3.52
189
Keakuratan = ((2*6)+(3*19)+(4*20)+(5*11)) / 56 = 3.64
Skor kualitas adalah 3.52 + 3.64 dibagi 2 sama dengan 3.58
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((3*5)+(4*12)+(5*11)) / 28 = 4.21
Penggunaan aplikasi = (5*1) / 5 = 5
Skor intensitas penggunaan adalah 4.21 + 5 dibagi 2 sama dengan 4.61
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75
Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 2*0.2 = 0.4
Fokus pada potensi pelanggan = 3*0.15 = 0.45
Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6
Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1+0.4+0.45+0.6 ) = 3.20
Keterangan
Berikut keterangan mengenai aplikasi SAP Modul Human Resource:
-
Tahun investasi : 2001.
-
Fungsi : Menangani informasi mengenai karyawan tetap.
-
Tujuan : Menjaga kualitas karyawan dan menangani masalah
karyawan.
-
Status : Live.
-
Bagian terkait : Seluruh divisi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills.
190
Rincian biaya
Tabel 4.22 Rincian Biaya SAP Modul Human Resource
SAP Modul Human Resource
Biaya pembelian awal
Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%)
Biaya gaji karyawan development
Biaya tahun 2007
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
dalam US $
Biaya tahunan
Total Biaya
150000
265734.15
4032
4032
269766.15
k) SAP Modul Supplier Relationship Management
Skor Portfolio Aplikasi SAP Modul Supplier Relationship Management
Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((2*2)+(3*13)+(4*10)+(5*15)) / 40 = 3.95
Kecepatan merespon = ((2*5)+(3*16)+(4*18)+(5*1)) / 40 = 3.38
Skor layanan adalah 3.95 + 3.38 dibagi 2 sama dengan 3.66
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((3*16)+(4*20)+(5*4)) / 40 = 3.7
Keakuratan = ((2*2)+(3*16)+(4*22)) / 40 = 3.5
Skor kualitas adalah 3.7+ 3.5 dibagi 2 sama dengan 3.6
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((3*6)+(4*11)+(5*3)) / 20 = 3.85
Penggunaan aplikasi = ((3*1)+(4*1)) / 2 = 3.5
Skor intensitas penggunaan adalah 3.85 + 3.5 dibagi 2 sama dengan 3.68
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3.5*0.25 = 0.88
Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1
191
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4.5*0.2 = 0.9
Fokus pada potensi pelanggan = 3*0.15 = 0.45
Optimalisasi pengaturan barang = 3*0.15 = 0.45
Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.88+1+0.9+0.45+0.45 ) =3.68
Keterangan
Berikut keterangan mengenai aplikasi SAP Modul Supplier Relationship
Management:
-
Tahun investasi : 2001.
-
Fungsi : Menghubungkan perusahaan dan supplier dalam pemesanan
bahan baku.
-
Tujuan : Memudahkan proses pemesanan bahan baku.
-
Status : Live.
-
Bagian yang terkait : Purchasing dan Administration B.
-
Jumlah pengguna : 20 orang.
Rincian biaya
Tabel 4.23 Rincian Biaya SAP Modul Supplier Relationship Management
SAP Modul Supplier Relationship Management
Biaya pembelian awal
Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%)
Biaya gaji karyawan development
Biaya tahun 2007
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
dalam US $
Biaya tahunan
Total Biaya
150000
265734.15
5376
5376
271110.15
l) SAP Modul Project Management
Skor Portfolio Aplikasi SAP Modul Project Management
o Tingkat layanan terbagi atas:
192
Ketersediaan = ((2*1)+(3*5)+(4*6)+(5*8)) / 20 = 4.05
Kecepatan merespon = ((2*1)+(3*7)+(4*12)) / 20 = 3.55
Skor layanan adalah 4.05 + 3.55 dibagi 2 sama dengan 3.8
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((3*5)+(4*14)+(5*1)) / 20 = 3.8
Keakuratan = ((3*5)+(4*7)+(5*8)) / 20 = 4.15
Skor kualitas adalah 3.8 + 4.15 dibagi 2 sama dengan 3.98
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((2*1)+(3*1)+(4*4)+(5*4)) / 10 = 4.1
Penggunaan aplikasi = (3*1) / 1 = 3
Skor intensitas penggunaan adalah 4.1 + 3 dibagi 2 sama dengan 3.55
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 2*0.25 = 0.5
Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 5*0.2 = 1
Fokus pada potensi pelanggan = 2*0.15 = 0.3
Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6
Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.5+1+1+0.3+0.6 ) = 3.4
Keterangan
Berikut keterangan mengenai aplikasi SAP Modul Project Management:
-
Tahun investasi : 2003.
-
Fungsi : Merencanakan dan mengatur proyek konstruksi perusahaan
untuk gedung atau pabrik baru.
193
-
Tujuan : Membantu memudahkan pembuatan anggaran pembuatan
proyek dan penentuan material.
-
Status : Live.
-
Bagian yang terkait : Engineering.
-
Jumlah pengguna : 10 orang.
Rincian biaya
Tabel 4.24 Rincian Biaya SAP Modul Project Management
SAP Modul Project Management
Biaya pembelian awal
Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%)
Biaya gaji karyawan development
Biaya tahun 2007
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
dalam US $
Biaya tahunan
Total Biaya
150000
219615
6720
6720
226335
4.11.2 Portfolio Infrastruktur
Tabel 4.25 Portfolio Infrastruktur
Biaya (dalam $)
Nilai Penyelarasan
Tingkat Layanan
Kualitas
Ketergantungan
Pengguna
Intensitas
Penggunaan
Hardware
IT Dept.
768250
3.75
4.11
3.95
4.66
5.00
Network
IT Dept.
378323.28
3.55
4.27
4.30
4.77
5.00
Software
License
IT Dep..
228400
3.40
4.03
3.98
4.68
5.00
Server
IT Dept.
768250
3.40
4.13
4.05
4.61
5.00
Infrastr uktur
Unit
Kerja
194
a) Hardware
Skor Infrastruktur Hardware
o Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((3*20)+(4*43)+(5*25)) / 88 = 4.06
Kecepatan merespon = ((3*12)+(4*49)+(5*27)) / 88 = 4.17
Skor layanan adalah 4.06 + 4.17 dibagi 2 sama dengan 4.11
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((3*34)+(4*41)+(5*13)) / 88 = 3.76
Keakuratan = ((3*10)+(4*55)+(5*23)) / 88 = 4.15
Skor kualitas adalah 3.76 + 4.15 dibagi 2 sama dengan 3.95
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((4*15)+(5*29)) / 44 = 4.66
Penggunaan aplikasi = (5*1) / 1 = 5
Skor intensitas penggunaan adalah 4.66 + 5 dibagi 2 sama dengan
4.83
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75
Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4*0.2 = 0.8
Fokus pada potensi pelanggan = 4*0.15 = 0.6
Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6
Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1+0.8+0.6+0.6 ) = 3.75
195
Keterangan
Sistem-sistem yang dibangun pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
membutuhkan
hardware
untuk
menjalankan
sistem
perusahaan.
Hardware digunakan oleh seluruh divisi yang ada di PT Pindo Deli Pulp
and Paper Mills. Adapun hardware yang digunakan antara lain:
a. PC sebanyak 1400 unit.
b. Printer sebanyak 600 unit.
c. Scanner sebanyak 80 unit.
Rincian Biaya
Tabel 4.26 Rincian Biaya Hardware
Hardware
dalam US $
Biaya tahunan
Total Biaya
Biaya pembelian
PC
Printer
Scanner
Biaya perakitan
12000
Biaya tahun 2007
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
700000
48000
8250
12000
768250
b) Network
Skor Infrastruktur Network
o Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((4*39)+(5*49)) / 88 = 4.56
Kecepatan merespon = ((3*18)+(4*54)+(5*16)) / 88 = 3.98
Skor layanan adalah 4.56 + 3.98 dibagi 2 sama dengan 4.27
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((3*8)+(4*50)+(5*30)) / 88 = 4.25
196
Keakuratan = ((3*4)+(4*50)+(5*30)) / 88 = 4.34
Skor kualitas adalah 4.25 + 4.34 dibagi 2 sama dengan 4.3
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((4*10)+(5*34)) / 44 = 4.77
Penggunaan aplikasi = (5*1) / 1 = 5
Skor intensitas penggunaan adalah 4.77 + 5 dibagi 2 sama dengan
4.89
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75
Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 5*0.2 = 0.6
Fokus pada potensi pelanggan = 5*0.15 = 0.75
Optimalisasi pengaturan barang = 3*0.15 = 0.45
Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1+0.6+0.75+0.45 ) = 3.55
Rincian Biaya
Tabel 4.27 Rincian Biaya Network
Network
Biaya E1
Switch
Hub
Radio Device
Jml karyawan instalasi
Total Biaya tahun 1997
Biaya tahun 2007
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
Total Biaya (US
$)
100000
30000
2500
10000
3360
145860
378323.28
Keterangan
PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills menggunakan network untuk
menghubungkan Pindo Deli 1 dengan Pindo Deli 2, dan juga antar Pindo
197
Deli dengan kantor pusat yang ada di Serpong-Tangerang. Pindo Deli 1
dan 2 terhubung melalui jaringan E1. Untuk mendukung network yang
digunakan, PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills juga menggunakan
switch, hub, dan radio device.
c) Software License
Skor Infrastruktur Software License
o Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((3*7)+(4*52)+(5*29)) / 88 = 4.25
Kecepatan merespon = ((3*21)+(4*63)+(5*4)) / 88 = 3.81
Skor layanan adalah 4.25 + 3.81 dibagi 2 sama dengan 4.03
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((3*28)+(4*35)+(5*25)) / 88 = 3.97
Keakuratan = ((3*17)+(4*54)+(5*17)) / 88 = 4.00
Skor kualitas adalah 3.97 + 4.00 dibagi 2 sama dengan 3.98
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((4*14)+(5*30)) / 44 = 4.68
Penggunaan aplikasi = (5*1) / 1 = 5
Skor intensitas penggunaan adalah 4.68 + 5 dibagi 2 sama dengan
4.84
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 4*0.25 =1
Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 1*0.2 = 0.2
198
Fokus pada potensi pelanggan = 4*0.15 = 0.6
Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6
Skor penyelarasan strategi adalah ( 1+1+0.2+0.6+0.6 ) = 3.4
Keterangan Software License
Software License merupakan suatu lisensi yang digunakan oleh PT Pindo
Deli Pulp and Paper Mills atas penggunaan software. Selain SAP License,
PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills juga menggunakan softwaresoftware lainnya yang mendukung perusahaan untuk mendukung proses
bisnis sehari-hari seperti Windows XP, Ms. Office 2003, Visual Studio,
dan lain-lain yang dapat berfungsi untuk mencetak laporan, membangun
aplikasi insource, input data, dan lain halnya.
Rincian Biaya
Tabel 4.28 Rincian Biaya Software License
dalam US $
Biaya tahunan
Total Biaya
SAP License
150000
150000
Windows XP
29400
29400
WinNT 4.0
4200
4200
Win 98
1260
1260
Novell
840
840
Ms Office 2003
42000
42000
Visual Studio
300
300
SQL
400
400
Biaya tahun 2007
228400
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
Software License
d) Server
Skor Infrastruktur Server
o Tingkat layanan terbagi atas:
199
Ketersediaan = ((3*20)+(4*44)+(5*24)) / 88 = 4.05
Kecepatan merespon = ((3*13)+(4*44)+(5*31)) / 88 = 4.2
Skor layanan adalah 4.05 + 4.2 dibagi 2 sama dengan 4.13
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((3*25)+(4*36)+(5*27)) / 88 = 4.02
Keakuratan = ((3*15)+(4*52)+(5*21)) / 88 = 4.07
Skor kualitas adalah 4.02 + 4.07 dibagi 2 sama dengan 4.05
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((4*17)+(5*27)) / 44 = 4.61
Penggunaan aplikasi = (5*1) / 1 = 5
Skor intensitas penggunaan adalah 4.61 + 5 dibagi 2 sama dengan
4.81
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 2*0.25 = 0.5
Penciptaan high value product = 3*0.25 = 0.75
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4*0.2 = 0.8
Fokus pada potensi pelanggan = 5*0.15 = 0.75
Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6
Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.5+0.75+0.8+0.75+0.6 ) = 3.4
Keterangan Server
Server yang digunakan oleh PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills
berfungsi sebagai alat penyimpanan data sehingga semua data dapat
dikelola dengan baik dan mencegah hilangnya data karena data sudah terbackup di dalam server.
200
Rincian Biaya
Tabel 4.29 Rincian Biaya Server
dalam US $
Biaya tahunan
Total Biaya
20000
51874.85
13440
13440
65314.85
Server
Biaya pembelian awal
Biaya server tahun 2007 (pengembangan 10%)
Biaya gaji karyawan development
Total Biaya
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
4.11.3 Portfolio Manajemen
Tabel 4.30 Portfolio Manajemen
Biaya (dalam $)
Nilai Penyelarasan
Tingkat Layanan
Kualitas
Ketergantungan
Pengguna
Intensitas
Penggunaan
Business Intelligent
Warehouse
Production
18794.97
4.20
3.30
3.32
4.00
3.00
Budget Material
Planning
Engineering
18002.7
4.00
3.58
3.40
3.70
3.00
Bill of Quantity
Engineering
7416.81
3.70
3.30
3.08
3.30
3.00
Training Departemen TI
IT Dept.
18794.97
4.20
3.87
3.70
4.36
5.00
Manajemen
Unit Kerja
a) Business Intelligent Warehouse (BIW)
Skor Manajemen Business Intelligent Warehouse (BIW)
o Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((2*4)+(3*10)+(4*14)) / 28 = 3.36
Kecepatan merespon = ((2*4)+(3*13)+(4*11)) / 28 = 3.25
201
Skor layanan adalah 3.36 + 3.25 dibagi 2 sama dengan 3.3
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((2*3)+(3*15)+(4*10)) / 28 = 3.25
Keakuratan = ((2*3)+(3*11)+(4*14)) / 28 = 3.39
Skor kualitas adalah 3.25 + 3.39 dibagi 2 sama dengan 3.32
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((3*4)+(4*6)+(5*4)) / 14 = 4
Penggunaan aplikasi = (3*1) / 1 = 3
Skor intensitas penggunaan adalah 4 + 3 dibagi 2 sama dengan 3.5
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 4*0.25 = 1
Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 5*0.2 = 1
Fokus pada potensi pelanggan = 4*0.15 = 0.6
Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6
Skor penyelarasan strategi adalah ( 1+1+1+ 0.6+0.6 ) = 4.20
Keterangan
-
Tahun investasi : 1997.
-
Fungsi : sebagai pengontrolan dan pelaporan proses produksi.
-
Status : Live.
-
Bagian yang terkait : Production.
-
Jumlah pengguna : 15 orang.
202
Rincian Biaya
Tabel 4.31 Rincian Biaya Business Intelligent Warehouse
dalam US $
Biaya tahunan
Total biaya
Biaya pembelian awal
3360
Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%)
8714.97
Biaya gaji karyawan development
6720
6720
Biaya tahun 2007
18794.97
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
Business Intelligent Warehouse
b) Budgat Material Planning (BMP)
Skor Manajemen Budget Material Planning (BMP)
o Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((3*9)+(4*8)+(5*3)) / 20 = 3.7
Kecepatan merespon = ((2*2)+(3*7)+(4*11)) / 20 = 3.45
Skor layanan adalah 3.7 + 3.45 dibagi 2 sama dengan 3.58
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((2*2)+(3*9)+(4*9)) / 20 = 3.35
Keakuratan = ((2*2)+(3*7)+(4*11)) / 20 = 3.45
Skor kualitas adalah 3.35 + 3.45 dibagi 2 sama dengan 3.4
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((2*1)+(3*3)+(4*4)+(5*2)) / 10 = 3.7
Penggunaan aplikasi = (3*1) / 1 = 3
Skor intensitas penggunaan adalah 3.7 + 3 dibagi 2 sama dengan 3.35
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75
Penciptaan high value product = 5*0.25 = 1.25
203
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4*0.2 = 0.8
Fokus pada potensi pelanggan = 4*0.15 = 0.6
Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6
Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1.25+0.8+0.6+0.6 ) = 4
Keterangan
-
Tahun investasi : 1998.
-
Fungsi
:
sebagai
perencanaan
atas
pembelian
material-material
pendukung yang dibutuhkan seperti tinta.
-
Status : Live.
-
Bagian yang terkait : Engineering.
-
Jumlah pengguna : 10 orang.
Rincian Biaya
Tabel 4.32 Rincian Biaya Budget Material Planning
dalam US $
Biaya tahunan
Total biaya
Biaya pembelian awal
3360
Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%)
7922.70
Biaya gaji karyawan development
6720
6720
Biaya tahun 2007
18002.70
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
Budget Material Planning
c) Bill of Quantity (BOQ)
Skor Manajemen Bill of Quantity (BOQ)
o Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((2*2)+(3*5)+(4*9)+(5*4)) / 20 = 3.75
Kecepatan merespon = ((1*1)+(2*5)+(3*10)+(4*4)) / 20 = 2.85
Skor layanan adalah 3.75 + 2.85 dibagi 2 sama dengan 3.3
204
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((1*1)+(2*5)+(3*5)+(4*8)+(5*1)) / 20 = 3.15
Keakuratan = ((2*7)+(3*6)+(4*7)) / 20 = 3
Skor kualitas adalah 3.15 + 3 dibagi 2 sama dengan 3.08
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((2*3)+(3*2)+(4*4)+(5*1)) / 10 = 3.3
Penggunaan aplikasi = (3*1) / 1 = 3
Skor intensitas penggunaan adalah 3.3 + 3 dibagi 2 sama dengan 3.15
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75
Penciptaan high value product = 5*0.25 = 1.25
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4*0.2 = 0.8
Fokus pada potensi pelanggan = 3*0.15 = 0.45
Optimalisasi pengaturan barang = 3*0.15 = 0.45
Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1.25+0.8+0.45+0.45 ) = 3.7
Keterangan
-
Tahun investasi : 1998.
-
Fungsi : sebagai pengontrolan atas penggunaan material yang digunakan
misal untuk pembangunan pabrik baru..
-
Status : Live.
-
Bagian yang terkait : Engineering.
-
Jumlah pengguna : 10 orang.
205
Rincian Biaya
Tabel 4.33 Rincian Biaya Bill of Quantity
dalam US $
Biaya tahunan
Total biaya
Biaya pembelian awal
1008
Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%)
2376.81
Biaya gaji karyawan development
4032
4032
Biaya tahun 2007
7416.81
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
Bill of Quantity
d) Training Departemen TI
Skor Manajemen Training Departemen TI
o Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((3*20)+(4*41)+(5*27)) / 88 = 4.08
Kecepatan merespon = ((2*9)+(3*29)+(4*33)+(5*17)) / 88 = 3.66
Skor layanan adalah 4.08 + 3.66 dibagi 2 sama dengan 3.87
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((2*2)+(3*27)+(4*47)+(5*12)) / 88 = 3.78
Keakuratan = ((2*4)+(3*32)+(4*46)+(5*6)) / 88 = 3.61
Skor kualitas adalah 3.78 + 3.61 dibagi 2 sama dengan 3.7
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((3*7)+(4*14)+(5*23)) / 44 = 4.36
Penggunaan aplikasi = (5*1) / 1 = 5
Skor intensitas penggunaan adalah 4.36 + 5 dibagi 2 sama dengan 4.68
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 4*0.25 =1
Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1
206
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4*0.2 = 0.8
Fokus pada potensi pelanggan = 4*0.15 = 0.6
Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6
Skor penyelarasan strategi adalah ( 1+1+0.8+0.6+0.6 ) = 4
Keterangan
Training Departemen TI bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan
keahlian dari karyawan Departemen TI supaya mereka dapat lebih
termotivasi dalam mengembangkan sistem perusahaan dan lebih profesional
dalam bekerja.
Rincian Biaya
Tabel 4.34 Rincian Biaya Training Departemen TI
Training Departemen TI
dalam US $
Biaya tahunan
Total biaya
Biaya Pengoperasian
Biaya pengajar
10000
Gaji karyawan training
40320
Peralatan training
1500
Biaya tahun 2007
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
10000
40320
1500
51820
207
4.11.4 Portfolio Service
Tabel 4.35 Portfolio Service
Biaya (dalam $)
Nilai Penyelarasan
Tingkat Layanan
Kualitas
Ketergantungan
Pengguna
Intensitas
Penggunaan
Hardware
Maintenance
IT Dept.
38440
3.75
4.09
4.03
4.66
4.00
User Call Center
IT Dept.
3530.73
4.65
3.97
3.80
4.25
4.00
Network Monitoring
IT Dept.
68440
3.55
4.36
4.22
4.73
4.00
Business Application
Support
IT Dept.
28108
3.90
4.24
4.01
4.43
5.00
Service
Unit Kerja
a) Hardware Maintenance
Skor Service Hardware Maintenance
o Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((3*14)+(4*48)+(5*26)) / 88 = 4.14
Kecepatan merespon = ((3*11)+(4*62)+(5*15)) / 88 = 4.05
Skor layanan adalah 4.14 + 4.05 dibagi 2 sama dengan 4.09
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((3*23)+(4*54)+(5*11)) / 88 = 3.86
Keakuratan = ((3*4)+(4*62)+(5*22)) / 88 = 4.2
Skor kualitas adalah 3.86 + 4.2 dibagi 2 sama dengan 4.03
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
208
Ketergantungan pada aplikasi = ((4*15)+(5*29)) / 44 = 4.66
Penggunaan aplikasi = (4*1) / 1= 4
Skor intensitas penggunaan adalah 4.66 + 4 dibagi 2 sama dengan 4.33
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ =3*0.25 = 0.75
Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4*0.2 = 0.8
Fokus pada potensi pelanggan = 4*0.15 = 0.6
Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6
Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1+0.8+0.6+0.6 ) = 3.75
Keterangan
Dalam hardware maintenance merupakan layanan yang diberikan oleh
Departemen TI mencakup kegiatan merawat hardware yang digunakan
seperti CPU, monitor, printer, scanner, dan lain-lain.
Rincian Biaya
Tabel 4.36 Rincian Biaya Hardware Maintenance
dalam US $
Hardware Maintenance
Biaya tahunan
Total biaya
Biaya operasional
Gaji karyawan
13440
13440
Biaya penggantian kerusakan
25000
Biaya tahun 2007
38440
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
b) User CallCenter / User Service Center (USC)
Skor Service User Service Center (USC)
o Tingkat layanan terbagi atas:
209
Ketersediaan = ((3*21)+(4*43)+(5*24)) / 88 = 4.03
Kecepatan merespon = ((3*22)+(4*53)+(5*13)) / 88 = 3.9
Skor layanan adalah 4.03 + 3.9 dibagi 2 sama dengan 3.97
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((3*26)+(4*45)+(5*17)) / 88 = 3.9
Keakuratan = ((2*2)+(3*35)+(4*39)+(5*12)) / 88 = 3.69
Skor kualitas adalah 3.9 + 3.69 dibagi 2 sama dengan 3.8
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((3*7)+(4*19)+(5*18)) / 44 = 4.25
Penggunaan aplikasi = (4*1) / 1 = 4
Skor intensitas penggunaan adalah 4.25 + 4 dibagi 2 sama dengan 4.13
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 5*0.25 = 1.25
Penciptaan high value product = 5*0.25 = 1.25
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4*0.2 = 0.8
Fokus pada potensi pelanggan = 5*0.15 = 0.75
Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6
Skor penyelarasan strategi adalah ( 1.25+1.25+0.8+0.75+0.6 ) =4.65
Keterangan
User Call Center atau User Service Center (USC) merupakan layanan
Departemen TI yang dapat membantu user untuk mengatasi permasalahan
sistem yang dihadapi dan juga membantu memberikan solusi yang terbaik
dalam pelaksanaannya.
210
Rincian Biaya
Tabel 4.37 Rincian Biaya User Call Center
dalam US $
Total
Biaya tahunan biaya
User Call Center
Biaya operasional
Gaji karyawan
13440
13440
Biaya telepon
6000
6000
Biaya maintenance
1125
1125
Biaya tahun 2007
3530.73
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
c) Network Monitoring
Skor Service Network Monitoring
o Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((3*11)+(4*38)+(5*39)) / 88 = 4.32
Kecepatan merespon = ((3*2)+(4*48)+(5*38)) / 88 = 4.41
Skor layanan adalah 4.32 + 4.41 dibagi 2 sama dengan 4.36
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((3*16)+(4*63)+(5*9)) / 88 = 3.92
Keakuratan = ((3*1)+(4*41)+(5*46)) / 88 = 4.51
Skor kualitas adalah 3.92 + 4.51 dibagi 2 sama dengan 4.22
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((4*12)+(5*32)) / 44 = 4.73
Penggunaan aplikasi = (4*1) / 1 = 4
Skor intensitas penggunaan adalah 4.73 + 4 dibagi 2 sama dengan 4.36
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75
Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1
211
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 3*0.2 = 0.6
Fokus pada potensi pelanggan = 5*0.15 = 0.75
Optimalisasi pengaturan barang = 3*0.15 = 0.45
Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1+0.6+0.75+0.45 ) = 3.55
Keterangan
Network monitoring merupakan suatu kegiatan layanan yang diberikan
kepada user untuk menjaga lalu lintas arus data. Tujuannya yakni untuk
mengurangi down time atas pengiriman data-data perusahaan, baik untuk
internal maupun eksternal.
Rincian Biaya
Tabel 4.38 Rincian Biaya Network Monitoring
Network Monitoring
dalam US $
Biaya tahunan
Total biaya
Biaya operasional
Gaji karyawan
13440
Biaya Leasing
30000
Biaya maintenance
25000
Biaya tahun 2007
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
13440
30000
25000
68440
d) Business Application Support (BAS)
Skor Service Business Application Support (BAS)
o Tingkat layanan terbagi atas:
Ketersediaan = ((3*9)+(4*42)+(5*37)) / 88 = 4.32
Kecepatan merespon = ((3*13)+(4*48)+(5*27)) / 88 = 4.16
Skor layanan adalah 4.32 + 4.16 dibagi 2 sama dengan 4.24
o Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = ((3*20)+(4*55)+(5*13)) / 88 = 3.92
212
Keakuratan = ((3*15)+(4*49)+(5*24)) / 88 = 4.1
Skor kualitas adalah 3.92 + 4.1 dibagi 2 sama dengan 4.01
o Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan pada aplikasi = ((3*3)+(4*19)+(5*22)) / 44 = 4.43
Penggunaan aplikasi = (5*1) / 1 = 5
Skor intensitas penggunaan adalah 4.43 + 5 dibagi 2 sama dengan 4.72
o Penyelarasan strategi :
Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 5*0.25 = 1.25
Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1
Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 3*0.2 = 0.6
Fokus pada potensi pelanggan = 3*0.15 = 0.45
Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6
Skor penyelarasan strategi adalah ( 1.25+1+0.6+0.45+0.6 ) = 3.9
Keterangan
Business Application Support (BAS) merupakan bagian dari Departemen TI
yang bertugas mengidentifikasi permintaan user, mengembangkan aplikasi,
memonitor database, dan sebagainya. BAS ini terdiri dari Application and
Development Programme dan Project and Approval Support.
Rincian Biaya
Tabel 4.39 Rincian Biaya Business Application Support
dalam US $
Business Application Support
Biaya tahunan
Total biaya
Biaya operasional
1622
1622
Gaji karyawan
25946
25946
Biaya benchmarking
2162
2162
Biaya pengembangan
1081
1081
Biaya tahun 2007
28108
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
213
4.12 Portfolio Proyek
Portfolio proyek merupakan perencanaan proyek-proyek sistem informasi yang
bertujuan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan yang lebih baik dan juga
dapat meningkatkan keunggulan kompetitif dalam industri pulp dan kertas. Berikut ini
hasil dari keseluruhan proyek yang akan dibuat oleh PT Pindo Deli Pulp and Paper
Mills.
Tabel 4.40 Portfolio Proyek
Portfolio proyek
Nama Proyek
APP Manufacturing Execution Systems
(APP MES)
Material Variant Configuration
(MVC)
Dampak
Resiko
Biaya
(dalam US $)
Portfolio
364
60.25
418000
Strategic
279
53.33
448300
Strategic
Portfolio proyek adalah portfolio yang menggambarkan proyek yang bersifat
strategi bagi perusahaan.
a. Skor Portfolio Proyek APP MES (Manufacturing Execution Systems)
•
•
Dampak pada tujuan strategi berdasarkan Business Value Scorecard: 364
Nilai resiko terdiri atas :
a) Resiko proyek atau perusahaan = (8*1)+(9*4)+(10*3)= 74
Rata-rata Resiko proyek atau perusahaan= 74/8 = 9.25
b) Ketidakpastian pendefinisian = (8*2)+(9*3)+(10*3)= 73
Rata-rata Ketidakpastian pendefinisian = 73/8 = 9.13
c) Ketidakpastian teknis = (7*1)+(8*2)+(9*5) = 68
Rata-rata Ketidakpastian teknis = 68/8 = 8.5
d) Resiko infrastruktur SI = (8*2)+(9*4)+(10*2) = 72
Rata-rata Resiko infrastruktur SI = 72/8 = 9
214
e) Resiko teknis TI = (7*1)+(8*2)+(9*2)+(10*3) = 71
Rata-rata Resiko teknis TI = 71/8 = 8.88
f) Resiko Investasi = (5*1)+(7*2)+(8*5) = 59
Rata-rata Resiko Investasi = 59/8 = 7.38
g) Resiko manajemen proyek = (7*2)+(8*4)+(9*1)+(10*1) = 65
Rata-rata Resiko manajemen proyek = 65/8 = 8.13
Jumlah nilai resiko adalah 9.25+9.13+8.5+9+8.88+7.38+8.13 = 60.25
•
20
Penciptaan high value
product
Efisiensi proses
penyimpanan bahan baku
Fokus pada potensi
pelanggan
Optimalisasi pengaturan
barang
25
Business Value Scorecard untuk proyek
APP MES
A
Manajer TI
B
Manajer Sales & Marketing
C
Manajer Production
D
Manajer Purchasing
E
Manajer Engineering
F
Manajer Finance
G
Manajer Adm. B
H
Manajer Technical Div.
Total
Rata - Rata
Skor
25
Efisiensi jumlah 'trim loss
paper'
Tabel 4.41 Skor Dampak Proyek APP MES
15
15
5
5
5
5
5
5
5
5
40
5
125
4
4
3
2
3
4
2
4
26
3.25
81.25
4
3
2
4
3
3
2
3
24
3
60
4
4
4
3
2
4
3
3
27
3.375
50.625
4
2
3
3
3
4
3
3
25
3.125
46.875
364
Biaya = $418000
Proyek APP MES ini akan dibangun selama 2 tahun dengan rincian biaya pada
tahun pertama sebagai berikut:
215
Tabel 4.42 Biaya Proyek APP MES (Manufacturing Execution Systems)
Total Biaya
(dalam $)
APP MES (Manufacturing Execution Systems)
Biaya pembelian
Biaya hardware
Biaya network
Biaya pembangunan
Biaya instalasi
Konsultan
Biaya Benchmarking
Total Biaya
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
250000
150000
10000
6000
2000
418000
b. Skor Portfolio Proyek Material Variant Configuration (MVC)
•
Dampak pada tujuan strategi : 279
•
Efisiensi proses
penyimpanan bahan baku
Fokus pada potensi
pelanggan
Optimalisasi pengaturan
barang
A
B
C
D
E
F
20
Penciptaan high value
product
25
Business Value Scorecard untuk
Proyek Material Variant
Configuration (MVC)
Manajer TI
Manajer Sales & Marketing
Manajer Production
Manajer Purchasing
Manajer Finance
Manajer Adm. B
Total
Rata - Rata
Skor
25
Efisiensi jumlah 'trim loss
paper'
Tabel 4.43 Skor Dampak Proyek Material Variant Configuration (MVC)
15
15
3
3
4
4
4
2
20
2.5
62.5
3
5
5
3
3
3
22
2.75
68.75
5
5
5
3
3
3
24
3
60
2
4
5
4
4
2
21
2.625
39.375
5
4
5
4
4
4
26
3.25
48.75
279
Nilai resiko terdiri atas :
a) Resiko proyek atau perusahaan = (6*1)+(8*1)+(9*3)+(10*1) = 51
Rata-rata Resiko proyek atau perusahaan= 51/6 = 8.5
b) Ketidakpastian pendefinisian = (7*2)+(8*4) = 46
216
Rata-rata Ketidakpastian pendefinisian = 46/6 = 7.67
c) Ketidakpastian teknis = (3*1)+(6*1)+(7*2)+(8*2) = 39
Rata-rata Ketidakpastian teknis = 39/6 = 6.5
d) Resiko infrastruktur SI = (6*1)+(7*1)+(8*3)+(9*1) = 46
Rata-rata Resiko infrastruktur SI = 46/6 = 7.67
e) Resiko teknis TI = (8*4)+(9*1)+(10*1) = 51
Rata-rata Resiko teknis TI = 51/6 = 8.5
f) Resiko Investasi = (7*4)+(8*2) = 44
Rata-rata Investasi = 44/6 = 7.33
g) Resiko manajemen proyek = (7*5)+(8*1) = 43
Rata-rata Resiko manajemen proyek = 43/6 = 7.17
Jumlah nilai resiko adalah 8.5+7.67+6.5+7.67+8.5+7.33+7.17 = 53.33
•
Biaya = $ 448300
Proyek Material Variant Configuration (MVC) akan dibangun dalam jangka
waktu 3 tahun, dengan perincian biaya pada tahun pertama sebagai berikut:
Tabel 4.44 Biaya Proyek Material Variant Configuration (MVC)
Materal Variant Configuration
(MVC)
Total Biaya
(dalam $)
Biaya pembelian
Biaya hardware
Biaya network
Biaya SAP Modul
Biaya pembangunan
Konsultan
Biaya instalasi
Total Biaya
(Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
138300
100000
150000
50000
10000
448300
217
4.12.1 Strategi Investasi Portfolio Proyek
Berdasarkan analisis dampak dan resiko (gambar 4.15) terhadap masingmasing proyek (gambar 4.14), yakni APP MES dan MVC, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. APP MES memiliki nilai dampak yang lebih tinggi (364) dibandingkan
dengan MVC (279). Hal ini berarti bahwa pembangunan proyek APP
MES akan memberi dukungan yang lebih besar dan sejalan dengan
arahan strategi perusahaan.
2. APP MES juga memiliki nilai resiko yang lebih tinggi (60.25) daripada
MVC (53.33). Maksudnya adalah proyek APP MES memiliki peluang
keberhasilan yang lebih tinggi apabila diimplementasikan.
Analisis Dampak dan Resiko dari Portfolio Proyek
80
70
APP MES,
418000
Resiko
60
MVC, 448300
50
APP MES
MVC
40
30
20
10
0
0
100
200
300
400
500
Dampak
Gambar 4.14 Bubble Diagram Analisis Dampak dan Resiko dari Portfolio
Proyek
218
4.12.2 Perencanaan Proyek
Analisis dampak dan resiko dari Portfolio proyek, maka manajemen
perusahaan dapat mendiskusikan proyek mana yang akan diimplementasikan
terlebih dahulu dalam annual project plan. Berikut ini perencanaan proyek PT
Pindo Deli Pulp and Paper Mills.
Tabel 4.45 Perencanaan Proyek APP MES (Manufacturing Execution Systems)
APP MES (Manufacturing Execution Systems)
Deskripsi
APP MES merupakan suatu sistem yang akan dikembangkan oleh
PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills untuk mengkomputerisasi
semua aktivitas lapangan (proses manufacturing)
Tujuan
Production tracking, yang dapat mengetahui status order
Production monitoring, yang mengarah pada machine efficiency.
Manfaat
Meningkatkan efisiensi hasil produksi, mencegah terjadinya
keterlambatan pengiriman, proses pengontrolan dapat dilakukan
secara real-time
Pengguna
Karyawan
Biaya
$418000
Dampak jika tertunda
Proses produksi tidak dapat dikontrol dengan baik dan tidak dapat
dilakukan real time, yang memungkinkan dapat terjadinya
keterlambatan pengiriman dan status order yang tidak jelas
(apakah sudah terpenuhi atau belum).
Divisi yang berhubungan
Sales & Marketing, Production, Administration B, Purchasing,
Technical Division, Engineering
(Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
Tabel 4.46 Perencanaan Proyek Material Variant Configuration (MVC)
Material Variant Configuration (MVC)
Deskripsi
Tujuan
Manfaat
Perusahaan berharap dengan diimplementasikannya project
tentang MVC ini maka akan lebih membantu konsumen dan sales
untuk mendefinisikan spesifikasi produk. Dan juga memastikan
bahwa produk tersebut dapat diproduksi dengan spesifikasi yang
diinginkan.
Memungkinkan konfigurasi produk berdasarkan karakteristik
yang bertolak belakang dengan kondisi sekarang yang
menggunakan unik Product ID untuk tiap produk yang berbeda,
Fleksibel dalam mengkonfigurasi spesifikasi material
secara‘order entry’,
Memastikan kepekaan terhadap konsep ‘order oriented’,
Memastikan barang benar
Menstandarisasi konfigurasi produk di APP.
Merupakan sistem konfigurasi penamaan material yang praktis
untuk industri yang mempunyai produk yang beraneka ragam
219
Mengurangi banyaknya nomor material dan menghindari
duplikasi material
Menstandarisasi konfigurasi produk di seluruh APP Mills
Mengurangi stok bebas yang ada di gudang
Meningkatkan penjualan
Meningkatkan akurasi, integritas dan kualitas dari informasi
Pengguna
Karyawan
Biaya
$448300
Dampak jika tertunda
Memungkinkan terjadinya duplikasi material, kesalahan keluar
barang karena karyawan terbiasa dengan material oriented
bukannya customer oriented
Divisi yang berhubungan
Sales&Marketing, Production, Purchasing, Administration B
(Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
Perencanaan TI untuk 4 tahun ke depan PT Pindo Deli Pulp and Paper
Mills:
Tabel 4.47 Perencanaan TI
Perencanaan TI
• Pengembangan sistem APP MES (Manufacturing Execution Systems) hingga
50%
Tahun 2
• Pengembangan sistem APP MES hingga 100%
• Pengembangan sistem MVC (Material Variant Configuration) hingga 50%
Tahun 3
• Pengembangan sistem MVC (Material Variant Configuration) hingga 100 %
Tahun 4
• Mengembangkan Modul SRM dengan pengadaan sistem JIT (Just In Time)
• Membangun sistem expert systems yang dapat mengumpulkan informasi lebih
detail mengenai potensi pelanggan danjuga meningkatkan pengambilan
keputusan yang lebih baik.
(Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills)
Tahun
Tahun 1
4.12.3 Prioritization
Prioritization yaitu menganalisa dampak bisnis pada inisiatif TI dan
memprioritaskannya berdasarkan strategic intention.
Berdasarkan tabel 4.48 dan 4.49, proyek yang akan diprioritaskan adalah
proyek yang memiliki resiko dan dampak yang bernilai besar. Proyek APP MES
(Manufacturing Execution Systems) akan lebih diprioritaskan karena lebih
sejalan dengan arahan strategi perusahaan dan juga memiliki peluang
keberhasilan yang lebih tinggi.
220
20
Penciptaan high value
product
Efisiensi proses
penyimpanan bahan baku
Fokus pada potensi
pelanggan
Optimalisasi pengaturan
barang
25
Business Value Scorecard untuk proyek
APP MES
A
Manajer TI
B
Manajer Sales & Marketing
C
Manajer Production
D
Manajer Purchasing
E
Manajer Engineering
F
Manajer Finance
G
Manajer Adm. B
H
Manajer Technical Div.
Total
Rata - Rata
Skor
25
Efisiensi jumlah 'trim loss
paper'
Tabel 4.48 Business Value Scorecard untuk APP MES
(Manufacturing Execution Systems)
15
15
5
5
5
5
5
5
5
5
40
5
125
4
4
3
2
3
4
2
4
26
3.25
81.25
4
3
2
4
3
3
2
3
24
3
60
4
4
4
3
2
4
3
3
27
3.375
50.625
4
2
3
3
3
4
3
3
25
3.125
46.875
364
20
Penciptaan high value
product
Efisiensi proses
penyimpanan bahan baku
Fokus pada potensi
pelanggan
Optimalisasi pengaturan
barang
25
Business Value Scorecard untuk Proyek
Material Variant Configuration (MVC)
A Manajer TI
B
Manajer Sales & Marketing
C
Manajer Production
D Manajer Purchasing
E
Manajer Finance
F
Manajer Adm. B
Total
Rata - Rata
Skor
25
Efisiensi jumlah 'trim loss
paper'
Tabel 4.49 Business Value Scorecard untuk MVC
(Material Variant Configuration)
15
15
3
3
4
4
4
2
20
2.5
62.5
3
5
5
3
3
3
22
2.75
68.75
5
5
5
3
3
3
24
3
60
2
4
5
4
4
2
21
2.625
39.375
5
4
5
4
4
4
26
3.25
48.75
279
221
4.13
Alignment
Dengan alignment, PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills dapat menganalisa
dampak bisnis dari aktivitas TI yang dilakukan dalam portfolio. Berikut pembahasan
alignment dari masing-masing portfolio.
4.13.1 Alignment Portfolio Aplikasi
Alignment yang perlu diperhatikan adalah alignment data aplikasi karena untuk
memudahkan para manajer dalam melihat keterkaitan aplikasi dengan arahan strategi
perusahaan. Data mengenai portfolio bidang SI/TI mengenai biaya untuk aplikasi
terbesar merupakan salah satu hal yang menjadi dasar dalam analisis alignment data bagi
perusahaan.
Tabel 4.50 Alignment Portfolio Aplikasi
15
Unweighted Total
Weighted Total
Nilai maks
Persentase
Nilai Sebenarnya
Optimalisasi pengaturan
barang
15
Fokus pada potensi
pelanggan
20
Efisiensi proses
penyimpanan bahan baku
Penciptaan high value
product
25
5
3.67
4.67
3.67
3.67
4.67
20.35
101.75
125
4.07%
5.49%
5
3.00
4.00
4.00
4.00
5.00
20.00
100
125
4.00%
5.40%
5
3.00
5.00
2.00
5.00
3.00
18.00
90
125
3.60%
4.86%
5
3.00
4.00
2.00
2.00
4.00
15.00
75
125
3.00%
4.05%
12
3.50
5.00
3.50
4.50
4.00
20.50
246
300
9.84%
13.28%
12
4.50
4.00
4.50
2.50
4.50
20.00
240
300
9.60%
12.95%
Weight
Aplikasi
Efisiensi jumlah 'trim loss
paper'
25
MMPro
Sistem Online
Timbangan
(SOT)
QC Online
HRPro
SAP Modul
Sales &
Distribution
SAP Modul
Material
Management
222
SAP Modul
Plant
Maintenance
SAP Modul
Finance &
Controlling
SAP Modul
Quality
Management
10
3.00
4.00
4.00
3.00
4.00
18.00
180
250
7.20%
9.72%
12
5.00
5.00
4.00
5.00
2.00
21.00
252
300
10.08%
13.60%
8
3.00
4.00
3.00
3.00
3.00
16.00
128
200
5.12%
6.91%
SAP Modul
Human
Resource
10
3.00
4.00
2.00
3.00
4.00
16.00
160
250
6.40%
8.64%
SAP Modul
Supplier
Relationship
Management
8
3.50
4.00
4.50
3.00
3.00
18.00
144
200
5.76%
7.77%
8
2.00
4.00
5.00
2.00
4.00
17.00
136
200
5.44%
7.34%
40.17
51.67
42.17
40.67
45.17
1004.25
1500
16.74%
1291.75
1500
21.53%
843.40
1200
14.06%
610.05
900
10.17%
677.55
900
11.29%
2500
74.11%
100%
6000
73.78%
22.68%
29.18%
19.05%
13.78%
15.30%
100%
SAP Modul
Project
Management
Unweighted
Total
Weighted
Total
Nilai maks
Persentase
Nilai
sebenarnya
Berikut ini keterangan tabel 4.50:
Kolom weighted total
Hasil dari kolom weighted total diperoleh dari perkalian antara kolom weight
dengan unweighted total.
Hasil dari Kolom weighted total yang horisontal diperoleh dari :
Untuk MMPro
(5 * 20,35) = 101,75
Untuk Sistem Online Timbangan (SOT)
Untuk QC Online
Untuk HRPro
(5 * 18) = 90
(5 * 15) = 75
(5 * 20) = 100
223
Untuk SAP Modul Sales & Distribution
(12 * 20,50) = 246
Untuk SAP Modul Material Management
(12 * 20) = 240
Untuk SAP Modul Plant Maintenance
(10 * 18) = 180
Untuk SAP Modul Finance & Controlling
(12 * 21) = 252
Untuk SAP Modul Quality Management
Untuk SAP Modul Human Resource
(8 * 16) = 128
(10 *16) = 160
Untuk SAP Modul Supplier Relationship Management
Untuk SAP Modul Project Management
(8 * 18) = 144
(8 * 17) = 136
Hasil dari Kolom weighted total yang vertikal diperoleh dari :
Untuk Efisiensi jumlah ‘trim loss paper’
Untuk Penciptaan high value product
(25 * 40,17) = 1004,25
(25 * 51,67) = 1291,75
Untuk Efisiensi proses penciptaan bahan baku
Untuk Fokus pada potensi pelanggan
Untuk Optimalisasi pengaturan barang
(20 * 42,17) = 843,40
(15 * 40,67) = 610,05
(15 * 45,17) = 677,55
Kolom Nilai Maks
Hasil dari Kolom Nilai maks yang horisontal diperoleh dari :
Nilai maks yang diperoleh dengan mengkalikan nilai total dari 5 arahan strategi
yang ada dengan nilai weight dari masing-masing aplikasi yaitu 25 dikali dengan
weight, dengan nilai maks total adalah 2500.
Hasil dari Kolom Nilai maks yang vertikal diperoleh dari :
224
Nilai maks yang diperoleh dengan mengkalikan nilai total dari 12 aplikasi yang
ada dengan nilai weight dari masing-masing arahan strategi yaitu 60 dikali
dengan weight, dengan nilai maks total adalah 6000.
Kolom persentase
Hasil dari Kolom persentase yang horisontal diperoleh dari :
Untuk MMPro
= ( 101,75 /2500 ) * 100% = 4,07%
Untuk Sistem Online Timbangan (SOT)
= ( 100/2500 ) * 100% = 4,00%
Untuk QC Online
= ( 90 /2500 ) * 100% = 3,60%
Untuk HRPro
= ( 75 /2500 ) * 100% = 3,00%
Untuk SAP Modul Sales & Distribution
= ( 246 /2500 ) * 100% = 9,84%
Untuk SAP Modul Material Management
= ( 240 /2500 ) * 100% = 9,60%
Untuk SAP Modul Plant Maintenance
= ( 180 /2500 ) * 100% = 7,20%
Untuk SAP Modul Finance & Controlling
= ( 252/2500 ) * 100% = 10,08%
Untuk SAP Modul Quality Management
= ( 128 /2500 ) * 100% = 5,12%
225
Untuk SAP Modul Human Resource
= ( 160 /2500 ) * 100% = 6,40%
Untuk SAP Modul Supplier Relationship Management
= ( 144 /2500 ) * 100% = 5,76%
Untuk SAP Modul Project Management
= ( 136 /2500 ) * 100% = 5,44%
Untuk total persentase yang horisontal sebesar 74,11%
Hasil dari Kolom persentase yang vertikal diperoleh dari :
Untuk Efisiensi jumlah ‘trim loss paper’
= ( 1004,25 /6000 ) * 100% = 16,74%
Untuk Penciptaan high value product
= ( 1291,75 /6000 ) * 100% = 21,53%
Untuk Efisiensi proses penciptaan bahan baku
= ( 843,40 /6000 ) * 100% = 14,06%
Untuk Fokus pada potensi pelanggan
= ( 610,05 /6000 ) * 100% = 10,17%
Untuk Optimalisasi pengaturan barang
= ( 677,55 /6000 ) * 100% = 11,29%
Untuk total persentase yang vertikal sebesar 73,78%
Kolom Nilai Sebenarnya
Hasil dari kolom nilai sebenarnya untuk horisontal diperoleh dari :
226
Untuk MMPro
= ( 100 / 74,11 ) * 4,07% = 5,49%
Untuk Sistem Online Timbangan (SOT)
= ( 100 / 74,11 ) * 4,00% = 5,40%
Untuk QC Online
= ( 100 / 74,11 ) * 3,60% = 4,86%
Untuk HRPro
= ( 100 / 74,11 ) * 3,00% = 4,05%
Untuk SAP Modul Sales & Distribution
= ( 100 / 74,11 ) * 9,84% = 13,28%
Untuk SAP Modul Material Management
= ( 100 / 74,11 ) * 9,60% = 12,95%
Untuk SAP Modul Plant Maintenance
= ( 100 / 74,11 ) * 7,20% = 9,72%
Untuk SAP Modul Finance & Controlling
= ( 100 / 74,11 ) * 10,08% = 13,60%
Untuk SAP Modul Quality Management
= ( 100 / 74,11 ) * 5,12% = 6,91%
Untuk SAP Modul Human Resource
= ( 100 / 74,11 ) * 6,40% = 8,64%
Untuk SAP Modul Supplier Relationship Management
= ( 100 / 74,11 ) * 5,76% = 7,77%
Untuk SAP Modul Project Management
= ( 100 / 74,11 ) * 5,44% = 7,34%
227
Hasil dari Kolom persentase yang vertikal diperoleh dari :
Untuk Efisiensi jumlah ‘trim loss paper’
= ( 100 / 73,78 ) * 16,74% = 22,68%
Untuk Penciptaan high value product
= ( 100 / 73,78 ) * 21,53% = 29,18%
Untuk Efisiensi proses penciptaan bahan baku
= ( 100 / 73,78 ) * 14,06% = 19,05%
Untuk Fokus pada potensi pelanggan
= ( 100 / 73,78 ) * 10,17% = 13,78%
Untuk Optimalisasi pengaturan barang
= ( 100 / 73,78 ) * 11,29% = 15,30%
Gap
Berdasarkan tabel 4.61 diperoleh gap horisontal dan gap vertikal yaitu:
o
Gap vertikal yaitu melihat hubungan yang terjadi antara seluruh aplikasi
dalam perusahaan terhadap masing-masing arahan strategi yang telah dibuat
pada saat awal penelitian. Secara umum persentase yang telah dicapai oleh
perusahaan memiliki penyelarasan yang cukup baik dengan persentase
73,78% dari keseluruhan 100 %. Berikut penjabaran keterkaitan aplikasi
terhadap strategi perusahaan:
• Aplikasi perusahaan terkait dengan arahan strategi efisiensi ’trim loss
paper’. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar
25 % ternyata baru mencapai 22,68 % saja nilai penyelarasannya.
228
• Aplikasi perusahaan terkait dengan arahan strategi penciptaan ’high value
product’. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan
sebesar 25 % ternyata sudah mencapai 29,18 % nilai penyelarasannya.
• Aplikasi perusahaan terkait dengan arahan strategi efisiensi proses
penyimpanan bahan baku. Yang awalnya memiliki persentase perhatian
perusahaan sebesar 20 % ternyata baru mencapai 19,05 % saja nilai
penyelarasannya.
• Aplikasi perusahaan terkait dengan arahan strategi fokus pada potensi
pelanggan. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan
sebesar 15 % ternyata baru mencapai 13,78 % saja nilai penyelarasannya.
• Aplikasi perusahaan terkait dengan arahan strategi optimalisasi
pengaturan barang. Yang awalnya memiliki persentase perhatian
perusahaan sebesar 15 % ternyata sudah mencapai 15,30 % nilai
penyelarasannya.
Untuk gap Vertikal yang terjadi ternyata aplikasi-aplikasi yang ada dalam
perusahaan lebih difokuskan pada arahan strategi penciptaan high value product dan
optimalisasi pengaturan barang dalam perusahaan.
o Gap horisontal yaitu hubungan yang terjadi pada masing-masing modul aplikasi
dalam perusahaan terhadap arahan strategi yang ada. Secara umum persentase
yang telah dicapai oleh perusahaan memiliki penyelarasan yang cukup baik
dengan persentase 74,11 % dari keseluruhan 100 %. Berikut penjabaran
keterkaitan aplikasi perusahaan dengan arahan strategi perusahaan:
229
• Aplikasi MMPro, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan
sebesar 5 %
ternyata
sebenarnya telah
mencapai 5,49
%
nilai
penyelarasannya.
• Aplikasi SOT, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan
sebesar 5 %
ternyata
sebenarnya telah
mencapai 5,40
%
nilai
penyelarasannya.
• Aplikasi QC Online, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan
sebesar 5 % ternyata sebenarnya baru mencapai
4,86 % nilai
penyelarasannya.
• Aplikasi HR Pro, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan
sebesar 5 % ternyata sebenarnya baru mencapai 4,05 % saja nilai
penyelarasannya.
• Aplikasi SAP Modul Sales & Distribution, yang awalnya memiliki
persentase perhatian perusahaan sebesar 12 % ternyata sebenarnya telah
mencapai 13,28 % nilai penyelarasannya.
• Aplikasi SAP Modul Material Management, yang awalnya memiliki
persentase perhatian perusahaan sebesar 12 % ternyata sebenarnya telah
mencapai 12,95 % saja nilai penyelarasannya.
• Aplikasi SAP Modul Plant Maintenance, yang awalnya memiliki persentase
perhatian perusahaan sebesar 10 % ternyata sebenarnya baru mencapai
9,72% nilai penyelarasannya.
230
• Aplikasi SAP Modul Finance & Controlling, yang awalnya memiliki
persentase perhatian perusahaan sebesar 12 % ternyata sebenarnya telah
mencapai 13,60 % nilai penyelarasannya.
• Aplikasi SAP Modul Quality Management, yang awalnya memiliki
persentase perhatian perusahaan sebesar 8 % ternyata sebenarnya baru
mencapai 6,91 % saja nilai penyelarasannya.
• Aplikasi SAP Modul Human Resource, yang awalnya memiliki persentase
perhatian perusahaan sebesar 10 % ternyata sebenarnya baru mencapai
8,64% saja nilai penyelarasannya.
• Aplikasi SAP Modul Supplier Relationship Management, yang awalnya
memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 8 % ternyata sebenarnya
telah mencapai 7,77 % nilai penyelarasannya.
• Aplikasi SAP Modul Project Management, yang awalnya memiliki
persentase perhatian perusahaan sebesar 8 % ternyata sebenarnya baru
mencapai 7,34 % nilai penyelarasannya.
Untuk gap horisontal, aplikasi QC Online, HRPro, SAP Modul Plant
Maintenance, SAP Modul Quality Management, SAP Modul Human Resource, SAP
Modul Supplier Relationship Management, dan SAP Modul Project Management
masih kurang optimal, karena nilai sebenarnya belum sesuai dengan yang
diharapkan.
231
4.13.2 Alignment Portfolio Infrastruktur
Alignment infrastruktur juga memungkinkan perusahaan dapat melihat
bagaimana keterkaitan investasi infrastruktur yang diadakan dengan arahan strategi
perusahaan.
Tabel 4.51 Alignment Portfolio Infrastruktur
Infrastruktur
Fokus pada potensi
pelanggan
Optimalisasi pengaturan
barang
Unweighted Total
Weighted Total
Nilai maks
Persentase
Nilai Sebenarnya
15
Efisiensi proses
penyimpanan bahan baku
15
Penciptaan high value
product
20
Efisiensi jumlah 'trim loss
paper'
25
Weight
25
Hardware
30
3.00
4.00
4.00
4.00
4.00
19
570
750
22.80%
31.49%
Network
Software
License
30
3.00
4.00
3.00
5.00
3.00
18
540
750
21.60%
29.83%
20
4.00
4.00
1.00
4.00
4.00
17
340
500
13.60%
18.78%
Server
Unweighted
Total
Weighted
Total
Nilai maks
Persentase
Nilai
sebenarnya
20
2.00
3.00
4.00
5.00
4.00
18
360
500
14.40%
19.89%
12
15
12
18
15
300
500
15.00%
375
500
18.75%
240
400
12.00%
270
300
13.50%
225
300
11.25%
2500
72.40%
100%
2000
70.50%
21.28%
26.60%
17.02%
19.15%
15.96%
100%
Berikut ini keterangan dari tabel 4.51 :
Gap
Berdasarkan tabel yang diatas diperoleh gap horisontal dan gap vertikal yaitu:
o
Gap vertikal yaitu melihat hubungan yang terjadi antara seluruh infrastruktur
dalam perusahaan terhadap masing-masing arahan strategi yang telah dibuat
pada saat awal penelitian. Secara umum persentase yang telah dicapai oleh
232
perusahaan memiliki penyelarasan yang cukup baik dengan persentase
70,50% dari keseluruhan 100 %. Berikut penjabaran keterkaitan infrastruktur
terhadap strategi perusahaan:
• Infrastruktur perusahaan terkait dengan arahan strategi efisiensi ’trim loss
paper’. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar
25 % ternyata baru mencapai 21,28 % nilai penyelarasannya.
• Infrastruktur perusahaan terkait dengan arahan strategi penciptaan ’high
value product’. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan
sebesar 25 % ternyata sudah mencapai 26,60 % nilai penyelarasannya.
• Infrastruktur perusahaan terkait dengan arahan strategi efisiensi proses
penyimpanan bahan baku. Yang awalnya memiliki persentase perhatian
perusahaan sebesar 20 % ternyata baru mencapai 17,02 % saja nilai
penyelarasannya.
• Infrastruktur perusahaan terkait dengan arahan strategi fokus pada potensi
pelanggan. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan
sebesar 15 % ternyata sudah mencapai 19,15 % nilai penyelarasannya.
• Infrastruktur perusahaan terkait dengan arahan strategi optimalisasi
pengaturan barang. Yang awalnya memiliki persentase perhatian
perusahaan sebesar 15 % ternyata sudah mencapai 15,96 % nilai
penyelarasannya.
233
Untuk gap vertikal yang terjadi ternyata infrastruktur belum dapat memenuhi
target perusahaan untuk efisiensi terhadap ’trim loss paper’ dan penyimpanan bahan
baku.
o Gap horisontal yaitu hubungan yang terjadi pada masing-masing infrastruktur
dalam perusahaan terhadap arahan strategi yang ada. Secara umum persentase
yang telah dicapai oleh perusahaan memiliki penyelarasan yang cukup baik
dengan persentase 72,40 % dari keseluruhan 100 % . Berikut penjabaran
keterkaitan infrastruktur perusahaan dengan arahan strategi perusahaan:
• Infrastruktur hardware, yang awalnya memiliki persentase perhatian
perusahaan sebesar 30 % ternyata sebenarnya telah mencapai 31,49 % nilai
penyelarasannya.
• Infrastruktur network, yang awalnya memiliki persentase perhatian
perusahaan sebesar 30 % ternyata baru mencapai 29,83 % nilai
penyelarasannya.
• Infrastruktur software license, yang awalnya memiliki persentase perhatian
perusahaan sebesar 20 % ternyata baru mencapai 18,78 % nilai
penyelarasannya.
• Infrastruktur server, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan
sebesar 20 % ternyata baru mencapai 14,40 % nilai penyelarasannya.
Untuk gap horisontal, hanya infrastruktur hardware saja yang sudah optimal
(31,49 %). Sedangkan untuk infrastruktur lainnya masih belum dapat memenuhi
target perusahaan.
234
4.13.3 Alignment Portfolio Manajemen
Tabel 4.52 Alignment Manajemen
Fokus pada potensi
pelanggan
Optimalisasi pengaturan
barang
Unweighted Total
Weighted Total
Nilai maks
Persentase
Nilai Sebenarnya
15
Efisiensi proses
penyimpanan bahan baku
15
Penciptaan high value
product
Bill of
Quantity
Training
Departemen
TI
Unweighted
Total
Weighted
Total
Nilai maks
Persentase
Nilai
sebenarnya
20
Efisiensi jumlah 'trim loss
paper'
Business
Intelligent
Warehouse
Budget
Material
Planning
25
Weight
Manajemen
25
25
4.00
4.00
5.00
4.00
4.00
21
525
625
21%
26.58%
25
3.00
5.00
4.00
4.00
4.00
20
500
625
20%
25.32%
25
3.00
5.00
4.00
3.00
3.00
18
450
625
18%
22.78%
25
4.00
4.00
4.00
4.00
4.00
20
500
625
20%
25.32%
14
18
17
15
15
350
500
17.50%
450
500
22.50%
340
400
17.00%
225
300
11.25%
225
300
11.25%
2500
79%
100%
2000
79.50%
22.01%
28.30%
21.38%
14.15%
14.15%
100%
Berikut ini keterangan dari tabel 4.52 :
Gap
Berdasarkan tabel yang diatas diperoleh gap horisontal dan gap vertikal yaitu:
o
Gap vertikal yaitu melihat hubungan yang terjadi antara
komponen
portfolio manajemen dalam perusahaan terhadap masing-masing arahan
strategi yang telah dibuat pada saat awal penelitian. Secara umum persentase
yang telah dicapai oleh perusahaan memiliki penyelarasan yang cukup baik
235
dengan persentase 74,25 % dari keseluruhan 100 %. Berikut penjabaran
keterkaitan manajemen terhadap strategi perusahaan:
• Manajemen perusahaan terkait dengan arahan strategi efisiensi ’trim loss
paper’. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar
25 % ternyata baru mencapai 21,89 % nilai penyelarasannya.
• Manajemen perusahaan terkait dengan arahan strategi penciptaan ’high
value product’. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan
sebesar 25 % ternyata sudah mencapai 28,62 % nilai penyelarasannya.
• Manajemen perusahaan terkait dengan arahan strategi efisiensi proses
penyimpanan bahan baku. Yang awalnya memiliki persentase perhatian
perusahaan sebesar 20 % ternyata sudah mencapai 20,20 % saja nilai
penyelarasannya.
• Manajemen perusahaan terkait dengan arahan strategi fokus pada potensi
pelanggan. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan
sebesar 15 % ternyata sudah mencapai 15,15 % nilai penyelarasannya.
• Manajemen perusahaan terkait dengan arahan strategi optimalisasi
pengaturan barang. Yang awalnya memiliki persentase perhatian
perusahaan sebesar 15 % ternyata baru mencapai 14,14 % saja nilai
penyelarasannya.
Untuk gap vertikal yang terjadi ternyata beberapa komponen dari portfolio
manajemen belum dapat memenuhi target perusahaan untuk efisiensi terhadap ’trim
loss paper’ dan optimalisasi pengaturan barang.
236
o Gap horisontal yaitu hubungan yang terjadi pada masing-masing manajemen
dalam perusahaan terhadap arahan strategi yang ada. Secara umum persentase
yang telah dicapai oleh perusahaan memiliki penyelarasan yang cukup baik
dengan persentase 74 % dari keseluruhan 100 %. Berikut penjabaran keterkaitan
komponen portfolio manajemen perusahaan dengan arahan strategi perusahaan:
• Business Intelligent Warehouse, yang awalnya memiliki persentase perhatian
perusahaan sebesar 25 % ternyata sebenarnya baru mencapai 21,62 % nilai
penyelarasannya.
• Budget Material Planning, yang awalnya memiliki persentase perhatian
perusahaan sebesar 25 % ternyata sudah mencapai 27,03 % nilai
penyelarasannya.
• Bill of Quantity, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan
sebesar 25 % ternyata baru mencapai 24,32 % nilai penyelarasannya.
• Training Departemen TI, yang awalnya memiliki persentase perhatian
perusahaan sebesar 25 % ternyata sudah mencapai 27,03 % nilai
penyelarasannya.
Untuk gap horisontal, hanya Budget Material Planning dan Training Departemen
TI saja yang sudah memenuhi target perusahaan.
237
4.13.4 Alignment Portfolio Service
Tabel 4.53 Alignment Portfolio Service
Fokus pada potensi
pelanggan
Optimalisasi pengaturan
barang
Unweighted Total
Weighted Total
Nilai maks
Persentase
Nilai Sebenarnya
15
Efisiensi proses
penyimpanan bahan baku
15
Penciptaan high value
product
Business
Application
Support
Unweighted
Total
Weighted
Total
Nilai maks
Persentase
Nilai
sebenarnya
20
Efisiensi jumlah 'trim loss
paper'
Hardware
Maintenance
User Call
Center
Network
Monitoring
25
Weight
Service
25
25
3.00
4.00
4.00
4.00
4.00
19
475
625
19.00%
23.99%
25
5.00
5.00
4.00
5.00
4.00
23
575
625
23.00%
29.04%
20
3.00
4.00
3.00
5.00
3.00
18
360
500
14.40%
18.18%
30
5.00
4.00
3.00
3.00
4.00
19
570
750
22.80%
28.79%
100
16
17
14
17
15
400
500
20.00%
425
500
21.25%
280
400
14.00%
255
300
12.75%
225
300
11.25%
2500
79.20%
100%
2000
79.25%
25.24%
26.81%
17.67%
16.09%
14.20%
100%
Berikut ini keterangan dari tabel 4.53 :
Gap
Berdasarkan tabel yang diatas diperoleh gap horisontal dan gap vertikal yaitu:
o
Gap vertikal yaitu melihat hubungan yang terjadi antara service dalam
perusahaan terhadap masing-masing arahan strategi yang telah dibuat pada
saat awal penelitian. Secara umum persentase yang telah dicapai oleh
perusahaan memiliki penyelarasan yang cukup baik dengan persentase
238
74,25% dari keseluruhan 100 %. Berikut penjabaran keterkaitan service
terhadap strategi perusahaan:
• Service perusahaan terkait dengan arahan strategi efisiensi ’trim loss
paper’. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar
25 % ternyata sudah mencapai 21,89 % nilai penyelarasannya.
• Service perusahaan terkait dengan arahan strategi penciptaan ’high value
product’. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan
sebesar 25 % ternyata sudah mencapai 26,81 % nilai penyelarasannya.
• Service perusahaan terkait dengan arahan strategi efisiensi proses
penyimpanan bahan baku. Yang awalnya memiliki persentase perhatian
perusahaan sebesar 20 % ternyata baru mencapai 17,67 % saja nilai
penyelarasannya.
• Service perusahaan terkait dengan arahan strategi fokus pada potensi
pelanggan. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan
sebesar 15 % ternyata sudah mencapai 16,09 % nilai penyelarasannya.
• Service perusahaan terkait dengan arahan strategi optimalisasi pengaturan
barang. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar
15 % ternyata baru mencapai 14,20 % saja nilai penyelarasannya.
Untuk gap vertikal yang terjadi ternyata beberapa service belum dapat memenuhi
target perusahaan untuk efisiensi terhadap proses penyimpanan bahan baku dan
optimalisasi pengaturan barang.
239
o Gap horisontal yaitu hubungan yang terjadi pada service yang diberikan
perusahaan terhadap arahan strategi yang ada. Secara umum persentase yang
telah dicapai oleh perusahaan memiliki penyelarasan yang cukup baik dengan
persentase 79,20 % dari keseluruhan 100 %. Berikut penjabaran keterkaitan
service perusahaan dengan arahan strategi perusahaan:
• Hardware Maintenance, yang awalnya memiliki persentase perhatian
perusahaan sebesar 25 % ternyata sebenarnya baru mencapai 23,99 % nilai
penyelarasannya.
• User Call Center, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan
sebesar 25 % ternyata sudah mencapai 29,04 % nilai penyelarasannya.
• Network
Monitoring,
yang
awalnya
memiliki
persentase
perhatian
perusahaan sebesar 20 % ternyata baru mencapai 18,18 % nilai
penyelarasannya.
• Manajemen Training Departemen TI, yang awalnya memiliki persentase
perhatian perusahaan sebesar 30 % ternyata baru mencapai 28,79 % nilai
penyelarasannya.
Untuk gap horisontal, hanya User Call Center saja yang sudah memenuhi target
perusahaan. Untuk service lainnya masing belum optimal.
4.14 Analisis Persentase Biaya
Persentase biaya dapat dilihat pada diagram-diagram berikut ini.
240
4.14.1 Persentase Total Biaya Portfolio Lights-On
Perbandingan Total Biaya Portfolio Lights-On
Service,
Management,
138518.73,
96034.48,
3%
2%
Infrastruktur,
1440288.13,
29%
Aplikasi,
3333916.63,
66%
Aplikasi
Infrastruktur
Management
Service
Gambar 4.15 Perbandingan Total Biaya Lights-On
Berdasarkan gambar 4.15 , dapat dilihat bahwa biaya yang dikeluarkan untuk
aplikasi merupakan biaya terbesar dari total biaya portfolio lights-on yakni memiliki
persentase 66% dengan total biaya sebesar $3333916,63. Hal ini adalah dipicu karena
penggunaan aplikasi SAP dimana biaya yang dikeluarkan untuk aplikasi tersebut sangat
besar nilainya. Infrastruktur juga memiliki biaya terbesar kedua dalam portfolio lightson dengan persentase 29% dan total biaya yang dikeluarkan sebesar $1440288,13.
Setelah itu, ada service yang memiliki persentase 3% dan total biaya sebesar
$138518,73. Dan untuk biaya yang paling kecil merupakan biaya manajemen dimana
persentasenya hanya 2% dari keseluruhan portfolio lights-on dan biaya yang dikeluarkan
sebesar $96034,48.
241
4.14.2 Persentase Biaya Portfolio Aplikasi
Total Persentase Biaya Aplikasi ($)
MMPro, 18759.65,
1%
SAP Project Management,
226335,
6%
SOT, 9488.41,
1%
QC Online, 6983.63,
1%
HR Pro, 8353.48,
1%
SAP Sales and Distribution,
542617.20,
15%
SAP Supplier Relationship
Management, 271110.15,
8%
SAP Human Resource,
269766.15,
8%
SAP Material Management,
656499.62,
20%
MMPro
SAP Quality Management,
300371.57,
9%
SOT
QC Online
HR Pro
SAP Sales and Distribution
SAP Material Management
SAP Plant Maintenance
SAP Finance and Controlling
SAP Quality Management
SAP Finance and
Controlling, 661875.62,
20%
SAP Plant Maintenance,
361756.62,
10%
SAP Human Resource
SAP Supplier Relationship Management
SAP Project Management
Gambar 4.16 Persentase Biaya Portfolio Aplikasi
Berdasarkan gambar 4.16 , kita dapat melihat perbedaan yang cukup signifikan
antara aplikasi 8 modul SAP dengan 4 aplikasi lainnya yang dibangun sendiri oleh
Departemen TI PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Persentase biaya aplikasi terbesar
yakni SAP Modul Finance & Controlling dengan biaya $661875,62 atau 20%. Biaya
kedua terbesar yakni SAP Modul Material Management dengan biaya sebesar
$656449,62 atau 20%. SAP Modul Sales & Distribution juga mengeluarkan biaya yang
cukup besar yakni $542617,20 dengan persentase 15%. SAP Plant Maintenance
memiliki persentase biaya 10% dengan biaya sebesar $361756,62. Sedangkan biaya
untuk SAP Modul Quality Management sebesar $300371,57 (9%). SAP Modul Human
Resource memiliki biaya $269766,15 (8%) dan Supplier Relationship Management
242
memiliki persentase biaya 8% dengan biaya sebesar $271110,15. Dan untuk Modul SAP
dengan biaya terkecil yakni SAP Modul Project Management dengan biaya sebesar
$226335 atau dengan persentase 6%. Untuk aplikasi MMPro ($18759,65), SOT
($9488,41), QC Online ($6983,63) dan HRPro ($8353,48), memiliki perbandingan yang
sangat kecil yakni 1% bila dibandingkan dengan aplikasi SAP lainnya.
4.14.3 Persentase Biaya Portfolio Infrastruktur
Total Persentase Biaya Infrastruktur ($)
Software License,
228400,
16%
Server,
65314.85,
5%
Hardware,
768250,
53%
Network,
378323.28,
26%
Hardw are
Netw ork
Softw are License
Server
Gambar 4.17 Persentase Biaya Portfolio Infrastruktur
Berdasarkan gambar 4.17 , hardware menghabiskan biaya yang paling besar
dengan persentase 53% sebesar $768250. Biaya terbesar kedua dikeluarkan dari
segi network dengan biaya $378323,28 atau dengan persentase sebesar 26%.
Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk software license sebesar $228400 atau
243
persentase sebesar 16%. Dan biaya yang paling kecil dalam portfolio infrastruktur
adalah server dengan biaya sebesar $65341,85 (5%).
4.14.4 Persentase Biaya Portfolio Manajemen
Total Persentase Biaya Manajemen ($)
Business Intelligent
Warehouse,
18794.97, 20%
Training Departemen
TI, 51820,
53%
Budget
MaterialPlanning,
18002.7,
19%
Business Intelligent Warehouse
Budget Material Planning
Bill of Quantity,
7416.81,
8%
Bill of Quantity
Training Departemen TI
Gambar 4.18 Persentase Biaya Portfolio Manajemen
Berdasarkan gambar 4.18, biaya untuk Training Departemen TI merupakan
biaya paling besar dalam portfolio manajemen dengan total biaya sebesar $51820
(53%). Biaya terbesar kedua yakni Business Intelligent Warehouse dengan biaya
yang dikeluarkan sebesar $18749,97 (20%). Budget Material Planning memiliki
biaya sebesar $18002,7 (19%). Dan biaya terkecil yakni pada dan Bill of Quantity
dengan biaya $7416,81 (8%).
244
4.14.5 Persentase Biaya Portfolio Service
Total Persentase Biaya Service ($)
Business Application
Support,
28108,
20%
Hardware Maintenance,
38440,
28%
User Call Center,
3530.73,
3%
Hardw are Maintenance
Network Monitoring,
68440,
49%
User Call Center
Netw ork Monitoring
Business Application Support
Gambar 4.19 Persentase Biaya Portfolio Service
Berdasarkan gambar 4.19, Network Monitoring merupakan portfolio
service yang mengeluarkan biaya paling besar senilai $68440 atau persentase 49%.
Sedangkan biaya terbesar kedua yakni Hardware Maintenance dengan biaya
$38440 (28%). Kemudian biaya terkecil kedua Business Application Support yakni
dengan biaya $28108 (20%) dan biaya terkecil yang dikeluarkan adalah User Call
Center dengan biaya $3530,73 atau 3% dari total biaya service keseluruhan.
245
4.15 Persentase Nilai Penyelarasan Strategi
Persentase Nilai Penyelarasan Strategi
Business Application Support,
3.90, 4%
MMPro, 4.07, 5%
Sistem Online Timbangan
(SOT), 3.90, 4%
Network Monitoring, 3.55, 4%
QC Online, 3.60, 4%
User Call Center, 4.65, 5%
HRPro, 3.05, 3%
Hardware Maintenance, 3.75,
4%
SAP Modul Sales &
Distribution, 4.10, 5%
Training Departemen TI, 4.00,
4%
SAP Modul Material
Management, 4.08, 5%
Budget Material Planning, 3.70,
4%
SAP Modul Plant Maintenance,
3.60, 4%
Bill of Quantity, 4.00, 4%
SAP Modul Finance &
Controlling, 4.35, 5%
Business Intelligent
Warehouse, 4.20, 5%
SAP Modul Quality
Management, 3.25, 4%
SAP Modul Human Resource,
3.20, 4%
Server, 3.40, 4%
Network, 3.40, 4%
Software License, 3.55, 4%
Hardware, 3.75, 4%
MMPro
HRPro
SAP Modul Plant Maintenance
SAP Modul Human Resource
Hardw are
Server
Budget Material Planning
User Call Center
SAP Modul Project
Management, 3.40, 4%
Sistem Online Timbangan (SOT)
SAP Modul Sales & Distribution
SAP Modul Finance & Controlling
SAP Modul Supplier Relationship Management
Softw are License
Business Intelligent Warehouse
Training Departemen TI
Netw ork Monitoring
SAP Modul Supplier
Relationship Management,
3.68, 4%
QC Online
SAP Modul Material Management
SAP Modul Quality Management
SAP Modul Project Management
Netw ork
Bill of Quantity
Hardw are Maintenance
Business Application Support
Gambar 4.20 Persentase Nilai Penyelarasan Strategi
Berdasarkan gambar 4.20, dapat dilihat nilai penyelarasan tertinggi terdapat pada
User Call Center dengan nilai penyelarasan sebesar 4,65. Sedangkan nilai penyelarasan
terkecil terdapat pada aplikasi HRPro dengan nilai penyelarasan sebesar 3,05. Berikut
rincian nilai penyelarasan portfolio lights-on.
• User Call Center memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 4,65.
• SAP Modul Finance & Controlling memiliki nilai penyelarasan strategi 4,35.
• Business Intelligent Warehouse memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 4,20.
• SAP Modul Sales & Distribution memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 4,10.
246
• SAP Modul Material Management memiliki nilai penyelarasan strategi 4,08.
• MMPro memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 4,07.
• Budget Material Planning memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 4,00.
• Training Departemen TI memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 4,00.
• SOT memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,90.
• Business Application Support memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,90.
• Hardware memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,75.
• Hardware Maintenance memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,75.
• Bill of Quantity memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,70.
• SAP Modul Supplier Relationship Management memiliki nilai penyelarasan strategi
sebesar 3,68.
• QC Online memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,60.
• SAP Modul Plant Maintenance memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,60.
• Network memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,55.
• Network Monitoring memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,55.
• SAP Modul Project Management memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,40.
• Software License memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,40.
• Server memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,40.
• SAP Modul Quality Management memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,25.
• SAP Modul Human Resource memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,20.
• HRPro memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,05.
247
4.16 Analisis Hubungan Nilai Penyelarasan Strategis dan Kualitas
4.16.1 Diagram Hubungan Nilai Penyelarasan Strategis dengan Kualitas pada
Aplikasi
Hubungan Penyelarasan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada Aplikasi
4.70
SAP Modul Sales &
Distribution, 542617.20
4.50
Penyelarasan
4.10
MMPro, 18759.65
SOT, 9488.41
3.90
MMPro
SAP Modul Supplier
Relationship Management,
271110.15
3.70
3.50
2.90
SAP Modul Plant
Maintenance, 361756.15
QC Online,
23150.76
SAP Modul Quality
Management, 300371.57
2.70
2.90
HRPro
SAP Modul Sales & Distribution
SAP Modul Material Management
SAP Modul Project
Management, 226335.00
3.30
3.10
SAP Modul Finance &
Controlling, 661875.62
SAP Modul Material
Management, 656499.62
4.30
SAP Modul Plant Maintenance
SAP Modul Finance & Controlling
SAP Modul Quality Management
SAP Modul Human Resource,
269766.15
HRPro, 8353.48
SAP Modul Human Resource
SAP Modul Supplier Relationship Management
SAP Modul Project Management
3.10
3.30
3.50
3.70
3.90
4.10
4.30
4.50
4.70
Kualitas
SOT
QC Online
Gambar 4.21 Hubungan Penyelarasan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada Aplikasi
Berdasarkan diagram diatas kita dapat melihat bahwa hubungan kualitas dengan
nilai penyelarasan terhadap biaya aplikasi diatas, maka :
•
Aplikasi
MMPro
termasuk
dalam
kategori
”Ditingkatkan
hanya
jika
Dibutuhkan”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 4,07 dan nilai kualitas
sebesar 3,49.
•
Aplikasi SOT termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki
nilai penyelarasan sebesar 3,90 dan nilai kualitas sebesar 4,24.
•
Aplikasi QC Online termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena
memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,6 dan nilai kualitas sebesar 3,67.
248
•
Aplikasi HRPro termasuk dalam kategori ”Tidak kritis, Stabil”, karena memiliki
nilai penyelarasan sebesar 3,05 dan nilai kualitas sebesar 4,46.
•
Aplikasi SAP Modul Sales & Distribution termasuk dalam kategori
”Memuaskan, Terkendali”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 4,10 dan
nilai kualitas sebesar 4,04.
•
Aplikasi SAP Modul Material Management termasuk dalam kategori
”Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan”, karena memiliki nilai penyelarasan
sebesar 4,08 dan nilai kualitas sebesar 3,81.
•
Aplikasi SAP Modul Plant Maintenance termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis,
Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,60 dan nilai kualitas
sebesar 4,04.
•
Aplikasi SAP Modul Finance & Controlling termasuk dalam kategori
”Memuaskan, Terkendali”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 4,35 dan
nilai kualitas sebesar 4,27.
•
Aplikasi SAP Modul Quality Management termasuk dalam kategori ”Tidak
Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,25 dan nilai kualitas
sebesar 3,15.
•
Aplikasi SAP Modul Human Resource termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis,
Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,20 dan nilai kualitas
sebesar 3,58.
•
Aplikasi SAP Modul Supplier Relationship Management termasuk dalam
kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,68
dan nilai kualitas sebesar 3,60.
249
•
Aplikasi SAP Modul Project Management termasuk dalam kategori ”Tidak
Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,40 dan nilai kualitas
sebesar 3,98.
4.16.2 Diagram Hubungan Nilai Penyelarasan Strategis dengan Kualitas pada
Infrastruktur
Hubungan Penyelarasan dengan Kualitas (terhadap Biaya)
pada Infrastruktur
4.50
Hardw are, 768250
Penyelarasan
4.00
Netw ork, 378323.28
Hardw are
3.50
3.00
Netw ork
Softw are License,
228400
Server, 65314.85
Softw are License
Server
2.50
2.00
3.70
3.80
3.90
4.00
4.10
4.20
4.30
4.40
4.50
Kualitas
Gambar 4.22 Hubungan Penyelarasan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada
Infrastruktur
Berdasarkan diagram diatas kita dapat melihat bahwa hubungan kualitas dengan
nilai penyelarasan terhadap biaya infrastruktur diatas, maka :
•
Infrastruktur Hardware termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena
memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,75 dan nilai kualitas sebesar 3,95.
•
Infrastruktur Network termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena
memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,55 dan nilai kualitas sebesar 4,30.
250
•
Infrastruktur Software License termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”,
karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,40 dan nilai kualitas sebesar 3,98.
•
Infrastruktur Server termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena
memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,40 dan nilai kualitas sebesar 4,05.
4.16.3 Diagram Hubungan Nilai Penyelarasan Strategis dengan Kualitas pada
Manajemen
Hubungan Penyelarasan dengan Kualitas (terhadap
Biaya) pada Manajemen
4.50
Business Intelligent
Warehouse, 18794.97
Penyelarasan
4.20
3.90
Budget Material
Planning, 18002.7
Business Intelligent Warehouse
Bill of Quantity
Training Departemen
TI, 51820
3.60
Training Departemen TI
Bill of Quantity,
7416.81
Budget Material Planning
3.30
3.00
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
Kualitas
Gambar 4.23 Hubungan Penyelarasan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada
Manajemen
Berdasarkan diagram diatas kita dapat melihat bahwa hubungan kualitas dengan
nilai penyelarasan terhadap biaya manajemen diatas, maka :
251
•
Business Intelligent Warehouse termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya
jika Dibutuhkan”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 4,20 dan nilai
kualitas sebesar 3,32.
•
Budget Material Planning termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya jika
dibutuhkan”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 4,00 dan nilai kualitas
sebesar 3,40.
•
Bill of Quantity termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki
nilai penyelarasan sebesar 3,70 dan nilai kualitas sebesar 3,08.
•
Training Departemen TI termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya jika
dibutuhkan”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 4,00 dan nilai kualitas
sebesar 3,70.
4.16.4 Diagram Hubungan Nilai Penyelarasan Strategis dengan Kualitas pada
Service
Berdasarkan gambar 4.24 kita dapat melihat bahwa hubungan kualitas
dengan nilai penyelarasan terhadap biaya service diatas, maka :
•
Hardware Maintenance termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena
memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,75 dan nilai kualitas sebesar 4,03.
•
User Call Center termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya jika
dibutuhkan”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 4,65 dan nilai kualitas
sebesar 3,80.
•
Network Monitoring termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena
memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,55 dan nilai kualitas sebesar 4,22.
252
•
Business Application Support termasuk dalam kategori ” Tidak Kritis, Stabil”,
karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,90 dan nilai kualitas sebesar 4,01.
Hubungan Penyelarasan dengan Kualitas
(terhadap Biaya) pada Service
User Call Center,
3530.73
Penyelarasan
4.60
4.10
Business Application
Support, 28108
Netw ork Monitoring,
68440
Hardw are Maintenance
3.60
Hardw are
Maintenance, 38440
User Call Center
Netw ork Monitoring
Business Application Support
3.10
3.60
3.80
4.00
4.20
4.40
Kualitas
Gambar 4.24 Hubungan Penyelarasan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada Service
4.16.5 Strategi Investasi Berdasarkan Hubungan Penyelarasan dan Kualitas
Strategi Investasi Portfolio Lights-On
berdasarkan Nilai Penyelarasan dan Kualitas
3500000
3000000
2500000
2000000
1500000
1000000
Biaya dalam dolar
500000
0
Biaya dalam dolar
Diabaikan
Krisis
Tidak Kritis,
Stabil
Ditingkatkan
hanya jika
dibutuhkan
Memuaskan,
Terkendali
0
0
3036857.48
767407.67
1204492.82
Gambar 4.25 Strategi Investasi Total berdasarkan Nilai Penyelarasan dan Kualitas
terhadap biaya
253
Gambar 4.25 menunjukkan bahwa portfolio lights-on perusahaan rata-rata
berada pada kategori “Tidak Kritis, Stabil” berdasarkan hubungan penyelarasan dan
kualitasnya.
Berikut perincian total biaya berdasarkan nilai penyelarasan dan kualitas:
Untuk kategori “Memuaskan, Terkendali”, memiliki total biaya sebesar
$1204492,82 yang terdiri dari SAP Modul Sales & Distribution dan SAP
Modul Finance & Controlling.
Untuk kategori “Ditingkatkan hanya jika dibutuhkan”, memiliki total biaya
sebesar $767407,87 yang terdiri dari aplikasi MMPro, SAP Modul Material
Management, Business Intelligent Warehouse, Budget Material Planning,
Training Departemen TI dan User Call Center.
Untuk kategori “Tidak Kritis, Stabil” memiliki total biaya yang paling besar
yakni $3036857,48 yang terdiri dari SOT, QC Online, HRPro, SAP Modul
Plant Maintenance, SAP Modul Quality Management, SAP Modul Human
Resource, SAP Modul Supplier Relationship Management, SAP Modul
Project Management, Hardware, Network, Software License, Server, Bill of
Quantity, Hardware Maintenance,
Application Support.
Untuk kategori “Krisis” tidak ada.
Untuk kategori “Diabaikan” tidak ada.
Network Monitoring, dan Business
254
Strategi Investasi Portfolio Lights-On berdasarkan Nilai Penyelarasan
dan Kualitas
900000.00
768250
800000.00
700000.00
Biaya
600000.00
500000.00
361756.15
271110.15
300371.57
269766.15
400000.00
300000.00
378323.28
226335
228400
200000.00
or
t
g
Su
pp
rin
to
on
i
io
n
at
ic
pl
Ap
M
tw
or
k
ai
Ne
ar
e
ss
ne
si
Bu
M
P
SA
28108
M
nt
e
na
nc
nt
e
ity
r
ve
Qu
a
Se
r
of
ll
Bi
Ha
od
ul
M
P
rd
w
ag
an
tM
Pr
oj
ec
em
en
t
Ha
rd
w
ar
e
Ne
So
tw
ftw
or
k
ar
e
Li
ce
ns
e
e
SR
M
ur
c
M
od
ul
so
an
m
M
lit
y
od
ul
ua
od
ul
Q
SA
M
P
SA
Re
ag
an
ai
an
tM
Pl
od
ul
M
P
SA
P
e
na
nt
e
C
Q
SA
em
en
t
nc
e
HR
On
l
in
SO
7416.81 38440
8353.48
Hu
6983.63
Pr
o
9488.41
T
0.00
68440
65314.85
100000.00
Biaya dalam dolar
Tidak Kritis, Stabil
Gambar 4.26 Strategi Investasi Stabil Berdasarkan Penyelarasan dan Kualitas
Dari gambar 4.26, dapat disimpulkan bahwa biaya aplikasi, infrastruktur, service,
manajemen berdasarkan strategi hubungan penyelarasan dan kualitas bersifat tidak
kritis, stabil yang memiliki biaya terbesar adalah Hardware yakni $768250, sedangkan
yang memerlukan biaya paling rendah yaitu QC Online dengan biaya $6983,63.
Keadaan yang stabil berdasarkan nilai penyelarasan dan kualitas menunjukkan
perusahan perlu mengeluarkan uang sekecil mungkin untuk perawatan dan peningkatan.
255
Strategi Investasi Berdasarkan Nilai Penyelarasan
dan Kualitas
656499.62
700000.00
600000.00
Biaya
500000.00
Biaya dalam dolar
400000.00
300000.00
200000.00
100000.00
18759.65
18794.97 18002.7
51820
3530.73
ll i
en
ge
t
nt
B
W
ud
ar
eh
ge
ou
tM
se
at
er
ia
Tr
lP
ai
la
ni
nn
ng
in
g
De
pa
rt
em
en
U
TI
se
rC
al
lC
en
te
r
an
ag
em
In
te
s
us
in
es
B
SA
P
M
od
ul
M
at
e
ria
l_
M
M
M
Pr
o
0.00
Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan
Gambar 4.27 Strategi Investasi Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan Berdasarkan
Penyelarasan dan Kualitas
Pada strategi investasi “Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan” berdasarkan
hubungan penyelarasan dan kualitas, SAP Modul Material Management memiliki total
biaya yang paling besar yakni $656499,62 dan biaya terendah dikaluarkan untuk aplikasi
User Call Center dengan biaya $3530,73. Keadaan yang ditingkatkan hanya jika
dibutuhkan berdasarkan nilai penyelarasan dan kualitas menunjukkan bahwa perusahaan
walaupun tingkat ketergantungannya tinggi, akan tetapi kualitasnya biasa saja.
Pengeluaran uang yang dikeluarkan perusahaan hanya untuk jika darurat ataupun
sumber daya yang ada telah habis.
256
Strategi Investasi Berdasarkan Nilai Penyelarasan
dan Kualitas
800000.00
Biaya
600000.00
661875.62
542617.20
Biaya dalam dolar
400000.00
200000.00
0.00
SAP Modul Sales &
Distribution
SAP Modul Finance &
Controlling
Memuaskan, Terkendali
Gambar 4.28 Strategi Investasi Memuaskan, Terkendali
Berdasarkan Penyelarasan dan Kualitas
Pada strategi investasi kategori “Memuaskan, Terkendali”, SAP Modul Finance
& Controlling memiliki biaya terbesar yakni $661875,62 dan SAP Modul Sales &
Distribution memiliki biaya sebesar $542617,20. Keadaan yang memusakan dan
terkendali menunjukkan bahwa perusahaan perlu mengontrol aplikasi untuk menjaga
kualitas. Pengeluaran uang untuk mempertahankan tingkat kualitas, namun investasi
baru sepertinya tidak dibutuhkan.
Tabel 4.54 Keterangan Hubungan Penyelarasan dan Kualitas Aplikasi TI Berjalan
Kategori Investasi
Diabaikan
Penyelarasan rendah
Strategi Investasi
Aplikasi sebaiknya diabaikan
Krisis
Penyelarasan tinggi (4,5) dan Kualitas
hanya 2 atau kurang
Tidak kritis, Stabil
Penyelarasan sedang (3)
Peningkatan hanya jika dibutuhkan
Penyelarasan tinggi (4,5) dan kualitas
sedang (3)
Memuaskan, Terkendali
Penyelarasan tinggi (4,5)
Kualitas tinggi (4,5)
Aplikasi adalah kandidat investasi untuk
meningkatkan kualitas, terutama aplikasi dengan
penyelarasan yang tinggi.
Mengeluarkan uang sekecil mungkin untuk
perawatan dan peningkatan.
Walaupun penyelarasan tinggi, kualitasnya biasa
saja. Pengeluaran uang hanya jika darurat atau
bila sumber daya habis.
Mengontrol aplikasi untuk menjaga kualitas.
Pengeluaran uang untuk mempertahankan
tingkat kualitas, namun investasi baru sepertinya
tidak dibutuhkan.
257
4.17 Persentase Tingkat Ketergantungan
Persentase Tingkat Ketergantungan
MMPro, 4.08, 4%
Business Application Support,
4.43, 4%
Sistem Online Timbangan (SOT),
4.32, 4%
Netw ork Monitoring, 4.73, 5%
QC Online, 3.55, 3%
User Call Center, 4.25, 4%
HRPro, 4.50, 4%
Hardw are Maintenance, 4.66, 5%
SAP Modul Sales & Distribution,
4.55, 4%
Training Departemen TI, 4.36, 4%
SAP Modul Material Management,
4.20, 4%
Budget Material Planning, 3.30, 3%
SAP Modul Plant Maintenance,
4.32, 4%
Bill of Quantity, 3.70, 4%
SAP Modul Finance & Controlling,
4.54, 4%
Business Intelligent Warehouse,
4.00, 4%
SAP Modul Quality Management,
3.20, 3%
Server, 4.61, 5%
SAP Modul Human Resource,
4.21, 4%
Netw ork, 4.68, 5%
Softw are License, 4.77, 5%
Hardw are, 4.66, 5%
SAP Modul Supplier Relationship
Management, 3.85, 4%
SAP Modul Project Management,
4.10, 4%
MMPro
HRPro
SAP Modul Plant Maintenance
SAP Modul Human Resource
Hardw are
Server
Budget Material Planning
User Call Center
Sistem Online Timbangan (SOT)
SAP Modul Sales & Distribution
SAP Modul Finance & Controlling
SAP Modul Supplier Relationship Management
Softw are License
Business Intelligent Warehouse
Training Departemen TI
Netw ork Monitoring
QC Online
SAP Modul Material Management
SAP Modul Quality Management
SAP Modul Project Management
Netw ork
Bill of Quantity
Hardw are Maintenance
Business Application Support
Gambar 4.29 Persentase Tingkat Ketergantungan
Berdasarkan gambar 4.29, kita dapat melihat bahwa SAP Modul Quality
Management memiliki tingkat ketergantungan terendah yakni 3,2. Sedangkan tingkat
ketergantungan tertinggi terletak pada Software License dengan ketergantungan sebesar
4,77. Berikut ini perincian nilai ketergantungan:
• Software License memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,77
• Network Monitoring memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,73
• Network memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,68
• Hardware memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,66
• Hardware Maintenance memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,66
• Server memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,61
258
• SAP Modul Sales & Distribution memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,55
• SAP Modul Finance & Controlling memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,54
• HRPro memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,50
• Business Application Support memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,43
• Training Departemen TI memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,36
• SAP Modul Plant Maintenance memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,32
• SOT memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,32
• User Call Center memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,25
• SAP Modul Human Resource memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,21
• SAP Modul Material Management memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,20
• SAP Modul Project Management memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,10
• MMPro memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,08
• Business Intelligent Warehouse memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,00
• SAP Modul Supplier Relationship Management memiliki nilai ketergantungan
sebesar 3,85
• Bill of Quantity memiliki nilai ketergantungan sebesar 3,70
• QC Online memiliki nilai ketergantungan sebesar 3,55
• Budget Material Planning memiliki nilai ketergantungan sebesar 3,30
• SAP Modul Quality Management memiliki nilai ketergantungan sebesar 3,20
4.18 Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas terhadap Biaya
4.18.1 Diagram Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap biaya)
pada Aplikasi
259
Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada Aplikasi
4.80
SAP Modul Sales & Distribution,
542617.20
4.60
SAP Modul Finance &
Controlling, 661875.62
SAP Modul Material
Management, 656499.62
HRPro, 8353.48
Ketergantungan
4.40
4.20
SAP Modul Human Resource,
269766.15
SOT, 9488.41
SAP Modul Plant Maintenance,
361756.15
MMPro, 18759.65
4.00
SAP Modul Project
Management, 226335.00
SAP Modul Supplier
Relationship Management,
271110.15
3.80
QC Online
HRPro
SAP Modul Sales & Distribution
SAP Modul Material Management
SAP Modul Plant Maintenance
SAP Modul Finance & Controlling
SAP Modul Quality Management
SAP Modul Human Resource
SAP Modul Supplier Relationship Management
SAP Modul Project Management
SOT
MMPro
3.60
QC Online, 6983.63
3.40
SAP Modul Quality
Management, 300371.57
3.20
3.00
3.00
3.20
3.40
3.60
3.80
4.00
4.20
4.40
4.60
Kualitas
Gambar 4.30 Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap Biaya)
pada Aplikasi
Berdasarkan gambar 4.30 diatas kita dapat melihat bahwa hubungan kualitas
dengan nilai ketergantungan terhadap biaya aplikasi diatas, maka :
•
Aplikasi
MMPro
termasuk
dalam
kategori
”Ditingkatkan
hanya
jika
Dibutuhkan”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,08 dan nilai
kualitas sebesar 3,49.
•
Aplikasi SOT termasuk dalam kategori ”Memuaskan, Terkendali”, karena
memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,32 dan nilai kualitas sebesar 4,24.
•
Aplikasi QC Online termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena
memiliki nilai ketergantungan sebesar 3,55 dan nilai kualitas sebesar 3,67.
•
Aplikasi HRPro termasuk dalam kategori ”Memuaskan, Terkendali ”, karena
memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,50 dan nilai kualitas sebesar 4,46.
260
•
Aplikasi SAP Modul Sales & Distribution termasuk dalam kategori
”Memuaskan, Terkendali”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,55
dan nilai kualitas sebesar 4,04.
•
Aplikasi SAP Modul Material Management termasuk dalam kategori
”Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan”, karena memiliki nilai ketergantungan
sebesar 4,20 dan nilai kualitas sebesar 3,81.
•
Aplikasi SAP Modul Plant Maintenance termasuk dalam kategori ” Memuaskan,
Terkendali”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,32 dan nilai kualitas
sebesar 4,04.
•
Aplikasi SAP Modul Finance & Controlling termasuk dalam kategori
”Memuaskan, Terkendali”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,54
dan nilai kualitas sebesar 4,27.
•
Aplikasi SAP Modul Quality Management termasuk dalam kategori ”Tidak
Kritis, Stabil”, karena nilai ketergantungan sebesar 3,20 dan kualitas 3,15.
•
Aplikasi SAP Modul Human Resource termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan
hanya jika Dibutuhkan”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,21 dan
nilai kualitas sebesar 3,58.
•
Aplikasi SAP Modul Supplier Relationship Management termasuk dalam
kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar
3,85 dan nilai kualitas sebesar 3,60.
•
Aplikasi
SAP
Modul
Project
Management
termasuk
dalam
kategori
”Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan”, karena memiliki nilai ketergantungan
sebesar 4,10 dan nilai kualitas sebesar 3,98.
261
4.18.2 Diagram Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap biaya)
pada Infrastruktur
Berdasarkan gambar 4.31, kita dapat melihat bahwa hubungan kualitas
dengan nilai ketergantungan terhadap biaya infrastruktur diatas, maka :
•
Infrastruktur Hardware termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya jika
Dibutuhkan”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,66 dan nilai
kualitas sebesar 3,95.
•
Infrastruktur Network termasuk dalam kategori ”Memuaskan, Terkendali”,
karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,77 dan nilai kualitas sebesar
4,30.
•
Infrastruktur Software License termasuk dalam kategori ” Ditingkatkan hanya
jika Dibutuhkan”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,68 dan nilai
kualitas sebesar 3,98.
•
Infrastruktur Server termasuk dalam kategori ”Memuaskan, Terkendali”, karena
memiliki nilai penyelarasan sebesar 4,61 dan nilai kualitas sebesar 4,05.
262
Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas
(terhadap Biaya) pada Infrastruktur
Ketergantungan
4.80
4.75
Netw ork, 378323.28
Hardw are
4.70
Softw are License,
228400
Netw ork
Softw are License
4.65
4.60
4.55
3.80
Server
Hardw are, 768250
Server, 65314.85
3.90
4.00
4.10
4.20
4.30
4.40
Kualitas
Gambar 4.31 Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap Biaya)
pada Infrastruktur
4.18.3 Diagram Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap biaya)
pada Manajemen
Berdasarkan gambar 4.32
kita dapat melihat bahwa hubungan kualitas
dengan nilai ketergantungan terhadap biaya manajemen diatas, maka :
•
Business Intelligent Warehouse termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya
jika Dibutuhkan”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,00 dan nilai
kualitas sebesar 3,32.
•
Budget Material Planning termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena
memiliki nilai ketergantungan sebesar 3,70 dan nilai kualitas sebesar 3,40.
•
Bill of Quantity termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki
nilai ketergantungan sebesar 3,30 dan nilai kualitas sebesar 3,08.
•
Training Departemen TI termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya jika
dibutuhkan”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,36 dan nilai
kualitas sebesar 3,70.
263
Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas
(terhadap Biaya) pada Manajemen
Ketergantungan
5.00
4.50
Training Departemen TI,
51820
Business Intelligent
Warehouse, 18794.97
4.00
Business Intelligent Warehouse
Budget Material Planning
Budget Material Planning,
18002.7
3.50
Bill of Quantity
Training Departemen TI
3.00
Bill of Quantity, 7416.81
2.50
2.00
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
5.00
Kualitas
Gambar 4.32 Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap Biaya)
pada Manajemen
(Sumber hasil olahan data)
4.18.4 Diagram Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap biaya)
pada Service
Berdasarkan gambar 4.33 kita dapat melihat bahwa hubungan kualitas
dengan nilai ketergantungan terhadap biaya service diatas, maka :
•
Hardware Maintenance termasuk dalam kategori ”Memuaskan, Terkendali”,
karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,66 dan nilai kualitas sebesar
4,03.
•
User Call Center termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya jika
dibutuhkan”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,25 dan nilai
kualitas sebesar 3,80.
•
Network Monitoring termasuk dalam kategori ”Memuaskan, Terkendali”, karena
memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,73 dan nilai kualitas sebesar 4,22.
264
•
Business
Application
Support
termasuk
dalam
kategori
”Memuaskan,
Terkendali”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 4,43 dan nilai kualitas
sebesar 4,01.
Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas
(terhadap Biaya) pada Service
4.90
Ketergantungan
4.80
Netw ork Monitoring,
105170.22
Hardw are
Maintenance,
275537.14
4.70
4.60
4.50
Hardw are Maintenance
Business Application
Support, 80019.45
4.40
User Call Center
Netw ork Monitoring
4.30
Business Application Support
User Call Center,
53875.69
4.20
4.10
3.70
3.80
3.90
4.00
4.10
4.20
4.30
Kualitas
Gambar 4.33 Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap Biaya)
pada Service
4.18.5 Strategi Investasi Berdasarkan Hubungan Ketergantungan dan Kualitas
Berdasarkan gambar 4.34, dapat disimpulkan bahwa aplikasi, infrastruktur,
service, manajemen berdasarkan nilai penyelarasan dan kualitas bersifat baik. Investasi
yang telah diberikan perusahaan ditunjukkan pada gambar 4.35, Penerapan TI pada
perusahaan terletak pada posisi stabil, ditingkatkan hanya jika dibutuhkan dan
memuaskan, tidak ada investasi yang bersifat diabaikan dan krisis.
265
Strategi Investasi Portfolio Lights-On berdasarkan Nilai
Ketergantungan dan Kualitas
2500000
2000000
1500000
Biaya dalam dolar
1000000
500000
0
Biaya dalam dolar
Diabaikan
Krisis
Tidak Kritis,
Stabil
Ditingkatkan
hanya jika
dibutuhkan
Memuaskan,
Terkendali
0
0
603884.86
2242156.12
2162716.99
Gambar 4.34 Strategi Investasi Total Berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Kualitas
(Sumber hasil olahan data)
Berdasarkan gambar 4.34, kita dapat merincikan total biaya lights-on
berdasarkan nilai ketergantungan dan kualitasnya :
Untuk kategori ”Memuaskan, terkendali” memiliki jumlah biaya sebesar
$2162716,99 yang terdiri dari Sistem Online Timbangan (SOT), HRPro, SAP
Modul Sales & Distribution, SAP Modul Plant Maintenance, SAP Modul
Finance & Controlling, Network, Server, Hardware Maintenance, Network
Monitoring, dan Business Application Support.
Untuk kategori ”Tidak Kritis, stabil ” memiliki biaya sebesar $603884,86 yang
terdiri dari QC Online, SAP Modul Quality Management, SAP Modul Supplier
Relationship Management, Budget Material Planning, dan Bill of Quantity.
266
Untuk kategori ”Ditingkatkan hanya jika dibutuhkan” memiliki biaya terbesar
sebesar $2242156,12 yang terdiri dari MMPro, SAP Modul Material
Management, SAP Modul Human Resource, SAP Modul Project Management,
Hardware, Software License, Business Intelligent Warehouse, Training
Departemen TI, dan User Call Center.
Untuk kategori ”Abaikan” tidak ada.
Untuk kategori ”Krisis” tidak ada.
Strategi Investasi Berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Kualitas
350000.00
300371.57
300000.00
271110.15
Biaya
250000.00
Biaya dalam dolar
200000.00
150000.00
100000.00
50000.00
18002.7
6983.63
7416.81
0.00
C
Q
P
SA
M
o
nl
O
e
in
ua
lQ
u
d
y
lit
M
m
ge
a
an
t
en
P
SA
M
S
ul
od
dg
Bu
RM
M
et
lP
ria
e
at
ng
ni
n
la
ll
Bi
o
ity
nt
a
u
fQ
Tidak Kritis, Stabil
Gambar 4.35 Strategi Investasi Stabil Berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Kualitas
267
Gambar 4.35 menunjukkan bahwa biaya terbesar yang dikeluarkan berdasar nilai
ketergantungan dan kualitas terdapat pada SAP Modul Quality Management dengan
biaya $300371,57 dan biaya terkecil yakni untuk aplikasi QC Online yakni $6983,63.
Keadaan yang stabil berdasarkan hubungan ketergantungan dan kualitas menunjukkan
perusahan memerlukan untuk mengeluarkan uang sekecil mungkin untuk perawatan dan
peningkatan.
Biaya
Strategi Investasi Berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Kualitas
900000.00
800000.00
700000.00
600000.00
500000.00
400000.00
300000.00
200000.00
100000.00
0.00
768250
656499.62
biaya dalam dolar
269766.15
226335.00
228400
51820
18759.65
18794.97
3530.73
r
e
e
e
t
t
TI
se
te
rc
ar
en
ns
en
ou
en
en
m
ou
m
dw
ce
h
C
i
e
s
r
e
m
e
l
L
ag
ar
al
Re
ag
Ha
e
rte
W
an
ar
an
rC
pa
t
an
M
w
e
e
M
n
t
ft
l
D
um
Us
ge
ia
ec
g
So
lli
lH
er
in
oj
e
t
r
u
t
n
a
In
ai
lP
od
M
Tr
M
ul
ss
du
e
P
d
o
n
o
M
si
SA
M
P
AP
Bu
A
S
S
M
M
o
Pr
Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan
Gambar 4.36 Strategi Investasi Kategori Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan
Berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Kualitas
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa biaya aplikasi, infrastruktur,
service, dan manajemen berdasarkan hubungan ketergantungan dan kualitas dengan
kategori ditingkatkan hanya jika dibutuhkan, yang memiliki biaya terbesar adalah
Hardware dengan biaya sebesar $768250 sedangkan yang memerlukan biaya paling
rendah yaitu User Call Center dengan biaya sebesar $3530,73. Keadaan yang
ditingkatkan hanya jika dibutuhkan berdasarkan hubungan ketergantungan dan kualitas
268
menunjukkan perusahaan memiliki ketergantungan tinggi, tetapi kualitasnya biasa saja.
Pengeluaran uang yang dikeluarkan perusahaan hanya untuk jika darurat ataupun
sumber daya yang ada telah habis.
Strategi Investasi berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Kualitas
700000.00
661875.62
600000.00
542617.20
Biaya
500000.00
361756.15
400000.00
378323.28
Biaya dalam dolar
300000.00
200000.00
68440
100000.00
9488.41 8353.48
65314.85 38440
28108
Pr
Di
o
st
rib
ul
ut
Fi
M
io
ai
na
n
nt
nc
e
na
e
&
nc
Co
e
nt
ro
lli
ng
Ne
tw
Ha
or
rd
k
w
ar
S
e
e
rv
M
Bu
ai
er
Ne
n
si
te
tw
ne
n
or
an
ss
k
c
M
Ap
on e
pl
it o
ic
at
rin
io
g
n
Su
pp
or
t
an
t
Pl
ul
M
od
od
M
SA
P
M
SA
P
SA
P
od
ul
Sa
le
s
&
HR
SO
T
0.00
Memuaskan, Terkendali
Gambar 4.37 Strategi Investasi Kategori Memuaskan, Terkendali Berdasarkan Nilai
Ketergantungan dan Kualitas
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa biaya aplikasi, infrastruktur,
service, dan manajemen berdasarkan hubungan ketergantungan dan kualitas dengan
kategori memuaskan dan terkendali, yang memiliki biaya terbesar adalah SAP Modul
Finance & Controlling sebesar $661875,62 sedangkan yang memerlukan biaya paling
rendah yaitu HRPro dengan biaya sebesar $8353,48. Keadaan yang memuaskan dan
terkendali berdasarkan hubungan ketergantungan dan kualitas menunjukkan perusahan
269
untuk
Mengontrol
aplikasi
untuk
aturan
kualitas.
Pengeluaran
uang
untuk
mempertahankan tingkat kualitas, namun investasi baru sepertinya belum dibutuhkan.
Tabel 4.55 Keterangan Hubungan Ketergantungan dan Kualitas Aplikasi TI Berjalan
Kategori Investasi
Diabaikan
Ketergantungan rendah
Krisis
Ketergantungan tinggi (4,5)
Kualitas hanya 2 atau kurang
Strategi Investasi
Aplikasi sebaiknya diabaikan
dan
Tidak kritis, Stabil
Ketergantungan sedang (3)
Peningkatan hanya jika dibutuhkan
Ketergantungan tinggi (4,5)
kualitas sedang (3)
Memuaskan, Terkendali
Ketergantungan tinggi (4,5)
Kualitas tinggi (4,5)
Aplikasi adalah kandidat investasi untuk
meningkatkan kualitas, terutama aplikasi
dengan Ketergantungan yang tinggi.
Mengeluarkan uang sekecil mungkin untuk
perawatan dan peningkatan.
Walaupun
Ketergantungan
tinggi,
kualitasnya biasa saja. Pengeluaran uang
hanya jika darurat atau bila sumber daya
habis.
Mengontrol aplikasi untuk menjaga kualitas.
Pengeluaran uang untuk mempertahankan
tingkat kualitas, namun investasi baru
sepertinya tidak dibutuhkan.
4.19 Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan terhadap Biaya
4.19.1 Diagram Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan
(terhadap biaya) pada Aplikasi
Berdasarkan gambar 4.38, kita dapat melihat hubungan ketergantungan
dengan jangkauan pengguna terhadap biaya aplikasi :
MMPro digunakan oleh beberapa divisi dan cukup penting, karena memiliki
jangkauan pengguna sebesar 5,00 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,08.
SOT digunakan satu divisi dan cukup penting, karena memiliki jangkauan
pengguna sebesar 3,00 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,32.
QC Online digunakan oleh satu divisi dan cukup penting, karena memiliki
jangkauan pengguna sebesar 4,00 dan nilai ketergantungan sedang sebesar 3,55.
270
HRPro digunakan oleh satu divisi dan cukup penting, karena memiliki jangkauan
pengguna sebesar 2,00 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,50.
SAP Modul Sales & Distribution digunakan oleh beberapa divisi dan cukup
penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 4,00 dan nilai
ketergantungan tinggi sebesar 4,55.
SAP Modul Material Management digunakan oleh beberapa divisi dan cukup
penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 3,50 dan nilai
ketergantungan tinggi sebesar 4,20.
SAP Modul Plant Maintenance digunakan oleh satu divisi dan cukup penting,
karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 4,00 dan nilai ketergantungan
tinggi sebesar 4,32
SAP Modul Finance & Controlling digunakan oleh satu divisi dan cukup
penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 5,00 dan nilai
ketergantungan tinggi sebesar 4,54.
SAP Modul Quality Management digunakan oleh satu divisi dan cukup penting,
karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 4,00 dan nilai ketergantungan
sedang sebesar 3,20.
SAP Modul Human Resource digunakan oleh semua divisi dan cukup penting,
karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 5,00 dan nilai ketergantungan
tinggi sebesar 4,21.
SAP Modul Supplier Relationship Management digunakan oleh beberapa divisi
dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 3,50 dan nilai
ketergantungan sedang sebesar 3,85.
271
SAP Modul Project Management digunakan oleh satu divisi dan cukup penting,
karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 3,00 dan nilai ketergantungan
tinggi sebesar 4,10.
Hubungan Jumlah Pengguna dengan Ketergantungan (terhadap Biaya) pada Aplikasi
5.70
SAP Modul Human Resource,
269766.15
5.40
SAP Modul Finance & Controlling,
661875.62
5.10
MMPro, 18759.65
Jangkauan Pengguna
4.80
4.50
SAP Modul Plant Maintenance,
361756.15
4.20
QC Online, 6983.63
SAP Modul Sales & Distribution,
542617.20
3.90
3.60
3.30
SAP Modul Quality Management,
300371.57
SAP Modul Material Management,
656499.62
SAP Modul Supplier Relationship
Management, 271110.15
3.00
2.70
SAP Modul Sales & Distribution
SAP Modul Project Management,
226335.00
2.40
SAP Modul Material Management
SAP Modul Plant Maintenance
2.10
HRPro, 8353.48
SAP Modul Finance & Controlling
1.80
1.50
3.00
QC Online
HRPro
SOT, 9488.41
SAP Modul Quality Management
SAP Modul Human Resource
3.20
3.40
3.60
3.80
4.00
4.20
4.40
4.60
4.80
5.00
Ketergantungan
SAP Modul Supplier Relationship Management
MMPro
SAP Modul Project Management
SOT
Gambar 4.38 Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan (terhadap Biaya)
pada Aplikasi
4.19.2 Diagram Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan
(terhadap biaya) pada Infrastruktur
Berdasarkan gambar 4.39, kita dapat melihat hubungan ketergantungan
dengan jangkauan pengguna terhadap biaya infrastruktur :
Hardware digunakan secara luas dan cukup penting, karena memiliki jangkauan
pengguna sebesar 5,00 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,66.
Software License digunakan digunakan secara luas dan cukup penting, karena
memiliki jangkauan pengguna sebesar 5,00 dan nilai ketergantungan tinggi
sebesar 4,77.
272
Network digunakan digunakan secara luas dan cukup penting, karena memiliki
jangkauan pengguna sebesar 5,00 dan nilai ketergantungan tinggisebesar 4,68.
Server digunakan digunakan secara luas dan cukup penting, karena memiliki
jangkauan pengguna sebesar 5,00 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,61.
Hubungan Jangkauan Pengguna dengan
Ketergantungan (terhadap biaya) pada Infrastruktur
Jangkauan Pengguna
5.50
Hardw are, 768250
5.20
4.90
Netw ork, 378323.28
Hardw are
Server, 65314.85
Netw ork
Softw are License,
228400
Softw are License
4.60
Server
4.30
4.00
4.55
4.60
4.65
4.70
4.75
4.80
Ketergantungan
Gambar 4.39 Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan (terhadap Biaya)
pada Infrastruktur
4.19.3 Diagram Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan
(terhadap biaya) pada Manajemen
Berdasarkan gambar 4.40, kita dapat melihat hubungan ketergantungan
dengan jangkauan pengguna terhadap biaya manajemen :
Business Intelligent Warehouse digunakan oleh satu divisi dan cukup penting,
karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 3,00 dan nilai ketergantungan
tinggi sebesar 4,00.
273
Budget Material Planning digunakan digunakan oleh satu divisi dan cukup
penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 3,00 dan nilai
ketergantungan sedang sebesar 3,70.
Bill of Quantity digunakan digunakan oleh satu divisi dan cukup penting, karena
memiliki jangkauan pengguna sebesar 3,00 dan nilai ketergantungan sedang
sebesar 3,30.
Training Departemen TI digunakan digunakan oleh satu divisi dan cukup
penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 5,00 dan nilai
ketergantungan tinggi sebesar 4,36.
Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan
(terhadap Biaya) pada Manajemen
Jangkauan Pengguna
6.00
Training Departemen TI,
51820
5.00
4.00
Business Intelligent Warehouse
Bill of Quantity,
7416.81
3.00
Business Intelligent
Warehouse, 18794.97
Budget Material
Planning, 18002.7
2.00
Budget Material Planning
Bill of Quantity
Training Departemen TI
1.00
0.00
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
5.00
Ketergantungan
Gambar 4.40 Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan (terhadap Biaya)
pada Manajemen
274
4.19.4 Diagram Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan
(terhadap biaya) pada Service
Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan
(terhadap biaya) pada Service
Jangkauan Pengguna
5.50
5.00
Business Application
Support, 28108
4.50
Hardw are Maintenance,
38440
User Call Center,
3530.73
4.00
Netw ork Monitoring,
68440
3.50
Hardw are Maintenance
3.00
2.50
4.10
User Call Center
Netw ork Monitoring
4.20
4.30
4.40
4.50
4.60
4.70
4.80
4.90
Business Application Support
Ketergantungan
Gambar 4.41 Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan (terhadap
Biaya) pada Service
Berdasarkan diagram diatas, kita dapat melihat hubungan ketergantungan dengan
jangkauan pengguna terhadap biaya service :
Hardware Maintenance digunakan oleh satu atau beberapa individu dan cukup
penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 4,00 dan nilai
ketergantungan tinggi sebesar 4,66.
User Call Center digunakan digunakan secara luas, karena memiliki jangkauan
pengguna sebesar 4,00 dan nilai ketergantungan sedang sebesar 4,25.
Network Monitoring digunakan digunakan oleh satu atau beberapa individu dan
cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 4,00 dan nilai
ketergantungan sedang sebesar 4,73.
275
Business Aplication Support Departemen TI digunakan digunakan secara luas
dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 5,00 dan nilai
ketergantungan tinggi sebesar 4,43.
4.20 Hubungan Kualitas, Nilai Penyelarasan dan Ketergantungan
Berdasarkan gambar 4.52 dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai
ketergantungan maka sistem aplikasi semakin dibutuhkan oleh perusahaan, semakin
tinggi nilai penyelarasan strategi maka sistem aplikasi tersebut semakin sesuai dengan
strategi bisnis perusahaan dan semakin tinggi nilai kualitas maka kinerja sistem
tersebut semakin baik.
Hubungan Kualitas, Nilai penyelarasan dan Ketergantungan
100%
80%
4.08 4.32 3.55 4.50 4.55 4.20 4.32 4.54 3.20 4.21 3.85 4.10 4.66 4.77 4.68 4.61 4.00 3.70 3.30 4.36 4.66 4.25 4.73 4.43
60%
Ketergantungan
3.90 3.60 3.05 4.10 4.08 3.60 4.35 3.25
3.40
4.07
3.20 3.68
3.75 3.55 3.40 3.40 4.20 4.00 3.70 4.00 3.75 4.65 3.55 3.90
40%
20%
3.49
4.24 3.67 4.46 4.04 3.81 4.04 4.27 3.15 3.58 3.60 3.98 3.95 4.30 3.98 4.05
4.22 4.01
3.32 3.40 3.08 3.70 4.03 3.80
0%
T
y
t
k
e
e
g
e
t
e
er e
ne Pro on
er ng ort
TI
ng ntit
nt nc
ar
nt en
or nse r v
rc
SO nli
s
en
lin
nc
nt
ti
n
ni
p
ri
HR ibu eme na t rol em sou me em rdw etw ice
O
Se hou lan Qua me ena Ce it o up
e
e
C
g
t
a
N
e
L
e
ll
t
n
S
tr
r e l P of
Q
H
on na
ag ain
R nag nag
rt
e
i n Ca M o on
is
a
n
r
a
C
a
a
a
n
l
a
i
D
a
a
a
i
W
r
il
M
&
M ma
ep e M ser
M
rk
M
at
&
B
l M nt ce
nt ate
y
D
ftw
p ec t
u
U two plic
g
ar
es ria
li t
la
n
H shi
ge t M
So
in d w
e
al
oj
p
lli
te ul P ina Qua ul
e
r
n
n
S
N
e
A
i
a
r
t
g
a
F
io
lP
od
ul
In u d
Ha
ss
ul
l M od ul
Tr
M elat du
od du
B
M
ss
ne
od P
o
od
M
o AP
si
M
ne
M P M SA er R
u
i
P
M
P
S
B
P
li
us
SA AP
SA
SA
B
pp
SA
S
Su
l
u
od
M
P
A
S
P
M
M
ro
Gambar 4.42 Hubungan Kualitas, Penyelarasan dan Ketergantungan
Penyelarasan
Kualitas
276
Berikut penjelasan dari gambar 4.42:
MMPro memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,08, nilai
penyelarasan strategi yang tinggi yaitu 4,07 dan nilai kualitas yang sedang yaitu
3,49.
Sistem Online Timbangan (SOT) memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan
nilai 4,32, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,90 dan nilai kualitas
yang tinggi yaitu 4,24.
QC Online memiliki tingkat ketergantungan sedang dengan nilai 3,55, nilai
penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,60 dan nilai kualitas yang sedang yaitu
3,67.
HRPro memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,50, nilai
penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,05 dan nilai kualitas yang tinggi yaitu
4,46.
SAP Modul Sales & Distribution memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan
nilai 4,55, nilai penyelarasan strategi yang tinggi yaitu 4,10 dan nilai kualitas
yang tinggi yaitu 4,04.
SAP Modul Material Management memiliki tingkat ketergantungan tinggi
dengan nilai 4,20, nilai penyelarasan strategi yang tinggi yaitu 4,08 dan nilai
kualitas yang sedang yaitu 3,81.
SAP Modul Plant Maintenance memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan
nilai 4,32, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,60 dan nilai kualitas
yang tinggi yaitu 4,04.
277
SAP Modul Finance & Controlling memiliki tingkat ketergantungan tinggi
dengan nilai 4,54, nilai penyelarasan strategi yang tinggi yaitu 4,35 dan nilai
kualitas yang tinggi yaitu 4,27.
SAP Modul Quality Management memiliki tingkat ketergantungan sedang
dengan nilai 3,20, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,25 dan nilai
kualitas yang sedang yaitu 3,15.
SAP Modul Human Resource memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan
nilai 4,21, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,20 dan nilai kualitas
yang sedang yaitu 3,58.
SAP Modul Supplier Relationship Management memiliki tingkat ketergantungan
sedang dengan nilai 3,85, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,68 dan
nilai kualitas yang sedang yaitu 3,60.
SAP Modul Project Management memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan
nilai 4,10, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,40 dan nilai kualitas
yang sedang yaitu 3,98.
Hardware memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,66, nilai
penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,75 dan nilai kualitas yang sedang yaitu
3,95.
Network memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,77, nilai
penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,55 dan nilai kualitas yang tinggi yaitu
4,30.
Software License memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,68, nilai
penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,40 dan nilai kualitas yang sedang yaitu
3,98.
278
Server memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,61, nilai
penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,40 dan nilai kualitas yang tinggi yaitu
4,05.
Business Intelligent Warehouse memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan
nilai 4,00, nilai penyelarasan strategi yang tinggi yaitu 4,20 dan nilai kualitas
yang sedang yaitu 3,32.
Budget Material Planning memiliki tingkat ketergantungan sedang dengan nilai
3,70, nilai penyelarasan strategi yang tinggi yaitu 4,00 dan nilai kualitas yang
sedang yaitu 3,40.
Bill of Quantity memiliki tingkat ketergantungan sedang dengan nilai 3,30, nilai
penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,70 dan nilai kualitas yang sedang yaitu
3,08.
Training Departemen TI memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai
4,36, nilai penyelarasan strategi yang tinggi yaitu 4,00 dan nilai kualitas yang
sedang yaitu 3,70.
Hardware Maintenance memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai
4,66, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,75 dan nilai kualitas yang
tinggi yaitu 4,03.
User Call Center memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,25, nilai
penyelarasan strategi yang tinggi yaitu 4,65 dan nilai kualitas yang sedang yaitu
3,80.
Network Monitoring memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,73,
nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,55 dan nilai kualitas yang tinggi
yaitu 4,22.
279
Business Application Support memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan
nilai 4,43, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,90 dan nilai kualitas
yang tinggi yaitu 4,01.