[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri pulp and kertas di Indonesia. Pendirian PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills ini diprakarsai oleh Rudi Wiranata, Supardi Gozali, Hendrik Wibawa dan Sanusi. PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki lokasi di dua tempat, yakni: 1. Di Jalan Prof. Dr. Ir. Soetami No. 88 Kelurahan Adiarsa, Kecamatan Teluk Jambe, Kabupaten Karawang 41313, Jawa Barat-Indonesia, dengan luas ± 45 ha, yang disebut dengan PT Pindo Deli 1 atau Mill 1. Mill 1 ini didirikan pada tahun 1976. 2. Di Desa Kuta Mekar BTB 6-9, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang 41361, Jawa Barat-Indonesia, dengan luas ± 450 ha, yang disebut dengan PT Pindo Deli 2 atau Mill 2. PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills mengolah bahan baku yaitu pulp menjadi beberapa macam jenis kertas, meliputi kertas printing dan kertas non printing, yang didistribusikan di Indonesia bahkan sampai ke luar negeri. Jenis kertas bervariasi mulai dari art Paper, art board, cast coated paper, dan cast coated board. PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills terkenal dengan produk andalannya yaitu “Top Quality Paper” dengan merk dagang “Bola Dunia”. Sampai saat ini, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills merupakan salah satu pabrik penghasil kertas terbaik di Indonesia. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi, kini PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 101 bergabung dengan Grup Sinar Mas di bawah payung APP (Asia Pulp and Paper). Kini PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills tidak hanya memproduksi kertas saja tetapi juga memproduksi tissue (Passeo tissue). PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills ini mulai berproduksi pada tahun 1977 dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri, pada tahun 1994 berubah status menjadi Penanaman Modal Asing. Tidak hanya tenaga kerja domestik yang dipekerjakan, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills juga mempekerjakan tenaga kerja asing yang berasal dari Amerika, Taiwan, Jepang, India, dan Australia. PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills telah mendapatkan pengakuan dunia internasional dengan meraih sertifikat ISO 9002 yang diperoleh pada tanggal 12 Juli 1996. ISO 9002 ini diberikan kepada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills karena telah memenuhi Quality Management Systems yang bertaraf internasional. Selain itu, ISO 14001 juga diperoleh atas komitmennya terhadap lingkungan pada tanggal 14 Oktober 2000. Kedua sertifikat ISO ini diberikan oleh SGS-ICS, UK. Dan saat ini PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills sedang berusaha meraih sertifikat ISO 14002. 4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dipimpin oleh seorang Vice President Director (Mill Head) yang dibantu oleh beberapa kepala divisi. Masing-masing departemen akan dibagi menjadi beberapa bagian dan unit yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Departemen dan seorang Kepala Unit. Gambar 4.1 berikut menggambarkan struktur organisasi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills. 102 Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills Gambar 4.1 Struktur Organisasi pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 103 4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan Visi dan misi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills adalah sebagai berikut: Visi: “Menjadi pabrik pulp and paper nomor satu yang berstandar internasional di abad 21, guna menciptakan nilai yang lebih besar bagi pelanggan, pemegang saham, karyawan dan masyarakat.” Misi: 1. Meningkatkan pangsa pasar secara global. 2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 3. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan. 4.1.4 Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab dalam Perusahaan Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai tugas dari kepala masing-masing divisi pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills. 1. Mill Head (Vice President Director) Tugas: 1) Bertanggung jawab kepada presiden direktur terhadap semua aktivitas yang berlangsung di perusahaan. 2) Memimpin dan mengendalikan aktivitas perusahaan. 3) Berkoordinasi dengan semua kepala divisi untuk menentukan target produksi. 4) Bertanggung jawab terhadap kemajuan sumber daya manusia yang ada di perusahaan. 104 5) Berkoordinasi dengan bagian finance dan accounting untuk membuat anggaran tahunan. 2. President Office Head Tugas: 1) Bertanggung jawab kepada Mill Head dalam hal penanganan Sistem Manajemen Mutu serta Manajemen Lingkungan. 2) Menerapkan Management by Olympic System di perusahaan. 3) Menentukan dan menetapkan efisiensi perusahaan. President Office Head memiliki departemen-departemen, yaitu: a) MBOS (Management by Olympic System) Tugas: a. Mendukung target yang ditentukan oleh President Office bagi manajemen perusahaan. b. Bertanggung jawab dalam merencanakan target-target manajemen dan divisi. b) QMS (Quality Management System) Tugas: a. Melakukan pengawasan terhadap spesifikasi mutu sebagai penerimaan produk oleh pelanggan. b. Bertanggung jawab kepada President Office mengenai penanganan sistem manajemen mutu dalam perusahaan. c) EMS (Environmental Management System) a. Bertugas mengolah produk sampingan (limbah) semaksimal mungkin supaya ramah lingkungan dan tidak membahayakan masyarakat. 105 b. Bertanggung jawab kepada President Office dalam hal penanganan manajemen lingkungan perusahaan. d) BCEU (Business Capability and Enhancement Unit) a. Bertanggung jawab dalam melakukan penomoran produk yang akan dipasarkan. b. Bertanggung jawab kepada President Office dalam hal pelaksanaan penomoran produk. e) Efficiency and Incentive a. Bertugas mengamati dan menghitung tingkat produktivitas dari tiap-tiap divisi. b. Menentukan penghargaan dan sanksi dari hasil penilaian yang dilakukan pada setiap divisi. c. Bertanggung jawab kepada President Office dalam hal pelaksanaan efisiensi perusahaan. 3. Job Training Tugas: 1) Bertanggung jawab kepada Mill Head dalam hal kelancaran pelaksanaan pelatihan karyawan. 2) Bertanggung jawab dalam perencanaan serta pelaksanaan seluruh kegiatan pelatihan sumber daya manusia. 4. Tender Management Tugas : 1) Bertangung jawab kepada Mill Head mengenai proyek atau tender perusahaan. 106 2) Bertanggung jawab dalam menentukan proyek atau tender perusahaan menyangkut barang-barang atau kebutuhan produksi dan operasional maupun mesin. 5. Purchasing Tugas: 1) Bertanggung jawab kepada Mill Head terhadap aktivitas pembelian kebutuhan perusahaan. 2) Bertanggung jawab dalam menentukan dan membeli berbagai macam barang yang dibutuhkan untuk kelangsungan kegiatan perusahaan. 3) Bertanggung jawab dalam memperhatikan dan menyesuaikan rencana anggaran belanja perusahaan. 6. IT Departement IT Departement bertanggung jawab kepada Mill Head PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dan juga kepada Corporate IT yang berada di PT. Indah Kiat Serpong. Tugas: 1) Bertanggung jawab penuh dalam merancang, memasang, dan memelihara software, hardware, dan jaringan yang digunakan agar berfungsi sesuai dengan kebutuhan user. 2) Bertanggung jawab kepada corporate IT mengenai pengelolaan sistem perusahaan. 3) Berkoordinasi dengan Mill Head dan divisi mengenai kebutuhan akan sistem perusahaan. 107 7. Sales & Marketing Head Tugas: 1) Bertanggung jawab kepada Mill Head terhadap target pemasaran produk. 2) Mengusulkan kepada Mill Head dalam hal strategi pemasaran. 3) Bertanggung jawab untuk memperoleh pelanggan baru. 8. Engineering Head Tugas: 1) Bertanggung jawab kepada Mill Head dalam hal kelancaran mesin-mesin produksi. 2) Bertanggung jawab dalam hal pemakaian spare part. 3) Berkoordinasi dengan bagian produksi untuk menentukan jadwal waktu shutdown. 4) Bertanggung jawab terhadap fasilitas-fasilitas pendukung produksi seperti pemakaian air bersih dan pemakaian listrik. 9. Production Head Tugas: 1) Bertanggung jawab terhadap target hasil produksi serta kualitas produk yang dihasilkan. 2) Berkoordinasi dengan bagian marketing dalam hal penentuan jenis produkasi. 3) Bertanggung jawab terhadap pemakaian-pemakaian bahan kimia serta efisiensi pada bagian produksi. 108 10. Tissue Division Tugas: 1) Bertanggung jawab kepada Mill Head dalam pencapaian target produksi serta kualitas target yang dihasilkan. 2) Berkoordinasi dengan bagian Marketing dalam penentuan jenis produksi. 3) Bertanggung jawab terhadap pemakaian bahan-bahan kimia yang digunakan oleh bagian produksi. 11. Technical Division Tugas : 1) Bertanggung jawab kepada Mill Head mengenai kelancaran mesin-mesin produksi. 2) Bertanggung jawab dalam perancangan mekanisme dan spare parts mesin produksi. 3) Berkoordinasi dengan divisi produksi untuk merancang mekanisme mesin-mesin produksi yang dibutuhkan. 4) Berkoordinasi dengan divisi engineering dalam penggunaan dan perawatan spare parts mesin produksi. 12. Administration Head Tugas: 1) Bertanggung jawab dalam hal penanganan sumber daya manusia. 2) Berkoordinasi dengan semua divisi “produksi” dalam hal pemakaian bahan baku. 3) Bertanggung jawab terhadap pengiriman hasil produksi serta terhadap sarana dan prasarana yang ada di perusahaan. 109 4) Bertanggung jawab dalam hal perijinan baik untuk akte perusahaan, pajak perusahaan serta perijinan bagi tenaga kerja asing. Administration Head ini membawahi dua unit khusus, yaitu: b. Administration A Bagian ini bertugas dalam merekrut karyawan baru, memberikan pelatihan bagi karyawan baru, membuat perencanaan karyawan, mengurus perijinan, memeriksakan menentukan kegiatan operasional sanksi yang karyawan, menyangkut dan juga masalah keamanan. c. Administration B Bagian ini bertugas dalam kegiatan penggudangan dimana barang-barang disimpan dalam tempat yang aman, serta mengatur kegiatan mengenai transportasi. 13. Finance & Accounting Head Finance & Accounting Department bertanggung jawab kepada Mill Head PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dan juga kepada Corporate Finance & Accounting yang berada di PT. Indah Kiat Serpong. Tugas: 1) Bertanggung jawab kepada presiden direktur terhadap penanganan keuangan perusahaan. 2) Berkoordinasi dengan semua pimpinan divisi termasuk Mill Head untuk menentukan budget tahunan. 3) Bertanggung jawab kepada corporate Finance and Accounting mengenai pengelolaan keuangan perusahaan. 110 4) Memeriksa dan mengawasi laporan keuangan perusahaan. 4.1.5 Produk yang Dihasilkan PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills terkenal dengan produknya yang “Top Quality Paper”. Produk yang dihasilkan bermacam-macam jenis kertas. Kertas yang dihasilkan berupa kertas printing maupun non printing. Merk kertas yang terkenal yakni dengan merk Bola Dunia. Merk Bola Dunia sudah meraih penghargaan Superbrands Award Indonesia 2005/2006. Untuk merk lainnya yakni Golden Coin, Golden Star, Golden Art, Evergreen. Selain kertas, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills juga memproduksi tissue, dengan merk yang dikenal dengan nama tissue Passeo. Untuk tissue, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki satu departemen sendiri yang khusus menangani produk tissue dari proses produksi sampai dengan proses penjualan. Berikut ini perincian produk-produk yang diproduksi oleh PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dengan berbagai macam jenis, ukuran dan banyaknya: Special Paper Embossed linen 90 – 230 gsm Fancy buffalo 90 – 230 gsm Embossed eggshell 90 – 230 gsm Wer strength coated paper Tissue Paper Napkin 17-19.5 gsm M.G. Poster 18 gsm M.G. Napkin 18 gsm 111 Kitchen Towel 47 gsm Facial 13.5 gsm Toilet 18 gsm Gloss and Matt Coated Paper One Side Coated 80 – 150 gsm Two Side Coated 80 – 400 gsm Two Side Matt Coated 80 – 150 gsm Embossed Coated 90 gsm Woodfree Printing and Writing Woodfree 55-60 gsm Fotocopy 70-80 gsm Tinted Bond 70 – 80 gsm Water Mark Paper 90 gsm Carbonless Paper Coated Black 55, 80 gsm Coated front & back 50 gsm Coated Front 55, 80, 125 gsm 4.1.6 Proses Bisnis PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills Secara garis besar, proses bisnis PT. Pindo deli Pulp and paper Mills dapat dibagi menjadi 2 proses, yakni: a. Proses pemesanan barang Pelanggan akan melakukan pemesanan barang melalui sales dan kemudian sales akan mendata barang-barang yang dipesan sesuai dengan jenis, merk, ukuran, dan 112 banyaknya. Apabila jumlah pesanan dalam jumlah besar, bagian PPIC untuk dilakukan perencanaan produksi. Sesuai dengan perencanaan produksi, bagian produksi akan melakukan proses produksi. Hasil produksi dapat berupa roll, large sheet, photocopy paper, dan lain-lain. Kemudian bagian finishing akan mengubah barang setengah jadi menjadi barang jadi, misalnya saja dari bentuk roll manjadi kertas dalam bentuk lembaran. Bagain finished good akan melakukan proses penyimpanan barang di gudang dan bertanggung jawab atas keluar masuknya barang. Dari sini akan dilakukan proses pengiriman pesanan kepada pelanggan. Proses pemesanan barang pada PT. Pindo deli Pulp and paper Mills dapat dilihat pada gambar 4.2. Dalam proses pembayaran, pelanggan dapat melakukan dengan berbagai cara, diantaranya: a. Untuk pembeli lokal biasanya melakukan pembayaran secara cash before delivery, dimana pembeli melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum mendapatkan barang yang dipesan. b. Untuk ekspor, proses pembayaran dapat dilakukan dengan L/C, telegrafic transfer, Bill of Lading, dsb. 113 Sales order Sales order Sales Pelanggan PPIC Barang jadi Barang Barang setengah jadi MICROSOFT CORPORATION $ Pembayaran Production planning Finishing Finished good Production Accounting Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills Gambar 4.2 Proses Bisnis Pemesanan Barang PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills b. Proses pembelian bahan baku dan sparepart Gambar 4.3 menggambarkan proses bisnis PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dalam pembelian bahan baku dan sparepart. Proses pembelian bahan baku dan sparepart dilakukan apabila bagian produksi kehabisan bahan baku atau sparepart. Jika bagian produksi kehabisan bahan baku dan sparepart maka bagian produksi akan mengajukan permintaan bahan baku atau sparepart kepada bagian raw material dan sparepart. Apabila dibutuhkan pembelian bahan baku atau sparepart maka bagian raw material dan sparepart akan membuat form permintaan barang habis kepada bagian purchasing. Kemudian bagian purchasing akan memesan bahan baku yang habis kepada supplier-supplier yang terpilih untuk memasok barangnya pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills. 114 Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills Gambar 4.3 Proses Bisnis Pembelian Bahan Baku dan Sparepart 4.1.7 Pemasaran 4.1.7.1 Sasaran Pemasaran PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills merupakan salah satu grup Sinar Mas Pulp, Paper, and Stationary dimana Sinar Mas tersebut dibawah naungan APP (Asia Pulp and Paper). APP memiliki beberapa perusahaan sejenis yang saling bekerjasama diantaranya PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills, PT. Indah Kiat Serpong, PT. Indah Kiat Serpong, PT. Indah Kiat Serang, PT. Tjiwi Kimia, PT. Lontar Papyrus, APP Perawang (Pekanbaru). Selain itu, APP juga memiliki beberapa perusahaan di luar negeri seperti di Cina, Kanada, Singapura dan Malaysia. Di Singapura dan Malaysia hanya berupa kantor cabang saja. Untuk produknya sendiri masih di ekspor dari Indonesia. Untuk setiap perusahaan APP memiliki merk produk 115 yang berbeda-beda walaupun produknya sejenis, akan tetapi pasar mereka tetap sama dan antar perusahaan saling bekerjasama untuk dapat menguasai pasar. Produk yang dihasilkan PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dipasarkan ke dalam negeri maupun ke luar negeri. Sekitar 80% produknya dihasilkan untuk ekspor. Pemasaran produk dilakukan ke beberapa negara seperti ke Timur Tengah, Eropa, India, Asia Tenggara, Jepang, Cina, Afrika, Kanada, Amerika, Singapura, dan Malaysia. 4.1.7.2 Sistem Pemasaran Pemasaran produk PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dilakukan melalui distributor utama. PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki distributor utama yang mendistribusikan produk perusahaan, yakni Cakrawala Mega Indah (CMI). CMI ini merupakan perusahaan yang tergabung dalam APP sehingga CMI bertugas memasarkan produk-produk APP di dalam negeri. CMI akan mendistribusikan produk perusahaan secara langsung kepada distributor-distributor dan Paper shop/modern market (seperti Carrefour, Hero). Sedangkan di luar negeri, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki beberapa perwakilan kantor cabang yang masih merupakan perwakilan APP. Kantor cabang tersebut akan membantu untuk mendistribusikan produk perusahaan di luar negeri. Kantor cabang dibagi berdasarkan negara atau wilayah tertentu yang tersebar di seluruh dunia. 4.1.7.3 Persaingan Persaingan dalam industri kertas terbilang sangat kompetitif. Dari dalam negeri terdapat beberapa perusahaan kertas yang termasuk sebagai pesaing utama, 116 diantaranya adalah PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dan juga Leces. Untuk produk tissue, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills bersaing dengan PT. Kimberly Clark dan PT. Graha Kerindo. Sedangkan pesaing PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills di luar negeri tidak berpengaruh besar terhadap perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan APP yang tersebar luas banyak negara. Contohnya saja di Cina dengan produk yang paling terkenal yakni Golden East. 4.2 Profil Departemen TI 4.2.1 Latar Belakang Departemen TI Pada tahun 1996 PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills mengimplementasikan IFS (Industrial Finance System) yakni sistem yang mendukung Plant Maintenance, Purchaning, dan Spare Part. Hal ini yang melatarbelakangi terbentuknya unit ADM Maintenance yang menangani infrastruktur jaringan dan aplikasi pendukung untuk mendukung PC base dan aplikasi-aplikasi di luar IFS yang ditangani oleh unit EDP. Seiring dengan kebijaksanaan dari manajemen APP (Asia Pulp and Paper) untuk menstandarisasikan sistem disegala lini yang berlaku bagi semua Mill yang berada dibawah Grup APP untuk mengimplementasikan sistem SAP, maka unit ADM Maintenance dan EDP dilebur menjadi suatu departemen TI yang membawahi 3 bagian, yaitu: Hardware, Software, dan Telecommunication. 4.2.2 Visi dan Misi Departemen TI Departemen TI dapat membantu secara proaktif dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, departemen TI juga memiliki visi dan misi sebagai berikut: 117 1. Membuat dan mengembangkan aplikasi bisnis. 2. Membuat strandarisasi dan mengintegrasikan proses bisnis. 3. Membangun organisasi TI dan infrastruktur-nya untuk membantu perubahan dan perbaikan yang terjadi di lingkungan perusahaan. 4.2.3 Struktur Organisasi Departemen TI Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills Gambar 4.4 Struktur Organisasi Departemen TI 4.2.4 Tugas dan Wewenang Departemen TI 1. Departemen TI Departemen TI dikepalai oleh seorang Manajer TI yang bertugas untuk: 1) Mengkoordinasikan seleruh aktivitas departemen TI. 2) Memastikan tingkat pelayanan yang telah disetujui untuk diantarkan (KPI5). 3) Pemeliharaan organisasi dan sumber daya manusia. 4) Pemeliharaan biaya yang menyediakan proyek dan layanan TI. 118 2. Administrasi dan V-Team Tugas dan wewenang dari unit ini adalah: 1) Mengelola catatan kantor, korespondensi, dan dokumentasi. 2) Membina relasi dan hubungan baik. 3) Memudahkan pertemuan antar separtemen dan aktivitas lainnya. 4) Membantu menyiapkan laporan departemen, 5) Memelihara aset inventaris departemen, dokumentasi dan persediaan kantor. 6) Membantu dalam persiapan penilaian dan laporan KPI. 3. USC (User Call Center) Tugas dan wewenang USC adalah: 1) Menyediakan permohonan pengantaran TI; pemeliharaan Hotline helpdesk (telepon dan/atau e-mail); menerima dan mencatatnya. 2) Manjaga proses permintaan. 3) Meyediakan dukungan level pertama dari pengidentifikasian masalah user dan dukungan. 4) Melayani permintaan user. 5) Membuat dan menganalisa laporan. 6) Melestarikan pengetahuan berbasis TI. 7) Menjaga kinerja kelompok pendukung. 8) Memonitor KPI. 9) Menjaga keutuhan proses permintaan yang belum terselesaikan. 10) Menyimpan profil user. 11) Melakukan pelatihan User Focus Group. 119 4. Business Application Support Business Application Support terdiri dari 2 unit khusus, yakni: a. Application and Development Programme Tugas dari unit ini adalah: 1) Menganalisis alternatif-alternatif solusi untuk aplikasi bisnis. 2) Menyediakan arsitektur rancangan aplikasi dan perencanaan yang terintegrasi. 3) Membuat, memelihara, dan memonitor database. 4) Menyediakan aplikasi pengembangan/pemrograman, memodifikasi dan melakukan pemeliharaan. 5) Inventaris dan katalog source code, scripting / penyimpanan dan struktur database. b. Project and Approval Support Tugas dari unit ini adalah: 1) Mengidentifikasi dan mengkoleksi user atau permintaan bisnis – analisis bisnis. 2) Melakukan koordinasi dengan System Analyst dan programmer untuk mencari solusi bisnis. 3) Menyediakan penjelasan proyek, proposal, perkiraan biaya, dan permintaan. 4) Melakukan koordinasi atas aktivitas pengujian. 5) Melakukan pelatihan dalam pelaksanaan program. 6) Mengimplementasikan perubahan. manajemen pendukung dan manajemen 120 7) Melakukan pembahasan proyek dan mengontrol dokumentasi. 5. IT Operation Support Bagian ini terdiri dari 2 unit khusus, yakni: a. Hardware Operation Support Bagian ini memiliki 3 unit khusus, yakni: a) Technical Field Service (PC dan perangkat, O/S, aplikasi kantor) Tugas dari unit ini adalah: 1) Melakukan instalasi. 2) Perbaikan/workshop. 3) Melakukan pemeliharaan secara teratur. b) Network Data Communication Tugas dari unit ini adalah: 1) Instalasi dan konfigurasi / setup. 2) Perbaikan dan dukungan terhadap masalah. 3) Pemeliharaan infrastruktur. 4) Memonitor jaringan dan mengontrol keamanan. 5) Bekerjasama dengan perusahaan TI dan atau penyedia untuk pendefinisian masalah dan proses pencarian solusi. c) System Administration dan Data Center 1) Pemasangan sistem / setup. 2) Pemeliharaan sistem dan server. 3) Memasang dan memelihara profil dan authorisasi / keamanan pengaksesan. 4) Menjadwalkan backup dan pengarsipan data. 121 5) Mengkoordinasikan perencanaan sistem penemu data bila terjadi kerusakan. 6) Pemeliharaan gudang spare-part. 7) Penjagaan stok. 8) Memroses pemesanan dokumen stok. 9) Melakukan pelatihan dan pemeliharaan fasilitas. 10) Mengidentifikasi dan mengevaluasi permintaan kebutuhan user untuk peralatan komputer. b. Voice Telecommunication Tugas dan wewenang unit ini adalah: 1) Melakukan instalasi dan setup. 2) Melakukan layanan perbaikan / workshop. 3) Melakukan pemeliharaan infrastruktur. 4) Pemasangan sistem PABX / pengaturan. 5) Bertindak sebagai penghubung ke penyedia jasa layanan telekomunikasi. 6) Memelihara profil user dan mengatur akses keamanan. 7) Membuat laporan biaya. 8) Menyediakan operator 24 jam / melayani koresponden USC. 4.2.5 Proses Bisnis Departemen TI 1. Proses Penanganan Masalah Berikut ini penjelasan dari gambar 4.5 mengenai proses bisnis Departemen TI dalam penanganan masalah. 122 1 2 Mengajukan permohonan Meneruskan permohonan User USC 4 Meneruskan jawaban Departemen TI 3 Setuju / tidak Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills Gambar 4.5 Proses Bisnis Departemen TI dalam Penanganan Masalah 1. User mengajukan komplain melalui USC, kemudian USC akan menentukan masalah tersebut termasuk dalam kategori hardware, software, atau telekomunikasi. 2. Apabila masalah yang dihadapi oleh user hanya masalah level 1 dan USC memiliki waktu luang maka USC sendiri yang akan menangani permasalahan user yang bersangkutan. 3. Apabila permasalahan yang dihadapi cukup berat maka USC akan mengkonfirmasikan masalah tersebut kepada Departemen TI. 4. Departemen TI akan memberikan tanggapan terhadap permintaan penanganan masalah user tersebut (tergantung dengan kategori masalah yang dihadapi oleh user). Hal ini dikarenakan jumlah user yang menggunakan sistem tidak sedikit, yakni mencapai 1000 user dan jumlah staf TI yang berjumlah 50 orang. Oleh karena itu, departemen TI mengelompokkan kategori masalah dan waktu penanganan masalah yang dihadapi user kedalam 3 kelompok, yakni: Emergency (1 jam), Urgent (4 jam), dan Normal (1 hari). 5. USC akan mengkonfirmasikan kembali kepada user mengenai jadwal penanganan masalah yang sedang dihadapi oleh user. 123 2. Proses Permintaan Penggantian dan Pemesanan Hardware Berikut ini penjelasan dari gambar 4.6 mengenai proses bisnis Departemen TI dalam permintaan dan penggantian hardware. Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills Gambar 4.6 Proses Bisnis Departemen TI dalam Permintaan dan Penggantian Hardware Keterangan : 1. User mengajukan permohonan melalui USC. 2. USC akan mengajukan permohonan tersebut kepada bagian TI yang terkait, kemudian U SC akan memberikan persetujuan kepada user. 3. Apabila departemen TI menyetujui maka akan diadakan studi kelayakan (apakah user tersebut memang pantas untuk mengganti software atau hardware-nya) 4. Jika penggantian hardware user tersebut ternyata diperlukan, maka U SC akan meneruskan jawaban dari departemen TI dan kemudian akan membuat jadwal. 124 5. Setelah studi kelayakan selesai dilakukan dan departemen TI memutuskan bahwa user tersebut pantas mengganti hardware, maka USC akan meminta persetujuan ke bagian purchasing dan accounting. 6. Bagian accounting dan purchasing akan memberikan jawaban. 7. Kemudian USC akan memesan spesifikasi hardware sesuai dengan kebutuhan user tersebut kepada hardware vendor, yaitu DEL atau HP. Pembayaran dilakukan sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak, yakni perusahaan dengan hardware vendor tersebut. 3. Proses Konsultasi dan Pemberian Solusi terhadap Aplikasi Bisnis Berikut ini penjelasan dari gambar 4.7 mengenai proses bisnis Departemen TI $ $ dalam masalah konsultasi dan pemberian solusi terhadap aplikasi bisnis. 8 $ Setuju/tidak 2 Mengajukan permohonan 1 Purchasing Mill Head 3 Mengajukan permohonan User Accounting Meneruskan permohonan 7 USC 5 4 Meneruskan jawaban. Bila Dept. TI setuju, maka akan diatur jadwal Memberi jawaban Setuju/tidak BAS Bila konsultasi dan solusi berhubungan dengan investasi 6 BAS mengadakan pertemuan dengan user untuk memberikan konsultasi dan solusi mengenai masalah yang dihadapi Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills) Gambar 4.7 Proses Bisnis Departemen TI dalam Masalah Konsultasi dan Pemberian Solusi terhadap Aplikasi Bisnis 125 Keterangan: 1. User mengajukan permohonan melalui USC. 2. User juga dapat mengajukan permohonan langsung kepada BAS (Business Application Support), yaitu unit khusus yang akan memberikan konsultasi dan solusi mengenai aplikasi bisnis yang dibutuhkan oleh user. 3. Permohonan yang diajukan melalui USC akan diteruskan kepada BAS. 4. BAS akan memberikan tanggapan atas permohonan user tersebut. 5. Apabila permintaan konsultasi disetujui oleh BAS, maka USC akan meneruskan jawaban kepada user dan mengatur jadwal pertemuan user dengan unit BAS. 6. BAS akan mengadakan pertemuan dengan user yang bersangkutan guna menganalisa masalah yang dihadapi oleh user. Kemudian unit BAS akan memberikan konsultasi sekaligus solusi-solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh user tersebut. Proses pemberian solusi juga mempertimbangkan pengaruhnya terhadap investasi atau tidak. 7. Apabila solusi tersebut berhubungan dengan investasi, maka departemen TI membutuhkan keputusan dari pihak manajemen, yakni bagian Purchasing, Accounting dan Mill Head. 8. Setelah mendapatkan persetujuan dari ketiga pihak yang terkait, maka proses pengembangan proyek akan dimulai. 4. Proses Pengembangan Proyek Pengembangan terhadap software dilakukan secara terus menerus untuk dapat mencari solusi terhadap permasalahan bisnis perusahaan dan untuk memenuhi 126 kebutuhan user yang ada. Pengembangan atas proyek yang dilakukan memerlukan biaya yang cukup besar sehingga untuk perencanaannya perlu dilakukan dengan baik. Berikut ini proses pengembangan proyek yang dilakukan. USER REQUEST TESTING IN PRODUCTION SERVER USER AUTHENTIFICATIO N COLLECT REQUIREMENT TRANSFER TO PRODUCTION SERVER GO LIFE USER REQUIREMENT ANALYSIS SOSIALIZATION WITH TRAINING USER SUPPORTING SYSTEM DESIGN (OOAD/ STRUCTURED) TESTING IN TRAINING SERVER CLOSING & EVALUATION DATABASE DESIGN TRANSFER TO TRAINING SERVER DEVELOPMENT TESTING Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills Gambar 4.8 Proses Bisnis Departemen TI untuk Pengembangan Proyek Keterangan : 1. User Request, setiap karyawan yang menggunakan aplikasi dapat meminta pengajuan terhadap sistem baru yang sesuai dengan kebutuhan user kepada Departemen TI. 2. Collect Requirement, Departemen TI mengumpulkan data dan kebutuhan dari semua user terhadap pembuatan sistem baru. 127 3. User Requirement Analysis Setelah semua kebutuhan user dikumpulkan, maka Departemen TI akan menganalisis lebih lanjut. Setelah itu, Departemen TI akan menentukan proyek apa yang akan dikembangkan sehingga sistem yang akan dibuat akan dapat berguna untuk meningkatkan kinerja perusahaan. 4. System Design (OOAD/Structured) Sistem yang akan dibangun akan didesain terlebih dahulu baik secara OOAD (Object Oriented Analysis and Design) maupun secara terstruktur untuk memudahkan pembuatan sistem. 5. Database Design Database perlu dirancang dengan baik karena database memiliki peranan penting di dalam suatu sistem perusahaan. Database merupakan sekumpulan data yang saling berhubungan dan dirancang untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam suatu organisasi. 6. Development Pengembangan proyek dilakukan berdasarkan dari hasil analisis mengenai kebutuhan-kebutuhan user yang telah didesain. Pada tahap pengembangan ini, programmer akan membuat program dalam bentuk coding beserta dengan tampilan yang sesuai dengan yang diinginkan user. 7. Testing Pada tahap ini dilakukan pengajuan terhadap proyek yang telah dikembangkan oleh programmer testing. 128 8. Transfer to Training Server Setelah proyek diuji, kemudian proyek tersebut akan dikirim ke training server untuk disinkronisasi supaya proyek yang dijalankan sesuai dengan konsep awal perencanaan. 9. Testing in Training Server Pengujian proyek dilakukan di training server. 10. Sosialization with Training User Sebelum proyek sistem baru ini diimplementasikan, perlu dilakukan sosialisasi terhadap sistem baru terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan supaya user dapat beradaptasi dengan sistem yang baru. 11. Transfer to Production Server Pada tahap ini dilakukan konversi data dan migrasi dari sistem lama ke sistem yang baru. 12. Testing in Production Server Sebelum proyek dijalankan, perlu dilakukan tes terlebih dahulu untuk mengetahui apakah produk yang telah dihasilkan telah sesuai dengan kebutuhan user atau belum. 13. User Authentification Keamanan terhadap sistem sangat penting untuk dijaga. User hanya dapat menggunakan sistem yang sesuai dengan kepentingannya saja. Data-data yang bersifat confidential tidak dapat dilihat oleh user yang tidak berkepentingan. Untuk itu, autentifikasi terhadap sistem perlu dilakukan. 129 14. Go-Life Apabila proyek tersebut telah memenuhi kebutuhan user, maka proyek tersebut akan diluncurkan untuk dipergunakan dalam menunjang proses bisnis perusahaan. 15. Supporting Setelah proyek diluncurkan maka akan dilakukan pengawasan terhadap kinerja proyek selama kurang lebih 1-2 bulan oleh departemen TI yang berfungsi sebagai supporting unit terhadap user. 16. Closing & Evaluation Setelah dimonitor selama 1-2 bulan, kemudian proyek akan dinilai apakah proyek tersebut telah berhasil (layak dipergunakan) atau tidak. Kemudian evaluasi dilakukan secara berkelanjutan dalam jangka panjang. Kemudian juga akan dipikirkan lebih lanjut menganai perkembangannya dan bagaimana software tersebut akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. 5. Proses Maintenance Proses maintenance terhadap sistem sangat diperlukan untuk memaksimalkan kinerja dari sistem yang ada. Berikut ini merupakan beberapa maintenance yang dilakukan oleh departemen TI, yaitu: a. Untuk software dilakukan maintenance yang berupa up-date anti virus secara otomatis. b. Untuk aplikasi pada perusahaan, departemen TI menggunakan application launcher secara otomatis supaya standarisasi tetap terjaga. 130 Application launcher adalah suatu aplikasi yang diletakkan pada setiap PC user dan aplikasi ini akan selalu meng-update PC user secara otomatis setiap kali application launcher menemukan aplikasi baru di server utama. Dengan adanya application launcher ini, departemen TI tidak perlu mendatangi PC user satu per satu untuk melakukan up-date. c. Untuk jaringan, departemen melakukan maintenance 2 kali dalam seminggu. d. Untuk server, departemen TI memiliki contingency plan: i. Planned Shutdown Departemen TI harus memberikan konfirmasi terlebih dahulu kepada perusahaan, yakni ketetapannya minimal 2 hari sebelum pelaksanaan shutdown. ii. Unplanned Shutdown Departemen TI harus dapat menangani masalah maksimal 2 jam. Untuk menjaga arus listrik digunakan UPS yang dapat menyimpan tenaga listrik maksimal 2 jam apabila listrik padam. Maintenance terhadap sistem dilakukan secara reguler, yaitu: 1) daily, meliputi check job, performance 2) weekly, meliputi back-up, performance, file space 3) monthly, meliputi back-up, file space, performance check. 131 4.2.6 Aplikasi-Aplikasi pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 1. SAP (System Application Product in Data Processing) SAP merupakan aplikasi utama yang digunakan oleh PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills untuk mendukung proses bisnis perusahaan. SAP ini diintegrasikan di semua perusahaan APP. Berikut ini adalah modul-modul SAP yang diimplementasikan pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills: a. Finance and Costing Modul ini digunakan pada bagian Finance yang terdiri dari: a) Invoice Fungsi : mengelola tagihan keuangan. b) Finance Fungsi : mengelola arus keuangan perusahaan. c) Costing Fungsi : membuat jurnal, neraca, balance sheet dan penghitungan gaji. b. Material Management Modul ini digunakan pada bagian Administration B dan Sales & Marketing. Modul ini terdiri dari: a) Procurement Fungsi : mengatur pembelian bahan baku, spareparts, dan barang jadi. b) Inventory Management (bahan baku, spare parts, barang jadi) Fungsi : mengatur persediaan bahan baku, spare parts, dan barang jadi. 132 c) Warehouse Management Fungsi : mengatur letak dan pengkodean dari masing-masing produk yang dihasilkan. d) Business Intelligent Warehouse Fungsi : mengatur proses pelaporan produksi. c. Quality Management Modul ini digunakan pada bagian Technical Division, berfungsi sebagai sistem yang dapat melakukan pengecekan terhadap kualitas bahan baku dan sparepart. d. Human Resource Management Modul ini digunakan oleh semua karyawan. Modul ini terdiri dari: a) Electronic Data Management Fungsi : mengatur penyimpanan data-data perusahaan. b) Time Event Management Fungsi : mengatur keluar masuknya karyawan kedalam perusahaan. c) Organization Management Fungsi : mengatur struktur organisasi, sistem manajemen, dan letak tiaptiap unit yang ada di perusahaan. d) Recruitment Fungsi : mengatur perekrutan dan pelatihan karyawan e. Sales and Distribution Modul ini digunakan pada bagian Sales & Marketing dan Administration B. Modul ini terdiri dari: 133 a) Billing Fungsi : untuk pembuatan nota-nota pembayaran, pembelian, tagihantagihan, dan lainnya. b) Shipment Fungsi : mengatur pengiriman produk. c) Sales and order Fungsi : mengatur penjualan dan permintaan terhadap produk. f. Plant Maintenance Modul ini digunakan pada bagian Production. Modul ini terdiri dari: a) Corrective Management Fungsi : menentukan jadwal shutdown. b) Plant Management Fungsi : mengatur mesin-mesin yang ada di pabrik. g. Supplier Relationship Management (SRM) Modul ini digunakan untuk mengatur hubungan antara perusahaan dengan supplier-supplier perusahaan. SRM digunakan oleh bagian Purchasing dan Administration B. h. Project Management Modul ini digunakan pada bagian Civil, yang digunakan untuk mengelola budgeting dan perencanaan proyek-proyek perusahaan yang akan dibuat misalnya untuk pembangunan pabrik baru. 2. MMpro, aplikasi ini digunakan sebagai pendukung untuk Me-record data yang lebih detail karena setiap barang memiliki panjang roll, nomor dan berat yang 134 berbeda.. MMpro digunakan oleh bagian Sales & Marketing, Production, dan Administration B. 3. SOT (System Online Timbangan), aplikasi ini digunakan untuk mengatur keluar masuknya kendaraan. Aplikasi ini juga berfungsi sebagai alat pengecekan kontainer atas pengiriman barang keluar dan masuk sehingga dapat diketahui mana saja kontainer yang sudah diisi. SOT digunakan pada bagian Administration B. 4. QC Online, aplikasi ini digunakan untuk melakukan perhitungan atas hasil pengetesan barang hasil produksi. QC Online digunakan oleh bagian Technical Division. 5. Human Resource Management System (HR Pro), digunakan untuk kegiatan yang berhubungan dengan absensi, cuti, lembur pegawai. Aplikasi ini digunakan oleh Administrasi A untuk pegawai borongan dan harian PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Untuk proses payroll semua karyawan masih dilakukan dengan menggunakan aplikasi HR Pro karena masih banyak kendala dalam pengimplementasian SAP Human Resources. 4.2.7 Jaringan Informasi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills Untuk memudahkan arus informasi antar karyawan Pindo Deli 1, Pindo Deli 2, dan juga kantor pusat yang berada di PT. Indah Kiat Serpong maka Pindo Deli membuat jaringan yang membantu memperlancar arus informasi. Berikut keterangan jaringan informasi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dari gambar 4.9: 135 a. Antara Pindo 1 dan Pindo 2 yang jaraknya berdekatan (± 7 km) maka digunakan gelombang radio E1 128k. Hal ini dikarenakan radio E1 lebih efisien dan hemat biaya. b. Akan tetapi, radio E1 tidak dapat mendukung komunikasi yang jauh jaraknya (Karawang-Serpong) antara Pindo Deli dengan kantor pusat yakni PT Indah Kiat. Maka dari itu Pindo Deli menyewa (leasing jaraingan) untuk dapat lebih mempermudah hubungan komunikasi. c. Antara Pindo 1, Pindo 2 dan PT Indah Kiat dapat terhubung secara langsung. d. PABX digunakan untuk membantu router memperbanyak penyimpanan nomornomor extention, maksudnya adalah dari satu nomor telepon terdapat beberapa nomor-nomor extention yang akan dihubungkan ke semua staf perusahaan. e. Router adalah sebuah device yang berfungsi untuk meneruskan paket-paket dari sebuah network ke network lainnya (LAN LAN/LAN WAN) sehingga host-host yang ada pada sebuah network bisa berkomunikasi dengan host yang ada pada network yang lain. Router akan menghubungkan main switch dengan radio device yakni melalui microwave. f. Masing-masing PC akan terhubung dengan masing-masing switchnya dan setiap switch akan terhubung dengan main switch. g. Pindo 2 menggunakan CISCO sebagai server networking. 136 Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills Gambar 4.9 Jaringan Informasi PT. Pindo Deli Pulp and Paper M ills 137 4.2 Analisis Lingkungan Industri Analisis lingkungan industri pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dilakukan dengan menggunakan lima kekuatan Porter (Five Forces Porter). Gambar 4.10 menunjukkan lima kekuatan Porter pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills: Ancaman Pendatang Baru PT. Esa Kertas Cina dan Brazil Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Supplier dalam dan luar negeri (bahan baku kimia dan pulp) Persaingan antar Perusahaan Sejenis PT. Riau Andalan Pulp and Paper, Leces, Pesaing asing Kekuatan Tawar-Menawar Konsumen Cakrawala Mega Indah (CMI) dan pelanggan luar negeri Ancaman Produk Substitusi komputer, handphone, PDA Gambar 4.10 Lima Kekuatan Persaingan Porter Berikut ini penjelasan lima kekuatan Porter pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills: 1. Ancaman pendatang baru (Threat Entry of New Comers) Bagi pendatang baru, potensi untuk memasuki industri pulp dan kertas ini cukup sulit. Hal ini terlihat dengan adanya perusahaan-perusahaan besar yang sudah memiliki produk yang berkualitas dan brand image yang dikenal di kalangan masyarakat. Perusahaan yang ada juga memiliki pangsa pasar yang besar dan untuk dapat memasuki bisnis pulp dan kertas ini, diperlukan modal yang cukup besar, 138 penggunaan teknologi yang memadai, sumber daya manusia yang berkualitas, dan juga dibutuhkan pengalaman yang matang untuk menggeluti bisnis kertas ini. Untuk wilayah dalam negeri, pendatang baru dalam industri kertas bukan merupakan suatu perusahaan yang baru, melainkan produk sejenis yang dihasilkan dari perusahaan yang sudah ada. Sedangkan diluar negeri, persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Apalagi dengan hadirnya pemain baru yang berasal dari Cina dan Brazil. PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki kekuatan dalam mempertahankan posisinya dari ancaman pendatang baru. Hal ini dikarenakan beberapa faktor dibawah ini: a. Skala ekonomi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills telah mencapai skala ekonomi, dimana ketika jumlah produk yang diproduksi meningkat, maka biaya per unitnya akan menurun. Oleh sebab itu PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills bisa mempertahankan biaya yang rendah untuk produknya. Bagi perusahaan baru masuk industri ini, akan sangat sulit untuk mencapai skala ekonomi karena masih berfokus pada biaya pemasaran produk. b. Kebutuhan Modal Industri pulp dan kertas merupakan industri yang besar sehingga untuk dapat memasuki industri ini dibutuhkan modal yang besar. Hal ini memberikan peluang yang kecil untuk menciptakan perusahaan baru. c. Akses ke jaringan distribusi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills telah memiliki jaringan distribusi yang luas baik di dalam maupun di luar negeri. Hal ini akan menjadi hambatan bagi perusahaan pendatang baru untuk masuk. 139 d. Skala independen ketidakunggulan biaya PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki skala independen yang menghambat masuknya pendatang baru seperti: a) PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills telah menerapkan teknologi IT yang modern untuk mendukung proses bisnisnya, seperti penerapan SAP yang mengintegrasikan semua proses bisnis perusahaan. b) PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki hutan pulp dan kayu yang menjadi bahan baku utama perusahaan, yang berlokasi di Perawang. Hal ini membuat akses perusahaan ke bahan baku menjadi mudah (tidak ada ketergantungan supplier bahan baku utama). Hal-hal seperti ini akan menjadikan pendatang baru untuk menemukan cara untuk bersaing dengan PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills. e. Kebijakan pemerintah PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang tergabung dalam APP telah memiliki hutan sendiri untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pulp dan paper perusahaan. Pemerintah dalam negeri memiliki kebijakan untuk membatasi perusahaan-perusahaan yang masuk dalam industri pulp dan paper ini. Hal ini untuk mencegah terjadinya penebangan ilegal hutan di Indonesia dan menjaga kelestarian alam. Oleh sebab itu, perusahaan kertas dalam negeri harus memiliki hutan tanaman industri (HTI) dan melarang pemakaian hutan alam untuk bahan baku industri. 140 Walaupun sulit untuk memasuki industri pulp dan kertas bagi pendatang baru, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills sekarang ini memiliki pesaing baru lokal untuk produk kertas yakni PT. Esa Kertas yang berlokasi di Karawang. PT. Esa Kertas ini merupakan perusahaan milik Sampoerna yang sekarang telah diakuisisi oleh Philip Mourish. Sebelum didirikannya Esa kertas, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memberikan supply kertas untuk bungkus rokok kepada Sampoerna. Akan tetapi sekarang ini pasar PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills menjadi berkurang karena Philip Mourish mendirikan pabrik kertas rokok sendiri yakni PT. Esa Kertas. Sekarang ini Esa Kertas masih berfokus pada produksi untuk bungkus rokok sendiri saja sehingga PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills masih memiliki posisi yang kuat dalam industri pulp dan kertas. 2. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok (The Bargaining Power of Supplier) APP memiliki banyak perusahaan yang bergerak dalam industri pulp dan kertas. Untuk itu, APP memiliki hutan tanaman industri yang dikelola untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kertas dan pulp perusahaan-perusahaan APP. PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memperoleh bahan baku yang berupa NBKP dari PT. Arara Abadi (Indah Kiat) dan Lontar Papyrus. Untuk bahan baku yang berupa LBKP, perusahaan melakukan pemesanan dari negara lain (bahan baku impor). PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills juga memiliki beberapa pemasok bahan baku kimia dari dalam dan luar negeri (Amerika Serikat, Kanada dan Finlandia). PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dapat bebas memilih pemasok bahan baku yang dapat memberikan harga lebih murah dengan kualitas yang baik. Untuk itu, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills hanya memilih pemasok yang terbaik sehingga pemasok 141 bergantung pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Maka itu, dapat disimpulkan bahwa kekuatan tawar-menawar pemasok untuk bahan baku kimia tidak memiliki pengaruh yang kuat terhadap perusahaan. 3. Kekuatan Tawar-Menawar Konsumen (The Bargaining Power of Customers) PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki distributor utama yang mendistribusikan produk perusahaan untuk wilayah lokal, yakni Cakrawala Mega Indah (CMI). CMI ini merupakan perusahaan yang tergabung dalam APP sehingga CMI bertugas memasarkan produk-produk APP di dalam negeri. CMI yang berpusat di Jakarta (Thamrin) memiliki banyak kantor cabang di beberapa daerah di Indonesia. CMI akan mendistribusikan produk perusahaan secara langsung kepada distributor-distributor lainnya atau Paper shop/modern market (seperti Carrefour, Hero). Sedangkan di luar negeri, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki beberapa perwakilan kantor cabang yang masih merupakan perwakilan APP. Kantor cabang tersebut akan membantu pendistribusian produk di luar negeri. Kantor cabang dibagi berdasarkan negara atau wilayah tertentu yang tersebar di seluruh dunia. 4. Ancaman Produk Substitusi (Threat of Substitution Product) Semakin berkembangnya jaman dengan bermunculan teknologi-teknologi baru, maka untuk industri kertas akan menghadapi persaingan dengan produk pengganti yang lebih modern, misalnya saja komputer, PDA, handphone. Biaya perpindahan dari kertas menjadi peralatan modern seperti komputer dan handphone memiliki biaya perpindahan yang tinggi bagi pelanggan. Walaupun barang 142 elektronik telah menjadi hal yang umum di masyarakat, akan tetapi pelanggan membutuhkan biaya yang tidak murah untuk beralih dari kertas menjadi alat-alat elektronik yang mampu mengurangi pemakaian atau bahkan menggantikan kertas. Sekarang ini keberadaan kertas masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia. Pengaruh produk substitusi tidak berpengaruh besar bagi industri kertas. Hal ini dapat dilihat dengan bertambahnya permintaan terhadap konsumsi kertas yang setiap tahunnya bertambah. Sumber : www.wartaekonomi.com Gambar 4.11 Perkembangan Konsumsi Kertas Indonesia Contohnya saja di Indonesia, berdasarkan data yang diperoleh pada gambar 4.11, konsumsi kertas tahun 2003 sebanyak 5,31 juta ton, sedangkan tahun 2004, konsumsi kertas mencapai 5,40 juta ton. Pada tahun 2005, konsumsi kertas meningkat menjadi 5,61 juta ton. Tahun 2009, konsumsi kertas diprediksi bisa mencapai 6,45 juta ton. 143 5. Persaingan antar Perusahaan Sejenis (The Jockeying Among Current Rivalry) PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki banyak pesaing karena penjualan produknya untuk memenuhi permintaan dalam negeri dan luar negeri. Oleh karena itu terdapat beberapa pesaing utama PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dari dalam maupun luar negeri. Di dalam negeri, produk photocopy paper PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills bersaing dengan PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dan juga Leces. Produk PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills ada yang diekspor ke beberapa negara seperti Timur Tengah, Eropa, India, Asia Tenggara, Jepang, Amerika, Cina, dll. Produk yang diekspor tersebut bersaing dengan beberapa pesaing yang ada di masing-masing wilayah. Misalnya saja produk PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang berada di Cina bersaing dengan perusahaan sejenis yang ada di Cina. Untuk pasar dalam negeri, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki kekuatan yang cukup besar karena PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills merupakan salah satu industri kertas yang berada di bawah naungan Asia Pulp and Paper (APP) didalam Grup Sinar Mas. Selain PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills ada beberapa perusahaan APP lainnya seperti PT. Indah Kiat Serpong, PT. Tjiwi Kimia, PT. Lontar Papyrus, APP Perawang, dimana perusahaan-perusahaan ini memiliki kerjasama yang kuat dalam menguasai pasar Indonesia. Selain itu, untuk dapat bertahan dalam lingkungan persaingan perusahaan tetap mempertahankan produk yang berkualitas tinggi dan harga yang relatif murah. Untuk wilayah Indonesia dan Malaysia, perusahaan memiliki posisi sebagai Price Leader dimana harga dan kualitas lebih unggul dibandingkan pesaingnya. Berdasarkan keterangan diatas, 144 maka dapat disimpulkan bahwa PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki posisi persaingan yang kuat. 4.3 Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation / IFE) Evaluasi faktor internal dianalisis dari SWOT perusahaan yang berfokus pada kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Berikut ini kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Tabel 4.1 Analisis Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) Kekuatan (Strength) S1 S2 S3 S4 S5 Kekuatan (Strength) Memiliki tim manajemen yang berkualitas Memiliki produk yang bermutu tinggi Penerapan teknologi tingkat tinggi Memiliki jaringan pemasaran yang luas Kerjasama dengan perusahaan Sinar Mas dan APP dalam perdagangan Kelemahan (Weakness) W1 W2 W3 W4 W5 4.3.1 Kelemahan (Weakness) Jumlah ‘trim loss paper’ yang masih tinggi Identifikasi material terlalu spesifik karena perusahaan memproduksi berbagai spesifikasi Biaya pemeliharaan bahan baku dan produk masih tinggi Proses tracking terhadap pelanggan yang kurang optimal. Pengaturan untuk penempatan dan pengontrolan barang yang kurang optimal. Kekuatan (Strength) Berikut ini penjelasan dari kekuatan yang dimiliki oleh PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills: 1. Memiliki tim manajemen yang berkualitas PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills tidak hanya mempekerjakan tenaga kerja lokal saja, akan tetapi beberapa tenaga kerja bahkan manajemen tingkat 145 tingginya (top management) merupakan tenaga kerja asing yang berasal dari beberapa negara seperti Amerika, Taiwan, Jepang, India, dan Australia. Selain itu, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki tim MBOS (Management By Olympic Systems) dimana tim ini yang akan memberikan penilaian terhadap evaluasi kerja semua divisi/departemen yang ada si perusahaan. Pada tanggal 12 Juli 1996, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memperoleh ISO 9002 karena telah memenuhi Quality Management Systems yang bertaraf internasional. Setiap tahunnya tim MBOS mengadakan MBOS Annual Competition dimana semua divisi/departemen akan melakukan kompetisi terhadp kinerjanya. Tim yang memenangkannya akan melakukan kompetisi dengan semua perusahaan APP di Indonesia, yang kemudian akan dikompetisikan lagi dengan grup APP di China. PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills telah memenangkan tiga kali berturut-turut MBOS Annual Competition dari tahun 2005 – 2007. Menurut Kepala Departemen Marketing, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills merupakan peringkat kedua terbaik se-APP di Indonesia. Untuk APP sendiri memperoleh peringkat ke-10 di seluruh dunia. 2. Memiliki produk yang bermutu tinggi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills terkenal dengan produknya yang memiliki “Top Quality Paper”. Hal ini terbukti dengan diberikannya Super Brands Award Indonesia 2005/2006 untuk produk kertas dengan merek Bola Dunia. Oleh karena itu, perusahaan tetap menjaga mutu produk dengan memilih bahan baku yang berkualitas dan proses produksi yang baik untuk dapat menjaga kesetiaan pelanggan dalam memakai produk-produk PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills. 146 Untuk wilayah Indonesia dan Malaysia, produk PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki keunggulan dalam hal kualitas dan harga sehingga perusahaan tetap dapat mempertahankan posisinya. 3. Penerapan teknologi tingkat tinggi yang mengarah pada efisiensi Saat ini PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills menerapkan teknologi ERP (Enterprise Resource Planning) dimana software yang digunakan yakni SAP ECC 6.0. PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills berusaha untuk dapat mengikuti perubahan bisnis yang terjadi sehingga perubahan terhadap teknologi pun sering dilakukan. Misalnya saja SAP sudah di-upgrade sebanyak lima kali yakni dari versi 3F, 4.0, 4.0B, 4.0C, 4.0D dan yang terakhir ECC 6.0 pada tahun 2007. Tidak hanya dalam teknologi informasi, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills juga menggunakan mesin-mesin yang canggih dalam proses produksinya dimana mesin-mesin tersebut mampu mengasilkan produk yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan mesin-mesin tradisional sehingga proses produksi yang dilakukan mampu menciptakan proses yang lebih efektif dan efisien baik dalam hal waktu maupun biaya. 4. Memiliki jaringan pemasaran yang luas Pemasaran produk dilakukan di wilayah Indonesia bahkan sampai ke beberapa negara melalui branch office APP yang berada di beberapa negara di Asia, Afrika, Timur Tengah, Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Latin. PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki jalur distribusi yang baik melalui para distributor yang berada di dalam maupun di luar negeri. 147 5. Kerjasama dengan perusahaan Sinar Mas dan APP dalam perdagangan PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills bekerjasama dengan beberapa perusahaan besar yang tergabung dalam grup Sinar Mas dibawah naungan APP (Asia Pulp and Paper). APP meruapakan perusahaan kedua terbesar penghasil kertas di Asia setelah Asia Pasific Resources International Ltd (APRIL). Akan tetapi dengan adanya kerjasama perusahaan dalam grup Sinar Mas (PT. Tjiwi Kimia, PT. Indah Kiat, PT. Lontar Papyrus), maka hal ini dapat menjadikan posisi perusahaan lebih kuat dalam menghalangi pesaingnya. Tidak hanya bekerjasama dalam menguasai pasar, perusahaan APP juga saling bekerja sama dalam pemenuhan bahan baku, pemasaran produk, maupun hal lainnya. Seperti halnya saja PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills bekerjasama dengan PT Cakrawala Mega Indah dalam pemasaran produk. Selain itu, pemenuhan atas bahan baku perusahaan APP dapat diperoleh dari PT Arara Abadi dan PT Wirakarya Sakti. Perusahaanperusahaan tersebut merupakan perusahaan yang mengelola hutan untuk pemenuhan bahan baku APP. Diperkirakan luas lahan yang dimiliki sebesar 1.137.020,36 hektar untuk APP. Dibandingkan pesaingnya APRIL hanya memiliki luas hutan seluas 681.778,14 hektar. (http://www.chaidir.com/?m=fr&t=2&id=44) 4.3.2 Kelemahan (Weakness) Berikut ini penjelasan mengenai kelemahan yang dimiliki oleh PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills: 148 1. Jumlah ‘trim loss paper’ yang masih tinggi Proses produksi yang dilakukan saat ini tidak didasarkan pada pemesanan pelanggan atas produk kertas (customer oriented). Dari pemrosesan bahan baku, kertas dapat dibuat dalam ukuran jumbo ataupun roll. Dari ukuran ini, kertas dapat dibagi lagi menjadi ukuran yang lebih kecil (proses cutting) sesuai dengan pemesanan pelanggan (misalnya ukuran A4, kuarto, dll). Dalam proses pemotongan ini, masih banyak terjadi sisa kertas karena perusahaan belum dapat mengkombinasikan pemesanan yang paling optimal. 2. Terlalu fokus pada material oriented Kertas merupakan produk yang memiliki berbagai macam spesifikasi, dari segi ukuran, jenis, berat, warna, kualitas, jumlah per sheet, dan hal lainnya. PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills selalu mencoba untuk menerima setiap pemesanan dengan spesifikasi apapun. Setiap muncul spek berbeda, perusahaan harus membuat satu nomor material baru. Hal ini menjadikan produk memiliki range yang sangat besar. Ini juga akan berdampak pada peningkatan biaya operasional karena semakin bervariasi hasil produksi maka perusahaan semakin sulit untuk menekan biaya. Apabila hasil produksi semakin standar dan banyak maka perusahaan dapat menekan biaya operasional sehingga profit yang didapatkan akan semakin besar. 3. Biaya pemeliharaan bahan baku dan produk masih tinggi Sistem stok terhadap bahan baku belum dilakukan secara real time antara perusahaan dengan pemasok bahan baku. Tekadang masih terdapat penumpukan 149 bahan baku karena perusahaan memesan bahan baku tidak berdasarkan jumlah produksinya sehingga stok bahan baku menjadi banyak. Hal ini menjadikan biaya inventory menjadi mahal sehingga dapat menambah biaya operasional. 4. Proses tracking terhadap pelanggan yang kurang optimal. Untuk wilayah lokal, PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills hanya memiliki satu distributor utama (Cakrawala Mega Indah / CMI) yang akan memasarkan produknya ke seluruh distributor-distributor lainnya. Untuk saat ini, pengontrolan pemesanan barang hanya dilakukan berdasarkan permintaan CMI. PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills tidak dapat mengetahui siapa saja pelanggannya dan produk apa saja yang paling sering dibeli oleh satu pelanggan (distributor, agen, atau end user). Perusahaan seharusnya dapat mengetahui halhal seperti itu, disamping akan mempengaruhi pemesanan, perusahaan juga dapat membantu distributor dalam memprediksi jumlah permintaan. 5. Pengaturan untuk penempatan dan pengontrolan barang yang kurang optimal. Pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills, penempatan produk di gudang, masih dilakukan dengan sembarangan. Setiap produk dapat ditempatkan dimana saja. Hal ini akan mempersulit pencarian produk yang mau dikeluarkan untuk memenuhi pesanan. Tentu saja hal tersebut dapat menambah waktu pencarian sehingga proses yang dilakukan tidak efisien. Terkadang juga beberapa pemesanan memiliki spesifikasi yang sama. Pada prosesnya sekarang ini, setiap kali barang yang selesai diproduksi dapat dikeluarkan untuk pemesanan yang 150 mana saja (tidak ada pemfokusan). Hal ini dapat saja menjadikan pemesanan untuk waktu yang lebih lama dapat dipenuhi lebih cepat daripada pemesanan untuk waktu yang lebih cepat. Hal ini dapat menjadi suatu keganjalan dan kekurangan dalam pemenuhan proses pemesanan. 4.3.3 Hasil Evaluasi Faktor Internal Berikut ini merupakan hasil evaluasi faktor internal yang diperoleh dari melakukan pembobotan SWOT dengan menggunakan metode analisis berpasangan (Pairwise Method). Tabel 4.2 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE Matrix) BOBOT PERINGKAT RATA-RATA TERTIMBAN G 0.100 0.102 0.099 0.073 4 4 4 3 0.400 0.408 0.396 0.219 0.056 3 0.168 1.591 0.168 0.119 1 1 0.168 0.119 0.119 1 0.119 0.082 2 0.164 0.082 1 2 0.164 0.734 2.325 Kekuatan (Strength) S1 S2 S3 S4 S5 Memiliki tim manajemen yang berkualitas Memiliki produk yang bermutu tinggi Penerapan teknologi tingkat tinggi Memiliki jaringan pemasaran yang luas Kerjasama dengan perusahaan Sinar Mas dan APP dalam perdagangan Total Kekuatan Kelemahan (Weakness) W1 W2 W3 W4 W5 Jumlah ‘trim loss paper’ yang masih tinggi Terlalu fokus pada material oriented Biaya pemeliharaan bahan baku dan produk masih tinggi Proses tracking terhadap pelanggan yang kurang optimal. Pengaturan untuk penempatan dan pengontrolan barang yang kurang optimal. Total Kelemahan Total Internal Factor Evaluation (IFE) Dari tabel 4.2, dapat dilihat bahwa total nilai dari evaluasi faktor internal yang dilakukan sebesar 2,325. Total rata-rata tertimbang dibawah 2,5 menggambarkan PT 151 Pindo Deli Pulp and Paper Mills lemah secara internal. Hal ini mengindikasikan bahwa kekuatan yang ada belum dapat mengatasi kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Kelemahan perusahaan saat ini terletak pada jumlah ‘trim loss paper’ yang masih tinggi dengan total skor sebesar 0,168. Tidak hanya itu, fokusnya perusahaan pada material oriented dan juga biaya inventory yang masih tinggi menjadikan kelemahan juga bagi perusahaan. Akan tetapi kekuatan yang dimiliki perusahaan juga memiliki dampak yang sangat besar dan berpengaruh sehingga PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills masih dapat meningkatkan posisi internal perusahaan. 4.4 Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor Evaluation / EFE) Evaluasi faktor eksternal dianalisis dari SWOT perusahaan yang berfokus pada peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat). Berikut ini peluang dan ancaman yang dimiliki oleh PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Tabel 4.3 Analisis Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) Peluang (Opportunity) O1 O2 O3 O4 O5 Peluang (Opportunity) Perkembangan teknologi baru Permintaan kertas dunia yang meningkat Efisiensi proses produksi Tingkat pertumbuhan industri percetakan Kondisi alam Indonesia yang subur dan kaya akan hutan Ancaman (Threats) T1 T2 T3 T4 T5 Ancaman (Threat) Pesaing dari dalam dan luar negeri Isu illegal logging Kurs yang tidak stabil Munculnya produk substitusi lebih modern Desakan untuk tidak memperluas hutan sebagai lahan industri 152 4.4.1 Peluang (Opportunity) Berikut ini penjelasan mengenai peluang yang dimiliki oleh PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills: 1. Perkembangan teknologi baru Perkembangan terhadap teknologi baru dapat memberikan peluang bagi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills untuk dapat meningkatkan kinerja bisnis perusahaan. Misalnya saja PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dapat menggunakan peralatan mesin dengan teknologi baru untuk dapat menghasilkan produk yang lebih baik dalam waktu yang lebih capat. Selain itu, teknologi baru juga memungkinkan PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills menerapkan sistemsistem yang dapat mendukung proses bisnis perusahaan yang lebih baik. 2. Permintaan kertas dunia yang meningkat Setiap tahunnya permintaan konsumsi kertas cenderung meningkat. Hal ini dapat dilihat pada perkembangan konsumsi kertas di Indonesia yang meningkat terus setiap tahunnya, dari 3,9 juta ton (1998) sampai 5,6 juta ton (2005). Selain peningkatan di dalam negeri, konsumsi kertas di dunia juga sangat besar. Hal ini dapat dilihat di beberapa negara di ASEAN yang menunjukkan bahwa Singapura, Malaysia, dan Thailand memiliki jumlah konsumsi kertas perkapita yang lebih besar dari Indosesia. Ini menunjukkan peluang yang baik bagi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills karena 80% hasil produksinya untuk kegiatan ekspor. 153 Gambar 4.12 Konsumsi Kertas Perkapita di Beberapa Negara ASEAN (Sumber : www.wartaekonomi.com) 3. Efisiensi proses produksi Efisiensi terhadap proses produksi merupakan hal yang penting dalam industri kertas karena dengan efisiensi perusahaan dapat mengurangi biaya operasional. Misalnya saja dengan menggunakan mesin-mesin baru, perusahaan dapat lebih banyak memproduksi produk dengan waktu yang cepat. Selain itu juga, perusahaan dapat mencapai skala ekonomi. 4. Tingkat pertumbuhan industri percetakan Semakin berkembangnya terknologi percetakan seperti penggunaan komputer yang memudahkan proses percetakan, maka semakin berkembang pula industri pecetakan. Komputer membuat beragam hal dalam proses penerbitan menjadi lebih mudah. Hal ini karena ia mendigital-kan proses penerbitan. Dengan komputer membuat layout menjadi lebih mudah. Banyak hal seperti men set, 154 meletakan text, memberi foto, dan meng-crop foto menjadi lebih cepat. Penggunaan komputer ini terus berlanjut hingga sekarang. Dengan teknologi komputer industri percetakan menjadi sangat terbantu. Apabila industri pecetakan berkembang, maka akan menjadikan peluang bagi industri kertas untuk memasok produknya kepada perusahaan-perusahaan percetakan atau distributor percetakan yang ada. 5. Kondisi alam Indonesia yang subur dan kaya akan hutan Alam Indonesia yang sangat subur memberikan keunggulan tersendiri bagi produsen kertas Indonesia. Indonesia memiliki area hutan yang besar kapasitasnya menurut ukuran dunia. Di Indonesia terdapat lahan hutan seluas 141 juta hektar (1.410.000 km persegi). Dari jumlah ini sekitar 95 juta hektar telah disediakan untuk produktivitas dan (http://www.sinarharapan.co.id/feature/ritel/2003/0304/rit01.html). konversi Selain itu dengan tanah yang subur memungkinkan penanaman pohon akasia magnisium (bahan baku kertas) yang lebih cepat dibandingkan di negara-negara lainnya. Di Indonesia penanaman pohon akasia dapat dilakukan hanya 5-7 tahun. Sedangkan di beberapa negara seperti Amerika dan Eropa, penanaman pohon akasia ini dapat mencapai 20 tahun. Hal ini memungkinkan PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills dapat dengan mudah memperoleh bahan baku. 155 4.4.2 Ancaman (Threat) Berikut ini penjelasan mengenai ancaman yang dimiliki oleh PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills: 1. Pesaing besar dari dalam dan negeri Pesaing dari dalam negeri seperti PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP_ merupakan pesaing utama PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Menurut Kepala Divisi marketing PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills, pangsa pasar grup APP dalam pasar lokal sebesar 50%. Untuk pasar luar negeri, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills bersaing dengan produsen kertas dari maing-masing negara. Misalnya saja di Cina terdapat beberapa produsen kertas dimana mereka dapat memproduksi dalam jumlah yang besar dan biaya yang murah. 2. Isu Illegal Logging Sekarang ini sedang terjadi kehebohan dalam yang menjadi sorotan industri kertas, yakni isu illegal logging. Dalam http://walhi.or.id/kampanye/hutan/konversi/040914_ikppilegal_sp/ artikel diisukan bahwa PT. Indah Kiat Perawang (pemasok bahan baku PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) melakukan illegal logging dimana kayu yang dihasilkan berasal dari hutan alam. Dan sekarang ini PT Pindo Deli berusaha mengatasi masalah tersebut dengan melakukan sertifikasi terhadap bahan baku kertas yang digunakan. 156 3. Kurs yang tidak stabil Nilai tukar mata uang asing sangat berpengaruh bagi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills karena sebesar 80% dari hasil produksinya untuk diekspor. Pembayaran bahan baku dan biaya ekspor dilakukan dengan menggunakan mata uang asing (US $). Oleh karena itu, kondisi kurs yang tidak stabil dapat berpengaruh besar bagi perusahaan karena biaya yang dikeluarkan akan disesuaikan dengan kurs yang berlaku pada saat itu. 4. Munculnya produk substitusi yang lebih modern Munculnya teknologi modern sebagai produk pengganti kertas seperti PDA, komputer, handphone dapat memberikan ancaman bagi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Akan tetapi ancaman tersebut tidak terlalu berpengaruh besar selama permintaan terhadap kertas masih terus meningkat. 5. Desakan untuk tidak memperluas hutan sebagai lahan industri Karena semakin banyaknya produsen pulp dan kertas yang memanfaatkan hutan untuk dijadikan lahan industri maka semakin lama hutan Indonesia semakin berkurang. Hal ini membawa dampak pada sebagian masyarakat (khususnya masyarakat daerah) untuk melarang perluasan lahan industri dari hutan. Dalam artikel http://walhi.or.id/kampanye/hutan/konversi/040914_ikppilegal_sp/, dikatakan bahwa keberadaan industri pulp dan kertas di Indonesia menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi masyarakat sekitar secara khusus dan wilayah lainnya secara umum. Perubahan bentang alam skala luas untuk pembangunan pabrik, pemukiman karyawan dan HTI sehingga 157 merusak ekosistem setempat dan berdampak bagi ketersediaan air, hilangnya keanekaragaman hayati, hilangnya akses masyarakat lokal terhadap hutan sebagai tempat hidup dan mata pencaharian. Kemudian limbah pabrik yang dapat mencemari air, tanah, dan udara dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia dan makhluk hidup lainnya. 4.4.3 Hasil Evaluasi Faktor Eksternal Tabel 4.4 merupakan hasil evaluasi faktor eksternal yang diperoleh dengan melakukan pembobotan SWOT dengan menggunakan metode analisis berpasangan (Pairwise Method). Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa total dari evaluasi faktor eksternal berjumlah 2,729. Total nilai tertimbang diatas 2,5 mengindikasikan bahwa PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills mampu merespon dengan baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya. Peluang yang dimiliki perusahaan dalam industri sangat besar. Disamping teknologi yang dapat mempercepat proses kerja yang akan mengarah pada efisiensi, permintaan akan kertas dunia yang meningkat menjadi salah satu pemicu kelancaran PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Hal ini mengingat PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills merupakan salah satu perusahaan APP yang memiliki banyak cabang di luar negeri sehingga memungkinkan bagi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills untuk memperluas pasar dan memperoleh pasar baru dalam jaringan pemasarannya. Akan tetapi perusahaan harus tetap waspada dengan ancaman yang ada. Misalnya saja dengan persaingan yang cukup kompetitif antara PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills dengan perusahaan-perusahaan pulp dan kertas baik didalam maupun yang di luar negeri. Misalnya saja Riau Andalan Pulp and 158 Paper yang memiliki pasar yang cukup besar. Untuk itu, PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills harus meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan dengan memanfaatkan peluang yang dimiliki untuk dapat mengatasi ancaman yang ada. Tabel 4.4 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE Matrix) Peluang (Opportunity) O1 O2 O3 O4 O5 Perkembangan teknologi baru Permintaan kertas dunia yang meningkat Efisiensi proses produksi Tingkat pertumbuhan industri percetakan Kondisi alam Indonesia yang subur dan kaya akan hutan Total Peluang BOBOT PERINGKAT RATA-RATA TERTIMBANG 0.143 0.137 0.131 0.083 4 4 4 3 0.572 0.548 0.524 0.249 0.058 3 0.174 2.067 0.117 0.117 0.089 0.073 1 1 2 2 0.117 0.117 0.178 0.146 0.052 1 2 0.100 0.662 2.729 Ancaman (Threat) T1 T2 T3 T4 T5 Pesaing dari dalam dan luar negeri Isu illegal logging Kurs yang tidak stabil Munculnya produk substitusi lebih modern Desakan untuk tidak memperluas hutan sebagai lahan industri Total Ancaman Total External Factor Evaluation (EFE) 4.5 Analisis SWOT Dari pengolahan faktor internal (IFE) dan eksternal (EFE), maka didapatkan kesimpulan bahwa PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki total kelemahan yang lebih besar daripada kekuatannya dengan total IFE sebesar 2,325. Hal ini maksudnya adalah kelemahan yang dimiliki oleh PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills belum dapat diatasi dengan kekuatan yang dimiliki. Perusahaan masih memiliki kendala pada internal perusahaan. Akan tetapi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki respon terhadap peluang dan ancaman yang baik, dimana total EFE sebesar 2,729 mengindikasikan 159 bahwa perusahaan secara efektif mengambil keuntungan dari peluang yang ada saat ini dan meminimalkan efek yang timbul dari ancaman eketernal. 4.6 Matriks SWOT Tabel 4.5 Matriks SWOT IFE Weakness: 1. Jumlah ‘dusting paper’ yang masih tinggi 2. Terlalu fokus pada material oriented 3. Biaya pemeliharaan bahan baku dan produk masih tinggi 4. Proses tracking terhadap pelanggan yang kurang optimal. 5. Pengaturan untuk penempatan dan pengontrolan barang yang kurang optimal. Strength: 1. Memiliki tim manajemen yang berkualitas 2. Memiliki produk yang bermutu tinggi 3. Penerapan teknologi tingkat tinggi 4. Memiliki jaringan pemasaran yang luas 5. Kerjasama dengan perusahaan Sinar Mas dan APP dalam perdagangan Opportunity: 1. Perkembangan teknologi baru 2. Permintaan kertas dunia yang meningkat 3. Efisiensi proses produksi 4. Tingkat pertumbuhan industri percetakan 5. Kondisi alam Indonesia yang subur dan kaya akan hutan Strategi SO Fokus pada penguasaan pasar lokal dan luar negeri (S1, S2, S3, S4, S5, O1, O2, O3) Fokus pada pengontrolan kualitas (S2, S3, O1, O3) Cost Leadership (S1, S2, S3, O1, O2, O3, O5) Bekerja sama dengan para pemain bisnis percetakan atau distributor percetakan (S1,S2, S4, O1, O4) Memperluas hutan tanaman industri (S5, O5) Strategi WO Efisiensi jumlah trim loss paper (W1, O1, O3) Penciptaan high value product (W2, O2, O3) Pengefisiensian proses penyimpanan bahan baku dan produk (W3, O3) Fokus pada potensi pelanggan (W4, O1, O2, O3, O4) Optimalisasi pengaturan barang (W5, O1, O3) Threat: 1. Pesaing dari dalam dan luar negeri 2. Isu illegal logging 3. Kurs yang tidak stabil 4. Munculnya produk substitusi lebih modern 5. Desakan untuk tidak memperluas hutan sebagai lahan industri Strategi ST Fokus pada penguasaan pasar lokal dan luar negeri (S1, S2, S3, S4, S5, T1, T4) Differensiasi produk (S2, T1, T4) Fokus pada pengontrolan kualitas (S1, S2, T1, T4) Penciptaan produk yang ramah lingkungan (S1, T3, T5) Mempertahankan ISO 9001 / Management quality (S3, T1, T3, T5) Strategi WT Proses produksi yang lebih efisien (W1, W2, W3, W5, T1, T3) Pemanfaatan bahan baku yang lebih efisien (W1, T2, T5) Fokus pada potensi pelanggan (W4, T1) Penerapan teknologi untuk dapat menambah keunggulan kompetitif (W1, W2, W3, W4, W5, T1, T4) EFE 160 4.7 Matriks Internal Eksternal (IE) Total Nilai Tertimbang IFE KUAT 3,0 hingga 4,0 4 Total Nilai Tertimbang EFE TINGGI 3,0 hingga 4,0 4 I RATA - RATA 2,0 hingga 2,99 3 2 II TUMBUH & KEMBANGKAN 3 RATA - RATA 2,0 hingga 2,99 IV TUMBUH & KEMBANGKAN 2 RENDAH 1,0 hingga 1,99 1 LEMAH 1,0 hingga 1,99 VII JAGA & PERTAHANKAN 1 III TUMBUH & KEMBANGKAN V JAGA & PERTAHANKAN VI JAGA & PERTAHANKAN VIII TUAI ATAU DIVESTASI IX TUAI ATAU DIVESTASI TUAI ATAU DIVESTASI Gambar 4.13 Matriks Internal Eksternal (IE Matrix) Berdasarkan penelitian, arahan strategi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yakni: 1. Efisiensi jumlah ‘trim loss paper’ Efisiensi terhadap hasil produksi yang dihasilkan oleh PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills sangat penting dilakukan. Untuk itu, perusahaan mulai memikirkan bagaimana caranya untuk dapat membuat proses produksi lebih efisien. Hal ini dimulai dari pengurangan jumlah sisa kertas dari hasil proses pemotongan yang disesuaikan dengan kombinasi pemesanan yang optimal. 2. Penciptaan high value product Kertas merupakan produk yang sangat sensitif dan memiliki banyak spesifikasi pelanggan dapat memesan kertas dengan berbagai spesifikasi. Hal ini menjadikan penomoran terhadap produk yang semakin banyak. Untuk itu, perusahaan ingin menstandarisasikan penomoran produknya untuk memudahkan proses pemesanan 161 pelanggan oleh bagian sales & marketing. Perusahaan juga mulai berfokus pada produk yang bernilai tinggi dari segi kualitas, pasar, dan profit. Maksudnya adalah perusahaan mulai berfokus pada produk yang memiliki pasar yang besar dan memiliki profit yang besar pula. 3. Pengefisiensian proses penyimpanan bahan baku Bahan baku kertas merupakan hal yang rentan sekali terhadap kerusakan. Semakin lama waktu penyimpanan bahan baku, maka perusahaan akan mengeluarkan biaya yang berlebih terhadap biaya pemeliharaannya/ inventory. Untuk itu, proses penyimpanan barang perlu dikontrol dengan baik. 4. Fokus pada potensi pelanggan Selain kepuasan pelanggan yang perlu dijaga, perusahaan juga perlu mengetahui potensi pembelian dari para pelanggannya. Hal ini bertujuan supaya perusahaan dapat mengantisipsi lonjakan atau penurunan pemesanan yang dilakukan. Hal ini dapat memudahkan perusahaan dalam memproduksi hasilnya sehingga tidak terjadi penumpukan barang jadi yang terlalu banyak yang dapat menambah biaya inventory. 5. Optimalisasi pengaturan barang Barang jadi hasil produksi semestinya harus dijaga dan dikontrol dengan baik. Hal ini bertujuan supaya pemesanan pelanggan dapat terpenuhi sesuai pada waktunya. Dengan pengaturan barang juga dapat mengoptimalisasi pengeluaran terhadap barang sehingga meminimalisir pemenuhan pesanan untuk pelanggan yang lainnya. 162 4.8 Arahan Strategis PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki arahan strategi, dimana arahan strategi ini dapat dijadikan sebagai kerangka kerja untuk mendefinisikan tujuan dan sasaran perusahaan. Berikut arahan strategi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Tabel 4.6 Arahan Strategi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills Arahan Strategi Efisiensi jumlah ‘trim paper loss’ Penciptaan high value product Pengefisiensian proses penyimpanan bahan baku Fokus pada potensi pelanggan Optimalisasi pengaturan barang (auto arrangement) Tujuan • Mengurangi jumlah ‘trim loss paper’ agar produksi lebih optimal • Peningkatan efisiensi hasil produksi • Mengotomatisasi proses operasional produksi • Mempercepat penjualan • Mengurangi banyaknya nomor material dan menghindari duplikasi material • Mengurangi biaya operasional Metric • Pengurangan jumlah sisa kertas yang terbuang • Biaya per unit • Jumlah hasil produksi • Profit • Standarisasi konfigurasi produk • Biaya operasional • Mengurangi biaya inventory terhadap bahan baku • Pengurangan biaya inventory • Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan • Memprediksi permintaan produk • Pemenuhan pesanan yang tepat waktu • Mempermudah dan mempercepat proses terhadap kontrol keluar barang • Pencocokan unit id pada sistem dan gudang • Spesifikasi kebutuhan pelanggan • Jumlah pemesanan produk • Waktu pengiriman • Pengurangan waktu pencarian barang • Unit id Bobot (%) 10 10 25 5 10 5 25 10 20 20 8 15 7 5 5 15 5 Rencana bisnis yang dimiliki PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yakni: 1. Efisiensi jumlah ‘trim loss paper’ 25% Jumlah dari sisa pemotongan kertas atau ‘trim loss paper’ yang besar dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu diperlukan efisiensi proses produksi terhadap proses ‘cutting’ yang dilakukan karena efisiensi jumlah ‘trim loss paper’ dapat 163 bertujuan untuk mengurangi jumlah ‘trim loss paper’ agar produksi lebih optimal, peningkatan efisiensi hasil produksi dan juga dapat mengotomatisasi proses operasional produksi 2. Penciptaan high value product 25% PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills mulai memikirkan pesanan yang mana saja yang menghasilkan keuntungan yang besar bagi perusahaan. Tidak ada gunanya jika perusahaan memproduksi produk yang sebenarnya tidak menghasilkan keuntungan. Penciptaan high value product’ memiliki tujuan antara lain dapat mempercepat penjualan, mengurangi banyaknya nomor material dan menghindari duplikasi material, dan mengurangi biaya operasional 3. Pengefisiensian proses penyimpanan bahan baku 20% Semakin perusahaan dapat melakukan pemesanan bahan baku secara real time maka semakin kecil pula biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pemeliharaan atsa bahan baku tersebut karena semakin banyak dan lamanya waktu untuk penyimpanan maka semakin besar pula resiko atas kerusakan terhadap bahan baku. 4. Fokus pada potensi pelanggan 15% Pelanggan merupakan faktor penting dalam kelancaran perusahaan baik dalam hal pemenuhan pesanan sampai pada proses kelancaran pembayaran. Perusahaan harus dapat memprediksi permintaan pelanggan, apakah akan mengalami lonjakan atau penurunan. Selain itu, status pembayaran pelanggan pun harus diperhatikan karena perusahaan perlu tahu mana saja pelanggan yang qualified dana mana pelanggan yang non qualified. Hal ini perlu diantisipasi lebih baik. 164 5. Optimalisasi pengaturan barang 15% Pengaturan barang di gudang perlu menjadi perhatian untuk mengantisipasi terjadinya keterlambatan dalam pengiriman. Setiap hasil produksi yang telah dihasilkan merupakan pemesanan dari pelanggan tertentu. Karyawan bagian gudang harus memikirkan hal tersebut sehingga tidak terjadi pengambilan barang yang tidak seharusnya untuk pemesanan lain dengan spesifikasi yang sama. 4.9 Demand/Supply Planning Untuk menghubungkan rencana bisnis dengan rencana TI maka harus melakukan Strategic Demand / Supply Planning dan Innovation Planning. Dimana Strategic Demand / Supply Planning dan Innovation Planning terkait dengan arahan strategis bisnis, agenda strategi TI dan kebutuhan strategi TI. Ada 2 perencanaan yang dilakukan untuk mengaitkan arahan strategi bisnis dengan perencanaan TI yaitu : • Demand menyatakan apa yang bisnis perlukan dari TI . Demand berarti dibutuhkan dalam IT Plan dan tindakan untuk melaksanakan arahan strategi bisnis, untuk memberi kemampuan dan perubahan bisnis untuk mencapai hasil yang dibutuhkan. • Supply menjelaskan bagaimana TI dapat memenuhi kebutuhan demand. Supply berarti TI dapat berinovasi dan berkontribusi pada arahan strategi bisnis yang baru. Rencana Strategic Demand / Supply Planning menjamin bahwa pasokan / Supply konsisten dengan kebutuhan / Demand. Berikut adalah Demand/Supply planning pada PT.Pindo Deli Pulp and Paper Mills : 165 Tabel 4.7 Demand / Supply Planning Efisiensi jumlah ‘trim loss paper’ Demand / Supply Planning Efisiensi jumlah ‘trim loss paper’ Demand Konteks strategi bisnis Perencanaan strategi TI Supply Perencanaan strategi untuk pemasok TI Mengembangkan sistem yang dapat mengurangi sisa kertas yang tidak digunakan Arahan Strategi Efisiensi jumlah ‘trim loss paper’ Mengetahui lebar mesin dengan jumlah pesanan pelanggan berdasarkan spesifikasi pelanggan Tujuan Strategi Mengurangi jumlah ‘trim loss paper’ agar produksi lebih optimal Peningkatan efisiensi hasil produksi Mengumpulkan data mengenai semua jumlah pemesanan pelanggan dan mengelompokkan pesanan Sistem dapat memberikan perhitungan dengan menggunakan model pemikiran tertentu. Penyesuaian proses pemotongan kertas dengan kombinasi yang optimal Pengotomatisasian proses ‘tracking’ terhadap pemesanan pelanggan Membangun aplikasi APP MES (Manufacturing Execution Systems) agar terciptanya kombinasi optimal untuk proses pemotongan kertas Inisiatif Strategi Tabel 4.8 Demand / Supply Planning Penciptaan high value product Demand / Supply Planning Penciptaan high value product Demand Konteks strategi bisnis Perencanaan strategi TI Arahan Strategi Penciptaan high value product dari segi profit, kualitas dan market Tujuan Strategi Mempercepat penjualan Mengurangi banyaknya nomor material dan menghindari duplikasi material Mengurangi biaya operasional Menstandarisasi konfigurasi produk Inisiatif Strategi Mengetahui produk yang paling menguntungkan dan market-nya besar Memperoleh informasi mengenai semua data material/produk yang ada Konfigurasi spesifik material berdasarkan ‘order entry’ Supply Perencanaan strategi untuk pemasok TI Membangun sistem yang dapat mengukur intensitas penjualan Membuat sistem yang dapat menggunakan unit produk id pada setiap produk berbeda Membangun sistem Material Variant Configuration untuk dapat menstandarisasi produk yang beranekaragam 166 Tabel 4.9 Demand / Supply Planning Pengefisiensian proses penyimpanan bahan baku Demand / Supply Planning Pengefisiensian proses penyimpanan bahan baku Demand Konteks strategi bisnis Perencanaan strategi TI Supply Perencanaan strategi untuk pemasok TI Menyediakan infrastruktur IT yang mendukung proses yang lebih efektif Arahan Strategi Pengefisiensian proses penyimpanan bahan baku Mengetahui informasi mengenai jumlah pemesanan dan produksi Tujuan Strategi Mengurangi biaya inventory terhadap bahan baku Mengetahui waktu ROP (Reorder point) Mengetahui kapasitas produksi Membangun sistem yang mampu mendukung penghematan biaya inventory di gudang Inisiatif Strategi Pemesanan bahan baku secara real time Membangun sistematisasi hubungan dengan supplier dalam pemesanan bahan baku Penerapan sistem JIT (Just In Time) untuk mengurangi biaya inventory di gudang Tabel 4.10 Demand / Supply Planning Fokus pada potensi pelanggan Demand / Supply Planning Fokus pada potensi pelanggan Demand Konteks strategi bisnis Perencanaan strategi TI Arahan Strategi Fokus pada potensi pelanggan Setiap orang marketing dan sales memiliki informasi lengkap mengenai pelanggan Tujuan Strategi Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan Mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi lengkap pembelian pelanggan Memprediksi jumlah permintaan produk Inisiatif Strategi Mengembangkan layanan yang mampu mengetahui spesifikasi kebutuhan pelanggan Membangun sistem yang dapat men-tracking pelanggan sampai pada level detil Supply Perencanaan strategi untuk pemasok TI membangun sarana TI yang mampu menunjang data warehouse yang efektif, efisien dan lengkap Membuat sistem yang mampu mengindikasikan permintaan produk dan spesifikasi produk dari pelanggan di masa mendatang Mengintegrasikan sistem perusahaan dengan distributor utama mengenai informasi pelanggan Membangun aplikasi expert systems 167 Tabel 4.11 Demand / Supply Planning Optimalisasi pengaturan barang Demand / Supply Planning Optimalisasi pengaturan barang (auto arrangement) Demand Konteks strategi bisnis Perencanaan strategi TI Supply Perencanaan strategi untuk pemasok TI Menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pengaturan material Arahan Strategi Optimalisasi pengaturan barang (auto arrangement) Setiap orang mengelompokkan material sesuai pada jenisnya Tujuan Strategi Pemenuhan pesanan yang tepat waktu Mempermudah dan mempercepat proses terhadap kontrol keluar barang Pencocokan unit id pada sistem dan gudang Otomatisasi terhadap kontrol keluar barang Mengetahui waktu pengiriman barang ke pelanggan Mengetahui kecocokan id produk Membangun sistem yang mendukung pengaturan material Mengumpulkan data yang diperlukan oleh departemen TI untuk mengotomatisasi pengaturan barang Membangun aplikasi APP MES dan Scanner Wireless bagian dari MVC Inisiatif Strategi 4.9.1 Agenda Strategi TI (Strategic Agenda for IT) Agenda strategi TI merupakan hasil dari demand/supply planning yang tergolong dalam strategi bisnis dalam penggunaan TI (perencanaan strategi TI), baik itu dari arahan strategi, tujuannya maupun inisiatif strateginya.Berikut agenda strategi TI berdasarkan arahan strategi masing-masing: 1. Agenda strategi untuk efisiensi jumlah ‘trim loss paper’: a. Mengetahui lebar mesin dengan jumlah pesanan pelanggan berdasarkan spesifikasi pelanggan. b. Mengumpulkan data mengenai semua jumlah pemesanan pelanggan dan mengelompokkan pesanan yang masuk dengan spesifikasi yang serupa. c. Pengotomatisasian proses ‘tracking’ terhadap pemesanan pelanggan. 2. Agenda strategi TI untuk menciptakan ‘high value product’: 168 a. Mengetahui produk yang paling menguntungkan dan market-nya besar. b. Memperoleh informasi mengenai semua data material/produk yang ada. c. Konfigurasi spesifik material berdasarkan ‘order entry’. 3. Agenda strategi TI untuk efisiensi proses penyimpanan bahan baku: a. Mengetahui informasi mengenai jumlah pemesanan dan produksi. b. Mengetahui waktu ROP (Reorder point). c. Mengetahui kapasitas produksi. d. Membangun sistematisasi hubungan dengan supplier dalam pemesanan bahan baku. 4. Fokus pada potensi pelanggan: a. Setiap orang marketing dan sales memiliki informasi lengkap mengenai pelanggan. b. Mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi lengkap pembelian pelanggan. c. Membangun sistem yang dapat men-tracking pelanggan sampai pada level detil. Dalam hal ini tidak hanya distributor utama yang mengetahui siapa saja konsumen kertas dan berapa banyak kebutuhan kertasnya, tetapi perusahaan perlu juga mengetahui hal tersebut. 5. Optimalisasi pengaturan barang: a. Setiap orang mengelompokkan material sesuai pada jenisnya supaya barang yang keluar tidak selalu merupakan barang yang baru diproduksi (first in first out). b. Mengetahui waktu pengiriman barang ke pelanggan sehingga mencegah terjadinya keterlambatan pengiriman. 169 c. Mengetahui kecocokan id produk pada sistem dengan yang ada di gudang secara fisik. d. Mengumpulkan data dari bagian yang terhubung seperti Sales& Marketing dan Administration B yang diperlukan oleh departemen TI untuk mengotomatisasi pengaturan barang. 4.9.2 Rencana Strategi TI Hasil Demand/Supply Planning yang ada merupakan hasil dari pembahasan rencana strategi TI dalam pembahasan diatas. 1. Rencana strategi TI pada Efisiensi jumlah ‘trim loss paper’ PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills berusaha untuk mengurangi jumlah ‘trim loss paper’ dengan menyesuaikan proses pemotongan kertas dengan pesanan pelanggan dengan kombinasi yang paling optimal. Untuk itu, perusahaan akan membangun sistem APP MES (Manufacturing Execution Systems) untuk mengurangi sisa kertas yang tidak dapat digunakan lagi. 2. Rencana strategi TI pada Penciptaan high value product PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills mencoba untuk mengurangi penomoran produk yang terlalu banyak (simplify product) dan menganalisa pesanan produk yang memiliki keuntungan yang besar sehingga dapat mempercepat penjualan dan memastikan pemesanan barang yang sudah terpenuhi. Untuk itu perlu dibuat sistem Material Variant Configuration (MVC). 3. Rencana strategi TI pada Efisiensi proses penyimpanan bahan baku Biaya inventory akan ditekan sekecil-kecilnya dengan pemesanan bahan baku secara real time dengan penerapan sistem JIT (Just In Time) dimana sistem 170 antara perusahaan dan supplier tidak hanya sebatas pemesanan tetapi juga adanya informasi yang real time, kapan supplier akan mengirimkan barang ketika bahan baku habis sesuai dengan waktunya. Hal ini untuk menghindari terjadinya penumpukan bahan baku. 4. Rencana strategi TI pada Fokus pada potensi pelanggan Estimasi terhadap jumlah permintaan pelanggan perlu dilakukan. Oleh karena itu perlu dibuatkan sistem yang dapat memprediksi pelanggan smpai pada level detil sehingga perlu dibuat sistem yang terhubung dengan distributor utama dimana perusahaan dapat mengetahui pelanggan potensialnya. Expert System di dalam CRM (Customer Relationship Management) dapat membantu perusahaan dalam mengatasi hal ini. 5. Rencana strategi TI pada Optimalisasi pengaturan barang Otomatisasi sistem pada gudang pelu dilakukan untuk. Selain dapat mengontrol barang keluar, pemenuhan atas pemesanan juga dapat dilakukan tepat pada waktunya. Untuk itu, perlu dibuat sistem APP MES dan juga Scanner Wireless yang merupakan bagian dari Material Variant Configuration (MVC) 4.10 Innovation Proses inovasi dapat menggerakkan manajemen bisnis untuk membuka kesempatan bisnis yang dimungkinkan oleh TI sehingga menghasilkan peluang bisnis yang lebih kompetitif dan kuat. Proses inovasi terdiri dari 4 komponen, yakni: 171 a. Monitoring bisnis dan teknologi, apa saja perubahan yang mempengaruhi perusahaan? 1. Penggunaan sistem terkomputerisasi mampu menghasilkan proses yang lebih efisien karena mampu mempercepat proses dan menghemat biaya operasional perusahaan. 2. Perubahan proses manual menjadi terkomputerisasi memungkinkan peningkatan kinerja SDM karena proses kerja lebih cepat. 3. Data dan proses yang saling terintegrasi dari setiap divisi dapat memudahkan pengambilan data dan informasi yang dibutuhkan. 4. Penggunaan teknologi informasi dapat menghasilkan informasi yang akurat dan real time. 5. Proses yang cepat dan sistematis dapat mencegah keterlambatan pengiriman kepada pelanggan sehingga kepuasan pelanggan tetap terjaga. 6. Dengan teknologi informasi, perusahaan mampu memantau kualitas produk sehingga dapat mempertahankan keunggulan kompetitif yang dimiliki. b. Visioning, Apa yang dapat dilakukan? 1. Merancang aplikasi yang mampu mensistematisasi proses manufacturing sehingga proses bisnis yang berjalan terus dapat dipantau secara real time. 2. Mengintegrasikan sistem perusahaan dan supplier untuk dapat menekan biaya inventory. 3. Pengotomatisasian pengaturan barang di gudang 4. Integrasi data antara bagian pemesanan dengan gudang sehingga barang yang dikirimkan sesuai dengan pesanan pelanggan. 172 5. Merancang sistem yang mampu mengidentifikasi kebutuhan dan permintaan produk sampai pada level end user. 6. Mebangun sistem yang mampu menstandarisasi konfigurasi produk dengan lebih menyederhanakan penomoran produk yang beraneka ragam. c. Konteks Bisnis dan pilihan, apa yang seharusnya kita lakukan? 1. Merancang aplikasi yang memberikan informasi akurat, cepat dan real time. 2. Merancang sistem yang sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing departemen yang mampu mempercepat proses bisnis. d. Inovasi yang dapat ditindaklanjuti apa yang akan kita lakukan? 1. Membuat sistem APP MES (Manufacturing Execution Systems) dimana semua bisnis proses yang terjadi dalam proses manufacturing dapat terpantau secara real time. 2. Merancang sistem Material Variant Configuration yang dapat mengkonfigurasikan penamaan material yang praktis sehingga dapat menghindari duplikasi material dan mengurangi stok bebas yang ada di gudang. 173 4.11 Portfolio Lights-On Portfolio lights-on terdiri dari 4 bagian, yakni: 4.11.1 Portfolio Aplikasi Pada PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills terdapat beberapa aplikasi yang membantu perusahaan untuk memudahkan proses bisnis yang dijalankan. Untuk aplikasi utama yang digunakan adalah SAP yang terdiri dari 8 modul dan juga aplikasi lainnya yang dikembangkan sendiri oleh Departemen TI perusahaan. Tingkat Layanan Kualitas Ketergantungan Pengguna MMPro Unit Kerja Sales & Marketing, Production, Administration B Nilai Penyelarasan Aplikasi Biaya (dalam $) Tabel 4.12 Portfolio Aplikasi 18759.65 4.07 3.43 3.49 4.08 5.00 Intensitas Penggunaan SOT Administration B 9488.41 3.90 4.37 4.24 4.32 3.00 QC Online Technical Div. 6983.63 3.60 3.77 3.67 3.55 4.00 HRPro Administration A 8353.48 3.05 4.59 4.46 4.50 2.00 SAP Modul Sales & Distribution SAP Modul Material Management SAP Modul Plant Maintenance SAP Modul Finance & Controlling SAP Modul Management Quality Sales & Marketing, Administration B Sales & Marketing, Administration B 542617.20 4.10 4.03 4.04 4.55 4.00 656499.62 4.08 3.93 3.81 4.20 3.50 Production 361756.15 3.60 4.13 4.04 4.32 4.00 Finance 661875.62 4.35 4.35 4.27 4.54 5.00 Technical Div 300371.57 3.25 3.28 3.15 3.20 4.00 174 SAP Modul Human Resource SAP Modul Supplier Relationship Management SAP Modul Project Management Administration A 269766.15 3.20 3.18 3.58 4.21 5.00 Purchasing, Administration B 271110.15 3.68 3.66 3.60 3.85 3.50 Engineering 226335.00 3.40 3.80 3.98 4.10 3.00 a) MMPro Skor Portfolio Aplikasi MMPro o Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((2*16)+(3*53)+(4*47)+(5*8)) / 124 = 3.38 Kecepatan merespon = ((2*8)+(3*55)+(4*54)+(5*7)) / 124 =3.48 Skor layanan adalah 4.39 + 4.34 dibagi 2 sama dengan 3.43 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((2*10)+(3*47)+(4*54)+(5*13)) / 124 = 3.56 Keakuratan = ((2*10)+(3*61)+(4*44)+(5*9)) / 124 = 3.42 Skor kualitas adalah 3.56 + 3.42 dibagi 2 sama dengan 3.49 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((3*12)+(4*33)+(5*17)) / 62 = 4.08 Penggunaan aplikasi = (5*3) / 3 = 5 Skor intensitas penggunaan adalah 4.08 + 5.00 dibagi 2 sama dengan 4.54 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3.67*0.25 = 0.92 Penciptaan high value product = 4.67*0.25 = 1.17 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 3.67*0.2 = 0.73 Fokus pada potensi pelanggan = 3.67*0.15 = 0.55 175 Optimalisasi pengaturan barang = 4.67*0.15 = 0.70 Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.92+1.17+0.73+0.55+0.7 ) = 4.07 Keterangan Berikut keterangan mengenai aplikasi MMPro: - Tahun investasi : 1998 - Fungsi : Me-record data yang lebih detail karena setiap barang memiliki panjang roll, nomor dan berat yang berbeda. - Tujuan : Meng-handle barang-barang non standar. - Status : Live. - Bagian yang terkait : Sales & Marketing,Production, AdministrationB - Jumlah pengguna : 65 orang. Rincian biaya Tabel 4.13 Rincian Biaya MMPro MMPro dalam US $ Biaya tahunan Biaya pembelian awal Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%) Biaya gaji karyawan development Biaya tahun 2007 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) 8064 Total Biaya 4536 10695.65 8064 18759.65 b) Sistem Online Timbangan (SOT) Skor Portfolio Aplikasi Sistem Online Timbangan (SOT) o Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((2*2)+(3*2)+(4*13)+(5*21)) / 38 = 4.39 Kecepatan merespon = ((2*1)+(3*5)+(4*12)+(5*20)) / 38 = 4.34 Skor layanan adalah 4.39 + 4.34 dibagi 2 sama dengan 4.37 176 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((3*10)+(4*13)+(5*15)) / 38 = 4.13 Keakuratan = ((3*4)+(4*17)+(5*17)) / 38 = 4.34 Skor kualitas adalah 4.13 + 4.34 dibagi 2 sama dengan 4.24 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((3*3)+(4*7)+(5*9)) / 38 = 4.32 Penggunaan aplikasi = (3*1) / 1 = 3 Skor intensitas penggunaan adalah 4.32 + 3.00 dibagi 2 sama dengan 3.66 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75 Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4*0.2 = 0.8 Fokus pada potensi pelanggan = 4*0.15 = 0.6 Optimalisasi pengaturan barang = 5*0.15 = 0.75 Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1+0.8+0.6+0.75 ) = 3.9 Keterangan Berikut keterangan mengenai aplikasi Sistem Online Timbangan (SOT): - Tahun investasi : 2000 - Fungsi : Sebagai pengecekan kontainer atas pengiriman barang keluar dan masuk sehingga dapat diketahui mana saja kontainer yang sudah diisi. - Tujuan : Mengendalikan proses pengiriman barang. - Status : Live. - Bagian yang terkait : Administration B. 177 - Jumlah pengguna : 20 orang. Rincian biaya Tabel 4.14 Rincian Biaya SOT SOT Biaya pembelian awal Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%) Biaya gaji karyawan development Biaya tahun 2007 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) dalam US $ Biaya tahunan 4032 Total Biaya 2800 5456.41 4032 9488.41 c) QC Online Skor Portfolio Aplikasi QC Online o Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((2*1)+(3*21)+(4*41)+(5*25)) / 88 = 4.02 Kecepatan merespon = ((1*1)+(2*1)+(3*39)+(4*45)+(5*2))/88 = 3.52 Skor layanan adalah 4.02 + 3.52 dibagi 2 sama dengan 3.77 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((2*3)+(3*40)+(4*36)+(5*9)) / 88 = 3.58 Keakuratan = ((2*4)+(3*30)+(4*37)+(5*17)) / 88 = 3.76 Skor kualitas adalah 3.58 + 3.76 dibagi 2 sama dengan 3.67 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((2*1)+(3*20)+(4*21)+(5*2)) / 44 = 3.55 Penggunaan aplikasi = (4*1) / 1 = 4 Skor intensitas penggunaan adalah 3.55 + 4 dibagi 2 sama dengan 3.77 178 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75 Penciptaan high value product = 5*0.25 = 1.25 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 2*0.2 = 0.4 Fokus pada potensi pelanggan = 5*0.15 = 0.75 Optimalisasi pengaturan barang = 3*0.15 = 0.45 Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1.25+0.4+0.75+0.45 ) = 3.6 Keterangan Berikut keterangan mengenai aplikasi QC Online: - Tahun investasi : 2003. - Fungsi : Pengetesan terhadap kualitas atas hasil produksi. - Tujuan : Menjaga kualitas barang hasil produksi. - Status : Live. - Bagian yang terkait : Technical Division. - Jumlah pengguna : 50 orang. Rincian biaya Tabel 4.15 Rincian Biaya QC Online QC Online Biaya pembelian awal Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%) Biaya gaji karyawan development Biaya tahun 2007 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) dalam US $ Biaya tahunan Total Biaya 2016 2951.63 4032 4032 6983.63 179 d) Human Resource Management Systems (HRMS / HRPro) Skor Portfolio Aplikasi HR Pro o Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((4*17)+(5*39)) / 56 = 4.7 Kecepatan merespon = ((3*6)+(4*17)+(5*33)) / 56 = 4.48 Skor layanan adalah 4.7 + 4.48 dibagi 2 sama dengan 4.59 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((3*3)+(4*19)+(5*34)) / 56 = 4.55 Keakuratan = ((3*6)+(4*23)+(5*27)) / 56 = 4.38 Skor kualitas adalah 4.55 + 4.38 dibagi 2 sama dengan 4.46 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((3*1)+(4*12)+(5*15)) / 28 = 4.5 Penggunaan aplikasi = (2*1) / 1 = 2 Skor intensitas penggunaan adalah 4.5 + 2 dibagi 2 sama dengan 3.25 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75 Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 2*0.2 = 0.4 Fokus pada potensi pelanggan = 2*0.15 = 0.3 Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6 Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1+0.4+0.3+0.6 ) = 3.05 Keterangan Berikut keterangan mengenai aplikasi HRPro: - Tahun investasi : 1999. 180 - Fungsi : Menangani informasi mengenai karyawan harian dan borongan. - Tujuan : Mengumpulkan informasi dan menangani masalah karyawan. - Status : Live. - Bagian yang terkait : Administration A. - Jumlah pengguna : 30 orang. Rincian biaya Tabel 4.16 Rincian Biaya HRPro HR Pro Biaya pembelian awal Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%) Biaya gaji karyawan development Biaya tahun 2007 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) dalam US $ Biaya tahunan Total Biaya 2016 4321.48 4032 4032 8353.48 e) SAP Modul Sales and Distribution Skor Portfolio Aplikasi SAP Modul Sales & Distribution o Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((3*15)+(4*38)+(5*23)) / 76 = 4.11 Kecepatan merespon = ((3*19)+(4*41)+(5*16)) / 76 = 3.96 Skor layanan adalah 4.11 + 3.96 dibagi 2 sama dengan 4.03 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((3*17)+(4*50)+(5*9)) / 76 = 3.89 Keakuratan = ((3*9)+(4*44)+(5*23)) / 76 = 4.18 Skor kualitas adalah 3.89 + 4.18 dibagi 2 sama dengan 4.04 181 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((3*1)+(4*15)+(5*22)) / 38 = 4.55 Penggunaan aplikasi = ((3*1)+ (5*1)) /2 = 4 Skor intensitas penggunaan adalah 4.55 + 4 dibagi 2 sama dengan 4.28 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3.5*0.25 = 0.88 Penciptaan high value product = 5*0.25 = 1.25 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 3.5*0.2 = 0.7 Fokus pada potensi pelanggan = 4.5*0.15 = 0.68 Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6 Skor penyelarasan strategi adalah (0.88+1.25+0.7+0.68+0.6 ) = 4.10 Keterangan Berikut keterangan mengenai aplikasi SAP Modul Sales & Distribution: - Tahun investasi : 1999. - Fungsi : Menangani informasi penjualan, permintaan produk, pengiriman dan juga tagihan pembayaran. - Tujuan : Mengumpulkan dan menangani informasi mengenai proses penjualan produk - Status : Live. - Bagian yang terkait : Sales & Marketing dan Administration B. - Jumlah pengguna : 40 orang. 182 Rincian biaya Tabel 4.17 Rincian Biaya SAP Modul Sales & Distribution SAP Modul Sales and Distribution Biaya pembelian awal Biaya konsultan SAP Total pembelian tahun 1999 Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%) Biaya gaji karyawan development Biaya tahun 2007 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) dalam US $ Biaya tahunan Total Biaya 150000 100000 250000 535897.2 6720 6720 542617.20 f) SAP Modul Material Management Skor Portfolio Aplikasi SAP Modul Material Management o Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((2*2)+(3*4)+(4*26)+(5*8)) / 40 = 4 Kecepatan merespon = ((3*12)+(4*22)+(5*6)) / 40 = 3.85 Skor layanan adalah 4 + 3.85 dibagi 2 sama dengan 3.93 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((3*8)+(4*28)+(5*4)) / 40 = 3.9 Keakuratan = ((3*14)+(4*23)+(5*3)) / 40 = 3.73 Skor kualitas adalah 3.9 + 3.73 dibagi 2 sama dengan 3.81 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((3*4)+(4*8)+(5*8)) / 20 = 4.2 Penggunaan aplikasi = ((3*1)+(4*1)) / 2 = 3.5 Skor intensitas penggunaan adalah 4.2 + 3.5 dibagi 2 sama dengan 3.85 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 4.5*0.25 = 1.13 183 Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4.5*0.2 = 0.9 Fokus pada potensi pelanggan = 2.5*0.15 = 0.38 Optimalisasi pengaturan barang = 4.5*0.15 = 0.68 Skor penyelarasan strategi adalah ( 1.13+1+0.9+0.38+0.68 ) = 4.08 Keterangan Berikut keterangan mengenai aplikasi SAP Modul Material Management: - Tahun investasi : 1997. - Fungsi : Menangani informasi mengenai bahan baku dan material yang dibutuhkan, dan juga mengatur persediaan gudang. - Tujuan : Menangani material yang ada di gudang dari material workin-progress sampai dengan finished good inventory. - Status : Live. - Bagian yang terkait : Sales & Marketing dan Administration B. - Jumlah pengguna : 20 orang. Rincian biaya Tabel 4.18 Rincian Biaya SAP Modul Material Management SAP Modul Material Management Biaya pembelian awal Biaya konsultan SAP Total pembelian tahun 1997 Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%) Biaya gaji karyawan development Biaya tahun 2007 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) dalam US $ Biaya tahunan Total Biaya 150000 100000 250000 648435.62 8064 8064 656499.62 184 g) SAP Modul Plant Maintenance Skor Portfolio Aplikasi SAP Modul Plant Maintenance o Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((3*8)+(4*24)+(5*24)) / 56 = 4.29 Kecepatan merespon = ((3*15)+(4*27)+(5*14)) / 56 = 3.98 Skor layanan adalah 4.29 + 3.98 dibagi 2 sama dengan 4.13 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((3*8)+(4*18)+(5*30)) / 56 = 4.39 Keakuratan = ((3*23)+(4*27)+(5*6)) / 56 = 3.7 Skor kualitas adalah 4.39 + 3.7 dibagi 2 sama dengan 4.04 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((3*3)+(4*13)+(5*12)) / 28 = 4.32 Penggunaan aplikasi = (4*1) / 1 = 4 Skor intensitas penggunaan adalah 4.32 + 4 dibagi 2 sama dengan 4.16 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75 Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4*0.2 = 0.8 Fokus pada potensi pelanggan = 3*0.15 = 0.45 Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6 Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1+0.8+0.45+0.6 ) =3.6 Keterangan Berikut keterangan mengenai aplikasi SAP Modul Plant Maintenance: - Tahun investasi : 1997. 185 - Fungsi : Menangani mesin-mesin pabrik dan peralatan pabrik, mengatur optimalisasi penggunaan sumber daya. - Tujuan : Mengefisiensikan penggunaan sumber daya. - Status : Live. - Bagian yang terkait : Production. - Jumlah pengguna : 30 orang. Rincian biaya Tabel 4.19 Rincian Biaya SAP Modul Plant Maintenance SAP Modul Plant Maintenance Biaya pembelian awal Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%) Biaya gaji karyawan development Biaya tahun 2007 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) dalam US $ Biaya tahunan Total Biaya 150000 353692.15 8064 8064 361756.15 h) SAP Modul Finance & Controlling Skor Portfolio Aplikasi SAP Modul Finance & Controlling o Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((3*2)+(4*26)+(5*28)) / 56 = 4.46 Kecepatan merespon = ((3*6)+(4*31)+(5*19)) / 56 = 4.23 Skor layanan adalah 4.46 + 4.23 dibagi 2 sama dengan 4.35 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((3*1)+(4*35)+(5*20)) / 56 = 4.34 Keakuratan = ((3*6)+(4*33)+(5*17)) / 56 = 4.2 Skor kualitas adalah 4.34 + 4.2 dibagi 2 sama dengan 4.27 o Intensitas penggunaan terbagi atas : 186 Ketergantungan pada aplikasi = ((4*13)+(5*15)) / 28 = 4.54 Penggunaan aplikasi = (5*1) / 1 = 5 Skor intensitas penggunaan adalah 4.54 + 5 dibagi 2 sama dengan 4.77 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 5*0.25 = 1.25 Penciptaan high value product = 5*0.25 = 1.25 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4*0.2 = 0.8 Fokus pada potensi pelanggan = 5*0.15 = 0.75 Optimalisasi pengaturan barang = 2*0.15 = 0.3 Skor penyelarasan strategi adalah ( 1.25+1.25+0.8+0.75+0.3 ) = 4.35 Rincian biaya Tabel 4.20 Rincian Biaya SAP Modul Finance & Controlling SAP Modul Finance and Controllling Biaya pembelian awal Biaya konsultan SAP Total pembelian tahun 1997 Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%) Biaya gaji karyawan development Biaya tahun 2007 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) dalam US $ Biaya tahunan Total Biaya 150000 100000 250000 648435.62 13440 13440 661875.62 Keterangan Berikut keterangan mengenai aplikasi SAP Modul Finance & Controlling: - Tahun investasi : 1997. - Fungsi : Me-record semua transaksi untuk dibuat laporan keuangan. - Tujuan : Meng-handle arus kas perusahaan. - Status : Live. - Bagian yang terkait : Finance 187 - Jumlah pengguna : 30 orang. i) SAP Modul Quality Management Skor Portfolio Aplikasi SAP Modul Quality Management o Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((2*1)+(3*8)+(4*10)+(5*1)) / 20 = 3.55 Kecepatan merespon = ((2*5)+(3*11)+(4*3)+(5*1)) / 20 = 3 Skor layanan adalah 3.55 + 3 dibagi 2 sama dengan 3.28 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((2*3)+(3*10)+(4*7)) / 20 = 3.2 Keakuratan = ((2*5)+(3*9)+(4*5)+(5*1)) / 20 = 3.1 Skor kualitas adalah 3.2 + 3.1 dibagi 2 sama dengan 3.15 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((2*1)+(3*6)+(4*3)) / 10 = 3.2 Penggunaan aplikasi = (4*1) / 1 = 4 Skor intensitas penggunaan adalah 3.2 + 4 dibagi 2 sama dengan 3.6 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75 Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 3*0.2 = 0.6 Fokus pada potensi pelanggan = 3*0.15 = 0.45 Optimalisasi pengaturan barang = 3*0.15 = 0.45 Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1+0.6+0.45+0.45 ) = 3.25 188 Keterangan Berikut keterangan mengenai aplikasi SAP Modul Quality Management: - Tahun investasi : 2000. - Fungsi : Mengecek kualitas bahan baku dari supplier. - Tujuan : Menjaga kualitas bahan baku untuk menghasilkan hasil produksi yang baik. - Status : Live. - Bagian yang terkait : Technical Division. - Jumlah pengguna : 10 orang. Rincian biaya Tabel 4.21 Rincian Biaya SAP Modul Quality Management SAP Modul Quality Management Biaya pembelian awal Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%) Biaya gaji karyawan development Biaya tahun 2007 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) dalam US $ Biaya tahunan Total Biaya 150000 292307.57 8064 8064 300371.57 j) SAP Modul Human Resource Skor Portfolio Aplikasi SAP Modul Human Resource o Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((2*10)+(3*23)+(4*22)+(5*1)) / 56 = 3.25 Kecepatan merespon = ((2*13)+(3*28)+(4*11)+(5*4)) / 56 = 3.11 Skor layanan adalah 3.25 + 3.11 dibagi 2 sama dengan 3.18 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((2*6)+(3*23)+(4*19)+(5*8)) / 56 = 3.52 189 Keakuratan = ((2*6)+(3*19)+(4*20)+(5*11)) / 56 = 3.64 Skor kualitas adalah 3.52 + 3.64 dibagi 2 sama dengan 3.58 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((3*5)+(4*12)+(5*11)) / 28 = 4.21 Penggunaan aplikasi = (5*1) / 5 = 5 Skor intensitas penggunaan adalah 4.21 + 5 dibagi 2 sama dengan 4.61 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75 Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 2*0.2 = 0.4 Fokus pada potensi pelanggan = 3*0.15 = 0.45 Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6 Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1+0.4+0.45+0.6 ) = 3.20 Keterangan Berikut keterangan mengenai aplikasi SAP Modul Human Resource: - Tahun investasi : 2001. - Fungsi : Menangani informasi mengenai karyawan tetap. - Tujuan : Menjaga kualitas karyawan dan menangani masalah karyawan. - Status : Live. - Bagian terkait : Seluruh divisi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills. 190 Rincian biaya Tabel 4.22 Rincian Biaya SAP Modul Human Resource SAP Modul Human Resource Biaya pembelian awal Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%) Biaya gaji karyawan development Biaya tahun 2007 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) dalam US $ Biaya tahunan Total Biaya 150000 265734.15 4032 4032 269766.15 k) SAP Modul Supplier Relationship Management Skor Portfolio Aplikasi SAP Modul Supplier Relationship Management Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((2*2)+(3*13)+(4*10)+(5*15)) / 40 = 3.95 Kecepatan merespon = ((2*5)+(3*16)+(4*18)+(5*1)) / 40 = 3.38 Skor layanan adalah 3.95 + 3.38 dibagi 2 sama dengan 3.66 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((3*16)+(4*20)+(5*4)) / 40 = 3.7 Keakuratan = ((2*2)+(3*16)+(4*22)) / 40 = 3.5 Skor kualitas adalah 3.7+ 3.5 dibagi 2 sama dengan 3.6 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((3*6)+(4*11)+(5*3)) / 20 = 3.85 Penggunaan aplikasi = ((3*1)+(4*1)) / 2 = 3.5 Skor intensitas penggunaan adalah 3.85 + 3.5 dibagi 2 sama dengan 3.68 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3.5*0.25 = 0.88 Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1 191 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4.5*0.2 = 0.9 Fokus pada potensi pelanggan = 3*0.15 = 0.45 Optimalisasi pengaturan barang = 3*0.15 = 0.45 Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.88+1+0.9+0.45+0.45 ) =3.68 Keterangan Berikut keterangan mengenai aplikasi SAP Modul Supplier Relationship Management: - Tahun investasi : 2001. - Fungsi : Menghubungkan perusahaan dan supplier dalam pemesanan bahan baku. - Tujuan : Memudahkan proses pemesanan bahan baku. - Status : Live. - Bagian yang terkait : Purchasing dan Administration B. - Jumlah pengguna : 20 orang. Rincian biaya Tabel 4.23 Rincian Biaya SAP Modul Supplier Relationship Management SAP Modul Supplier Relationship Management Biaya pembelian awal Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%) Biaya gaji karyawan development Biaya tahun 2007 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) dalam US $ Biaya tahunan Total Biaya 150000 265734.15 5376 5376 271110.15 l) SAP Modul Project Management Skor Portfolio Aplikasi SAP Modul Project Management o Tingkat layanan terbagi atas: 192 Ketersediaan = ((2*1)+(3*5)+(4*6)+(5*8)) / 20 = 4.05 Kecepatan merespon = ((2*1)+(3*7)+(4*12)) / 20 = 3.55 Skor layanan adalah 4.05 + 3.55 dibagi 2 sama dengan 3.8 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((3*5)+(4*14)+(5*1)) / 20 = 3.8 Keakuratan = ((3*5)+(4*7)+(5*8)) / 20 = 4.15 Skor kualitas adalah 3.8 + 4.15 dibagi 2 sama dengan 3.98 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((2*1)+(3*1)+(4*4)+(5*4)) / 10 = 4.1 Penggunaan aplikasi = (3*1) / 1 = 3 Skor intensitas penggunaan adalah 4.1 + 3 dibagi 2 sama dengan 3.55 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 2*0.25 = 0.5 Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 5*0.2 = 1 Fokus pada potensi pelanggan = 2*0.15 = 0.3 Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6 Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.5+1+1+0.3+0.6 ) = 3.4 Keterangan Berikut keterangan mengenai aplikasi SAP Modul Project Management: - Tahun investasi : 2003. - Fungsi : Merencanakan dan mengatur proyek konstruksi perusahaan untuk gedung atau pabrik baru. 193 - Tujuan : Membantu memudahkan pembuatan anggaran pembuatan proyek dan penentuan material. - Status : Live. - Bagian yang terkait : Engineering. - Jumlah pengguna : 10 orang. Rincian biaya Tabel 4.24 Rincian Biaya SAP Modul Project Management SAP Modul Project Management Biaya pembelian awal Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%) Biaya gaji karyawan development Biaya tahun 2007 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) dalam US $ Biaya tahunan Total Biaya 150000 219615 6720 6720 226335 4.11.2 Portfolio Infrastruktur Tabel 4.25 Portfolio Infrastruktur Biaya (dalam $) Nilai Penyelarasan Tingkat Layanan Kualitas Ketergantungan Pengguna Intensitas Penggunaan Hardware IT Dept. 768250 3.75 4.11 3.95 4.66 5.00 Network IT Dept. 378323.28 3.55 4.27 4.30 4.77 5.00 Software License IT Dep.. 228400 3.40 4.03 3.98 4.68 5.00 Server IT Dept. 768250 3.40 4.13 4.05 4.61 5.00 Infrastr uktur Unit Kerja 194 a) Hardware Skor Infrastruktur Hardware o Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((3*20)+(4*43)+(5*25)) / 88 = 4.06 Kecepatan merespon = ((3*12)+(4*49)+(5*27)) / 88 = 4.17 Skor layanan adalah 4.06 + 4.17 dibagi 2 sama dengan 4.11 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((3*34)+(4*41)+(5*13)) / 88 = 3.76 Keakuratan = ((3*10)+(4*55)+(5*23)) / 88 = 4.15 Skor kualitas adalah 3.76 + 4.15 dibagi 2 sama dengan 3.95 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((4*15)+(5*29)) / 44 = 4.66 Penggunaan aplikasi = (5*1) / 1 = 5 Skor intensitas penggunaan adalah 4.66 + 5 dibagi 2 sama dengan 4.83 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75 Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4*0.2 = 0.8 Fokus pada potensi pelanggan = 4*0.15 = 0.6 Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6 Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1+0.8+0.6+0.6 ) = 3.75 195 Keterangan Sistem-sistem yang dibangun pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills membutuhkan hardware untuk menjalankan sistem perusahaan. Hardware digunakan oleh seluruh divisi yang ada di PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Adapun hardware yang digunakan antara lain: a. PC sebanyak 1400 unit. b. Printer sebanyak 600 unit. c. Scanner sebanyak 80 unit. Rincian Biaya Tabel 4.26 Rincian Biaya Hardware Hardware dalam US $ Biaya tahunan Total Biaya Biaya pembelian PC Printer Scanner Biaya perakitan 12000 Biaya tahun 2007 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) 700000 48000 8250 12000 768250 b) Network Skor Infrastruktur Network o Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((4*39)+(5*49)) / 88 = 4.56 Kecepatan merespon = ((3*18)+(4*54)+(5*16)) / 88 = 3.98 Skor layanan adalah 4.56 + 3.98 dibagi 2 sama dengan 4.27 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((3*8)+(4*50)+(5*30)) / 88 = 4.25 196 Keakuratan = ((3*4)+(4*50)+(5*30)) / 88 = 4.34 Skor kualitas adalah 4.25 + 4.34 dibagi 2 sama dengan 4.3 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((4*10)+(5*34)) / 44 = 4.77 Penggunaan aplikasi = (5*1) / 1 = 5 Skor intensitas penggunaan adalah 4.77 + 5 dibagi 2 sama dengan 4.89 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75 Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 5*0.2 = 0.6 Fokus pada potensi pelanggan = 5*0.15 = 0.75 Optimalisasi pengaturan barang = 3*0.15 = 0.45 Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1+0.6+0.75+0.45 ) = 3.55 Rincian Biaya Tabel 4.27 Rincian Biaya Network Network Biaya E1 Switch Hub Radio Device Jml karyawan instalasi Total Biaya tahun 1997 Biaya tahun 2007 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) Total Biaya (US $) 100000 30000 2500 10000 3360 145860 378323.28 Keterangan PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills menggunakan network untuk menghubungkan Pindo Deli 1 dengan Pindo Deli 2, dan juga antar Pindo 197 Deli dengan kantor pusat yang ada di Serpong-Tangerang. Pindo Deli 1 dan 2 terhubung melalui jaringan E1. Untuk mendukung network yang digunakan, PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills juga menggunakan switch, hub, dan radio device. c) Software License Skor Infrastruktur Software License o Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((3*7)+(4*52)+(5*29)) / 88 = 4.25 Kecepatan merespon = ((3*21)+(4*63)+(5*4)) / 88 = 3.81 Skor layanan adalah 4.25 + 3.81 dibagi 2 sama dengan 4.03 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((3*28)+(4*35)+(5*25)) / 88 = 3.97 Keakuratan = ((3*17)+(4*54)+(5*17)) / 88 = 4.00 Skor kualitas adalah 3.97 + 4.00 dibagi 2 sama dengan 3.98 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((4*14)+(5*30)) / 44 = 4.68 Penggunaan aplikasi = (5*1) / 1 = 5 Skor intensitas penggunaan adalah 4.68 + 5 dibagi 2 sama dengan 4.84 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 4*0.25 =1 Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 1*0.2 = 0.2 198 Fokus pada potensi pelanggan = 4*0.15 = 0.6 Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6 Skor penyelarasan strategi adalah ( 1+1+0.2+0.6+0.6 ) = 3.4 Keterangan Software License Software License merupakan suatu lisensi yang digunakan oleh PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills atas penggunaan software. Selain SAP License, PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills juga menggunakan softwaresoftware lainnya yang mendukung perusahaan untuk mendukung proses bisnis sehari-hari seperti Windows XP, Ms. Office 2003, Visual Studio, dan lain-lain yang dapat berfungsi untuk mencetak laporan, membangun aplikasi insource, input data, dan lain halnya. Rincian Biaya Tabel 4.28 Rincian Biaya Software License dalam US $ Biaya tahunan Total Biaya SAP License 150000 150000 Windows XP 29400 29400 WinNT 4.0 4200 4200 Win 98 1260 1260 Novell 840 840 Ms Office 2003 42000 42000 Visual Studio 300 300 SQL 400 400 Biaya tahun 2007 228400 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) Software License d) Server Skor Infrastruktur Server o Tingkat layanan terbagi atas: 199 Ketersediaan = ((3*20)+(4*44)+(5*24)) / 88 = 4.05 Kecepatan merespon = ((3*13)+(4*44)+(5*31)) / 88 = 4.2 Skor layanan adalah 4.05 + 4.2 dibagi 2 sama dengan 4.13 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((3*25)+(4*36)+(5*27)) / 88 = 4.02 Keakuratan = ((3*15)+(4*52)+(5*21)) / 88 = 4.07 Skor kualitas adalah 4.02 + 4.07 dibagi 2 sama dengan 4.05 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((4*17)+(5*27)) / 44 = 4.61 Penggunaan aplikasi = (5*1) / 1 = 5 Skor intensitas penggunaan adalah 4.61 + 5 dibagi 2 sama dengan 4.81 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 2*0.25 = 0.5 Penciptaan high value product = 3*0.25 = 0.75 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4*0.2 = 0.8 Fokus pada potensi pelanggan = 5*0.15 = 0.75 Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6 Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.5+0.75+0.8+0.75+0.6 ) = 3.4 Keterangan Server Server yang digunakan oleh PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills berfungsi sebagai alat penyimpanan data sehingga semua data dapat dikelola dengan baik dan mencegah hilangnya data karena data sudah terbackup di dalam server. 200 Rincian Biaya Tabel 4.29 Rincian Biaya Server dalam US $ Biaya tahunan Total Biaya 20000 51874.85 13440 13440 65314.85 Server Biaya pembelian awal Biaya server tahun 2007 (pengembangan 10%) Biaya gaji karyawan development Total Biaya (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) 4.11.3 Portfolio Manajemen Tabel 4.30 Portfolio Manajemen Biaya (dalam $) Nilai Penyelarasan Tingkat Layanan Kualitas Ketergantungan Pengguna Intensitas Penggunaan Business Intelligent Warehouse Production 18794.97 4.20 3.30 3.32 4.00 3.00 Budget Material Planning Engineering 18002.7 4.00 3.58 3.40 3.70 3.00 Bill of Quantity Engineering 7416.81 3.70 3.30 3.08 3.30 3.00 Training Departemen TI IT Dept. 18794.97 4.20 3.87 3.70 4.36 5.00 Manajemen Unit Kerja a) Business Intelligent Warehouse (BIW) Skor Manajemen Business Intelligent Warehouse (BIW) o Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((2*4)+(3*10)+(4*14)) / 28 = 3.36 Kecepatan merespon = ((2*4)+(3*13)+(4*11)) / 28 = 3.25 201 Skor layanan adalah 3.36 + 3.25 dibagi 2 sama dengan 3.3 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((2*3)+(3*15)+(4*10)) / 28 = 3.25 Keakuratan = ((2*3)+(3*11)+(4*14)) / 28 = 3.39 Skor kualitas adalah 3.25 + 3.39 dibagi 2 sama dengan 3.32 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((3*4)+(4*6)+(5*4)) / 14 = 4 Penggunaan aplikasi = (3*1) / 1 = 3 Skor intensitas penggunaan adalah 4 + 3 dibagi 2 sama dengan 3.5 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 4*0.25 = 1 Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 5*0.2 = 1 Fokus pada potensi pelanggan = 4*0.15 = 0.6 Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6 Skor penyelarasan strategi adalah ( 1+1+1+ 0.6+0.6 ) = 4.20 Keterangan - Tahun investasi : 1997. - Fungsi : sebagai pengontrolan dan pelaporan proses produksi. - Status : Live. - Bagian yang terkait : Production. - Jumlah pengguna : 15 orang. 202 Rincian Biaya Tabel 4.31 Rincian Biaya Business Intelligent Warehouse dalam US $ Biaya tahunan Total biaya Biaya pembelian awal 3360 Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%) 8714.97 Biaya gaji karyawan development 6720 6720 Biaya tahun 2007 18794.97 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) Business Intelligent Warehouse b) Budgat Material Planning (BMP) Skor Manajemen Budget Material Planning (BMP) o Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((3*9)+(4*8)+(5*3)) / 20 = 3.7 Kecepatan merespon = ((2*2)+(3*7)+(4*11)) / 20 = 3.45 Skor layanan adalah 3.7 + 3.45 dibagi 2 sama dengan 3.58 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((2*2)+(3*9)+(4*9)) / 20 = 3.35 Keakuratan = ((2*2)+(3*7)+(4*11)) / 20 = 3.45 Skor kualitas adalah 3.35 + 3.45 dibagi 2 sama dengan 3.4 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((2*1)+(3*3)+(4*4)+(5*2)) / 10 = 3.7 Penggunaan aplikasi = (3*1) / 1 = 3 Skor intensitas penggunaan adalah 3.7 + 3 dibagi 2 sama dengan 3.35 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75 Penciptaan high value product = 5*0.25 = 1.25 203 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4*0.2 = 0.8 Fokus pada potensi pelanggan = 4*0.15 = 0.6 Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6 Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1.25+0.8+0.6+0.6 ) = 4 Keterangan - Tahun investasi : 1998. - Fungsi : sebagai perencanaan atas pembelian material-material pendukung yang dibutuhkan seperti tinta. - Status : Live. - Bagian yang terkait : Engineering. - Jumlah pengguna : 10 orang. Rincian Biaya Tabel 4.32 Rincian Biaya Budget Material Planning dalam US $ Biaya tahunan Total biaya Biaya pembelian awal 3360 Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%) 7922.70 Biaya gaji karyawan development 6720 6720 Biaya tahun 2007 18002.70 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) Budget Material Planning c) Bill of Quantity (BOQ) Skor Manajemen Bill of Quantity (BOQ) o Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((2*2)+(3*5)+(4*9)+(5*4)) / 20 = 3.75 Kecepatan merespon = ((1*1)+(2*5)+(3*10)+(4*4)) / 20 = 2.85 Skor layanan adalah 3.75 + 2.85 dibagi 2 sama dengan 3.3 204 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((1*1)+(2*5)+(3*5)+(4*8)+(5*1)) / 20 = 3.15 Keakuratan = ((2*7)+(3*6)+(4*7)) / 20 = 3 Skor kualitas adalah 3.15 + 3 dibagi 2 sama dengan 3.08 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((2*3)+(3*2)+(4*4)+(5*1)) / 10 = 3.3 Penggunaan aplikasi = (3*1) / 1 = 3 Skor intensitas penggunaan adalah 3.3 + 3 dibagi 2 sama dengan 3.15 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75 Penciptaan high value product = 5*0.25 = 1.25 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4*0.2 = 0.8 Fokus pada potensi pelanggan = 3*0.15 = 0.45 Optimalisasi pengaturan barang = 3*0.15 = 0.45 Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1.25+0.8+0.45+0.45 ) = 3.7 Keterangan - Tahun investasi : 1998. - Fungsi : sebagai pengontrolan atas penggunaan material yang digunakan misal untuk pembangunan pabrik baru.. - Status : Live. - Bagian yang terkait : Engineering. - Jumlah pengguna : 10 orang. 205 Rincian Biaya Tabel 4.33 Rincian Biaya Bill of Quantity dalam US $ Biaya tahunan Total biaya Biaya pembelian awal 1008 Biaya aplikasi tahun 2007 (pengembangan 10%) 2376.81 Biaya gaji karyawan development 4032 4032 Biaya tahun 2007 7416.81 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) Bill of Quantity d) Training Departemen TI Skor Manajemen Training Departemen TI o Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((3*20)+(4*41)+(5*27)) / 88 = 4.08 Kecepatan merespon = ((2*9)+(3*29)+(4*33)+(5*17)) / 88 = 3.66 Skor layanan adalah 4.08 + 3.66 dibagi 2 sama dengan 3.87 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((2*2)+(3*27)+(4*47)+(5*12)) / 88 = 3.78 Keakuratan = ((2*4)+(3*32)+(4*46)+(5*6)) / 88 = 3.61 Skor kualitas adalah 3.78 + 3.61 dibagi 2 sama dengan 3.7 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((3*7)+(4*14)+(5*23)) / 44 = 4.36 Penggunaan aplikasi = (5*1) / 1 = 5 Skor intensitas penggunaan adalah 4.36 + 5 dibagi 2 sama dengan 4.68 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 4*0.25 =1 Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1 206 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4*0.2 = 0.8 Fokus pada potensi pelanggan = 4*0.15 = 0.6 Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6 Skor penyelarasan strategi adalah ( 1+1+0.8+0.6+0.6 ) = 4 Keterangan Training Departemen TI bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan keahlian dari karyawan Departemen TI supaya mereka dapat lebih termotivasi dalam mengembangkan sistem perusahaan dan lebih profesional dalam bekerja. Rincian Biaya Tabel 4.34 Rincian Biaya Training Departemen TI Training Departemen TI dalam US $ Biaya tahunan Total biaya Biaya Pengoperasian Biaya pengajar 10000 Gaji karyawan training 40320 Peralatan training 1500 Biaya tahun 2007 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) 10000 40320 1500 51820 207 4.11.4 Portfolio Service Tabel 4.35 Portfolio Service Biaya (dalam $) Nilai Penyelarasan Tingkat Layanan Kualitas Ketergantungan Pengguna Intensitas Penggunaan Hardware Maintenance IT Dept. 38440 3.75 4.09 4.03 4.66 4.00 User Call Center IT Dept. 3530.73 4.65 3.97 3.80 4.25 4.00 Network Monitoring IT Dept. 68440 3.55 4.36 4.22 4.73 4.00 Business Application Support IT Dept. 28108 3.90 4.24 4.01 4.43 5.00 Service Unit Kerja a) Hardware Maintenance Skor Service Hardware Maintenance o Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((3*14)+(4*48)+(5*26)) / 88 = 4.14 Kecepatan merespon = ((3*11)+(4*62)+(5*15)) / 88 = 4.05 Skor layanan adalah 4.14 + 4.05 dibagi 2 sama dengan 4.09 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((3*23)+(4*54)+(5*11)) / 88 = 3.86 Keakuratan = ((3*4)+(4*62)+(5*22)) / 88 = 4.2 Skor kualitas adalah 3.86 + 4.2 dibagi 2 sama dengan 4.03 o Intensitas penggunaan terbagi atas : 208 Ketergantungan pada aplikasi = ((4*15)+(5*29)) / 44 = 4.66 Penggunaan aplikasi = (4*1) / 1= 4 Skor intensitas penggunaan adalah 4.66 + 4 dibagi 2 sama dengan 4.33 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ =3*0.25 = 0.75 Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4*0.2 = 0.8 Fokus pada potensi pelanggan = 4*0.15 = 0.6 Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6 Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1+0.8+0.6+0.6 ) = 3.75 Keterangan Dalam hardware maintenance merupakan layanan yang diberikan oleh Departemen TI mencakup kegiatan merawat hardware yang digunakan seperti CPU, monitor, printer, scanner, dan lain-lain. Rincian Biaya Tabel 4.36 Rincian Biaya Hardware Maintenance dalam US $ Hardware Maintenance Biaya tahunan Total biaya Biaya operasional Gaji karyawan 13440 13440 Biaya penggantian kerusakan 25000 Biaya tahun 2007 38440 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) b) User CallCenter / User Service Center (USC) Skor Service User Service Center (USC) o Tingkat layanan terbagi atas: 209 Ketersediaan = ((3*21)+(4*43)+(5*24)) / 88 = 4.03 Kecepatan merespon = ((3*22)+(4*53)+(5*13)) / 88 = 3.9 Skor layanan adalah 4.03 + 3.9 dibagi 2 sama dengan 3.97 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((3*26)+(4*45)+(5*17)) / 88 = 3.9 Keakuratan = ((2*2)+(3*35)+(4*39)+(5*12)) / 88 = 3.69 Skor kualitas adalah 3.9 + 3.69 dibagi 2 sama dengan 3.8 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((3*7)+(4*19)+(5*18)) / 44 = 4.25 Penggunaan aplikasi = (4*1) / 1 = 4 Skor intensitas penggunaan adalah 4.25 + 4 dibagi 2 sama dengan 4.13 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 5*0.25 = 1.25 Penciptaan high value product = 5*0.25 = 1.25 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 4*0.2 = 0.8 Fokus pada potensi pelanggan = 5*0.15 = 0.75 Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6 Skor penyelarasan strategi adalah ( 1.25+1.25+0.8+0.75+0.6 ) =4.65 Keterangan User Call Center atau User Service Center (USC) merupakan layanan Departemen TI yang dapat membantu user untuk mengatasi permasalahan sistem yang dihadapi dan juga membantu memberikan solusi yang terbaik dalam pelaksanaannya. 210 Rincian Biaya Tabel 4.37 Rincian Biaya User Call Center dalam US $ Total Biaya tahunan biaya User Call Center Biaya operasional Gaji karyawan 13440 13440 Biaya telepon 6000 6000 Biaya maintenance 1125 1125 Biaya tahun 2007 3530.73 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) c) Network Monitoring Skor Service Network Monitoring o Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((3*11)+(4*38)+(5*39)) / 88 = 4.32 Kecepatan merespon = ((3*2)+(4*48)+(5*38)) / 88 = 4.41 Skor layanan adalah 4.32 + 4.41 dibagi 2 sama dengan 4.36 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((3*16)+(4*63)+(5*9)) / 88 = 3.92 Keakuratan = ((3*1)+(4*41)+(5*46)) / 88 = 4.51 Skor kualitas adalah 3.92 + 4.51 dibagi 2 sama dengan 4.22 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((4*12)+(5*32)) / 44 = 4.73 Penggunaan aplikasi = (4*1) / 1 = 4 Skor intensitas penggunaan adalah 4.73 + 4 dibagi 2 sama dengan 4.36 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 3*0.25 = 0.75 Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1 211 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 3*0.2 = 0.6 Fokus pada potensi pelanggan = 5*0.15 = 0.75 Optimalisasi pengaturan barang = 3*0.15 = 0.45 Skor penyelarasan strategi adalah ( 0.75+1+0.6+0.75+0.45 ) = 3.55 Keterangan Network monitoring merupakan suatu kegiatan layanan yang diberikan kepada user untuk menjaga lalu lintas arus data. Tujuannya yakni untuk mengurangi down time atas pengiriman data-data perusahaan, baik untuk internal maupun eksternal. Rincian Biaya Tabel 4.38 Rincian Biaya Network Monitoring Network Monitoring dalam US $ Biaya tahunan Total biaya Biaya operasional Gaji karyawan 13440 Biaya Leasing 30000 Biaya maintenance 25000 Biaya tahun 2007 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) 13440 30000 25000 68440 d) Business Application Support (BAS) Skor Service Business Application Support (BAS) o Tingkat layanan terbagi atas: Ketersediaan = ((3*9)+(4*42)+(5*37)) / 88 = 4.32 Kecepatan merespon = ((3*13)+(4*48)+(5*27)) / 88 = 4.16 Skor layanan adalah 4.32 + 4.16 dibagi 2 sama dengan 4.24 o Kualitas terbagi atas : Fungsionalitas = ((3*20)+(4*55)+(5*13)) / 88 = 3.92 212 Keakuratan = ((3*15)+(4*49)+(5*24)) / 88 = 4.1 Skor kualitas adalah 3.92 + 4.1 dibagi 2 sama dengan 4.01 o Intensitas penggunaan terbagi atas : Ketergantungan pada aplikasi = ((3*3)+(4*19)+(5*22)) / 44 = 4.43 Penggunaan aplikasi = (5*1) / 1 = 5 Skor intensitas penggunaan adalah 4.43 + 5 dibagi 2 sama dengan 4.72 o Penyelarasan strategi : Efisiensi jumlah ’trim loss paper’ = 5*0.25 = 1.25 Penciptaan high value product = 4*0.25 = 1 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku = 3*0.2 = 0.6 Fokus pada potensi pelanggan = 3*0.15 = 0.45 Optimalisasi pengaturan barang = 4*0.15 = 0.6 Skor penyelarasan strategi adalah ( 1.25+1+0.6+0.45+0.6 ) = 3.9 Keterangan Business Application Support (BAS) merupakan bagian dari Departemen TI yang bertugas mengidentifikasi permintaan user, mengembangkan aplikasi, memonitor database, dan sebagainya. BAS ini terdiri dari Application and Development Programme dan Project and Approval Support. Rincian Biaya Tabel 4.39 Rincian Biaya Business Application Support dalam US $ Business Application Support Biaya tahunan Total biaya Biaya operasional 1622 1622 Gaji karyawan 25946 25946 Biaya benchmarking 2162 2162 Biaya pengembangan 1081 1081 Biaya tahun 2007 28108 (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) 213 4.12 Portfolio Proyek Portfolio proyek merupakan perencanaan proyek-proyek sistem informasi yang bertujuan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan yang lebih baik dan juga dapat meningkatkan keunggulan kompetitif dalam industri pulp dan kertas. Berikut ini hasil dari keseluruhan proyek yang akan dibuat oleh PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Tabel 4.40 Portfolio Proyek Portfolio proyek Nama Proyek APP Manufacturing Execution Systems (APP MES) Material Variant Configuration (MVC) Dampak Resiko Biaya (dalam US $) Portfolio 364 60.25 418000 Strategic 279 53.33 448300 Strategic Portfolio proyek adalah portfolio yang menggambarkan proyek yang bersifat strategi bagi perusahaan. a. Skor Portfolio Proyek APP MES (Manufacturing Execution Systems) • • Dampak pada tujuan strategi berdasarkan Business Value Scorecard: 364 Nilai resiko terdiri atas : a) Resiko proyek atau perusahaan = (8*1)+(9*4)+(10*3)= 74 Rata-rata Resiko proyek atau perusahaan= 74/8 = 9.25 b) Ketidakpastian pendefinisian = (8*2)+(9*3)+(10*3)= 73 Rata-rata Ketidakpastian pendefinisian = 73/8 = 9.13 c) Ketidakpastian teknis = (7*1)+(8*2)+(9*5) = 68 Rata-rata Ketidakpastian teknis = 68/8 = 8.5 d) Resiko infrastruktur SI = (8*2)+(9*4)+(10*2) = 72 Rata-rata Resiko infrastruktur SI = 72/8 = 9 214 e) Resiko teknis TI = (7*1)+(8*2)+(9*2)+(10*3) = 71 Rata-rata Resiko teknis TI = 71/8 = 8.88 f) Resiko Investasi = (5*1)+(7*2)+(8*5) = 59 Rata-rata Resiko Investasi = 59/8 = 7.38 g) Resiko manajemen proyek = (7*2)+(8*4)+(9*1)+(10*1) = 65 Rata-rata Resiko manajemen proyek = 65/8 = 8.13 Jumlah nilai resiko adalah 9.25+9.13+8.5+9+8.88+7.38+8.13 = 60.25 • 20 Penciptaan high value product Efisiensi proses penyimpanan bahan baku Fokus pada potensi pelanggan Optimalisasi pengaturan barang 25 Business Value Scorecard untuk proyek APP MES A Manajer TI B Manajer Sales & Marketing C Manajer Production D Manajer Purchasing E Manajer Engineering F Manajer Finance G Manajer Adm. B H Manajer Technical Div. Total Rata - Rata Skor 25 Efisiensi jumlah 'trim loss paper' Tabel 4.41 Skor Dampak Proyek APP MES 15 15 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 125 4 4 3 2 3 4 2 4 26 3.25 81.25 4 3 2 4 3 3 2 3 24 3 60 4 4 4 3 2 4 3 3 27 3.375 50.625 4 2 3 3 3 4 3 3 25 3.125 46.875 364 Biaya = $418000 Proyek APP MES ini akan dibangun selama 2 tahun dengan rincian biaya pada tahun pertama sebagai berikut: 215 Tabel 4.42 Biaya Proyek APP MES (Manufacturing Execution Systems) Total Biaya (dalam $) APP MES (Manufacturing Execution Systems) Biaya pembelian Biaya hardware Biaya network Biaya pembangunan Biaya instalasi Konsultan Biaya Benchmarking Total Biaya (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) 250000 150000 10000 6000 2000 418000 b. Skor Portfolio Proyek Material Variant Configuration (MVC) • Dampak pada tujuan strategi : 279 • Efisiensi proses penyimpanan bahan baku Fokus pada potensi pelanggan Optimalisasi pengaturan barang A B C D E F 20 Penciptaan high value product 25 Business Value Scorecard untuk Proyek Material Variant Configuration (MVC) Manajer TI Manajer Sales & Marketing Manajer Production Manajer Purchasing Manajer Finance Manajer Adm. B Total Rata - Rata Skor 25 Efisiensi jumlah 'trim loss paper' Tabel 4.43 Skor Dampak Proyek Material Variant Configuration (MVC) 15 15 3 3 4 4 4 2 20 2.5 62.5 3 5 5 3 3 3 22 2.75 68.75 5 5 5 3 3 3 24 3 60 2 4 5 4 4 2 21 2.625 39.375 5 4 5 4 4 4 26 3.25 48.75 279 Nilai resiko terdiri atas : a) Resiko proyek atau perusahaan = (6*1)+(8*1)+(9*3)+(10*1) = 51 Rata-rata Resiko proyek atau perusahaan= 51/6 = 8.5 b) Ketidakpastian pendefinisian = (7*2)+(8*4) = 46 216 Rata-rata Ketidakpastian pendefinisian = 46/6 = 7.67 c) Ketidakpastian teknis = (3*1)+(6*1)+(7*2)+(8*2) = 39 Rata-rata Ketidakpastian teknis = 39/6 = 6.5 d) Resiko infrastruktur SI = (6*1)+(7*1)+(8*3)+(9*1) = 46 Rata-rata Resiko infrastruktur SI = 46/6 = 7.67 e) Resiko teknis TI = (8*4)+(9*1)+(10*1) = 51 Rata-rata Resiko teknis TI = 51/6 = 8.5 f) Resiko Investasi = (7*4)+(8*2) = 44 Rata-rata Investasi = 44/6 = 7.33 g) Resiko manajemen proyek = (7*5)+(8*1) = 43 Rata-rata Resiko manajemen proyek = 43/6 = 7.17 Jumlah nilai resiko adalah 8.5+7.67+6.5+7.67+8.5+7.33+7.17 = 53.33 • Biaya = $ 448300 Proyek Material Variant Configuration (MVC) akan dibangun dalam jangka waktu 3 tahun, dengan perincian biaya pada tahun pertama sebagai berikut: Tabel 4.44 Biaya Proyek Material Variant Configuration (MVC) Materal Variant Configuration (MVC) Total Biaya (dalam $) Biaya pembelian Biaya hardware Biaya network Biaya SAP Modul Biaya pembangunan Konsultan Biaya instalasi Total Biaya (Sumber Internal PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills) 138300 100000 150000 50000 10000 448300 217 4.12.1 Strategi Investasi Portfolio Proyek Berdasarkan analisis dampak dan resiko (gambar 4.15) terhadap masingmasing proyek (gambar 4.14), yakni APP MES dan MVC, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. APP MES memiliki nilai dampak yang lebih tinggi (364) dibandingkan dengan MVC (279). Hal ini berarti bahwa pembangunan proyek APP MES akan memberi dukungan yang lebih besar dan sejalan dengan arahan strategi perusahaan. 2. APP MES juga memiliki nilai resiko yang lebih tinggi (60.25) daripada MVC (53.33). Maksudnya adalah proyek APP MES memiliki peluang keberhasilan yang lebih tinggi apabila diimplementasikan. Analisis Dampak dan Resiko dari Portfolio Proyek 80 70 APP MES, 418000 Resiko 60 MVC, 448300 50 APP MES MVC 40 30 20 10 0 0 100 200 300 400 500 Dampak Gambar 4.14 Bubble Diagram Analisis Dampak dan Resiko dari Portfolio Proyek 218 4.12.2 Perencanaan Proyek Analisis dampak dan resiko dari Portfolio proyek, maka manajemen perusahaan dapat mendiskusikan proyek mana yang akan diimplementasikan terlebih dahulu dalam annual project plan. Berikut ini perencanaan proyek PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Tabel 4.45 Perencanaan Proyek APP MES (Manufacturing Execution Systems) APP MES (Manufacturing Execution Systems) Deskripsi APP MES merupakan suatu sistem yang akan dikembangkan oleh PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills untuk mengkomputerisasi semua aktivitas lapangan (proses manufacturing) Tujuan Production tracking, yang dapat mengetahui status order Production monitoring, yang mengarah pada machine efficiency. Manfaat Meningkatkan efisiensi hasil produksi, mencegah terjadinya keterlambatan pengiriman, proses pengontrolan dapat dilakukan secara real-time Pengguna Karyawan Biaya $418000 Dampak jika tertunda Proses produksi tidak dapat dikontrol dengan baik dan tidak dapat dilakukan real time, yang memungkinkan dapat terjadinya keterlambatan pengiriman dan status order yang tidak jelas (apakah sudah terpenuhi atau belum). Divisi yang berhubungan Sales & Marketing, Production, Administration B, Purchasing, Technical Division, Engineering (Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills) Tabel 4.46 Perencanaan Proyek Material Variant Configuration (MVC) Material Variant Configuration (MVC) Deskripsi Tujuan Manfaat Perusahaan berharap dengan diimplementasikannya project tentang MVC ini maka akan lebih membantu konsumen dan sales untuk mendefinisikan spesifikasi produk. Dan juga memastikan bahwa produk tersebut dapat diproduksi dengan spesifikasi yang diinginkan. Memungkinkan konfigurasi produk berdasarkan karakteristik yang bertolak belakang dengan kondisi sekarang yang menggunakan unik Product ID untuk tiap produk yang berbeda, Fleksibel dalam mengkonfigurasi spesifikasi material secara‘order entry’, Memastikan kepekaan terhadap konsep ‘order oriented’, Memastikan barang benar Menstandarisasi konfigurasi produk di APP. Merupakan sistem konfigurasi penamaan material yang praktis untuk industri yang mempunyai produk yang beraneka ragam 219 Mengurangi banyaknya nomor material dan menghindari duplikasi material Menstandarisasi konfigurasi produk di seluruh APP Mills Mengurangi stok bebas yang ada di gudang Meningkatkan penjualan Meningkatkan akurasi, integritas dan kualitas dari informasi Pengguna Karyawan Biaya $448300 Dampak jika tertunda Memungkinkan terjadinya duplikasi material, kesalahan keluar barang karena karyawan terbiasa dengan material oriented bukannya customer oriented Divisi yang berhubungan Sales&Marketing, Production, Purchasing, Administration B (Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills) Perencanaan TI untuk 4 tahun ke depan PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills: Tabel 4.47 Perencanaan TI Perencanaan TI • Pengembangan sistem APP MES (Manufacturing Execution Systems) hingga 50% Tahun 2 • Pengembangan sistem APP MES hingga 100% • Pengembangan sistem MVC (Material Variant Configuration) hingga 50% Tahun 3 • Pengembangan sistem MVC (Material Variant Configuration) hingga 100 % Tahun 4 • Mengembangkan Modul SRM dengan pengadaan sistem JIT (Just In Time) • Membangun sistem expert systems yang dapat mengumpulkan informasi lebih detail mengenai potensi pelanggan danjuga meningkatkan pengambilan keputusan yang lebih baik. (Sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills) Tahun Tahun 1 4.12.3 Prioritization Prioritization yaitu menganalisa dampak bisnis pada inisiatif TI dan memprioritaskannya berdasarkan strategic intention. Berdasarkan tabel 4.48 dan 4.49, proyek yang akan diprioritaskan adalah proyek yang memiliki resiko dan dampak yang bernilai besar. Proyek APP MES (Manufacturing Execution Systems) akan lebih diprioritaskan karena lebih sejalan dengan arahan strategi perusahaan dan juga memiliki peluang keberhasilan yang lebih tinggi. 220 20 Penciptaan high value product Efisiensi proses penyimpanan bahan baku Fokus pada potensi pelanggan Optimalisasi pengaturan barang 25 Business Value Scorecard untuk proyek APP MES A Manajer TI B Manajer Sales & Marketing C Manajer Production D Manajer Purchasing E Manajer Engineering F Manajer Finance G Manajer Adm. B H Manajer Technical Div. Total Rata - Rata Skor 25 Efisiensi jumlah 'trim loss paper' Tabel 4.48 Business Value Scorecard untuk APP MES (Manufacturing Execution Systems) 15 15 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 125 4 4 3 2 3 4 2 4 26 3.25 81.25 4 3 2 4 3 3 2 3 24 3 60 4 4 4 3 2 4 3 3 27 3.375 50.625 4 2 3 3 3 4 3 3 25 3.125 46.875 364 20 Penciptaan high value product Efisiensi proses penyimpanan bahan baku Fokus pada potensi pelanggan Optimalisasi pengaturan barang 25 Business Value Scorecard untuk Proyek Material Variant Configuration (MVC) A Manajer TI B Manajer Sales & Marketing C Manajer Production D Manajer Purchasing E Manajer Finance F Manajer Adm. B Total Rata - Rata Skor 25 Efisiensi jumlah 'trim loss paper' Tabel 4.49 Business Value Scorecard untuk MVC (Material Variant Configuration) 15 15 3 3 4 4 4 2 20 2.5 62.5 3 5 5 3 3 3 22 2.75 68.75 5 5 5 3 3 3 24 3 60 2 4 5 4 4 2 21 2.625 39.375 5 4 5 4 4 4 26 3.25 48.75 279 221 4.13 Alignment Dengan alignment, PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills dapat menganalisa dampak bisnis dari aktivitas TI yang dilakukan dalam portfolio. Berikut pembahasan alignment dari masing-masing portfolio. 4.13.1 Alignment Portfolio Aplikasi Alignment yang perlu diperhatikan adalah alignment data aplikasi karena untuk memudahkan para manajer dalam melihat keterkaitan aplikasi dengan arahan strategi perusahaan. Data mengenai portfolio bidang SI/TI mengenai biaya untuk aplikasi terbesar merupakan salah satu hal yang menjadi dasar dalam analisis alignment data bagi perusahaan. Tabel 4.50 Alignment Portfolio Aplikasi 15 Unweighted Total Weighted Total Nilai maks Persentase Nilai Sebenarnya Optimalisasi pengaturan barang 15 Fokus pada potensi pelanggan 20 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku Penciptaan high value product 25 5 3.67 4.67 3.67 3.67 4.67 20.35 101.75 125 4.07% 5.49% 5 3.00 4.00 4.00 4.00 5.00 20.00 100 125 4.00% 5.40% 5 3.00 5.00 2.00 5.00 3.00 18.00 90 125 3.60% 4.86% 5 3.00 4.00 2.00 2.00 4.00 15.00 75 125 3.00% 4.05% 12 3.50 5.00 3.50 4.50 4.00 20.50 246 300 9.84% 13.28% 12 4.50 4.00 4.50 2.50 4.50 20.00 240 300 9.60% 12.95% Weight Aplikasi Efisiensi jumlah 'trim loss paper' 25 MMPro Sistem Online Timbangan (SOT) QC Online HRPro SAP Modul Sales & Distribution SAP Modul Material Management 222 SAP Modul Plant Maintenance SAP Modul Finance & Controlling SAP Modul Quality Management 10 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 18.00 180 250 7.20% 9.72% 12 5.00 5.00 4.00 5.00 2.00 21.00 252 300 10.08% 13.60% 8 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00 16.00 128 200 5.12% 6.91% SAP Modul Human Resource 10 3.00 4.00 2.00 3.00 4.00 16.00 160 250 6.40% 8.64% SAP Modul Supplier Relationship Management 8 3.50 4.00 4.50 3.00 3.00 18.00 144 200 5.76% 7.77% 8 2.00 4.00 5.00 2.00 4.00 17.00 136 200 5.44% 7.34% 40.17 51.67 42.17 40.67 45.17 1004.25 1500 16.74% 1291.75 1500 21.53% 843.40 1200 14.06% 610.05 900 10.17% 677.55 900 11.29% 2500 74.11% 100% 6000 73.78% 22.68% 29.18% 19.05% 13.78% 15.30% 100% SAP Modul Project Management Unweighted Total Weighted Total Nilai maks Persentase Nilai sebenarnya Berikut ini keterangan tabel 4.50: Kolom weighted total Hasil dari kolom weighted total diperoleh dari perkalian antara kolom weight dengan unweighted total. Hasil dari Kolom weighted total yang horisontal diperoleh dari : Untuk MMPro (5 * 20,35) = 101,75 Untuk Sistem Online Timbangan (SOT) Untuk QC Online Untuk HRPro (5 * 18) = 90 (5 * 15) = 75 (5 * 20) = 100 223 Untuk SAP Modul Sales & Distribution (12 * 20,50) = 246 Untuk SAP Modul Material Management (12 * 20) = 240 Untuk SAP Modul Plant Maintenance (10 * 18) = 180 Untuk SAP Modul Finance & Controlling (12 * 21) = 252 Untuk SAP Modul Quality Management Untuk SAP Modul Human Resource (8 * 16) = 128 (10 *16) = 160 Untuk SAP Modul Supplier Relationship Management Untuk SAP Modul Project Management (8 * 18) = 144 (8 * 17) = 136 Hasil dari Kolom weighted total yang vertikal diperoleh dari : Untuk Efisiensi jumlah ‘trim loss paper’ Untuk Penciptaan high value product (25 * 40,17) = 1004,25 (25 * 51,67) = 1291,75 Untuk Efisiensi proses penciptaan bahan baku Untuk Fokus pada potensi pelanggan Untuk Optimalisasi pengaturan barang (20 * 42,17) = 843,40 (15 * 40,67) = 610,05 (15 * 45,17) = 677,55 Kolom Nilai Maks Hasil dari Kolom Nilai maks yang horisontal diperoleh dari : Nilai maks yang diperoleh dengan mengkalikan nilai total dari 5 arahan strategi yang ada dengan nilai weight dari masing-masing aplikasi yaitu 25 dikali dengan weight, dengan nilai maks total adalah 2500. Hasil dari Kolom Nilai maks yang vertikal diperoleh dari : 224 Nilai maks yang diperoleh dengan mengkalikan nilai total dari 12 aplikasi yang ada dengan nilai weight dari masing-masing arahan strategi yaitu 60 dikali dengan weight, dengan nilai maks total adalah 6000. Kolom persentase Hasil dari Kolom persentase yang horisontal diperoleh dari : Untuk MMPro = ( 101,75 /2500 ) * 100% = 4,07% Untuk Sistem Online Timbangan (SOT) = ( 100/2500 ) * 100% = 4,00% Untuk QC Online = ( 90 /2500 ) * 100% = 3,60% Untuk HRPro = ( 75 /2500 ) * 100% = 3,00% Untuk SAP Modul Sales & Distribution = ( 246 /2500 ) * 100% = 9,84% Untuk SAP Modul Material Management = ( 240 /2500 ) * 100% = 9,60% Untuk SAP Modul Plant Maintenance = ( 180 /2500 ) * 100% = 7,20% Untuk SAP Modul Finance & Controlling = ( 252/2500 ) * 100% = 10,08% Untuk SAP Modul Quality Management = ( 128 /2500 ) * 100% = 5,12% 225 Untuk SAP Modul Human Resource = ( 160 /2500 ) * 100% = 6,40% Untuk SAP Modul Supplier Relationship Management = ( 144 /2500 ) * 100% = 5,76% Untuk SAP Modul Project Management = ( 136 /2500 ) * 100% = 5,44% Untuk total persentase yang horisontal sebesar 74,11% Hasil dari Kolom persentase yang vertikal diperoleh dari : Untuk Efisiensi jumlah ‘trim loss paper’ = ( 1004,25 /6000 ) * 100% = 16,74% Untuk Penciptaan high value product = ( 1291,75 /6000 ) * 100% = 21,53% Untuk Efisiensi proses penciptaan bahan baku = ( 843,40 /6000 ) * 100% = 14,06% Untuk Fokus pada potensi pelanggan = ( 610,05 /6000 ) * 100% = 10,17% Untuk Optimalisasi pengaturan barang = ( 677,55 /6000 ) * 100% = 11,29% Untuk total persentase yang vertikal sebesar 73,78% Kolom Nilai Sebenarnya Hasil dari kolom nilai sebenarnya untuk horisontal diperoleh dari : 226 Untuk MMPro = ( 100 / 74,11 ) * 4,07% = 5,49% Untuk Sistem Online Timbangan (SOT) = ( 100 / 74,11 ) * 4,00% = 5,40% Untuk QC Online = ( 100 / 74,11 ) * 3,60% = 4,86% Untuk HRPro = ( 100 / 74,11 ) * 3,00% = 4,05% Untuk SAP Modul Sales & Distribution = ( 100 / 74,11 ) * 9,84% = 13,28% Untuk SAP Modul Material Management = ( 100 / 74,11 ) * 9,60% = 12,95% Untuk SAP Modul Plant Maintenance = ( 100 / 74,11 ) * 7,20% = 9,72% Untuk SAP Modul Finance & Controlling = ( 100 / 74,11 ) * 10,08% = 13,60% Untuk SAP Modul Quality Management = ( 100 / 74,11 ) * 5,12% = 6,91% Untuk SAP Modul Human Resource = ( 100 / 74,11 ) * 6,40% = 8,64% Untuk SAP Modul Supplier Relationship Management = ( 100 / 74,11 ) * 5,76% = 7,77% Untuk SAP Modul Project Management = ( 100 / 74,11 ) * 5,44% = 7,34% 227 Hasil dari Kolom persentase yang vertikal diperoleh dari : Untuk Efisiensi jumlah ‘trim loss paper’ = ( 100 / 73,78 ) * 16,74% = 22,68% Untuk Penciptaan high value product = ( 100 / 73,78 ) * 21,53% = 29,18% Untuk Efisiensi proses penciptaan bahan baku = ( 100 / 73,78 ) * 14,06% = 19,05% Untuk Fokus pada potensi pelanggan = ( 100 / 73,78 ) * 10,17% = 13,78% Untuk Optimalisasi pengaturan barang = ( 100 / 73,78 ) * 11,29% = 15,30% Gap Berdasarkan tabel 4.61 diperoleh gap horisontal dan gap vertikal yaitu: o Gap vertikal yaitu melihat hubungan yang terjadi antara seluruh aplikasi dalam perusahaan terhadap masing-masing arahan strategi yang telah dibuat pada saat awal penelitian. Secara umum persentase yang telah dicapai oleh perusahaan memiliki penyelarasan yang cukup baik dengan persentase 73,78% dari keseluruhan 100 %. Berikut penjabaran keterkaitan aplikasi terhadap strategi perusahaan: • Aplikasi perusahaan terkait dengan arahan strategi efisiensi ’trim loss paper’. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 25 % ternyata baru mencapai 22,68 % saja nilai penyelarasannya. 228 • Aplikasi perusahaan terkait dengan arahan strategi penciptaan ’high value product’. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 25 % ternyata sudah mencapai 29,18 % nilai penyelarasannya. • Aplikasi perusahaan terkait dengan arahan strategi efisiensi proses penyimpanan bahan baku. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 20 % ternyata baru mencapai 19,05 % saja nilai penyelarasannya. • Aplikasi perusahaan terkait dengan arahan strategi fokus pada potensi pelanggan. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 15 % ternyata baru mencapai 13,78 % saja nilai penyelarasannya. • Aplikasi perusahaan terkait dengan arahan strategi optimalisasi pengaturan barang. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 15 % ternyata sudah mencapai 15,30 % nilai penyelarasannya. Untuk gap Vertikal yang terjadi ternyata aplikasi-aplikasi yang ada dalam perusahaan lebih difokuskan pada arahan strategi penciptaan high value product dan optimalisasi pengaturan barang dalam perusahaan. o Gap horisontal yaitu hubungan yang terjadi pada masing-masing modul aplikasi dalam perusahaan terhadap arahan strategi yang ada. Secara umum persentase yang telah dicapai oleh perusahaan memiliki penyelarasan yang cukup baik dengan persentase 74,11 % dari keseluruhan 100 %. Berikut penjabaran keterkaitan aplikasi perusahaan dengan arahan strategi perusahaan: 229 • Aplikasi MMPro, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 5 % ternyata sebenarnya telah mencapai 5,49 % nilai penyelarasannya. • Aplikasi SOT, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 5 % ternyata sebenarnya telah mencapai 5,40 % nilai penyelarasannya. • Aplikasi QC Online, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 5 % ternyata sebenarnya baru mencapai 4,86 % nilai penyelarasannya. • Aplikasi HR Pro, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 5 % ternyata sebenarnya baru mencapai 4,05 % saja nilai penyelarasannya. • Aplikasi SAP Modul Sales & Distribution, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 12 % ternyata sebenarnya telah mencapai 13,28 % nilai penyelarasannya. • Aplikasi SAP Modul Material Management, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 12 % ternyata sebenarnya telah mencapai 12,95 % saja nilai penyelarasannya. • Aplikasi SAP Modul Plant Maintenance, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 10 % ternyata sebenarnya baru mencapai 9,72% nilai penyelarasannya. 230 • Aplikasi SAP Modul Finance & Controlling, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 12 % ternyata sebenarnya telah mencapai 13,60 % nilai penyelarasannya. • Aplikasi SAP Modul Quality Management, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 8 % ternyata sebenarnya baru mencapai 6,91 % saja nilai penyelarasannya. • Aplikasi SAP Modul Human Resource, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 10 % ternyata sebenarnya baru mencapai 8,64% saja nilai penyelarasannya. • Aplikasi SAP Modul Supplier Relationship Management, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 8 % ternyata sebenarnya telah mencapai 7,77 % nilai penyelarasannya. • Aplikasi SAP Modul Project Management, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 8 % ternyata sebenarnya baru mencapai 7,34 % nilai penyelarasannya. Untuk gap horisontal, aplikasi QC Online, HRPro, SAP Modul Plant Maintenance, SAP Modul Quality Management, SAP Modul Human Resource, SAP Modul Supplier Relationship Management, dan SAP Modul Project Management masih kurang optimal, karena nilai sebenarnya belum sesuai dengan yang diharapkan. 231 4.13.2 Alignment Portfolio Infrastruktur Alignment infrastruktur juga memungkinkan perusahaan dapat melihat bagaimana keterkaitan investasi infrastruktur yang diadakan dengan arahan strategi perusahaan. Tabel 4.51 Alignment Portfolio Infrastruktur Infrastruktur Fokus pada potensi pelanggan Optimalisasi pengaturan barang Unweighted Total Weighted Total Nilai maks Persentase Nilai Sebenarnya 15 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku 15 Penciptaan high value product 20 Efisiensi jumlah 'trim loss paper' 25 Weight 25 Hardware 30 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 19 570 750 22.80% 31.49% Network Software License 30 3.00 4.00 3.00 5.00 3.00 18 540 750 21.60% 29.83% 20 4.00 4.00 1.00 4.00 4.00 17 340 500 13.60% 18.78% Server Unweighted Total Weighted Total Nilai maks Persentase Nilai sebenarnya 20 2.00 3.00 4.00 5.00 4.00 18 360 500 14.40% 19.89% 12 15 12 18 15 300 500 15.00% 375 500 18.75% 240 400 12.00% 270 300 13.50% 225 300 11.25% 2500 72.40% 100% 2000 70.50% 21.28% 26.60% 17.02% 19.15% 15.96% 100% Berikut ini keterangan dari tabel 4.51 : Gap Berdasarkan tabel yang diatas diperoleh gap horisontal dan gap vertikal yaitu: o Gap vertikal yaitu melihat hubungan yang terjadi antara seluruh infrastruktur dalam perusahaan terhadap masing-masing arahan strategi yang telah dibuat pada saat awal penelitian. Secara umum persentase yang telah dicapai oleh 232 perusahaan memiliki penyelarasan yang cukup baik dengan persentase 70,50% dari keseluruhan 100 %. Berikut penjabaran keterkaitan infrastruktur terhadap strategi perusahaan: • Infrastruktur perusahaan terkait dengan arahan strategi efisiensi ’trim loss paper’. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 25 % ternyata baru mencapai 21,28 % nilai penyelarasannya. • Infrastruktur perusahaan terkait dengan arahan strategi penciptaan ’high value product’. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 25 % ternyata sudah mencapai 26,60 % nilai penyelarasannya. • Infrastruktur perusahaan terkait dengan arahan strategi efisiensi proses penyimpanan bahan baku. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 20 % ternyata baru mencapai 17,02 % saja nilai penyelarasannya. • Infrastruktur perusahaan terkait dengan arahan strategi fokus pada potensi pelanggan. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 15 % ternyata sudah mencapai 19,15 % nilai penyelarasannya. • Infrastruktur perusahaan terkait dengan arahan strategi optimalisasi pengaturan barang. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 15 % ternyata sudah mencapai 15,96 % nilai penyelarasannya. 233 Untuk gap vertikal yang terjadi ternyata infrastruktur belum dapat memenuhi target perusahaan untuk efisiensi terhadap ’trim loss paper’ dan penyimpanan bahan baku. o Gap horisontal yaitu hubungan yang terjadi pada masing-masing infrastruktur dalam perusahaan terhadap arahan strategi yang ada. Secara umum persentase yang telah dicapai oleh perusahaan memiliki penyelarasan yang cukup baik dengan persentase 72,40 % dari keseluruhan 100 % . Berikut penjabaran keterkaitan infrastruktur perusahaan dengan arahan strategi perusahaan: • Infrastruktur hardware, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 30 % ternyata sebenarnya telah mencapai 31,49 % nilai penyelarasannya. • Infrastruktur network, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 30 % ternyata baru mencapai 29,83 % nilai penyelarasannya. • Infrastruktur software license, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 20 % ternyata baru mencapai 18,78 % nilai penyelarasannya. • Infrastruktur server, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 20 % ternyata baru mencapai 14,40 % nilai penyelarasannya. Untuk gap horisontal, hanya infrastruktur hardware saja yang sudah optimal (31,49 %). Sedangkan untuk infrastruktur lainnya masih belum dapat memenuhi target perusahaan. 234 4.13.3 Alignment Portfolio Manajemen Tabel 4.52 Alignment Manajemen Fokus pada potensi pelanggan Optimalisasi pengaturan barang Unweighted Total Weighted Total Nilai maks Persentase Nilai Sebenarnya 15 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku 15 Penciptaan high value product Bill of Quantity Training Departemen TI Unweighted Total Weighted Total Nilai maks Persentase Nilai sebenarnya 20 Efisiensi jumlah 'trim loss paper' Business Intelligent Warehouse Budget Material Planning 25 Weight Manajemen 25 25 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 21 525 625 21% 26.58% 25 3.00 5.00 4.00 4.00 4.00 20 500 625 20% 25.32% 25 3.00 5.00 4.00 3.00 3.00 18 450 625 18% 22.78% 25 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 20 500 625 20% 25.32% 14 18 17 15 15 350 500 17.50% 450 500 22.50% 340 400 17.00% 225 300 11.25% 225 300 11.25% 2500 79% 100% 2000 79.50% 22.01% 28.30% 21.38% 14.15% 14.15% 100% Berikut ini keterangan dari tabel 4.52 : Gap Berdasarkan tabel yang diatas diperoleh gap horisontal dan gap vertikal yaitu: o Gap vertikal yaitu melihat hubungan yang terjadi antara komponen portfolio manajemen dalam perusahaan terhadap masing-masing arahan strategi yang telah dibuat pada saat awal penelitian. Secara umum persentase yang telah dicapai oleh perusahaan memiliki penyelarasan yang cukup baik 235 dengan persentase 74,25 % dari keseluruhan 100 %. Berikut penjabaran keterkaitan manajemen terhadap strategi perusahaan: • Manajemen perusahaan terkait dengan arahan strategi efisiensi ’trim loss paper’. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 25 % ternyata baru mencapai 21,89 % nilai penyelarasannya. • Manajemen perusahaan terkait dengan arahan strategi penciptaan ’high value product’. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 25 % ternyata sudah mencapai 28,62 % nilai penyelarasannya. • Manajemen perusahaan terkait dengan arahan strategi efisiensi proses penyimpanan bahan baku. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 20 % ternyata sudah mencapai 20,20 % saja nilai penyelarasannya. • Manajemen perusahaan terkait dengan arahan strategi fokus pada potensi pelanggan. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 15 % ternyata sudah mencapai 15,15 % nilai penyelarasannya. • Manajemen perusahaan terkait dengan arahan strategi optimalisasi pengaturan barang. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 15 % ternyata baru mencapai 14,14 % saja nilai penyelarasannya. Untuk gap vertikal yang terjadi ternyata beberapa komponen dari portfolio manajemen belum dapat memenuhi target perusahaan untuk efisiensi terhadap ’trim loss paper’ dan optimalisasi pengaturan barang. 236 o Gap horisontal yaitu hubungan yang terjadi pada masing-masing manajemen dalam perusahaan terhadap arahan strategi yang ada. Secara umum persentase yang telah dicapai oleh perusahaan memiliki penyelarasan yang cukup baik dengan persentase 74 % dari keseluruhan 100 %. Berikut penjabaran keterkaitan komponen portfolio manajemen perusahaan dengan arahan strategi perusahaan: • Business Intelligent Warehouse, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 25 % ternyata sebenarnya baru mencapai 21,62 % nilai penyelarasannya. • Budget Material Planning, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 25 % ternyata sudah mencapai 27,03 % nilai penyelarasannya. • Bill of Quantity, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 25 % ternyata baru mencapai 24,32 % nilai penyelarasannya. • Training Departemen TI, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 25 % ternyata sudah mencapai 27,03 % nilai penyelarasannya. Untuk gap horisontal, hanya Budget Material Planning dan Training Departemen TI saja yang sudah memenuhi target perusahaan. 237 4.13.4 Alignment Portfolio Service Tabel 4.53 Alignment Portfolio Service Fokus pada potensi pelanggan Optimalisasi pengaturan barang Unweighted Total Weighted Total Nilai maks Persentase Nilai Sebenarnya 15 Efisiensi proses penyimpanan bahan baku 15 Penciptaan high value product Business Application Support Unweighted Total Weighted Total Nilai maks Persentase Nilai sebenarnya 20 Efisiensi jumlah 'trim loss paper' Hardware Maintenance User Call Center Network Monitoring 25 Weight Service 25 25 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 19 475 625 19.00% 23.99% 25 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 23 575 625 23.00% 29.04% 20 3.00 4.00 3.00 5.00 3.00 18 360 500 14.40% 18.18% 30 5.00 4.00 3.00 3.00 4.00 19 570 750 22.80% 28.79% 100 16 17 14 17 15 400 500 20.00% 425 500 21.25% 280 400 14.00% 255 300 12.75% 225 300 11.25% 2500 79.20% 100% 2000 79.25% 25.24% 26.81% 17.67% 16.09% 14.20% 100% Berikut ini keterangan dari tabel 4.53 : Gap Berdasarkan tabel yang diatas diperoleh gap horisontal dan gap vertikal yaitu: o Gap vertikal yaitu melihat hubungan yang terjadi antara service dalam perusahaan terhadap masing-masing arahan strategi yang telah dibuat pada saat awal penelitian. Secara umum persentase yang telah dicapai oleh perusahaan memiliki penyelarasan yang cukup baik dengan persentase 238 74,25% dari keseluruhan 100 %. Berikut penjabaran keterkaitan service terhadap strategi perusahaan: • Service perusahaan terkait dengan arahan strategi efisiensi ’trim loss paper’. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 25 % ternyata sudah mencapai 21,89 % nilai penyelarasannya. • Service perusahaan terkait dengan arahan strategi penciptaan ’high value product’. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 25 % ternyata sudah mencapai 26,81 % nilai penyelarasannya. • Service perusahaan terkait dengan arahan strategi efisiensi proses penyimpanan bahan baku. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 20 % ternyata baru mencapai 17,67 % saja nilai penyelarasannya. • Service perusahaan terkait dengan arahan strategi fokus pada potensi pelanggan. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 15 % ternyata sudah mencapai 16,09 % nilai penyelarasannya. • Service perusahaan terkait dengan arahan strategi optimalisasi pengaturan barang. Yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 15 % ternyata baru mencapai 14,20 % saja nilai penyelarasannya. Untuk gap vertikal yang terjadi ternyata beberapa service belum dapat memenuhi target perusahaan untuk efisiensi terhadap proses penyimpanan bahan baku dan optimalisasi pengaturan barang. 239 o Gap horisontal yaitu hubungan yang terjadi pada service yang diberikan perusahaan terhadap arahan strategi yang ada. Secara umum persentase yang telah dicapai oleh perusahaan memiliki penyelarasan yang cukup baik dengan persentase 79,20 % dari keseluruhan 100 %. Berikut penjabaran keterkaitan service perusahaan dengan arahan strategi perusahaan: • Hardware Maintenance, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 25 % ternyata sebenarnya baru mencapai 23,99 % nilai penyelarasannya. • User Call Center, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 25 % ternyata sudah mencapai 29,04 % nilai penyelarasannya. • Network Monitoring, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 20 % ternyata baru mencapai 18,18 % nilai penyelarasannya. • Manajemen Training Departemen TI, yang awalnya memiliki persentase perhatian perusahaan sebesar 30 % ternyata baru mencapai 28,79 % nilai penyelarasannya. Untuk gap horisontal, hanya User Call Center saja yang sudah memenuhi target perusahaan. Untuk service lainnya masing belum optimal. 4.14 Analisis Persentase Biaya Persentase biaya dapat dilihat pada diagram-diagram berikut ini. 240 4.14.1 Persentase Total Biaya Portfolio Lights-On Perbandingan Total Biaya Portfolio Lights-On Service, Management, 138518.73, 96034.48, 3% 2% Infrastruktur, 1440288.13, 29% Aplikasi, 3333916.63, 66% Aplikasi Infrastruktur Management Service Gambar 4.15 Perbandingan Total Biaya Lights-On Berdasarkan gambar 4.15 , dapat dilihat bahwa biaya yang dikeluarkan untuk aplikasi merupakan biaya terbesar dari total biaya portfolio lights-on yakni memiliki persentase 66% dengan total biaya sebesar $3333916,63. Hal ini adalah dipicu karena penggunaan aplikasi SAP dimana biaya yang dikeluarkan untuk aplikasi tersebut sangat besar nilainya. Infrastruktur juga memiliki biaya terbesar kedua dalam portfolio lightson dengan persentase 29% dan total biaya yang dikeluarkan sebesar $1440288,13. Setelah itu, ada service yang memiliki persentase 3% dan total biaya sebesar $138518,73. Dan untuk biaya yang paling kecil merupakan biaya manajemen dimana persentasenya hanya 2% dari keseluruhan portfolio lights-on dan biaya yang dikeluarkan sebesar $96034,48. 241 4.14.2 Persentase Biaya Portfolio Aplikasi Total Persentase Biaya Aplikasi ($) MMPro, 18759.65, 1% SAP Project Management, 226335, 6% SOT, 9488.41, 1% QC Online, 6983.63, 1% HR Pro, 8353.48, 1% SAP Sales and Distribution, 542617.20, 15% SAP Supplier Relationship Management, 271110.15, 8% SAP Human Resource, 269766.15, 8% SAP Material Management, 656499.62, 20% MMPro SAP Quality Management, 300371.57, 9% SOT QC Online HR Pro SAP Sales and Distribution SAP Material Management SAP Plant Maintenance SAP Finance and Controlling SAP Quality Management SAP Finance and Controlling, 661875.62, 20% SAP Plant Maintenance, 361756.62, 10% SAP Human Resource SAP Supplier Relationship Management SAP Project Management Gambar 4.16 Persentase Biaya Portfolio Aplikasi Berdasarkan gambar 4.16 , kita dapat melihat perbedaan yang cukup signifikan antara aplikasi 8 modul SAP dengan 4 aplikasi lainnya yang dibangun sendiri oleh Departemen TI PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Persentase biaya aplikasi terbesar yakni SAP Modul Finance & Controlling dengan biaya $661875,62 atau 20%. Biaya kedua terbesar yakni SAP Modul Material Management dengan biaya sebesar $656449,62 atau 20%. SAP Modul Sales & Distribution juga mengeluarkan biaya yang cukup besar yakni $542617,20 dengan persentase 15%. SAP Plant Maintenance memiliki persentase biaya 10% dengan biaya sebesar $361756,62. Sedangkan biaya untuk SAP Modul Quality Management sebesar $300371,57 (9%). SAP Modul Human Resource memiliki biaya $269766,15 (8%) dan Supplier Relationship Management 242 memiliki persentase biaya 8% dengan biaya sebesar $271110,15. Dan untuk Modul SAP dengan biaya terkecil yakni SAP Modul Project Management dengan biaya sebesar $226335 atau dengan persentase 6%. Untuk aplikasi MMPro ($18759,65), SOT ($9488,41), QC Online ($6983,63) dan HRPro ($8353,48), memiliki perbandingan yang sangat kecil yakni 1% bila dibandingkan dengan aplikasi SAP lainnya. 4.14.3 Persentase Biaya Portfolio Infrastruktur Total Persentase Biaya Infrastruktur ($) Software License, 228400, 16% Server, 65314.85, 5% Hardware, 768250, 53% Network, 378323.28, 26% Hardw are Netw ork Softw are License Server Gambar 4.17 Persentase Biaya Portfolio Infrastruktur Berdasarkan gambar 4.17 , hardware menghabiskan biaya yang paling besar dengan persentase 53% sebesar $768250. Biaya terbesar kedua dikeluarkan dari segi network dengan biaya $378323,28 atau dengan persentase sebesar 26%. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk software license sebesar $228400 atau 243 persentase sebesar 16%. Dan biaya yang paling kecil dalam portfolio infrastruktur adalah server dengan biaya sebesar $65341,85 (5%). 4.14.4 Persentase Biaya Portfolio Manajemen Total Persentase Biaya Manajemen ($) Business Intelligent Warehouse, 18794.97, 20% Training Departemen TI, 51820, 53% Budget MaterialPlanning, 18002.7, 19% Business Intelligent Warehouse Budget Material Planning Bill of Quantity, 7416.81, 8% Bill of Quantity Training Departemen TI Gambar 4.18 Persentase Biaya Portfolio Manajemen Berdasarkan gambar 4.18, biaya untuk Training Departemen TI merupakan biaya paling besar dalam portfolio manajemen dengan total biaya sebesar $51820 (53%). Biaya terbesar kedua yakni Business Intelligent Warehouse dengan biaya yang dikeluarkan sebesar $18749,97 (20%). Budget Material Planning memiliki biaya sebesar $18002,7 (19%). Dan biaya terkecil yakni pada dan Bill of Quantity dengan biaya $7416,81 (8%). 244 4.14.5 Persentase Biaya Portfolio Service Total Persentase Biaya Service ($) Business Application Support, 28108, 20% Hardware Maintenance, 38440, 28% User Call Center, 3530.73, 3% Hardw are Maintenance Network Monitoring, 68440, 49% User Call Center Netw ork Monitoring Business Application Support Gambar 4.19 Persentase Biaya Portfolio Service Berdasarkan gambar 4.19, Network Monitoring merupakan portfolio service yang mengeluarkan biaya paling besar senilai $68440 atau persentase 49%. Sedangkan biaya terbesar kedua yakni Hardware Maintenance dengan biaya $38440 (28%). Kemudian biaya terkecil kedua Business Application Support yakni dengan biaya $28108 (20%) dan biaya terkecil yang dikeluarkan adalah User Call Center dengan biaya $3530,73 atau 3% dari total biaya service keseluruhan. 245 4.15 Persentase Nilai Penyelarasan Strategi Persentase Nilai Penyelarasan Strategi Business Application Support, 3.90, 4% MMPro, 4.07, 5% Sistem Online Timbangan (SOT), 3.90, 4% Network Monitoring, 3.55, 4% QC Online, 3.60, 4% User Call Center, 4.65, 5% HRPro, 3.05, 3% Hardware Maintenance, 3.75, 4% SAP Modul Sales & Distribution, 4.10, 5% Training Departemen TI, 4.00, 4% SAP Modul Material Management, 4.08, 5% Budget Material Planning, 3.70, 4% SAP Modul Plant Maintenance, 3.60, 4% Bill of Quantity, 4.00, 4% SAP Modul Finance & Controlling, 4.35, 5% Business Intelligent Warehouse, 4.20, 5% SAP Modul Quality Management, 3.25, 4% SAP Modul Human Resource, 3.20, 4% Server, 3.40, 4% Network, 3.40, 4% Software License, 3.55, 4% Hardware, 3.75, 4% MMPro HRPro SAP Modul Plant Maintenance SAP Modul Human Resource Hardw are Server Budget Material Planning User Call Center SAP Modul Project Management, 3.40, 4% Sistem Online Timbangan (SOT) SAP Modul Sales & Distribution SAP Modul Finance & Controlling SAP Modul Supplier Relationship Management Softw are License Business Intelligent Warehouse Training Departemen TI Netw ork Monitoring SAP Modul Supplier Relationship Management, 3.68, 4% QC Online SAP Modul Material Management SAP Modul Quality Management SAP Modul Project Management Netw ork Bill of Quantity Hardw are Maintenance Business Application Support Gambar 4.20 Persentase Nilai Penyelarasan Strategi Berdasarkan gambar 4.20, dapat dilihat nilai penyelarasan tertinggi terdapat pada User Call Center dengan nilai penyelarasan sebesar 4,65. Sedangkan nilai penyelarasan terkecil terdapat pada aplikasi HRPro dengan nilai penyelarasan sebesar 3,05. Berikut rincian nilai penyelarasan portfolio lights-on. • User Call Center memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 4,65. • SAP Modul Finance & Controlling memiliki nilai penyelarasan strategi 4,35. • Business Intelligent Warehouse memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 4,20. • SAP Modul Sales & Distribution memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 4,10. 246 • SAP Modul Material Management memiliki nilai penyelarasan strategi 4,08. • MMPro memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 4,07. • Budget Material Planning memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 4,00. • Training Departemen TI memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 4,00. • SOT memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,90. • Business Application Support memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,90. • Hardware memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,75. • Hardware Maintenance memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,75. • Bill of Quantity memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,70. • SAP Modul Supplier Relationship Management memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,68. • QC Online memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,60. • SAP Modul Plant Maintenance memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,60. • Network memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,55. • Network Monitoring memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,55. • SAP Modul Project Management memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,40. • Software License memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,40. • Server memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,40. • SAP Modul Quality Management memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,25. • SAP Modul Human Resource memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,20. • HRPro memiliki nilai penyelarasan strategi sebesar 3,05. 247 4.16 Analisis Hubungan Nilai Penyelarasan Strategis dan Kualitas 4.16.1 Diagram Hubungan Nilai Penyelarasan Strategis dengan Kualitas pada Aplikasi Hubungan Penyelarasan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada Aplikasi 4.70 SAP Modul Sales & Distribution, 542617.20 4.50 Penyelarasan 4.10 MMPro, 18759.65 SOT, 9488.41 3.90 MMPro SAP Modul Supplier Relationship Management, 271110.15 3.70 3.50 2.90 SAP Modul Plant Maintenance, 361756.15 QC Online, 23150.76 SAP Modul Quality Management, 300371.57 2.70 2.90 HRPro SAP Modul Sales & Distribution SAP Modul Material Management SAP Modul Project Management, 226335.00 3.30 3.10 SAP Modul Finance & Controlling, 661875.62 SAP Modul Material Management, 656499.62 4.30 SAP Modul Plant Maintenance SAP Modul Finance & Controlling SAP Modul Quality Management SAP Modul Human Resource, 269766.15 HRPro, 8353.48 SAP Modul Human Resource SAP Modul Supplier Relationship Management SAP Modul Project Management 3.10 3.30 3.50 3.70 3.90 4.10 4.30 4.50 4.70 Kualitas SOT QC Online Gambar 4.21 Hubungan Penyelarasan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada Aplikasi Berdasarkan diagram diatas kita dapat melihat bahwa hubungan kualitas dengan nilai penyelarasan terhadap biaya aplikasi diatas, maka : • Aplikasi MMPro termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 4,07 dan nilai kualitas sebesar 3,49. • Aplikasi SOT termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,90 dan nilai kualitas sebesar 4,24. • Aplikasi QC Online termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,6 dan nilai kualitas sebesar 3,67. 248 • Aplikasi HRPro termasuk dalam kategori ”Tidak kritis, Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,05 dan nilai kualitas sebesar 4,46. • Aplikasi SAP Modul Sales & Distribution termasuk dalam kategori ”Memuaskan, Terkendali”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 4,10 dan nilai kualitas sebesar 4,04. • Aplikasi SAP Modul Material Management termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 4,08 dan nilai kualitas sebesar 3,81. • Aplikasi SAP Modul Plant Maintenance termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,60 dan nilai kualitas sebesar 4,04. • Aplikasi SAP Modul Finance & Controlling termasuk dalam kategori ”Memuaskan, Terkendali”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 4,35 dan nilai kualitas sebesar 4,27. • Aplikasi SAP Modul Quality Management termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,25 dan nilai kualitas sebesar 3,15. • Aplikasi SAP Modul Human Resource termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,20 dan nilai kualitas sebesar 3,58. • Aplikasi SAP Modul Supplier Relationship Management termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,68 dan nilai kualitas sebesar 3,60. 249 • Aplikasi SAP Modul Project Management termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,40 dan nilai kualitas sebesar 3,98. 4.16.2 Diagram Hubungan Nilai Penyelarasan Strategis dengan Kualitas pada Infrastruktur Hubungan Penyelarasan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada Infrastruktur 4.50 Hardw are, 768250 Penyelarasan 4.00 Netw ork, 378323.28 Hardw are 3.50 3.00 Netw ork Softw are License, 228400 Server, 65314.85 Softw are License Server 2.50 2.00 3.70 3.80 3.90 4.00 4.10 4.20 4.30 4.40 4.50 Kualitas Gambar 4.22 Hubungan Penyelarasan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada Infrastruktur Berdasarkan diagram diatas kita dapat melihat bahwa hubungan kualitas dengan nilai penyelarasan terhadap biaya infrastruktur diatas, maka : • Infrastruktur Hardware termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,75 dan nilai kualitas sebesar 3,95. • Infrastruktur Network termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,55 dan nilai kualitas sebesar 4,30. 250 • Infrastruktur Software License termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,40 dan nilai kualitas sebesar 3,98. • Infrastruktur Server termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,40 dan nilai kualitas sebesar 4,05. 4.16.3 Diagram Hubungan Nilai Penyelarasan Strategis dengan Kualitas pada Manajemen Hubungan Penyelarasan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada Manajemen 4.50 Business Intelligent Warehouse, 18794.97 Penyelarasan 4.20 3.90 Budget Material Planning, 18002.7 Business Intelligent Warehouse Bill of Quantity Training Departemen TI, 51820 3.60 Training Departemen TI Bill of Quantity, 7416.81 Budget Material Planning 3.30 3.00 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 Kualitas Gambar 4.23 Hubungan Penyelarasan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada Manajemen Berdasarkan diagram diatas kita dapat melihat bahwa hubungan kualitas dengan nilai penyelarasan terhadap biaya manajemen diatas, maka : 251 • Business Intelligent Warehouse termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 4,20 dan nilai kualitas sebesar 3,32. • Budget Material Planning termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya jika dibutuhkan”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 4,00 dan nilai kualitas sebesar 3,40. • Bill of Quantity termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,70 dan nilai kualitas sebesar 3,08. • Training Departemen TI termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya jika dibutuhkan”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 4,00 dan nilai kualitas sebesar 3,70. 4.16.4 Diagram Hubungan Nilai Penyelarasan Strategis dengan Kualitas pada Service Berdasarkan gambar 4.24 kita dapat melihat bahwa hubungan kualitas dengan nilai penyelarasan terhadap biaya service diatas, maka : • Hardware Maintenance termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,75 dan nilai kualitas sebesar 4,03. • User Call Center termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya jika dibutuhkan”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 4,65 dan nilai kualitas sebesar 3,80. • Network Monitoring termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,55 dan nilai kualitas sebesar 4,22. 252 • Business Application Support termasuk dalam kategori ” Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 3,90 dan nilai kualitas sebesar 4,01. Hubungan Penyelarasan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada Service User Call Center, 3530.73 Penyelarasan 4.60 4.10 Business Application Support, 28108 Netw ork Monitoring, 68440 Hardw are Maintenance 3.60 Hardw are Maintenance, 38440 User Call Center Netw ork Monitoring Business Application Support 3.10 3.60 3.80 4.00 4.20 4.40 Kualitas Gambar 4.24 Hubungan Penyelarasan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada Service 4.16.5 Strategi Investasi Berdasarkan Hubungan Penyelarasan dan Kualitas Strategi Investasi Portfolio Lights-On berdasarkan Nilai Penyelarasan dan Kualitas 3500000 3000000 2500000 2000000 1500000 1000000 Biaya dalam dolar 500000 0 Biaya dalam dolar Diabaikan Krisis Tidak Kritis, Stabil Ditingkatkan hanya jika dibutuhkan Memuaskan, Terkendali 0 0 3036857.48 767407.67 1204492.82 Gambar 4.25 Strategi Investasi Total berdasarkan Nilai Penyelarasan dan Kualitas terhadap biaya 253 Gambar 4.25 menunjukkan bahwa portfolio lights-on perusahaan rata-rata berada pada kategori “Tidak Kritis, Stabil” berdasarkan hubungan penyelarasan dan kualitasnya. Berikut perincian total biaya berdasarkan nilai penyelarasan dan kualitas: Untuk kategori “Memuaskan, Terkendali”, memiliki total biaya sebesar $1204492,82 yang terdiri dari SAP Modul Sales & Distribution dan SAP Modul Finance & Controlling. Untuk kategori “Ditingkatkan hanya jika dibutuhkan”, memiliki total biaya sebesar $767407,87 yang terdiri dari aplikasi MMPro, SAP Modul Material Management, Business Intelligent Warehouse, Budget Material Planning, Training Departemen TI dan User Call Center. Untuk kategori “Tidak Kritis, Stabil” memiliki total biaya yang paling besar yakni $3036857,48 yang terdiri dari SOT, QC Online, HRPro, SAP Modul Plant Maintenance, SAP Modul Quality Management, SAP Modul Human Resource, SAP Modul Supplier Relationship Management, SAP Modul Project Management, Hardware, Network, Software License, Server, Bill of Quantity, Hardware Maintenance, Application Support. Untuk kategori “Krisis” tidak ada. Untuk kategori “Diabaikan” tidak ada. Network Monitoring, dan Business 254 Strategi Investasi Portfolio Lights-On berdasarkan Nilai Penyelarasan dan Kualitas 900000.00 768250 800000.00 700000.00 Biaya 600000.00 500000.00 361756.15 271110.15 300371.57 269766.15 400000.00 300000.00 378323.28 226335 228400 200000.00 or t g Su pp rin to on i io n at ic pl Ap M tw or k ai Ne ar e ss ne si Bu M P SA 28108 M nt e na nc nt e ity r ve Qu a Se r of ll Bi Ha od ul M P rd w ag an tM Pr oj ec em en t Ha rd w ar e Ne So tw ftw or k ar e Li ce ns e e SR M ur c M od ul so an m M lit y od ul ua od ul Q SA M P SA Re ag an ai an tM Pl od ul M P SA P e na nt e C Q SA em en t nc e HR On l in SO 7416.81 38440 8353.48 Hu 6983.63 Pr o 9488.41 T 0.00 68440 65314.85 100000.00 Biaya dalam dolar Tidak Kritis, Stabil Gambar 4.26 Strategi Investasi Stabil Berdasarkan Penyelarasan dan Kualitas Dari gambar 4.26, dapat disimpulkan bahwa biaya aplikasi, infrastruktur, service, manajemen berdasarkan strategi hubungan penyelarasan dan kualitas bersifat tidak kritis, stabil yang memiliki biaya terbesar adalah Hardware yakni $768250, sedangkan yang memerlukan biaya paling rendah yaitu QC Online dengan biaya $6983,63. Keadaan yang stabil berdasarkan nilai penyelarasan dan kualitas menunjukkan perusahan perlu mengeluarkan uang sekecil mungkin untuk perawatan dan peningkatan. 255 Strategi Investasi Berdasarkan Nilai Penyelarasan dan Kualitas 656499.62 700000.00 600000.00 Biaya 500000.00 Biaya dalam dolar 400000.00 300000.00 200000.00 100000.00 18759.65 18794.97 18002.7 51820 3530.73 ll i en ge t nt B W ud ar eh ge ou tM se at er ia Tr lP ai la ni nn ng in g De pa rt em en U TI se rC al lC en te r an ag em In te s us in es B SA P M od ul M at e ria l_ M M M Pr o 0.00 Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan Gambar 4.27 Strategi Investasi Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan Berdasarkan Penyelarasan dan Kualitas Pada strategi investasi “Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan” berdasarkan hubungan penyelarasan dan kualitas, SAP Modul Material Management memiliki total biaya yang paling besar yakni $656499,62 dan biaya terendah dikaluarkan untuk aplikasi User Call Center dengan biaya $3530,73. Keadaan yang ditingkatkan hanya jika dibutuhkan berdasarkan nilai penyelarasan dan kualitas menunjukkan bahwa perusahaan walaupun tingkat ketergantungannya tinggi, akan tetapi kualitasnya biasa saja. Pengeluaran uang yang dikeluarkan perusahaan hanya untuk jika darurat ataupun sumber daya yang ada telah habis. 256 Strategi Investasi Berdasarkan Nilai Penyelarasan dan Kualitas 800000.00 Biaya 600000.00 661875.62 542617.20 Biaya dalam dolar 400000.00 200000.00 0.00 SAP Modul Sales & Distribution SAP Modul Finance & Controlling Memuaskan, Terkendali Gambar 4.28 Strategi Investasi Memuaskan, Terkendali Berdasarkan Penyelarasan dan Kualitas Pada strategi investasi kategori “Memuaskan, Terkendali”, SAP Modul Finance & Controlling memiliki biaya terbesar yakni $661875,62 dan SAP Modul Sales & Distribution memiliki biaya sebesar $542617,20. Keadaan yang memusakan dan terkendali menunjukkan bahwa perusahaan perlu mengontrol aplikasi untuk menjaga kualitas. Pengeluaran uang untuk mempertahankan tingkat kualitas, namun investasi baru sepertinya tidak dibutuhkan. Tabel 4.54 Keterangan Hubungan Penyelarasan dan Kualitas Aplikasi TI Berjalan Kategori Investasi Diabaikan Penyelarasan rendah Strategi Investasi Aplikasi sebaiknya diabaikan Krisis Penyelarasan tinggi (4,5) dan Kualitas hanya 2 atau kurang Tidak kritis, Stabil Penyelarasan sedang (3) Peningkatan hanya jika dibutuhkan Penyelarasan tinggi (4,5) dan kualitas sedang (3) Memuaskan, Terkendali Penyelarasan tinggi (4,5) Kualitas tinggi (4,5) Aplikasi adalah kandidat investasi untuk meningkatkan kualitas, terutama aplikasi dengan penyelarasan yang tinggi. Mengeluarkan uang sekecil mungkin untuk perawatan dan peningkatan. Walaupun penyelarasan tinggi, kualitasnya biasa saja. Pengeluaran uang hanya jika darurat atau bila sumber daya habis. Mengontrol aplikasi untuk menjaga kualitas. Pengeluaran uang untuk mempertahankan tingkat kualitas, namun investasi baru sepertinya tidak dibutuhkan. 257 4.17 Persentase Tingkat Ketergantungan Persentase Tingkat Ketergantungan MMPro, 4.08, 4% Business Application Support, 4.43, 4% Sistem Online Timbangan (SOT), 4.32, 4% Netw ork Monitoring, 4.73, 5% QC Online, 3.55, 3% User Call Center, 4.25, 4% HRPro, 4.50, 4% Hardw are Maintenance, 4.66, 5% SAP Modul Sales & Distribution, 4.55, 4% Training Departemen TI, 4.36, 4% SAP Modul Material Management, 4.20, 4% Budget Material Planning, 3.30, 3% SAP Modul Plant Maintenance, 4.32, 4% Bill of Quantity, 3.70, 4% SAP Modul Finance & Controlling, 4.54, 4% Business Intelligent Warehouse, 4.00, 4% SAP Modul Quality Management, 3.20, 3% Server, 4.61, 5% SAP Modul Human Resource, 4.21, 4% Netw ork, 4.68, 5% Softw are License, 4.77, 5% Hardw are, 4.66, 5% SAP Modul Supplier Relationship Management, 3.85, 4% SAP Modul Project Management, 4.10, 4% MMPro HRPro SAP Modul Plant Maintenance SAP Modul Human Resource Hardw are Server Budget Material Planning User Call Center Sistem Online Timbangan (SOT) SAP Modul Sales & Distribution SAP Modul Finance & Controlling SAP Modul Supplier Relationship Management Softw are License Business Intelligent Warehouse Training Departemen TI Netw ork Monitoring QC Online SAP Modul Material Management SAP Modul Quality Management SAP Modul Project Management Netw ork Bill of Quantity Hardw are Maintenance Business Application Support Gambar 4.29 Persentase Tingkat Ketergantungan Berdasarkan gambar 4.29, kita dapat melihat bahwa SAP Modul Quality Management memiliki tingkat ketergantungan terendah yakni 3,2. Sedangkan tingkat ketergantungan tertinggi terletak pada Software License dengan ketergantungan sebesar 4,77. Berikut ini perincian nilai ketergantungan: • Software License memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,77 • Network Monitoring memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,73 • Network memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,68 • Hardware memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,66 • Hardware Maintenance memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,66 • Server memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,61 258 • SAP Modul Sales & Distribution memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,55 • SAP Modul Finance & Controlling memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,54 • HRPro memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,50 • Business Application Support memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,43 • Training Departemen TI memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,36 • SAP Modul Plant Maintenance memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,32 • SOT memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,32 • User Call Center memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,25 • SAP Modul Human Resource memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,21 • SAP Modul Material Management memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,20 • SAP Modul Project Management memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,10 • MMPro memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,08 • Business Intelligent Warehouse memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,00 • SAP Modul Supplier Relationship Management memiliki nilai ketergantungan sebesar 3,85 • Bill of Quantity memiliki nilai ketergantungan sebesar 3,70 • QC Online memiliki nilai ketergantungan sebesar 3,55 • Budget Material Planning memiliki nilai ketergantungan sebesar 3,30 • SAP Modul Quality Management memiliki nilai ketergantungan sebesar 3,20 4.18 Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas terhadap Biaya 4.18.1 Diagram Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap biaya) pada Aplikasi 259 Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada Aplikasi 4.80 SAP Modul Sales & Distribution, 542617.20 4.60 SAP Modul Finance & Controlling, 661875.62 SAP Modul Material Management, 656499.62 HRPro, 8353.48 Ketergantungan 4.40 4.20 SAP Modul Human Resource, 269766.15 SOT, 9488.41 SAP Modul Plant Maintenance, 361756.15 MMPro, 18759.65 4.00 SAP Modul Project Management, 226335.00 SAP Modul Supplier Relationship Management, 271110.15 3.80 QC Online HRPro SAP Modul Sales & Distribution SAP Modul Material Management SAP Modul Plant Maintenance SAP Modul Finance & Controlling SAP Modul Quality Management SAP Modul Human Resource SAP Modul Supplier Relationship Management SAP Modul Project Management SOT MMPro 3.60 QC Online, 6983.63 3.40 SAP Modul Quality Management, 300371.57 3.20 3.00 3.00 3.20 3.40 3.60 3.80 4.00 4.20 4.40 4.60 Kualitas Gambar 4.30 Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada Aplikasi Berdasarkan gambar 4.30 diatas kita dapat melihat bahwa hubungan kualitas dengan nilai ketergantungan terhadap biaya aplikasi diatas, maka : • Aplikasi MMPro termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,08 dan nilai kualitas sebesar 3,49. • Aplikasi SOT termasuk dalam kategori ”Memuaskan, Terkendali”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,32 dan nilai kualitas sebesar 4,24. • Aplikasi QC Online termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 3,55 dan nilai kualitas sebesar 3,67. • Aplikasi HRPro termasuk dalam kategori ”Memuaskan, Terkendali ”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,50 dan nilai kualitas sebesar 4,46. 260 • Aplikasi SAP Modul Sales & Distribution termasuk dalam kategori ”Memuaskan, Terkendali”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,55 dan nilai kualitas sebesar 4,04. • Aplikasi SAP Modul Material Management termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,20 dan nilai kualitas sebesar 3,81. • Aplikasi SAP Modul Plant Maintenance termasuk dalam kategori ” Memuaskan, Terkendali”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,32 dan nilai kualitas sebesar 4,04. • Aplikasi SAP Modul Finance & Controlling termasuk dalam kategori ”Memuaskan, Terkendali”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,54 dan nilai kualitas sebesar 4,27. • Aplikasi SAP Modul Quality Management termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena nilai ketergantungan sebesar 3,20 dan kualitas 3,15. • Aplikasi SAP Modul Human Resource termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,21 dan nilai kualitas sebesar 3,58. • Aplikasi SAP Modul Supplier Relationship Management termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 3,85 dan nilai kualitas sebesar 3,60. • Aplikasi SAP Modul Project Management termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,10 dan nilai kualitas sebesar 3,98. 261 4.18.2 Diagram Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap biaya) pada Infrastruktur Berdasarkan gambar 4.31, kita dapat melihat bahwa hubungan kualitas dengan nilai ketergantungan terhadap biaya infrastruktur diatas, maka : • Infrastruktur Hardware termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,66 dan nilai kualitas sebesar 3,95. • Infrastruktur Network termasuk dalam kategori ”Memuaskan, Terkendali”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,77 dan nilai kualitas sebesar 4,30. • Infrastruktur Software License termasuk dalam kategori ” Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,68 dan nilai kualitas sebesar 3,98. • Infrastruktur Server termasuk dalam kategori ”Memuaskan, Terkendali”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 4,61 dan nilai kualitas sebesar 4,05. 262 Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada Infrastruktur Ketergantungan 4.80 4.75 Netw ork, 378323.28 Hardw are 4.70 Softw are License, 228400 Netw ork Softw are License 4.65 4.60 4.55 3.80 Server Hardw are, 768250 Server, 65314.85 3.90 4.00 4.10 4.20 4.30 4.40 Kualitas Gambar 4.31 Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada Infrastruktur 4.18.3 Diagram Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap biaya) pada Manajemen Berdasarkan gambar 4.32 kita dapat melihat bahwa hubungan kualitas dengan nilai ketergantungan terhadap biaya manajemen diatas, maka : • Business Intelligent Warehouse termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,00 dan nilai kualitas sebesar 3,32. • Budget Material Planning termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 3,70 dan nilai kualitas sebesar 3,40. • Bill of Quantity termasuk dalam kategori ”Tidak Kritis, Stabil”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 3,30 dan nilai kualitas sebesar 3,08. • Training Departemen TI termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya jika dibutuhkan”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,36 dan nilai kualitas sebesar 3,70. 263 Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada Manajemen Ketergantungan 5.00 4.50 Training Departemen TI, 51820 Business Intelligent Warehouse, 18794.97 4.00 Business Intelligent Warehouse Budget Material Planning Budget Material Planning, 18002.7 3.50 Bill of Quantity Training Departemen TI 3.00 Bill of Quantity, 7416.81 2.50 2.00 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 Kualitas Gambar 4.32 Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada Manajemen (Sumber hasil olahan data) 4.18.4 Diagram Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap biaya) pada Service Berdasarkan gambar 4.33 kita dapat melihat bahwa hubungan kualitas dengan nilai ketergantungan terhadap biaya service diatas, maka : • Hardware Maintenance termasuk dalam kategori ”Memuaskan, Terkendali”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,66 dan nilai kualitas sebesar 4,03. • User Call Center termasuk dalam kategori ”Ditingkatkan hanya jika dibutuhkan”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,25 dan nilai kualitas sebesar 3,80. • Network Monitoring termasuk dalam kategori ”Memuaskan, Terkendali”, karena memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,73 dan nilai kualitas sebesar 4,22. 264 • Business Application Support termasuk dalam kategori ”Memuaskan, Terkendali”, karena memiliki nilai penyelarasan sebesar 4,43 dan nilai kualitas sebesar 4,01. Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada Service 4.90 Ketergantungan 4.80 Netw ork Monitoring, 105170.22 Hardw are Maintenance, 275537.14 4.70 4.60 4.50 Hardw are Maintenance Business Application Support, 80019.45 4.40 User Call Center Netw ork Monitoring 4.30 Business Application Support User Call Center, 53875.69 4.20 4.10 3.70 3.80 3.90 4.00 4.10 4.20 4.30 Kualitas Gambar 4.33 Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas (terhadap Biaya) pada Service 4.18.5 Strategi Investasi Berdasarkan Hubungan Ketergantungan dan Kualitas Berdasarkan gambar 4.34, dapat disimpulkan bahwa aplikasi, infrastruktur, service, manajemen berdasarkan nilai penyelarasan dan kualitas bersifat baik. Investasi yang telah diberikan perusahaan ditunjukkan pada gambar 4.35, Penerapan TI pada perusahaan terletak pada posisi stabil, ditingkatkan hanya jika dibutuhkan dan memuaskan, tidak ada investasi yang bersifat diabaikan dan krisis. 265 Strategi Investasi Portfolio Lights-On berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Kualitas 2500000 2000000 1500000 Biaya dalam dolar 1000000 500000 0 Biaya dalam dolar Diabaikan Krisis Tidak Kritis, Stabil Ditingkatkan hanya jika dibutuhkan Memuaskan, Terkendali 0 0 603884.86 2242156.12 2162716.99 Gambar 4.34 Strategi Investasi Total Berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Kualitas (Sumber hasil olahan data) Berdasarkan gambar 4.34, kita dapat merincikan total biaya lights-on berdasarkan nilai ketergantungan dan kualitasnya : Untuk kategori ”Memuaskan, terkendali” memiliki jumlah biaya sebesar $2162716,99 yang terdiri dari Sistem Online Timbangan (SOT), HRPro, SAP Modul Sales & Distribution, SAP Modul Plant Maintenance, SAP Modul Finance & Controlling, Network, Server, Hardware Maintenance, Network Monitoring, dan Business Application Support. Untuk kategori ”Tidak Kritis, stabil ” memiliki biaya sebesar $603884,86 yang terdiri dari QC Online, SAP Modul Quality Management, SAP Modul Supplier Relationship Management, Budget Material Planning, dan Bill of Quantity. 266 Untuk kategori ”Ditingkatkan hanya jika dibutuhkan” memiliki biaya terbesar sebesar $2242156,12 yang terdiri dari MMPro, SAP Modul Material Management, SAP Modul Human Resource, SAP Modul Project Management, Hardware, Software License, Business Intelligent Warehouse, Training Departemen TI, dan User Call Center. Untuk kategori ”Abaikan” tidak ada. Untuk kategori ”Krisis” tidak ada. Strategi Investasi Berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Kualitas 350000.00 300371.57 300000.00 271110.15 Biaya 250000.00 Biaya dalam dolar 200000.00 150000.00 100000.00 50000.00 18002.7 6983.63 7416.81 0.00 C Q P SA M o nl O e in ua lQ u d y lit M m ge a an t en P SA M S ul od dg Bu RM M et lP ria e at ng ni n la ll Bi o ity nt a u fQ Tidak Kritis, Stabil Gambar 4.35 Strategi Investasi Stabil Berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Kualitas 267 Gambar 4.35 menunjukkan bahwa biaya terbesar yang dikeluarkan berdasar nilai ketergantungan dan kualitas terdapat pada SAP Modul Quality Management dengan biaya $300371,57 dan biaya terkecil yakni untuk aplikasi QC Online yakni $6983,63. Keadaan yang stabil berdasarkan hubungan ketergantungan dan kualitas menunjukkan perusahan memerlukan untuk mengeluarkan uang sekecil mungkin untuk perawatan dan peningkatan. Biaya Strategi Investasi Berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Kualitas 900000.00 800000.00 700000.00 600000.00 500000.00 400000.00 300000.00 200000.00 100000.00 0.00 768250 656499.62 biaya dalam dolar 269766.15 226335.00 228400 51820 18759.65 18794.97 3530.73 r e e e t t TI se te rc ar en ns en ou en en m ou m dw ce h C i e s r e m e l L ag ar al Re ag Ha e rte W an ar an rC pa t an M w e e M n t ft l D um Us ge ia ec g So lli lH er in oj e t r u t n a In ai lP od M Tr M ul ss du e P d o n o M si SA M P AP Bu A S S M M o Pr Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan Gambar 4.36 Strategi Investasi Kategori Ditingkatkan hanya jika Dibutuhkan Berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Kualitas Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa biaya aplikasi, infrastruktur, service, dan manajemen berdasarkan hubungan ketergantungan dan kualitas dengan kategori ditingkatkan hanya jika dibutuhkan, yang memiliki biaya terbesar adalah Hardware dengan biaya sebesar $768250 sedangkan yang memerlukan biaya paling rendah yaitu User Call Center dengan biaya sebesar $3530,73. Keadaan yang ditingkatkan hanya jika dibutuhkan berdasarkan hubungan ketergantungan dan kualitas 268 menunjukkan perusahaan memiliki ketergantungan tinggi, tetapi kualitasnya biasa saja. Pengeluaran uang yang dikeluarkan perusahaan hanya untuk jika darurat ataupun sumber daya yang ada telah habis. Strategi Investasi berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Kualitas 700000.00 661875.62 600000.00 542617.20 Biaya 500000.00 361756.15 400000.00 378323.28 Biaya dalam dolar 300000.00 200000.00 68440 100000.00 9488.41 8353.48 65314.85 38440 28108 Pr Di o st rib ul ut Fi M io ai na n nt nc e na e & nc Co e nt ro lli ng Ne tw Ha or rd k w ar S e e rv M Bu ai er Ne n si te tw ne n or an ss k c M Ap on e pl it o ic at rin io g n Su pp or t an t Pl ul M od od M SA P M SA P SA P od ul Sa le s & HR SO T 0.00 Memuaskan, Terkendali Gambar 4.37 Strategi Investasi Kategori Memuaskan, Terkendali Berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Kualitas Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa biaya aplikasi, infrastruktur, service, dan manajemen berdasarkan hubungan ketergantungan dan kualitas dengan kategori memuaskan dan terkendali, yang memiliki biaya terbesar adalah SAP Modul Finance & Controlling sebesar $661875,62 sedangkan yang memerlukan biaya paling rendah yaitu HRPro dengan biaya sebesar $8353,48. Keadaan yang memuaskan dan terkendali berdasarkan hubungan ketergantungan dan kualitas menunjukkan perusahan 269 untuk Mengontrol aplikasi untuk aturan kualitas. Pengeluaran uang untuk mempertahankan tingkat kualitas, namun investasi baru sepertinya belum dibutuhkan. Tabel 4.55 Keterangan Hubungan Ketergantungan dan Kualitas Aplikasi TI Berjalan Kategori Investasi Diabaikan Ketergantungan rendah Krisis Ketergantungan tinggi (4,5) Kualitas hanya 2 atau kurang Strategi Investasi Aplikasi sebaiknya diabaikan dan Tidak kritis, Stabil Ketergantungan sedang (3) Peningkatan hanya jika dibutuhkan Ketergantungan tinggi (4,5) kualitas sedang (3) Memuaskan, Terkendali Ketergantungan tinggi (4,5) Kualitas tinggi (4,5) Aplikasi adalah kandidat investasi untuk meningkatkan kualitas, terutama aplikasi dengan Ketergantungan yang tinggi. Mengeluarkan uang sekecil mungkin untuk perawatan dan peningkatan. Walaupun Ketergantungan tinggi, kualitasnya biasa saja. Pengeluaran uang hanya jika darurat atau bila sumber daya habis. Mengontrol aplikasi untuk menjaga kualitas. Pengeluaran uang untuk mempertahankan tingkat kualitas, namun investasi baru sepertinya tidak dibutuhkan. 4.19 Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan terhadap Biaya 4.19.1 Diagram Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan (terhadap biaya) pada Aplikasi Berdasarkan gambar 4.38, kita dapat melihat hubungan ketergantungan dengan jangkauan pengguna terhadap biaya aplikasi : MMPro digunakan oleh beberapa divisi dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 5,00 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,08. SOT digunakan satu divisi dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 3,00 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,32. QC Online digunakan oleh satu divisi dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 4,00 dan nilai ketergantungan sedang sebesar 3,55. 270 HRPro digunakan oleh satu divisi dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 2,00 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,50. SAP Modul Sales & Distribution digunakan oleh beberapa divisi dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 4,00 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,55. SAP Modul Material Management digunakan oleh beberapa divisi dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 3,50 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,20. SAP Modul Plant Maintenance digunakan oleh satu divisi dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 4,00 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,32 SAP Modul Finance & Controlling digunakan oleh satu divisi dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 5,00 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,54. SAP Modul Quality Management digunakan oleh satu divisi dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 4,00 dan nilai ketergantungan sedang sebesar 3,20. SAP Modul Human Resource digunakan oleh semua divisi dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 5,00 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,21. SAP Modul Supplier Relationship Management digunakan oleh beberapa divisi dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 3,50 dan nilai ketergantungan sedang sebesar 3,85. 271 SAP Modul Project Management digunakan oleh satu divisi dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 3,00 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,10. Hubungan Jumlah Pengguna dengan Ketergantungan (terhadap Biaya) pada Aplikasi 5.70 SAP Modul Human Resource, 269766.15 5.40 SAP Modul Finance & Controlling, 661875.62 5.10 MMPro, 18759.65 Jangkauan Pengguna 4.80 4.50 SAP Modul Plant Maintenance, 361756.15 4.20 QC Online, 6983.63 SAP Modul Sales & Distribution, 542617.20 3.90 3.60 3.30 SAP Modul Quality Management, 300371.57 SAP Modul Material Management, 656499.62 SAP Modul Supplier Relationship Management, 271110.15 3.00 2.70 SAP Modul Sales & Distribution SAP Modul Project Management, 226335.00 2.40 SAP Modul Material Management SAP Modul Plant Maintenance 2.10 HRPro, 8353.48 SAP Modul Finance & Controlling 1.80 1.50 3.00 QC Online HRPro SOT, 9488.41 SAP Modul Quality Management SAP Modul Human Resource 3.20 3.40 3.60 3.80 4.00 4.20 4.40 4.60 4.80 5.00 Ketergantungan SAP Modul Supplier Relationship Management MMPro SAP Modul Project Management SOT Gambar 4.38 Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan (terhadap Biaya) pada Aplikasi 4.19.2 Diagram Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan (terhadap biaya) pada Infrastruktur Berdasarkan gambar 4.39, kita dapat melihat hubungan ketergantungan dengan jangkauan pengguna terhadap biaya infrastruktur : Hardware digunakan secara luas dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 5,00 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,66. Software License digunakan digunakan secara luas dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 5,00 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,77. 272 Network digunakan digunakan secara luas dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 5,00 dan nilai ketergantungan tinggisebesar 4,68. Server digunakan digunakan secara luas dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 5,00 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,61. Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan (terhadap biaya) pada Infrastruktur Jangkauan Pengguna 5.50 Hardw are, 768250 5.20 4.90 Netw ork, 378323.28 Hardw are Server, 65314.85 Netw ork Softw are License, 228400 Softw are License 4.60 Server 4.30 4.00 4.55 4.60 4.65 4.70 4.75 4.80 Ketergantungan Gambar 4.39 Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan (terhadap Biaya) pada Infrastruktur 4.19.3 Diagram Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan (terhadap biaya) pada Manajemen Berdasarkan gambar 4.40, kita dapat melihat hubungan ketergantungan dengan jangkauan pengguna terhadap biaya manajemen : Business Intelligent Warehouse digunakan oleh satu divisi dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 3,00 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,00. 273 Budget Material Planning digunakan digunakan oleh satu divisi dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 3,00 dan nilai ketergantungan sedang sebesar 3,70. Bill of Quantity digunakan digunakan oleh satu divisi dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 3,00 dan nilai ketergantungan sedang sebesar 3,30. Training Departemen TI digunakan digunakan oleh satu divisi dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 5,00 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,36. Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan (terhadap Biaya) pada Manajemen Jangkauan Pengguna 6.00 Training Departemen TI, 51820 5.00 4.00 Business Intelligent Warehouse Bill of Quantity, 7416.81 3.00 Business Intelligent Warehouse, 18794.97 Budget Material Planning, 18002.7 2.00 Budget Material Planning Bill of Quantity Training Departemen TI 1.00 0.00 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 Ketergantungan Gambar 4.40 Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan (terhadap Biaya) pada Manajemen 274 4.19.4 Diagram Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan (terhadap biaya) pada Service Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan (terhadap biaya) pada Service Jangkauan Pengguna 5.50 5.00 Business Application Support, 28108 4.50 Hardw are Maintenance, 38440 User Call Center, 3530.73 4.00 Netw ork Monitoring, 68440 3.50 Hardw are Maintenance 3.00 2.50 4.10 User Call Center Netw ork Monitoring 4.20 4.30 4.40 4.50 4.60 4.70 4.80 4.90 Business Application Support Ketergantungan Gambar 4.41 Hubungan Jangkauan Pengguna dengan Ketergantungan (terhadap Biaya) pada Service Berdasarkan diagram diatas, kita dapat melihat hubungan ketergantungan dengan jangkauan pengguna terhadap biaya service : Hardware Maintenance digunakan oleh satu atau beberapa individu dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 4,00 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,66. User Call Center digunakan digunakan secara luas, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 4,00 dan nilai ketergantungan sedang sebesar 4,25. Network Monitoring digunakan digunakan oleh satu atau beberapa individu dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 4,00 dan nilai ketergantungan sedang sebesar 4,73. 275 Business Aplication Support Departemen TI digunakan digunakan secara luas dan cukup penting, karena memiliki jangkauan pengguna sebesar 5,00 dan nilai ketergantungan tinggi sebesar 4,43. 4.20 Hubungan Kualitas, Nilai Penyelarasan dan Ketergantungan Berdasarkan gambar 4.52 dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai ketergantungan maka sistem aplikasi semakin dibutuhkan oleh perusahaan, semakin tinggi nilai penyelarasan strategi maka sistem aplikasi tersebut semakin sesuai dengan strategi bisnis perusahaan dan semakin tinggi nilai kualitas maka kinerja sistem tersebut semakin baik. Hubungan Kualitas, Nilai penyelarasan dan Ketergantungan 100% 80% 4.08 4.32 3.55 4.50 4.55 4.20 4.32 4.54 3.20 4.21 3.85 4.10 4.66 4.77 4.68 4.61 4.00 3.70 3.30 4.36 4.66 4.25 4.73 4.43 60% Ketergantungan 3.90 3.60 3.05 4.10 4.08 3.60 4.35 3.25 3.40 4.07 3.20 3.68 3.75 3.55 3.40 3.40 4.20 4.00 3.70 4.00 3.75 4.65 3.55 3.90 40% 20% 3.49 4.24 3.67 4.46 4.04 3.81 4.04 4.27 3.15 3.58 3.60 3.98 3.95 4.30 3.98 4.05 4.22 4.01 3.32 3.40 3.08 3.70 4.03 3.80 0% T y t k e e g e t e er e ne Pro on er ng ort TI ng ntit nt nc ar nt en or nse r v rc SO nli s en lin nc nt ti n ni p ri HR ibu eme na t rol em sou me em rdw etw ice O Se hou lan Qua me ena Ce it o up e e C g t a N e L e ll t n S tr r e l P of Q H on na ag ain R nag nag rt e i n Ca M o on is a n r a C a a a n l a i D a a a i W r il M & M ma ep e M ser M rk M at & B l M nt ce nt ate y D ftw p ec t u U two plic g ar es ria li t la n H shi ge t M So in d w e al oj p lli te ul P ina Qua ul e r n n S N e A i a r t g a F io lP od ul In u d Ha ss ul l M od ul Tr M elat du od du B M ss ne od P o od M o AP si M ne M P M SA er R u i P M P S B P li us SA AP SA SA B pp SA S Su l u od M P A S P M M ro Gambar 4.42 Hubungan Kualitas, Penyelarasan dan Ketergantungan Penyelarasan Kualitas 276 Berikut penjelasan dari gambar 4.42: MMPro memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,08, nilai penyelarasan strategi yang tinggi yaitu 4,07 dan nilai kualitas yang sedang yaitu 3,49. Sistem Online Timbangan (SOT) memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,32, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,90 dan nilai kualitas yang tinggi yaitu 4,24. QC Online memiliki tingkat ketergantungan sedang dengan nilai 3,55, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,60 dan nilai kualitas yang sedang yaitu 3,67. HRPro memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,50, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,05 dan nilai kualitas yang tinggi yaitu 4,46. SAP Modul Sales & Distribution memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,55, nilai penyelarasan strategi yang tinggi yaitu 4,10 dan nilai kualitas yang tinggi yaitu 4,04. SAP Modul Material Management memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,20, nilai penyelarasan strategi yang tinggi yaitu 4,08 dan nilai kualitas yang sedang yaitu 3,81. SAP Modul Plant Maintenance memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,32, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,60 dan nilai kualitas yang tinggi yaitu 4,04. 277 SAP Modul Finance & Controlling memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,54, nilai penyelarasan strategi yang tinggi yaitu 4,35 dan nilai kualitas yang tinggi yaitu 4,27. SAP Modul Quality Management memiliki tingkat ketergantungan sedang dengan nilai 3,20, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,25 dan nilai kualitas yang sedang yaitu 3,15. SAP Modul Human Resource memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,21, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,20 dan nilai kualitas yang sedang yaitu 3,58. SAP Modul Supplier Relationship Management memiliki tingkat ketergantungan sedang dengan nilai 3,85, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,68 dan nilai kualitas yang sedang yaitu 3,60. SAP Modul Project Management memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,10, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,40 dan nilai kualitas yang sedang yaitu 3,98. Hardware memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,66, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,75 dan nilai kualitas yang sedang yaitu 3,95. Network memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,77, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,55 dan nilai kualitas yang tinggi yaitu 4,30. Software License memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,68, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,40 dan nilai kualitas yang sedang yaitu 3,98. 278 Server memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,61, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,40 dan nilai kualitas yang tinggi yaitu 4,05. Business Intelligent Warehouse memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,00, nilai penyelarasan strategi yang tinggi yaitu 4,20 dan nilai kualitas yang sedang yaitu 3,32. Budget Material Planning memiliki tingkat ketergantungan sedang dengan nilai 3,70, nilai penyelarasan strategi yang tinggi yaitu 4,00 dan nilai kualitas yang sedang yaitu 3,40. Bill of Quantity memiliki tingkat ketergantungan sedang dengan nilai 3,30, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,70 dan nilai kualitas yang sedang yaitu 3,08. Training Departemen TI memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,36, nilai penyelarasan strategi yang tinggi yaitu 4,00 dan nilai kualitas yang sedang yaitu 3,70. Hardware Maintenance memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,66, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,75 dan nilai kualitas yang tinggi yaitu 4,03. User Call Center memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,25, nilai penyelarasan strategi yang tinggi yaitu 4,65 dan nilai kualitas yang sedang yaitu 3,80. Network Monitoring memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,73, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,55 dan nilai kualitas yang tinggi yaitu 4,22. 279 Business Application Support memiliki tingkat ketergantungan tinggi dengan nilai 4,43, nilai penyelarasan strategi yang sedang yaitu 3,90 dan nilai kualitas yang tinggi yaitu 4,01.