[go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
REGULASI EMOSI Emosi adalah perasaan atau afeksi yang dapat melibatkan rangsangan fisiologis (denyut jantung yang cepat), pengalaman sadar,dan ekspresi prilaku seperti sebuah senyuman atau wajah cemberut (Laura A.King:2010). Emosi sendiri merupakan perpaduan dari beberapa perasaan yang mempunyai intensitas yang relatif tinggi, dan menimbulkan gejolak suasana batin yang bergerak dari emosi positif hingga ke emosi negative. Perkembangan emosi sudah mulai terjadi ketika anak masih bayi, dimana seorang anak awalnya hanya memiliki satu pola ransangan emosi yang bersifat umum, misalnya pada bayi yang merasa haus ia akan terus-menerus menangis hingga rasa hausnya terpenuhi. Pola ransangan emosi tadi berkembang dan berdiferensiasi sejalan dengan perkembangan anak. Menurut beberapa penelitian, perasaan senang atau tidak senang mulai berkembnag dirasakan oleh anak ketika anak berada pada minggu ke enam, selanjutnya pada minggu ke delapan anak mulai merasakan emosi marah, hingga minggu ke sebelas anak mulai merasakan takut. Dalam perkembangan emosi, terdapat pola-pola ekspersi dan pengendalian emosi sebagai akibat dari pengaruh kebudayaan. Pertama, spontanitas dan pengendalian. Sifat atau ciri dari anak usia dini adalah spontan. Mareka umumnya sangat spontan dalam hal emosi dan sangat sulit untuk mengendalikannya, akan tetapi seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, anak-anak tadi diharuskan mampu untuk dapat mengendalikan emosi akibat dari pengaruh kebudayaan tadi. Kedua, penekanan. Dalam hal ini, anak-anak dipaksa untuk tidak menuangkan emosi dalam bentuk perilaku, sehingga anak akan merasa tertahan atau tertekan. Ketiga, ekspresi langsung atau tersembunyi. Yang dimaksud dari ekspresi langsung atau tersembunyi ini adalah, ketika seorang anak merasa dirinya tertekan dan ingin melupakan emosinya, maka ekspresi langsung ini sedang terjadi. Dan adakalanya emosi yang dirasakan anak tidak dapat diluapkan sehingga emosi tersebut tersembunyi. Emosi tersembunyi ini dalam jangka panjang tidaklah baik, dikarenakan dapat mengganggu psikis anak maupun fisiknya. Biasanya emosi tersembunyi ini terjadi dikarenakan anak takut atau malu baik itu kepada orangtuanya maupun lingkungan sekitar. (Nana Syaodih:2003,83). Ciri Emosi, Sebagai calon pendidik, ada beberapa cirri yang harus diketahui bahwa seseorang sedang emosi, antara lain : Pengalaman emosional bersifat pribadi. Artinya, setiap individu yang bernyawa memiliki pengalaman emosinal yang berbeda tiap individu yang lain. Bahkan, anak usia dini yang gemar bermainpun memiliki pengalaman emosi yang berbeda antar anak. Pengalaman emosi ini muncul akibat adanya rasa traumatic, misalnya anak yang takut ular. Awalnya ia tidak takut dengan ular, akan tetapi satuwaktu ada ular yang menggigitnya sehingga mulai saat itu hingga sekarang ia takut pada ular. Pengalaman emosi ini tidak selalu terjadi secara sadar. Perubahan aspek jasmaniah. Ciri yang ketiga terjadi akibat suatu emosi terlalu dihayati sehingga terjadi perubahan jasmaniah. Sebagai contoh, ketika individu marah maka debaran jantung akan berubah cepat. Hal ini juga berlaku bagi anak usia dini. Emosi diekspresikan dalam prilaku. Biasanya kita dapat mengetahui seseorang sedang emosi atau tidak melalui raut wajah dan suara. Seseorang yang sedang marah atau takut maka raut wajahnya akan tampak berbeda dari biasanya seperti pucat, gemetaran, dsb. Cara mengekspresikan emosi antara orang dewasa dengan anak-anak berbeda, hal ini dikarenakan orang dewasa sudah paham bahwa emosi yang tidak baik harus dikendalikan. Emosi sebagai motif. Arti motif disini adalah suatu tenaga yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan. Kaitan antara motif dan emosi adalah, dimana ketika suatu individu mengalami emosi maka dengan sengaja atau tidak mendorong individu tersebut melakukan kegiatan seperti menjauhin atau mendekati suatu objek yang merangsang emosi. Macam-macam Emosi Kehidupan emosional sangatlah kompleks, banyak macam ragamnya dan tiap-tiap macam emosi memiliki variasinya sendiri sesuai muatan, sifat dan intensitasnya. Takut, Cemas, dan Khawatir Ketiga emosi ini berkenaan dengan adanya rasa tertekan, terancam atau tidak nyaman. Pada rasa takut, ancaman yang dimaksud jelas diketahui. Sedangkan cemas dan khawatir, ancaman bersifat abstrak. Kecemasan dan kekhawatiran memiliki nilai positif, asalkan intensitasnya tidak begitu kuat, sebab kecemasan dan kekhawatiran yang sangat kuat bersifat negatif, sebab dapat menimbulkan gangguan baik psikis maupun fisik. Marah dan Permusuhan Marah dan permusuhan merupakan suatu perasaan yang dihayati oleh seseorang atau kelompok orang yang cenderung bersifat menyerang. Pada umumnya, kedua macam emosi ini bersifat negatif walaupun sebenrnya adalah kondisi normal. Kedua hal tersebut merupakan cara individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Marah dan permusuhan terhadap sesuatu perbuatan atau keadaan negatif adalah sesuatu yang wajar asalkan intensitas penghayatannya tidak terlalu kuat. Rasa bersalah dan Rasa duka Emosi jenis ini biasanya terjadi dikarenakan adanya rasa bersalah atau kegagalan yang mendalam. Seperti halnya jenis emosi yang lain, keduanya emosi ini memiliki nilai positif tersendiri asalkan intensitasnya tidak terlalu kuat sama seperti jenis emosi yang lain. 4