Vol. x, No. x, 202x, pp. xx-xx
DOI: https://doi.org/10.29210/xxxxx
Contents lists available at Journal IICET
Jurnal EDUCATIO (Jurnal Pendidikan Indonesia)
ISSN: 2502-8103 (Print) ISSN: 2477-8524 (Electronic)
Journal homepage: https://jurnal.iicet.org/index.php/jppi
Persiapan Guru Biologi SMA dalam Menghadapi Perubahan
Kurikulum 2013 Menuju Kurikulum Merdeka
Linda Kurniawati1, Dinar Hidayah2, Tri Annisa Larassati3 , Indriyani4
UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Indonesia
Article Info
ABSTRACT
Article history:
Pemerintah berupaya mengambil langkah strategis dalam
Received Jun 12th, 201x
Revised Aug 20th, 201x
Accepted Aug 26th, 201x
mengoptimalkan pembelajaran dengan meluncurkan kebijakan
kurikulum merdeka belajar atau kurikulum prototype sebagai
upaya mengoptimalkan pendidikan, Tujuan Penelitian ini untuk
Keyword:
mengetahui persiapan Guru biologi SMA dalam menghadapi
Kurikulum 2013
Kurikulum merdeka
Guru biologi
SMA
perubahan kurikulum 2013 menuju kurikulum merdeka. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksploratif kualitatif
dengan teknik purposive sampling. Subjek penelitian adalah
guru Biologi PNS dengan usia minimal 40 tahun ke atas yang
mengajar di SMA atau MA Negeri. Data yang dikumpulkan yaitu
data mengenai persiapan guru biologi terhadap perubahan
kurikulum, dengan menggunakan model Miles and Huberman,
yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Adapun hasil penelitian ini menunjukan bahwa Persiapan yang
dilakukan guru biologi SMA dalam menghadapi perubahan
kurikulum menuju kurikulum merdeka belajar yaitu kompetensi
yang harus dikuasai, strategi pembelajaran dalam kurikulum
merdeka, perangkat ajar dalam kurikulum merdeka, modul ajar
dalam kurikulum merdeka, penilaian hasil belajar dalam
kurikulum merdeka, untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional.
© 2020 The Authors. Published by IICET.
This is an open access article under the CC BY-NC-SA
license (https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
1
Linda Kurniawati1, Dinar Hidayah2, Tri Annisa
Larassati3 , Indriyani4
Jurnal EDUCATIO (Jurnal Pendidikan Indonesia)
Vol. x, No. x, 201x, pp. xx-xx
Corresponding Author:
Author Name,
Affiliation
Email: lsntl@ccu.edu.tw
Introduction
Dunia pendidikan selalu mengalami perubahan yang sejalan dengan arah perkembangan
zaman. Kekacauan dan ketidakstabilan pendidikan disebabkan berbagai hal dan kondisi, salah
satunya adalah dengan adanya pandemi Covid-19. Pandemi ini memperparah keadaan pendidikan
yaitu dengan terjadinya krisis pembelajaran dan ketidakmaksimalan dalam pembelajaran
(Learning Loss). Menurut (Andriani et al., 2021) masa pandemi ini memaksa 1,7 miliar siswa
menjalani pembelajaran yang tidak dilakukan secara langsung serta menemui berbagai kesulitan
dan kerugian dalam pembelajaran.
Dalam menyikapinya pemerintah berupaya mengambil langkah strategis dalam
mengoptimalkan pembelajaran. Maka dari itu, pemerintah meluncurkan kebijakan kurikulum
merdeka belajar atau kurikulum prototype sebagai upaya penghidupan kembali pergerakan
pendidikan dari keterpurukan akibat adanya berbagai realitas problematika pendidikan di
Indonesia. Menurut (Suryaman, 2020) kurikulum merdeka belajar fokus utamanya adalah
pencapaian hasil belajar secara konkret yaitu dengan pencapaian pengetahuan perilaku,
kemampuan, dan hasil. Selain itu, kurikulum baru ini dinilai mampu beradaptasi dengan
permasalahan yang ada karena sifat dari kurikulum ini dijalankan dengan keluwesan atau
fleksibel.
Konsep dan arah kurikulum baru yang merupakan sebuah penawar dalam permasalahan
yang terjadi pada pendidikan Indonesia ini mengalami berbagai tantangan yang bersifat
dukungan dan tolakan dari segenap elemen pendidikan. Kurikulum baru yang dinilai
terburu-buru harus diambil sisi positif dari kebijakan ini. Menurut (Mulyasa, 2021) dalam
kebijakan kurikulum ini perlu dilakukan perefleksian diri untuk menjawab tantangan pendidikan
sesuai dengan perkembangan zaman. Selain itu, jika ditinjau dari esensi perbedaan kurikulum
baru dengan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2013 ditemukan perbedaan amanat atau
struktur kedua kurikulum tersebut. Kurikulum 2013 membawa amanat pendekatan berbasis sains
atau pendekatan saintifik (scientific approach) sedangkan kurikulum merdeka mengemban
amanat pendekatan berbasis proyek (project based learning).
Menurut (Indarta et al., 2022) untuk menghadapi berbagai tantangan diperlukan sebuah
upaya strategis dengan berbagai pemahaman peranan bagi masing-masing elemen atau subjek
pendidikan itu sendiri. Peran sekolah harus memilih tetap menggunakan kurikulum lama atau
Journal homepage: https://jurnal.iicet.org/index.php/j-edu
2
3
mengganti kurikulumnya sesuai karakteristik sekolah, peran peserta didik harus terus berupaya
menjalani kurikulum tersebut dengan belajar sungguh-sungguh sesuai nilai kemerdekaan
belajarnya, dan peran guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan
kurikulum baru. Peran dan tantangan guru menjadi perhatian khusus dalam kebijakan kurikulum
baru. Kurikulum ini dinilai mampu mengembalikan dan memulihkan posisi guru dengan
keluwesan tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat (Daga, 2021) kebebasan guru dalam proses
pembelajaran merupakan makna dari merdeka dalam pembelajaran yang sesungguhnya. Sistem
dari kurikulum ini adalah dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada guru untuk
merancang pembelajaran sesuai karakteristik peserta didik. Kurikulum ini dapat menghapus
stigma yang beredar di masyarakat yang mengatakan bahwa guru harus “menyetorkan” hasil
belajar sesuai kompetensi yang ditetapkan kurikulum.
Inti merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir bagi siswa dan guru. Merdeka belajar
mendorong terbentuknya karakter jiwa merdeka di mana guru dan siswa dapat secara leluasa dan
menyenangkan mengeksplorasi pengetahuan, sikap dan keterampilan dari lingkungan. Merdeka
belajar dapat mendorong siswa belajar dan mengembangkan dirinya, membentuk sikap peduli
terhadap lingkungan di mana siswa belajar, mendorong kepercayaan diri dan keterampilan siswa
serta mudah beradaptasi dengan lingkungan masyarakat (Ainia, 2020). Karena itu keberadaan
merdeka belajar sangat relevan dengan kebutuhan siswa dan tuntutan pendidikan abad 21.
Karena esensi merdeka belajar adalah melesatkan pendidikan yang memerdekakan dan otonom,
baik guru maupun sekolah untuk menginterpretasi kompetensi dasar dalam kurikulum menjadi
penilaian guru (Sherly et al., 2020; Widiyono et al., 2021). Implementasi kebijakan merdeka belajar
mendorong peran guru baik dalam pengembangan kurikulum maupun dalam proses
pembelajaran. Selain sebagai salah satu sumber belajar, dalam merdeka belajar guru berperan
sebagai fasilitator pembelajaran yang didukung oleh kompetensi profesional, pedagogik,
kepribadian, dan sosial. dengan kompetensi-kompetensi tersebut guru dapat mewujudkan
pelaksanaan dan tujuan implementasi kebijakan merdeka belajar (Pendi, 2020).
Berdasarkan penyampaian argumen di atas, maka pada penelitian kali ini penulis akan
membahas terkait bagaimana persiapan guru biologi SMA dalam menghadapi perubahan
kurikulum 2013 menuju kurikulum merdeka. Selain itu penelitian ini juga berfokus pada
bagaimana peran guru dalam kurikulum baru, kompetensi apa yang harus dikuasai oleh guru,
harus menjadi guru sesuai tuntutan kurikulum baru, dan merealisasikan kurikulum baru untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional.
Method
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 10 Tangerang Selatan, SMAN 2 Kota Tangerang, SMAN 3
Kota Serang, dan SMAN 1 Randudongkal. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2022
Journal homepage: https://jurnal.iicet.org/index.php/j-edu
Linda Kurniawati1, Dinar Hidayah2, Tri Annisa
Larassati3 , Indriyani4
Jurnal EDUCATIO (Jurnal Pendidikan Indonesia)
Vol. x, No. x, 201x, pp. xx-xx
4
sampai tanggal 31 Mei 2022. Subjek penelitian adalah guru Biologi berstatus PNS dengan usia
minimal 40 tahun ke atas dan mengajar di SMA atau MA Negeri. Penentuan subjek penelitian
menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2017), teknik purposive sampling
merupakan teknik pengambilan sampel data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu
ini misalnya sampel tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang dibutuhkan oleh peneliti,
sehingga akan memudahkan peneliti menjelajah objek atau situasi sosial yang diteliti.
Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian eksploratif menurut Morrisan (2019), yaitu jenis penelitian yang dilakukan jika topik
penelitian yang dipilih merupakan topik baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian
eksploratif merupakan penelitian awal yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai
suatu topik penelitian. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksploratif kualitatif karena
peneliti ingin mendapatkan informasi mengenai persiapan guru biologi SMA dalam menghadapi
perubahan kurikulum 2013 menuju kurikulum merdeka belajar.
Data yang diperoleh sebagai acuan dalam mengeksplorasi persiapan guru biologi SMA dalam
menghadapi perubahan kurikulum 2013 menuju kurikulum merdeka belajar didapatkan berdasarkan
hasil wawancara, dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan yaitu data mengenai persiapan guru
biologi terhadap perubahan kurikulum. Kemudian data dianalisis menggunakan model Miles and
Huberman. Terdapat 3 tahapan dalam menganalisis data menggunakan model Miles and Huberman
yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Results and Discussions
Perubahan kurikulum dalam pengimplementasian pada dunia Pendidikan mengalami
perubahan dengan adanya pandemic Covid-19 yang memperparah keadaan Pendidikan dan proses
pembelajaran membuat pemerintah berupaya mengambil langkah strategis dalam mengoptimalkan
pembelajaran dengan meluncurkan kebijakan kurikulum. Dalam hal ini jika dilihat dari berbagai
sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 menuju Kurikulum Merdeka Belajar penelitian yang
dilakukan berdasarkan hasil wawancara di SMAN 10 Tangerang Selatan, SMAN 3 Kota Serang, dan
SMAN 1 Randudongkal menunjukkan bahwa sekolah tersebut pada saat ini menerapkan Kurikulum
2013. Berbeda halnya dengan SMAN 2 Kota Tangerang yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka
Belajar.
Pada masing-masing kurikulum dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa pada kurikulum
2013 tujuan pembelajaran disampaikan lebih jelas dan rinci terkait materi yang akan disampaikan.
Pada saat ini orientasinya ke siswa atau berpusat ke siswa, jadi guru hanya sebagai fasilitator,
Journal homepage: https://jurnal.iicet.org/index.php/j-edu
5
tujuannya supaya siswa dapat meningkatkan kemampuannya untuk berpikir kritis, dapat
menyelesaikan setiap masalah, dan memiliki hasil belajar yang tinggi. Selain itu di K13 juga lebih ke
arah pendekatan saintifik biasanya melalui model pembelajaran discovery learning, PBL, dan lain
sebagainya. Menurut (Mulyasa, 2021) jika ditinjau dari esensi perbedaan kurikulum baru dengan
kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2013 ditemukan perbedaan amanat atau struktur kedua
kurikulum tersebut. Kurikulum 2013 membawa amanat pendekatan berbasis sains atau pendekatan
saintifik (scientific approach) sedangkan kurikulum merdeka mengemban amanat pendekatan
berbasis proyek (project based learning). Pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan sains
siswa arahkan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam hal ini siswa selama proses pembelajaran
diharapkan untuk mencari gagasan atau mempelajari materi yang akan diajarkan. Dengan
pendekatan saintifik akan mengarahkan siswa dengan melakukan beberapa proses seperti adanya
kegiatan mengamati dari tayangan video atau melalui praktikum, bertanta, mengumpulkan
informasi, sampai dengan mempresentasikan secara berkelompok
maupun individu. Sistem
penilaian yang digunakan dalam kurikulum 2013 saat ini telah mencakup beberapa aspek penilaian
seperti aspek sikap, sosial, religious, pengetahuan dan keterampilan.
Media pembelajaran menurut Hamka (2018) bahwa media pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai alat bantu berupa fisik maupun non fisik yang digunakan sebagai perantara antara tenaga
pendidik dan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.
Media pembelajaran sangat mempengaruhi proses belajar peserta didik. Media yang digunakan saat
ini tentu mengikuti perkembangan zaman. Pada awal proses pembelajaran pada berbagai ragam
kurikulum hanya menggunakan papan tulis, maka saat ini sudah banyak perkembangan teknologi
informasi yang canggih seperti youtube, quizizz, google classroom, kahoot dan media-media lainnya
yang bisa membantu dalam proses belajar mengajar.
Pada konten biologi dengan adanya kurikulum 2013 dalam menerapkan kurikulum tersebut
yaitu materi yang diajarkan lebih rinci dan lebih spesifik dari kurikulum sebelumnya, konten materi
yang dijelaskan semakin rumit dan sudah lebih rinci setiap materi-materi pembelajaran dikaitkan
dengan perkembangan zaman. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan guru SMAN 3 Serang
mengungkapkan bahwa berdasarkan pengalaman mengajar dengan adanya ragam kurikulum, maka
kurikulum yang dirasa nyaman dalam mengajarakan materi biologi yaitu sebenarnya sama saja
semua kurikulum nyaman kurikulum sebenarnya sebagai sebuah acuan bagaimana seorang guru
dapat mengajar dengan kreatif, karena guru harus bisa menempatkan cara mengajar sesuai dengan
tingkat kreativitasnya masing-masing.
Keunggulan pada kurikulum yang diimplementasikan khususnya pada kurikulum 2013 yaitu
siswa mampu berpikir kritis, siswa lebih banyak menerapkan skill, keterampilan, siswa lebih kreatif, ,
Journal homepage: https://jurnal.iicet.org/index.php/j-edu
Linda Kurniawati1, Dinar Hidayah2, Tri Annisa
Larassati3 , Indriyani4
Jurnal EDUCATIO (Jurnal Pendidikan Indonesia)
Vol. x, No. x, 201x, pp. xx-xx
6
lebih mandiri, serta anak-anak akan mencari berbagai referensi dari berbagai sumber. Pada
kurikulum 2013 siswa akan lebih banyak mengeksplor, berpikir kritis, dan guru sebagai fasilitator jadi
pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, melainkan pada siswa. Penyampaian materi pada
kurikulum 2013 memiliki waktu yang lebih banyak, kemudian terdapat banyaknya latihan-latihan
soal yang diberikan. Disamping adanya berbagai keunggulan yang dimunculkan maka terdapat
adanya berbagai kendala yang dihadapi saat mengimplementasikan kurikulum 2013 salah satunya
yaitu dalam penggunaan Informasi Teknologi (IT), materi yang diajarkan pada kurikulum 2013 akan
memberikan beban belajar pada siswa karena materi yang dipelajari akan lebih banyak sehingga
siswa akan sulit untuk menyeimbangkan.
Pada berbagai sekolah seperti yang telah dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil
wawancara terhadap perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum merdeka belajar lain halnya dengan
satu sekolah yang telah menerapkan kurikulum Merdeka Belajar yaitu SMAN 2 Kota Tangerang.
Sekolah tersebut belum lama ini menggunakan kurikulum merdeka belajar baru diterapkan selama
kurang lebih satu tahun pada kelas 10. Pada kurikulum merdeka belajar guru dan pihak sekolah
diberikan keleluasaan ya, menyesuaikan, serta menyampaikan materi itu sesuai dengan situasi dan
kondisi. Karena kemarin sebagai bentuk adaptasi setelah adanya pandemi. Dengan adanya
pembaharuan pada kurikulum terhadap pembelajaran yang memang sedang berjalan 1 tahun hasil
nyata memang belum tampak, hal tersebut diakibatkan karena sistem belajar yang sebelumnya
online akibat adanya pandemic covid-19. Hanya baru beberapa pertemuan sekitar satu bulan tatap
muka.
Pada penerapan kurikulum merdeka belajar yang telah diterapkan di Indonesia salah satunya
di SMAN 2 Kota Tangerang kesiapan yang diperlukan atas perubahan tersebut yaitu pertama
dilakukan sosialisasi terhadap pengenalan kurikulum merdeka. Dalam hal ini tidak hanya
disampaikan sekolah secara online, tetapi juga offline. Kedua sering mengadakan beberapa kali
pertemuan di sekolah, kemudian diadakannya pelatihan seperti cara membuat soal HOTS,
kemudian terdapat adanya seminar dari Banten hingga Nasional. Kurikulum merdeka belajar pada
masa penerapannya bahwa pembelajaran harus disiapkan dengan beberapa ketentuan yang ada
pada kurikulum merdeka belajar seperti guru mempersiapkan materi presentasi. Namun sebenarnya
jauh sebelum diterapkannya kurikulum merdeka tersebut guru sudah mempunyai bahan ajar yang
telah disiapkan hanya saja dalam hal ini perlu disempurnakan dengan mencarinya dari berbagai
sumber.
Kurikulum Merdeka Belajar dipandang sebagai kurikulum yang membawa banyak
perubahan terlebih untuk proses pembelajaran secara langsung. Jika dikaitkan dengan sejauh mana
Journal homepage: https://jurnal.iicet.org/index.php/j-edu
7
persiapan guru jika diterapkan kurikulum merdeka belajar di seluruh pendidikan di Indonesia titik
tekannya berada pada penguasaan materi/ konten yang akan diajarkan, perlunya literasi yang lebih
mendalam bagi para pengajar, serta diperlukannya penguasaan yang lebih dalam bidang teknologi
informasi. Point center pada kurikulum merdeka belajar bukan berada pada guru, melainkan kepada
siswa. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di SMAN 3 Serang mengungkapkan bahwa pada
kurikulum merdeka belajar saat ini siswa diberikan kebebasan, misalnya siswa tidak harus
menggunakan buku paket dari sekolah, boleh mengakses dari berbagai macam literatur, internet
ataupun sumber lainnya. Selain itu siswa lebih diberikan keleluasaan waktu atau kelonggaran untuk
berkreasi sendiri sehingga tidak terpaku pada satu sumber, sumber belajar bisa dari mana saja. Pada
kurikulum merdeka belajar siswa juga dapat diberikan project learning (tugas proyek dirumah). Hal
ini sejalan seperti yang diungkapkan oleh Mulyasa (2021) bahwa kurikulum merdeka mengemban
amanat pendekatan berbasis proyek (project based learning). Misalkan siswa diperintahkan untuk
membuat alat peraga sel dari gabus yang diwarnai, jadi siswa diberikan teori, tapi berkreasi sendiri,
dan guru hanya sebagai fasilitator.
Konten biologi atas perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum merdeka belajar akan
membawa pengaruh terhadap kesiapan guru dan siswa. Karena dalam penerapan kurikulum
merdeka belajar pertama materi yang disampaikan lebih sederhana, waktu pembelajaran tidak lama
hanya sekitar 45 x 2 = 90 menit dalam sepekan. Untuk penyampaian materinya pun tidak sedetail
seperti kurikulum 2013. Pada saat ini jenjang SMA tidak lagi menjelaskan bakteri, karena pada
kurikulum merdeka belajar pada kelas X hanya mempelajari virus dan keanekaragaman hayati dalam
satu semester. Misal semester ganjil mempelajari virus, dalam hal ini guru harus mampu mengaitkan
dengan trend yang sedang diperbincangkan seperti membahas virus (Covid-19) Untuk semester
genap mempelajari keanekaragaman hayati. Jika seperti ini guru harus pandai dalam memilih materi
yang akan disampaikan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti
mengungkapkan bahwa untuk konten atau materi yang diajarkan sangat kompleks yaitu terdapat
pada materi sistem reproduksi karena materi ini jika disampaikan untuk siswa terdapat banyak
istilah. Guru harus mampu memulai materi diawali dengan pendahuluan dimulai pada materi yang
dasar apa itu biologi, hubungannya dengan ilmu yang lain seperti apa maka dalam hal ini perlu
disampaikan, barulah masuk pada materi yang akan dijelaskan.
Jika dipandang pada sisi guru pada kurikulum merdeka belajar dalam hal ini guru tidak
terlalu lelah dalam menyampaikan materi. Hal ini sejalan dengan pendapat (Daga, 2021) kebebasan
guru dalam proses pembelajaran merupakan makna dari merdeka dalam pembelajaran yang
sesungguhnya. Sistem dari kurikulum ini adalah dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada guru untuk merancang pembelajaran sesuai karakteristik peserta didik. Selain itu pada
kurikulum merdeka belajar menuntut siswa lebih aktif, seperti literasi yang harus diperkuat, gemar
Journal homepage: https://jurnal.iicet.org/index.php/j-edu
Linda Kurniawati1, Dinar Hidayah2, Tri Annisa
Larassati3 , Indriyani4
Jurnal EDUCATIO (Jurnal Pendidikan Indonesia)
Vol. x, No. x, 201x, pp. xx-xx
8
mencari sumber pengetahuan secara online dari sumber manapun. Dalam hal ini siswa tidak selalu
bergantung secara penuh kepada guru . Selain itu berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan
peneliti salah satu guru mengungkapkan bahwa jika dikatakan nyaman memang pada kurikulum
merdeka belajar, karena guru menuntut siswa untuk lebih proaktif, materi yang disampaikan lebih
sederhana, waktu yang digunakan lebih dipersingkat.
Jika dipandang pada sisi siswa hal tersebut berkebalikan sebab pada saat ini berada dalam
satu system dimana jika seandainya tidak ada lagi missal ujian atau seleksi masuk perguruan tinggi
sehingga tidak membutuhkan Latihan-latihan soal secara detail tidak masalah. Namun seandainya
proses tersebut masih ada dimulai dari tahapan ujian sekolah, seleksi masuk perguruan tinggi maka
cakupan materi yang disampaikan pada kurikulum merdeka belajar dirasa masih sederhana, pada
akhirnya
siswa akan butuh bimbel karena di bimbel akan diberikan konsep yang lebih detail,
sementara siswa masih membutuhkan latihan-latihan soal, butuh bank soal. Jika bergantung pada
kurikulum merdeka ini sepertinya terlalu sederhana dan pasti lebih memilih pada kurikulum K13.
Karena mempunyai waktu yang lebih banyak, dan disediakan banyak latihan-latihan soal untuk
diberikan kepada siswa.
Kesan pemerintah dalam menggagas kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka belajar
berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan disambut baik karena berdasarkan informasi
yang beredar pendekatan pembelajaran yang digunakan mengacu pada minat dan bakat. Sehingga
dalam hal ini jika kemarin dalam kondisi pandemi itu sangat penting. Terlebih dalam kurikulum
merdeka belajar menuntut pada siswanya yang memang harus lebih aktif dan memiliki keterampilan
yang kreatif. Karena jika memakai K13 dikhawatirkan murid akan kewalahan, waktu yang terbatas,
serta kondisi yang tidak memungkinkan. Ciri khas pada kurikulum merdeka belajar waktu yang lebih
singkat dalam menyampaikan materi, serta penyampaian materi yang kompleks disetting lebih
simple dan sederhana. Selain itu memberikan manfaat agar siswa lebih proaktif dalam proses
pembelajaran, mencari serta menemukan sendiri pengetahuan yang dimilikinya. Sehingga
harapannya adalah dari kurikulum merdeka belajar tersebut dapat membawa perubahan yang baik
khususnya dalam proses pembelajaran.
Conclusions
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SMAN 10 Tangerang Selatan, SMAN 2 Kota
Tangerang, SMAN 3 Kota Serang, dan SMAN 1 Randudongkal, mengenai persiapan guru biologi SMA
dalam menghadapi perubahan kurikulum 2013 menuju kurikulum merdeka dapat disimpulkan
bahwa persiapan yang dilakukan guru biologi SMA dalam menghadapi perubahan kurikulum
menuju kurikulum merdeka belajar yaitu dengan mengikuti pelatihan yang diadakan untuk para
Journal homepage: https://jurnal.iicet.org/index.php/j-edu
9
guru, guna untuk meningkatkan kompetensi, seperti bagaimana strategi pembelajaran dalam
kurikulum merdeka, perangkat ajar dalam kurikulum merdeka, modul ajar dalam kurikulum
merdeka, penilaian hasil belajar dalam kurikulum merdeka, memberikan pemahaman serta
keterampilan dalam memanfaatkan fitur online sebagai media pembelajaran seperti zoom meeting,
google classroom serta pelatihan pembuatan RPP satu lembar seperti yang sudah ditetapkan oleh
kemendikbud.
Acknowledgments
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga wawancara berjalan dengan lancar. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak/Ibu guru khususnya yang mengampu mata pelajaran Biologi di SMA yang telah berperan
dalam kesuksesan wawancara, dan semua pihak yang terlibat, sehingga wawancara berjalan dengan
lancar tanpa ada halangan suatu apapun.
References
Ainia, D. K. (2020). Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara dan
Relevansinya Bagi Pengembangan Pendidikan Karakter. Jurnal Filsafat Indonesia, 3(3), 95–101
Agustinus Tanggu Daga. (2021). Makna Merdeka Belajar dan Penguatan Peran Guru di
Sekolah Dasar. Jurnal Education. Volume 7, No. 3.
Andriani, W., Subandowo, M., Karyono, H., & Gunawan, W. (2021). Learning Loss Dalam
Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Corona. Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Pembelajaran Universitas Negeri Malang, 2, 485–501
Awalia Marwah Suhandi., & Fajriyatur Robi'ah. (2022). Guru dan Tantangan Kurikulum Baru:
Analisis Peran Guru dalam Kebijakan Kurikulum Baru. Jurnal Basicedu. Vol 6 No 4
Daga, A. T. (2021). Makna Merdeka Belajar Dan Penguatan Peran Guru Di Sekolah Dasar.
Jurnal Education, 7(3), 1075–1090
Indarta, Y., Jalinus, N., Samala, A. D., Riyanda, A. R., & Adi, N. H. (2022). Edukatif : Jurnal Ilmu
Pendidikan Relevansi Kurikulum Merdeka Belajar Dengan Model Pembelajaran Abad 21
Dalam Perkembangan Era Society 5 . 0. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(2), 3011–3024.
Morrison. 2019. Riset Kualitatif. Jakarta: Penerbit Kencana.
Mulyasa. (2021). Menjadi Guru Penggerak Merdeka Belajar. Bumi Aksara. Jakarta: Bumi
Journal homepage: https://jurnal.iicet.org/index.php/j-edu
Linda Kurniawati1, Dinar Hidayah2, Tri Annisa
Larassati3 , Indriyani4
Jurnal EDUCATIO (Jurnal Pendidikan Indonesia)
Vol. x, No. x, 201x, pp. xx-xx
10
Pendi, Y. O. (2020). Merdeka Belajar Yang Tercermin Dalam Kompetensi Profesional Guru
Bahasa Inggris SMP Negeri 01 Sedayu. Seminar Nasional Pendidikan, 291–299.
Sherly, Dharma, E., & Sihombing, H. B. (2020). Merdeka Belajar: Kajian Literatur. UrbanGreen
Proceeding: Konferensi Nasional Pendidikan I, 1, 183–190.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung: Alfabeta.
Suryaman, M. (2020). Orientasi Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar. Seminar Nasional
Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 1(1), 13–28.
Widiyono, A., Irfana, S., & Firdausia, K. (2021). Implementasi Merdeka Belajar Melalui Kampus
Mengajar Perintis di Sekolah Dasar. Metodik Didaktik: Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 16(2),
102–107.
Journal homepage: https://jurnal.iicet.org/index.php/j-edu