Sigit Rochadi
Universitas Nasional, Sociology, Faculty Member
- Universitas Nasional, Public Administration, Faculty Memberadd
- Researcher in social policy, social movement and developmentedit
This study discusses the conversion of agricultural land in Karawang Regency, West Java, which was known as the national rice granary for almost a century. However, the role of agriculture has decreased drastically since the regency was... more
This study discusses the conversion of agricultural land in Karawang Regency, West Java, which was known as the national rice granary for almost a century. However, the role of agriculture has decreased drastically since the regency was designated as an industrial area replaced by the secondary sector. This study aims to explain the actions of farmers during and after land conversion in rice-producing areas in the Muslim community, Indonesia. A quantitative method and data analysis with cross-tabulation using google sheets were used. The results showed that the conversion of agricultural land involves capital and political power. Peasants are actively persuaded by accomplices in different ways to give up land. Lack of support and guidance by government officials and investors, causes land conversion to take place less transparently and it is detrimental to farmers. About 30 percent are getting poorer and failing to adapt in the process of transition to an industrial society. Around ...
Research Interests:
Jaringan sosial merupakan salah satu dari tiga unsur modal sosial selain nilai dan kepercayaan (trust). Sebagaimana modal ekonomi, jaringan sosial sebagai bagian dari unsur modal sosial dapat dipertukarkan menjadi dukungan politik... more
Jaringan sosial merupakan salah satu dari tiga unsur modal sosial selain nilai dan kepercayaan (trust). Sebagaimana modal ekonomi, jaringan sosial sebagai bagian dari unsur modal sosial dapat dipertukarkan menjadi dukungan politik sebagaimana jaringan sosial Emil Dardak pada Pilkada Trenggalek tahun 2015. Emil Dardak sebagai bagian dari generasi muda memiliki jaringan sosial yang luas sebagai hasil dari interaksi sosial di masyarakat. Jaringan sosial tersebut terbentuk karena terbangun kepercayaan masyarakat kepada Emil Dardak. Kepercayaan masyarakat sendiri terbentuk dari hasil interaksi Emil yang mampu menunjukkan diri sebagai generasi yang memiliki integritas, memegang teguh tatanan nilai sebagaimana nilai yang dianut masyarakat Trenggalek. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penting jaringan sosial dalam pemenangan Pilkada Trenggalek pada tahun 2015.
Research Interests:
... Desakan kedua yang menda-sari kebijakan upah minimum ada-lah rendahnya ketrampilan tenaga kerja. ... Pelanggaran KUM bagi pengusaha, merupakan perbuatan yang tidak menakutkan sebab sang-sinya sangat ringan. Menurut pasal 32 Peraturan... more
... Desakan kedua yang menda-sari kebijakan upah minimum ada-lah rendahnya ketrampilan tenaga kerja. ... Pelanggaran KUM bagi pengusaha, merupakan perbuatan yang tidak menakutkan sebab sang-sinya sangat ringan. Menurut pasal 32 Peraturan Pemerintah No. ...
Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan bahkan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia itu sendiri seperti seorang bayi yang selalu menginginkan pelayanan dari seorang ibu. Dalam kehidupan bernegara, setiap warga negara... more
Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan bahkan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia itu sendiri seperti seorang bayi yang selalu menginginkan pelayanan dari seorang ibu. Dalam kehidupan bernegara, setiap warga negara juga membutuhkan pelayanan dari pemerintah atau birokrat sebagai pengendali kekuasaan yang dinamakan pelayanan publik (publik services). Dengan kebijakan-kebijakan yang diambil dan ditelorkan oleh pemerintah mereka berharap semua keinginan dalam segala segi terpenuhi dan terpuaskan. Pemerintah selalu melayani keinginan warga negaranya, bukan sebaliknya warga negaralah yang melayani pemerintah selama roda pemerintahan berjalan, Namun, selama ini yang mereka rasakan bahwa tuntutan akan pelayanan publik yang berkualitas jauh dari harapan, malahan pelayanan itu penuh dengan birokrasi yang berbelit-belit,lamban,mahal,dan melelahkan. Oleh karena itu, Perlu Perubahan kebijakan yang mendasar dalam pelayanan publik yang merupakan perubahan paradigma (paradigma sift), yaitu bagaimana para pelaku kebijakan melihat tantangan dan bagaimana persoalan. Cara pandang terhadap persoalan dan pemecahanya akan memposisikan pemerintah secara berbeda, sehingga perananya dan jenis kebijakan yang dihasilkan juga berbeda. Buku ini menguraikan dan mengulas dengan detail,scerdas,dan berwawasan keilmuwan yang tinggi serta gaya bahasa yang menarik mengenai reformasi pelayanan publik serta teori,kebijakan yang dihasilkan serta implementasinya dari birokrat dan birokrasi dari dulu sampai sekarang.
Research Interests:
This article evaluates the issue of public panic over the coronavirus outbreak in Indonesia from March to April 2020. The study was conducted with secondary data analysis sourced from competent online media, and was aimed to expand the... more
This article evaluates the issue of public panic over the coronavirus outbreak in Indonesia from March to April 2020. The study was conducted with secondary data analysis sourced from competent online media, and was aimed to expand the panic scope as well as criticize the related theories in a collective behavior study. The results showed inconsistencies in the event of public panic in a crowd. This include while dealing with natural disasters, terror, sinking ships, fires, collapsed buildings or other physical threats, and also over invisible dangers, as observed with viruses. In addition, the individual disposition persists for a long time on occasions where the authorities, both political and academic, fail to immediately strategize a convincing countermeasure. Based on these findings, the study provides a critique of several theories, comprising crowd panic, emerging norms, and moral panic.
Research Interests:
Research Interests:
Studi tentang hubungan negara dan masyarakat kembali menjadi perhatian ilmuwan politik di seluruh dunia awal tahun 1990-an, bersamaan dengan keruntuhan blok sosialis. Dikatakan " kembali " karena bidang tersebut... more
Studi tentang hubungan negara dan masyarakat kembali menjadi perhatian ilmuwan politik di seluruh dunia awal tahun 1990-an, bersamaan dengan keruntuhan blok sosialis. Dikatakan " kembali " karena bidang tersebut (khususnya masyarakat warga) telah muncul pada abad ke-18 sampai akhir abad 19. Setelah itu konsep masyarakat warga menghilang. Baru ketika Serikat Buruh Solidaritas Polandia di bawah Lech Walesa bangkit melawan negara, para sarjana politik barat tertarik kembali dengan konsep tersebut. Hal demikian didorong oleh gejala yang selama ini dinilai kontradiktif. Dalam sistem sosialis, kehadiran dan peranan negara sangata kuat. Negara mendominasi kehidupan individu dan masyarakat. Pemerintahan hadir di semua level dan dioperasikan secara nyata oleh Partai Sosialis atau Partai Komunis. Tetapi, Polandia sebagai negara Sosialis menunjukkan gejala yang berbeda. Serikat Buruhnya bangkit melawan negara dengan menyuarakan tuntutan yang berbeda dengan doktrin sosialis dan komuni. Bahkan akhirnya, Serikat Buruh mampu menumbangkan rejim yang kuat dan Walesa sebagai ketua Serikat Buruh menjadi Presiden Polandia. Tumbuh kesadaran di kalangan ilmuwan politik, bahwa pada masyarakat sosialis, masyarakat warga tidak sepenuhnya mati dan dikooptasi oleh negara.
Research Interests:
... Desakan kedua yang menda-sari kebijakan upah minimum ada-lah rendahnya ketrampilan tenaga kerja. ... Pelanggaran KUM bagi pengusaha, merupakan perbuatan yang tidak menakutkan sebab sang-sinya sangat ringan. Menurut pasal 32 Peraturan... more
... Desakan kedua yang menda-sari kebijakan upah minimum ada-lah rendahnya ketrampilan tenaga kerja. ... Pelanggaran KUM bagi pengusaha, merupakan perbuatan yang tidak menakutkan sebab sang-sinya sangat ringan. Menurut pasal 32 Peraturan Pemerintah No. ...
The issue of wages is by all standards. the most crucial in albor relationship, so that in order to protect and improve on the prosperity of workers, government can not surrender its responsibility over wages to the forces of market... more
The issue of wages is by all standards. the most crucial in albor relationship, so that in order to protect and improve on the prosperity of workers, government can not surrender its responsibility over wages to the forces of market mechanism. Besides, it is absolutely desirable that government issues a policy on minimum wage rates/6r workers. Fro»: the results of the anahsis of this work. we can never thelecs, draw a conclusion shot the wage policy which is pursued by governmewni it no! effective, .cc that it is not able to achieve the objecti:v that government intended a far. The failare of th,'s wage policy can be attributed so four *tors; (1) the level of policy formulation. (2) the survey or the revision of this minimum wages which is not done perediocally. (3) legislation on wages and (4) lack of instruments which can ej: fectively forces the employers to observe legislation on wages. As a solution, the author suggests the necessity to strengthen the negotiating position ...
This article discusses the empowerment of fishermen who rely on social capital in Indonesia, especially Lombok Utara regency. Fisherman empowerment is conducted by depending on social capital that includes network, cooperation, local... more
This article discusses the empowerment of fishermen who rely on social capital in Indonesia, especially Lombok Utara regency. Fisherman empowerment is conducted by depending on social capital that includes network, cooperation, local institution and local leadership empowerment. That social capital has been through interpretation, redefinition, and influence from the recently emerged social powers. The results of the redefinition and influence are the growing social awareness towards cooperation, the establishing of new and old network within the daily interaction and communication among the fishermen, such as the “transformation’ from begibung to fishermen community. It also results in the growing of new life principles, such as the reconstruction of merariq which gives birth to the acculturation of marriage system, cooperation between old institutions with formal organizations like the cooperation between Banjar with its family welfare education and local leadership empowerment. T...
RESUME : Studi tentang gerakan buruh di Indonesia terlalu dikotomis: di satu pihak menggunakan cara pandang politik, baik gerakan buruh sebagai gerakan politik maupun relasi gerakan buruh dengan partai politik. Di sisi lain, gerakan buruh... more
RESUME : Studi tentang gerakan buruh di Indonesia terlalu dikotomis: di satu pihak menggunakan cara pandang politik, baik gerakan buruh sebagai gerakan politik maupun relasi gerakan buruh dengan partai politik. Di sisi lain, gerakan buruh diposisikan sebagai gerakan ekonomi. Akhir-akhir ini, bangkit kembali cara pandang politik dalam memahami gerakan buruh. Cara pandang semacam itu dipengaruhi oleh teori-teori dari dunia Barat dan Eropa Timur. Teori klasik dari Barat memang melihat gerakan buruh sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesejahteraan buruh. Teori dari Barat ada juga yang menyatakan bahwa gerakan buruh adalah untuk mencapai tujuan ganda, yaitu optimalisasi upah dan perlindungan pekerjaan. Sebaliknya, teori-teori ya n g berkembang di Eropa Timur banyak dipengaruhi oleh pandangan bahwa pekerja itu sebagai komoditas; dan majikan yang mempekerjakan mereka telah melakukan eksploitasi dalam berbagai bentuk untuk mendapatkan keuntungan berlipat. Ada juga pandangan bah...
Research Interests:
This research discusses racism, capitalism, and anti-Chinese among Indonesian workers. According to numerous preliminary studies in Western Europe, competition and prejudice drive racism and xenophobia. However, no research has been... more
This research discusses racism, capitalism, and anti-Chinese among Indonesian workers. According to numerous preliminary studies in Western Europe, competition and prejudice drive racism and xenophobia. However, no research has been carried out on the historical relationship between immigrants and Indonesians in forming the capitalism process. Therefore, this qualitative research revealed these historical relationships and found that racism did not affect migrant workers other than Chinese. The study also found that racism was institutionalized through capitalism formation by the state during the colonial period. The Dutch colonialists applied racism in politics by placing Chinese workers as the intermediary, and foreman, thereby leading to the rise of class and racial conflicts. When colonialism collapsed, state officials required that the Chinese become an economic elite and needed capital support to do so. The result showed the harmonious relations between Chinese businessmen and...
Research Interests:
This article evaluates the issue of public panic over the coronavirus outbreak in Indonesia from March to April 2020. The study was conducted with secondary data analysis sourced from competent online media, and was aimed to expand the... more
This article evaluates the issue of public panic over the coronavirus outbreak in Indonesia from March to April 2020. The study was conducted with secondary data analysis sourced from competent online media, and was aimed to expand the panic scope as well as criticize the related theories in a collective behavior study. The results showed inconsistencies in the event of public panic in a crowd. This include while dealing with natural disasters, terror, sinking ships, fires, collapsed buildings or other physical threats, and also over invisible dangers, as observed with viruses. In addition, the individual disposition persists for a long time on occasions where the authorities, both political and academic, fail to immediately strategize a convincing countermeasure. Based on these findings, the study provides a critique of several theories, comprising crowd panic, emerging norms, and moral panic.
This article introduces the concept of quasi agrarian reform and critique of the de Soto theory of formal property. According to writer, agrarian reform, both redistribution and legalization of assets, must be run in Indonesia. The... more
This article introduces the concept of quasi agrarian reform and critique of the de Soto theory of formal property. According to writer, agrarian reform, both redistribution and legalization of assets, must be run in Indonesia. The Indonesian government follows the de Soto theory by implementing the Farmers Empowerment Program. The objective of the quasi agrarian reform program is to encourage farmers to take credit in banks provided by the Government under the scheme Credit for the People (KUR).The importance of agrarian reform in Indonesia to empower farmers to solve various structural problems, such as poverty, unemployment and inequality. Implementation of an asset legalization program in this paper is called quasi agrarian reform, not in line with the original aspirations. Farmers prefer security in possession of land while the government wants it further that is the willingness of farmers to pledge their land in banks.
Research Interests:
Research Interests:
Research Interests:
Dari puluhan gerakan buruh yang berselimut agama, sampai akhir tahun 2015 menyisakan Sarbumusi dan PPMI. Apakah gerakan buruh sektarian yang melangar Konvenan ILO ini memiliki makna dan bobot gerakan sosial seperti melakukan tantangan... more
Dari puluhan gerakan buruh yang berselimut agama, sampai akhir tahun 2015 menyisakan Sarbumusi dan PPMI. Apakah gerakan buruh sektarian yang melangar Konvenan ILO ini memiliki makna dan bobot gerakan sosial seperti melakukan tantangan kolektif, menghimpun sumberdaya dan mengarahkan tujuannya kepada pembentukan tatanan sosial yang dicita-citakan? Dengan menggunakan teori-teori gerakan sosial khususnya teori gerakan sosial sebagai upaya kolektif untuk membangun tatanan sosial, teori mobilisasi sumberdaya dan metode kualitatif, paper ini berusaha memahami lebih mendalam dua gerakan yang mengusung agama islam sebagai identitas. Pemahaman dilakukan terhadap maraknya gerakan sosial lama yang muncul kembali pasca Orde Baru, upaya membangun identitas tetapi masih mengalami krisis dan relasi gerakan sosial tersebut dengan kekuasaan. Ditemukan bukti minim bahwa Sarbumusi maupun PPMI bekerja secara sistematik dengan mengerahkan sumberdaya untuk membangun tatanan dan hubungan industrial islami. Sebaliknya, keduanya memainkan kartu gerakan untuk kepentingan elit dalam serikat tersebut
Research Interests:
Program Desa Sadar Hukum (DSH) diluncurkan oleh Kementrian Kehakiman tahun 1980. Program ini dimaksudkan untuk membangun kesadaran masyarakat desa terhadap hukum. Efektivitas pelaksanaan program tersebut lebih ditentukan oleh kuatnya... more
Program Desa Sadar Hukum (DSH) diluncurkan oleh Kementrian Kehakiman tahun 1980. Program ini dimaksudkan untuk membangun kesadaran masyarakat desa terhadap hukum. Efektivitas pelaksanaan program tersebut lebih ditentukan oleh kuatnya norma social masyarakat dan ketaatan warga terhadap adat setempat. Selain kurang sesuai dengan kebutuhan praktis, bahasa hukum yang sulit dipahami, kontrol polisi yang lemah, dan homogenitas, struktur masyarakat turut mempengaruhi efektivitas hukum negara. Pada masyarakat majemuk seperti Indonesia, terdapat dua level identitas yaitu identitas primer (sebagai warga suku atau warga desa) dan identitas sekunder (sebagai warga negara). Sejak individu lahir sampai dewasa, telah tersosialisasi dengan identitas primer. Reward and punishm yang dijalaninya dengan identitas primer, sehingga lembaga, norma, hukum adat benar-benar telah membentuk kesadaran nurani. Kata kunci: desa sadar hukum, norma social, adat, efektivitas, Indonesia
Pendahuluan Menurut pemeringkatan yang dilakukan oleh QS University Rankings, tidak satu pun perguruan tinggi di Indonesia yang masuk 50 universitas terbaik Asia. Urutan pertama ditempati NUS (Singapura), selanjutnya Jepang menempatkan 12... more
Pendahuluan Menurut pemeringkatan yang dilakukan oleh QS University Rankings, tidak satu pun perguruan tinggi di Indonesia yang masuk 50 universitas terbaik Asia. Urutan pertama ditempati NUS (Singapura), selanjutnya Jepang menempatkan 12 perguruan tinggi (PT), disusul Tiongkok (9 PT), Korea Selatan (8 PT), Taiwan (7 PT) dan Hongkong (5 PT). Posisi Indonesia tertinggi diduduki oleh Universitas Indonesia yang berada di urutan 67, disusul Institut Teknologi Bandung (86) dan Universitas Gadjah Mada (105) 2. Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya posisi universitas di Indonesia ini. Masalah yang sering dikemukakan adalah rasio peraih gelar doktor terhadap penduduk. Di Indonesia, jumlah doktor 98/ 1 juta penduduk. Sedangkan untuk Singapura 300/ 1 juta penduduk dan Malaysia 250/ 1 juta penduduk 3. Namun sesungguhnya, ada masalah lain yang perlu diperhatikan yaitu belum membudayanya penjaminan mutu bagi perguruan tinggi di Indonesia. Penjaminan mutu (PJ) dipandang sebagai bentuk baru kontrol dan pengawasan yang dianggap mengurangi otonomi perguruan tinggi. Bahkan PJ dianggap sebagai perpanjangan tangan pemerintah untuk mengawasi perguruan tinggi. Dari pengalaman saya sebagai asesor BAN PT selama 7 tahun (2009 sampai sekarang), persoalan mendasar rendahnya kualitas pendidikan tinggi di Indonesia adalah kurang tumbuh dan berkembangnya budaya mutu di lingkungan perguruan tinggi. Tidak sedikit pimpinan PT yang tidak peduli dengan PJ. Pengisian borang dianggap sebagai beban dan sekedar proses untuk mendapatkan akreditasi. Pada hal akreditasi yang dilakukan oleh BAN PT merupakan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). Kualitas SPME sebenarnya ditentukan oleh kualitas SPMI. Jadi, sebelum mengajukan SPME, terlebih dahulu harus memperkuat SPMI. Rendahnya hasil akreditasi oleh BAN PT disebabkan belum membudayanya SPMI di perguruan tinggi. Dari 18.726 program studi di Indonesia, 46,1% 1 Dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional Jakarta, 2
Research Interests:
Abstrak Pemberdayaan nelayan Lombok Utara dilakukan dengan rekonstruksi atas modal sosial yang mencakup jaringan, kerjasama, institusi lokal dan penguatan kepemimpinan lokal. Modal sosial tersebut telah mengalami tafsir, pemaknaan ulang... more
Abstrak Pemberdayaan nelayan Lombok Utara dilakukan dengan rekonstruksi atas modal sosial yang mencakup jaringan, kerjasama, institusi lokal dan penguatan kepemimpinan lokal. Modal sosial tersebut telah mengalami tafsir, pemaknaan ulang dan memperoleh pengaruh dari kekuatan sosial yang lahir belakangan. Hasil dari pemaknaan ulang dan pengaruh tersebut dapat berupa tumbuhnya kesadaran sosial akan kerjasama, terbangunnya jaringan lama dan baru dalam interaksi dan komunikasi sehari-hari antar nelayan, seperti " transformasi " dari begibung ke LMNLU. Dapat juga berupa masuk dan berkembangnya prinsip-prinsip hidup baru seperti konstruksi ulang atas merariq, yang melahirkan akulturasi sistem perkawinan, kerjasama antara institusi lama dengan organisasi formal seperti antara Banjar dengan PKK dan penguatan kepemimpinan lokal. Studi dilakukan dengan metode kualitatif.
... Desakan kedua yang menda-sari kebijakan upah minimum ada-lah rendahnya ketrampilan tenaga kerja. ... Pelanggaran KUM bagi pengusaha, merupakan perbuatan yang tidak menakutkan sebab sang-sinya sangat ringan. Menurut pasal 32 Peraturan... more
... Desakan kedua yang menda-sari kebijakan upah minimum ada-lah rendahnya ketrampilan tenaga kerja. ... Pelanggaran KUM bagi pengusaha, merupakan perbuatan yang tidak menakutkan sebab sang-sinya sangat ringan. Menurut pasal 32 Peraturan Pemerintah No. ...
By Using tacsonomy approach, I discuss about post 'Orde Baru' four labours movements in Indonesia; onderbouw labour movements both made by political parties and join other parties, non-govermental labour institutions dominated by... more
By Using tacsonomy approach, I discuss about post 'Orde Baru' four labours movements in Indonesia; onderbouw labour movements both made by political parties and join other parties, non-govermental labour institutions dominated by non-labour activists, accommodated labour movements dominated by labour unions close to the government, and movements which have a resource. The last type has better prospect then others.
Studi mengenai gerakan buruh di Indonesia selalu menarik untuk dilakukan sebab gerakan buruh merupakan gerakan yang paling tua dan paling dinamik dalam sejarah Indonesia. Di dalam gerakan ini pula muncul berbagai pemikiran tentang relasi antara buruh, Negara, dan pemodal, serta sistem politik yang ideal diterapkan di negeri ini. Seperti dideskripsikan dengan cermat oleh Tedjasukmana (1959), Sandra (1961), McVey (1965), Leclerc (1978), Shiraishi (1997) dan Ingleson (2004). Sejak kebangkitannya gerakan buruh di Indonesia tidak berdiri sendiri. Perpecahan gerakkan pun lebih banyak disebabkan oleh perbedaan pemikiran dan cara-cara mencapai tujuannya. Di sini, pemikiran gerakan buruh ini tidak hanya dapat dikaji dari ideologinya saja, tetapi relasinya dengan partai politik, kekuasaan, pemodal dan basis sosial gerakan tersebut. Dalam wujud sederhana, berbagai atribut tersebut dapat dikemas dalam taksonomi gerakan yang dapat membedakan antara orientasi basis massa, sumberdaya, medan multi organisasi, dan struktur organisasi antara gerakan yang satu dengan yang lainnya. Selain bermanfaat untuk memahami relasi gerakan buruh dengan partai politik dan kekuasaan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Kajian taksonomi juga dapat memahami ke mana orientasi gerakan serta apa basis sosial yang menopang gerakan tersebut. Studi tentang hal ini relatif diabaikan karena sulitnya membedakan karakter gerakan buruh antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan memahami karakter gerakan buruh maka dapat diketahui pula gerakan buruh manakah yang benar-benar murni dan berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan buruh. Hal ini karena tidak sedikit gerakan buruh yang tidak memiliki agenda gerakan khususnya peningkatan kualitas organisasi dan anggotanya. Gerakan buruh seringkali dipahami sebagai protes atau perlawanan kepada pemerintah dan pengusaha. Dalam hal ini, orang-orang yang memimpin gerakan adalah mereka yang memiliki keberanian melawan kekuasaan dan pengusaha.
Studi mengenai gerakan buruh di Indonesia selalu menarik untuk dilakukan sebab gerakan buruh merupakan gerakan yang paling tua dan paling dinamik dalam sejarah Indonesia. Di dalam gerakan ini pula muncul berbagai pemikiran tentang relasi antara buruh, Negara, dan pemodal, serta sistem politik yang ideal diterapkan di negeri ini. Seperti dideskripsikan dengan cermat oleh Tedjasukmana (1959), Sandra (1961), McVey (1965), Leclerc (1978), Shiraishi (1997) dan Ingleson (2004). Sejak kebangkitannya gerakan buruh di Indonesia tidak berdiri sendiri. Perpecahan gerakkan pun lebih banyak disebabkan oleh perbedaan pemikiran dan cara-cara mencapai tujuannya. Di sini, pemikiran gerakan buruh ini tidak hanya dapat dikaji dari ideologinya saja, tetapi relasinya dengan partai politik, kekuasaan, pemodal dan basis sosial gerakan tersebut. Dalam wujud sederhana, berbagai atribut tersebut dapat dikemas dalam taksonomi gerakan yang dapat membedakan antara orientasi basis massa, sumberdaya, medan multi organisasi, dan struktur organisasi antara gerakan yang satu dengan yang lainnya. Selain bermanfaat untuk memahami relasi gerakan buruh dengan partai politik dan kekuasaan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Kajian taksonomi juga dapat memahami ke mana orientasi gerakan serta apa basis sosial yang menopang gerakan tersebut. Studi tentang hal ini relatif diabaikan karena sulitnya membedakan karakter gerakan buruh antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan memahami karakter gerakan buruh maka dapat diketahui pula gerakan buruh manakah yang benar-benar murni dan berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan buruh. Hal ini karena tidak sedikit gerakan buruh yang tidak memiliki agenda gerakan khususnya peningkatan kualitas organisasi dan anggotanya. Gerakan buruh seringkali dipahami sebagai protes atau perlawanan kepada pemerintah dan pengusaha. Dalam hal ini, orang-orang yang memimpin gerakan adalah mereka yang memiliki keberanian melawan kekuasaan dan pengusaha.
Studi tentang hubungan negara dan masyarakat kembali menjadi perhatian ilmuwan politik di seluruh dunia awal tahun 1990-an, bersamaan dengan keruntuhan blok sosialis. Dikatakan " kembali " karena bidang tersebut (khususnya masyarakat... more
Studi tentang hubungan negara dan masyarakat kembali menjadi perhatian ilmuwan politik di seluruh dunia awal tahun 1990-an, bersamaan dengan keruntuhan blok sosialis. Dikatakan " kembali " karena bidang tersebut (khususnya masyarakat warga) telah muncul pada abad ke-18 sampai akhir abad 19. Setelah itu konsep masyarakat warga menghilang. Baru ketika Serikat Buruh Solidaritas Polandia di bawah Lech Walesa bangkit melawan negara, para sarjana politik barat tertarik kembali dengan konsep tersebut. Hal demikian didorong oleh gejala yang selama ini dinilai kontradiktif. Dalam sistem sosialis, kehadiran dan peranan negara sangata kuat. Negara mendominasi kehidupan individu dan masyarakat. Pemerintahan hadir di semua level dan dioperasikan secara nyata oleh Partai Sosialis atau Partai Komunis. Tetapi, Polandia sebagai negara Sosialis menunjukkan gejala yang berbeda. Serikat Buruhnya bangkit melawan negara dengan menyuarakan tuntutan yang berbeda dengan doktrin sosialis dan komuni. Bahkan akhirnya, Serikat Buruh mampu menumbangkan rejim yang kuat dan Walesa sebagai ketua Serikat Buruh menjadi Presiden Polandia. Tumbuh kesadaran di kalangan ilmuwan politik, bahwa pada masyarakat sosialis, masyarakat warga tidak sepenuhnya mati dan dikooptasi oleh negara.
Research Interests:
This study attempts to discuss social movement in transitional era towards capitalist system. The writer argues that this era is a fertile ground for the burgeoning of social movement. This is due to the weakening old bond and the active... more
This study attempts to discuss social movement in transitional era towards capitalist system. The writer argues that this era is a fertile ground for the burgeoning of social movement. This is due to the weakening old bond and the active role of the people in search for institution integrating them to the social system. New institution functioning as social movement also serves as ideals for peasants and laborers since it is a path for their vertical mobility. Labor movement is taking leadership role in wider social movement for the largely growing number of labors with accompanying labor issues. While socialism is chosen as ideology of the movement since the culture of the people is compatible with the said ideology. Apart from that, it also serves as an antithesis against capitalism thriving along with colonialism and imperialism. Key word: transition to capitalism, social movement, labor movement, peasant movement
Research Interests:
Pengantar Sejak pemisahannya dari filsafata pada awal abad ke-18, ilmu sosial berkembang sangat pesat, bukan hanya aliran filsafatnya, obyek kajiannya, tetapi juga metodenya. Perbantahan, " apakah yang seharusnya dipelajari oleh ilmu... more
Pengantar Sejak pemisahannya dari filsafata pada awal abad ke-18, ilmu sosial berkembang sangat pesat, bukan hanya aliran filsafatnya, obyek kajiannya, tetapi juga metodenya. Perbantahan, " apakah yang seharusnya dipelajari oleh ilmu sosial " (subject matter), telah melahirkan berbagai disiplin ilmu sosial, ilmu politik, sosiologi dan antropologi. (Wallerstein, 1997).Perdebatan aksiologis, ontologis dan episemologis, bahkan juga terjadi pada masing-masing disiplin ilmu sosial tersebut. Sosiologi mula-mula memfokuskan pada struktur dan perubahan struktur dalam arti kelembagaan, kemudian meluas ke interaksi sosial, pelapisan sosial dan perubahan sosial. Masing-masing pokok bahasan ini kemudian menemukan lokus dan fokusnya sejalan dengan kompleksitas masyarakat yang menjadi kajian sosiologi. Dalam sosiologi dam ilmu politik dikenal C. Wright Mills dengan teori elit kekuasaan dan imaginasi sosiologi. Pada paper ini teori-teori tersebut akan dibedah secara tuntas. Pembedahan ini dimaksudkan untuk memahami bagian-bagian teori, asal usul dan pembentukannya. Terdapat 13 aspek anatomi, yaitu konteks sosial dan politik yang melatarbelakangi kelahiran teori tersebut, realitas sosial yang melahirkan teori tersebut, aliran pemikiran, latar belakang pribadi dan sosial, pertanyaan yang diajukan atau fenomena sosial yang dipertanyakan, penjelasan dan pemahaman yang ditawarkan, jenis realitas sosial yang dikaji, lingkup realitas sosial, lokus realitas yang dianggap otonom, lokus penelitian yang dianggap independen, metodologi yang relevan, implikasi keberpihakan (bias) teori terhadap nilai, kepentingan ekonomi dan kekuasaan serta teori-teori lain yang mempengaruhi teori tersebut. 2 Tesis utama teori elit kekuasaan adalah bahwa mereka yang menduduki posisi atas dalam institusi ekonomi, militer dan politik (the very rich, the chief executive, the corporate rich, the warlord and political directorate), membentuk kurang lebih elit kekuasaan yang terintegrasi dan terpadu yang keputusan-keputusan pentingnya menentukan struktur dasar dan arah masyarakat Amerika. Keputusan-keputusan untuk mereka secara tidak langsung
Research Interests:
Pengantar Peranan ideologi dalam suatu gerakan sangat sentral. Ideologi bukan seperti yang dikumandangkan Marx sebagai kesadaran palsu, tetapi bagai energi yang menyuntikkan spirit perlawanan, persatuan ke dalam dan pembedaan yang tegas... more
Pengantar Peranan ideologi dalam suatu gerakan sangat sentral. Ideologi bukan seperti yang dikumandangkan Marx sebagai kesadaran palsu, tetapi bagai energi yang menyuntikkan spirit perlawanan, persatuan ke dalam dan pembedaan yang tegas antara ingroup dan outgroup. Ideologi bagai kekuatan yang terus membimbing sekelompok orang untuk melakukan perlawanan, aliansi atau pun kerjasama. Dengan suatu sistem nilai yang diyakini benar maupun baik untuk membangun struktur dan kultur masyarakat, sekelompok orang rela menderita bahkan mati bunuh diri. Begitu nyata peranan ideologi dalam suatu gerakan, emosi yang ditimbulkannya membangkitkan kelompok lain untuk melakukan dukungan atau perlawanan. Gerakan buruh merupakan gerakan sosial tertua di negeri ini. Gerakan ini lahir dari proses kapitalisme seperti terjadi di negara-negara Barat. Meskipun sebelum Vereenging voor Spoor en Tramweg Personeel (VSTP) berdiri telah lahir Serikat Guru Hindia Belanda, tetapi gerakan terakhir ini tidak memiliki makna chalenging dan sekedar wadah orang-orang Belanda di Indonesia untuk bertukar pikiran. Kapitalisme perkebunan yang berkembang subur beserta industri percetakan, pegadaian dan transportasi termasuk pelabuhan merupakan tempat awal tumbuhnya gerakan buruh. Sejak awal telah berlangsung segregasi seperti pribumi dan non pribumi. Politik de vide et impera yang diterapkan kaum kolonial, berhasil mencegah tumbuhnya solidaritas sosial apalagi kelas sosial. Meskipun para pemikir gerakan buruh sama-sama mengusung gagasan besar membangun keadilan sosial dan kesejahteraan buruh, tetapi mereka terbelah dalam ide dasar dan cara mencapai cita-cita. Struktur masyarakat majemuk turut mempertajam perbedaan ditambah selalu munculnya gerakan buruh berdasarkan agama, ras dan kedaerahan. Kesadaran kelas, minimum kesadaran para buruh dalam proses produksi sulit dibangun terhadang oleh ikatan primordial yang lebih dulu dikenalnya. Upaya pencarian ideologi gerakan selain bersumber pada sentimen primordial utamanya agama, juga bersumber pada sistem ekonomi, nilai-nilai kedaerahan dan nasionalisme.