Obyek Wisata Punthuk Ngepoh berada di lahan hutan rakyat Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, K... more Obyek Wisata Punthuk Ngepoh berada di lahan hutan rakyat Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo yang dikelola oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik kelembagaan dan stakeholder yang berperan dalam pengelolaan Obyek Wisata Punthuk Ngepoh. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode kualitatif melalui wawancara mendalam terhadap stakeholder. Teknik penentuan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan memahami data yang berkaitan dengan data monografi desa dan arsip lembaga pengelola ekowisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga pengelola Obyek Wisata Punthuk Ngepoh adalah Pokdarwis Arum Jaya yang memiliki karakteristik kelembagaan berupa: 1) legalitas kelembagaan lengkap berupa SK Desa Banjararum dan SK Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo; 2) struktur organisasi yang dilengkapi dengan job description yang jelas; 3) peraturan internal berupa AD/ART 4) pemim...
Home garden is a land that is around the house. Home garden is widely used by the owners to plant... more Home garden is a land that is around the house. Home garden is widely used by the owners to plant crops, plantations, fruits and timber crops. Plantation in home garden usually in intercropping. The width of the ownership of the homegarden in Kulon Progo Regency is relatively narrow, but the community has local wisdom to utilize the home garden by combining various types of plants so that it can give the result and increase the family income. This community devotion activity is done with the aim to give assistance of Banjararum Village community in utilizing home garde so that it can be more productive with limited area of land owned by society. This activity is done through training the utilization of home garden with cultivation of agricultural crops in theory and then practice the knowledge gained by making demonstration plot. The demonstration plot is focused in Dondong hamlet as a pilot area. Strengthening the marketing network is done in cooperation with PT East West Indonesia...
Abstrak Petani dalam mengelola sumberdaya alam memerlukan aset. Aset penghidupan petani (sumberda... more Abstrak Petani dalam mengelola sumberdaya alam memerlukan aset. Aset penghidupan petani (sumberdaya manusia, sumberdaya alam, finansial, fisik dan sosial) sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan penghidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur level aset penghidupan yang digunakan petani dalam mengelola hutan rakyat. Pendekatan penelitian dengan survei di 6 desa di Kabupaten Gunungkidul yaitu Nglanggeran, Katongan, Dengok, Sodo, Girimulyo dan Jepitu. Jumlah responden di setiap desa 30 orang, sehingga total responden adalah 180 petani. Penentuan responden dalam penelitian ini dilakukan secara random. Teknik skoring dengan pembobotan digunakan untuk mengukur level aset yang digunakan petani dalam mengelola hutan rakyat berdasarkan pada Multicriteria Analysis (MCA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani hutan rakyat di zona Batur Agung (bagian utara Gunungkidul) menggunakan aset berdasarkan prioritasnya yaitu aset sumberdaya manusia, sosial, sumberdaya alam, fisik dan finansial. Urutan penggunaan aset petani di zona Ledok Wonosari (bagian tengah) adalah aset sosial, sumberdaya manusia, finansial, fisik dan sumberdaya alam. Bagi petani di zona Pegunungan Seribu prioritas penggunaan aset adalah aset fisik, finansial, sosial, sumberdaya manusia dan sumberdaya alam. Kata kunci: aset, hutan rakyat, penghidupan, petani, sumberdaya alam. Abstract Farmers manage natural resources require asset. Farmer livelihood assets (human resources, natural resources, financial, physical and social) greatly affect to the achievement of the livelihood objectives. The objective of this study is to measure the level of livelihood assets used by farmers in managing community forests. Data collected by survey in 6 village in Gunungkidul i.e. Nglanggeran, Katongan, Dengok, Sodo, Girimulyo and Jepitu village by interviewing 30 respondents each village, so the total respondents are 180 respondents. Weighted scoring technique used to measure the level of assets used by farmers in managing community forests based on Multicriteria Analysis (MCA). The results showed that the community forest farmers in Batur Agung zone (The northern part of Gunungkidul) using the asset based on its priority: human resource asset, social, natural resources, physical and financial. While the priority asset of farmers in Ledok Wonosari (middle of Gunungkidul) are social assets, human resources, financial, physical and natural resources. For farmers in Pegunungan Seribu (The South part of Gunungkidul) priority assets that used are physical assets, financial, social, human resource and natural resources.
The land ownership of smallholder private forest farmers is relatively narrows, so some reseacher... more The land ownership of smallholder private forest farmers is relatively narrows, so some reseachers argue that the forest product is not appropriate to fulfill daily needs. To increase and spread the private forest management risk, farmers diversify crops into several species. In order to identify the farmer strategy through optimizing the land, we developed household survey for 90 respondents from 3 villages in Batur Agung zone, Ledok Wonosari zone and Pegunungan Seribu zone. The survey results showed that private forest utilization by agroforestry is a type of local wisdom, as farmers 'strategy to fulfill the farmers' need. Private forest contribution toward total income in Gunungkidul is 13-40%. The biggest contribution for farmer in Batur Agung zone and Ledok Wonosari is from trees (59-61%), while for farmer in Pegunungan Seribu is from crops (59%). ABSTRAK Petani hutan rakyat di Kabupaten Gunungkidul mempunyai lahan yang relatif sempit sehingga hasilnya tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. petani hutan rakyat melakukan strategi diversifikasi jenis tanaman penyusun hutan rakyat. Petani hutan rakyat melakukan strategi diversifikasi jenis tanaman penyusun hutan rakyat untuk meningkatkan hasil dan menyebar resiko pengelolaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi petani hutan rakyat dalam memanfaatkan lahan dan kontribusinya terhadap penghidupan. Survei dilakukan terhadap 90 responden di tiga desa dari 3 zona (Batur Agung, Ledok Wonosari dan Pegunungan Seribu). Hasil survei menunjukkan bahwa pemanfaatan lahan hutan rakyat dengan teknik agroforestri merupakan strategi diversifikasi yang dilakukan petani dalam pengoptimalan penggunaan lahan hutan rakyat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pilihan strategi diversifikasi pemanfaatan lahan hutan rakyat merupakan kearifan lokal masyarakat. Kontribusi hutan rakyat terhadap pendapatan petani di Kabupaten Gunungkidul adalah 13-40%. Bagi petani hutan rakyat di zona Baturagung dan Ledokwonosari kontribusi terbesar berasal
Obyek Wisata Punthuk Ngepoh berada di lahan hutan rakyat Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, K... more Obyek Wisata Punthuk Ngepoh berada di lahan hutan rakyat Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo yang dikelola oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik kelembagaan dan stakeholder yang berperan dalam pengelolaan Obyek Wisata Punthuk Ngepoh. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode kualitatif melalui wawancara mendalam terhadap stakeholder. Teknik penentuan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan memahami data yang berkaitan dengan data monografi desa dan arsip lembaga pengelola ekowisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga pengelola Obyek Wisata Punthuk Ngepoh adalah Pokdarwis Arum Jaya yang memiliki karakteristik kelembagaan berupa: 1) legalitas kelembagaan lengkap berupa SK Desa Banjararum dan SK Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo; 2) struktur organisasi yang dilengkapi dengan job description yang jelas; 3) peraturan internal berupa AD/ART 4) pemim...
Home garden is a land that is around the house. Home garden is widely used by the owners to plant... more Home garden is a land that is around the house. Home garden is widely used by the owners to plant crops, plantations, fruits and timber crops. Plantation in home garden usually in intercropping. The width of the ownership of the homegarden in Kulon Progo Regency is relatively narrow, but the community has local wisdom to utilize the home garden by combining various types of plants so that it can give the result and increase the family income. This community devotion activity is done with the aim to give assistance of Banjararum Village community in utilizing home garde so that it can be more productive with limited area of land owned by society. This activity is done through training the utilization of home garden with cultivation of agricultural crops in theory and then practice the knowledge gained by making demonstration plot. The demonstration plot is focused in Dondong hamlet as a pilot area. Strengthening the marketing network is done in cooperation with PT East West Indonesia...
Abstrak Petani dalam mengelola sumberdaya alam memerlukan aset. Aset penghidupan petani (sumberda... more Abstrak Petani dalam mengelola sumberdaya alam memerlukan aset. Aset penghidupan petani (sumberdaya manusia, sumberdaya alam, finansial, fisik dan sosial) sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan penghidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur level aset penghidupan yang digunakan petani dalam mengelola hutan rakyat. Pendekatan penelitian dengan survei di 6 desa di Kabupaten Gunungkidul yaitu Nglanggeran, Katongan, Dengok, Sodo, Girimulyo dan Jepitu. Jumlah responden di setiap desa 30 orang, sehingga total responden adalah 180 petani. Penentuan responden dalam penelitian ini dilakukan secara random. Teknik skoring dengan pembobotan digunakan untuk mengukur level aset yang digunakan petani dalam mengelola hutan rakyat berdasarkan pada Multicriteria Analysis (MCA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani hutan rakyat di zona Batur Agung (bagian utara Gunungkidul) menggunakan aset berdasarkan prioritasnya yaitu aset sumberdaya manusia, sosial, sumberdaya alam, fisik dan finansial. Urutan penggunaan aset petani di zona Ledok Wonosari (bagian tengah) adalah aset sosial, sumberdaya manusia, finansial, fisik dan sumberdaya alam. Bagi petani di zona Pegunungan Seribu prioritas penggunaan aset adalah aset fisik, finansial, sosial, sumberdaya manusia dan sumberdaya alam. Kata kunci: aset, hutan rakyat, penghidupan, petani, sumberdaya alam. Abstract Farmers manage natural resources require asset. Farmer livelihood assets (human resources, natural resources, financial, physical and social) greatly affect to the achievement of the livelihood objectives. The objective of this study is to measure the level of livelihood assets used by farmers in managing community forests. Data collected by survey in 6 village in Gunungkidul i.e. Nglanggeran, Katongan, Dengok, Sodo, Girimulyo and Jepitu village by interviewing 30 respondents each village, so the total respondents are 180 respondents. Weighted scoring technique used to measure the level of assets used by farmers in managing community forests based on Multicriteria Analysis (MCA). The results showed that the community forest farmers in Batur Agung zone (The northern part of Gunungkidul) using the asset based on its priority: human resource asset, social, natural resources, physical and financial. While the priority asset of farmers in Ledok Wonosari (middle of Gunungkidul) are social assets, human resources, financial, physical and natural resources. For farmers in Pegunungan Seribu (The South part of Gunungkidul) priority assets that used are physical assets, financial, social, human resource and natural resources.
The land ownership of smallholder private forest farmers is relatively narrows, so some reseacher... more The land ownership of smallholder private forest farmers is relatively narrows, so some reseachers argue that the forest product is not appropriate to fulfill daily needs. To increase and spread the private forest management risk, farmers diversify crops into several species. In order to identify the farmer strategy through optimizing the land, we developed household survey for 90 respondents from 3 villages in Batur Agung zone, Ledok Wonosari zone and Pegunungan Seribu zone. The survey results showed that private forest utilization by agroforestry is a type of local wisdom, as farmers 'strategy to fulfill the farmers' need. Private forest contribution toward total income in Gunungkidul is 13-40%. The biggest contribution for farmer in Batur Agung zone and Ledok Wonosari is from trees (59-61%), while for farmer in Pegunungan Seribu is from crops (59%). ABSTRAK Petani hutan rakyat di Kabupaten Gunungkidul mempunyai lahan yang relatif sempit sehingga hasilnya tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. petani hutan rakyat melakukan strategi diversifikasi jenis tanaman penyusun hutan rakyat. Petani hutan rakyat melakukan strategi diversifikasi jenis tanaman penyusun hutan rakyat untuk meningkatkan hasil dan menyebar resiko pengelolaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi petani hutan rakyat dalam memanfaatkan lahan dan kontribusinya terhadap penghidupan. Survei dilakukan terhadap 90 responden di tiga desa dari 3 zona (Batur Agung, Ledok Wonosari dan Pegunungan Seribu). Hasil survei menunjukkan bahwa pemanfaatan lahan hutan rakyat dengan teknik agroforestri merupakan strategi diversifikasi yang dilakukan petani dalam pengoptimalan penggunaan lahan hutan rakyat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pilihan strategi diversifikasi pemanfaatan lahan hutan rakyat merupakan kearifan lokal masyarakat. Kontribusi hutan rakyat terhadap pendapatan petani di Kabupaten Gunungkidul adalah 13-40%. Bagi petani hutan rakyat di zona Baturagung dan Ledokwonosari kontribusi terbesar berasal
Uploads
Papers