Leadership is one of the essential factors that can influence community involvement in realizing ... more Leadership is one of the essential factors that can influence community involvement in realizing the character of male and female students in the pesantren (Islamic boarding schools) in Jambi, Indonesia. This study proposed Nyai's (female religious leaders in the pesantren) charismatic, economic, and social responsibility leadership models in the context of community empowerment (CE). This quantitative research aimed to determine the contribution of Nyai's leadership models to CE. The data from the questionnaire were analyzed using path and flowchart analysis. The results showed that the three Nyai's leadership models in this study influenced and contributed to CE to support the pesantren's activities and programs. This study recommended adopting the three Nyai's leadership models in empowering the community in the pesantren.
Abstrak: Menurut Ditjen Dikti (2008), setidaknya terdapat 235.143 orang dosen perguruan tinggi di... more Abstrak: Menurut Ditjen Dikti (2008), setidaknya terdapat 235.143 orang dosen perguruan tinggi di Indonesia. Dari jumlah tersebut menunjukkan betapa rendahnya profesionalitas dosen dalam pelaksanaan tridarma perguruan tinggi khususnya dibidang pendidikan dan pengajaran, serta penelitian. Senada dengan itu, Mien A Rifa'i, APU (Tempo Interaktif, Januari 2008) hanya 2.000 orang dosen yang mampu meneliti dengan layak, dan Fasli Jalal (Majalah Tempo, Januari 2008) ada sekitar 3000 orang profesor dan 9000 orang doktor, tetapi tidak sejalan dengan kemampuan mengajar dan menelitinya, sementara perlu ditingkatkan kesejahteraannya. Belum lagi bicara ada sekitar 145.630 orang dosen S1 dan 77.181 orang dosen bergelar S2 (magister). Kondisi ini sangat memperihatinkan dunia pendidikan di tanah air. Hadirnya Undang-undang Guru dan Dosen No.14 tahun 2005 khususnya dalam mewujudkan profesionalitas dosen dalam mendukung pelaksanaan Pendidikan yang bermutu menjadi harapan baru bagi peningkatan well educated, highly performance, dan well paid bagi dosen di perguruan tinggi, khususnya di lingkungan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Tuntutan UU No. 14/2005 tersebut mengisyaratkan perlunya sertifikasi dosen untuk mengukur profesionalitas yang dimiliki oleh dosen tersebut. Kata Kunci: UU Guru dan Dosen No.14/2005, Sertifikasi dosen, Standar Kualitas Pelayanan, Peningkatan Profesionalitas Dosen, Tridharma PT. A. Pendahuluan Di seluruh Indonesia saat ini terdapat 77 perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional, yang terdiri dari 31 Universitas, 14 Institut, 4 Sekolah Tinggi, 2 Akademi dan 26 Politeknik yang berstatus negeri. Dan terdapat 1.293 perguruan tinggi swasta yang diselenggarakan oleh swasta yang dapat dikelompokkan menjadi 262 Universitas, 44 Institut, 571 Sekolah Tinggi, 407 Akademi dan 9 Politeknik, sehingga total perguruan tinggi terdiri dari 1.370 buah dari 33 provinsi yang ada di Indonesia yang dapat di gambarkan sebagai berikut:
Samsu Abstrak: Dari 235.143 orang dosen (Ditjen Dikti, 2008) menunjukkan betapa mandulnya dosen d... more Samsu Abstrak: Dari 235.143 orang dosen (Ditjen Dikti, 2008) menunjukkan betapa mandulnya dosen dalam melaksanakan tridarma perguruan tinggi khususnya dibidang pendidikan dan pengajaran, serta penelitian. Menurut Mien A Rifa"i, APU (Tempo Interaktif, Januari 2008) hanya 2.000 orang dosen yang mampu meneliti dengan layak. Sementara menurut Fasli Jalal (Majalah Tempo, Januari 2008) ada sekitar 3000 orang profesor dan 9000 orang doktor, tetapi tidak sejalan dengan kemampuan mengajar dan menelitinya, sementara perlu ditingkatkan kesejahteraannya. Belum lagi bicara ada sekitar 145.630 orang dosen S1 dan 77.181 orang dosen bergelar S2 (magister), yang sudah barang tentu kualitasnya cenderung lebih rendah dibandingkan doktor dan guru besar. Kondisi ini sangat memperihatinkan dunia pendidikan di tanah air. Hadirnya Undang-undang Guru dan Dosen No.14 tahun 2005 khususnya dalam mewujudkan profesionalitas dosen dalam mendukung pelaksanaan Pendidikan yang bermutu menjadi harapan baru bagi peningkatan well educated, highly performance, dan well paid bagi dosen di perguruan tinggi di Indonesia dan khususnya di Fakultas Tarbiyah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Kata Kunci: Mutu dosen, Ukuran Profesionalitas, Sertifikasi Dosen, dan Implementasi UUGD No.14 tahun 2005 A. Pendahuluan Berbagai kalangan telah menilai bahwa hasil penelitian yang dilakukan oleh perguruan tinggi sangat rendah, dan berdampak kepada mutu pendidikan nasional Indonesia juga sangat rendah. Dengan rendahnya mutu pendidikan tersebut menyebabkan sejumlah masalah dalam penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas, bahkan dosen di perguruan tinggi (universitas, institut, akademi, sekolah tinggi) sebagai tenaga pendidik juga diklaim sebagai pendidik yang tidak profesional. Telah banyak upaya yang telah dilakukan, meskipun masih banyak faktor penghambat yang merintangi mulusnya jalan dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu tersebut. Bahkan sejumlah pakar juga telah memberikan upaya identifikasi dalam melihat letak kegagalan dan faktor penyebabnya, dengan memberikan tumpuan yang besar kepada kegagalan profesionalitas dosen.
Abstrak Artikel ini membicarakan tentang peran dan posisi strategis FITK. Artikel ini mengungkapk... more Abstrak Artikel ini membicarakan tentang peran dan posisi strategis FITK. Artikel ini mengungkapkan bahwa untuk mewujudkan FITK yang unggul dan berdaya saing mestilah dilakukan beberapa gerakan managerialship, yaitu visi dekan dan unsur pimpinan lainnya menjadi barometer kemajuan fakultas. Penerapan kepemimpinan visioner, gaya kepemimpinan variatif, serta penerapan sistem reward dan funishment yang baik akan memungkinkan lahirnya FITK yang unggul dan berdaya saing tinggi. Selain itu, strategi, dan upaya melakukan pengembangan FITK dalam perspektif managerialship adalah melakukan perbaikan manajemen fakultas, reward dan funishment yang jelas, peningkatan SDM dosen secara berkelanjutan (dalam dan luar negeri), pengembangan sistem informasi pendidikan berbasis ICT, peningkatan karya ilmiah yang terakses secara on-line, pengembangan sarana dan prasarana pembelajaran modern secara berkelanjutan, keterlibatan dosen dalam berbagai aktivitas akademik ekstern kampus, perlunya dibangun pusat studi sesuai dengan rumpun keilmuan yang dikembangkan, perlunya dijaga kualitas jasa berkelanjutan dan sejumlah strategi dan upaya lainnya. A. Pendahuluan Era globalisasi sebagai era keterbukaan telah memasuki berbagai strata kehidupan, termasuk dunia pendidikan, mau tidak mau, maka pendidikan dihadapkan pada kompetisi kelembagaan berskala lokal, nasional dan global. Lembaga pendidikan yang tidak siap menghadapi kompetisi tersebut akan kehilangan peran 1 Dipresentasikan pada acara Seminar Nasional dengan tema: "Pengembangan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan: Unggul dan Berdaya Saing" bertempat di Shang Ratu Hotel, Broni Jambi, Rabu, tanggal 29 Januari 2014. 2 Dosen tetap Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) dan Pascasarjana IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Direktur Pusat Studi Agama dan Kemasyarakatan (Pusaka Jambi); sebuah pusat studi yang bergerak dibidang penerbitan, riset dan pendidikan publik.
This paper based on research examines strategies to foster autism kids in schools with inclusive ... more This paper based on research examines strategies to foster autism kids in schools with inclusive needs named Unggul Sakti, Jambi, Indonesia. Children with autism generally have difficulty be autonomous. The tutor is required to be able to understand autism children. The purpose of this study is to explore the causal factors and strategies in fostering the autonomous among autistic children in the research location. Using a qualitative approach, with data collection techniques use observation, interviews, and documentation, this study found that the factors improve autonomous among autism children are endogenous and exogenous factors. Endogenous factors are factors derived from students themselves, physiological factors and psychological factors. Physiological factors include the physical condition of students, while psychological factors are talents, interests, independent attitudes, motivation, intelligent. While exogenous factors are family, school and community support. The strategy of teachers in increasing the autonomous of learning for autism children is by teaching children not to depend on others, staying confident in everything, and learning to be able to control themselves, especially emotions and moods that sometimes up and down.
The diaspora of Arabian Hadrami (hereinafter referred to as Hadrami) in
Nusantara, Indonesia, ha... more The diaspora of Arabian Hadrami (hereinafter referred to as Hadrami) in Nusantara, Indonesia, has been a topic that has attracted several studies. The lack of in-depth study of Hadrami in the context of its leadership is surprising. Many scholars viewed that the Hadrami did not play much of a role. Generally, scholars concluded that the motivation of the majority of Hadrami people to this part of the world was only to trade, instead of spreading Islam or others. This fact contradicts Jange’s opinion that with a role for Indo-Hadrami to make Indonesia a homeland, is evidence that Hadrami has a leadership role, in addition to the role of history a historical role. This article aimed to reveal the role of Hadrami’s leadership in Islamizing Jambi. This study used a literature research method, namely literature study, to obtain primary data and performed observation and interviews to get supporting data. The primary data were analyzed using the text reading technique, while the supporting one was treated using flowchart analysis. This study showed that Hadrami’s leadership had at least the three roles of leadership management psychology in Islamizing Jambi they are historical, educational, and cultural. These three roles are strongly suspected to be a factor in the Malay (Islamic) Sultanate formation in Jambi. The implications of the findings show that Hadrami’s leadership has had an impact on the entry of Islam in Jambi and has changed the social religious order in Jambi from before. This fact contributes both theoretically to the roles of Hadrami such as the role of history, education, culture, and psychology of leadership management, as well as practically, contributing to the existence and recognition of Islam in Jambi, as well as the policy contribution to the importance of Hadrami’s role in advancing Jambi in terms of Islam and Islamic education.
The purpose of this article is to describe the role of teacher' leadership as a model for early c... more The purpose of this article is to describe the role of teacher' leadership as a model for early childhood character development, as well as the difficulties in developing children's character. The study uses a qualitative approach in describing situations from social reality. Data was obtained through observation, interviews, and documentation, and analyzed using data reduction, data display, verification, and conclusion. This study showed that the teacher's leadership role can shape the childhood independent character. Firstly, the role of teacher' leadership in learning as a model of childhood independence for habituation. Secondly, there are childhood independent characters in daily activities. The finding of the study also described some difficulties faced by teachers in realizing independent characters for children. This study recommends that teachers need to be given leadership reinforcement in early childhood character development so that they can develop optimally.
Kepemimpinan pendidikan Islam ditentukan oleh banyak faktor. Artikel ini bertujuan mengulas beber... more Kepemimpinan pendidikan Islam ditentukan oleh banyak faktor. Artikel ini bertujuan mengulas beberapa faktor yang memberi dampak terhadap keberhasilan kepemimpinan pendidikan Islam, yaitu moralitas kepemimpinan, budaya organisasi dan penghargaan. Metode kualitatif kepustakaan (library research) digunakan dalam penelitian ini. Adapun setting penelitian di SIT Nurul Ilmi Kota Jambi, dengan subyek penelitiannya adalah sebanyak 12 orang yang terdiri dari 3 orang kepala sekolah dan 12 orang wakil kepala sekolah bidang kurikulum, bidang kesiswaan, dan bidang sarana prasarana SIT (SD IT, SMP IT, dan SMA IT) Nurul Ilmi Kota Jambi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi literatur. Analisis data menggunakan flowchart analisis melalui tahapan display data, reduksi data, verifikasi, dan konklusi dari data yang diperoleh. Temuan penelitian menunjukkan ketiga factor memberi dampak/pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan pendidikan. Penelitian menyimpulkan bahwa keberhasilan sebuah lembaga ditentukan oleh sosok pemimpinnya. Pemimpin bermoral mematuhi norma-norma budaya, reward yang memadai karena bertindak profesional karenanya layak dihargai.
Learning transformation is heavily influenced by leadership, supervision, and teacher performance... more Learning transformation is heavily influenced by leadership, supervision, and teacher performance. Leadership has a very important role in realizing learning transformation, while supervision is a coaching activity on how to assist teachers in improving teaching using e-learning, whereas teacher performance is how to see the result of the work achieved by teachers in realizing learning transformation.This study aims to reveal the relationship between principals' leadership, e-learning supervision, and teacher performance with the transformation of learning at Madrasah Aliyah Negeri (well-known MAN) in Jambi Province. The research approach is a quantitative with a survey method. The research population is civil servant teachers with a total sample of 94 teachers selected by total sampling. The research data were analyzed using Pearson's Product Moment correlation and multiple regression using the SPSS version 23.0. The results showed that the implementation of principal's leadership had a strong significant correlation with learning transformation (77.2%), e-learning supervision had a moderately significant correlation with learning transformation (53.1%), teacher performance had a strong significant correlation with learning transformation (69,7%), and the implementation of principal leadership, e-learning supervision, teacher performance together have a very strong significant correlation with learning transformation (83.5%). This study recommends that learning transformation will increase if the application of principal leadership, e-learning supervision, and teacher performance is given at MAN in Jambi Province.
The “Suku Anak Dalam” tribe (abbreviated as SAD) as an isolated tribe in
Jambi, Indonesia, has b... more The “Suku Anak Dalam” tribe (abbreviated as SAD) as an isolated tribe in Jambi, Indonesia, has become a topic of interest for several studies. The lack of indepth study of education and leadership gives a negative perception of SAD. This article aims to reveal the influence of the Tumenggung leadership and the educational model in the context of SAD’s social life. The study used mixed methods. Data were obtained through questionnaires, observations, interviews, and documentation. Using stratified random sampling, the research samples of as many as 242 people were selected. Data were analyzed using SPSS version 25.0 with regression and flowchart analysis. The study partially proves that the variables presented are significant, namely the leadership of Tumenggung (77.9%), the read-write-count education model (56.5%), the political education model (72.2%), the environmental education model (67.5%), and health education model (77%). Simultaneously, the five variables also significantly influence the social life of SAD by 66.7%. It can be concluded that Tumenggung’s leadership and educational model have a significant and positive impact on SAD’s social life, as shown by the rise of awareness of reading, writing, and counting and political, environmental, and health-related awareness.
Abstrak: Efektivitas penyelenggaraan pendidikan nasional, baik dilihat dari sisi tujuan, arah, an... more Abstrak: Efektivitas penyelenggaraan pendidikan nasional, baik dilihat dari sisi tujuan, arah, anggaran, payung hukum, maupun dari sisi kemampuannya untuk memberikan pelayanan yang unggul dan kompetitif, memiliki sejumlah masalah. Paling tidak masalah tersebut bermuara pada rendahnya kepedulian terhadap penyelenggaraan pendidikan dalam konteks pengelolaan, anggaran, kinerja pendidik, serta kemampuannya melahirkan output dan outcome yang berkualitas. Tulisan ini berupaya menguraikan permasalahan tersebut dengan mengedepankan pada analisis kondisi objektif, identifikasi masalah, serta mengungkap harapan peran pendidikan untuk melahirkan pendidikan yang kompetitif dan berkeunggulan. Kata Kunci: Kondisi objektif pendidikan, identifikasi masalah, harapan pendidikan yang kompetitif dan berkeunggulan A. Latar Belakang Berbagai kalangan telah mengkritisi mengenai efektivitas penyelenggaraan pendidikan nasional, baik dilihat dari sisi tujuan, arah, anggaran, payung hukum, maupun dari sisi kemampuan pendidikan nasional untuk memberikan pelayanan yang unggul dan kompetitif, serta kemampuannya untuk melahirkan generasi baru yang serba 'berkualitas' dari berbagai sudut pandang dan pendekatan. Beratnya peran-serta pendidikan yang diemban menyebabkan sistem penyelenggaran satuan pendidikan kita banyak dipertanyakan keberadaannya, bukan untuk mempertanyakan eksistensi, tetapi peran-sertanya dalam konteks pembangunan nasional dan kompetisinya dengan pendidikan berskala global. Persoalan yang muncul ke permukaan paling tidak mengharuskan setiap pengambil kebijakan seperti pemerintah, pelaku pendidikan, serta sejumlah pemerhati pendidikan untuk mempertanyakan kembali sekaligus berupaya mencari solusi yang terbaik mengenai upaya penciptaan pendidikan nasional yang berwawasan kompetitif dan berkeunggulan, baik skala nasional maupun internasional. Tulisan ini berupaya untuk merumuskan dan mengidentifikasi sejumlah masalah yang dihadapi oleh pendidikan nasional kita. Tujuannya
Abstrak: Negara-bangsa Indonesia secara sederhana dapat disebut sebagai masyarakat "multikultural... more Abstrak: Negara-bangsa Indonesia secara sederhana dapat disebut sebagai masyarakat "multikultural". Tetapi pada pihak lain, realitas "multikultural" tersebut berhadapan dengan kebutuhan mendesak untuk merekonstruksi kembali "kebudayaan nasional Indonesia" yang dapat menjadi "integrating force" yang mengikat seluruh keragaman etnis dan budaya, dan hal ini hanya dapat diikat melalui pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural, seyogyanya memfasilitasi proses belajar mengajar yang mengubah perspektif monokultural yang esensial, penuh prasangka dan diskriminatif ke perspektif multikulturalis yang menghargai keragaman dan perbedaan, toleran dan sikap terbuka. Kata Kunci: Manusia sebagai titik sentral pembangunan (human centered development), konflik, masyarakat multi kultural, pendidikan karakter, otonomi dan desentralisasi pendidikan. A. Pendahuluan Sedikitnya selama tiga dasawarsa. 1 kebijakan yang sentralistis dan pengawalan yang ketat terhadap isu perbedaan telah menghilangkan kemampuan masyarakat untuk memikirkan, membicarakan dan memecahkan persoalan yang muncul dari perbedaan secara terbuka, rasional dan damai. Kekerasan antar kelompok yang meledak secara sporadis di akhir tahun 1990-an di berbagai kawasan di Indonesia menunjukkan betapa rentannya rasa kebersamaan yang dibangun dalam Negara-Bangsa, betapa kentalnya prasangka antara kelompok dan betapa rendahnya saling pengertian antar kelompok. Konteks global setelah tragedi September 11 dan invasi Amerika Serikat ke Irak serta 1 Muhaemin El-Ma'hady, Multikulturalisme dan Pendidikan Multikultural, dalam mailto:elmahady79@yahoo.com, 2004,hal.1 .
Abstrak Delegasi, reward, dan motivasi merupakan faktor penting dalam mendorong lahirnya prestasi... more Abstrak Delegasi, reward, dan motivasi merupakan faktor penting dalam mendorong lahirnya prestasi kerja guru.Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang delegasi, reward, dan motivasi dan pengaruhnya terhadap prestasi kerja guru. Kerangka konseptual penelitian dikembangkan berdasarkan delegasi, reward, dan motivasi kepala sekolah yang ada kaitannya dengan prestasi kerja guru yang meliputi (1) produktivitas kerja, (2) kualitas kerja, (3) inisiatif kerja, (4) tim kerja, dan (5) penyelesaian masalah.Terdapat 19 orang kepala sekolah dijadikan sampel dalam penelitian ini. Penelitian ini menggabungkan penelitian kuantitatif dan kualitatif (mixed methods research). Data dianalisis menggunakan mean, standar deviasi, dan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, penelitian membuktikan bahwa hanya delegasikepala sekolah pada SD, SLTP dan SLTA di Kota Jambi yang telah dipraktekkan dengan baik, sedangkan reward, dan motivasi belum dipraktekkan/dilaksanakan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan hanya delegasi yang memiliki korelasi yang signifikan dengan arah korelasi positif. Dengan demikian, diharapkan kepala sekolah memberi perhatian serius terhadapprestasi kerja guru untuk meningkatkan prestasi kerja guru dalam bentuk produktivitas kerja, kualitas kerja, inisiatif kerja, tim kerja, dan penyelesaian masalah. Kata Kunci: Delegasi, reward, motivasi dan prestasi kerja guru A. Pendahuluan Prestasi kerja guru merupakan produktivitas sekolah yang menjadi penentu keberhasilan sekolah dalam menjalankan program pembelajaran. Dengan prestasi kerja guru yang baik akan melahirkan peserta didik yang berkualitas serta mendorong lahirnya produktivitas sekolah yang baik. Untuk mewujudkan prestasi kerja guru yang baik tersebut tidaklah mudah, banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya adalah delegasi, reward dan motivasi kepala sekolah. Karena itu, dalam artikel ini akan
This paper based on research examines strategies to foster autism kids in schools with inclusive ... more This paper based on research examines strategies to foster autism kids in schools with inclusive needs named Unggul Sakti, Jambi, Indonesia. Children with autism generally have difficulty be autonomous. The tutor is required to be able to understand autism children. The purpose of this study is to explore the causal factors and strategies in fostering the autonomous among autistic children in the research location. Using a qualitative approach, with data collection techniques use observation, interviews, and documentation, this study found that the factors improve autonomous among autism children are endogenous and exogenous factors. Endogenous factors are factors derived from students themselves, physiological factors and psychological factors. Physiological factors include the physical condition of students, while psychological factors are talents, interests, independent attitudes, motivation, intelligent. While exogenous factors are family, school and community support. The strategy of teachers in increasing the autonomous of learning for autism children is by teaching children not to depend on others, staying confident in everything, and learning to be able to control themselves, especially emotions and moods that sometimes up and down.
Leadership is one of the essential factors that can influence community involvement in realizing ... more Leadership is one of the essential factors that can influence community involvement in realizing the character of male and female students in the pesantren (Islamic boarding schools) in Jambi, Indonesia. This study proposed Nyai's (female religious leaders in the pesantren) charismatic, economic, and social responsibility leadership models in the context of community empowerment (CE). This quantitative research aimed to determine the contribution of Nyai's leadership models to CE. The data from the questionnaire were analyzed using path and flowchart analysis. The results showed that the three Nyai's leadership models in this study influenced and contributed to CE to support the pesantren's activities and programs. This study recommended adopting the three Nyai's leadership models in empowering the community in the pesantren.
Abstrak: Menurut Ditjen Dikti (2008), setidaknya terdapat 235.143 orang dosen perguruan tinggi di... more Abstrak: Menurut Ditjen Dikti (2008), setidaknya terdapat 235.143 orang dosen perguruan tinggi di Indonesia. Dari jumlah tersebut menunjukkan betapa rendahnya profesionalitas dosen dalam pelaksanaan tridarma perguruan tinggi khususnya dibidang pendidikan dan pengajaran, serta penelitian. Senada dengan itu, Mien A Rifa'i, APU (Tempo Interaktif, Januari 2008) hanya 2.000 orang dosen yang mampu meneliti dengan layak, dan Fasli Jalal (Majalah Tempo, Januari 2008) ada sekitar 3000 orang profesor dan 9000 orang doktor, tetapi tidak sejalan dengan kemampuan mengajar dan menelitinya, sementara perlu ditingkatkan kesejahteraannya. Belum lagi bicara ada sekitar 145.630 orang dosen S1 dan 77.181 orang dosen bergelar S2 (magister). Kondisi ini sangat memperihatinkan dunia pendidikan di tanah air. Hadirnya Undang-undang Guru dan Dosen No.14 tahun 2005 khususnya dalam mewujudkan profesionalitas dosen dalam mendukung pelaksanaan Pendidikan yang bermutu menjadi harapan baru bagi peningkatan well educated, highly performance, dan well paid bagi dosen di perguruan tinggi, khususnya di lingkungan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Tuntutan UU No. 14/2005 tersebut mengisyaratkan perlunya sertifikasi dosen untuk mengukur profesionalitas yang dimiliki oleh dosen tersebut. Kata Kunci: UU Guru dan Dosen No.14/2005, Sertifikasi dosen, Standar Kualitas Pelayanan, Peningkatan Profesionalitas Dosen, Tridharma PT. A. Pendahuluan Di seluruh Indonesia saat ini terdapat 77 perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional, yang terdiri dari 31 Universitas, 14 Institut, 4 Sekolah Tinggi, 2 Akademi dan 26 Politeknik yang berstatus negeri. Dan terdapat 1.293 perguruan tinggi swasta yang diselenggarakan oleh swasta yang dapat dikelompokkan menjadi 262 Universitas, 44 Institut, 571 Sekolah Tinggi, 407 Akademi dan 9 Politeknik, sehingga total perguruan tinggi terdiri dari 1.370 buah dari 33 provinsi yang ada di Indonesia yang dapat di gambarkan sebagai berikut:
Samsu Abstrak: Dari 235.143 orang dosen (Ditjen Dikti, 2008) menunjukkan betapa mandulnya dosen d... more Samsu Abstrak: Dari 235.143 orang dosen (Ditjen Dikti, 2008) menunjukkan betapa mandulnya dosen dalam melaksanakan tridarma perguruan tinggi khususnya dibidang pendidikan dan pengajaran, serta penelitian. Menurut Mien A Rifa"i, APU (Tempo Interaktif, Januari 2008) hanya 2.000 orang dosen yang mampu meneliti dengan layak. Sementara menurut Fasli Jalal (Majalah Tempo, Januari 2008) ada sekitar 3000 orang profesor dan 9000 orang doktor, tetapi tidak sejalan dengan kemampuan mengajar dan menelitinya, sementara perlu ditingkatkan kesejahteraannya. Belum lagi bicara ada sekitar 145.630 orang dosen S1 dan 77.181 orang dosen bergelar S2 (magister), yang sudah barang tentu kualitasnya cenderung lebih rendah dibandingkan doktor dan guru besar. Kondisi ini sangat memperihatinkan dunia pendidikan di tanah air. Hadirnya Undang-undang Guru dan Dosen No.14 tahun 2005 khususnya dalam mewujudkan profesionalitas dosen dalam mendukung pelaksanaan Pendidikan yang bermutu menjadi harapan baru bagi peningkatan well educated, highly performance, dan well paid bagi dosen di perguruan tinggi di Indonesia dan khususnya di Fakultas Tarbiyah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Kata Kunci: Mutu dosen, Ukuran Profesionalitas, Sertifikasi Dosen, dan Implementasi UUGD No.14 tahun 2005 A. Pendahuluan Berbagai kalangan telah menilai bahwa hasil penelitian yang dilakukan oleh perguruan tinggi sangat rendah, dan berdampak kepada mutu pendidikan nasional Indonesia juga sangat rendah. Dengan rendahnya mutu pendidikan tersebut menyebabkan sejumlah masalah dalam penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas, bahkan dosen di perguruan tinggi (universitas, institut, akademi, sekolah tinggi) sebagai tenaga pendidik juga diklaim sebagai pendidik yang tidak profesional. Telah banyak upaya yang telah dilakukan, meskipun masih banyak faktor penghambat yang merintangi mulusnya jalan dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu tersebut. Bahkan sejumlah pakar juga telah memberikan upaya identifikasi dalam melihat letak kegagalan dan faktor penyebabnya, dengan memberikan tumpuan yang besar kepada kegagalan profesionalitas dosen.
Abstrak Artikel ini membicarakan tentang peran dan posisi strategis FITK. Artikel ini mengungkapk... more Abstrak Artikel ini membicarakan tentang peran dan posisi strategis FITK. Artikel ini mengungkapkan bahwa untuk mewujudkan FITK yang unggul dan berdaya saing mestilah dilakukan beberapa gerakan managerialship, yaitu visi dekan dan unsur pimpinan lainnya menjadi barometer kemajuan fakultas. Penerapan kepemimpinan visioner, gaya kepemimpinan variatif, serta penerapan sistem reward dan funishment yang baik akan memungkinkan lahirnya FITK yang unggul dan berdaya saing tinggi. Selain itu, strategi, dan upaya melakukan pengembangan FITK dalam perspektif managerialship adalah melakukan perbaikan manajemen fakultas, reward dan funishment yang jelas, peningkatan SDM dosen secara berkelanjutan (dalam dan luar negeri), pengembangan sistem informasi pendidikan berbasis ICT, peningkatan karya ilmiah yang terakses secara on-line, pengembangan sarana dan prasarana pembelajaran modern secara berkelanjutan, keterlibatan dosen dalam berbagai aktivitas akademik ekstern kampus, perlunya dibangun pusat studi sesuai dengan rumpun keilmuan yang dikembangkan, perlunya dijaga kualitas jasa berkelanjutan dan sejumlah strategi dan upaya lainnya. A. Pendahuluan Era globalisasi sebagai era keterbukaan telah memasuki berbagai strata kehidupan, termasuk dunia pendidikan, mau tidak mau, maka pendidikan dihadapkan pada kompetisi kelembagaan berskala lokal, nasional dan global. Lembaga pendidikan yang tidak siap menghadapi kompetisi tersebut akan kehilangan peran 1 Dipresentasikan pada acara Seminar Nasional dengan tema: "Pengembangan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan: Unggul dan Berdaya Saing" bertempat di Shang Ratu Hotel, Broni Jambi, Rabu, tanggal 29 Januari 2014. 2 Dosen tetap Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) dan Pascasarjana IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Direktur Pusat Studi Agama dan Kemasyarakatan (Pusaka Jambi); sebuah pusat studi yang bergerak dibidang penerbitan, riset dan pendidikan publik.
This paper based on research examines strategies to foster autism kids in schools with inclusive ... more This paper based on research examines strategies to foster autism kids in schools with inclusive needs named Unggul Sakti, Jambi, Indonesia. Children with autism generally have difficulty be autonomous. The tutor is required to be able to understand autism children. The purpose of this study is to explore the causal factors and strategies in fostering the autonomous among autistic children in the research location. Using a qualitative approach, with data collection techniques use observation, interviews, and documentation, this study found that the factors improve autonomous among autism children are endogenous and exogenous factors. Endogenous factors are factors derived from students themselves, physiological factors and psychological factors. Physiological factors include the physical condition of students, while psychological factors are talents, interests, independent attitudes, motivation, intelligent. While exogenous factors are family, school and community support. The strategy of teachers in increasing the autonomous of learning for autism children is by teaching children not to depend on others, staying confident in everything, and learning to be able to control themselves, especially emotions and moods that sometimes up and down.
The diaspora of Arabian Hadrami (hereinafter referred to as Hadrami) in
Nusantara, Indonesia, ha... more The diaspora of Arabian Hadrami (hereinafter referred to as Hadrami) in Nusantara, Indonesia, has been a topic that has attracted several studies. The lack of in-depth study of Hadrami in the context of its leadership is surprising. Many scholars viewed that the Hadrami did not play much of a role. Generally, scholars concluded that the motivation of the majority of Hadrami people to this part of the world was only to trade, instead of spreading Islam or others. This fact contradicts Jange’s opinion that with a role for Indo-Hadrami to make Indonesia a homeland, is evidence that Hadrami has a leadership role, in addition to the role of history a historical role. This article aimed to reveal the role of Hadrami’s leadership in Islamizing Jambi. This study used a literature research method, namely literature study, to obtain primary data and performed observation and interviews to get supporting data. The primary data were analyzed using the text reading technique, while the supporting one was treated using flowchart analysis. This study showed that Hadrami’s leadership had at least the three roles of leadership management psychology in Islamizing Jambi they are historical, educational, and cultural. These three roles are strongly suspected to be a factor in the Malay (Islamic) Sultanate formation in Jambi. The implications of the findings show that Hadrami’s leadership has had an impact on the entry of Islam in Jambi and has changed the social religious order in Jambi from before. This fact contributes both theoretically to the roles of Hadrami such as the role of history, education, culture, and psychology of leadership management, as well as practically, contributing to the existence and recognition of Islam in Jambi, as well as the policy contribution to the importance of Hadrami’s role in advancing Jambi in terms of Islam and Islamic education.
The purpose of this article is to describe the role of teacher' leadership as a model for early c... more The purpose of this article is to describe the role of teacher' leadership as a model for early childhood character development, as well as the difficulties in developing children's character. The study uses a qualitative approach in describing situations from social reality. Data was obtained through observation, interviews, and documentation, and analyzed using data reduction, data display, verification, and conclusion. This study showed that the teacher's leadership role can shape the childhood independent character. Firstly, the role of teacher' leadership in learning as a model of childhood independence for habituation. Secondly, there are childhood independent characters in daily activities. The finding of the study also described some difficulties faced by teachers in realizing independent characters for children. This study recommends that teachers need to be given leadership reinforcement in early childhood character development so that they can develop optimally.
Kepemimpinan pendidikan Islam ditentukan oleh banyak faktor. Artikel ini bertujuan mengulas beber... more Kepemimpinan pendidikan Islam ditentukan oleh banyak faktor. Artikel ini bertujuan mengulas beberapa faktor yang memberi dampak terhadap keberhasilan kepemimpinan pendidikan Islam, yaitu moralitas kepemimpinan, budaya organisasi dan penghargaan. Metode kualitatif kepustakaan (library research) digunakan dalam penelitian ini. Adapun setting penelitian di SIT Nurul Ilmi Kota Jambi, dengan subyek penelitiannya adalah sebanyak 12 orang yang terdiri dari 3 orang kepala sekolah dan 12 orang wakil kepala sekolah bidang kurikulum, bidang kesiswaan, dan bidang sarana prasarana SIT (SD IT, SMP IT, dan SMA IT) Nurul Ilmi Kota Jambi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi literatur. Analisis data menggunakan flowchart analisis melalui tahapan display data, reduksi data, verifikasi, dan konklusi dari data yang diperoleh. Temuan penelitian menunjukkan ketiga factor memberi dampak/pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan pendidikan. Penelitian menyimpulkan bahwa keberhasilan sebuah lembaga ditentukan oleh sosok pemimpinnya. Pemimpin bermoral mematuhi norma-norma budaya, reward yang memadai karena bertindak profesional karenanya layak dihargai.
Learning transformation is heavily influenced by leadership, supervision, and teacher performance... more Learning transformation is heavily influenced by leadership, supervision, and teacher performance. Leadership has a very important role in realizing learning transformation, while supervision is a coaching activity on how to assist teachers in improving teaching using e-learning, whereas teacher performance is how to see the result of the work achieved by teachers in realizing learning transformation.This study aims to reveal the relationship between principals' leadership, e-learning supervision, and teacher performance with the transformation of learning at Madrasah Aliyah Negeri (well-known MAN) in Jambi Province. The research approach is a quantitative with a survey method. The research population is civil servant teachers with a total sample of 94 teachers selected by total sampling. The research data were analyzed using Pearson's Product Moment correlation and multiple regression using the SPSS version 23.0. The results showed that the implementation of principal's leadership had a strong significant correlation with learning transformation (77.2%), e-learning supervision had a moderately significant correlation with learning transformation (53.1%), teacher performance had a strong significant correlation with learning transformation (69,7%), and the implementation of principal leadership, e-learning supervision, teacher performance together have a very strong significant correlation with learning transformation (83.5%). This study recommends that learning transformation will increase if the application of principal leadership, e-learning supervision, and teacher performance is given at MAN in Jambi Province.
The “Suku Anak Dalam” tribe (abbreviated as SAD) as an isolated tribe in
Jambi, Indonesia, has b... more The “Suku Anak Dalam” tribe (abbreviated as SAD) as an isolated tribe in Jambi, Indonesia, has become a topic of interest for several studies. The lack of indepth study of education and leadership gives a negative perception of SAD. This article aims to reveal the influence of the Tumenggung leadership and the educational model in the context of SAD’s social life. The study used mixed methods. Data were obtained through questionnaires, observations, interviews, and documentation. Using stratified random sampling, the research samples of as many as 242 people were selected. Data were analyzed using SPSS version 25.0 with regression and flowchart analysis. The study partially proves that the variables presented are significant, namely the leadership of Tumenggung (77.9%), the read-write-count education model (56.5%), the political education model (72.2%), the environmental education model (67.5%), and health education model (77%). Simultaneously, the five variables also significantly influence the social life of SAD by 66.7%. It can be concluded that Tumenggung’s leadership and educational model have a significant and positive impact on SAD’s social life, as shown by the rise of awareness of reading, writing, and counting and political, environmental, and health-related awareness.
Abstrak: Efektivitas penyelenggaraan pendidikan nasional, baik dilihat dari sisi tujuan, arah, an... more Abstrak: Efektivitas penyelenggaraan pendidikan nasional, baik dilihat dari sisi tujuan, arah, anggaran, payung hukum, maupun dari sisi kemampuannya untuk memberikan pelayanan yang unggul dan kompetitif, memiliki sejumlah masalah. Paling tidak masalah tersebut bermuara pada rendahnya kepedulian terhadap penyelenggaraan pendidikan dalam konteks pengelolaan, anggaran, kinerja pendidik, serta kemampuannya melahirkan output dan outcome yang berkualitas. Tulisan ini berupaya menguraikan permasalahan tersebut dengan mengedepankan pada analisis kondisi objektif, identifikasi masalah, serta mengungkap harapan peran pendidikan untuk melahirkan pendidikan yang kompetitif dan berkeunggulan. Kata Kunci: Kondisi objektif pendidikan, identifikasi masalah, harapan pendidikan yang kompetitif dan berkeunggulan A. Latar Belakang Berbagai kalangan telah mengkritisi mengenai efektivitas penyelenggaraan pendidikan nasional, baik dilihat dari sisi tujuan, arah, anggaran, payung hukum, maupun dari sisi kemampuan pendidikan nasional untuk memberikan pelayanan yang unggul dan kompetitif, serta kemampuannya untuk melahirkan generasi baru yang serba 'berkualitas' dari berbagai sudut pandang dan pendekatan. Beratnya peran-serta pendidikan yang diemban menyebabkan sistem penyelenggaran satuan pendidikan kita banyak dipertanyakan keberadaannya, bukan untuk mempertanyakan eksistensi, tetapi peran-sertanya dalam konteks pembangunan nasional dan kompetisinya dengan pendidikan berskala global. Persoalan yang muncul ke permukaan paling tidak mengharuskan setiap pengambil kebijakan seperti pemerintah, pelaku pendidikan, serta sejumlah pemerhati pendidikan untuk mempertanyakan kembali sekaligus berupaya mencari solusi yang terbaik mengenai upaya penciptaan pendidikan nasional yang berwawasan kompetitif dan berkeunggulan, baik skala nasional maupun internasional. Tulisan ini berupaya untuk merumuskan dan mengidentifikasi sejumlah masalah yang dihadapi oleh pendidikan nasional kita. Tujuannya
Abstrak: Negara-bangsa Indonesia secara sederhana dapat disebut sebagai masyarakat "multikultural... more Abstrak: Negara-bangsa Indonesia secara sederhana dapat disebut sebagai masyarakat "multikultural". Tetapi pada pihak lain, realitas "multikultural" tersebut berhadapan dengan kebutuhan mendesak untuk merekonstruksi kembali "kebudayaan nasional Indonesia" yang dapat menjadi "integrating force" yang mengikat seluruh keragaman etnis dan budaya, dan hal ini hanya dapat diikat melalui pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural, seyogyanya memfasilitasi proses belajar mengajar yang mengubah perspektif monokultural yang esensial, penuh prasangka dan diskriminatif ke perspektif multikulturalis yang menghargai keragaman dan perbedaan, toleran dan sikap terbuka. Kata Kunci: Manusia sebagai titik sentral pembangunan (human centered development), konflik, masyarakat multi kultural, pendidikan karakter, otonomi dan desentralisasi pendidikan. A. Pendahuluan Sedikitnya selama tiga dasawarsa. 1 kebijakan yang sentralistis dan pengawalan yang ketat terhadap isu perbedaan telah menghilangkan kemampuan masyarakat untuk memikirkan, membicarakan dan memecahkan persoalan yang muncul dari perbedaan secara terbuka, rasional dan damai. Kekerasan antar kelompok yang meledak secara sporadis di akhir tahun 1990-an di berbagai kawasan di Indonesia menunjukkan betapa rentannya rasa kebersamaan yang dibangun dalam Negara-Bangsa, betapa kentalnya prasangka antara kelompok dan betapa rendahnya saling pengertian antar kelompok. Konteks global setelah tragedi September 11 dan invasi Amerika Serikat ke Irak serta 1 Muhaemin El-Ma'hady, Multikulturalisme dan Pendidikan Multikultural, dalam mailto:elmahady79@yahoo.com, 2004,hal.1 .
Abstrak Delegasi, reward, dan motivasi merupakan faktor penting dalam mendorong lahirnya prestasi... more Abstrak Delegasi, reward, dan motivasi merupakan faktor penting dalam mendorong lahirnya prestasi kerja guru.Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang delegasi, reward, dan motivasi dan pengaruhnya terhadap prestasi kerja guru. Kerangka konseptual penelitian dikembangkan berdasarkan delegasi, reward, dan motivasi kepala sekolah yang ada kaitannya dengan prestasi kerja guru yang meliputi (1) produktivitas kerja, (2) kualitas kerja, (3) inisiatif kerja, (4) tim kerja, dan (5) penyelesaian masalah.Terdapat 19 orang kepala sekolah dijadikan sampel dalam penelitian ini. Penelitian ini menggabungkan penelitian kuantitatif dan kualitatif (mixed methods research). Data dianalisis menggunakan mean, standar deviasi, dan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, penelitian membuktikan bahwa hanya delegasikepala sekolah pada SD, SLTP dan SLTA di Kota Jambi yang telah dipraktekkan dengan baik, sedangkan reward, dan motivasi belum dipraktekkan/dilaksanakan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan hanya delegasi yang memiliki korelasi yang signifikan dengan arah korelasi positif. Dengan demikian, diharapkan kepala sekolah memberi perhatian serius terhadapprestasi kerja guru untuk meningkatkan prestasi kerja guru dalam bentuk produktivitas kerja, kualitas kerja, inisiatif kerja, tim kerja, dan penyelesaian masalah. Kata Kunci: Delegasi, reward, motivasi dan prestasi kerja guru A. Pendahuluan Prestasi kerja guru merupakan produktivitas sekolah yang menjadi penentu keberhasilan sekolah dalam menjalankan program pembelajaran. Dengan prestasi kerja guru yang baik akan melahirkan peserta didik yang berkualitas serta mendorong lahirnya produktivitas sekolah yang baik. Untuk mewujudkan prestasi kerja guru yang baik tersebut tidaklah mudah, banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya adalah delegasi, reward dan motivasi kepala sekolah. Karena itu, dalam artikel ini akan
This paper based on research examines strategies to foster autism kids in schools with inclusive ... more This paper based on research examines strategies to foster autism kids in schools with inclusive needs named Unggul Sakti, Jambi, Indonesia. Children with autism generally have difficulty be autonomous. The tutor is required to be able to understand autism children. The purpose of this study is to explore the causal factors and strategies in fostering the autonomous among autistic children in the research location. Using a qualitative approach, with data collection techniques use observation, interviews, and documentation, this study found that the factors improve autonomous among autism children are endogenous and exogenous factors. Endogenous factors are factors derived from students themselves, physiological factors and psychological factors. Physiological factors include the physical condition of students, while psychological factors are talents, interests, independent attitudes, motivation, intelligent. While exogenous factors are family, school and community support. The strategy of teachers in increasing the autonomous of learning for autism children is by teaching children not to depend on others, staying confident in everything, and learning to be able to control themselves, especially emotions and moods that sometimes up and down.
Uploads
Books by Samsu su
Papers by Samsu su
Nusantara, Indonesia, has been a topic that has attracted several studies. The lack
of in-depth study of Hadrami in the context of its leadership is surprising. Many
scholars viewed that the Hadrami did not play much of a role. Generally, scholars
concluded that the motivation of the majority of Hadrami people to this part of the
world was only to trade, instead of spreading Islam or others. This fact contradicts
Jange’s opinion that with a role for Indo-Hadrami to make Indonesia a homeland, is
evidence that Hadrami has a leadership role, in addition to the role of history
a historical role. This article aimed to reveal the role of Hadrami’s leadership in
Islamizing Jambi. This study used a literature research method, namely literature
study, to obtain primary data and performed observation and interviews to get
supporting data. The primary data were analyzed using the text reading technique,
while the supporting one was treated using flowchart analysis. This study showed
that Hadrami’s leadership had at least the three roles of leadership management psychology in Islamizing Jambi they are historical, educational, and cultural. These
three roles are strongly suspected to be a factor in the Malay (Islamic) Sultanate
formation in Jambi. The implications of the findings show that Hadrami’s leadership
has had an impact on the entry of Islam in Jambi and has changed the social
religious order in Jambi from before. This fact contributes both theoretically to the
roles of Hadrami such as the role of history, education, culture, and psychology of
leadership management, as well as practically, contributing to the existence and
recognition of Islam in Jambi, as well as the policy contribution to the importance of
Hadrami’s role in advancing Jambi in terms of Islam and Islamic education.
Jambi, Indonesia, has become a topic of interest for several studies. The lack of indepth study of education and leadership gives a negative perception of SAD. This
article aims to reveal the influence of the Tumenggung leadership and the educational model in the context of SAD’s social life. The study used mixed methods. Data
were obtained through questionnaires, observations, interviews, and documentation. Using stratified random sampling, the research samples of as many as 242
people were selected. Data were analyzed using SPSS version 25.0 with regression
and flowchart analysis. The study partially proves that the variables presented are
significant, namely the leadership of Tumenggung (77.9%), the read-write-count
education model (56.5%), the political education model (72.2%), the environmental
education model (67.5%), and health education model (77%). Simultaneously, the
five variables also significantly influence the social life of SAD by 66.7%. It can be
concluded that Tumenggung’s leadership and educational model have a significant and positive impact on SAD’s social life, as shown by the rise of awareness of
reading, writing, and counting and political, environmental, and health-related
awareness.
Nusantara, Indonesia, has been a topic that has attracted several studies. The lack
of in-depth study of Hadrami in the context of its leadership is surprising. Many
scholars viewed that the Hadrami did not play much of a role. Generally, scholars
concluded that the motivation of the majority of Hadrami people to this part of the
world was only to trade, instead of spreading Islam or others. This fact contradicts
Jange’s opinion that with a role for Indo-Hadrami to make Indonesia a homeland, is
evidence that Hadrami has a leadership role, in addition to the role of history
a historical role. This article aimed to reveal the role of Hadrami’s leadership in
Islamizing Jambi. This study used a literature research method, namely literature
study, to obtain primary data and performed observation and interviews to get
supporting data. The primary data were analyzed using the text reading technique,
while the supporting one was treated using flowchart analysis. This study showed
that Hadrami’s leadership had at least the three roles of leadership management psychology in Islamizing Jambi they are historical, educational, and cultural. These
three roles are strongly suspected to be a factor in the Malay (Islamic) Sultanate
formation in Jambi. The implications of the findings show that Hadrami’s leadership
has had an impact on the entry of Islam in Jambi and has changed the social
religious order in Jambi from before. This fact contributes both theoretically to the
roles of Hadrami such as the role of history, education, culture, and psychology of
leadership management, as well as practically, contributing to the existence and
recognition of Islam in Jambi, as well as the policy contribution to the importance of
Hadrami’s role in advancing Jambi in terms of Islam and Islamic education.
Jambi, Indonesia, has become a topic of interest for several studies. The lack of indepth study of education and leadership gives a negative perception of SAD. This
article aims to reveal the influence of the Tumenggung leadership and the educational model in the context of SAD’s social life. The study used mixed methods. Data
were obtained through questionnaires, observations, interviews, and documentation. Using stratified random sampling, the research samples of as many as 242
people were selected. Data were analyzed using SPSS version 25.0 with regression
and flowchart analysis. The study partially proves that the variables presented are
significant, namely the leadership of Tumenggung (77.9%), the read-write-count
education model (56.5%), the political education model (72.2%), the environmental
education model (67.5%), and health education model (77%). Simultaneously, the
five variables also significantly influence the social life of SAD by 66.7%. It can be
concluded that Tumenggung’s leadership and educational model have a significant and positive impact on SAD’s social life, as shown by the rise of awareness of
reading, writing, and counting and political, environmental, and health-related
awareness.