Skip to main content
IRWAN EFFENDY

    IRWAN EFFENDY

    Pada zaman era globalisasi sekarang ini, teknologi informasi sangatlah berkembang pesat. Sehingga hampir setiap hari selalu ada perubahan dalam terobosan dunia komputerisasi untuk keperluan manusia. Media informasi yang ada sekarang ini... more
    Pada zaman era globalisasi sekarang ini, teknologi informasi sangatlah berkembang pesat. Sehingga hampir setiap hari selalu ada perubahan dalam terobosan dunia komputerisasi untuk keperluan manusia. Media informasi yang ada sekarang ini begitu beragam dari yang berbentuk kertas sampai elektronik, salah satu contoh adalah handphone. Dengan handphone, sekarang kita bisa mencari informasi apa saja layaknya internet. Begitu pula informasi mengenai rute jalan di kota yogyakarta. Tentu, dengan perangkat handphone yang telah didukung layanan GPRS WAP (Wireless Aplication Protocol) yang merupakan protokol aplikasi yang memungkinkan internet dapat diakses oleh telepon sellular dan perangkat wireless lainnya. WAP hadir untuk menjawab tantangan jaman informasi dimana setiap orang berhak mendapatkan informasi secara tepat dan akurat, tanpa mengenal waktu dan tempat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat sebuah aplikasi yang menggunakan fasilitas WAP yang berjudul “Sistem Informasi Lay...
    Salinitas merupakan salah satu parameter kualitas air yang mempengaruhi kehidupan hewan akuatik, termasuk molluska laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas enzim pencernaan amilase dan protease juvenil H. asinina yang... more
    Salinitas merupakan salah satu parameter kualitas air yang mempengaruhi kehidupan hewan akuatik, termasuk molluska laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas enzim pencernaan amilase dan protease juvenil H. asinina yang dipelihara pada salinitas berbeda. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok. Hewan uji dibagi berdasarkan kelompok ukuran panjang cangkang, yaitu 2,0-2,5 cm, 3,0-3,5 cm dan 4,0-4,5 cm dan dipelihara pada salinitas berbeda yaitu 26‰, 29­‰, 32­‰ dan 35‰ selama 30 hari. Selama masa pemeliharaan, hewan uji diberikan pakan alami Gracilaria verrucosa. Pengukuran aktivitas enzim pencernaan dilakukan pada hepatopankreas dan organ viscera. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salinitas media berbeda berpengaruh nyata terhadap aktivitas amilase dan protease (P<0,05). Aktivitas amilase pada salinitas 26‰, 29‰, 32‰ dan 35‰ berturut-turut yaitu 1,1387±0,2158 U/mg protein, 1,0908±0,3531 U/mg protein, 0,7595±0,1044 U/mg protein dan 0,7137±0,2014 ...
    Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan sintasan juvenil abalon (Haliotis asinina) yang diberi pakan mikroalga dan makroalga yang dipelihara dalam sistem IMTA. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Sumber... more
    Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan sintasan juvenil abalon (Haliotis asinina) yang diberi pakan mikroalga dan makroalga yang dipelihara dalam sistem IMTA. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Sumber Laut Nusantara. Desa tapulaga, kecamatan soropia selama 60 hari. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan, (A = Mikroalga (Bentik Diatom), (B = Makroalga G.verucosa), (C = G.arcuata) dengan 3 kelompok, (kelompok 1 = ukuran 2,1-2,3 cm), (kelompok 2 = ukuran 2,4-2,6 cm), (kelompok 3 = ukuran 2,7-2,9 cm). Pertumbuhan mutlak, sintasan dan kualitas air diamati selama penelitian. Hasil penelitian menunjukkan laju pertumbuhan abalon yang diberi miroalga dan makroalga tidak berbeda signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan mutlak (panjang cangkang dan bobot tubuh) Abalon yang diberi pakan mikroalga dan makroalga tidak berbeda nyata. Pertumbuhan mutlak panjang cangkang abalon berkisar antara 4,04-5,37 mm, se...
    Intensifikasi   budidaya   ikan gurame pada UKM (Kelompok Pembudidaya Carper)  mitra Program Kemitraan Masyarakat (PKM) sangat dibutuhkan untuk memenuhi permintaan benih yang semakin     besar.      Intensifikasi ini dilakukan    dengan... more
    Intensifikasi   budidaya   ikan gurame pada UKM (Kelompok Pembudidaya Carper)  mitra Program Kemitraan Masyarakat (PKM) sangat dibutuhkan untuk memenuhi permintaan benih yang semakin     besar.      Intensifikasi ini dilakukan    dengan mengingtegrasikan system budidaya resirkulasi dan penggunaan pakan formulasi komersial.  Penerapan sistem budidaya resirkulasi diterapkan karena pembudidaya memiliki lahan dan air terbatas terutama di musim kemarau  sedangkan pemanfaatan pakan formulasi pada induk dan benih dilakukan untuk mendukung dan mempercepat pematangan gonad, proses pemijahan, produksi benih dan pembesaran benih.    Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan  produksi  dan  menghasilkan  benih  berkualitas sehingga meningkatkan pendapatan UKM Mitra. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Margacinta, Kab. Konawe Selatan, Prov. Sulawesi Tenggara. Produksi dan budidaya massal benih dilakukan menggunakan bak fiber ukuran 1 ton dan diterapkan system pendederan bertahap dan setiap tahap d...
    The striped catfi sh (Pangasianodon hypophthalmus) (Sauvage), also referred to as tra catfi sh or sutchi catfi sh, farming sector is an icon of aquaculture development in Vietnam and globally. Over a decade it has developed from a humble... more
    The striped catfi sh (Pangasianodon hypophthalmus) (Sauvage), also referred to as tra catfi sh or sutchi catfi sh, farming sector is an icon of aquaculture development in Vietnam and globally. Over a decade it has developed from a humble backyard operation to one that currently accounts for the production of over one million tonnes, employing over 180 000 rural poor, and generating an export income exceeding US$ 1.4 billion (2010). It accounts for the highest average production, ranging from 200 to 400 t ha?1 crop, ever recorded for the primary production sector. The system is integrated and incorporates seed production, fry to fi ngerling rearing and grow-out, and is concentrated in a few provinces in the Mekong Delta (8°33'–10°55'N, 104°30'–106°50'E), along two branches of the Mekong River. In essence, perhaps, the initial trade restrictions on catfi sh exports to the USA provided the impetus and then the associated developments from 2002 to 2005 of the sector to a...
    Penelitian ini dilaksanakan selama 70 hari pada bulan Juli sampai September 2015 di hatchery Abalon, PT. Sumber Laut Nusantara.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui konsumsi pakan dan tingkat kematangan gonad (TKG) abalon ( H.... more
    Penelitian ini dilaksanakan selama 70 hari pada bulan Juli sampai September 2015 di hatchery Abalon, PT. Sumber Laut Nusantara.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui konsumsi pakan dan tingkat kematangan gonad (TKG) abalon ( H. asinina ) menggunakan jenis pakan G. salicornia dan G. arcuata dari alam dan hasil budidaya IMTA. Menggunakan acak lengkap (RAL) dengan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konsumsi pakan harian tertinggi terdapat pada perlakuan D ( G. arcuata hasil budidaya sistem IMTA dengan nilai yaitu 30,0 g/hari) dan persentase TKG III tertinggi abalon Jantan dan Betina terdapat pada perlakuan D ( G . arcuata hasil budidaya IMTA) dengan nilai masing-masing yaitu 87,77% dan 93,33%.  Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa perlakuan berbeda nyata terhadap konsumsi pakan dan tingkat kematangan gonad abalon  (P < 0,05). Kata Kunci: Induk abalon ( H . asinina ), Konsumsi pakan , Tingkatkematangan gonad, Sistem IMTA
    Two methods, tissue culture, and mass selection are generally used to improve the quality of the seedlings of the red algae K. alvarezii. Mass selection is relatively new to be adapted to the Indonesian seaweed farming. In this study we... more
    Two methods, tissue culture, and mass selection are generally used to improve the quality of the seedlings of the red algae K. alvarezii. Mass selection is relatively new to be adapted to the Indonesian seaweed farming. In this study we attempted to cultivate the seaweed for 10 months (February-November 2013) in Bungin Permai coastal waters, South Konawe, Indonesia. Cultivation was performed for 30 days of each cycle, using long-line method. Each rope contained had distance between clumps of 15-, 20-, 25- and 30-cm. The selection was carried out until 9th generation. The results showed that the daily growth rates (DGRs) among treatments were found to vary and tended to have seasonal variation. Minimum DGRs occurred in October while the maximum was in April/May. The DGRs range was from 3.81±1.80%/day to 8.32±1.12%/day while mean annual DGRs of 15-, 20-, 25- and 30- cm PD were 6.46±1.98, 6.62±2.00, 6.74±2.01, and 6.90±2.03%/day, respectively. No significant differences was found among...
    Abstrak Perkembangan metamorfosis dan pertumbuhan larva abalon hybrid sampai juvenil muda umur 35 hari telah diteliti setelah larva ditransfer pada tingkat salinitas yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salinitas yang... more
    Abstrak Perkembangan metamorfosis dan pertumbuhan larva abalon hybrid sampai juvenil muda umur 35 hari telah diteliti setelah larva ditransfer pada tingkat salinitas yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salinitas yang optimum untuk menunjang perkembangan metamorfosis dan pertumbuhan larva abalon hybrid sampai juvenil muda umur 35 hari dalam hal memperoleh benih abalon yang unggul. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 taraf perlakuan (salinitas 30, 33, dan 36 ppt) dan 3 ulangan. Perbedaan salinitas yang diberikan tidak memiliki pengaruh terhadap perkembangan metamorfosis dan pertumbuhan larva abalon hybrid, dan untuk perkembangan metamorfosisnya masih memiliki pola yang sama dengan jenis abalon perindukannya. Pertumbuhan rata-rata panjang cangkang pada akhir penelitian yaitu, 2.42 mm di salinitas 30 ppt, 2.51 mm di salinitas 33 ppt, dan 2.10 mm di salinitas 36 ppt. Sedangkan untuk lebar cangkang yang didapatkan yaitu, 1.78 di salinitas 3...
    ABSTARAK   Latar Belakang : Personal hygiene menstruasi merupakan suatu perilaku individu atau perorangan dalam menjaga kesehatan dan hygiene pada bagian organ genetalia pada wanita selama mengalami masa menstruasi. Tujuan Penelitian :... more
    ABSTARAK   Latar Belakang : Personal hygiene menstruasi merupakan suatu perilaku individu atau perorangan dalam menjaga kesehatan dan hygiene pada bagian organ genetalia pada wanita selama mengalami masa menstruasi. Tujuan Penelitian : untuk mengetahui hubungan  perilaku personal hygiene saat menstruasi dengan gejala pruritus vulvae pada remaja putri yang datang berobat pada puskesmas (PKM) Antang Kota Makassar. Metode : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 124 responden dan  jumlah sampel sebanyak 70 responden, dengan tehnik pengambilan sampling menggunakan teknik purposive sampling, alat yang digunakan adalah kuisioner dalam bentuk google form. Hasil Penelitian : Didapatkan sebagian besar responden memiliki perilaku personal hygiene dalam kategori baik yaitu sebanyak 39 (55.7%) responden dan sebagian besar responden mengalami gejala pruritus vulvae dalam kategori  sedang yaitu seban...
    ABSTARAK   Latar Belakang : Personal hygiene menstruasi merupakan suatu perilaku individu atau perorangan dalam menjaga kesehatan dan hygiene pada bagian organ genetalia pada wanita selama mengalami masa menstruasi. Tujuan Penelitian :... more
    ABSTARAK   Latar Belakang : Personal hygiene menstruasi merupakan suatu perilaku individu atau perorangan dalam menjaga kesehatan dan hygiene pada bagian organ genetalia pada wanita selama mengalami masa menstruasi. Tujuan Penelitian : untuk mengetahui hubungan  perilaku personal hygiene saat menstruasi dengan gejala pruritus vulvae pada remaja putri yang datang berobat pada puskesmas (PKM) Antang Kota Makassar. Metode : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 124 responden dan  jumlah sampel sebanyak 70 responden, dengan tehnik pengambilan sampling menggunakan teknik purposive sampling, alat yang digunakan adalah kuisioner dalam bentuk google form. Hasil Penelitian : Didapatkan sebagian besar responden memiliki perilaku personal hygiene dalam kategori baik yaitu sebanyak 39 (55.7%) responden dan sebagian besar responden mengalami gejala pruritus vulvae dalam kategori  sedang yaitu seban...
    Abstrak Pemeliharaan tentang perbandingan pertumbuhan dan sintasan populasi abalon yang dipelihara bersama sponge dan rumput laut telah dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sponge dan rumput laut terhadap laju... more
    Abstrak Pemeliharaan tentang perbandingan pertumbuhan dan sintasan populasi abalon yang dipelihara bersama sponge dan rumput laut telah dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sponge dan rumput laut terhadap laju pertumbuhan dan sintasan populasi abalon dengan pemberian pakan makroalga jenis G. verrucosa. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Sumber Laut Sejahtera Desa Tapulaga Kecamatan Soropia selama 60 hari. Hewan uji yang digunakan sebanyak 150 individu pada tiap populasi. Pada populasi A dipelihara bersama sponge, populasi B dipelihara bersama sponge dan rumput laut, dan populasi C dipelihara bersama rumput laut. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi untuk mengetahui perubahan panjang dan bobot ketiga populasi hewan uji. Hasil analisis regresi pada populasi menunjukkan persamaan populasi A ; Panjang (mm) = 35,774 + ,45609 * Berat (g) =-41,87 + 1,3627 *, populasi B ; Panjang (mm) = 34,314 + ,53727 * Berat (g) =-31,82 + 1,1335 *, dan populasi C P...
    Pemanfaatan substrat yang berbeda diuji pada penelitian ini untuk melihat respon sintasan larva abalon Haliotis asinina .Penelitian ini dilakukan di Hatchery PT. Sumber Laut Nusantara kerjasama LP2T-SPK di Desa Tapulaga, Kecamatan... more
    Pemanfaatan substrat yang berbeda diuji pada penelitian ini untuk melihat respon sintasan larva abalon Haliotis asinina .Penelitian ini dilakukan di Hatchery PT. Sumber Laut Nusantara kerjasama LP2T-SPK di Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan yaitu perlakuan A (substrat plat waring), perlakuan B (substrat plat semen), dan perlakuan C (substrat plat plastik),dengan menggunakan larva veliger pada sistem flow through dengan pemberian pakan berupa mix diatom. Komposisi dari mix diatom yang digunakan adalah jenis Synedra sp., Melosira sp., Navicula sp., dan Nitzschia sp. Pada hari ke-50 pemeliharaan larva, diperoleh nilai rata-rata persentase sintasan larva pada tiap perlakuan substrat plat waring, substrat plat semen, dan substrat plat plastik, berturut-turut adalah sebesar 1,03%, 1,39%, dan 1,09%. Namun, hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menu...
    Pemeliharaan tentang perbandingan pertumbuhan dan sintasan populasi abalon yang dipelihara bersama sponge dan rumput laut telah dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sponge dan rumput laut terhadap laju pertumbuhan... more
    Pemeliharaan tentang perbandingan pertumbuhan dan sintasan populasi abalon yang dipelihara bersama sponge dan rumput laut telah dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sponge dan rumput laut terhadap laju pertumbuhan dan sintasan populasi abalon dengan pemberian pakan makroalga jenis G. verrucosa. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Sumber Laut Sejahtera Desa Tapulaga Kecamatan Soropia selama 60 hari. Hewan uji yang digunakan sebanyak 150 individu pada tiap populasi. Pada populasi A dipelihara bersama sponge, populasi B dipelihara bersama sponge dan rumput laut, dan populasi C dipelihara bersama rumput laut. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi untuk mengetahui perubahan panjang dan bobot ketiga populasi hewan uji. Hasil analisis regresi pada populasi menunjukkan persamaan populasi A ; Panjang (mm) = 35,774 + ,45609 * Berat (g) = -41,87 + 1,3627 *, populasi B ; Panjang (mm) = 34,314 + ,53727 * Berat (g) = -31,82 + 1,1335 *, dan populasi C Panjang...
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan sintasan juvenil abalon ( Haliotis asinina ) yang diberi pakan mikroalga dan makroalga yang dipelihara dalam sistem IMTA. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Sumber Laut... more
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan sintasan juvenil abalon ( Haliotis asinina ) yang diberi pakan mikroalga dan makroalga yang dipelihara dalam sistem IMTA. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Sumber Laut Nusantara. Desa tapulaga, kecamatan soropia selama 60 hari. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan, (A = Mikroalga (Bentik Diatom), (B = Makroalga G.verucosa ), (C = G.arcuata ) dengan 3 kelompok, (kelompok 1 = ukuran 2,1- 2,3 cm), (kelompok 2 = ukuran 2,4-2,6 cm), (kelompok 3 = ukuran 2,7-2,9 cm). Pertumbuhan mutlak, sintasan dan kualitas air diamati selama penelitian. Hasil penelitian menunjukkan laju pertumbuhan abalon yang diberi miroalga dan makroalga tidak berbeda signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan mutlak (panjang cangkang dan bobot tubuh) Abalon yang diberi pakan mikroalga dan makroalga tidak berbeda nyata. Pertumbuhan mutlak panjang cangkang abalon berkisar antara 4,04 – 5,37 mm, sed...
    Penelitian ini bertujuan adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan sintasan juvenil abalon H. asinina dengan frekuensi pemberian pakan formulasi yang dipelihara pada sistem IMTA (Integrated Multi-Trophic Aquaculture). Penelitian ini... more
    Penelitian ini bertujuan adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan sintasan juvenil abalon H. asinina dengan frekuensi pemberian pakan formulasi yang dipelihara pada sistem IMTA (Integrated Multi-Trophic Aquaculture). Penelitian ini dilaksanakan di PT. Sumber Laut Sejahtera Desa Tapulaga Kecamatan Soropia selama 60 hari. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan (A=pemberian pakan 2 kali sehari), (B=pemberian pakan 1 kali sehari), (C=pemberian pakan 2 hari sekali), dengan 3 kelompok ukuran (kelompok 1=2,5-3,0 cm), (kelompok 2=3,1-3,5), (kelompok 3=3,6-4,0). Laju pertumbuhan, konsumsi pakan, FCR (Feed Convertion Ratio) dan tingkat kelangsungan hidup diamati selama penelitian ini dengan kualiitas air yang dipertahankan pada kisaran antara 28-29°C, salinitas 36-37 ppt, serta pH 7-8, DO 2,9-7,8 mg/L., amoniak 0,60 mg/L, dan nitrat 0,21 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan mutlak tertinggi ditunjukkan pada pemberian pakan 1 kali seh...
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan persentase setiap jenisbentik diatomserta tingkat kelangsungan hidup larva abalon H. asinina yang dipelihara pada kolektor waring hijau, lempengan plastik dan kolektor batu karang.... more
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan persentase setiap jenisbentik diatomserta tingkat kelangsungan hidup larva abalon H. asinina yang dipelihara pada kolektor waring hijau, lempengan plastik dan kolektor batu karang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan kolektor berbeda yaitu A (waring hijau), B (lempengan plastik) dan C (batu karang) dan menggunakan 3 kali pengulangan. Variabel yang diamati adalah jenis bentik diatom, persentase setiap jenis bentik diatom, pertumbuhan mutlak, dan sintasan. Jenis bentik diatom terbanyak terdapat pada perlakuan B dengan jumlah 32 jenis. Persentase jenis bentik diatom tertinggi diperoleh pada perlakuan B yaitu Achuanthidium minutissimum dengan nilai 36,20%. Pertumbuhan mutlak panjang cangkang tertinggi diperoleh pada perlakuan C dengan nilai 3,30 mm. Sintasan larva tertinggi diperoleh pada perlakuan B dengan nilai 4%. Kesimpulan penelitian ini adalah kolektor lempengan plastik bagus digunakan seb...
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai pertumbuhan dan sintasan juvenil abalon Haliotis asinina yang diberi pakan mikroalga dan makroalga yang dipelihara pada sistem IMTA ( Integrated Multi Trophic... more
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai pertumbuhan dan sintasan juvenil abalon Haliotis asinina yang diberi pakan mikroalga dan makroalga yang dipelihara pada sistem IMTA ( Integrated Multi Trophic Aquaculture ). Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan bertempat di Hatchery PT. Sumber Laut Nusantara di Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan,  A = (Bentik Diatom), B = ( Ulva fasciata ), C = ( Gracillaria arcuata ), dengan 3 kelompok, kelompok 1 = (ukuran : 22-25 cm), kelompok 2 = (ukuran : 26-29 cm), kelompok 3 = (ukuran : 30-33 cm). Pertumbuhan mutlak, Konsumsi pakan, Sintasan dan Kualitas air diamati selama penelitian. Hasil penelitian menunjukkan laju pertumbuhan abalon Haliotis asinina yang diberi pakan mikroalga dan makroalga pada sistem IMTA memberikan respon yang tidak berbeda nyata antara perlakuan. Sintasan memiliki persentase kelangsun...
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis diatom yang hidup melekat sebagai epifit pada waring keramba budidaya abalon. Penelitian ini dilaksanakan selama 28 hari yaitu bulan Agustus – September 2016 yang bertempat di Hatchery Abalon... more
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis diatom yang hidup melekat sebagai epifit pada waring keramba budidaya abalon. Penelitian ini dilaksanakan selama 28 hari yaitu bulan Agustus – September 2016 yang bertempat di Hatchery Abalon PT. Sumber Laut Sejahtera kerjasama LP2T-SPK (Lembaga Pengembangan dan Penerapan Teknologi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan), di Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa spesies diatom epifit yang ditemukan menempel pada waring keramba budidaya abalon dan dikultur pada fiber tank yaitu terdapat 66 spesies. Komposisi spesies diatom epifit yang dominan adalah spesies Nitzschia reversa dan Achnanthidium minutissimum dengan persentase 24% dan 23%. Kata kunci : Diatom Epifit, Diatom Bentik, Kultur Diatom
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan sintasan jevenil abalon (H. asinina) dengan pemberian pakan formulasi berbeda yang dipelihara pada sistem IMTA (Integrated Multi Tropic Aquaculture). Penelitian ini dilakukan di... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan sintasan jevenil abalon (H. asinina) dengan pemberian pakan formulasi berbeda yang dipelihara pada sistem IMTA (Integrated Multi Tropic Aquaculture). Penelitian ini dilakukan di PT. Sumber Laut Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara selama 60 hari. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan pakan formulasi dengan binder berbeda dan 3 kelompok berdasarkan ukuran panjang cangkang. Ekstrak agar dan ekstrak karagenan digunakan sebagai perlakuan A dan B, sedangkan tepung sagu dan tepung terigudigunakan sebagai perlakuan C dan D. juvenil abalon yang digunakan berdasarkan ukuran panjang cangkan yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok ukuran , kelompok 1 (2,5-3,0 cm), kelompok 2 (3,1-3,5 cm), dan kelompok 3 (3,6-4,0). Laju pertumbuhan, konsumsi pakan, Feed Conversion Ratio (FCR), sintasan diamati selama penelitian dengan kualitas air yang dipertahankan pada kisaran...
    The island of Sulawesi, Indonesia, is recognized by the government of Indonesia as a major area for development of mariculture. Within Sulawesi, one of the least developed areas is SE Sulawesi Province, which consists of twelve districts,... more
    The island of Sulawesi, Indonesia, is recognized by the government of Indonesia as a major area for development of mariculture. Within Sulawesi, one of the least developed areas is SE Sulawesi Province, which consists of twelve districts, comprising ten regencies and two towns, including Kendari which is the major population and commercial centre. Photo: Typical cage farms in Kendari Bay, SE Sulawesi. SE Sulawesi is a relatively impoverished region of Indonesia. The fishery related activities are of importance to this region and currently estimated to account for about 12 percent of the annual GDP, to which mariculture contributes approximately 3-4 percent. In 2007 aquaculture production in the Province reached 153,160 t, valued at approximately 1000 billion Indonesian Rupia, with seaweed production showing the highest growth. A total of 115,483 households and 160,140 persons were involved in aquaculture in the Province.
    Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang dan bobot populasi juvenil abalon ( Haliotis asinina ) pada tiga kelompok. Penelitian dilaksanakan di Hatchery abalon Desa Tapulaga Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe Sulawesi... more
    Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang dan bobot populasi juvenil abalon ( Haliotis asinina ) pada tiga kelompok. Penelitian dilaksanakan di Hatchery abalon Desa Tapulaga Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara selama 90 hari. Ukuran hewan uji yang digunakan masing-masing kelompok populasi A (31,35-38,31 mm) sebanyak 21 ekor, kelompok populasi B (38,32–45,27 mm) sebanyak 97 ekor dan kelompok populasi C (45,28–52,60 mm) sebanyak 182 ekor. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi dengan melihat perubahan panjang dan bobot tubuh kelompok populasi abalon. Hasil analisis regresi pada tiga kelompok hewan uji menunjukkan persamaan berturut-turut populasi A; Panjang = 27,441+0,972* Berat = ­5,169+0,378* B; Panjang = 35,728+0,445* Berat= ­30,55+1,068*,  serta C; Panjang = 42,942+0,245* Berat= -35,05+1,177*. Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat diketahui bahwa pertambahan panjang cangkang tertinggi yaitu pada populasi A kemudian tertinggi kedua pada p...
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju perbandingan persentase matang gonad pada induk abalon jenis H. asinina yang dipelihara pada sistem berbeda, yaitu sistem IMTA dan sistem raceway .  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju perbandingan persentase matang gonad pada induk abalon jenis H. asinina yang dipelihara pada sistem berbeda, yaitu sistem IMTA dan sistem raceway .  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015-April 2016 bertempat di Hatchery Abalon PT. Sumber Laut Nusantara kerjasama LP2T-SPK, Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik Uji T-Test.  Hewan uji yang digunakan adalah induk abalon (Haliotis asinina) dengan panjang cangkang 5.3-5.9 cm dengan pemberian pakan jenis L aurensia papillosa .  Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kematangan gonad tertinggi induk abalon (TKG II) terdapat pada sistem IMTA yaitu 88.75% dibanding pada sistem raceway yaitu 68.75%. Tingkat konsumsi pakan tertinggi terdapat pada sistem IMTA yaitu 258.36 g/hari dibanding pada sistem raceway yaitu 215.39%.  Pertumbuhan mutlak panjang cangkang dan b...
    Pengamatan terhadap pertumbuhan dan sintasan juvenil abalon ( Haliotis asinina) dengan intensitas cahaya berbeda telah dilakukan selama 3 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan sintasan juvenil abalon  H.... more
    Pengamatan terhadap pertumbuhan dan sintasan juvenil abalon ( Haliotis asinina) dengan intensitas cahaya berbeda telah dilakukan selama 3 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan sintasan juvenil abalon  H. asinina yang menggunakan pakan diatom dan  galacilaria verrucosa yang dipelihara pada intensitas cahaya berbeda. Juvenil abalon dipelihara pada container dengan volume air 60 l dengan kepadatan tebar 15 ekor per container. Juvenil diberi pakan diatom dan glacilaria verrucosa secara ad libitum . Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan, perlakuan A ( ambient ), B (400 lux), C (800 lux) dengan 3 kelompok. Variabel yang diamati adalah pertumbuhan, sintasan, konsumsi pakan dan kualitas air meliputi suhu, pH, dan salinitas. Analisis sidik ragam ANOVA menunjukkan  bahwa perlakuan ambient bepengaruh nyata (p 0.05).  Sedangkan perlakuan B (400 Lux ) dan C (800 Lux) tidak berpengaruh nyata terhadap semua variable yang diamati....
    Seaweed growth can be influenced by internal and external factors. One of which possibly could affect the growth of seaweed in cultivation area is weight of seed during cultivation process. The aim of this research was to understand the... more
    Seaweed growth can be influenced by internal and external factors. One of which possibly could affect the growth of seaweed in cultivation area is weight of seed during cultivation process. The aim of this research was to understand the seed weight impact on growth and carrageenan content of Eucheuma spinosum. The study was conducted during 3 months (January – March 2014). The research used Complete Random Design with 3 treatments and 3 replications. First treatment was seed weight of 50 g, second treatment seed weight of 100 g, and the third treatment seed weight of 150 g. The results showed that the highest specific growth rate (SGR) was found in treatment of 50 g of seed weight with 4.14%/day, followed by 100 g of seed weight with 3.24%/day, and at the lowest with 150 g seed weight treatment with 2.98%/days. The highest E. spinosum carrageenan content was found within the initial seed weight of 50 g with 50.03%, followed by initial seed weight of 150 g with 49.51% and at the lowe...
    Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan juvenil abalon Haliotis asinina yang dipelihara bersama spons yang berbeda ( Stylotella aurantium , Halichondria panicea , Callyspongia aerizusa ). Penelitian... more
    Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan juvenil abalon Haliotis asinina yang dipelihara bersama spons yang berbeda ( Stylotella aurantium , Halichondria panicea , Callyspongia aerizusa ). Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan menggunakan sistem IMTA ( Integrated Multi Tropic Akuakultur). Sebanyak 90 ekor juvenil abalon dimasukkan kedalam keranjang plastik masing-masing 10 ekor, di tempatkan dalam kolam IMTA dipelihara bersama spons. Sebuah penelitian dengan tiga perlakuan (A= Halichondria panicea ), (B= Stylotella aurantium ), (C= Callispongia aerizusa ) dengan 3 kelompok, kelompok 1 = (ukuran 34-37 cm), kelompok 2 = (ukuran 38-41 cm), kelompok 3 = (ukuran 32-35). Hasil penelitian menunjukkan studi pertumbuhan juvenile abalone H. asinina yang dipelihara bersama spons yang berbeda memberikan respon yang tidak berbeda nyata antara perlakuan. Hasil penelitian ini  menunjukkan bahwa pertumbuhan rata-rata pertambahan panjang cangkang dan bobot tub...
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atraktabilitas, stabilitas dan kandungan nutrisi pakan formulasi abalon ( H. asinina ) yang menggunakan jenis rumput laut berbeda sebagai bahan perekat. Penelitian ini dilakukan di PT. Sumber Laut... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atraktabilitas, stabilitas dan kandungan nutrisi pakan formulasi abalon ( H. asinina ) yang menggunakan jenis rumput laut berbeda sebagai bahan perekat. Penelitian ini dilakukan di PT. Sumber Laut Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Metode yang digunakan uji atraktabilitas adalah metode deskriptif sedangkan untuk uji stabilitas dan kandungan nutrisi disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan pakan formulasi dengan binder berbeda.  Tepung terigu dan tepung E.cottonii digunakan sebagai perlakuan A dan B, sedangkan tepung G.verrucosa dan tepung U.fasciata digunakan sebagai perlakuan C dan D.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan dengan campuran tepung E.cottonii sebagai binder memiliki atraktabilitas yang paling tinggi.  Untuk nilai stabilitas yang paling tinggi ditunjukkan oleh pakan formulasi yang menggunakan terigu sebagai binder kemudian secara berurutan diikuti oleh tepung E.c...
    Penelitian ini telah dilaksanakan selama 70 hari pada bulan Juli sampai September 2015 di hatchery Abalon, PT. Sumber Laut Nusantara. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui konsumsi pakan dan tingkat kematangan gonad (TKG) abalon (... more
    Penelitian ini telah dilaksanakan selama 70 hari pada bulan Juli sampai September 2015 di hatchery Abalon, PT. Sumber Laut Nusantara. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui konsumsi pakan dan tingkat kematangan gonad (TKG) abalon ( H. asinina ) menggunakan sumber pakan yang berbeda. Penelitian ini menggunakan dua jenis makro alga setiap spesies diambil dari  sumber yang berbeda. Empat pakan perlakuan diberikan kepada abalon yakni pakan Ulfa fasciata dari alam (UFA), U . fasciata hasil budidaya sistem IMTA (UF IMTA), G racillaria arcuata dari alam (GAA) dan G . arcuata hasil budidaya sistem IMTA (GA IMTA), menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase TKG III tertinggi abalon Jantan dan Betina terdapat pada perlakuan D ( G . arcuata hasil budidaya IMTA) dengan nilai masing-masing yaitu 86,67%, 93,33%. Konsumsi pakan harian tertinggi terdapat pada G. arcuata hasil budidaya sistem IMTA (23,5 g/hari).  Hasil analis...
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsumsi pakan dan kematangan gonad abalon jantan Haliotis asinina menggunakan pakan yang berasal dari lingkungan yang berbeda . Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember – Maret 2016 di... more
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsumsi pakan dan kematangan gonad abalon jantan Haliotis asinina menggunakan pakan yang berasal dari lingkungan yang berbeda . Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember – Maret 2016 di PT. Sumber Laut Nusantara Desa Tapulaga Kecamatan Soropia.Penelitian ini berlangsung selama 75 hari, dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Hewan uji berjumlah 45 ekor dengan rata-rata panjang cangkang 60-69 mm dengan 3 perlakuan pakan E. spinosum hasil budidaya IMTA, E.  spinosum dari alam dan E. spinosum kering. Pemberian 3 jenis pakan dilakukan secara ad libitum . Hasil analisis ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa tingkat konsumsi pakan memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P 0,05). Hasil pengukuran kualitas air selama penelitian yaitu suhu berkisar 26-29 o C, salinitas 30-32 ppt dan pH 8-8,5. Kata kunci : Abalon Jantan ( H. asinina ), E. spinosum , Tingkat Konsumsi Pakan, Kematangan Gonad, IMTA (Sistem Budidaya Terpadu).
    Tiga kelompok populasi abalon yang dipelihara menggunakan drum plastik pada kawasan IMTA dengan kepadatan berbeda telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan pertumbuhan, panjang berat populasi abalon yang dipelihara... more
    Tiga kelompok populasi abalon yang dipelihara menggunakan drum plastik pada kawasan IMTA dengan kepadatan berbeda telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan pertumbuhan, panjang berat populasi abalon yang dipelihara menggunakan drum plastik, sebagai organisme utama pada kawasan IMTA. Penelitian dilaksanakan di Hatchery PT. Sumber Laut Nusantara Desa Tapulaga Kecamatan Soropia selama 2 bulan. Kepadatan yang digunakan masing-masing populasi A (150 individu), populasi B (250 individu) dan C (350 individu), sehingga total hewan uji yang digunakan selama penelitian adalah 750 individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga kelompok populasi hewan uji selama penelitian mengalami pertambahan dimana panjang cangkang tertinggi pada populasi A 0.48 mm, kemudian diikuti populasi B 0.20 mm, dan populasi C 0.04 mm. Selanjutnya hasil pengukuran parameter kualitas air selama penelitian memiliki kisaran masing-masing suhu berkisar antara 29 – 30 o C, salinitas 34 - 36 ppt...
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah jenis dan kepadatan bentik mikroalga dari masing-masing sumber ( E. acoroides dan G. arcuata ) dengan menggunakan metode kultur pada sistem IMTA.Penelitian ini dilakukan dihatchery... more
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah jenis dan kepadatan bentik mikroalga dari masing-masing sumber ( E. acoroides dan G. arcuata ) dengan menggunakan metode kultur pada sistem IMTA.Penelitian ini dilakukan dihatchery abalon, Desa Tapulaga selama 2 bulan dari bulan januari sampai maret 2017. Enhalus acoroides  dan Gracilaria arcuata yang menjadi sumber bentik mikroalga dikultur pada bak IMTA. Kolektor yang digunakan untuk setiap sumber bentik sebanyak 15 kolektor.Organisme IMTA yang digunakan yaitu abalon, G.arcuata , sponge dan teripang.Pengambilan sampel dilakukan pada awal penelitian dan dilakukan 2 minggu sekali.Bentik mikroalga yang didapatkan dikarakterisasi dengan analisis deskriptif.Hasil yang didapatkan yaitu jenis bentik mikroalga 31 jenis.Kepadatan total untuk E. acoroides sebesar 109.050 sel/cm 2 dan G. arcuata sebesar 82.250 sel/cm 2 . Kata kunci: Bentik Mikroalga, E. acoroides , G. arcuata , Kepadatan, IMTA
    Perkembangan metamorfosis dan pertumbuhan larva abalon hybrid sampai juvenil muda umur 35 hari telah diteliti setelah larva ditransfer pada tingkat salinitas yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salinitas yang optimum... more
    Perkembangan metamorfosis dan pertumbuhan larva abalon hybrid sampai juvenil muda umur 35 hari telah diteliti setelah larva ditransfer pada tingkat salinitas yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salinitas yang optimum untuk menunjang perkembangan metamorfosis dan pertumbuhan larva abalon hybrid sampai juvenil muda umur 35 hari dalam hal memperoleh benih abalon yang unggul. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 taraf perlakuan (salinitas 30, 33, dan 36 ppt) dan 3 ulangan. Perbedaan salinitas yang diberikan tidak memiliki pengaruh terhadap perkembangan metamorfosis dan pertumbuhan larva abalon hybrid, dan untuk perkembangan metamorfosisnya masih memiliki pola yang sama dengan jenis abalon perindukannya. Pertumbuhan rata-rata panjang cangkang pada akhir penelitian yaitu, 2.42 mm di salinitas 30 ppt, 2.51 mm di salinitas 33 ppt, dan 2.10 mm di salinitas 36 ppt. Sedangkan untuk lebar cangkang yang didapatkan yaitu, 1.78 di salinitas 30 ppt, 1...
    Absol u te growth and shell color of juvenile H asinina was moni tored over a period of 2-months in an experiment consisting of 8 treatments with 3 repl icates (n = !O individuals per replicate). The treatments were: fresh red seaweed (... more
    Absol u te growth and shell color of juvenile H asinina was moni tored over a period of 2-months in an experiment consisting of 8 treatments with 3 repl icates (n = !O individuals per replicate). The treatments were: fresh red seaweed ( Gracillaria verrucosa), and green algae ( Viva lactuca) and 6 formulated . feeds using different seaweed meals. This study is an attempt made on the effects of partially replacing fish meal with aigae (U lactuca) of the formulated feeds on the growth This preliminary study investigated the effect of seaweed and formulated feed on the growth, the shell color of this abalone and survival of abalone. The result s showed that the absolute growth of abalone fed by macroalgae G.verrucosa higher .than abalone fed with other feed and significantly different from the makroalgae U lactuca and others feeds fommlated. Results showed that abalones fed the seaweed G. 'verrucosa and formulated feed with G. verrucosa meal had dark - brown shells. However, abalon...
    Kualitas telur merupakan indikator dari keberhasilan pembenihan abalon karena berhubungan dengan penetasan dan fertilisasi.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kualitas telur yang dihasilkan oleh induk abalon H.... more
    Kualitas telur merupakan indikator dari keberhasilan pembenihan abalon karena berhubungan dengan penetasan dan fertilisasi.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kualitas telur yang dihasilkan oleh induk abalon H. asinina yang mengkonsumsi pakan makroalga jenis Gracillaria arcuata , Gracillaria verrucosa dan pakan formulasi yang menggunakan ekstrak karagenan yang ditinjau dari segi ukuran diameter telur.  Analisis data menggunakan analisis kuantitatif yang dideskripsikan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter rata-rata tertinggi pada telur sebelum terbuahi yaitu berturut-turut perlakuan C (Pakan Formulasi yang menggunakan ekstrak karagenan) 166,66 µm, perlakuan B ( Gracillaria verrucosa ) 161 µm dan perlakuan A ( G. arcuata ) 143,75 µm.  Sedangkan pada telur yang telah terbuahi rata-rata diameter tertinggi pada perlakuan B ( G. verrucosa ) yaitu 168,57 µm, kemudian perlakuan C (pakan formulasi) yaitu 168 µm, dan yang terendah pada perlakuan A ( G. arcuata ) ...
    pada otot kaki abalon ( Haliotis asinina ) dan kolektor bentik diatom yang dipelihara pada sistem IMTA ( Integrated Multi-Trophic Aquaculture ) Out Door. Penelitian ini dilakukan di Hatchery Abalon, Desa Tapulaga selama 35 hari, dari... more
    pada otot kaki abalon ( Haliotis asinina ) dan kolektor bentik diatom yang dipelihara pada sistem IMTA ( Integrated Multi-Trophic Aquaculture ) Out Door. Penelitian ini dilakukan di Hatchery Abalon, Desa Tapulaga selama 35 hari, dari Oktober sampai November 2016. Kolektor pelekatan bentik dan otot kaki abalon digunakan sebagai sumber bentik diatom. Tiga waring (1m x 1m x 1,5m) berisi 6 abalon (5,0 – 5,5 cm), 10 kolektor pelekatan bentik (15 cm x 16 cm), sponge dan rumput laut  untuk setiap waring pada kolam IMTA out door. Tiga jenis sponge berbeda untuk setiap waring  yaitu Callispongia sp., Spongila sp., dan Stylotella auratium yang ditempatkan pada waring berbeda. Pengambilan data dilakukan 3 kali setiap 2 minggu dimulai dari minggu pertama sampai minggu kelima. Bentik diatom yang didapatkan dikarakteristik dengan analisis deskriptif. Hasil yang didapatkan dikelompokkan berdasarkan klasifikasi kelas. Jumlah tertinggi dari bentik diatom yang ditemukan pada kolektor dan otot kaki ab...
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh padat penebaran terhadap waktu yang dibutuhkan oleh induk abalonjenis H. squamata untuk mencapai matang gonad. Penelitian ini dilaksanakan selama 63 hari, dari Agustus sampai Oktober2010... more
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh padat penebaran terhadap waktu yang dibutuhkan oleh induk abalonjenis H. squamata untuk mencapai matang gonad. Penelitian ini dilaksanakan selama 63 hari, dari Agustus sampai Oktober2010 di Pembenihan Abalon Kerja Sama Lembaga Pengkajian dan Penerapan Teknologi Sumber Daya Perikanan danKelautan PT. Sumber Laut Nusantara Desa Tapulaga Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara. Peneli -tian ini dirancang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan yaitu perlakuanA (4 induk), perlakuan B (8 induk), dan perlakuan C (12 induk) untuk tiap-tiap kontainer 60 liter. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa waktu kematangan gonad induk abalon yang dipelihara dengan perlakuan A, B, dan C yaitu rata-ratahari ke-51, hari ke-58, dan hari ke-61. Hasil pertumbuhan mutlak rata-rata panjang cangkang pada perlakuan A, B, dan Cberturut-turut yaitu 0,081±0,24 cm; 0,26±0,026 cm; dan 0,20±0,023 cm. Hasil analisis si...
    This study aimed to determine the protein content and free amino acid composition of abalone (Haliotis asinina) broodstock fed by fresh macroalgae and formulated diet. Hatchery produced abalones (16 month old) were used in this study.... more
    This study aimed to determine the protein content and free amino acid composition of abalone (Haliotis asinina) broodstock fed by fresh macroalgae and formulated diet. Hatchery produced abalones (16 month old) were used in this study. They were fed with 3 species of macroalgae: Gracilaria verrucosa (A), G. edulis (B) and Ulva lactuca (C) and 2 formulated feeds (D and E) for 60 days. The result showed that the protein content of abalone fed by macroalgae and formulated diets from the highest were 18.79±1.19% (B), 17.70±1.05% (A), 17.52±0.26% (C), 16.67±0.31% (D) and 14.59 ±0.56% (E), respectively. All of the fifteen amino acids (L-Isoleucine, L-Glutamic acid, L-Phenylalanine, L-Serine, LHistidine, L-Threonine, L-Proline, L-Tyrosine, L-Leucine, L-Aspartic acid, L-Lysine HCL, Glycine, LArginine, L-Alanine, L-Valine) of broodstock abalone fed formulated feed (D) were higher than those of G. verrucosa, formulated feed (E; with binder agar), G. edulis and U. lactuca. Four free amino acids...