Books by Hurriyah -Hurriyah
Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU), 2019
August Mellaz, hal. 25
“Pembiayaan Kampanye Pemilu 2019: Personal Vote dan Candidate-Centered Po... more August Mellaz, hal. 25
“Pembiayaan Kampanye Pemilu 2019: Personal Vote dan Candidate-Centered Politics dalam Bingkai Pemilu Serentak“.
Buku ini merupakan bunga rampai yang menyajikan sejumlah tulisan terkait dengan Kampanye Pemilu Serentak 2019.
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Papers by Hurriyah -Hurriyah
Journal of Southeast Asian Human Rights, 2020
Much of the studies on religious freedom in Indonesia have established a striking disconnection b... more Much of the studies on religious freedom in Indonesia have established a striking disconnection between constitutional protections and the actual implementation of religious freedom, underlining the state’s failure as a protector of human rights. Yet, the emphasis on human rights has overlooked why the levels of governmental restrictions are substantially increased in democratized Indonesia, creating a trend of shrinking religious freedom. Using the perspective of civic space, this study analyses the dynamics of such a trend and the involvement of the state as a primary determinant. To demonstrate how and in what way the state engages in creating shrinking religious freedom, this study uses a combination of literature reviews and inspection on past measurements on the religious freedom situation in Indonesia. This study argues that rather than ideological factors, the dynamics of shrinking religious freedom is more related to the unrelenting endeavors from state-actors and agencies ...
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Jurnal Politik, 2017
Studi ini membahas bagaimana peran aktor-aktor politik Mesir pada masa transisi yang menyebabkan ... more Studi ini membahas bagaimana peran aktor-aktor politik Mesir pada masa transisi yang menyebabkan kegagalan transisi demokrasi. Aktor-aktor tersebut diantaranya: 1) militer (SCAF (Supreme Council of Armed Forces)) yang mengambil alih kekuasaan sementara pada masa transisi; 2) kelompok Islam yang didalamnya termasuk Ikhwanul Muslimin dan kelompok Salafi; 3) elite rezim lama (status quo) yang merupakan elite sisa rezim Mubarak baik yang masih berada dalam struktur politik maupun yang telah tersingkir; dan 4) kelompok sekuler yang merupakan para elite dan aktivis masyarakat sipil yang muncul sejak revolusi anti-Mubarak. Interaksi aktor-aktor ini dianalisis dengan kerangka konsep transisi demokrasi dan teori elite dalam transisi yang dikemukakan oleh Higley dan Burton. Dari analisis tersebut, studi ini menemukan bahwa terjadi kegagalan elite settlement antara aktor-aktor politik Mesir akibat perbedaan ideologi dan gagalnya pengelolaan koalisi antara kelompok Islam dan kelompok sekuler. S...
Bookmarks Related papers MentionsView impact
MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi, 2018
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Jurnal Politik, 2019
Populisme bukanlah fenomena baru di Indonesia. Gerakan perlawanan populisme dalam sejarah Indones... more Populisme bukanlah fenomena baru di Indonesia. Gerakan perlawanan populisme dalam sejarah Indonesia muncul dalam berbagai bentuk, sejak masa Orde Lama hingga pasca-Orde Baru. Pada masa Orde Lama, muncul gagasan Nasakom (nasionalisme, agama, komunisme) yang digagas oleh Soekarno sebagai upaya melawan kolonialisme. Di akhir masa Orde Baru, muncul gerakan perlawanan mahasiswa yang menentang kekuasaan rezim otoritarianisme, dan bahkan berhasil menjatuhkan pemerintahan Soeharto. Pasca-Orde Baru, populisme hadir dalam bentuk munculnya figur-figur yang dianggap populis dan juga kebijakan-kebijakan populernya. Pada tahun 2016-2017, fenomena yang terkait dengan populisme juga terjadi, namun kali ini dalam bentuk aksi massa yang terkait isu keagamaan, yaitu Aksi Bela Islam (ABI) yang dimotori oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis UIama Indonesia (GNPF-MUI). Rangkaian Aksi Bela Islam ini melibatkan banyak elemen untuk menuntut keadilan hukum bagi Ahok yang dinilai telah menistakan Alqur...
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Jurnal Politik, 2019
Is a flourishing civil society’s political activism positively correlated with the deepening of I... more Is a flourishing civil society’s political activism positively correlated with the deepening of Indonesian democracy? This article addresses this question by examining the role of civil society in the 2014 presidential election in Indonesia, focusing on the collective actions of volunteer groups (known as Gerakan Relawan) that shaped both the election process and its result. While some studies on civil society activism in the 2014 presidential election suggested the connection between the role of volunteer movement and the democratic process in Indonesia, this paper suggests that the overpraised assumptions regarding the connection between civil society’s role and democratic consolidation, in the case of volunteer movement, needs to be reconsidered. This paper argues that although the activism of the volunteer movement has positively contributed to the democratic process of the 2014 election, however, realistic assessment of the volunteer movement confirms its problematic nature and...
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Uploads
Books by Hurriyah -Hurriyah
“Pembiayaan Kampanye Pemilu 2019: Personal Vote dan Candidate-Centered Politics dalam Bingkai Pemilu Serentak“.
Buku ini merupakan bunga rampai yang menyajikan sejumlah tulisan terkait dengan Kampanye Pemilu Serentak 2019.
Papers by Hurriyah -Hurriyah
“Pembiayaan Kampanye Pemilu 2019: Personal Vote dan Candidate-Centered Politics dalam Bingkai Pemilu Serentak“.
Buku ini merupakan bunga rampai yang menyajikan sejumlah tulisan terkait dengan Kampanye Pemilu Serentak 2019.