[go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Risin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ricin
Struktur Ricin (PDB: 2AAI​). Rantai A ditujukkan dengan warna biru sedangkan rantai B berwarna jingga.
Identifiers
OrganismeRicinus communis
SimbolRCOM_2159910
Entrez8287993
RefSeq (mRNA)XM_002534603.1
RefSeq (Prot)XP_002534649.1
UniProtP02879
Other data
EC number3.2.2.22
Chromosomewhole genome: 0 - 0.01 Mb
Ribosome-inactivating protein (Rantai risin A)
Identifikasi
SimbolRIP
PfamPF00161
InterProIPR001574
PROSITEPDOC00248
SCOP1paf
SUPERFAMILY1paf
Ricin-type beta-trefoil lectin domain (Rantai risin B)
Identifikasi
SimbolN/A
PfamPF00652
Klan PfamCL0066
PROSITEIPR000772
SCOP1abr
SUPERFAMILY1abr
CAZyCBM13
CDDcd00161
Biji jarak, sumber utama ekstrak risin

Risin adalah protein beracun yang terkandung pada jarak pohon (Ricinus communis). Di Indonesia, biji Jarak Pagar atau Jarak Pohon juga biasa disebut Biji Kasturi (dari kata Castor Bean). Minyak jarak juga disebut minyak Kastroli.

Daya meracun (toksisitas) risin murni sangat tinggi: beberapa butir sebesar kristal garam dapur sudah cukup untuk membunuh manusia. LD50 untuk manusia adalah sekitar 22 mikrogram per kilogram berat badan (sekitar 1,78 miligram untuk satu orang dewasa berukuran tubuh sedang, atau 1⁄228 dari tablet aspirit standar), dengan paparan melalui suntikan atau pernapasan.[1] Jika terkonsumsi secara oral, risin kurang beracun, dan dosis letalnya mencapai 20-30 miligram per kilogram berat badan. Risin juga meracun mamalia selain manusia.

Risin pertama kali ditemukan ilmuwan Jerman, Peter Hermann Stillmark pada tahun 1888. Ia menguji coba ekstrak biji kastroli atau Kasturi (Castor Bean) pada sel darah merah. Hasil uji cobanya saat itu menunjukkan bahwa ekstrak biji tersebut sanggup menggumpalkan sel darah merah. Pada saat itu, Stillmark tidak mengetahui ada apa di balik semua itu. Namun selanjutnya diketaui yang berperan dalam penggumpalan sel darah merah tersebut adalah suatu protein enzim yang dikenal sebagai risin.[2]

Risin merupakan salah satu racun paling berbahaya di dunia, dan masuk kategori super racun.[3] Racun risin merupakan racun yang sangat berbahaya, lebih mematikan 6.000 kali dibandingkan racun sianida dan lebih berbahaya 12 ribu kali dibandingkan racun ular derik. Racun ini bahkan disebut-sebut tidak memiliki obat penawarnya.[4]

Bahaya Risin

[sunting | sunting sumber]

Risin dikabarkan mudah dibuat dari ekstrak biji tanaman jarak pagar. Meski demikian, untuk meracun seseorang dengan risin tidak mudah, karena rasanya pahit dan tidak enak. Jika seseorang memasukkan racun risin ke dalam makanan atau minuman, maka mulut dan lidah akan cepat merasakannya.[3] Di samping itu, racun risin tidak mudah dibuat dalam bentuk semprotan di udara.

Satu butir biji jarak bisa membunuh seorang remaja. Racun ini akan bekerja efektif jika dibentuk ekstrak bubuk dan dihirup, atau disuntikkan. Tanpa diekstrak, racun akan terlindungi lapisan biji. Menelan bulat-bulat biji jarak tidak akan membuat keracunan, karena biji memiliki lapisan pelindung untuk melindungi inti biji.[5] Meski begitu, seseorang bisa keracunan jika membakar biji jarak, membelah cangkang dan mengkonsumsi isinya.

Jumlah 500 mikrogram (1 mikrogram=satu per sejuta gram) risin atau hanya sebesar ujung jarum sudah cukup untuk membuat manusia meninggal. Kemampuannya ini membuat risin menjadi zat bioteroris yang ditakuti.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengelompokkan racun risin dalam kategori ancaman Klas B. Peringkat ini satu tingkat di bawah ancaman virus antraks, botulisme, infeksi plag atau pes, dan virus cacar smallpox.[6]

Risin bekerja dengan membunuh dan menghalangi pembentukan sel yang berada dalam tubuh manusia untuk membuat protein yang dibutuhkan oleh tubuh.[7]

Bentuk racun

[sunting | sunting sumber]

Racun ini sangat berbahaya bila termakan, disuntik, maupun bila dihirup.[7][8] Sehingga racun risin bisa dibuat dalam bentuk bubuk, semprot, tablet/pil, dilarutkan dalam air atau di larutan asam lemah.[7] Namun racun ini bisa dinonaktifkan jika dipanaskan di atas suhu 80 derajat Celcius.[9]

Gejala keracunan

[sunting | sunting sumber]

Gejala yang timbul apabila seseorang terpapar risin melalui jalur udara (pernafasan) adalah batuk, kesulitan bernafas, demam, mual, muntah, kulit berwarna kebiru-biruan, dan tekanan darah rendah. Terpapar risin melalui jalur pencernaan (mulut) akan menimbulkan gejala awal seperti diare, dehidrasi, tekanan darah rendah, halusinasi, dan darah dalam urin. Apabila bubuk risin mengenai mata dan kulit, maka akan menimbulkan mata merah dan rasa sakit pada mata dan kulit.

Racun melawan racun

[sunting | sunting sumber]

Meski risin berbahaya, tetapi kemampuannya membunuh sel menjadi harapan bagi pengembangan teknik penyembuhan penyakit seperti tumor, kerusakan sumsum tulang, dan AIDS. Saat ini risin terus diteliti untuk menyembuhkan berbagai penyakit kanker.

Di sejumlah daerah di Indonesia banyak kasus anak keracunan biji jarak saat mengkonsumsi dengan cara membakarnya lebih dahulu.

Risin telah lama digunakan sebagai racun dalam kasus-kasus pembunuhan atau percobaan pembunuhan terkemuka. Racun lain yang mirip adalah abrin yang berasal dari saga rambat (Abrus precatorius) yang lebih beracun.

Upaya pembunuhan dengan Risin

[sunting | sunting sumber]

Risin sering ditemui dalam berbagai insiden, salah satunya dalam pembunuhan Georgi Markov. Georgi Markov merupakan seorang pembelot komunis asal Bulgaria yang kemudian bekerja di BBC. Ia terbunuh pada 1978. Senjata untuk menembakkan risin disamarkan dalam bentuk payung.[10]

Pada tanggal 16 April 2013, secarik surat ditemukan di Washington D.C. dengan alamat tujuan Senator Roger Wicker dari Partai Republik.[11] Surat tersebut berisi butiran-butiran kecil mengandung risin. Keesokan harinya, surat dengan kandungan zat serupa juga ditemukan dengan tujuan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam dosis mematikan. Pada 10 Juni 2013, artis serial The Walking Dead Shannon Rogers Guess Richardson ditangkap terkait dengan surat mengandung risin untuk Barack Obama.[12]

Referensi

[sunting | sunting sumber]