Paus Aleksander I
Santo Paus Aleksander I | |
---|---|
Uskup Roma | |
Gereja | Gereja Katolik |
Awal masa kepausan | ca 107 |
Akhir masa kepausan | ca 115 |
Pendahulu | Evaristus |
Penerus | Sistus I |
Informasi pribadi | |
Nama lahir | Aleksander |
Lahir | ca 75-80 Roma, Kekaisaran Romawi |
Meninggal | 115 (usia 39–40) Roma, Kekaisaran Romawi |
Orang kudus | |
Hari heringatan | 3 Mei (Kalender Tridentina) 16 Maret (Gereja Ortodoks Yunani) |
Venerasi | Gereja Katolik Gereja Ortodoks Timur |
Paus lainnya yang bernama Aleksander |
Santo Paus Aleksander I (menjabat sekitar tahun 107–115 M) adalah Paus ke-6 dalam Gereja Katolik Roma, yang menurut tradisi, memimpin sebagai Uskup Roma pada akhir abad ke-1 hingga awal abad ke-2 M. Informasi mengenai kepemimpinannya sangat terbatas, sebagian besar berasal dari sumber tradisi Kristen awal dan catatan gerejawi yang ditulis jauh setelah masa hidupnya.
Latar Belakang dan Awal Kepemimpinan
[sunting | sunting sumber]Sedikit yang diketahui tentang kehidupan pribadi Paus Aleksander I sebelum ia menjadi Paus (Gereja Katolik)Paus. Sumber-sumber sejarah tidak memberikan informasi yang jelas mengenai tempat lahirnya atau bagaimana ia memasuki pelayanan gereja. Tradisi menyebutkan bahwa ia mungkin adalah seorang warga Romawi yang hidup pada masa-masa penganiayaan umat Kristen oleh Kekaisaran Romawi, tetapi tidak ada bukti pasti yang dapat mengkonfirmasi hal ini.
Ia menjadi Paus setelah kematian Paus Evaristus, dan tradisi menyatakan bahwa masa kepemimpinannya berlangsung antara tahun 107 M hingga sekitar 115 M selama pemerintahan Kaisar Trajanus. Namun, penanggalan ini hanya perkiraan karena tidak ada catatan sejarah yang menyebutkan tanggal-tanggal yang pasti.
Kepemimpinan dalam Gereja
[sunting | sunting sumber]Menurut berbagai sumber tradisi Kristen, Paus Aleksander I diduga memperkenalkan beberapa inovasi liturgi yang kemudian menjadi bagian penting dari praktik ibadah Gereja Katolik. Salah satu perubahan yang diserahkan kepadanya adalah penambahan doa tertentu ke dalam Misa, meskipun beberapa sejarawan meragukan klaim ini karena tidak ada bukti kuat dari sumber-sumber awal yang mendukung hal tersebut.
Paus Aleksander I juga dikaitkan dengan penggunaan air suci di dalam gereja untuk tujuan pemberkatan rumah dan umat beriman, serta memperkenalkan kebiasaan mencampur air ke dalam anggur saat perayaan Ekaristi. Kedua kebiasaan ini dikatakan mulai berkembang di masa kepemimpinannya dan masih digunakan dalam Gereja Katolik hingga saat ini. Namun, sama seperti dengan inovasi lainnya, bukti-bukti sejarah yang mendukung kontribusinya ini sangat terbatas dan lebih banyak berakar pada tradisi lisan.
Penganiayaan dan Martir
[sunting | sunting sumber]Beberapa tradisi menyatakan bahwa Paus Aleksander I meninggal sebagai martir, mungkin selama penganiayaan Kristen yang terjadi di bawah Kaisar Trajanus atau penerusnya, Kaisar Hadrianus. Catatan tentang kemartiran Paus Aleksander I banyak ditemukan dalam tulisan-tulisan abad pertengahan, tetapi sekali lagi, tidak ada bukti sejarah yang dapat memverifikasi detail-detail ini. Kisah-kisah kemartirannya sebagian besar berakar pada legenda-legenda gerejawi, yang menyatakan bahwa ia dieksekusi dengan dipenggal kepalanya.
Sumber-sumber lain, termasuk dalam "Liber Pontificalis", menyatakan bahwa Paus Aleksander I mungkin tidak mati sebagai martir, melainkan meninggal secara alami, meskipun ini tetap menjadi subjek perdebatan di kalangan sejarawan.
Relik dan Penghormatan
[sunting | sunting sumber]Paus Aleksander I dimakamkan di Roma, dan relik-reliknya dilaporkan ditempatkan di berbagai lokasi suci. Namun, keaslian relik-relik ini sering kali dipertanyakan. Paus Aleksander I dihormati sebagai santo dalam Gereja Katolik, dan hari peringatannya dirayakan setiap tanggal 3 Mei.
Tradisi juga menyebutkan bahwa dua orang martir terkenal, Santa Eventius dan Theodulus, wafat bersamanya, dan nama mereka terkadang dihubungkan dengan kisah kemartiran Paus Aleksander. Namun, seperti banyak aspek lainnya dalam hidup Paus Aleksander, kebenaran dari hubungan ini masih tidak pasti.
Kontroversi Historis
[sunting | sunting sumber]Sejumlah sejarawan modern mempertanyakan keakuratan banyak cerita tradisional tentang Paus Aleksander I. Ada yang berpendapat bahwa beberapa kebijakan yang dikaitkan dengannya mungkin telah dikembangkan lebih kemudian oleh gereja dan secara retrospektif disematkan kepada Paus Aleksander sebagai cara untuk memberikan legitimasi pada kebijakan tersebut.
Seperti dengan banyak tokoh dari sejarah gereja awal, ada banyak kesulitan dalam memisahkan fakta dari legenda ketika berbicara tentang Paus Aleksander I. Namun demikian, dia tetap dihormati dalam tradisi Katolik sebagai salah satu pemimpin awal gereja dan sebagai orang suci yang menjalani hidupnya dalam pelayanan kepada Kristus dan Gereja-Nya.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Liber Pontificalis
- Eusebius dari Kaisarea – Sejarah Gereja
- Catholic Encyclopedia
- Johann Peter Kirsch, Pope St. Alexander I dalam The Catholic Encyclopedia. Vol. 1. New York: Robert Appleton Company, 1907
- Butler, Alban – Lives of the Saints
- J. N. D. Kelly, Oxford Dictionary of Popes
- David Hugh Farmer, The Oxford Dictionary of Saints
Bacaan lebih lanjut
[sunting | sunting sumber]- Benedict XIV. The Roman Martyrology. Gardners Books, 2007. ISBN 978-0-548-13374-3.
- Chapman, John. Studies on the Early Papacy. Port Washington, NY: Kennikat Press, 1971. ISBN 978-1-901157-60-4.
- Fortescue, Adrian, and Scott M. P. Reid. The Early Papacy: To the Synod of Chalcedon in 451. Southampton: Saint Austin Press, 1997. ISBN 978-1-901157-60-4.
- Jowett, George F. The Drama of the Lost Disciples. London: Covenant Pub. Co, 1968. OCLC 7181392
- Loomis, Louise Ropes. The Book of Popes (Liber Pontificalis). Merchantville, NJ: Evolution Publishing. ISBN 1-889758-86-8
- Encyclopædia Britannica: "Saint Alexander I"
Didahului oleh: Evaristus |
Paus 106 – 115 |
Diteruskan oleh: Sistus I |