Menyumbi

Kapal panjang Viking, menampilkan papan tumpang tindih yang menjadi ciri konstruksi penyumbian

Menyumbi atau sumbi adalah metode pembuatan perahu di mana tepi papan lambung saling tumpang tindih. Jika diperlukan pada kapal yang lebih besar, papan yang lebih pendek dapat disambung ujung ke ujung, sehingga menghasilkan rubing atau papan lambung yang lebih panjang.

Teknik ini berasal dari Skandinavia, dan digunakan oleh bangsa Anglo-Saxon, Frisia, dan Skandinavia . Ia digunakan pada kapal-kapal yang dikenal sebagai koga, yang digunakan oleh Liga Hanseatic . Konstruksi membilai, di mana tepi papan disatukan dengan mulus, kelim ke kelim, menggantikan konstruksi sumbi pada kapal-kapal besar karena permintaan kapasitas melampaui batas konstruksi sumbi, seperti pada kapal-kapal besar

Perbandingan antara menyumbi dan membilai

Bangsa Viking menggunakan bentuk konstruksi sumbi untuk membangun kapal panjang mereka dari papan kayu yang dibelah .

Permukaan perahu bilai yang lebih halus memberikan kesan pada pandangan pertama bahwa perahu tersebut lebih efisien secara hidrodinamis . Lahan papan tidak ada untuk mengganggu alur sungai . Distribusi efisiensi relatif antara dua bentuk konstruksi ini adalah ilusi karena pada kekuatan lambung tertentu, kapal sumbi lebih ringan.

Selain itu, metode pembangunan sumbi seperti yang digunakan bangsa Viking menciptakan kapal yang dapat berputar dan melengkung relatif terhadap garis yang memanjang sepanjang kapal, dari haluan hingga buritan. Hal ini memberinya keuntungan dalam gelombang Atlantik Utara selama kapal tersebut memiliki bobot keseluruhan yang kecil. Meningkatkan lebar balok, karena sifat metode yang ringan, tidak secara proporsional meningkatkan kemampuan bertahan kapal di bawah gaya torsional gelombang yang bergulung, dan lebar balok yang lebih besar mungkin membuat kapal yang dihasilkan lebih rentan.