[go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Keberanian

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Keberanian adalah pilihan dan kehendak untuk melawan derita, luka, bahaya, ketidakpastian atau intimidasi. Keberanian fisik adalah keberanian dalam menghadapi luka fisik, kesulitan, bahkan kematian atau ancaman kematian, sementara keberanian moral adalah kemampuan untuk bertindak benar dalam menghadapi perlawanan besar,[1] rasa malu, skandal, ketidakberanian, atau kehilangan kepribadian.

Keberanian muncul ketika individu manusia memiliki hati nurani yang siap menghadapi sesuatu hal. Beberapa hal yang harus dihadapi untuk memperoleh keberanian ialah ketakutan, bahaya atau sakit.[2] Wujud tertinggi dari keberanian ialah kebijaksanaan. Pada kebijaksanaan, keberanian telah bersifat bertanggung jawab dan tidak memiliki kesombongan. Keberanian pada tingkat kebijaksanaan merupakan sebuah ketetapan hati nurani untuk memutuskan sesuatu hal karena adanya kesadaran dari hati nurani. Adanya kebijaksanaan merupakan pertanda dari terbentuknya keberanian yang sejati.[3]

Keberanian sosial

[sunting | sunting sumber]

Keberanian sosial adalah keberanian dalam melakukan interaksi sosial dengan orang lain. Sifat utama dari keberanian sosial adalah adanya usaha terus-menerus untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain melalui keterbukaan. Keberanian sosial merupakan kebalikan dari sikap tidak peduli terhadap orang lain.[4]

Di berbagai kebudayaan, keberanian disimbolkan dengan hewan buas. Hewan buas yang paling banyak digunakan sebagai simbol keberanian adalah kelompok kucing besar dari keluarga Felidae. Spesies hewan yang termasuk di dalamnya ialah singa, harimau, macan tutul, jaguar, citah dan puma.[5]  

Ketakutan

[sunting | sunting sumber]

Keberanian merupakan kemampuan untuk melawan musuh berupa ketakutan. Bentuk-bentuk ketakutan ini antara lain teror, apatis, kebencian, dan sikap meremehkan. Keberadaan rasa takut menghalangi timbulnya keberanian. Keberanian akan timbul ketika ketakutan telah dapat dipahami oleh individu yang merasakannya.[6]

  1. ^ Pianalto, Matthew (2012). "Moral Courage and Facing Others". Philosophical Studies. 20 (2): 165–184. doi:10.1080/09672559.2012.668308. 
  2. ^ Parinah (September 2022). Wijayama, Bayu, ed. Buku Panduan Penggunaan Media Papan Titian dalam Meningkatkan Keberanian Siswa TK. Semarang: Penerbit Cahya Ghani Recovery. hlm. 8. ISBN 978-623-8002-17-7. 
  3. ^ Smith, Gordon T. (November 2017). Santoso, Milhan K., ed. Courage and Calling (Keberanian dan panggilan): Merengkuh Potensi yang Allah Anugerahkan bagi Anda [Courage and Calling]. Diterjemahkan oleh Putra, Paksi Ekanto. Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur. hlm. 200. ISBN 978-602-1302-46-0. 
  4. ^ May, Rollo (Januari 2019). Fikih, Mohammad Ali, ed. Kreativitas dan Keberanian [The Courage to Create]. Diterjemahkan oleh Afif, Afthonul. Yogyakarta: IRCiSod. hlm. 37. ISBN 978-602-7696-75-4. 
  5. ^ LingkarKata (2019). Sutedja, Tety R., ed. Buku Pintar Hewan Buas. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. hlm. 1. ISBN 978-602-04-9596-5. 
  6. ^ Holiday, Ryan (2022). Keberanian adalah Panggilan untuk Bertindak. Diterjemahkan oleh Anshor, Zia. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama. hlm. 2. ISBN 978-602-06-6495-8. 

Bacaan tambahan

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]