Gao Shilian
Gao Shilian 高士廉 | |
---|---|
Lahir | 576 Kabupaten Jing, Hebei |
Meninggal | 14 Februari 647 (umur 70–71) |
Nama lain |
|
Pekerjaan | Negarawan |
Suami/istri | Lady Xianyu |
Anak |
|
Orang tua |
|
Kerabat | Permaisuri Zhangsun (keponakan) |
Gao Shilian (Hanzi: 高士廉, 576-14 Februari 647), alias Gao Jian (高俭), Adipati Wenxian dari Shen (申文献公), adalah perdana menteri pada awal Dinasti Tang. Ia adalah paman dari permaisuri Kaisar Tang Taizong, Permaisuri Zhangsun dan salah satu pejabat kepercayaan Kaisar Taizong.
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Gao Shilian lahir tahun 576 di Taiyuan, Shanxi pada masa-masa kemunduran Dinasti Qi Utara (salah satu dinasti pada masa Dinasti Selatan dan Utara). Ia merupakan anggota keluarga istana Qi Utara. Kakeknya, Gao Yue, Pangeran Qinghe, adalah sepupu dari Gao Huan, seorang panglima perang yang sangat berpengaruh dari Wei Utara dan Wei Timur, serta ayah dari tiga kaisar Qi Utara. Gao Yue adalah seorang pejabat penting di Qi Utara ketika Kaisar Wenxuan (Gao Yang) memaksanya melakukan bunuh diri tahun 555. Ayahnya, Gao Mai, mewarisi gelar Pangeran Qinghe, tetapi belakangan ia mengubahnya menjadi Pangeran Le’an, ia menjadi pejabat berpengaruh dan melayani beberapa kaisar. Tahun 576, Zhou Utara melakukan serangan besar-besaran ke Qi Utara dan musim semi tahun berikutnya mereka telah mencapai ibu kota Qi, Yecheng. Gao Mai menyarankan untuk bertahan hingga orang terakhir, tetapi Kaisar Gao Wei yang lemah dan pengecut malah kabur. Tak lama kemudian, pasukan Zhou Utara berhasil menangkap Gao Wei dan menganeksasi seluruh wilayah Qi, dengan demikian berakhirlah Dinasti Qi Utara. Kaisar Wu dari Zhou Utara membantai banyak keluarga istana Qi Utara, tetapi Gao Mai mendapat pengampunan. Di bawah rezim baru ini, ia menjadi pejabat kecil tanpa kekuasaan yang berarti. Tahun 581, setelah Yang Jian menggulingkan Zhou Utara dan mendirikan Dinasti Sui, Gao diangkat sebagai gubernur provinsi.
Di bawah Dinasti Sui dan Xiao Xi
[sunting | sunting sumber]Gao Shilian muda dikenal sebagai seorang pemuda yang santun serta mahir dalam sastra dan sejarah. Ia berteman baik dengan pejabat-pejabat penting pada masa itu seperti Xue Daoheng dan Cui Zujun, padahal usianya jauh lebih muda dari mereka. Pada masa pemerintahan Kaisar Wen dari Sui, Gao menjadi pejabat junior di kementrian ritual. Adik perempuannya menikah dengan Jenderal Zhangsun Sheng, tetapi setelah kematian Zhangsun tahun 609, Zhangsun Anye, putranya dari istri terdahulu, mengusir Nyonya Gao dan kedua anaknya dari kediaman mereka. Nyonya Gao beserta kedua anaknya, Zhangsun Wuji dan adik perempuannya kembali ke kediaman Gao. Gao Shilian merawat dan membesarkan kedua keponakannya itu. Tahun 613, atas keputusannya ia menjodohkan keponakan perempuannya yang saat itu berusia 12 tahun dengan Li Shimin, putra Jenderal Li Yuan, Adipati Tang, yang saat itu berusia 14 tahun. Keputusan ini diambil karena Gao sangat terkesan dengan pemuda itu.
Tahun 614, ketika Kaisar Yang dari Sui (putra Kaisar Wen) melakukan kampanye militer kedua ke Kerajaan Goguryeo (Korea), Jenderal Yang Xuan'gan melakukan pemberontakan. Pemberontakan ini berhasil ditumpas tak lama kemudian, seorang sekutu Yang bernama Husi Zheng kabur ke Goguryeo. Karena Gao adalah sahabat Husi, ia turut terkena imbasnya, jabatannya diturunkan dan dibuang ke Kabupaten Zhuyuan (sekarang di wilayah utara Vietnam) sebagai sekretaris jenderal di sana. Sebelum berangkat ke pengasingan ia meminta istrinya, Nyonya Xianyu agar merawat kedua orang tuanya karena tidak ingin mereka ikut mengalami beratnya perjalanan ke daerah yang jauh dan terpencil itu. Ia juga menjual rumahnya lalu membeli rumah yang lebih kecil dan membagi uang sisa penjualan rumah itu untuk adik perempuannya agar wanita itu dapat menghidupi dirinya dan anak-anaknya tanpa dirinya saat ia berada di pengasingan.
Tahun 617, pemberontakan petani meletus di hampir seluruh wilayah kekaisaran menentang kesewenang-wenangan Kaisar Yang. Xiao Xi, salah seorang keturunan Dinasti Liang menyatakan berontak terhadap Sui dan mendeklarasikan restorasi Liang. Dalam waktu singkat ia menduduki wilayah Hubei dan Hunan. Musim semi 618, ia mengirim jenderalnya, Ning Changzhen untuk memperluas wilayahnya ke selatan. Saat itu Gao menjabat sebagai asisten Qiu He, gubernur Jiaozhi (sekarang wilayah utara Vietnam). Qiu sebelumnya telah menolak tawaran menyerah dari Xiao dan seorang pemimpin pemberontak lain bernama Lin Shihong. Namun melihat serangan Ning kali ini, ia mempertimbangkan untuk menyerah. Gao menentang rencana ini, ia mengusulkan agar menghadapi serangan Ning karena pasukannya telah menempuh perjalanan jauh selama berhari-hari sehingga dilanda kelelahan. Qiu menyetujuinya, ia menghadapi Ning dengan pasukannya dan akhirnya meraih kemenangan. Namun ketika tersiar kabar bahwa Kaisar Yang telah terbunuh dalam kudeta militer pimpinan Yuwen Huaji di Jiangdu (sekarang Yangzhou, Jiangsu), Qiu terpaksa menyerah pada Xiao.
Di bawah pemerintahan Kaisar Gaozu
[sunting | sunting sumber]Tahun 618, setelah Kaisar Yang terbunuh, Li Yuan mendeklarasikan berdirinya Dinasti Tang di Chang’an (sekarang Xi'an, Shaanxi) dengan dirinya sebagai kaisar pertama bergelar Kaisar Tang Gaozu. Ia mengirim keponakannya, Li Xiaogong, Pangeran Zhao dan Li Jing untuk menyerang Kerajaan Liang tahun 621. Keduanya berhasil merebut ibu kota Liang, Jiangling (sekarang Jingzhou, Hubei) dan memaksa Xiao Xi menyerah. Tak lama kemudian, wilayah kekuasaan Liang menyerah satu-persatu pada pemerintah Tang. Musim semi 622, Qiu He mengutus Gao ke Chang’an untuk menyampaikan pernyataan menyerah pada Kaisar Gaozu, sebagai balasannya, Kaisar Gaozu juga mengutus putra Qiu, Qiu Shili, ke Jiaozhi untuk menerima pernyataan menyerah itu. Li Shimin, yang kini telah menjadi Pangeran Qin, mempekerjakan Gao sebagai salah satu staffnya dan memberinya jabatan sebagai kepala daerah Yongzhou. Li Shimin sangat menghormati dan menaruh kepercayaan Gao karena ia adalah paman dari permaisurinya.
Tahun 626, pertikaian Li Shimin dan kakaknya, putra mahkota Li Jiancheng mencapai klimaksnya. Gao dan keponakannya, Zhangsun Wuji mendesak Li Shimin agar segera bertindak setelah beberapa kali usaha pembunuhan yang gagal terhadapnya, Li pun akhirnya setuju. Musim panas tahun itu, ia menyergap dan membunuh kakaknya dan Li Yuanji, adiknya yang mendukung Li Jiancheng di Gerbang Xuanwu. Gao turut berpartisipasi memimpin sebagian pengawal pribadi Li melawan para pengawal Li Jiancheng dan Li Yuanji. Setelah itu, Li Shimin memaksa ayahnya untuk mengangkatnya sebagai putra mahkota. Gao diangkat sebagai penasehat Li Shimin dan tak lama kemudian menjadi kepala biro ujian negara. Dua bulan kemudian, Kaisar Gaozu menyerahkan tahta pada Li Shimin yang naik sebagai Kaisar Tang Taizong.
Di bawah pemerintahan Kaisar Taizong
[sunting | sunting sumber]Pada akhir 626, kepala suku Tujue Timur, Jiali Khan (Ashina Duobi) menyerbu wilayah Tiongkok dan mendekati ibu kota Chang’an. Gao bersama Fang Xuanling turut menemani Kaisar Taizong yang menemui Jiali Khan secara pribadi untuk menyuapnya dengan tambahan upeti serta membujuknya menarik mundur pasukan. Tahun 627, Kaisar Taizong menganugerahi Gao gelar Adipati Yixing.
Pada akhir tahun 627, terjadi sebuah insiden dimana seorang deputi Gao bernama Wang Gui menulis petisi rahasia untuk kaisar. Sesuai protokol, Wang menyerahkannya terlebih dahulu pada Gao dan memintanya menyerahkan petisi itu pada kaisar atas namanya. Namun, entah mengapa Gao menahan petisi itu dan tidak menyerahkannya pada kaisar, juga tidak mengabarkan Wang mengenai hal itu. Ketika masalah ini akhirnya diketahui kaisar, ia memutasikan Gao ke Anzhou (sekarang Xiaogan, Hubei). Belakangan ia dipindah ke Yizhou (sekarang Chengdu, Sichuan) sebagai sekretaris jenderal dan komandan disana, tetapi jabatannya sebagai komandan hanyalah sebatas jabatan saja karena kekuasaan sesungguhnya terletak di tangan Li Ke, Pangeran Shu, salah satu putra Kaisar Taizong. Ketika bertugas di Yizhou inilah Gao berjasa melakukan beberapa langkah positif seperti menghilangkan takhayul masyarakat setempat yang mengatakan bahwa seorang anak tidak boleh mengunjungi orang tua mereka yang sakit, mengembangkan irigasi, serta memajukan pendidikan.
Tahun 631, Gao dipanggil kembali ke ibu kota untuk menjabat sebagai menteri pekerjaan umum dan gelarnya dinaikkan menjadi Adipati Xu, salah satu putranya juga dijadikan adipati tingkat rendah. Ketika Kaisar Gaozu wafat tahun 635, Gao diserahi tanggung jawab membangun makamnya. Ia diberi penghargaan setelah proyek pembangunan makam tersebut rampung. Tahun 637, Kaisar Taizong berencana membagikan beberapa prefektur kepada kerabat, pejabat, dan jenderal yang telah berkontribusi sebagai wilayah permanen. Gelar Gao diubah menjadi Adipati Shen dan ia mendapatkan wilayah yang dapat diwariskan turun temurun pada anak cucunya. Namun beberapa menteri, terutama Zhangsun Wuji, keberatan dengan sistem ini, sehingga kaisar akhirnya membatalkan rencana ini. Walau demikian Gao tetap menyandang gelarnya sebagai Adipati Shen.
Kaisar Taizong sudah lama terusik dengan keluarga-keluarga bangsawan yang berpengaruh seperti Cui, Lu, Li dan Zheng karena mereka sering kali menyalahgunakan kebesaran nama keluarga mereka untuk hal-hal negatif. Maka ia menugaskan Gao, Wei Ting, Linghu Defen, dan Cen Wenben untuk menyunting sebuah catatan yang kelak dikenal dengan nama Catatan Marga-marga (氏族志) yang tujuannya adalah membagi marga-marga tersebut ke dalam sembilan tingkatan berdasarkan kontribusi masa lampau, perbuatan baik, dan perbuatan tidak baik. Dalam konsep awal yang diserahkan Gao, ia membuat urutan cabang marga Cui dengan nama pejabat Cui Min’gan berada di urutan teratas. Kaisar Taizong tidak senang dengan hasil ini, ia menekankan bahwa Gao hanya menyorot berdasarkan tradisi saja, tidak melihat kontribusi terkini. Kaisar pun akhirnya turut campur tangan dalam penyusunan catatan ini, ia menurunkan kedudukan marga Cui menjadi tingkat ke-3. Namun setelah proyek ini rampung tahun 638, kaisar tetap memberi penghargaan pada Gao atas partisipasinya dalam penyuntingan. Musim gugur tahun itu, Gao diangkat sebagai kepala biro eksekutif dan perdana menteri.
Tahun 641, ketika kaisar mengunjungi ibu kota timur Luoyang, ia memerintahkan putra mahkota Li Chengqian menggantikan peran ayahnya di Chang’an dan Gao sebagai asistennya secara efektif memegang tanggung jawab atas tugas ini. Pada akhir tahun itu, kaisar memarahi Gao dan Fang Xuanling ketika mereka mengadakan penyelidikan terhadap deputi arsitek kekaisaran, Dou Desu, mengenai proyek konstruksi istana. Kaisar Taizong memandang tindakan mereka sebagai pembatasan atas kekebasan pribadinya. Namun setelah Wei turun tangan dengan menjelaskan bahwa sudah sepantasnya perdana menteri terlibat dalam urusan ini karena menyangkut urusan negara, Kaisar Taizong pun menyadari kekhilafannya dan meminta maaf dengan rendah hati.
Tahun 643, Kaisar Taizong memerintahkan pemasangan 24 lukisan pejabat paling berjasa dalam pendirian Dinasti Tang di Paviliun Lingyan untuk memperingati jasa-jasa mereka. Gao adalah salah satu yang termasuk dalam daftar dan lukisannya dipajang di sana. Pada akhir tahun itu Gao memohon pengunduran diri dari jabatannya sebagai kepala biro eksekutif. Kaisar mengabulkan permohonannya, tetapi memintanya tetap melayani sebagai perdana menteri secara de-facto. Selain itu kaisar juga memberinya tugas bersama Wei Zheng untuk memimpin proyek pengikhtisaran karya-karya sastra terkenal ke dalam 1.200 bab. Karya ini dikenal dengan nama Wensi Boyao (文思博要).
Tahun 644, dalam sebuah jamuan, Kaisar Taizong membicarakan tentang kelebihan dan kekurangan pejabat-pejabatnya. Komentarnya tentang Gao adalah:
- Gao Shilian sangat mendalami sejarah dan isu-isu terkini. Ia memiliki hati yang murni, bahkan bencana yang paling mengerikan pun tak akan mampu membuatnya kehilangan integritas. Ia tidak pernah melibatkan diri dalam konflik antar faksi. Sayangnya, ia tidak memiliki kemampuan untuk mengkritik atau memberi masukan pada atasan.
Tahun 645, Kaisar Taizong sedang melakukan kampanye militer di Goguryeo dan ia memerintahkan putra makota Li Zhi (saat itu Li Chengqian telah dicabut status putra mahkotanya setelah ketahuan berencana melakukan kudeta terhadap ayahnya tahun 643) untuk bertanggungjawab atas logistik di Dingzhou (sekarang Baoding, Hebei). Gao bersama Liu Ji, Ma Zhou, Zhang Xingcheng, dan Gao Jifu, mendampingi Li Zhi menjalankan tugasnya. Setiap kali ada urusan penting dan pengambilan keputusan, Li Zhi selalu mempersilakan Gao duduk di sisinya, tetapi dengan rendah hati Gao menolak kehormatan itu.
Musim semi 647, Gao sakit parah. Kaisar Taizong secara pribadi membesuknya dan Gao meninggal keesokan harinya. Kaisar ingin mengunjungi upacara berkabungnya namun Fang menyarankannya agar jangan pergi dengan alasan kaisar pun saat itu sedang sakit. Kaisar tetap bersikeras untuk pergi, tetapi sebelum tiba di kediaman Gao, Zhangsun Wuji mencegatnya di tengah jalan dan merebahkan diri di jalan untuk menghalangi kereta yang ditumpangi kaisar. Kaisar Taizong pun akhirnya hanya bisa menyaksikan prosesi pemakaman Gao dari atas tembok kota Chang’an. Gao dimakamkan di dekat makam Permaisuri Zhangsun yang kelak juga menjadi makam Kaisar Taizong. Atas permintaan terakhirnya, tidak ada barang berharga apapun yang turut dikuburkan bersamanya selain satu set pakaian dan beberapa buku-buku kesayangannya. Setelah Li Zhi naik tahta menggantikan ayahnya yang wafat pada 649, ia memerintahkan Gao bersama Fang dan Qutu Tong, dimuliakan di kuil yang sama dengan Kaisar Taizong.