[go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Epipaleolitikum

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Epipaleolitikum
Lesung dan alu batu Epipaleolitikum, budaya Kebaran, Epipaleolitikum Timur Dekat. 22.000-18.000 tahun yang lalu
Nama lainMesolitikum (untuk Eropa)
Jangkauan
geografis
Timur Dekat
PeriodeAkhir Zaman Batu Tua
Tanggal20,000 sampai 10,000 BP
Didahului olehLevantine Aurignacian (Paleolitikum)
Diikuti olehNeolitikum

Epipaleolitikum adalah periode prasejarah yang terjadi antara akhir zaman Paleolitikum dan awal zaman Neolitikum. Periode ini, yang juga dikenal sebagai "Mesolitikum awal" atau "Paleolitikum akhir", ditandai oleh perubahan-perubahan dalam cara manusia prasejarah beradaptasi dengan lingkungan dan teknologi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Periode Epipaleolitikum berlangsung sekitar 20.000 hingga 10.000 tahun yang lalu, selama Zaman Es terakhir hingga munculnya pertanian dan pemukiman tetap.

Definisi dan Terminologi

[sunting | sunting sumber]

Istilah "Epipaleolitikum" digunakan untuk menggambarkan fase budaya manusia yang berbeda dengan Paleolitikum (zaman batu tua) namun mendahului Neolitikum (zaman batu baru). Istilah ini lebih sering digunakan di wilayah Eropa dan Timur Tengah, sedangkan "Mesolitikum" lebih sering digunakan untuk menggambarkan periode yang sama di Eropa Utara dan Asia. Epipaleolitikum sering dikaitkan dengan munculnya masyarakat pemburu-pengumpul yang lebih kompleks yang berkembang selama Zaman Es terakhir dan kemudian beradaptasi dengan perubahan lingkungan setelah berakhirnya zaman es tersebut.

Ciri-ciri Umum

[sunting | sunting sumber]

Epipaleolitikum ditandai oleh beberapa perkembangan teknologi dan sosial yang penting:

  1. Teknologi Mikrolit: Salah satu ciri khas dari periode ini adalah penggunaan mikrolit, yaitu alat-alat batu kecil yang biasanya digunakan sebagai bagian dari senjata berburu, seperti panah atau tombak. Mikrolit seringkali dibuat dari batu kalsedon atau batu api dan dipasang pada kayu atau tulang dengan resin untuk menciptakan alat yang lebih efektif dan serbaguna.
  2. Adaptasi Lingkungan: Selama Epipaleolitikum, manusia mengalami berbagai perubahan iklim yang signifikan, termasuk periode glasial dan interglasial. Kelompok-kelompok manusia harus beradaptasi dengan perubahan-perubahan ini, yang mengarah pada pengembangan teknik berburu dan pengumpulan makanan yang lebih fleksibel. Di beberapa wilayah, ini termasuk peralihan dari berburu hewan besar seperti mamut dan bison ke perburuan hewan yang lebih kecil dan perikanan.
  3. Perubahan Sosial: Komunitas Epipaleolitikum seringkali lebih menetap daripada kelompok Paleolitikum sebelumnya. Beberapa situs arkeologi menunjukkan tanda-tanda pemukiman jangka panjang atau semi-permanen, seperti rumah-rumah kecil, struktur batu, dan tempat penyimpanan makanan. Bukti ini menunjukkan adanya peningkatan dalam kompleksitas sosial dan organisasi komunitas.
  4. Pengumpulan dan Penyimpanan Makanan: Selama periode ini, banyak komunitas mulai mengandalkan pengumpulan tanaman liar, seperti biji-bijian, kacang-kacangan, dan buah-buahan, yang disertai dengan teknik-teknik penyimpanan dan pemrosesan makanan yang lebih maju, seperti penggilingan dan penumbukan biji-bijian.

Lokasi Geografis

[sunting | sunting sumber]

Epipaleolitikum dikenal di banyak wilayah dunia, termasuk Eropa, Timur Tengah, dan Asia. Setiap wilayah menunjukkan karakteristik budaya yang berbeda berdasarkan adaptasi lokal terhadap lingkungan dan sumber daya yang tersedia.

  • Eropa: Di Eropa, Epipaleolitikum seringkali dikaitkan dengan budaya Azilien, Magdalenian, dan beberapa kelompok Mesolitikum awal. Di Eropa Utara, penangkapan ikan dan pengumpulan kerang menjadi lebih umum, sementara di Eropa Selatan, berburu dan pengumpulan tanaman tetap menjadi cara hidup utama.
  • Timur Tengah: Di Timur Tengah, periode ini dikenal sebagai Epipaleolitikum Levantin, yang mencakup budaya Natufian. Budaya Natufian (sekitar 12.500-9.500 SM) sangat penting karena menunjukkan tanda-tanda awal dari transisi ke pertanian. Masyarakat Natufian mendirikan permukiman semi-permanen dan mengumpulkan gandum dan barley liar, yang kemudian dibudidayakan di awal Neolitikum.
  • Asia: Di Asia, terutama di Asia Timur dan Tenggara, periode Epipaleolitikum mencakup berbagai budaya yang menunjukkan transisi dari kelompok pemburu-pengumpul ke pertanian. Misalnya, di Jepang, periode ini dikenal sebagai Zaman Jomon Awal, ditandai oleh masyarakat pemburu-pengumpul yang menghasilkan tembikar pertama di dunia.

Perkembangan Teknologi

[sunting | sunting sumber]

Periode Epipaleolitikum ditandai oleh inovasi teknologi yang signifikan, terutama dalam pembuatan alat-alat batu:

  • Mikrolit dan Alat Komposit: Mikrolit adalah potongan-potongan batu kecil yang dibuat melalui teknik pemangkasan tekanan untuk menghasilkan serpihan yang tajam. Mikrolit ini kemudian ditempatkan pada poros kayu atau tulang untuk membuat alat komposit seperti pisau, penggaruk, dan alat berburu.
  • Penggunaan Kayu dan Tulang: Selain batu, alat-alat yang terbuat dari kayu dan tulang juga menjadi lebih umum. Ini termasuk jarum tulang, penggaruk, dan alat-alat untuk menangkap ikan, seperti kail dan tombak.
  • Pengembangan Temuan Seni: Meskipun seni yang dihasilkan selama periode Epipaleolitikum tidak sekompleks seni Paleolitikum Atas (misalnya, lukisan gua Magdalenian), beberapa budaya menunjukkan tanda-tanda seni yang berkembang, seperti ukiran batu kecil dan artefak-artefak ornamen.

Kehidupan Sosial dan Budaya

[sunting | sunting sumber]

Epipaleolitikum merupakan periode di mana komunitas manusia menunjukkan peningkatan kompleksitas sosial dan budaya:

  • Organisasi Sosial: Banyak komunitas mulai menunjukkan tanda-tanda pengorganisasian sosial yang lebih kompleks, seperti struktur hierarkis dalam pemakaman dan pemilihan lokasi pemukiman. Ada bukti bahwa beberapa komunitas memiliki sistem penguburan yang menunjukkan status sosial atau peran tertentu dalam masyarakat.
  • Seni dan Simbolisme: Meskipun tidak seumum seni Paleolitikum, beberapa budaya Epipaleolitikum menunjukkan tanda-tanda seni dan simbolisme, seperti ukiran batu kecil, perhiasan, dan artefak-artefak simbolik lainnya.

Transisi ke Neolitikum

[sunting | sunting sumber]

Epipaleolitikum sering dianggap sebagai tahap peralihan antara kehidupan pemburu-pengumpul dan kehidupan bertani yang menetap yang mendefinisikan Neolitikum. Selama periode ini, banyak kelompok manusia mulai beralih dari ekonomi berbasis perburuan dan pengumpulan ke bentuk-bentuk produksi pangan yang lebih intensif seperti pertanian dan peternakan. Transisi ini tidak seragam di seluruh dunia dan terjadi pada waktu yang berbeda-beda tergantung pada kondisi lingkungan dan sosial di setiap wilayah.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Bar-Yosef, Ofer. "The Natufian Culture in the Levant, Threshold to the Origins of Agriculture." Evolutionary Anthropology, 1998.
  • Valla, François R. "The First Settled Societies–Natufian (12,000–10,200 BP)." Journal of World Prehistory, 1995.
  • Mithen, Steven. "The Prehistory of the Mind: The Cognitive Origins of Art, Religion, and Science." Thames & Hudson, 1996.