eBird
eBird | |
---|---|
URL | ebird |
Tipe | Basis data satwa liar |
Bahasa | 14 bahasa |
Pemilik | Laboratorium Ornitologi Cornell |
Pembuat | Cornell Lab of Ornithology |
Berdiri sejak | 2002 |
Status | Aktif |
eBird adalah database daring pengamatan burung yang menyediakan data real-time bagi para ilmuwan, peneliti, dan naturalis amatir tentang distribusi dan kelimpahan burung. Awalnya terbatas pada pengamatan dari Belahan Bumi Barat, proyek ini diperluas hingga mencakup Selandia Baru pada tahun 2008,[1] dan diperluas lagi hingga melingkup seluruh dunia pada bulan Juni 2010.[2] eBird telah digambarkan sebagai contoh ambisius dari pelibatan pihak amatir untuk mengumpulkan data tentang keanekaragaman hayati untuk digunakan dalam sains.
eBird adalah contoh crowdsourcing,[3] dan telah dipuji sebagai contoh demokratisasi sains, memperlakukan warga negara sebagai ilmuwan, serta memungkinkan publik untuk mengakses dan menggunakan data mereka sendiri dan data kolektif yang dihasilkan oleh orang lain.[4]
Sejarah dan tujuan
[sunting | sunting sumber]Diluncurkan pada tahun 2002 oleh Cornell Lab of Ornithology di Cornell University dan National Audubon Society,[5] eBird mengumpulkan data dasar tentang kelimpahan dan distribusi burung pada berbagai skala spasial dan temporal. eBird terutama terinspirasi oleh ÉPOQ , yang dibuat oleh Jacques Larivée pada tahun 1975.[6] Hingga 12 Mei 2021, telah lebih dari satu miliar pengamatan burung yang tercatat melalui basis data global ini.[7] Dalam beberapa tahun terakhir, tercatat lebih dari 100 juta pengamatan burung setiap tahunnya.[8]
Tujuan eBird adalah untuk memaksimalkan pemanfaatan dan aksesibilitas sejumlah besar data pengamatan burung yang dilakukan setiap tahun oleh para birders (pengamat burung), baik yang dilakukan untuk keperluan rekreasi maupun profesional. Hasil pengamatan setiap peserta bergabung dengan hasil pengamatan orang lain dalam jaringan internasional.[9] Karena adanya variabilitas dalam pengamatan-pengamatan yang dilakukan para sukarelawan itu, AI memfilter pengamatan melalui data historis yang dikumpulkan untuk meningkatkan akurasi.[9] Data kemudian tersedia melalui kueri internet dalam berbagai format.
Penggunaan Informasi Basis Data
[sunting | sunting sumber]Basis Data eBird telah digunakan oleh para ilmuwan untuk menentukan hubungan antara migrasi burung dan musim hujan di India yang memvalidasi pengetahuan tradisional.[10] eBird juga telah digunakan untuk mengetahui perubahan distribusi burung akibat perubahan iklim dan membantu menentukan rute migrasi.[11] Studi yang dilakukan menemukan bahwa daftar eBird akurat dalam menentukan tren dan distribusi populasi jika tersedia 10.000 daftar periksa (ceklis) untuk area tertentu.[12]
Fitur
[sunting | sunting sumber]eBird mendokumentasikan ada tidaknya spesies, serta kelimpahan burung melalui data ceklis (checklist). Ceklis adalah daftar jenis burung yang teramati selama suatu kegiatan pengamatan (pada waktu tertentu dan tempat tertentu) yang dibuat oleh seorang pengamat dan diunggah ke laman eBird. Antarmuka web memungkinkan pengamat untuk mengirimkan hasil pengamatan mereka atau melihat hasil melalui kueri interaktif dari database. Program yang dikembangkan eBird dan diakses melalui internet akan menyimpan dan memelihara catatan burung perseorangan dan memungkinkan pengguna untuk memvisualisasikan data dengan peta interaktif, grafik, dan bagan batang. Pada tahun 2022, situs web eBird tersedia sepenuhnya dalam 14 bahasa (dengan opsi dialek berbeda untuk tiga di antaranya) dan eBird menyediakan informasi nama umum untuk burung dalam 55 bahasa dengan 39 versi wilayah, dengan total 95 set nama umum wilayah.[13]
eBird adalah layanan gratis. Data disimpan dalam fasilitas yang aman dan diarsipkan setiap hari, dan dapat diakses oleh siapa saja melalui situs web eBird dan aplikasi lain yang dikembangkan oleh komunitas informasi keanekaragaman hayati global. Misalnya, data eBird telah menjadi bagian dari Jaringan Pengetahuan Perburungan (Avian Knowledge Network, AKN), yang mengintegrasikan data pengamatan populasi burung di seluruh belahan bumi barat dan merupakan sumber data untuk referensi ornitologi digital Burung Amerika Utara. Pada gilirannya, AKN memasukkan data eBird ke sistem data keanekaragaman hayati internasional, seperti Fasilitas Informasi Keanekaragaman Hayati Global (GBIF, Global Biodiversity Information Facility).
Kios elektronik
[sunting | sunting sumber]Selain menerima catatan yang dikirimkan dari komputer pribadi dan perangkat seluler pengguna, eBird telah menempatkan kios elektronik di lokasi birding utama, termasuk satu di pusat pendidikan di Suaka Margasatwa Nasional JN "Ding" Darling di Pulau Sanibel di Florida.[14]
Integrasi dalam mobil
[sunting | sunting sumber]eBird adalah bagian dari Starlink pada Subaru Ascent 2019. Penerapan ini memungkinkan eBird untuk diintegrasikan ke dalam layar sentuh mobil.[15]
Keluasan informasi
[sunting | sunting sumber]Daftar burung
[sunting | sunting sumber]eBird mengumpulkan informasi di seluruh dunia, tetapi sebagian besar ceklis dikirimkan dari Amerika Utara. Jumlah ceklis yang tercantum dalam tabel di bawah ini hanya mencakup daftar periksa lengkap, di mana pengamat melaporkan semua spesies yang dapat mereka identifikasi selama durasi pengamatan mereka.
Lokasi | Jumlah Daftar Periksa Burung | Persentase Total |
---|---|---|
Dunia | 70.938.090 | 100,00% |
Belahan Barat | ||
Belahan Barat | 60.100.565 [16] | 84,72% |
Amerika Tengah | 1.419.740 [17] | 2,00% |
Amerika Utara | 57.439.418 [18] | 80,97% |
Amerika Selatan | 2.375.588 [19] | 3,35% |
Hindia Barat | 394.196 [20] | 0,56% |
Belahan Bumi Timur | ||
Belahan Bumi Timur | 10.819.438 [21] | 15,25% |
Afrika | 491.089 [22] | 0,69% |
Asia | 3.776.530 [23] | 5,32% |
Australia dan Wilayah | 1.833.318 [24] | 2,58% |
Eropa | 4.192.928 [25] | 5,91% |
Kutub Selatan | ||
Kutub Selatan | 13.759 [26] | 0,02% |
Hingga 21 September 2022[update] |
Catatan
[sunting | sunting sumber]- ^ eBird New Zealand (2008). "About eBird". Cornell Lab of Ornithology. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 September 2010. Diakses tanggal 5 June 2010.
- ^ eBird (2010). "Global eBird almost there! -- 3 June update". Cornell Lab of Ornithology. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 June 2010. Diakses tanggal 5 June 2010.
- ^ Robbins, Jim (2013-08-19). "Crowdsourcing, for the Birds". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ Cooper, Caren; Dickinson, Janis; Phillips, Tina; Bonney, Rick (2008-11-20). "Science Explicitly for Nonscientists". Ecology and Society (dalam bahasa Inggris). 13 (2). doi:10.5751/ES-02602-1302r01. ISSN 1708-3087.
- ^ Sullivan, Brian; Wood, Christopher; Iliff, Marshall; Bonney, Rick. "eBird: A citizen-based bird observation network in the biological sciences". Research Gate. Diakses tanggal 18 July 2020.
One such effort is eBird, a program launched by the Cornell Lab of Ornithology (CLO) and the National Audubon Society in 2002, which engages a vast network of human observers (citizen-scientists) to report bird observations using standardized protocols.
- ^ "Étude des populations d'oiseaux du Québec". www.oiseauxqc.org. Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ eBird, Team. "eBird passes 1 billion bird observations - eBird". ebird.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-28.
- ^ "About eBird". eBird. Diakses tanggal 18 July 2020.
- ^ a b "Saving the Earth with Artificial Intelligence (AI)". Santa Monica Daily Press. 25 June 2018. Diakses tanggal 18 July 2020.
- ^ "Meet the Cuckoo That Brings Monsoon Rain Across India, and How Tech Confirmed Its Magical Power". 20 June 2018.
- ^ "España encabeza la lista europea en registros de observaciones de aves" (dalam bahasa Spanyol). 19 July 2018. Diakses tanggal 18 July 2020.
- ^ "Citizen science birding data passes scientific muster". Science Daily. Diakses tanggal 18 July 2020.
- ^ "Bird Names in eBird". Help Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-10-26.
- ^ "eBirding, citizen science topic of 'Ding' presentation". capecoralbreeze.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ "Four Stand-Out Tech Features of the 2019 Subaru Ascent Limited". Forbes.
- ^ "Western Hemisphere - eBird". ebird.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ "Central America - eBird". ebird.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ "North America - eBird". ebird.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ "South America - eBird". ebird.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ "West Indies - eBird". ebird.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ "Eastern Hemisphere - eBird". Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ "Africa - eBird". ebird.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ "Asia - eBird". ebird.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ "Australia and Territories - eBird". ebird.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ "Europe - eBird". ebird.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ "South Polar - eBird". Diakses tanggal 2022-01-18.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Chris Wood; Brian Sullivan; Marshall Iliff; Daniel Fink; Steve Kelling (2011), "eBird: Engaging Birders in Science and Conservation", PLOS Biology, 9 (12): e1001220, doi:10.1371/journal.pbio.1001220, PMC 3243722 , PMID 22205876
- Dickinson, Janis L.; Zuckerberg, Benjamin; Bonter, David N. (2010), "Citizen Science as an Ecological Research Tool: Challenges and Benefits", Annual Review of Ecology, Evolution, and Systematics, 41: 149–172, doi:10.1146/annurev-ecolsys-102209-144636
- Horns, Joshua J.; Adler, Frederick R.; Şekercioğlu, Çağan H. (2018), "Using opportunistic citizen science data to estimate avian population trends.", Biological Conservation, 221: 151–159, doi:10.1016/j.biocon.2018.02.027
- Yudhijit Bhattacharjee (June 3, 2005), "Citizen Scientists Supplement Work of Cornell Researchers", Science, 308 (5727): 1402–1403, doi:10.1126/science.308.5727.1402, PMID 15933178