Batik Belanda
Batik Belanda adalah salah satu motif batik Indonesia .
Pada waktu zaman penjajahan Belanda, warga keturunan Belanda banyak yang tertarik dengan batik Batik Indonesia. Mereka membuat motif sendiri yang disukai bangsa Eropa. Motifnya berupa bunga-bunga Eropa, seperti tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana. Ada yang bermotif Hansel n Gretell, Cinderella, Snow White dll.
Batik Indo-Eropa atau yang lebih dikenal sebagai Batik Belanda di Indonesia merupakan gaya Batik yang dikembangkan oleh wanita Indo-Eropa (Indo 's) antara tahun 1840-1940. Wanita yang telah memulai gaya Carolina Josephina Franqemont, dia asal Indonesia campuran Eropa. Mereka berhasil pertama di Indonesia yang kaya warna batik harus dilakukan dengan pewarna sayuran.
Motif batik khas Indo-Eropa adalah karangan bunga, ilustrasi dongeng dan wallpaper Eropa. Wanita Indo-Eropa adalah yang pertama untuk menjadi batik diproduksi industri dan dengan demikian penyebaran batik ke daerah lain dan dipromosikan yang pertama untuk gaya batik modern dikembangkan.
Ester batik paling terkenal, Carolina Josephina van Franqemont, Catharina Carolina Oostrom (nee Philips), B. Fisfer, SW Pakis (nee Gregory), Scharff van Dop, J. Toorop, Dunhuyzen, C. M. Meyer, J.A. de Witt, A.J.F. Jans (nee Veenstra), A. Wollweber, L. Metzelaar, W. Bear, Eliza Charlotta van Zuylen, Simonet, Maria Paulina Carp (nee Rapilla), Dewan mas Padmo Soediro, SB Feunem, C. Croes, L. Fredericks, S. van Haighton, J. Williams.
Gaya para ester batik yang terkenal yang dikenal dengan nama batik Prankemon (Franquemont) dan batik Pansellen (Van Zuylen).
Selama Perang Dunia II, pabrik-pabrik dijarah. Pola Eliza Charlotta of Zuylenen dikenal di tangan China turun menjadi enam puluh ribu gulden ditawarkan kepada tanda tangan Mrs izin Zuylen van untuk digunakan.