Ban Zhao
Ban Zhao (dalam karakter Han: 班昭, 45 M? - 117 M?), dikenal juga dengan nama Hui Ji, adalah seorang sastrawan Dinasti Han Timur di Tiongkok dan merupakan sejarawan perempuan pertama di Tiongkok.
Ban Zhao adalah anak dari Ban Biao dan adik perempuan dari Ban Gu dan Ban Chao. Pada zaman dinasti Han, marga Ban adalah marga yang terhormat. Ayah Ban Zhao, Ban Biao, adalah seorang penulis besar pada zaman itu. "Sejarah Dinasti Han" (sebuah buku sejarah yang amat terkenal dari periode itu) dimulai penulisannya oleh Ban Biao dan dilanjutkan oleh kakak lelakinya yang tertua, Ban Gu. Sayangnya, Ban Gu meninggal sebelum sempat menyelesaikan karya ini, dan dilanjutkan oleh Ban Zhao. Buku ini merupakan periodisasi sejarah pertama yang dikenal rakyat Tiongkok. Ban Zhao juga merupakan sejarawan perempuan pertama di Tiongkok.
Kakak lelakinya yang kedua, Ban Chao, adalah jendral yang tersohor. Ia dikirim sebagai duta besar untuk Daerah Barat Dinasti Han dan diberikan gelar 侯 hou (gelar kedua tertinggi dalam sistem kebangsawanan Tiongkok) di daerah Dingyuan. Ia memperluas dan berhasil menjaga kekuasaan dinasti Han di Asia Tengah selama 30 tahun. Konon Kaisar Tiongkok pada waktu itu tidak memperbolehkannya pulang ke negeri Tiongkok; Ban Zhao kemudian menuliskan sebuah surat yang amat lembut dan penuh perasaan, yang amat menggerakkan hati kaisar sehingga justru memerintahkan kakaknya untuk pulang.
Karya
[sunting | sunting sumber]Selain pada suratnya untuk Kaisar, bakat menulis Ban Zhao tampak pada tujuh tulisannya yang terkumpul dalam kumpulan "Biksuni", yang masing-masing diberi judul: "Lemah", "Suami-Istri", "Memberikan Penghormatan", "Perilaku Perempuan", "Konsentrasi", "Lagu Cong" dan "Paman dan Adik". Dalam karya-karyanya, Ban Zhao menggambarkan dan mengkritik berbagai norma dan perilaku yang harus dipatuhi perempuan pada zamannya, seperti misalnya kondisi bahwa lelaki boleh menikah kembali tetapi perempuan tidak boleh; terkungkungnya perempuan pada urusan domestik; sentralitas peran suami; kesabaran tinggi yang diperlukan dalam menghadapi berbagai masalah; larangan menjadi keras kepala, dan lain-lain.
Dari sudut pandang zaman sekarang, karya-karyanya memang amat penuh berisi kungkungan dan ketidakadilan yang ada pada zaman feodal, tetapi pada masa itu karya-karyanya dianggap karya besar dan laku berat dijual. Lebih lanjut, dari karya-karyanya itu ia juga mengembangkan beberapa formulasi hukum untuk memperbaiki situasi perempuan yang pada masa itu masih amat terkungkung dalam ketidakadilan.
Memorial
[sunting | sunting sumber]Dalam astronomi Tiongkok, terdapat sebuah kawah di Planet Venus yang diberi nama berdasarkan namanya.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Bennet Peterson, Barbara (2000). Notable Women of China: Shang Dynasty to the Early Twentieth Century. M.E. Sharpe, Inc.
- Donawerth, Jane (2002). Rhetorical Theory by Women Before 1900. Lanham, Maryland: Rowman & Littlefield Publishers. hlm. 337. ISBN 0-7425-1717-9.
- Perkins, Dorothy (2000). Encyclopedia of China: The Essential Reference to China, Its History and Culture. First edition (1999) Dorothy Perkins and Roundtable Press. First paperback edition (2000) Roundtable Press, New York, N.Y. ISBN 0-8160-2693-9 (hc); ISBN 0-8160-4374-4 (pbk).
- Wang, Robin (2003). Images of women in Chinese thought and culture: writings from the pre-Qin. Hackett Publishing Company.