Artikel ini disusun bersama Michelle Shahbazyan, MS, MA. Michelle Shahbazyan adalah Pendiri The LA Life Coach, sebuah jasa pendampingan karier, keluarga, dan kehidupan di Los Angeles, California. Dia memiliki lebih dari 10 tahun pengalaman di bidang pendampingan hidup, konsultasi, seminar motivasi, dan perjodohan. Michelle mendapatkan gelar BA untuk Psikologi Terapan dan MS untuk Manajemen Teknologi dan Konstruksi Bangunan dari Georgia Tech University, dan gelar MA dalam Psikologi dengan spesialisasi Terapi Perkawinan dan Keluarga dari Phillips Graduate University.
Ada 16 referensi yang dikutip dalam artikel ini dan dapat ditemukan di akhir halaman.
Artikel ini telah dilihat 14.070 kali.
Ingin memiliki kepribadian yang kuat? Menjadi orang yang suka berterus terang dan mampu mengambil keputusan?[1] Banyak orang ingin mengembangkan sifat tertentu, misalnya ketegasan, kepemimpinan, dan ketangguhan agar memiliki kepribadian yang kuat. Seseorang yang memiliki sifat-sifat tersebut cenderung terkesan lebih berani, spontan, dan biasanya menjadi pemimpin yang pendapatnya dihargai. Setiap orang bisa memiliki kepribadian yang kuat dengan mengembangkan sifat-sifat yang layak dihargai.
Langkah
-
Ketahui arti kepribadian. Dalam ilmu psikologi, kepribadian berarti karakteristik personal yang unik pada setiap orang, misalnya cara berpikir, merasakan, dan berperilaku.[2] Gabungan beberapa aspek tersebut akan menentukan cara orang yang bersangkutan merespons situasi tertentu.[3]
- Kepribadian seseorang terbentuk dari beberapa sifat, misalnya jujur, pemarah, periang, ramah, atau impulsif.[4]
-
Pahami teori dasar kepribadian. Ada berbagai teori yang menjelaskan cara terbentuknya kepribadian dan apa sebabnya setiap orang memiliki kepribadian dengan karakteristik yang berbeda.[5] Banyak teori yang didasarkan pada keyakinan bahwa kepribadian seseorang dipengaruhi oleh faktor biologis/keturunan dan lingkungan/pola asuh (teori “nature versus nurture”).[6] Kepribadian yang sudah terbentuk biasanya akan bertahan seumur hidup.[7]
-
Hargai kepribadian Anda yang unik. Ketahui bahwa setiap aspek kepribadian yang Anda miliki adalah hal yang layak dihargai. Adakalanya, sifat yang paling dominan membuat kita kesulitan mengenali aspek kepribadian kita yang lebih lembut, misalnya keterbukaan, kemurahan hati, dan rasa simpati.[10] Hal-hal tersebut tersebut sama pentingnya dengan sifat yang dominan.
- Ketahui bahwa kepribadian yang lembut biasanya sangat dibutuhkan dalam situasi atau peran tertentu. Contohnya, empati dan kepedulian sangat diperlukan saat terjadi peristiwa besar dalam kehidupan, misalnya ketika menghadiri pernikahan atau pemakaman.
-
Hargai kepribadian orang lain. Oleh karena setiap orang memiliki kepribadian yang unik, kemampuan menghargai kepribadian yang berbeda akan sangat membantu ketika Anda harus bekerja dalam tim atau sebagai manajer. Anda bisa mempererat hubungan dan meningkatkan kerja sama tim dengan menunjukkan kepribadian yang lembut, misalnya empati dan kemurahan hati.[11]
- Jadilah pemimpin dan manajer yang baik dengan menghargai, mengembangkan, dan memberdayakan berbagai tipe kepribadian.[12]
- Contohnya, jika ada teman dalam tim yang cenderung pendiam, tetapi sangat memahami subjek yang sedang dikerjakan, mintalah ia menyiapkan materi atau rencana proyek secara mendetail. Cara ini membuat orang tersebut bisa mendayagunakan keterampilannya tanpa merasa cemas.
Iklan
-
Ketahui bahwa kemampuan bersikap asertif merupakan kekuatan. Bersikap asertif berarti mampu menyatakan pendapat atau mempertahankan keinginan secara taktis tanpa bersikap agresif atau defensif yang berlawanan dengan sikap pasif atau pemalu. Anda dikatakan bersikap asertif jika mampu:[13]
- Meminta sesuatu dari orang lain (misalnya meminta bantuan), mendelegasikan tugas, dan memberitahukan kebutuhan atau keinginan Anda kepada orang lain.
- Mengungkapkan emosi negatif yang Anda rasakan, misalnya saat terjadi pertengkaran, ingin menyampaikan keluhan, menyendiri, dan menolak permintaan orang lain.
- Menunjukkan emosi positif, misalnya rasa bangga, rasa tertarik, atau rasa kagum kepada orang lain.
- Mempertanyakan alasan dari otoritas dan tradisi yang berlaku dengan bersikap hormat. Cara ini menunjukkan bahwa Anda ingin melakukan perubahan dan mau melibatkan orang lain dalam mengambil keputusan.
- Memulai, melanjutkan, atau menghentikan pembicaraan dengan penuh percaya diri, mengubah topik percakapan, dan menyampaikan pendapat atau pengalaman.
- Menghadapi masalah sehari-hari dengan baik agar tidak menimbulkan rasa marah.
-
Kenali aspek kehidupan yang menuntut Anda bersikap lebih asertif. Mungkin Anda perlu bersikap lebih asertif di tempat kerja atau di rumah.[14] Sediakan waktu untuk merenungkan aspek kehidupan yang akan menjadi lebih baik apabila Anda mampu mempertahankan pendirian. Mulailah dengan menentukan masalah apa yang sedang Anda hadapi saat ini.
- Contohnya, mungkin Anda ingin menjadi pribadi yang mampu mengatakan kepada atasan bahwa beban kerja Anda sudah berlebihan dan ingin mendelegasikan tugas kepada anggota tim yang lain.
- Contoh berikutnya, jika pasangan Anda sering melakukan hal-hal yang menjengkelkan, mungkin Anda ingin memiliki kemampuan untuk mengungkapkan kekesalan Anda kepadanya secara taktis.
-
Bersikaplah asertif kepada orang lain. Jelaskan situasi atau masalah yang sedang terjadi sambil menjelaskan pandangan Anda secara spesifik. Jangan menggunakan kalimat/frasa dengan kata “kamu” saat berbicara sebab bisa terkesan menyalahkan dan cenderung menimbulkan penolakan, alih-alih gunakan kata “saya”.[15] Sampaikan pendapat Anda dengan tegas sambil melakukan kontak mata dan tetap tenang. Sampaikan dengan jelas dan spesifik perubahan situasi seperti apa yang Anda inginkan.
- Contohnya, jika teman Anda sudah berulang kali membatalkan janji, katakan kepadanya, “Aku kecewa dan sedih karena kamu sering membatalkan rencana. Lain kali, buatlah janji yang bisa kamu penuhi atau jika kamu memang punya waktu."[16]
- Ajukan permintaan yang masuk akal dan pertimbangkan kebutuhan atau keterbatasan orang lain. Terimalah umpan balik dengan baik dan lakukan perubahan yang diperlukan.
-
Lakukan simulasi peran. Simulasi peran dilakukan dengan meminta seseorang memerankan orang yang akan Anda ajak bicara. Latihan ini membantu Anda membangun kepribadian yang kuat sebelum berinteraksi langsung dengan orang tersebut. Berlatihlah menyampaikan semua yang ingin Anda katakan secara asertif.[17]
- Cara ini membantu Anda berbicara dengan lancar dan meningkatkan rasa percaya diri saat Anda benar-benar melakukan percakapan.
- Anda akan memperoleh manfaat dari berlatih peran asalkan latihan ini ditujukan untuk menghadapi orang yang akan Anda ajak bicara sebab cara ini membantu Anda mengenali gaya Anda berbicara dan mengubah arah pembicaraan dengan mempertimbangkan hal-hal yang mendukung dan yang menghambat.[18]
Iklan
-
Ketahui bahwa kepemimpinan adalah kepribadian yang kuat. Kepemimpinan adalah kemampuan mengarahkan, memotivasi, dan menginspirasi orang lain agar ia mampu menantang dirinya sendiri atau mencapai tujuannya.[19] Walaupun bagi beberapa orang hal ini terkesan biasa-biasa saja, Anda bisa mempelajari dan mengembangkan keterampilan tersebut. Kepemimpinan bukanlah sekadar memimpin banyak orang. Anda bisa menggunakan keterampilan ini untuk memengaruhi orang lain dalam kelompok kerja secara positif, misalnya mengalihkan pembicaraan untuk membahas topik yang positif atau lebih menarik.
- Kepemimpinan juga membantu Anda mendapatkan kepercayaan dari rekan kerja atau supervisor.[20]
- Contohnya, mungkin Anda lebih suka duduk santai dan menjadi pendengar, tetapi adakalanya, Anda berada dalam kelompok yang semua anggotanya tidak mau berbicara. Kepemimpinan bisa berarti menggerakkan kelompok agar mereka mau membahas topik tertentu, misalnya politik atau tayangan baru di TV.
-
Lakukan aktivitas yang bisa meningkatkan kemampuan memimpin. Berusahalah mengembangkan berbagai keterampilan di bidang kepemimpinan sebab tidak ada cara tertentu untuk menjadi pemimpin. Anda bisa menjadi sukarelawan dengan melatih tim kecil, berpartisipasi dalam komite perencanaan di tempat kerja, mendaftarkan diri sebagai peserta dalam proyek khusus di bidang kepemimpinan di kantor, atau mencari mentor yang berpengalaman dalam memimpin dan memengaruhi orang lain.[21] Manfaatkan aktivitas tersebut untuk mengembangkan keterampilan berikut:[22]
- Memotivasi orang lain dan memberikan pengarahan
- Merasa nyaman untuk menerima tanggung jawab dan mau bertanggung jawab jika terjadi kesalahan
- Mengambil inisiatif untuk melakukan perubahan
- Mengorganisasi sekelompok orang, misalnya dalam kegiatan atau pertemuan
- Belajar dari kekecewaan atau kegagalan
- Mendengarkan pendapat dan kebutuhan kelompok dengan baik
- Bersikap fleksibel untuk mengubah rencana, jika diperlukan
-
Kembangkan ketangguhan. Ketangguhan adalah kemampuan bertahan menghadapi stres dan kemampuan menyesuaikan diri jika terjadi perubahan.[23] Contohnya, sebagai pribadi yang tangguh, Anda tetap tabah setelah mengetahui bahwa Anda mengalami penyakit kronis, bahkan Anda mampu bersikap optimis dan menginspirasi orang-orang di sekitar Anda. Bagi beberapa orang, ketangguhan dianggap sebagai hal biasa, tetapi ada orang-orang yang harus melatih diri agar memiliki ketangguhan.[24] Pribadi yang tangguh biasanya mampu:[25]
- Menyusun rencana yang realistis dan menjalankannya dengan baik
- Percaya pada kemampuan diri sendiri
- Berkomunikasi dengan baik dan mampu menyelesaikan masalah
- Mengendalikan emosi dan dorongan impulsif
-
Berusahalah menjalin hubungan baik. Orang yang paling tangguh sekalipun tetap harus berjuang agar bisa menghadapi situasi yang memicu stres. Hubungan baik membuat Anda lebih mampu bertahan saat menghadapi kesulitan. Jalinlah hubungan baik dengan teman-teman, keluarga, atau rekan-rekan dalam komunitas. Mereka adalah kelompok suportif yang siap mendukung Anda agar menjadi orang yang lebih tangguh.[26]
-
Bentuklah pola pikir yang tangguh. Orang-orang yang tidak tangguh cenderung kesulitan menemukan solusi ketika mereka mengalami masalah. Jika sepertinya Anda mengalami hal tersebut, belajarlah memercayai diri sendiri agar kepribadian Anda menjadi lebih kuat. Mungkin Anda tidak bisa mengubah keadaan, tetapi Anda selalu bisa mengubah cara menginterpretasikannya.[27]
- Contohnya, jika Anda harus menjalani masa pelatihan yang berat ketika memulai pekerjaan baru, ingatkan diri sendiri bahwa pelatihan tersebut akan berakhir karena hanya bersifat sementara dan membuat Anda lebih siap melakukan tugas-tugas baru.
-
Ambillah tindakan untuk mengatasi masalah. Jika Anda merasa jenuh karena menjalani rutinitas yang sama dalam kehidupan sehari-hari, berusahalah melakukan perubahan, terutama ketika Anda sedang menghadapi kesulitan. Saat keadaan semakin sulit, kita cenderung ingin menutup diri dan merasa cemas. Akan tetapi, Anda harus mengambil tindakan untuk mengatasi setiap masalah sebaik mungkin agar Anda memiliki kekuatan untuk bangkit lagi karena merasa mampu menjalani kehidupan dan mengendalikan situasi.[28]
- Contohnya, mungkin ada orang yang pernah mengatakan bahwa Anda tidak akan pernah menjadi atlet profesional. Namun, Anda tetap bisa berusaha, mengatasi semua rintangan, atau mengembangkan hobi baru. Jangan menyerah dan menerima keadaan begitu saja.
Iklan
Referensi
- ↑ https://www.discinsights.com/personality-style-d#.VY1tnqZEyRA
- ↑ http://www.apa.org/topics/personality/
- ↑ http://www.psychometricinstitute.com.au/Psychometric-Test-Guide/Personality-Test-guide/What_is_personality.html
- ↑ ttp://www.cabrillo.edu/~jtice/Psychology%2033/What%20Is%20Personality.pdf
- ↑ http://www.simplypsychology.org/personality-theories.html
- ↑ http://www.simplypsychology.org/personality-theories.html
- ↑ http://www.psychometricinstitute.com.au/Psychometric-Test-Guide/Personality-Test-guide/What_is_personality.html
- ↑ http://www.simplypsychology.org/personality-theories.html
- ↑ http://www.simplypsychology.org/personality-theories.html
- ↑ https://www.discinsights.com/personality-style-s# .VY1vS6ZEyRA
- ↑ https://www.discinsights.com/personality-style-s# .VY1vS6ZEyRA
- ↑ http://www.wright.edu/~scott.williams/LeaderLetter/personality.htm
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2010/02/25/building-assertiveness-in-4-steps/
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2010/02/25/building-assertiveness-in-4-steps/
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2010/02/25/building-assertiveness-in-4-steps/
- ↑ http://www.psychologicalselfhelp.org/Chapter13/chap13_21.html
- ↑ http://psychcentral.com/blog/archives/2010/02/25/building-assertiveness-in-4-steps/
- ↑ https://books.google.com/books?id=DEhf_eRLS6MC&pg=PA258&lpg=PA258&dq=benefits+of+roleplaying+assertiveness&source=bl&ots=5XBWUOnfMn&sig=VETKE4KvhaN5Mmi8mSs_GZW3npc&hl=en&sa=X&ei=8f2VVYe7JMi1yASlrabABw&ved=0CCcQ6AEwAQ#v=onepage&q=benefits%20of%20roleplaying%20assertiveness&f=false
- ↑ http://www.mindtools.com/pages/article/newLDR_41.htm
- ↑ http://www.confidencecenter.com/pdf-docs/Teen-BonusReport.pdf
- ↑ http://www.kent.ac.uk/careers/sk/leadership.htm
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/smores-and-more/201212/teaching-teens-lead
- ↑ http://www.pbs.org/thisemotionallife/topic/resilience/what-resilience
- ↑ http://www.pbs.org/thisemotionallife/topic/resilience/what-resilience
- ↑ http://www.apa.org/helpcenter/road-resilience.aspx
- ↑ http://www.pbs.org/thisemotionallife/topic/resilience/what-resilience
- ↑ http://www.pbs.org/thisemotionallife/topic/resilience/what-resilience
- ↑ http://www.pbs.org/thisemotionallife/topic/resilience/what-resilience