[go: up one dir, main page]

0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2 tayangan33 halaman

Inventarisasi Sumberdaya Hutan Erikh Sandy 195 (Kel. 1)

Modul Praktikum Inventarisasi Sumberdaya Hutan ini disusun sebagai panduan untuk mahasiswa dalam pelaksanaan praktik pengukuran diameter dan tinggi pohon serta pemetaan. Modul ini mencakup pengenalan alat ukur, tujuan praktikum, dan tahapan kegiatan yang harus dilakukan. Diharapkan modul ini dapat memberikan manfaat bagi dosen dan mahasiswa meskipun masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki.

Diunggah oleh

Almarhum Ngendok
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2 tayangan33 halaman

Inventarisasi Sumberdaya Hutan Erikh Sandy 195 (Kel. 1)

Modul Praktikum Inventarisasi Sumberdaya Hutan ini disusun sebagai panduan untuk mahasiswa dalam pelaksanaan praktik pengukuran diameter dan tinggi pohon serta pemetaan. Modul ini mencakup pengenalan alat ukur, tujuan praktikum, dan tahapan kegiatan yang harus dilakukan. Diharapkan modul ini dapat memberikan manfaat bagi dosen dan mahasiswa meskipun masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki.

Diunggah oleh

Almarhum Ngendok
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 33

i

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat. Karena atas

Berkat dan RahmatNya Modul Praktikum Inventarisasi Sumberdaya Hutan dapat diselesaikan.

Modul ini sebagai acuan dalam pelaksanaan praktik Mata Kuliah Inventarisasi Hutan

Untuk itu kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada Pimpinan Fakultas, Bapak/Ibu Dosen Mata Kuliah Inventarisasi Sumberdaya Hutan.

Dalam Modul ini masih banyak kekurangan dan kesalahan yang tidak disengaja. Oleh sebab

itu kritik dan saran demi untuk tercapainya kesempurnaan modul ini sangat diharapkan dari

semua pihak. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi dosen dan mahasiswa.

Palu, 17 Juni 2025

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. v
MODUL 1. PENGENALAN ALAT UKUR DIAMETER, TINGGI POHON, DAN
PEMETAAN ........................................................................................................... 1
MODUL 2. PENGUKURAN DIAMETER DAN TINGGI POHON........................................ 9
MODUL 3. PENGUKURAN DIMENSI TEGAKAN ............................................................. 18

iii
DAFTAR TABEL

1. Hasil Pengukuran Diameter Pohon Contoh ......................................................................... 14


2. Hasil Perhitungan Luas Bidang Dasar Pohon Contoh.......................................................... 14
3. Hasil Pengukuran Tinggi Pohon Contoh.............................................................................. 14
4. Hasil Pengukuran Tingkat Semai ......................................................................................... 20
5. Hasil Pengukuran Tingkat Pancang ..................................................................................... 20
6. Hasil Pengukuran Tingkat Tiang.......................................................................................... 20
7. Hasil Pengukuran Tingkat Pohon ......................................................................................... 21
8. Rekapitulasi Hasil Pengukuran Dimensi Tegakan ............................................................... 21

iv
DAFTAR GAMBAR

1. pengukuran diameter pohon (Pohon normal terletak di tempat yang datar) ........................ 10
2. Pengukuran diameter pohon (Pohon berbanir)..................................................................... 10
3. Pengukuran diameter pohon (pohon tidak normal atau di tempat miring) ........................... 11
4. Perbandingan relatif hasil pengukuran tinggi total pohon contoh........................................ 15
5. Perbandingan relatif hasil pengukuran tinggi bebas cabang pohon contoh ......................... 15

v
MODUL 1. PENGENALAN ALAT UKUR DIAMETER, TINGGI
POHON, DAN PEMETAAN

I. Identitas Praktikum
a. Nama : Erikh Sandy
b. NIM : L13123195
c. Kelas : KHT-E
II. Deskripsi Kegiatan Praktikum
a. Pertemuan : Pertama (1)
b. Hari / Tanggal : Selasa 17 Juni 2025
c. Pokok Bahasan : Pengenalan Alat Ukur, Diameter, Tinggi Pohon dan Pemetaan
d. Tujuan Instruktusional Umum (TIU) :
 Setelah menyelesaikan praktikum mata ajaran ini, mahasiswa akan dapat menerapkan
pengetahuan dan keterampilan praktis tentang metode dan teknik inventarisasi sumber
daya hutan untuk keperluan pendugaan potensi sumber daya hutan, baik hutan
tanaman maupun hutan alam
e. Tujuan Instruktusional Khusus (TIK) :
 Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis alat
ukur diameter, tinggi pohon, dan pemetaan. Mahasiswa juga dapat menjelaskan
fungsi, komponen-komponen, keunggulan dan kelemahan, dan cara pemakaiannya.
III. Pengantar Praktikum
Pengukuran dimensi pohon berupa diameter dan tinggi merupakan kegiatan yang
perlu dilakukan dalam pendugaan potensi pohon dan tegakan. Oleh karena itu, pemahaman
yang benar tentang definisi diameter dan tinggi pohon serta cara-cara pengukuran diameter
dan tinggi pohon dengan bantuan alat-alat ukur mutlak diperlukan. Demikian pula,
pemahaman penggunaan alat-alat yang digunakan dalam kegiatan pemetaan sangat
menunjang dalam kegiatan inventarisasi sumber daya hutan, terutama diperlukan dalam
pembuatan plot contoh di lapangan.
Alat-alat ukur diameter, tinggi pohon, dan pemetaan yang akan dipelajari dalam
praktikum ini adalah :
o Alat ukur diameter pohon (Pita Ukur, Phi Band, apitan pohon (Caliper))
o Alat ukur tinggi pohon (Suunto Clinometer, Haga Hipsometer)
o Alat ukur pemetaan (Pita ukur, Kompas, Suunto clinometer, Global Positioning System
(GPS)

1
IV. Tahapan Kegiatan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :
▪ Pemberian materi dan pengarahan kegiatan oleh dosen atau asisten.
▪ Pembagian alat-alat ukur kepada setiap regu.
▪ Identifikasi alat-alat ukur oleh para praktikan.
V. Pelaksanaan Praktikum
Lakukan identifikasi terhadap alat-alat ukur diameter, tinggi pohon, dan pemetaan.
Cantumkan hasil pengamatan Anda pada lembar kerja di bawah ini !

Pita Ukur 1. Fungsi :


a) Mengukur panjang atau jarak
horizontal di lapangan
b) Mengukur keliling pohon yang
nantinya bisa dikonversi menjadi
diameter
2. Bahan :
a) Kain linen yang dilapisi plastik
b) Fiber glass
c) Logam (steel tape)
3. Satuan Skala :
a) centimeter (cm) dan meter (m)
4. Komponen (lihat gambar & alatnya)
a) Pita
b) Skala angka & garis
c) Pengait atau ujung pita
d) Gulungan
e) Pegangan
5. Cara Pemakaian :
1. Tentukan titik awal dan titik akhir pengukuran.
2. Kaitkan atau tahan ujung pita di titik awal
3. Rentangkan pita ukur ke arah titik akhir, pastikan lurus dan rata.
4. Baca skala pada pita tepat di titik akhir.

2
Phi Band 1. Fungsi :
a) Mengukur diameter pohon secara
cepat dan praktis
b) Mempermudah pekerjaan pengukuran
c) Menghasilkan nilai diameter langsung
d) Plastik fleksibel tahan air
2. Bahan :
a) Fiberglass
b) Kain khusus
3. Satuan Skala :
a) centimeter (cm)
4. Komponen (lihat gambar & alatnya)
a) Pita fleksibel
b) Skala diameter (cm)
c) Ujung pengait/kait
d) Pegangan atau gulungan

5. Cara Pemakaian :
1. Tentukan tinggi pohon yang akan diukur diameternya (umumnya 1,3 m dari
tanah atau disebut tinggi dada).
2. Lilitkan pita Phiband mengelilingi batang pohon secara rata dan tidak miring.
3. Pastikan pita menempel seluruhnya dan tidak longgar.
4. Baca angka yang tertera pada sambungan awal pita — angka tersebut adalah
diameter pohon dalam cm.
5. Catat hasilnya

3
Caliper 1. Fungsi :
2. Bahan :
3. Satuan Skala :
4. Komponen (lihat gambar & alatnya)

5. Cara Pemakaian :

4
Suunto Clinometer 1. Fungsi :
a) Mengukur kemiringan atau sudut
lereng dalam derajat
b) Mengukur tinggi pohon atau objek
vertikal
c) Menghitung ketinggian medan,
tinggi tiang, atau struktur vertikal
lainnya
2. Bahan :
a) logam ringan (aluminium) atau plastik
tahan benturan
b) Lensa
c) jarum penunjuk
3. Satuan Skala :
a) Derajat (°)
4. Komponen (lihat gambar & alatnya)
a) Lensa bidik
b) Skala derajat
c) Jarum pengukur
d) Tombol pengunci
Casing logam/plastik

5. Cara Pemakaian :
1. Tentukan jarak horizontal dari titik berdiri ke pohon (misal: 15 meter) dengan pita ukur
atau rangefinder.
2. Arahkan lensa bidik ke pucuk pohon, baca sudut kemiringan bagian atas pohon (misalnya
+40°).
3. Lalu arahkan ke pangkal pohon, baca sudut (misalnya -5° jika berada di bawah garis mata).
Gunakan rumus trigonometri

5
Haga Hipsometer 1. Fungsi :
a) Mengukur tinggi pohon atau
objek vertikal lainnya secara
tidak langsung menggunakan
prinsip sudut dan jarak.
2. Bahan :
a) logam ringan atau plastik tahan
benturan
b) jarum magnetis
c) Komponen optik seperti lensa
dan kaca bidik
3. Satuan Skala :
a) Skala tinggi (meter)
b) Skala sudut (derajat
4. Komponen (lihat gambar & alatnya)
a) Lensa bidik
b) Skala tinggi/sudut
c) Tombol pengatur skala jarak
d) Pegangan untuk menggenggam
Casing
5. Cara Pemakaian :
1. Tentukan jarak horizontal dari pohon (misalnya: 15 meter), ukur dengan pita
ukur atau rangefinder.
2. Sesuaikan skala jarak pada alat sesuai dengan jarak yang telah ditentukan (putar
tombol skala).
3. Arahkan lensa bidik ke pucuk pohon, baca angka pada skala (misalnya 18 m).
4. Arahkan ke pangkal pohon, baca angka (misalnya -1 m).
Hitung total tinggi pohon dengan rumus:

6
Kompas 1. Fungsi :
a) Menentukan arah mata angin
b) Menentukan azimut atau sudut kompas
suatu objek terhadap utara magnetis.
c) Membantu navigasi di lapangan,
penentuan arah petak hutan, atau membuat
sketsa peta.
2. Bahan :
a) logam ringan (aluminium) atau plastik
keras.
b) Jarum magnetis
c) Kaca penutup dari plastik
3. Satuan Skala :
a) Derajat (°)
4. Komponen (lihat gambar & alatnya)
a) Jarum magnetis
b) Lingkaran derajat
c) Kaca bidik / lensa bidik
d) Garis orientasi
e) Cermin
f) Penunjuk arah mata angin

5. Cara Pemakaian :

1. Pegang kompas secara horizontal dan stabil di depan dada.


2. Biarkan jarum kompas berhenti dan menunjukkan arah utara magnetik.
3. Putar lingkaran derajat (bezel) sampai garis orientasi sejajar dengan jarum ke
arah utara.
4. Arahkan kompas ke objek yang ingin diukur arahnya.
5. Baca sudut azimut (dalam derajat) dari arah objek terhadap utara.
6. 6. Gunakan nilai tersebut dalam pemetaan atau navigasi.

7
Berdasarkan hasil pengamatan Anda, buatlah ulasan tentang keunggulan dan kelemahan dari
alat-alat ukur diameter dan tinggi pohon di atas dengan melengkapi tabel berikut ini :

No Nama Alat Keuntungan Kelemahan

1. Butuh konvensi manual


1. Serba guna
jika mengukur diameter
1 Pita Ukur 2. Fleksibel dan mudah pohon
2. Rentan melar dan tidak
dibawa
langsung dibaca seperti
3. Tahan lama Phi Band

1. Kurang akurat untuk


1. Langsung menunjukkan
batang pohonn yang
diameter pohon
2 Phi Band 2. Cepat dan efisien tidak bulat
3. Mudah digunakan
2. Rentan kesalahan
pembacaan angka

3 Caliper - -

1. Cepat dan portabel 1. Butuh ketrampilan


4 Suunto Clinometer 2. Akurasi tinggi pengguna
3. Multifungsi 2. Rentan kesalahan visual

1. Mudah digunakan 1. Pengaruh visual dan


2. Kuat dan tahan lama medan
5 Haga Hipsometer
3. Cepat 2. Tidak cocok untuk
pohon pendek

1. Mudah digunakan 1. Mudah terganggu


2. Berguna untuk navigasi medan magnet
6 Kompas
dan pemetaan 2. Kurang akurat untuk
pemetaan rinci

8
MODUL 2. PENGUKURAN DIAMETER DAN TINGGI POHON

I. Identitas Praktikum
a. Nama : Sitti Sainap Mughny
b. NIM : L13123191
c. Kelas : KHT-E
II. Deskripsi Kegiatan Praktikum
a. Pertemuan : Pertama (1)
b. Hari / Tanggal : Selasa 17 Juni 2025
c. Pokok Bahasan : Pengukuran Diameter dan Tinggi Pohon
d. Tujuan Instruktusional Umum (TIU)
 Setelah menyelesaikan praktikum mata ajaran ini, mahasiswa akan dapat menerapkan
pengetahuan dan keterampilan praktis tentang metode dan teknik inventarisasi sumber
daya hutan untuk keperluan pendugaan potensi sumber daya hutan, baik hutan
tanaman maupun hutan alam.
e. Tujuan Instruktusional Khusus (TIK) :
 Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat menggunakan alat-alat ukur
untuk mengukur diameter dan tinggi pohon dengan baik dan benar.
 Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa dapat memperoleh gambaran hasil
pembandingan dari pengukuran diameter dan tinggi pohon dengan menggunakan alat
ukur yang berbeda.
III. Pengantar Praktikum
Diameter merupakan dimensi pohon yang sangat penting dalam pendugaan potensi
pohon dan tegakan. Data diameter diperlukan antara lain untuk : penentuan lbds pohon dan
tegakan, penentuan volume pohon dan tegakan, pengaturan penebangan dengan batas
diameter tertentu (misal : dalam TPTI minimal 50 cm), serta untuk mengetahui struktur
tegakan.
Pengukuran diameter pohon pada dasarnya merupakan pengukuran panjang garis
antara dua titik pada garis lingkaran batang pohon yang melalui titik pusat lingkaran
batang pohon tersebut. Untuk keseragaman pengukuran, telah ditetapkan ketentuan
pengukuran diameter pohon antara lain sebagai berikut :

▪ Pada pohon yang tumbuh normal, diameter diukur pada ketinggian 1,3 m di atas tanah
(dat), yang disebut sebagai “diameter setinggi dada (diameter at breast height)”.

9
Gambar 1. pengukuran diameter pohon (Pohon normal terletak di tempat yang datar)
▪ Untuk pohon yang memiliki banir di atas 1,3 m dat, diameter pohon diukur pada
ketinggian 20 cm di atas banir.

2m

A. Pohon berbanir rendah B. Pohon berbanir tinggi

Gambar 2. Pengukuran diameter pohon (Pohon berbanir)

10
▪ Penentuan tinggi ukur untuk pengukuran diameter pohon (pohon tidak normal atau di
tempat miring):

Gambar 3. Pengukuran diameter pohon (pohon tidak normal atau di tempat miring)
Berdasarkan data diameter pohon tersebut, selanjutnya dapat ditentukan pula luas
bidang dasar (lbds) dari pohon tersebut. Luas bidang dasar merupakan luas penampang
lintang batang pohon dengan asumsi bahwa penampang lintang batang pohon

11
tersebut berbentuk lingkaran. Dengan demikian, lbds (dalam m2) pohon dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :

, dimana :π = 3,14, dan d = diameter pohon (m )

Seperti halnya diameter pohon, tinggi


pohon merupakan dimensi yang sangat penting
peranannya dalam pendugaan potensi pohon dan
tegakan. Dalam kegiatan pengelolaan hutan, data
tinggi pohon diperlukan untuk penentuan volume
pohon dan tegakan serta penentuan kualitas
tempat tumbuh (melalui hubungan antara umur
dan peninggi). Dalam prakteknya, pengukuran
tinggi pohon seringkali dirancukan dengan
pengukuran panjang pohon, padahal keduanya
memiliki pengertian yang berbeda. Tinggi pohon
didefinisikan sebagai jarak terpendek antara
suatu titik pada puncak pohon (atau titik lain
pada pohon tersebut) dengan titik proyeksinya
pada bidang datar (permukaan tanah).
Sedangkan panjang pohon merupakan jarak yang
menghubungkan dua titik yang diukur baik
menurut garis lurus maupun tidak. Secara
visual, perbedaan antara tinggi dan panjang pohon
tersebut dapat dijelaskan seperti terlihat pada
gambar di samping ini.

Pengukuran tinggi pohon umumnya dilakukan


terhadap hal-hal berikut (lihat gambar) :

❖ Tinggi pohon total, yakni tinggi yang diukur


dari titik pucuk tajuk dengan titik proyeksinya pada permukaan tanah.

❖ Tinggi bebas cabang (lepas cabang atau sampai batas tajuk), yakni tinggi yang diukur
titik lepas cabang atau batas tajuk dengan titik proyeksinya pada permukaan tanah.

12
Dalam prakteknya, tidaklah mudah menentukan “bebas cabang” tersebut, karena
setiap orang dapat endapat dalam menginterpretasikannya.

❖ Tinggi pada ketinggian tertentu, yakni tergantung pada tujuan dan kegunaan
pengukuran tinggi tersebut.

Pada praktikum ini, praktikan akan melakukan pengukuran diameter pohon dengan
menggunakan beberapa macam alat ukur diameter dan tinggi pohon yang telah dipelajari
pada praktikum sebelumnya. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, selanjutnya praktikan
akan membuat perbandingan tentang keakuratan hasil pengukuran antar alat ukur.
IV. Bahan dan Alat yang digunakan
Dalam praktikum ini, praktikan harus mengukur 4 pohon contoh (berbagai ukuran dan
jenis). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat-alat ukur diameter sebagai berikut
:
1. Pita ukur (pita keliling atau phiband)
2. Caliper
3. Suunto clinometer
4. Haga hypsometer
V. Tahapan Kegiatan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :

▪ Pemberian materi dan pengarahan kegiatan oleh dosen atau asisten.


▪ Pembagian alat-alat ukur kepada setiap regu.
▪ Pengukuran diameter dan tinggi pohon dari 4 pohon contoh, dimana masing-masing
pohon diukur sebanyak 2 kali dengan menggunakan dua alat ukur diameter dan tinggi
pohon secara bergantian. Hasil pengukuran dicatat pada tally sheet yang disediakan.
▪ Pengisian lembar kerja praktikum.
VI. Pelaksanaan Praktikum
1. Hasil Pengukuran Diameter

Berikut ini adalah data hasil pengukuran diameter pohon contoh dengan
menggunakan dua macam alat ukur :

13
Tabel 1. Hasil Pengukuran Diameter Pohon Contoh
Diameter Pohon (cm) Selisih Hasil
Nama/Jenis
No Pita Ukur Phi Band (Pb) Pengukuran (Pb-P)
Pohon xc
(P) 1 2
1. Trambesi (Samanea 142 15 17 16 -0.2
Sama)
2. Trambesi (Samanea 88 16 12 14 0,0
Sama)
3. Trambesi (Samanea 121 21 18 19,5 -5.0
Sama)
4. Trambesi (Samanea 165 25 29 27 3.0
Sama)
5. Trambesi (Samanea 100 29 16 18 -82.0
Sama)
6. Trambesi (Samanea 77 25 12 13.5 -63.5
Sama)
Keterangan:
✓ Hasil pengukuran diameter dan rata-ratanya dalam cm dan dicatat sampai 1 angka desimal
✓ 1 = pengukuran pertama
✓ 2 = pengukuran kedua
✓ xi = rata-rata pengukuran pertama dan kedua pada alat jenis ke-i

2. Hasil Perhitungan Luas Bidang Dasar

Berdasarkan data hasil pengukuran diameter pada masing-masing pohon (Tabel 1),
dapat ditentukan luas bidang dasarnya seperti terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Perhitungan Luas Bidang Dasar Pohon Contoh

Luas Bidang Dasar (m2)


No Nama/Jenis Pohon
Pita Ukur Phi Band
2
1. Trambesi (Samanea Sama) 0,15 m 200,96
2. Trambesi (Samanea Sama) 0,06 m2 155,86
3. Trambesi (Samanea Sama) 0,11 m2 298,49
2
4 Trambesi (Samanea Sama) 0,21 m 572,26
5. Trambesi (Samanea Sama) 0,75 m2 25,46
2
6. Trambesi (Samanea Sama) 0,46 m 14,29
Jumlah 1,78 m2 1.267,32,

14
3. Hasil Pengukuran Tinggi Pohon

Berikut ini adalah data hasil pengukuran tinggi pohon contoh dengan menggunakan
dua macam alat ukur :

Tabel 3. Hasil Pengukuran Tinggi Pohon Contoh

Clino Meter Haga Hipsometer


No Nama Pohon
Tt Tb Tt Tb
o o
1. Trambesi (Samanea Sama) 65 10 16 m 30 cm
2. Trambesi (Samanea Sama) 10 % / 5o 10 o 15 m 40 cm
o o
3. Trambesi (Samanea Sama) 10,5 %, 10 10,5 14 m 45 cm
4. Trambesi (Samanea Sama) 10,5 % , 10 o 10 o 19 m 40 cm
0 0
5. Trambesi (Samanea Sama) 10%, 10,7 4,6 8,5 m 110 cm
6. Trambesi (Samanea Sama) 10,9%, 90 10,90 4,6 m 110 cm

15
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat perbandingan hasil pengukuran dari setiap alat
untuk masing-masing pohon contoh dengan memplotkan tinggi pohon tersebut (baik
tinggi total, tinggi bebas cabang, dalam bentuk grafik berikut ini :
Tinggi Total (m)

1 2 1 2 1 2 1 2 Alat Ke i
Pohon Ke 1 Pohon Ke 2 Pohon Ke 3 Pohon Ke 4 Pohon Ke n

Gambar 4. Perbandingan relatif hasil pengukuran tinggi total pohon contoh


Tinggi Bebas Cabang
(m)

1 2 1 2 1 2 1 2 Alat Ke i
Pohon Ke 1 Pohon Ke 2 Pohon Ke 3 Pohon Ke 4 Pohon Ke n

Gambar 5. Perbandingan relatif hasil pengukuran tinggi bebas cabang pohon contoh

16
4. Pembahasan

Berdasarkan data hasil pengukuran diameter, pengujian ketepatan hasil pengukuran


dan perhitungan luas bidang dasar seperti terlihat pada Tabel 1 – Tabel 3 dan Gambar
4 - 5, buatlah pembahasan terutama mengenai hal-hal berikut :

✓ Perbandingan ketelitian dan ketepatan hasil pengukuran diameter pohon dari tiap alat
dengan pita ukur dengan asumsi bahwa variasi hasil pengukuran hanya disebabkan
karena perbedaan alat.
✓ Secara deskriptif, bagaimanakah hasil perhitungan lbds pada masing-masing alat ?
✓ Bagaimanakah pengalaman Anda dalam mengukur diameter pohon dengan alat-alat
tersebut, baik dari segi kepraktisan maupun ketepatan hasil pengukurannya
(hubungkan dengan hasil pengujian ketelitian dan ketepatan alat).
✓ Perbandingan secara visual (dari gambar) tentang hasil pengukuran tinggi pohon pada
tiap alat untuk masing-masing pohon, baik untuk tinggi total, tinggi bebas cabang.
Secara visual, untuk masing-masing pohon contoh, manakah alat yang memberikan
hasil pengukuran tinggi pohon yang cenderung lebih tinggi atau lebih rendah
dibanding alat lainnya? Mengapa demikian ?
✓ Kemukakan hal-hal yang perlu dipertimbangkan (dan bagaimana pengaruhnya)
dalam pengukuran tinggi pohon dengan menggunakan alat-alat ukur tersebut. Apa
yang bisa Anda rekomendasikan tentang alat-alat ukur tersebut ?
✓ Apa yang dapat Anda bahas tentang pengukuran tinggi total, tinggi bebas cabang ?
Bagaimana tingkat kesulitan pengukuran keduanya ? Bisakah Anda menjelaskan
lebih lanjut tentang keduanya ?
Pembahasan

Berdasarkan data hasil pengukuran diameter, pengujian ketepatan hasil pengukuran, dan

perhitungan luas bidang dasar, pembahasan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Perbandingan ketelitian dan ketepatan hasil pengukuran diameter pohon dari tiap alat dengan pita

ukur

• Perbedaan hasil pengukuran diameter pohon dari berbagai alat (phiband, pita ukur) disebabkan

oleh perbedaan prinsip kerja dan sensitivitas masing-masing alat. Pita ukur manual

memberikan hasil yang cukup akurat namun sangat bergantung pada posisi dan keterampilan

17
pengguna dalam membentuk lingkaran yang presisi. Sementara itu, alat seperti diameter tape

khusus (phiband) bisa memberikan hasil yang lebih konsisten karena telah dikalibrasi untuk

mengkonversi keliling menjadi diameter langsung.

• Secara umum, ketidaktepatan biasanya berasal dari:

a) Posisi pengukuran yang tidak pada titik diameter dada (DBH) tepat 1,3 meter.

b) Kesalahan pembacaan angka.

c) Kulit pohon yang tidak rata memengaruhi hasil pengukuran manual.

2. Perhitungan luas bidang dasar (LBDS)

Luas bidang dasar (LBDS) dihitung dengan rumus:


Π X D2
LBDS =
4

3. Pengalaman dalam mengukur diameter pohon

Menggunakan pita ukur biasa memerlukan keterampilan tinggi untuk memastikan lingkaran alat

tepat di sekitar batang pohon. Pada pohon dengan kulit kasar atau tidak bulat sempurna,

pengukuran dengan phiband terasa lebih mudah karena langsung menunjukkan nilai diameter.

Ketepatan pengukuran sangat dipengaruhi oleh posisi DBH dan pengulangan pengukuran dari

arah berbeda.

4. Perbandingan secara visual (gambar) hasil pengukuran tinggi pohon

Secara visual, pengukuran tinggi dengan alat seperti Haga atau Suunto Clinometer sering

menghasilkan perbedaan karena ketergantungan pada sudut pandang pengamat dan jarak

pandang. Tinggi total lebih sulit diukur karena bagian pucuk seringkali tertutup tajuk lain,

terutama jika di hutan lebat. Dibandingkan alat lain, Suunto lebih cepat dan praktis, namun

tetap perlu pelatihan agar sudut pembacaan tepat. Kesalahan umum terjadi saat posisi

pengamat tidak sejajar atau tidak pada jarak ideal.

18
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran tinggi

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

• Ketinggian mata pengamat harus diperhitungkan dalam pengukuran.

• Kondisi cahaya, sudut tajuk, dan kepadatan vegetasi memengaruhi akurasi

• Kalibrasi alat dan latihan penggunaan penting untuk menghindari kesalahan sistematis.

Rekomendasi: Gunakan alat digital seperti laser hypsometer jika tersedia untuk meningkatkan

presisi, terutama dalam pemetaan hutan permanen.

6. Tinggi total vs tinggi bebas cabang

• Tinggi total adalah jarak dari permukaan tanah sampai ke pucuk pohon tertinggi. Ini penting

untuk estimasi volume dan klasifikasi tegakan.

• Tinggi bebas cabang adalah tinggi dari permukaan tanah ke cabang pertama. Ini penting untuk

penilaian kualitas batang kayu bebas cacat.

Kesulitan: Pengukuran tinggi total sering terhambat oleh pandangan terhalang atau bentuk

tajuk tidak jelas. Sedangkan tinggi bebas cabang lebih mudah, namun tetap bergantung pada

posisi pengamat. Kesalahan sudut bisa memengaruhi hasil pengukuran kedua jenis tinggi ini.

19
MODUL 3. PENGUKURAN DIMENSI TEGAKAN

I. Identitas Praktikum
a. Nama : Erikh Sandy
b. NIM : L13123195
c. Kelas : KHT-E
II. Deskripsi Kegiatan Praktikum
a. Pertemuan : Pertama (1)
b. Hari / Tanggal : Selasa 17 Juni 2025
c. Pokok Bahasan : Pengukuran Dimensi Tegakan
d. Tujuan Instruktusional Umum (TIU)
 Setelah menyelesaikan praktikum mata ajaran ini, mahasiswa akan dapat menerapkan
pengetahuan dan keterampilan praktis tentang metode dan teknik inventarisasi sumber
daya hutan untuk keperluan pendugaan potensi sumber daya hutan, baik hutan
tanaman maupun hutan alam.
e. Tujuan Instruktusional Khusus (TIK) :
 Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat mengukur berbagai dimensi
tegakan, baik diameter, tinggi, lbds, maupun volume tegakan.
 Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat mengetahui cara-cara
pendugaan potensi tegakan.
III. Pengantar Praktikum

Dalam kegiatan pengelolaan hutan, pengukuran dimensi pohon dilakukan dalam rangka
pendugaan potensi tegakan dari areal yang dikelola. Pada dasarnya, tegakan merupakan
kumpulan individu - individu pohon yang tumbuh pada suatu areal dengan luasan tertentu.
Dengan demikian, pengukuran dimensi tegakan dilakukan dengan mengukur dimensi dari
pohon-pohon yang ada dalam areal tersebut.

Adapun dimensi-dimensi tegakan yang sering diukur adalah :

✓ Diameter rata-rata, yakni merupakan rata-rata diameter dari seluruh pohon yang ada
dalam tegakan.
✓ Tinggi rata-rata, yakni merupakan rata-rata tinggi dari seluruh pohon yang ada dalam
tegakan.

20
✓ Peninggi, yakni rata-rata tinggi dari 100 pohon tertinggi dalam luasan 1 ha atau rata-rata
tinggi dari 10 pohon tertinggi dalam luasan 0,1 ha. Peninggi merupakan indikator
kualitas tempat tumbuh dari suatu tegakan.
✓ Luas bidang dasar tegakan, yakni penjumlahan dari luas bidang dasar seluruh pohon
dalam luasan tertentu.
✓ Kerapatan tegakan, yakni jumlah/banyaknya pohon per satuan luas tegakan.
✓ Volume tegakan, yakni penjumlahan dari volume seluruh pohon dalam tegakan, baik
berupa total volume (m3) maupun rata-rata volume (m3/ha).
IV. Bahan dan Alat Yang digunakan
Dalam praktikum ini, praktikan harus membuat suatu petak ukur berupa plot persegi
ukuran 20 m x 20 m, 10 m x 10 m, 5 m x 5 m dan 2 m x 2 m. Pada petak ukur tersebut
dilakukan pengukuran dimensi tegakan yang meliputi: diameter rata-rata, tinggi rata-rata,
lbds, kerapatan tegakan, dan volume tegakan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
alat-alat ukur sebagai berikut :

▪ Pita ukur (phi band dan pita keliling).


▪ Haga hypsometer atau alat ukur tinggi lainnya Suunto Clinometer
▪ Tali Rafia
▪ Meteran Rol
▪ Kompas
V. Tahapan Kegiatan Praktkum
Praktikum ini dilaksanakan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :

o Pemberian materi dan pengarahan kegiatan oleh dosen atau asisten.


o Pembagian alat-alat ukur kepada setiap regu.
o Pembuatan petak ukur
o Pengukuran dimensi tegakan pada petak ukur. Masing-masing regu melakukan
pengukuran dimensi tegakan, yakni: diameter rata-rata, tinggi rata-rata, lbds, kerapatan
tegakan, dan volume tegakan, dalam petak ukur yang dibuatnya.
o Pengisian tally sheet, analisis data dan pembahasan hasilnya pada lembar kerja
praktikum.
o Pengumpulan lembar kerja praktikum.
VI. Pelaksanaan Praktikum
1. Hasil Pengukuran Lapangan
Berdasarkan hasil pengukuran dimensi tegakan pada plot contoh persegi 0,04 ha,
diperoleh data seperti tertera pada Tabel.

21
Tabel 4. Hasil Pengukuran Tingkat Semai

No Nama Pohon/Jenis Jumlah


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tabel 5. Hasil Pengukuran Tingkat Pancang

No Nama Pohon/Jenis Jumlah


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tabel 6. Hasil Pengukuran Tingkat Tiang

No Nama Pohon/Jenis D K T Lbds V


2
1 Pohon Angasa 13 52 5,5 0,0133 m 0,0732 m3
(Pterocarpus indicus)
2 Pohon Angasa 10,4 34 6,5 0,0085 m2 0,0553 m3
(Pterocarpus indicus)
3 Pohon Angasa 14 42 7 0,0154 m2 0,1078 m3
(Pterocarpus indicus)
4 Pohon Angasa 15,7 44 8,5 0,0179 m2 0,1522 m3
(Pterocarpus indicus)
5 Pohon Angasa 15 42 5,5 0,0255 m2 0,1428 m3
(Pterocarpus indicus)

22
6 Pohon Angasa 14 40 5,7 0,0154 m2 0,0785 m3
(Pterocarpus indicus)
7
8
9
10
Jumlah
Rata-Rata

Tabel 7. Hasil Pengukuran Tingkat Pohon

No Nama Pohon/Jenis D K T Lbds V


2
1 Trambesi (Samanea Sama) 45 142 16 0,15 m 2,40 m 3
2 Trambesi (Samanea Sama) 28 88 15 0,06 m2 0,90 m 3
3 Trambesi (Samanea Sama) 38 121 14 0,11 m2 1,54 m 3
4 Trambesi (Samanea Sama) 52 165 19 0,21 m2 3, 99 m3
5 Trambesi (Samanea Sama) 31 100 14 0,07 m2 0,98 m3
6 Trambesi (Samanea Sama) 24 77 14 0,04 m2 0,56 m3
7
8
9
10
Jumlah
Rata-Rata

Keterangan :
D = diameter (cm), K = keliling (cm) (cukup diisi salah satunya saja, sesuai alat ukur yang Anda
gunakan) T = tinggi total (m)
Lbds = luas bidang dasar (m2)
V = volume (m3) = (catatan: diasumsikan angka bentuk pohon 0,7)

Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Pengukuran Dimensi Tegakan

No Dimensi Tegakan Plot Persegi 0,04 Ha


1 Diameter Rata-Rata (cm) 36,66 Ha
2 Tinggi Rata-Rata (m) 15,33 Ha
3 Kerapatan Tegakan (Pohon/ha) 150 Ha
4 Lbds Tegakan (m2/Ha) 16,0 Ha
3 180,0 Ha
5 Volume Tegakan (m /Ha)

23
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengukuran dimensi tegakan serta analisis datanya, buatlah
pembahasan mengenai hal-hal berikut :

✓ Secara deskriptif jelaskan bagaimana hasil pengukuran dimensi tegakan dari plot persegi
0,04 ha.
✓ Jelaskan kegunaan data dimensi tegakan dalam kegiatan pengelolaan hutan !
✓ Lain-lain yang menurut Anda relevan dengan materi ini.

Pembahasan

Pengukuran dimensi tegakan dilakukan untuk mengetahui karakteristik pohon-pohon yang

terdapat di dalam suatu areal hutan, dalam hal ini menggunakan plot ukur seluas 0,04 hektar.

Berdasarkan hasil pengukuran pada enam pohon jenis Trambesi (Samanea Saman), diperoleh

data diameter, tinggi, luas bidang dasar (Lbds), dan volume pohon.

Dari pengukuran tersebut, diperoleh diameter rata-rata sebesar 36,33 cm dan tinggi rata-

rata sebesar 15,33 m. Nilai ini menunjukkan bahwa pohon-pohon dalam plot tersebut termasuk

dalam kategori tegakan berdiameter sedang dengan tinggi sedang pula. Kerapatan tegakan

dihitung dengan mengalikan jumlah pohon pada plot dengan skala luas hektar.

Selanjutnya, perhitungan luas bidang dasar tegakan (Lbds) menunjukkan angka sebesar

16,0 m²/ha, yang mencerminkan luas penampang batang tegakan pada satu hektar areal hutan.

Sementara itu, volume tegakan dihitung berdasarkan rumus volume silvikultur (dengan angka

bentuk pohon 0,8) dan diperoleh hasil sebesar 180,8 m³/ha. Volume ini menggambarkan

potensi tegakan dalam menghasilkan kayu.

24
PENGESAHAN
Praktikan Dosen/Asisten Dosen

( Erikh Sandy ) ( Sofyan S.Hut )


L13123191
PENILAIAN
Nilai Laporan : Dosen/ Asisten Dosen

Komentar Isi Laporan :

( )

25
Link video upload tiktok ( https://vt.tiktok.com/ZSkpRgPen/ )

DOKUMENTASI MELAKUKAN PENGUKURAN DENGAN PLOT 20x20

26
FOTO KELOMPOK

27
28

Anda mungkin juga menyukai