LAPORAN PRAKTIKUM
SIFAT-SIFAT DASAR KAYU
ACARA I
PENYIAPAN SAMPEL
Disusun Oleh :
Nama : Dyah Oktavia Arwinasari
NIM : 22/498406/KT/09906
Kelompok :8
Co-Ass : Alfigo Meysta Ciptaperdana Talubun
LABORATORIUM PEMBENTUKAN DAN PENINGKATAN KUALITAS
KAYU
DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2023
ACARA I
PENYIAPAN SAMPEL
I. TUJUAN
Tujuan pada praktikum ini adalah:
1. Memahami proses pembuatan sampel uji fisika, mekanika, dan
kimia kayu.
2. Memahami hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses
pembuatan sampel uji sifat fisika, mekanika, dan kimia kayu.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kayu adalah material atau bahan dari individu pohon yang memiliki
lignoselulosa alami dari bagian batang pohon sebelah dalam sebagai
aktivitas pembelahan jaringan kambium (Basri, 2020). Material ini
memiliki keragaman sifat yang sangat nyata sehingga menyebabkan
perbedaan struktur anatomi, kandungan kimia dan sifat fisis kayu. Kayu
tersusun atas sel-sel berongga dan kompleks yang memberikan kayu
banyak sifat dan karakteristik yang khas (Listyanto, 2018). Menurut
Fredriksson (2019), sifat khas kayu berupa sifat higroskopis yaitu
kemampuan kayu dalam menyerap dan melepaskan air guna
menyeimbangkan antara tumbuhan dengan iklim di sekitarnya. Sifat
higroskopis kayu akan menjadikan kayu lebih lembab dan stimulan
terhadap jamur perusak untuk masuk ke jaringan yang dapat
memengaruhi berat jenis kayu (Bahanawan, 2020).
Dalam pemanfaatannya, kelayakan suatu kayu dapat ditentukan dari
beberapa hal salah satunya yaitu sifat fisis dan mekanis kayu (Uar et al.,
2018). Sifat fisis kayu memiliki pengaruh yang besar dalam
hubungannya dengan penggunaan akhir suatu jenis kayu seperti kadar
air, berat jenis, dan perubahan dimensi (Marsoem, 1996). Sementara itu,
sifat mekanis kayu berperan dalam memberikan kekuatan dan ketahanan
terhadap perubahan bentuk. Perubahan bentuk dapat terjadi akibat
adanya gaya pada seluruh bagian kayu seperti perubahan kadar air dan
pemuaian akibat adanya perubahan suhu (Mardikanto, 2018)
Pengujian sifat fisika, mekanika, dan kimia kayu dapat
menggunakan sampel kayu. Sampel kayu memudahkan dalam
melakukan penelitian mengenai sifat kayu karena memiliki ukuran yang
spesifik.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain:
1. Penggaris
2. Pensil
3. Plastik
4. Table saw
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
1. Disk kayu trembesi (Samanea saman)
IV. CARA KERJA
1. Pembuatan sampel uji fisika kayu
Samping
Disiapkan kanan dan
Lalu disk
disk kayu kiri diukur
kayu Sampel kayu
trembesi, dengan jarak
digergaji ukuran Sampel kayu
kemudian 0,5 cm dari
dengan 2x2x4 diukur ukuran 2x2x2
dibuat garis pith dan
ukuran panjangnya dan 2x2x4
yang dibuat garis
2x2x2 untuk kemudian di kemudian
membagi lurus. Garis
uji berat jenis tentukan arah ditimbang
disk kayu diberi kode
dan 2x2x4 longitudinal, dan dicatat
menjadi dua angka dan
untuk uji radial, dan hasilnya.
dengan titik alphabet
penyusutan tangensial.
tengah pada sesuai posisi
dimensi.
empulur. kayu dari
empulur.
2. Pembuatan sampel uji sifat mekanika kayu.
Digambar Penampang
Kayu diberi
garis 30 cm tangensial
nomor
Disiapkan searah dicari dan
kemudian
kayu dengan diukur
dipotong
sepanjang 60 longitudinal dimensinya
sesuai garis
cm. dan dibuat (tebal,
yang telah
tebal 2x2 panjang,
ditentukan.
cm. rata-rata).
3. Pembuatan sampel uji sifat kimia kayu.
Serbuk disaring
Serbuk kayu sisa untuk
Serbuk diudarakan
penggergajian mendapatkan
di tempat terbuka
sifat fisika kayu serbuk yang
di bawah atap
disimpan di wadah berukuran 40-60
hingga kering
tertutup untuk uji mesh untuk
udara.
sifat kimia kayu. mengetahui zat
ekstraktifnya.
Deskripsi:
Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum ini adalah disiapkan alat dan
bahan terlebih dahulu. Jenis kayu yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
kayu trembesi (Samanea saman). Setelah penyiapan disk kayu langkah selanjutnya
yang harus dilakukan adalah pembuatan sketsa contoh uji. Pembuatan sketsa
bertujuan untuk memudahkan dalam pemotongan kayu nantinya. Untuk sampel
fisika digunakan disk kayu berdiameter 27 cm kemudian diukur jarak 1 cm dari
empulur di samping kanan dan kiri. Setelah itu dibuat garis pada jarak tersebut,
masing-masing 2 cm hingga mendekati kulit kayu. Disk kayu dipotong mengikuti
garis yang telah dibuat. Setelah itu akan didapatkan sampel berukuran 2 x 2 x 2 cm
untuk uji berat jenis dan kadar air, serta 2 x 2 x 4 cm untuk uji perubahan dimensi
kayu. Masing-masing sampel diberi nomor dan alphabet dari yang letaknya dekat
kulit hingga dekat empulur. Kemudian untuk pembuatan sampel uji sifat kimia kayu
menggunakan serbuk dari sisa penggergajian sampel fisika kayu. Serbuk diletakkan
di tempat terbuka di bawah atap hingga kering udara, lalu disaring untuk
mendapatkan serbuk yang berukuran 40-60 mesh guna mengetahui zat
ekstraktifnya.
V. DATA DAN PERHITUNGAN
No Bagian Sisi Sisi Sisi Sisi Rata- Luas Persentase
Kayu 1 2 3 4 rata
1 Teras 7,6 7,5 - - 7,55 179,08 31,86%
cm2
2 Gubal 4,5 5,3 4,5 5 4,83 302,03 53,74%
cm2
3 Kulit 1 1 1 1 1 80,90 14,39%
Kayu cm2
Total 562,01 100%
1. Perhitungan rerata jari-jari teras (a)
Diameter total 1 = 27 cm
Diameter total 2 = 26,50 cm
Diameter teras 1 = 15,20 cm
Diameter teras 2 = 15 cm
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 1 + 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 2 15,20 + 15
= = 7,55 𝑐𝑚
4 4
4. Perhitungan rerata tebal gubal (b)
𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 1 + 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 2 + 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 3 + 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 4 4,5 + 5,3 + 4,5 + 5
= = 4,83 𝑐𝑚
4 4
5. Perhitungan rerata tebal kulit kayu (c)
𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 1 + 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 2 + 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 3 + 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 4 1+1+1+1
= = 1 𝑐𝑚
4 4
6. Perhitungan luas disk total
(a + b +c)2 × π
= (7,55 + 4,83 + 1)2 × 3,14
= 562,00 cm2
7. Perhitungan luas teras
(a)2 × π
= (7,55)2 × 3,14
= 179,08 cm2
8. Perhitungan luas gubal
[(a + b)2 × π] – (a2 × π)
= [(7,55 + 4,83)2 × 3,14] – (7,552 × 3,14)
= 302,03 cm2
9. Perhitungan luas kulit kayu
Luas total – luas teras dan gubal = [(a + b + c)2 × π] – [(a + b)2 × π]
= [(7,55 + 4,83 + 1)2 × 3,14] – [(7,55 + 4,83)2 × 3,14]
= 80,90 cm2
10. Persentase teras, gubal, dan kulit kayu
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑠 179,08
Persentase teras 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 100% = × 100% =
562,00
31,86%
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑔𝑢𝑏𝑎𝑙 302,03
Persentase gubal × 100% = 562,00 × 100% =
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
53,74%
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑢𝑙𝑖𝑡 80,90
Persentase kulit kayu × 100% = × 100% =
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 562,00
14,39%
Gambar 1. Sampel uji kadar air kayu dan berat jenis
Gambar 2. Sampel uji penyusutan dimensi
Gambar 3. Sampel uji sifat mekanika
Gambar 4. Sampel uji sifat kimia
VI. PEMBAHASAN
Kayu merupakan hasil hutan dan tanaman kebun sebagai sumber
kekayaan alam yang masih berupa bahan mentah dan harus diolah
terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan kebutuhan
manusia. Pada praktikum kali ini, kayu yang digunakan adalah kayu
pohon trembesi. Pohon trembesi atau ki hujan merupakan tanaman yang
berasal dari famili fabaceae. Trembesi ini merupakan jenis pohon yang
sangat bermanfaat menjaga kualitas lingkungan karena dapat menyerap
sampai 28,5 ton gas karbon dioksida (Ngatimin dan Uslinawaty, 2018).
Selain bermanfaat sebagai penyerap karbon dioksida, kayu pohon
trembesi juga dimanfaatkan sebagai bahan baku furniture, ukiran, dan
patung karena memiliki urat kayu yang indah. Pohon ini kebanyakan
tumbuh pada daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi.
Pada praktikum Sifat-Sifat Dasar Kayu acara I ini membahas tentang
penyiapan sampel kayu. Sampel kayu yang digunakan kali ini yaitu kayu
Trembesi (Samanea saman) dan diperoleh persentase kayu teras sebesar
31,86%; persentase kayu gubal sebesar 53,74%, dan persentase tebal
kulit sebesar 14,39%. Sampel kayu dipotong dari disk menjadi ukuran 2
cm x 2 cm x 2 cm; 2 cm x 2 cm x 4 cm; dan 2 cm x 2 cm x 30 cm sesuai
kegunaannya menurut sifatnya.
Pada sifat fisika nantinya akan dilakukan dua macam pengujian
yakni uji kadar air dan berat jenis juga uji perubahan dimensi, sehingga
sampel yang akan dibuat juga dua macam. Sampel yang dibutuhkan
untuk uji kadar air dan berat jenis berukuran 2x2x2 cm, sedangkan
sampel yang dibutuhkan dalam uji perubahan dimensi berukuran 2x2x4
cm. Disk kayu yang telah dipersiapkan diberi pola untuk pemotongan.
Pemotongan disk dengan menggunakan gergaji mesin, dalam
pemotongan bagian empulur dan kulit kayu akan dibuang / tidak
digunakan. Berdasarkan tipe empulur dalam disk kayu trembesi tersebut
termasuk ke dalam tipe empulur eksentris karena letak empulurnya tidak
berada pada tengah, atau berada dekat dengan kulit yang disebut dengan
kayu reaksi. Bagian empulur (hati) dan kulit kayu tidak digunakan
karena pada bagian ini memiliki penyusun, sifat, dan karakter yang
berbeda dengan bagian lainnya. Disk yang telah dipotong kemudian
dibungkus dengan plastik untuk menghindari penguapan lebih lanjut
sehingga kondisi fisik kayu segar dapat dipertahankan.
Pada sifat kimia nantinya akan digunakan serbuk kayu sisa
penggergajian pada pembuatan sampel uji sifat fisika kayu. Serbuk kayu
sisa pemotongan disk digunakan karena dirasa lebih representatif
daripada sisa pada pemotongan papan dalam uji mekanika kayu. Serbuk
kayu yang baru saja dikumpulkan lebih baik ditempatkan dalam plastik
atau wadah tertutup lainnya agar memperkecil terjadinya penguapan.
Kemudian serbuk kayu tersebut dikering anginkan lalu dilakukan
penyaringan agar mendapatkan serbuk dengan ukuran 40 – 60 mesh.
VII. KESIMPULAN
1. Dalam praktikum acara penyiapan sampel dilakukan pembuatan
sampel untuk uji sifat fisika kayu, uji sifat mekanika kayu, dan uji
sifat kimia kayu. Sampel uji sifat fisika kayu untuk uji berat jenis dan
kadar air dibuat dengan ukuran 2 x 2 x 2 cm, sedangkan dalam uji
penyusutan dimensi dibuat dengan ukuran 2 x 2 x 4 cm. Dalam uji
sifat mekanika kayu dibuat sampel dengan ukuran 2 x 2 x 30 cm yang
akan digunakan dalam pengujian ketahanan statis kayu. Sementara
itu, pada uji sifat kimia kayu digunakan serbuk hasil penggergajian
sampel sifat fisika kayu dan dikumpulkan pada wadah tertutup atau
plastik, serta dikeringkan ditempat terbuka atau kering udara.
2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan sampel uji sifat
fisika, sifat mekanika, dan sifat kimia kayu adalah pemilihan kayu
atau kayu sampel harus dalam kondisi yang sehat, tidak terserang
hama maupun penyakit, dan dalam keadaan lurus tanpa bengkokan.
Selain itu, dalam proses pemotongan harus sesuai dengan sketsa yang
telah dibuat sehingga hasil pengujian representatif.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Martin, M., Tritscher, T., Juranyi, Z., Heringa, M. F., Sierau, B.,
Weingartner, E., ... & Lohmann, U. (2013). Hygroscopic properties of
fresh and aged wood burning particles. Journal of Aerosol Science, 56,
15-29.
Ngatimin, S.N., & Uslinawaty, Z. (2018). Teknik Menanggulangi Serangga
Hama Kehutanan Menggunakan Metabolit Sekunder Tanaman. Jakarta
: LeutikaPrio.
Putra, A. F. R., Wardenaar, E., & Husni, H. (2018). Analisa komponen kimia
kayu sengon (Albizia falcataria (L.) Fosberg) berdasarkan posisi
ketinggian batang. Jurnal Hutan Lestari, 6(1), 83-89.
Simangunsong, A. S., Hapid, A., & Muthmainnah, M. (2016). Variasi Sifat
Fisika Kayu Kemiri (Aleurites moluccana) Berdasarkan Arah Aksial.
Jurnal Warta Rimba, 4(1), 16-20.
Simatupang, H., Nata, A., & Herlina, N. (2012). Studi isolasi dan rendemen
lignin dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Jurnal Teknik Kimia
USU, 1(1), 20-24.
Sulistyawati, I., Nugoho, N., Suryokusumo, S., & Hadi, Y. S. (2018).
Kekakuan dan Kekuatan Lentur Maksimum Balok Glulam dan Utuh
Kayu Akasia. Jurnal Teknik Sipil ITB, 15(3), 113-122.
Suprapto, E. (2007). Variasi Aksial dan Radial Sifat Fisika dan Mekanika
Kayu. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM.
Susanti, N., & Winiarti, S. (2013). Sistem Pendukung Keputusan Penentuan
Kualitas Kayu untuk Kerajinan Meubel. Jurnal Sarjana Teknik
Informatika, 1(1), 327-337.
IX. LAMPIRAN