CONTOH
JURNAL
Pembelajaran 4
MODUL - PENDIDIKAN NILAI
PPG 2025
NAMA INSTANSI
Disusun oleh
Nama kamu
JURNAL PEMBELAJARAN:
PENDIDIKAN NILAI DALAM PPG
Pendidikan nilai merupakan bagian integral dari proses
pembentukan karakter guru profesional. Dalam Program
Pendidikan Profesi Guru (PPG), pemahaman dan
penginternalisasian nilai menjadi pondasi utama dalam
membentuk pendidik yang tidak hanya kompeten secara
akademik, tetapi juga berintegritas secara moral. Modul ini
menyajikan kajian komprehensif mulai dari landasan filosofis,
nilai-nilai profesi guru, strategi pendidikan nilai, hingga
penerapannya di kelas. Melalui studi kasus dan refleksi etika
profesi, guru diharapkan mampu menjadi agen perubahan
nilai di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Pengertian Pendidikan Nilai
Pendidikan nilai adalah proses pembelajaran yang bertujuan
untuk menanamkan, mengembangkan, dan menginternalisasi
nilai-nilai moral, sosial, dan budaya kepada peserta didik.
Pendidikan ini tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi
juga pada pembentukan karakter, sikap, dan perilaku siswa
agar menjadi pribadi yang berintegritas, bertanggung jawab,
dan memiliki kepekaan sosial. Nilai-nilai yang ditanamkan bisa
bersumber dari agama, budaya lokal, nilai kemanusiaan
universal, maupun nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa PPG diharapkan
mampu:
1. Memahami dan menjelaskan pendidikan nilai secara filosofis
dan teoritis.
2. Mengidentifikasi nilai-nilai dasar profesi guru dan
relevansinya dalam konteks pendidikan.
3. Menganalisis nilai-nilai Pancasila dalam praktik
pembelajaran.
4. Menerapkan strategi pendidikan nilai dalam pembelajaran.
5. Melakukan refleksi etis terhadap dilema moral dalam dunia
pendidikan.
Prinsip Pendidikan Nilai
Beberapa prinsip penting dalam pendidikan nilai meliputi:
Keteladanan (Modeling): Guru dan lingkungan sekolah
menjadi contoh nyata nilai nilai yang diajarkan.
Pembiasaan (Habituation): Nilai ditanamkan melalui
kegiatan rutin yang dilakukan secara konsisten.
Internalisasi: Nilai bukan hanya diketahui, tetapi diyakini
dan menjadi bagian dari perilaku sehari-hari.
Partisipatif dan Interaktif: Peserta didik dilibatkan aktif
dalam proses pembelajaran nilai agar terjadi pengalaman
pribadi.
Kontekstual: Pendidikan nilai harus relevan dengan
kehidupan nyata peserta didik dan lingkungan sosial
budaya mereka.
LANDASAN FILOSOFIS DAN TEORITIS
1. Filosofis
Aksiologi sebagai cabang filsafat yang membahas nilai.
Pendidikan tidak netral; setiap tindakan pendidikan
mengandung nilai.
Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya budi pekerti
sebagai inti pendidikan.
2. Teoritis
Teori Moral Piaget dan Kohlberg Perkembangan moral anak
berjalan bertahap, dari moral heteronom ke otonom.
Etika Deontologis vs Teleologis Deontologi menekankan
kewajiban moral, teleologi menekankan hasil dari tindakan
NILAI-NILAI DASAR PROFESI GURU
1. Integritas
Bertindak jujur dan konsisten dalam ucapan dan perbuatan.
Relevansi dalam Profesi Guru
Seorang guru yang berintegritas akan menjadi teladan moral
yang kuat bagi siswa. Kepercayaan masyarakat dan siswa
terhadap guru dibangun dari integritas ini.
2. Tanggung Jawab
Komitmen pada pengembangan siswa secara utuh.
Relevansi dalam Profesi Guru
Guru harus menjadi pembelajar sepanjang hayat, siap
beradaptasi dengan perubahan kurikulum, teknologi, dan
kebutuhan siswa.
3. Keadilan
Memberi perlakuan yang adil tanpa diskriminasi.
Relevansi dalam Profesi Guru
Guru sebagai pelaksana keadilan sosial di ruang kelas.
Pembelajaran yang adil membentuk iklim kelas yang sehat
dan inklusif dan bebas diksriminasi.
4. Empati dan Kepedulian
Sosial Sensitivitas terhadap kondisi siswa dan masyarakat.
Relevansi dalam Profesi Guru
Guru bukan hanya pendidik kognitif, tetapi juga fasilitator
pengembangan mental dan emosional siswa.
5. Profesionalisme
Mengembangkan kompetensi dan sikap ilmiah.
Relevansi dalam Profesi Guru
Menjadi guru bukan sekadar pekerjaan, tetapi panggilan hidup
yang menuntut dedikasi dan standar etis tinggi.
Tanggung
Integritas Keadilan
Jawab
Empati Profesionalisme
PENDIDIKAN NILAI DALAM KONTEKS PANCASILA
Pendidikan nilai tidak terlepas dari pengamalan Pancasila,
yang menjadi dasar negara sekaligus panduan moral warga
negara. Hal ini berkaitan erat dengan penerapan pada
Pendidikan
Ketuhanan
Menumbuhkan dan membiasakan spiritualitas pada siswa.
Kemanusiaan
Menghargai hak dan martabat sesame siswa/manusia
lainnya.
Persatuan
Mendorong semangat kebhinekaan.
Kerakyatan
Mengajarkan demokrasi dan partisipasi.
Keadilan Sosial
Membangun empati terhadap yang berkebutuhan khusus.
STRATEGI DAN PENDEKATAN PENDIDIKAN NILAI
1. Keteladanan (Modeling) Guru sebagai role model dan
panutan, bukan hanya sekedar pengajar.
2. Dialog Nilai Mengajak siswa berdiskusi tentang dilema moral
pada kehidupan sehari hari di lingkungan dan alternatif
pemecahannya.
3. Refleksi Diri Membiasakan siswa merefleksikan tindakan dan
motivasi mereka.
4. Pembelajaran Kontekstual Nilai diintegrasikan dalam semua
mata pelajaran melalui topik yang relevan.
5. Pendekatan Humanistik Memahami siswa sebagai pribadi
yang utuh.
IMPLEMENTASI DALAM PEMBELAJARAN
Merancang pembelajaran yang bermuatan nilai dapat
dilakukan dengan Langkah berikut
1. Analisis CP dan Tujuan Pembelajaran
Identifikasi capaian pembelajaran yang dapat memfasilitasi
pengembangan nilai.
Misalnya, Bahasa Indonesia (Fase D – SMP)
Capaian Pembelajaran: Siswa mampu mengevaluasi teks
narasi dan argumentatif dengan mempertimbangkan struktur,
koherensi, dan nilai yang dikandungnya.
Integrasi Nilai:
Nilai Empati: melalui analisis cerpen atau puisi bertema
kemanusiaan.
Nilai Kejujuran: siswa membuat teks narasi pengalaman
pribadi tanpa mengada-ada
PJOK (Fase C – SD Kelas VI)
Capaian Pembelajaran:
Siswa mampu menunjukkan sikap sportif, jujur, dan kerja sama
dalam aktivitas permainan dan olahraga.
Integrasi Nilai:
Sportivitas dan Kejujuran Kerja Sama dan Disiplin
Contoh Implementasi: Permainan bola kelompok: Fokus pada
kerjasama, bukan hanya menang. Refleksi setelah
pertandingan: Apakah kamu fair? Apa rasanya ketika
melanggar aturan?
Penjabaran Tujuan Pembelajaran
Setiap Modul Ajar menyertakan tujuan pembelajaran yang
mengandung nilai tertentu
Strategi Pembelajaran
Pilih pendekatan yang mendorong keterlibatan emosional dan
reflektif, seperti:
Project-Based Learning: nilai tanggung jawab, kolaborasi.
Problem-Based Learning: nilai pemecahan masalah,
kepedulian.
Role Play / Simulation: nilai empati, toleransi.
Materi dan Sumber Belajar
Gunakan bahan ajar (artikel, video, kasus nyata) yang
mengandung nilai eksplisit dan implisit.
Penilaian Sikap Terintegrasi
Rancang instrumen penilaian sikap yang terstandar: rubrik
observasi, jurnal refleksi, peer assessment
Penilaian: Evaluasi Perkembangan Nilai
1. Teknik Penilaian Sikap
Observasi Terstruktur: guru mengamati perilaku siswa saat
diskusi, tugas kelompok, dsb.
Portofolio Nilai: kumpulan jurnal, refleksi, proyek yang
menunjukkan sikap siswa.
Peer Evaluation: penilaian antarsiswa dengan rubrik
sederhana.
Self-Assessment: siswa menilai sendiri pemahamannya
terhadap nilai.
Indikator Penilaian
Misal untuk nilai tanggung jawab:
Menyelesaikan tugas tepat waktu.
Berperan aktif dalam kelompok.
Mengakui kesalahan tanpa menyalahkan orang lain.
STUDI KASUS DALAM KELAS
Contoh beberapa kasus dalam kelas yang sering muncul
sehari hari Kasus
1: Diskriminasi Teman Sekelas
Seorang siswa dipinggirkan karena kondisi ekonominya.
Diskusi: Bagaimana peran guru mendorong nilai kemanusiaan
dan keadilan sosial?
Kasus 2: Mencontek Saat Ujian Beberapa siswa tertangkap
mencontek. Diskusi: Bagaimana guru menanamkan nilai
integritas tanpa mempermalukan siswa?
Kasus 3: Guru Bermedia Sosial Secara Tidak Etis Guru
memposting ujaran kebencian di media sosial.
Diskusi: Apakah ini berdampak pada keteladanan? Bagaimana
menyikapinya?
REFLEKSI ETIKA PROFESI
Panduan Refleksi:
Refleksi bisa dilakukan dengan teman sejawat atau atasan
lansgung (kepala sekolah)
Apakah Anda sudah menerapkan nilai-nilai kejujuran dan
tanggung jawab dalam praktik Anda?
Pernahkah Anda berada dalam dilema etis dalam
mengajar?
Bagaimana Anda menghadapinya, dan nilai apa yang
menjadi pijakan Anda?
Penerapan Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran di sekolah
Pendidikan nilai dapat diimplementasikan dalam berbagai
bentuk kegiatan pembelajaran, antara lain:
Integrasi dalam Mata Pelajaran: Nilai-nilai dapat
dimasukkan ke dalam materi pelajaran, misalnya kejujuran
dalam matematika, tanggung jawab dalam IPS, atau
toleransi dalam Pendidikan Pancasila.
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning):
Melibatkan siswa dalam kegiatan nyata yang
menumbuhkan kerja sama, kepedulian sosial, dan
kreativitas.
Diskusi dan Refleksi: Memberi ruang bagi siswa untuk
mengungkapkan pandangan moral dan mengevaluasi
nilai-nilai yang dianut.
Penguatan Karakter dalam Kegiatan Ekstrakurikuler: Seperti
pramuka, OSIS, dan kegiatan sosial.
Penerapan Tata Tertib Sekolah Secara Konsisten: Sebagai
bentuk pendidikan nilai kedisiplinan dan tanggung jawab.
Kesimpulan
Pendidikan nilai merupakan bagian penting dalam proses
pendidikan secara keseluruhan karena membentuk karakter
peserta didik yang tidak hanya cerdas secara intelektual,
tetapi juga matang secara moral dan sosial. Melalui prinsip
keteladanan, pembiasaan, dan pendekatan kontekstual,
pendidikan nilai dapat diintegrasikan secara efektif dalam
pembelajaran. Peran guru sangat krusial sebagai agen
perubahan dan penanam nilai. Dengan pelaksanaan yang
konsisten dan menyeluruh, pendidikan nilai mampu
menciptakan generasi yang berakhlak mulia, cinta tanah air,
dan siap berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat
DOKUMENTASI KEGIATAN
FOTO KEGIATAN SAAT KEGIATAN BELAJAR MENANMKAN
PENDIDIKAN NILAI YANG BAIK DI KELAS BISA SECARA INDIVIDU
MAUPUN KELOMPOK
FOTO KEGIATAN SAAT KEGIATAN BELAJAR MENANMKAN
PENDIDIKAN NILAI YANG BAIK DI SEKOLAH BISA SECARA INDIVIDU
MAUPUN KELOMPOK