KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.
BPPSDM KESEHATAN
              POLITEKNIK KESEHATAN PALU
               PRODI D-III KEBIDANAN PALU
                 JURUSAN KEBIDANAN
      Jl.Thalua Konchi No.19 Mamboro Palu Utara Telp.
                       (0451)491451
   E-mail : poltekkeskemenkespalu@yahoo.com Website:
                  www.poltekkespalu.ac.id
                        SULAWESI TENGAH
                         JOB SHEET
Nama Ketrampilan           : Kompresi Bimanual Interna (KBI),
                            Kompresi Bimanual Eksterna (KBE),
                            Kompresi Aorta Abdominalis (KAA)
Mata Kuliah                : Ketrampilan Klinik Praktek Kebidanan 2
Waktu                      : 100 menit
                             REFERENSI
1. Nurjasmi,Emi dkk. 2021.Modul Pelatihan Midwifery Update. Jakarta :
   IBI.
2. Saifuddin AB dkk, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
   dan Neonatal, Jakarta : YBS-SP
                    OBJEKTIF PERILAKU SISWA
                                  :
  Dengan menggunakan peralatan, bahan dan perlengkapan yang telah
  disediakan mahasiswa dapat melakukan Kompresi Bimanual Interna
  (KBI), Kompresi Bimanual Eksterna (KBE), Kompresi Aorta
  Abdominalis (KAA)
                                                                        1
                                DASAR TEORI
Kompresi Bimanual Interna (KBI), Kompresi Bimanual Eksterna
(KBE), dan Kompresi Aorta Abdominalis (KAA)
      1. Pengertian
            Tindakan     KBI,   KBE,      dan   KAA   merupakan    tindakan
         kegawatdaruratan obstetrik yaitu perdarahan postpartum, saat
         pelaksanaan tindakan harus tetap memperhatikan pasien, baik dari
         fisik maupun psikologisnya.
            Tindakan KBI didasarkan pada upaya penekanan arteria uterina
         yang membuka setelah plasenta lahir karena tidak ada kontraksi
         dari otot-otot rahim. Penekanan ini dilakukan oleh dua tangan, satu
         menekan dari dalam dan yang lain menekan dari luar apabila dalam
         waktu 5 menit tidak ada kontraksi maka dilanjutkan dengan
         tindakan KBE.
            Pelaksanaan KBE (kompresi bimanual ekterna) adalah tindakan
         menekan dinding belakang uterus dan korpus uteri dan dinding
         depan uterus dengan kedua tangan dengan tujuan untuk merangsang
         rahim untuk berkontraksi dan menghentikan perdarahan. Kompresi
         bimanual eksterna ini bisa dilakukan oleh keluarga pasien yang
         telah dilatih sebelumnya oleh bidan. Apabila perdarahan belum
         berhenti maka lakukan tindakan KAA.
            Pelaksanaan KAA (kompresi aorta abdominalis) adalah tindakan
         menekan aorta pada daerah abdominal untuk menghentikan
         perdarahan. Lakukan tindakan ini apabila terjadi perdarahan hebat
         dan tidak dilakukan terlalu lama. Apabila perdarahan belum
         berhenti maka lakukan tindakan lanjut atau melakukan rujukan.
 1.      Tujuan :
         a. Memperbaiki atau mencegah gangguan cairan dan elektrolit
            pada klien yang sakit akut.
         b. Mencegah ketidak seimbangan cairan dan elektrolit.
                                                                               2
          c. Memberikan akses intravena pada pemberian terapi intermitten
                atau emergensi
2.        Indikasi pemasangan Tindakan KBI,KBE,KAA:
          a.     Terjadi perdarahan postpartum yang berat akibat atonia uteri
               yang tidak merespons terapi awal, termasuk pemberian
               uterotonika (seperti oksitosin, ergometrin, atau misoprostol).
          b. Uterus tetap lembek dan tidak berkontraksi setelah dilakukan
               stimulasi farmakologis.
          c. Diperlukan tindakan segera untuk menghentikan perdarahan
               guna mencegah atau menangani syok hemoragik.
          d. Digunakan sebagai langkah sementara untuk mengontrol
               perdarahan sambil menunggu intervensi lebih lanjut seperti
               pemberian obat tambahan, transfusi darah, atau tindakan bedah
               (misalnya histerektomi).
          e. Pada kondisi di mana fasilitas bedah belum tersedia atau
               diperlukan waktu untuk menyiapkan intervensi bedah darurat.
          f. Ketika tindakan kompresi eksternal tidak berhasil menghentikan
               perdarahan dan diperlukan tindakan kompresi internal atau
               penekanan aorta abdominalis untuk mengurangi aliran darah ke
               uterus.
                                      PETUNJUK
     1. Menghentikan atau mengurangi perdarahan postpartum yang parah
          akibat atonia uteri.
     2. Mencegah syok hemoragik yang berpotensi membahayakan nyawa
          ibu.
     3.        Memberikan waktu untuk melakukan intervensi lain, seperti
          pemberian obat uterotonika atau bahkan tindakan bedah, jika
          diperlukan.
                         PEKERJAAN LABORATORIUM
                                                                                3
1. Persiapan alat dan Bahan
    a. Sarung tangan steril dan DTT
    b. Alas bokong
    c. Kassa steril
    d. Spuit
    e. Sarung tangan Panjang
    f. Oksigen
    g. Celemek
    h. Masker
    i. Kacamata
    j. Alas kaki
    k. Baskom berisi air klorin 0.5%.
    l. Kateter nelaton steril.
    m. Infus set dan cairan infus (Jarum 16 atau 18).
    n. Bengkok.
    o. Kapas steril dan air DTT.
    p. Antiseptik.
    q. Obat-obatan Uterotonika (oksitosin 20 IU, misoprostol 600
       mcg, metil ergometrin)
2. Bahan habis pakai
     a. Kapas DTT
     b. Larutan klorin 0,5%
3. Alat Bantu
     a. Jobsheet
     b. Penuntun belajar
     c. Lembar penilaian
4. Keselamatan Kerja
     a. Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang dilakukan
     b. Susun dan letakan peralatan atu bahan pada tempat yang
         mudah dijangkau
     c. Pakailah bahan, peralatan dan perlengkapan sesuai dengan
         fungsinya
     d. Perhatikan setiap langkah Tindakan KBI, KBE, KAA
                                                                   4
                        PROSEDUR PELAKSANAAN
      LANGKAH KERJA KOMPRESI BIMANUAL INTERNA DAN
                                EKSTERNA
                 LANGKAH                            ILUSTRASI / GAMBAR
                   KERJA
1.   Lakukan pengkajian ulang indikasi
     Key point :
     Lakukan dengan palpasi di fundus dengan
     cepat. Biasanya akan ditemukan (uterus
     teraba lembek pada 15 detik setelah placenta
     lahir)
2.   Ganti sarung tangan kanan dengan
     sarung tangan panjang
     Key point :
     Lakukan dengan cepat dan hati-hati, jangan
     sampai menyentuh bagian lateral sarung
     tangan. Sarung tangan yang digunakan
     adalah sarung tangan panjang steril /DTT.
     masukkan sarung
     tangan bekas pakai ke dalam larutan klorin.
3.   Bersihkan Bekuan darah dari vagina
     Key Point :
     Masukkan tangan secara obstetri
     dalam uterus
                                                                  5
Periksa kandung kemih
      Key Point
      Pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh
      atau dapat dipalpasi, lakukan katerisasi
      kandung kemih dengan menggunakan teknik
      aseptik
5.    Letakkan tangan kiri di atas perut ibu
      untuk menekan uterus dari luar
      Key point:
      meletakkan tangan luar tepat di atas fundus
      uteri
6. Masukkan tangan secara obstetric ke dalam
   lumen vagina,sambil memeriksa vagina dan
   serviks
      Key point :
     Ubah tangan tersebut menjadi kepalan tinju dan
     letakkan, pada forniks anterior kemudian
     dorong segmen bawah uterus ke kranio anterior.
     Usahakan seluruh dataran punggung jari
     telunjuk hingga kelingking menyentuh fornik
     anterior
                                                      6
7.   Lakukan kompresi uterus dan
     pertahankan posisi ini sampai uterus
     berkontraksi.
     Key point :
     Lakukan dengan mendekatkan telapak tangan
     luar dan kepalan tangan bawah sekuat
     mungkin selama 5 menit
8.   Lakukan pengkajian ulang kontraksi
     Key point :
     Lakukan dengan cara merasakan adanya
     pengerasan atau kontraksi dari uterus, (Bila
     ditemukan uterus masih terasa lembek,
     anjurkan    keluarga   untuk     membantu
     melakukan kompresi bimanual eksterna)
9.   Lakukan kompresi bimanual eksterna
     Key point :
     Anjurkan keluarga untuk
     membantu kompresi bimanual eksternal,
     keluarkan tangan perlahan-lahan
10. Berikan Ergometrin 0,2 mg secara Intra
    Muskular.
     Key point :
     1/3 paha bagian atas (tetapi tidak diberikan
     pada ibu yang hipertensi
11. Pasang infus Ringer Laktat 500 cc + 20
    unit oksitosin
     Key point :
     Habiskan 500 cc pertama secepat
     mungkin dan Pakai jarum dengan ukuran 16
                                                    7
      atau 18
12. Ulangi KBI
      Key Point :
      Tunggu beberapa saat, bila uterus tidak
      berkontrakasi juga, segera lakukan rujukan
      (dampingi ibu selama merujuk, dengan tetap
      memberikan infus RL+ 20 unit oksitosin
      dalam 500 cc larutan dengan laju 500cc/ jam)
                           KOMPRESI AORTA ABDOMINALIS
                       Langkah                           Ilustrasi Gambar
                         kerja
 1.    Raba pulsasi arteri femoralis
       Key Point :
       Perabaan arteri femoralis terdapat pada lipatan
       paha
                                                                  8
2.    Kepalkan tangan kiri
      Key Point :
      Kepalkan tangan kiri dan tekan bagian
      punggung jari telunjuk hingga kelingking pada
      umbilikus kearah volumna vertebralis dengan
      arah tegak lurus dengan tenaga berat badan
      penolong
3.    Raba pulsasi arteri femoralis
      Key Point :
      Dengan tangan yang lain untuk mengetahui
      cukup tidaknya kompresi
       Jika pulsasi masih teraba, tekanan kompresi
          masih belum cukup
       Jika kepalan tangan mencapai aorta
          abdominalis, maka pulsasi arteri femoralis
          akan berhenti/berkurang
                               EVALUASI
     1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap
     2. Mahasiswa mampu melakukan Tindakan KBI, KBE, dan KAA
     3. Mahasiswa mempertahankan kenyamanan dan privasi klien
        selama prosedur dilakukan
     4. Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan panduan modul
        praktikum pada jam praktikum mandiri