RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Institusi
Mata Kuliah/Blok Mata Kuliah
Kode Mata Kuliah
Bobot
Semester
Pertemuan ke/ Waktu
Standar Kompetensi
H. Indikator
No
Tahap
: AkademiKebidananWidyaKarsaJayakarta
: Kegawat daruratan maternal neonatal
::
:
:
: Mahasiswa mampu melakukan tindakan KBI/KBE sesuai
prosedur yang berlaku dengan benar dan tepat tanpa
mengabaikan keselamatan kerja.
: Mengetahui pengertian, indikasi dan penatalaksanaan
KBI/KBE
Kegiatan Pembelajaran
Metode
Media
Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
 Memberi salam
 Memeriksa daftar hadir
 Menyampaikan
aturan-aturan
perkuliahan
 Meyampaikan gambaran materi yang
akan dipraktekkan, yaitu
 Pengertian KBI/KBE
 Indikasi di lakukan KBI/KBE
 Penatalaksanaan KBI/KBE
 Evaluasi
 Ceramah
Ceramah
Diskusi
Tanya jawab
Demonstrasi
 Redemonstrasi
 PC
 Laptop
 LCD
PC
Laptop
LCD
Phantom
Perlengkapan
KBI/KBE
 Job sheet
 Phantom
 Perlengkapa
n KBI/KBE
 Daftartilik
1 x 15
1 x 60
1 x 45
I. Evaluasi
Redemonstrasi
memberikankesempatankepadamahasiswasatupersatumelakukantindakan
KBI/KBE seperti yang telahdicontohkandanmengevaluasidengandaftartilik .
J. Sumber Buku
1. Maryunani, Anik. Puspita, Eka. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal. Jakarta:
Trans Info Medika
2. Tim Revisi. 2008. Buku Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.
3. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
4. Saifudin Abdul Bari, Dkk. 2007. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
5. Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
KBI DAN KBE
A. Pengertian
Ada beberapa macam pengertian dari kompresi bimanual,antara lain sebagai berikut:
a. Kompresi bimanual adalah suatu tindakan untuk mengontrol dengan segera homorrage
postpartum. Dinamakan demikian karena secara literature melibatkatkan kompresi uterus
diantara dua tangan.(varney,2004)
b. Menekan rahim diantara kedua tangan dengan maksud merangsang rahim untuk
berkontraksi dan mengurangi perdarahan (depkes RI,1996-1997)
c. Tindakan darurat yang dilakukan untuk menghentikan perdarahan pasca salin.(depkes
RI,1997)
1. Kompresi Bimanual Interna (KBI)
Ada kalanya setelah kelahiran plasenta terjadi perdarahan aktif dan uterus tidak
berkontraksi walaupun sudah dilakukan menajemen aktif kala III. Dalam kasus ini
uterus tidak berkontraksi dengan penatalaksanaan menajemen aktif kala III dalam waktu
15 detik setelah plasenta lahir.
Tindakan atau penanganan yang dapat dilakukan adalah melakukan tindakan
kompresi bimanual interna,kompresi bimanual eksterna atau kompresi aorta
abdominalis. Sebelum melakukan tindakan ini harus dipastikan bahwa penyebab
perdarahan adalah atonia uteri,dan pastikan tidak ada sisa plasenta.
Proses penanganan atonia uteri ini merupakan suatu rangkaian tindakan dalam
proses persalinan. Kompresi Bimanual adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk
menghentikan perdarahan secara mekanik. Proses mekanik yang digunakan adalah
aplikasi tekanan pada korpus uteri sebagai upaya pengganti kontraksi miometrium (yang
untuk sementara waktu tidak dapat berkontraksi). Kontraksi miometrium dibutuhkan
untuk menjepit anyaman cabang-cabang pembuluh darah besar yang berjalan
diantaranya.
2. Kompresi Bimanual Eksterna (KBE)
Kompresi bimanual eksterna merupakan tindakan yang efektif untuk
mengendalikan perdarahan misalnya akibat atonia uteri. Kompresi bimanual ini
diteruskan sampai uterus dipastikan berkontraksi dan perdarahan dapat dihentikan.ini
dapat di uji dengan melepaskan sesaat tekanan pada uterus dan kemudian mengevaluasi
konsistensi uterus dan jumlah perdarahan.
Penolong dapat menganjurkan pada keluarga untuk melakukan kompresi
bimanual
eksterna
sambil
penolong
melakukan
tahapan
selanjutnya
untuk
penatalaksanaan atonia uteri. Dalam melakukan kompresi bimanual eksterna ini, waktu
sangat penting, demikian juga kebersihan. sedapat mungkin,gantilah sarung tangan atau
cucilah tangan sebelum memulai tindakan ini.
KBE menekan uterus melalui dinding abdomen dengan jalan saling
mendekatkan kedua beah telapak tangan yang melingkupi uterus. Pantau aliran darah
yang keluar. Bila perdarahan berkurang,kompresi diteruskan, pertahankan hingga uterus
dapat kembali berkontraksi. Bila belum berhasil dilakukan kompresi bimanual internal.
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi
perdarahan post partum :
 Menghentikan perdarahan.
 Mencegah timbulnya syok.
 Mengganti darah yang hilang.
B. Indikasi
Uterus tidak berkontraksi dengan penatalaksanaan menajemen aktif kala III dalam waktu
15 detik setelah plasenta lahir.
C. Penatalaksanaan KBI dan KBE:
1. Persiapan
Tempat : Ruangan tertutup ,aman, tenang dan nyaman
Alat :
 Lembar informed consent ( persetujuan ).
 Alas bokong dan alas penutup perut bawah.
 Larutan antiseptik.
 Analgesik (tramadol 1-2 mg/kgBB).Oksitosin 20 IU (2 ampul).Ergometrin 0,20
mg/ml.Set infus (jarum ukuran 16 atau 18).
Cairan infus (ringer Laktat 3 botol)Misoprostol 600-1000mcg.
Oksigen dan regulator
Tensimeter dan stateskop.
Lampu sorot.
Sarung tangan DTT/steril (4 pasang).
Tabung dan jarum suntik (5 ml dan nomor 23) 2 buahKateter nelaton. Handuk
bersih.Minuman manis untuk rehidrasi
2. Pasien :
Pasien sudah mengerti dengan tindakan yang akan dilakukan. Ia mengerti bahwa
tindakan dilakukan karenauterusnya tidak berkontraksi dengan baik, keluarga sudah
memahami peran sertanya untuk tindakan kompresi bimanual eksterna.
3. Penolong : Siap melakukan kompresi bimanual interna,Kedua tangan sudah memakai
sarung tangan DTT.
4. Tindakan :
 Mengosongkan kandung kemih pasien
 Melakukan pemeriksaan dengan benar sehingga dapat dipastikan bahwa
perdarahan ini disebabkan oleh atonia uteri.
Lakukan Dengan Segera Kompresi Bimanual Interna (KBI).
Penolong berdiri di depan vulva.
Membasahi tangan kanan dengan larutan antiseptik.
Menyisihkan kedua labia mayora ke arah lateral dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Memasukkan tangan yang lain secara obstetrik ke dalam introitus vagina (bila
perlu berikan analgesik).
 Mengubah tangan obstetrik menjadi kepalan dan letakkan dataran punggung jari
telunjuk hingga kelingking pada forniks inferior dan dorong segmen bawah rahim
ke kranioanterior.
 Meletakkan telapak tangan luar pada dinding perut, upayakan untuk mencakup
bagian belakang korpus uterus seluas atau sebanyak mungkin.
 Melakukan kompresi uterus selama 5 menit dengan cara mendekatkan telapak
tangan luar dengan kepalan tangan dalam forniks anterior.
 Mempertahankan posisi demikian bila perdarahan berhenti, hingga kontraksi
uterus benar-benar membaik kemudian lanjutkan langkah berikutnya.
 Amati apakah uterus berkontraksi, jika :
 YA, maka lanjutkan KBI selama 2 menit, kemudian keluarkan tangan
perlahan-lahan lalu pantau kala IV dengan ketat.
 TIDAK, maka lanjutkan langkah berikutnya.
 Meminta keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna. Keluarkan
perlahan-lahan tangan kanan dengan mengubah kepalan menjadi tangan obstetrik.
 Memasukkan kedua tangan ke dalam wadah yang sudah berisi larutan klorin 0,5%
lalu bersihkan sarung tangan.
 Mengajarkan keluarga cara melakukan KBE (Kompresi Bimanual Eksterna),
kemudian minta keluarga melakukan KBE sementara bidan memsang infus dan
memberikan obat uterotonika.
 Cara melakukan KBE adalah sebagai berikut :
 Penolong berdiri menghadap sisi kanan pasien.
 Tekan ujung jari telunjuk, tengah, dan manis satu tangan diantara simpisis dan
umbilikus pada korpus depan bawah sehingga fundus uterus naik ke arah dinding
abdomen.
 Meletakkan sejauh mungkin telapak tangan lain di korpus uterus bagian belakang
dan dorong uterus ke arah korpus depan.
 Menggeser perlahan-lahan ujung ketiga jari tangan pertama ke arah fundus
sehingga telapak tangan dapat menekan korpus uterus bagian depan.
 Melakukan kompresi korpus uterus dengan jalan menekan dinding belakang dan
dinding depan uterus dengan telapak tangan kiri dan kanan (mendekatkan tangan
belakang dan depan).
 Perhatikan perdarahan. Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut
hingga uterus dapat berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan belum berhenti,
lanjutkan pertolongan berikutnya.
 Memberikan Ergometrin 0,2 mgIM atau Misoprostol 600-1000 mcg per rektal.
Ergometrin tidak diberikan untuk ibu hipertensi.
 Memasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan Oksitosin 20
unit dalam 500 ml Ringer Laktat, habiskan 500 cc pertama secepat mungkin.
 Memakai sarung tangan DTT dan ulangi KBI
 Amati perkembangannya, apakan uterus berkontraksi. Jika :
 YA, maka pantau pasien dengan seksama selama kala IV.
 TIDAK, maka lanjutkan ke langkah berikutnya.
 Segera merujuk pasien
 Mendampingi pasien ke tempat rujukan
 Melakukan infus oksitosin 20 unit dalam 500 cc Ringer Laktat dengan laju 500
ml/jam hingga tiba di empat rujukan atau hingga menghabiskan 1,5 L infus,
kemudian lanjutkan dengan kecepatan 125 ml/jam. Jika tidak tersedia cairan yang
cukup, beri 500 ml kedua dengan kecepatan sedang dan berikan minuman untuk
rehidarasi.
JOB SHEET
KOMPRESI BIMANUAL INTERNAL (KBI)
N
LANGKAH KERJA
GAMBAR
O
1
Pertimbangan indikasi untuk melakuka KBI
Key Point;
Lakukandengancarapalpasi
dengacepat.
Biasanya
(uterusterabalembekpada
detiksetelahplasentalahir)
di
akan
fundus
ditemukan
15
Inform consent
Key Point;
Jelaskan kepada ibu tindakan yang akan
dilakukan, buat kesepakatan
Siapkan alat dan dekatkan ke pasien
Key point:
Urutkan alat berdasarkan penggunaan
Persiapan penolong
Key Point :
Memakai alat perlindungan diri (APD) Cuci
tangan pada air yang mengalir dan keringkan
lalu memakai sarung tangan
Aturposisiibulitotomi,
pasangcairan
infuse
berisioksitosin 20 UI
6
Bersihkan daerah vulva dan sekitarnya dengan
kapas DTT lalu kosongkan kandung kemih
dengan kateter, dan pasang doek DTT di bawah
bokong ibu
Key Point :
Membersihkan daerah vulva dari atas kebawah
dengan satu kali usapan
Ganti sarung tangan kanan dengan sarung
tangan
panjang
lalu
basahi
denganlarutan
antiseptic dan masukan tangan secara obstetric
melalui introitus kedalam vagina ibu
Key Point :
Lakukan dengan cepat dan hati-hati, Jangan
sampai
menyentuh
bagian
lateral
sarung
tangan. Sarung tangan yang digunakan adalah
sarung btangan panjang steril/DTT
8
Periksa vagina dan serviks
Key Point:
jika ada selaput ketuban atau bekuan darah
pada kavum uteri. Hal ini dapat mengakibatkan
uterus tak dapat berkontraksi dengan baik
Letakan tangan kiri di atas perut ibu untuk
menekan uterus dari luar
Key Point :
Meletakan tangan luar tepat di atasfundus uteri
10
Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada
forniks anterior, tekan dinding anterior uterus
kearah
tangan
luar
yang
menahan
dan
mendorong dinding posterior uterus kearah
depan sehingga uterus ditekan kearah depan dan
belakang
11
1541
Lakukankompresiuterus
dan
pertahankanposisiinisampaiuterusberkontraksi
keyPoint :
lakukan dengan mendekatkan telapak tangan
luar dan kepalkan tangan bawah sekuat
mungkin
12
Evaluasi keberhasilan :
Key point:
Jika
uterus
berkontraksi
dan
perdaraha
berkurang, terus kan KBI selama 2 menit,
kemudian perlahan-perlahan keluarkan tangan
dan pantau ibu secara ketat dalam kala IV
Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan masih
berlangsung, periksa ulang perineum, vagina dan
serviks apakah terjadi laserasi dan lakukan
penjahitan jika ada hal terebut.
Jika uterus tidak berkontraksi selama 5 menit,
ajarkan
keluarga
untuk
melakukan
KBE
(kompresi bimanual eksterna) dan lakukan
penatalaksanaan
atonia
selanjutnya.
Minta
keluarga untuk mulai menyiapkan rujukan
13
Pemrosesan alat bekas pakai. Masukan ke dalam
Waskom yang berisi larutan klorin untuk
dekontaminasi
Key Point :
Lama dekontaminasi alat hanya 10 menit
14
Lakukan pencatatan dan informasikan hasil
tindakan pada ibu
Key Point :
Mendokumentasikan tindakan yang telah
dilakukan
(SOAP NOTES)
KOMPRESI BIMANUAL EKSTERNA (KBE)
N
LANGAHKERJA
O
1
Siapkan
bahan
diperlukan
GAMBAR
dan
untuk
perlengkapan
melakukan
yang
Kompresi
Bimanual Eksternal
Key Point
Urutkan berdasarkan penggunaan
2
Inform consent
Key Point:
jelaskan pada ibu dan keluarga tentang
tindakan yang akan di lakukan
Persiapan penolong
Key Point:
- Memakai APD 3.
-Cucilah
tangan
menggunakan
4
sabun,
pada
air
mengalir
kemudian
keringkan
dengan handuk lalu pakai sarung tangan DTT.
Pasang infus Ringer Laktat lalu Drip 4.
Syintoinon 20IU/ml,kemudian diguyur ampai
bata maksimal 60 tetesan menit.
Aturposisiibuyaituposisi Dorsal Recumbant.
Key point:
Posisi dorsal recumbent yaitu kedua kaki
ditekukkan dan telapak kaki menapak ditempat
tidur
6
Bersihkan vulva ibu dengan kapas DTT lalu
kosongkan kandung kemih.
Melakukan kompresi Bimanual Eksterna dengan
cara
Penolong berdiri menghadap kesisi kanan
ibu
Letakan satu tangan pada abdomen di depan
terus, tepat diatas symphisis pubis
Letakan tangan yang lain pada dinding
abdomen dan dinding belakang korpus uteri,
sejajar dengan dinding depan korpus uteri.
Usahakan
untuk
mencakup/memegang
bagian belakang terus seluas mungkin
Lakukan kompresi uterus dengn cara saling
mendekatkan tangan depan dan belakang
agar pembuluh darah di dalam anyaman
myometrium dapat dijepit secara manual.
Carainidapatmenjepitpembuluhdarahuterus
dan membantuuterusuntukberkontraksi
Perhatikan
perdarahan
perdarahan
berhenti,
pervaginam,
pertahankan
bila
posisi
tersebut ! hingga uterus dapat berkontraksi
9
kembali.
Observasisecaraketatkontraksiuterus,
perdarahan dan tanda vital serta atur tetesan
infuse 20-28 tts/menit
10
Masukan kedua tangan kedalam wadah yang
berisi larutan klorin 0,5% bersihkan kemudian
iepas secara terbalik
11
Cucilah tangan pada air mengalir menggunakan
sabun kemudian keringkan dengan handuk
12
Catatan Semua Tindakan