AKSI NYATA
JURNAL PEMBELAJARAN
PRINSIP PEMBELAJARAN DAN ASESMEN
Disusun Oleh :
WUNI WURIASIH, S.Pd
AKSI NYATA
1. IDE APA YANG BAPAK/IBU GURU DAPATKAN SETELAH BELAJAR TOPIK
INI??
Setelah mempelajari topik Understanding by Design (UbD), saya mendapatkan pemahaman
mendalam tentang pentingnya merancang pembelajaran dengan tujuan akhir yang jelas dan
mengintegrasikan asesmen yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. UbD membantu saya
fokus pada hasil pembelajaran yang diinginkan, memungkinkan saya untuk merancang
kegiatan yang mendalam dan relevan, serta memberikan umpan balik yang konstruktif untuk
mendukung kemajuan peserta didik secara efektif.
2. PERENCANAAN PEMBELAJARAN SEPERTI APA YANG RELEVAN UNTUK
DIKEMBANGKAN DI SEKOLAH BAPAK/IBU GURU? BUATLAH AKSI NYATA
DENGAN MENGEMBANGKAN RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS
PRINSIP UBD!
Di sekolah, perencanaan pembelajaran berbasis UbD dapat diterapkan dengan merancang
modul yang dimulai dari tujuan pembelajaran akhir dan kemudian menyusun kegiatan serta
asesmen yang mendukung pencapaian tujuan tersebut. Misalnya, untuk pelajaran Bahasa
Indonesia, saya akan menyusun rencana pembelajaran yang diawali dengan pemahaman
konsep-konsep kunci, dilanjutkan dengan aktivitas eksplorasi praktis, dan diakhiri dengan
asesmen yang mengukur pemahaman mendalam peserta didik terhadap konsep tersebut.
PENERAPAN PRINSIP UNDERSTANDING BY DESIGN (UBD) DALAM MERANCANG
PEMBELAJARAN DAN ASESMEN BAHASA INDONESIA
I. PENGERTIAN
Understanding by Design (UbD) adalah sebuah kerangka kerja perancangan pembelajaran yang
dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe. UbD berfokus pada hasil belajar yang
mendalam dan bermakna dengan memulai dari tujuan akhir dan merancang pengalaman belajar
yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Konsep utama UbD melibatkan penetapan
pemahaman yang mendalam tentang materi pelajaran dan penerapan pengetahuan dalam
konteks yang relevan dan bermakna bagi peserta didik.
Dalam konteks pembelajaran Bahasa Indonesia, UbD membantu guru merancang pembelajaran
yang tidak hanya mengajarkan kosakata dan tata bahasa, tetapi juga mengembangkan
keterampilan literasi yang lebih kompleks seperti analisis teks, pemahaman mendalam, dan
aplikasi praktis bahasa dalam situasi nyata.
II. LANGKAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN DENGAN UBD
Perencanaan pembelajaran dengan pendekatan UbD melibatkan tiga tahap utama:
1. Identifikasi Tujuan Pembelajaran (Stage 1)
• Menentukan Tujuan Pembelajaran: Guru mengidentifikasi apa yang ingin dicapai peserta
didik pada akhir unit pembelajaran. Misalnya, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia,
tujuan dapat meliputi kemampuan peserta didik untuk menganalisis teks sastra, menulis
esai argumentatif, atau berbicara dengan lancar dan percaya diri.
• Menentukan Pemahaman Utama: Apa yang ingin peserta didik pahami dan terapkan dari
materi yang diajarkan? Misalnya, pemahaman tentang struktur teks naratif, gaya bahasa,
atau teknik penulisan yang efektif.
2. Merancang Evaluasi (Stage 2)
• Menyusun Kriteria Penilaian: Menentukan bagaimana peserta didik akan dinilai
berdasarkan tujuan pembelajaran. Ini termasuk menentukan jenis asesmen (formatif dan
sumatif) dan kriteria penilaian yang jelas.
• Mendesain Tugas dan Aktivitas: Membuat tugas dan aktivitas yang akan memungkinkan
peserta didik untuk menunjukkan pemahaman mereka. Misalnya, menulis kritik terhadap
teks sastra atau melakukan presentasi tentang tema dalam teks.
3. Merancang Pengalaman dan Pembelajaran (Stage 3)
• Merencanakan Aktivitas Pembelajaran: Merancang aktivitas yang mendukung peserta
didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ini termasuk perencanaan pelajaran yang
berfokus pada pengalaman belajar yang relevan dan menarik.
• Mengadaptasi Pembelajaran: Menyesuaikan strategi pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan individu peserta didik, termasuk perbedaan kemampuan dan gaya belajar.
III. KONSEP
Konsep utama dalam UbD adalah "backward design," yaitu merancang pembelajaran dengan
memulai dari hasil akhir yang diinginkan dan kemudian merencanakan langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencapainya. Dalam konteks Bahasa Indonesia, ini berarti:
• Fokus pada Pemahaman Kontekstual: Pembelajaran tidak hanya mencakup aspek
teknis bahasa, tetapi juga bagaimana bahasa digunakan dalam konteks sosial, budaya,
dan profesional.
• Pengembangan Keterampilan Literasi yang Mendalam: Memastikan peserta didik tidak
hanya memahami materi pelajaran tetapi juga dapat menerapkannya secara praktis dalam
berbagai situasi.
• Penggunaan Asesmen Autentik: Menggunakan asesmen yang mencerminkan cara
peserta didik akan menerapkan pengetahuan mereka dalam kehidupan nyata.
IV. MANFAAT BAGI GURU DAN PESERTA DIDIK
Manfaat bagi Guru:
1. Kejelasan Tujuan: Memberikan panduan yang jelas tentang apa yang harus dicapai dalam
pembelajaran, sehingga mempermudah perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
2. Desain yang Terstruktur: Memudahkan guru dalam merancang aktivitas dan tugas yang
relevan dengan tujuan pembelajaran.
3. Efektivitas Evaluasi: Menyediakan dasar untuk membuat kriteria penilaian yang lebih
terukur dan objektif.
Manfaat bagi Peserta Didik:
1. Pemahaman Mendalam: Peserta didik memperoleh pemahaman yang lebih dalam
tentang materi pelajaran, bukan hanya memorisasi informasi.
2. Keterampilan Aplikasi: Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan yang
dapat diterapkan dalam konteks nyata, seperti menulis esai atau berbicara di depan umum.
3. Motivasi dan Keterlibatan: Pembelajaran yang relevan dan bermakna dapat
meningkatkan motivasi peserta didik dan keterlibatan mereka dalam proses belajar.
Penerapan prinsip Understanding by Design (UbD) dalam merancang pembelajaran dan asesmen
untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia menawarkan pendekatan yang sistematis dan berorientasi
hasil. Dengan memulai dari tujuan akhir dan merancang aktivitas serta evaluasi yang mendukung
pencapaian tujuan tersebut, UbD membantu menciptakan pengalaman belajar yang lebih
bermakna dan efektif.
RANCANGAN PEMBELAJARAN
A. IDENTITAS
• Penyusun : WUNI WURIASIH, S.Pd
• Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
• Kelas : VII
• Alokasi Waktu : 80 menit
• Topik : Menganalisis struktur teks cerita fiksi
B. INFORMASI UMUM
I. KOMPETENSI AWAL:
• Peserta didik mampu membaca dan memahami teks fiksi sederhana.
• Peserta didik memahami unsur-unsur cerita seperti karakter, plot, dan setting.
II. PROFIL PELAJAR PANCASILA:
• Beriman, Bertakwa, dan Berakhlak Mulia: Peserta didik menunjukkan sikap menghargai
karya sastra sebagai bentuk ekspresi budaya.
• Mandiri: Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menganalisis struktur teks secara
mandiri.
• Bertanggung Jawab: Peserta didik mampu menyelesaikan tugas analisis dengan tepat
waktu dan baik.
III. SARANA DAN PRASARANA
• Buku teks Bahasa Indonesia
• Lembar kerja peserta didik (LKS)
• Papan tulis
• Proyektor dan layar (opsional)
• Kartu karakter dan plot cerita (opsional)
IV. MODEL PEMBELAJARAN:
Pendekatan Understanding by Design (UbD)
C. KOMPONEN INTI
I. TUJUAN PEMBELAJARAN:
• Kognitif: Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menjelaskan struktur teks cerita fiksi,
termasuk unsur-unsur seperti karakter, plot, dan setting.
• Afektif: Peserta didik menunjukkan minat dan apresiasi terhadap karya sastra.
• Psikomotor: Peserta didik dapat menyajikan hasil analisis teks secara lisan.
II. PEMBELAJARAN BERMAKNA:
Pembelajaran ini menghubungkan analisis teks cerita fiksi dengan pengalaman dan konteks nyata
peserta didik, memungkinkan mereka untuk lebih memahami bagaimana struktur cerita
memengaruhi pembaca dan bagaimana cerita tersebut mencerminkan nilai-nilai budaya.
III. ASESMEN PEMBELAJARAN
Menilai Ketercapaian Tujuan Pembelajaran:
• Jenis Asesmen:
o Formative: Observasi selama aktivitas diskusi, kuis singkat, dan diskusi kelompok.
o Sumatif: Penilaian akhir berupa tugas individu untuk menganalisis teks cerita fiksi
dan presentasi hasil analisis.
IV. PERTANYAAN PEMATIK:
• "Bagaimana struktur cerita dalam teks fiksi memengaruhi pemahaman dan pengalaman
membaca kita?"
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
I. KEGIATAN PENDAHULUAN (10 menit)
• Menyiapkan Kelas: Memastikan semua peserta didik siap dan memiliki bahan yang
diperlukan.
• Pengenalan Topik: Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan pentingnya memahami
struktur teks cerita fiksi.
• Motivasi: Diskusi singkat tentang teks cerita favorit peserta didik dan elemen apa yang
membuat cerita tersebut menarik.
II. KEGIATAN INTI (60 menit)
1. Eksplorasi (20 menit):
o Penjelasan Teori: Guru menjelaskan struktur teks cerita fiksi, termasuk unsur-unsur
seperti karakter, plot, setting, dan konflik.
o Contoh: Membaca bersama teks cerita fiksi singkat dan mengidentifikasi unsur-
unsur struktur cerita.
2. Praktik Mandiri (20 menit):
o Lembar Kerja: Peserta didik bekerja secara individu atau dalam kelompok kecil
untuk menganalisis teks cerita fiksi yang telah disediakan. Mereka harus
mengidentifikasi karakter, plot, dan setting dalam teks.
o Bimbingan: Guru berkeliling untuk memberikan bantuan jika diperlukan.
3. Diskusi dan Presentasi (20 menit):
o Diskusi: Peserta didik mendiskusikan hasil analisis mereka dalam kelompok dan
membagikannya dengan kelas.
o Presentasi: Beberapa peserta didik mempresentasikan analisis mereka di depan
kelas, menjelaskan struktur dan elemen penting dari teks yang dianalisis.
III. KEGIATAN PENUTUP (10 menit)
• Review: Guru merangkum kembali elemen-elemen struktur teks cerita fiksi dan
mengingatkan peserta didik tentang cara-cara menganalisis teks.
• Refleksi: Peserta didik melakukan refleksi singkat tentang apa yang telah mereka pelajari
dan bagaimana mereka dapat menerapkan analisis teks dalam membaca cerita fiksi di
masa depan.
E. ASESMEN
I. ASESMEN SUMATIF
• Tugas Individu: Analisis teks cerita fiksi yang diberikan sebagai tugas rumah. Peserta didik
diminta untuk mengidentifikasi dan menjelaskan struktur cerita secara tertulis.
• Kriteria Penilaian: Ketepatan dalam mengidentifikasi unsur cerita, kejelasan penjelasan,
dan kemampuan menyajikan analisis secara logis dan terstruktur.
II. ASESMEN FORMATIF
• Observasi Kelas: Pengamatan partisipasi peserta didik selama diskusi kelompok dan
presentasi.
• Kuis Singkat: Kuis atau pertanyaan cepat untuk mengevaluasi pemahaman peserta didik
tentang struktur teks cerita fiksi.
F. SUMBER BELAJAR
• Buku teks Bahasa Indonesia
• Artikel dan contoh teks cerita fiksi
• Lembar kerja peserta didik
• Proyektor dan layar (opsional)
DOKUMENTASI KEGIATAN
UMPAN BALIK KEPALA SEKOLAH DAN REKAN SEJAWAT
Umpan Balik dari Kepala Sekolah
Kepala Sekolah: Ratnawati Hasibuan, S.Pd.,MM.Pd
"Rancangan pembelajaran yang disusun sangat baik dan terstruktur dengan jelas. Penggunaan
pendekatan Understanding by Design (UbD) dalam menganalisis teks cerita fiksi menunjukkan
perencanaan yang matang dan fokus pada hasil belajar yang mendalam. Aktivitas yang melibatkan
diskusi kelompok dan presentasi individu akan memfasilitasi keterlibatan aktif peserta didik dan
membantu mereka memahami struktur teks secara lebih efektif. Saran saya adalah menambahkan
variasi dalam tugas analisis untuk memastikan semua peserta didik memiliki kesempatan yang
sama untuk terlibat. Secara keseluruhan, rancangan ini sangat mendukung pencapaian tujuan
pembelajaran dan penerapan Kurikulum Merdeka."
Umpan Balik dari Rekan Sejawat 1
Rekan Sejawat 1: Metha Umaya, S.Pd.,gr
"Saya sangat mengapresiasi rancangan pembelajaran ini, terutama bagaimana Anda
mengintegrasikan prinsip UbD dalam setiap langkah. Kegiatan pendahuluan yang memotivasi
peserta didik dengan diskusi singkat tentang teks cerita favorit mereka adalah cara yang bagus
untuk menarik perhatian mereka sejak awal. Kegiatan inti yang melibatkan analisis teks dan diskusi
kelompok juga sangat efektif dalam mengembangkan keterampilan peserta didik. Mungkin Anda
bisa mempertimbangkan untuk menambahkan beberapa contoh teks yang lebih bervariasi untuk
memastikan semua peserta didik dapat menemukan teks yang sesuai dengan minat mereka."
REFLEKSI
Setelah melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design (UbD)
pada topik menganalisis struktur teks cerita fiksi, saya merasa bahwa rancangan ini berhasil
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Kegiatan pendahuluan yang melibatkan
diskusi tentang teks cerita favorit peserta didik efektif dalam membangkitkan minat dan keterlibatan
mereka. Dengan mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman pribadi peserta didik, mereka
menjadi lebih termotivasi dan terhubung dengan topik yang dipelajari.
Kegiatan inti, yang melibatkan eksplorasi struktur teks, analisis mandiri, dan diskusi
kelompok, juga berjalan dengan baik. Peserta didik menunjukkan kemampuan yang meningkat
dalam mengidentifikasi unsur-unsur penting dalam teks cerita fiksi, seperti karakter, plot, dan
setting. Keterlibatan mereka dalam diskusi kelompok dan presentasi individu memperlihatkan
kemajuan yang signifikan dalam pemahaman dan kemampuan komunikasi mereka. Aktivitas ini
memfasilitasi diskusi yang mendalam dan memungkinkan peserta didik untuk belajar dari
perspektif teman-teman mereka.
Namun, terdapat beberapa area yang masih memerlukan perhatian dan pengembangan
lebih lanjut. Pertama, dalam hal asesmen, meskipun penilaian formatif dan sumatif telah dirancang
dengan baik, kriteria penilaian untuk tugas akhir dapat lebih diperjelas. Ini akan membantu peserta
didik memahami dengan lebih jelas apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana mereka
dapat mencapai hasil yang optimal. Selain itu, ada potensi untuk memperluas variasi teks yang
digunakan dalam analisis, sehingga semua peserta didik dapat terlibat dengan materi yang sesuai
dengan minat dan tingkat kemampuan mereka.
Rencana Pengembangan:
1. Integrasi Teknologi: Saya juga ingin mengeksplorasi penggunaan teknologi untuk
mendukung pembelajaran, seperti menggunakan perangkat lunak analisis teks atau
platform online untuk diskusi dan kolaborasi. Teknologi ini dapat menyediakan alat
tambahan untuk menganalisis dan berbagi pemahaman tentang teks.
2. Pelatihan Profesional: Untuk lebih meningkatkan keterampilan dalam menerapkan
pendekatan UbD, saya berencana untuk mengikuti pelatihan atau workshop tentang
strategi pengajaran berbasis UbD dan Kurikulum Merdeka. Pelatihan ini akan memberikan
wawasan baru dan teknik yang dapat diterapkan dalam merancang pembelajaran yang
lebih efektif.
Secara keseluruhan, pembelajaran ini memberikan pengalaman yang berharga dalam penerapan
pendekatan UbD dan Kurikulum Merdeka. Dengan terus mengembangkan dan memperbaiki
strategi pengajaran, saya berharap dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan memberikan
pengalaman belajar yang lebih baik bagi peserta didik.
PENUTUP
Rancangan pembelajaran yang menggunakan pendekatan Understanding by Design (UbD)
untuk menganalisis struktur teks cerita fiksi ini telah memberikan wawasan berharga tentang
bagaimana merancang dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna dan terarah. Dengan
memulai dari tujuan akhir yang jelas, kita dapat merancang aktivitas dan asesmen yang tidak
hanya memenuhi standar kurikulum, tetapi juga memastikan bahwa peserta didik mendapatkan
pemahaman yang mendalam dan aplikatif.
Melalui kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, peserta didik telah diberikan kesempatan
untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, mengidentifikasi unsur-unsur penting dalam teks
cerita fiksi, dan mendiskusikan pemahaman mereka dengan teman-teman mereka. Keberhasilan
pembelajaran ini menunjukkan efektivitas pendekatan UbD dalam menciptakan pengalaman
belajar yang terstruktur dan berorientasi hasil.
Namun, seperti yang telah diidentifikasi dalam refleksi, masih terdapat ruang untuk
pengembangan lebih lanjut, termasuk dalam hal, peningkatan variasi teks, dan integrasi teknologi.
Dengan melakukan perbaikan ini, kita dapat lebih lanjut meningkatkan kualitas pembelajaran dan
memastikan bahwa setiap peserta didik mendapatkan pengalaman yang sesuai dengan
kebutuhan dan minat mereka.
Pengembangan berkelanjutan dalam strategi pengajaran dan penerapan prinsip UbD akan
terus menjadi fokus dalam usaha meningkatkan efektivitas pembelajaran. Melalui refleksi dan
umpan balik, serta komitmen untuk belajar dan berkembang, kita dapat terus memberikan
pendidikan yang berkualitas dan mendukung pencapaian hasil belajar yang optimal bagi peserta
didik.
Sebagai penutup, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan umpan balik berharga dalam proses perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran ini. Semoga usaha kita dalam menciptakan pengalaman belajar yang bermakna
dapat terus memotivasi dan menginspirasi peserta didik untuk mencapai potensi penuh mereka.